Anda di halaman 1dari 21

BAB 2

INTEGRAL LIPAT

2.1 Integral Lipat Dua


b

Pada integral tertentu ∫a f (x )dx


, integrannya merupakan suatu fungsi f (x , y) yang
terdefinisi untuk semua x di dalam interval a≤x≤b pada sumbu x. Pada integral lipat dua,
integrannya adalah fungsi f (x , y) yang terdefinisi pada semua ( x, y ) di dalam daerah R
yang terbatas dan tertutup pada bidang ( x, y ) seperti pada Gambar 2.1.
y

RR

x
Gambar 2.1. Penyekatan Daerah R

Luas wilayah (daerah) R dilambangkan dengan


∬ f ( x , y )dxdy ∬ f ( x , y )dA
R atau R (2.1)

Sifat-sifat Integral Lipat Dua.


Misalkan f dan g adalah fungsi dari x dan y, terdefinisi dan kontinu di dalam daerah R,
maka

∬ kfdxdy=k ∬ fdxdy
1. R R , ( k = konstanta)
∬ (f +g )dxdy=∬ fdxdy+∬ gdxdy
2. R R R

∬ fdxdy=∬ fdxdy+∬ fdxdy


3. R R1 R2
. Seperti Gambar 4.2.
R2
R1 R=R 1 + R2

Gambar 2.2. Gambar Ilustrasi Sifat ke-3 dari Sifat-sifat Integral Lipat Dua.
2.2 Perhitungan Integral Lipat Dua

Integral lipat dua di atas wilayah R dapat dihitung melalui dua pengintegralan berturut-
turut sebagai berikut. Misalkan R di cakup oleh pertidaksamaan
a≤x≤b ,
g( x )≤ y ≤h( x )
(Gambar 2.2(a)), sehingga y=g( x ) dan y=h (x ) mempresentasikan batas daerah R, maka
b h( x)

R
[
∬ f ( x , y )dxdy=∫ ∫ f (x , y )dy dx .
a g( x)
] (2.2)
Jika R di cakup oleh pertidaksamaan yang berbentuk
c≤ y≤d , p( y )≤x ≤q( y )
(Gambar 2.2(b)), maka

d q( y )

∬ f ( x , y )dxdy=∫ ∫
R
[
c p( y)
]
f ( x , y )dx dy .
(2.3)

y y

d
h(x)
p(y) q(y)
g(x)
c

a b x x

(a). (b).

Gambar 2.2. Perhitungan Integral Lipat Dua

2.3 Penerapan Integral Lipat Dua

1. Luas A suatu daerah R pada bidang-xy diberikan oleh integral lipat dua
A=∬ dxdy
R (2.4)
2. Volume V di bawah permukaan z=f ( x , y ) (  0) di atas daerah R pada bidang-xy
V =∬ f ( x , y )dxdy
R (2.5)
3. Jika f(x,y) menyatakan kerapatan (massa per satuan luas) suatu distribusi massa pada
bidang-xy, massa total M di dalam R adalah
M=∬ f ( x , y )dxdy
R (2.6)
4. Pusat gravitasi massa tersebut di dalam R mempunyai koordinat ( x̄, ȳ) , dengan
1 1
x̄= ∬ xf ( x , y )dxdy ȳ= ∬ yf ( x , y )dxdy
M R dan
M R (2.7)
5. Momen Inersia
I x dan I y massa tersebut di dalam R di sekitar sumbu-x dan sumbu-y
masing-masing adalah
I x =∬ y 2 f ( x , y )dxdy I y=∬ x 2 f ( x , y )dxdy
R dan R (2.8)
6. Momen Inersia Kutub
I 0 massa tersebut disekitar titik asal adalah
I 0=I x + I y =∬ ( x 2 + y 2 )f (x , y )dxdy
R (2.9)
7. Jika f dan turunan parsial pertama adalah kontinu pada daerah tertutup R di bidang –xy,
maka luas permukaan z=f ( x , y ) di atas R adalah
∬ dS=∬ √ 1+[ f x ( x , y)]2+ [ f y ( x, y )]2 dA
luas permukaan = R R (2.10)
3 5
I=∫ ∫ ( x +2 y )dxdy .
Contoh 1. Hitunglah 2 1
5

