Anda di halaman 1dari 15

INTEGRAL LIPAT DUA

A. Konsep Dasar
 Integral lipat dua adalah proses anti turunan untuk fungsi dua variabel
Contoh : f ( x , y ) =e xy +2 y +2 x
B. Jumlah Rieman integral lipat dua
 Jika jumlah rieman dari fungsi satu variabel didefinisikan sebagai luas pesegi panjang yang
ada dibawah kurva. Akan tetapi, untuk integral lipat dua didefinisikan sebagai volume
balok dibawah permukaan kurva.

Langkah mudah untuk menghitung jumlah rieman integral lipat dua

 Partisi daerah tertutup R di bidang xy menjadi persegi panjang - persegi panjang kecil,
nyatakan luas dari persegi panjang – persegi panjang ini sebagai

ΔA 1 , ΔA 2 , ΔA 3 ,...ΔA n
 Pilih titik sembarang dalam persegi panjang – persegi panjang tersebut, katakan
¿ ¿ ¿ ¿ ¿ ¿
(x1 , y1 ),(x 2 , y 2 ),...,(x n , y n )
 Tentukan jumlah Riemann
n
∑ f ( x¿k , x¿k ) ΔA k
k =1
 Untuk n→ ∞ , maka nilai limit jumlah riemann di atas sama dengan nilai integralnya.
∬ f ( x , y ) dA= lim ∑ f ( x¿k , y ¿k ) ΔA k
n

R n→+∞ k =1
C. Integral lipat dua di daerah asal persegi
 Misalkan f suatu fungsi dua variabel yang terdefinisi pada suatu persegi panjang
tertutup R yang didefinisikan dengan pertidaksamaan a<x <b dan c < y <d maka
d b b d

∬ f ( x , y )dA=∫∫ f ( x , y )dxdy=∫∫ f ( x , y )dydx


R c a a c
D. Integrak lipat dua di daerah bukan persegi
 Jika R adalah daerah tipe I (gambar (i)) dimana f(x,y) kontinu, maka
b g2 (x )

∬ f ( x , y ) dA=∫ ∫ f ( x , y )dydx
a g ( x)
1

 Jika R adalah daerah tipe II (gambar (ii))dimana f(x,y) kontinu, maka


d h2( y)

∬ f ( x , y )dA=∫ ∫ f ( x , y )dxdy
c h ( y)
1

y y

y = g2(x) c

x = h1(y) x = h2(y)

y = g1(x) d
x x
a (i) b (ii)

E. Volume benda pejal


 Integral lipat dua dapat di artikan sebagai perhitungan untuk volume benda pejal. Volume
benda pejal dapar dinyatakan
b
V =∫ A ( x ) dx
a
dimana A(x) luas daerah melintang pada titik tetap x.
 Daerah melintang ini diperpanjang dari g1(x) ke g2(x) sepanjang sumbu Y. sehingga A(x)
menjadi
g 2(x)

∫ f ( x, y)dy
g 1(x)
dengan mensubstitusikannya, diperoleh
b g2( x)
∫∫ f ( x , y ) dx dy
a g1( x)

INTEGRAL LIPAT TIGA


A. Definisi
 Tinjau fungsi f tiga variabel yang didefiniikan atas daerah berbentuk balok B dengan sisi-
sisi sejajar sumbu-sumbu koordinat. Kita tidak dapat menggambar fungsi f (4 dimensi)
tetapi kita dapat memotret bentuk balok B.

 Partisi balok B menjadi n bagian; B1, B2, ... , Bk, ... , Bn Definisikan ‖Δ‖ = diagonal
terpanjang dari Bk

 Ambil
( x̄ k , ȳ k , z̄ k )∈B k
n
∑ f ( x̄ k , ȳ k , z̄ k ) ΔV k
 Bentuk jumlah Riemann k =1
n
lim ∑ f ( x̄ k , ȳ k , z̄ k ) ΔV k
 Jika ‖Δ‖→0 diperoleh limit jumlah Riemann ‖Δ‖→0 k=1 Jika limit ada,
maka fungsi w=f(x,y,z) terintegralkan Riemann pada balok B, ditulis
n
∭ f ( x , y , z )dV = lim ‖Δ‖→0 k=1
∑ f ( x̄ k , ȳ k , z̄ k ) ΔV k
B

y
x

B. Integral lipat tiga pada daerah balok


Theorema
∭ f ( x , y , z )dV =∭ f ( x , y , z)dx dy dz
B B
Misal G suatu kotak persegi panjang yang didefinisikan dengan pertidaksamaan
a ≤ x ≤ b, c ≤ y ≤ d, k ≤ z ≤ l
jika f(x,y,z) kontinu atas daerah G, maka
b d l

∭ f ( x, y ,z )dV =∫∫∫ f ( x , y, z) dz dy dx
G a c k
b d l b l d l d b

∫∫∫ f ( x, y ,z ) dz dy dx=∫∫∫ f ( x , y , z)dydzdx=∫∫∫ f ( x, y ,z ) dx dy dz


a c k a k c k c a
C. Integral lipat tiga pada daerah sembarang
a. Proyeksi bidang xy

Misal G suatu benda padat yang dibatasi batas atas oleh permukaan z=g2(x,y) dan batas bawah
z=g1(x,y) , dan misal R adalah proyeksi G pada bidang xy. Jika f(x,y,z) kontinu pada G, maka
f ( x , y , z ) dz
g2(x)

∫ ¿ dA
g1(x)
¿
¿
f ( x , y , z ) dV =¿ ∬ ¿
∭¿
b. Proyeksi bidang xz
Jika benda padat G dibatasi dari kiri dan kanan oleh permukaan y=g1(x,z) dan y=g2(x,z) dan
dibatasi oleh silinder yang sejajar sumbu y, maka

[ ]
g (x ,z)
2

∭ f ( x , y , z )dV =∬ ∫ f ( x , y , z)dy dA
G R g 1( x , z )

c. Proyeksi bidang yz
Jika benda padat G dibatasi dari belakang dan depan oleh permukaan x=g1(y,z) dan x=g2(y,z)
dan dibatasi oleh silinder yang sejajar sumbu x, maka
[ ]
g ( y, z )
2

∭ f ( x , y , z )dV =∬ ∫ f ( x , y , z)dx dA
G R g 1( y , z )

Dari ketiga jenis proyeksi di atas, selanjutnya daerah R dipandang sebagai tipe I atau tipe II.
D. Sifat Integral lipat tiga

∭ cf (x , y , z)dV =c ∭ f ( x, y , z )dV
G G

∭ [ f ( x , y , z )+g ( x , y , z)]dV =∭ f ( x , y , z)dV + ∭ g( x , y , z)dV


G G G

∭ [ f ( x, y , z )−g( x , y , z)]dV =∭ f ( x , y, z)dV − ∭ g( x , y , z)dV


G G G

 Jika terdapat daerah yang merupakan gabungan dari daerah-daerah lain maka

∭ f ( x , y , z )dV =∭ f ( x , y , z )dV +∭ g( x , y , z )dV +.. .+∭ g ( x , y , z )dV


G G1 G2 Gn

KOORDINAT KARTESIUS, POLAR, TABUNG, DAN BOLA

A. Koordinat Kartesius

 Sistem Koordinat 2 Dimensi

Sistem koordinat kartesian dua dimensi merupakan sistem koordinat yang terdiri dari dua sumbu
yang saling tegak lurus, biasanya sumbu X dan Y

 Sistem Koordinat 3 Dimensi

Sistem Koordinat Kartesian 3 Dimensi, pada prinsipnya sama dengan sistem koordinat kartesian 2
dimensi, hanya menambahkan satu sumbu lagi yaitu sumbu Z, yang ketiganya saling tegak lurus
y
y

B. Koordinat Polar
x

Dalam koordinat polar, koordinat suatu titik didefinisikan fungsi dari arah dan jarak dari titik
ikatnya.
(r , )

Sumbu polar

a. Sifat koordinat polar


jika r < 0, maka P berada di posisi yang berlawanan arah.
 r: koordinat radial
 : koordinat sudut
 Setiap titik mempunyai lebih dari satu representasi dalam koordinat polar
(r, ) = (- r,  + n ), untuk n bil. bulat ganjil
= ( r,  + n ), untuk n bil. Bulat genap
Contoh
Nyatakan koordinat polar berikut ke dalam
bentuk koordinat kartesius.
(2, /3), (-2, 4/3), (2, 7/3), (-2, -2/3).
b. Hubungan antara koordinat polar dan kartesius
 x=rcosθ
 y=rsinθ
 2 2
r =x + y
2

y
 tanθ=
x
Catatan
Jika x>0 maka berada di kuadran 1 dan 4, sehingga
−1 y
θ=tan
x
Jika x<0 maka berada di kuadran 2 dan 3 , sehingga
y
θ=π + tan−1
x
C. Koordinat silinder