∫ (x +2 y )dx=( 12 x 2+ 2 yx )|51
Penyelesaian. 1 =12 + 8y. Sehingga,
3
I =∫ (12+8 y )dy=[(12 y + 4 y 2 )|32 ]
2 =32
3
1 x
I=∫ ∫ ( x 2 + y 2 )dydx .
0 x2
Contoh 2. Hitunglah
3
x

∫ ( x 2+ y 2 ) dy =( x 2 y+ 13 y 3 )|xx =( x5 + 13 x 9 )−( x 4 + 13 x6 ).
3
2

Penyelesaian. x2 Sehingga
1
1 1 1 1 1 1 1
I =∫ ( x 5 + x 9 −x 4 − x 6 )dx=( x 6 + x 10− x5 − x 7 )|10 =− .
0 3 3 6 30 5 21 21
π /2 cosθ
I= ∫ ∫ ρ2 sin θ dρ dθ
Contoh 3. Hitunglah 0 0 .
cosθ
1 π 1
∫ ρ2 sin θ dρ= ρ3 sin θ|cos
0 = cos 3 θ sinθ .
Penyelesaian. 0 3 3 Sehingga
π /2
1 1 1
I= ∫ cos3 θ sin θ dθ=− cos 4 θ|π0 / 2=
0 3 12 12
2 y
I=∫ ∫ x √ y 2 −x2 dxdy .
Contoh 4. Hitunglah 1 0
y

∫ x √ y 2 −x 2 dx=− 12 . 32 ( y 2 −x 2 )3 /2|0y = 13 y 3 .
Penyelesaian. 0 Sehingga
2
1 3 1 42
I =∫ y = y |1 =5 /4 .
1 3 12
π /2 cos y
I= ∫ ∫ e x sin ydxdy .
Contoh 5. Hitunglah 0 0
cos y

∫ e x sin y dx=(sin y )( e x )|cos y


0 =(sin y )(e
cos y
−1).
Penyelesaian. 0 Sehingga
π /2
I= ∫ [(sin y )(e cos y −1)]dy=(−e cos y +cos y )|π0 /2=e−2.
0
Hitunglah I=∬ x dA ,
Contoh 6. R dimana R adalah daerah yang dibatasi oleh y=x
2
dan y=x .
2
Penyelesaian. Perpotongan kurva y=x dan y=x di titik (0,0) dan (1,1), dan untuk
2
0< x <1 , grafik y=x di atas kurva y=x (Gambarkan!). Maka
1 x 1 1
2 3 x 1 3 1 4 1 1
I =∫∫ xdydx =∫ xy|x 2 dx=∫ ( x −x )dx =( x − x )|0 = .
0 x2 0 0 3 4 12
1
I=∬ dA ,
Contoh 7. Hitunglah R √ 2 y− y 2 dimana R adalah daerah di kuadran
2
pertama yang dibatasi oleh x =4−2 y.
2
Penyelesaian. Kurva x =4−2 y adalah parabola dengan puncak (0,2) dan memotong
sumbu-x di x=2 .(Gambarkan!). Dalam hal ini
2 √ 4−2 y 2 2 2
1 x 4−2 y 2 2− y
I=∫ ∫ dxdy=∫ |√0 4−2 y dy=∫ √ dy=∫ √ √ =
√ 2 y− y 2 0 √ y √ 2− y
2 2
0 0 0 √ 2 y− y 0 √2 y − y
1 /2 2
√ 2. 2 y |0 =4 . [ catatan, jika menggunakan strip sejajar sumbu-y, pengintegralan lebih rumit
].
2
Contoh 8. Tentukan volume V dalam oktan pertama daerah yang dibatasi oleh z= y ,
x=2 , dan y=4 .
2 4 2
2 2 1 34 64
V =∬ z dA=∬ y dA=∫ ∫ y dydx =∫ y |0 dx= x|20 =128 /3
Penyelesaian. R R 0 0 0 3 3 .
Contoh 9. Tentukan pusat ( x̄, ȳ) pada daerah dalam kuadran pertama yang dibatasi oleh
2
y =6 x , y=0 , dan x=6 .
6 6 6
y2 1
∫∫ dxdy=∫ (6− )dy=(6 y− y 3 )|60 =24 .
6 18
Penyelesaian. Luas A = 0 y2 /6 0