r
y
Hubungan koordinat silindris dan kartesius

 x=rcosθ
 y=rsinθ
 z=z
 r= √ x 2 + y 2
y
 tanθ=
x
z

D. Koordinat Bola

y
x
y

z
Hubungan antara koordinat bola dan kartesius
x

 x=ρ sin φ cos θ


 y=ρ sinφsin θ
 z=ρ cos φ
 ρ= √ x 2 + y 2+ z2
y
 tanθ=
x
z
 cosφ= 2 2 2
√x + y +z

TRANSFORMASI KOORDINAT & PERUBAHAN VARIABEL PADA INTEGRAL


LIPAT
a. Transformasi koordinat
 Dalam menyelesaikan integral lipat atas suatu daerah R, dapat diselesaikan dengan menggunakan
koordinat lain selain dengan menggunakan koordinat persegi panjang xy.
 Transformasi dari satu koordinat persegi panjang ke sistem koordinat lainnya.
 Tinjau suatu fungsi G, Fungsi G adalah fungsi bernilai vektor dengan masukan vektor. Fungsi
demikian ini disebut tansformasi dari R2 ke R2. Pasangan terurut (x,y)=G(u,v) disebut peta/
bayangan dari (u,v) di bawah transformasi G, dan (u,v) disebut prapeta dari (x,y).
 Peta himpunan S di bidang-uv adalah sama dengan himpunan titik (x,y) di bidang-xy yang
memenuhi (x,y)=G(u,v), dengan u,v berada di S.

G-1

b. Rumus penggantian variabel


∬ f ( x , y ) dx dy
1. Untuk integral lipat dua R , prosedurnya serupa. Kita harus memperhitungkan
a. Integran f ( x , y )
b. Diferensial dx dan dy
c. Limit integrasi.

Teorama dari perhitungan untuk integral lipat dua adalah sebagai berikut

 Misalkan G adalah transformasi satu-satu dari R2 ke R2 yang memetakan daerah terabatas S


di bidang uv ke dalam daerah terbatas R di bidang xy. Jika G berbentuk
G (u , v )=(x ( u , v ) , y ( u , v ) ) . maka

∬ f ( x , y ) dx dy ❑

∬ f ( x ( u , v ) , y ( u , v ) )|J (u , v )|du dv
R =
S

 Dengan J(u,v) disebut Jacobian, adalah sama dengan determinan

∂x ∂x
∂( x , y) ∂u ∂v |= ∂ x ∂ y − ∂ y ∂ x
=|
∂(u,v ) ∂ y ∂ y ∂u ∂ v ∂u ∂ v
∂u ∂v
 Dimana,
∂( x , y) ∂(u ,v)
∗ =1
∂(u,v ) ∂(x , y)
2. Rumus penggantian untuk integral lipat tiga
 Misalkan G adalah transformasi satu-satu dari R3 ke R3 yang memetakan daerah terabatas S
di bidang uvw ke dalam daerah terbatas R di bidang xyz. Jika G berbentuk
G (u , v )=(x ( u , v , w ) , y ( u , v , w ) , z (u , v , w)) . maka
∭ f ( x , y , z ) dx dy dz =∭ f ( x (u,v,w ),y (u,v,w ),z (u,v,w )).|J (u,v,w )||dudvdw
R S
 Dengan J(u,v,w) adalah determinan

| |
dx dx dx
du dv dw
|J (u , v , w)|= dy dy dy
du dv dw
dz dz dz
du dv dw

PERSAMAAN DIFFERENSIAL
 Suatu persamaan yang mengandung satu atau beberapa turunan dari suatu fungsi yang tidak
diketahui.
 Bentuk persamaan differensial (persamaan differensial biasa berorde n)

F(x, y, y´, y(2), … , y(n)) = 0

 y(k) adalah turunan y terhadap x yang ke k Persamaan differensial di atas disebut persamaan
differensial biasa orde n.
 f(x) dikatakan penyelesaian atau solusi persamaan differensial apabila f(x) disubstitusikan untuk
y dalam persamaan differensial, persamaan yang dihasilkan merupakan suatu kesamaan untuk
semua x dalam suatu interval.
A. Menyelesaikan PD metode pemisahan variable
 Bentuk PD yang sederhana adalah
M(x) + N(y) y´ = 0
M(x) + N(y) dy/dx = 0
untuk M, N fungsi kontinu.
 Apabila f(x) solusi dari PD diatas maka,
 M(x) + N(f(x)) f´(x) = 0 apabila f ´(x) kontinu
∫ M ( x)dx + ∫ N (f (x )) f ' (x ) dx = C
∫ M ( x)dx + ∫ N ( y) dy = C
B. Persamaan Differensial Linier berorde 1
 Definisi
Persamaan Differensial Linier berorde 1 adalah suatu persamaan yang mempunyai bentuk
y´ + P(x) y = Q(x) , untuk P dan Q suatu fungsi kontinu. Dari definisi diatas saat
Q(x)=0 untuk setiap x, maka y´+ P(x) y = 0 sehingga dapat ditulis
1 dy
=−P( x) atau
y dx
1
dy =−P ( x) dx dengan y≠0
y
dengan mengintegralkan kedua ruasnya diperoleh

ln |y| = − ∫ P( x)dx + ln |C|


ln |y| − ln |C| = − ∫ P( x)dx
y
ln | |= − ∫ P (x )dx
C
y −∫ P (x) dx
=e
C
ye∫
P( x) dx
=C
D x[ y e
∫ P(x) dx ] ∫ P(x) dx ∫ P( x) dx
= y' e +P(x ) y e
= e∫ [ y '+P(x )y ]
P(x) dx

Jika pada ruas kanan y´+P(x)y=Q(x) maka persamaan menjadi

[
Dx y e
∫ P(x) dx ]
= Q(x) e
∫ P( x) dx
dengan mengintegralkan kedua ruasnya maka solusi implisit dari persamaan differensial
linier orde 1 dari definisi diatas adalah:
∫ P(x) dx ∫ P(x ) dx
ye = ∫ Q( x ) e dx +K
 Teorema
Persamaan Differensial Linier berorde 1 y´+P(x)y=Q(x) dapat ditransformasi ke dalam
persamaan differensial terpisah dengan mengalikan kedua sisinya dengan faktor integral
e∫
P(x) dx

 Definisi
(n) ( n−1 )
Persamaan differensial linier orde n: y +f 1 ( x ) y + . .. +f n−1 ( x ) y '+f n ( x ) y=k (x ) untuk
fungsi f1, f2, … , fn dan adalah fungsi satu variabel yang mempunyai domain yang sama.
Jika k(x)=0 untuk setiap x, maka persamaan homogen.
Jika k(x)≠0 untuk sebarang x, persamaan nonhomogen.

CONTOH SOAL

INTEGRAL LIPAT DUA : PUSAT MASSA


1. Tentukan sentroid benda padat pada luas bidang yang dibatasi oleh daerah parabola
2
y=6 x−x dan y=x
Jawab
 Langkah pertama gambarkan daerah asal benda padat tersebut

(5,5)

Dengan menggunakan tipe 1 kita akan mencari luas permukaan daerah asal benda tersebut

Dengan menggunakan tipe 1 batas-batasnya 0< x <5 dan x< y< 6 x−x 2
2
❑ 5 6 x− x 5
2 125
 A=∬ dA=∫ ∫ dydx=∫ ( 5 x−x ) dx=
R 0 x 0
6

Sekarang kita cari pusat massa terhadap sumbu y


2
5 6 x− x 5
625
xdA=¿∫ ∫ xdydx =∫ ( 8 x2 −4 x 3 ) dx=
12
 0 x 0

M y =∬ ¿
R

Sekarang kita cari pusat massa terhadap sumbu x


2
5 6 x− x 5
1
( 6 x−x 2) −x 2 dx= 625
2
xdA=¿∫ ∫ ydydx = ∫
2 0 6
 0 x

M x =∬ ¿
R

Dari hasil dihatas kita dapat menentukan koordinat titik sentroid benda padatnya
625
M y 12 5
 x́= = = =2.5
A 125 2
6
625
6
 M 125
ý= x = =5
A 6
 Jadi titik pusat massanya (sentroid) berada di titik (2.5, 5)
INTEGRAL LIPAT TIGA (PUSAT MASSA)

X+Y+Z=4

Y=1
x=1

2. Carilah pusat massa benda pejal diatas


Jawab
 Pertama kita tentukan batas-batas nya. Di sini mr bim dan mr bels mengambil bidang-xy
dengan acuanya

X

x=1

Z
Z=4-X-Y
Y=1
y

Batas-batas nya adalah sebagai berikut

 0< z <4−x − y
 0< y <1
 0< x <1
Setelah itu kita akan mencari volumenya
❑ ❑

 V =∭ dV =∭ dzdydx
R R

1 1 4 −x− y 1 1 1 1 1
V =∫ ∫
0 0

0
dzdydx =∫ ∫ [ z ]4−
0 0
0
x− y
=∫ ∫ ( 4−x− y ) dydx=∫
0 0 0
( 72 −x) dx
1 1
x2
V =∫
0
( ) (
7
2
7
−x dx= x−
2 2 0
=3 )
Setelah itu kita akan mencari pusat massa terhadap sumbu xy
❑ 1 1 4 −x− y 1 1 1 1 2
1 2 4 −x− y ( 4−x− y )
 M xy =∭ zdV =∫ ∫ ∫ zdzdydx=∫ ∫ [ z ] dydx=∫∫ dydx =
R 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2
1

∫ 37
6 2
1 2 7
+ x − x=
2
55
12
0

1 1 4−x− y 1 1 1 1
5 x 17
ydV =∫∫ ∫ ydzdydx =¿ ∫ [ yz ]4−x−
0
y
dydx=∫ ∫ 4 y−xy − y 2 dydx =¿∫ − dx=
3 2 12
0 0 0 0 0 0 0
 ❑ 1
M xz=∭ ¿ ∫¿
R 0

1 1 1
17
∫ [xz ] 4−x− y
0 dydx=∫ ∫ 4 x−x 2−xy dydx=¿
12
0 0 0
1 1 4− x− y 1
 xdV =∫ ∫ ∫ xdzdydx=¿ ∫ ¿
0 0 0 0

M yz =∭ ¿
R

Maka titik pusat massa di bidang 3 dimensi adalah

55
 Z= M XY 12 55
= =
V 3 36
17
 X= M YZ 12 17
= =
V 3 36
17
 Y= M XZ 12 17
= =
V 3 36
17 17 55
Maka titik pusat massa nya adalah ( , , )
36 36 36

INTEGRAL KOORDINAT POLAR, TABUNG, DAN BOLA

3. Hitunglah integral lipat 3


1
∭ dz . dy . dx
V √ 9−x − y −z 2 2 2

Jika V adalah benda dibatasi oleh bola x 2+ y 2 + z 2=9 di atas bidang z=0
Sketsa gambar
π
❑ 2π 2 3
 1 1
∭ =∫ ∫ ∫ r 2 sin φdrdφdθ
V √ 9−x − y −z θ=0 φ=0 r =0 √ 9−x
2 2 2 2

π
❑ 2π 2
 1 9
∭ =∫ ∫ 4
πsinφdφdθ
V
π
√ 9−x − y −z
2 2 2
θ=0 φ=0

2π 2 2π
 9 9 9
∫∫ 4
πsinφdφdθ= π ∫ [−cosφ]π0 / 2 dθ= π 2
4 θ=0 2
θ=0 φ=0

PERSAMAAN DIFFERENSIAL

4. Tentukan solusi umum persamaan diferensial y ’’−4y = 2sinh 2x + x


Jawab
Pertama kita tentukan identitas dari sinh2x
 sinh 2 x=
e 2 x −e−2 x
2
Persamaan karakteristik yang sesuai adalah : r2 −4 =0 . sehingga didapat r = ±2 . Dengan
demikian solusi homogennya adalah
2x −2 x
 y h=c1 e + c 2 e
Untuk y p dipilih y p= Ax e 2 x + Bx e−2 x +Cx + D sehingga akan diperoleh
2x 2x −2 x −2 x
 y p '= A e +2 Ax e + B e −2 Bx e +C (Persamaan 1)
'' 2x 2x 2x −2 x −2 x −2 x 2x 2x −2 x −2 X
 y p=2 A e +2 A e + 4 Ax e −2 B e −2 B e + 4 Bx e =4 A e + 4 Ax e −4 B e +4 Bx e
(Persamaan 2)
Subtitusi persamaan 1 dan 2 ke PD y ’’−4y = 2sinh 2x + x
 ( 4 A e2 x + 4 Ax e 2 x −4 B e−2 x +4 Bx e−2 x ) −4 ( Ax e2 x + Bx e−2 x +Cx+ D ) =e 2 x −e−2 x + x
 4 A e2 x −4 B e−2 x −4 Cx−4 D=e2 x −e−2 x + x
Dengan membandingkan koefisien suku suku yang sejenis pada kedua ruas diperoleh
1 1 1
(
( A , B , C , D )= , ,− , 0
4 4 4 )
Teman-teman akhirnya kita peroleh solusi nonhomogennya yaitu
1 2 x 1 −2 x 1
 y p= x e + x e − x
4 4 4
Jadi, solusi PD di atas adalah
1 1 1
y= y p + y h = x e 2 x + x e−2 x − x +c 1 e 2 x +c 2 e−2 x
4 4 4
INTEGRAL LIPAT DUA DAERAH PERSEGI
2 1

 Hitunglah nilai dari ∫∫ ⟦ x2 ⟧| y 3| dy dx


0 −1
Jawab:
2 1

 ∫ ⟦ x ⟧ ∫| y 3| dydx
2

0 −1
Kita tentukan interval | y 3|
3
o y =0
o y=0

Maka batas y menjadi dari −1< y < 0 dan 0< y <1

| y 3|dy
1

∫ ¿ dx
−1
 ¿
⟦ x2⟧ ¿
2

∫¿
−2

1
−y 3 dy +∫ y 3 dy
0
0

∫ ¿ dx
 −1
¿
⟦ x2 ⟧ ¿
2

∫¿
−2

2 2 2
1 1 1 2 1
 ∫ ⟦ x2⟧
−2
( 4 4 −2
)2 2 −2
2
+ dx=∫ ⟦ x ⟧ dx= ∫ ⟦ x ⟧ dx

Untuk menghitung ⟦ x ⟧ dibutuhkan sifat dari fungsi floor yaitu ⟦ f ( x )⟧ =m adalah


m<f(x)<m+1

Interval x Interval x 2 Nilai f(x)


0< x <1 2
0< x <1 0
1< x< √ 2 2
1< x <2 1
 Jadi integral dapat diubah menjadi bentuk berikut
√2

(∫ )
1
1 1
 0 dx +∫ 1 dx = ( √ 2−1)
2 0 1
2

LATIHAN SOAL SIMULASI UAS


1. Hitunglah nilai dari
ln 3 1
2

a. ∫ ∫ xy e x y dydx
0 0
π 3

b. ∫∫ y cos2 x dy dx
0 0
2 1

c. ∫ ∫|x 2 y 3|dy dx
−2 −1
4 1

d. ∫∫ ⟦ x2 ⟧| y 3| dy dx
0 −1

24 24− x 24−x− y
y+ z
2. Hitunglah nilai dari
x
∫∫ ∫
dzdydx !
4 0 0
3. Koordinat titik pusat massa benda pejal homogen yang memiliki kondisi di atas dibatasi oleh
2 2 2 2
z=12−2 x −2 y dan di bawah oleh z=x + y adalah…
4. Dengan mengasumsikan bumi berupa bola dengan jari-jari 3960 mil, carilah jarak lingkaran-
besar dari paris (bujur timur 2,2o , lintang utara 48,4o) ke kalkuta (bujur timur 88,2o, lintang
utara 22,3o)! (Hint : 2,2o =0,0384 radian ; 41,6o = 0,7261 radian; 88,2o= 1,5394 radian; 67,7o
=1,1816 radian; arccos 0,3266= 1,2381; cos 2,2o=0,999; sin 2,2o =0,0383; sin 41,6o =0,664;
cos 88,2=0,0314 ; sin 88,2= 0,999 ; dan sin 67,7=0,925)!

5. Hitunglah ∬ cos ( x− y ) sin ( x+ y ) dA , dengan daerah R adalah segitiga dengan titik-titik


R

sudut (0,0), ( π ,−π ¿ , dan( π , π ) . Serta gambarkan daerahnya!


6. Selesaikan permasalahan tentang persamaan differensial dibawah ini!
dy
a. x + y=sec x
dx
3
b. xdy− ydx=2 x dx
c. x 2 y 2 dy=( 1−x y 3 ) dx
d. dy=( 3 y + e2 x ) dx
d2 y dy
e. 2
+ 4 + 3 y =6 x+ 23
dx dx
2
d y
f. − y=cos 2 x−2sin 2 x
d x2
KUNCI JAWABAN

1. –
1
a. 1− ln 3
2

b.
4
c. 8/3
1
d. ( 5− √3−√2 )
2
2. 1927.54
16
3. (0,0, )
3
4. 4903 mil
−1
5. π
2
6. –
a. ysinx=x+C
b. y=x 3 +Cx


2
3 3 x +C
c. y= 3
2x
d. y=( C e x −1 ) e 2 x
e. y=C 1 e− x +C 2 e−3 x +2 x+ 5
−x −x 1 2
f. y=C 1 e +C 2 e − cos 2 x+ sin 2 x
5 5

SEMANGAT

TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN, HANYA PIKIRAN YANG MEMBATASI

Anda mungkin juga menyukai