Momen terhadap sumbu-x adalah


6 6 6
y2 1
M x =∫ ∫ ydxdy=∫ y (6− )dy =(3 y 2 − y 4 )|60 =54 .
0 y 2/6 0 6 24
Momen terhadap sumbu-y adalah
6 6 6 6
1 26 1 y4 1 1 5 6
M y =∫ ∫ xdxdy= x dy
∫ 2 y2 /6 2 ∫
| = (36− )dy = (36 y− y )|0 =432/5.
0 y /6
2 0 0 36 2 180
My M
x̄= =18/5 , ȳ= x =9/4 .
Maka A dan A
Contoh 10. Misalkan f (x , y )=1 adalah kerapatan massa pada daerah R:
0 y  √ 1−x 2 , 0  x  1. Tentukan pusat gravitasi dan momen-momen inersianya
Ix , I y , I0.
Penyelesaian. Massa total di R adalah
1 √1−x 2 1 π /2
2 2
M=∬ dxdy=∫ ∫ dy dx=∫ √ 1−x dx = ∫ cos θdθ =π /4 .
R 0 0 0 0 , dimana x=sin θ , yang sama
dengan luas daerah R. Koordinat pusat gravitasinya adalah
1 √1−x 2 1 0
4 4 4 2 4 2 4
x̄= ∬ xdxdy= ∫ [ ∫ xdy ]dx= ∫ x √ 1−x dx =− ∫ z dz = ,
π R π0 0 π0 π1 3π dimana
2
√1−x
[ ]
1
4 4 4
ȳ= ∬ ydxdy= ∫ ∫ ydy dx= .
z=√ 1−x . Sedangkan 2 π R π0 0

√1−x 2
[∫ ]
1 1 π/2
2 2 1 1 π
I x =∬ y dxdy =∫ y dy dx= ∫ ( √1−x2 )3 dx = ∫ cos 4 θdθ =
R 0 0
30 3 0 16
Nilai , nilai
2
√1−x
[ ]
1
2 π π
I y=∬ x dxdy=∫ ∫ x 2 dy dx= I 0=I x + I y = .
R 0 0
16 8
. Sehingga

Contoh 11. Tentukan luas permukaan bidang z=2−x− y yang terletak di atas lingkaran
2 2
x + y =1 di kuadran pertama.
Penyelesaiaan.
Dari z=f ( x , y )=2−x− y diperoleh f x ( x , y )=−1 , dan f y ( x , y )=−1, maka
2 2

R R

S=∬ dS=∬ 1+ [ f x ( x , y ) ] + [ f y ( x , y ) ] dA

π √3 π
=∬ √ 3 dA=√ 3∬ dA=√ 3 luas daerah R= √3
R R
()=
4 4
.

2.4 Penukaran Peubah di dalam Integral Lipat Dua

Seringkali diperlukan melakukan penukaran peubah integrasi di dalam integral lipat dua.
Dari kalkulus dasar diketahui bahwa di dalam integral tertentu
b

∫ f ( x)dx
a

dapat diperkenalkan peubah intergrasi baru u dimana x=x (u) , dimana fungsi x(u) kontinu
di dalam interval   u   sedemikian rupa sehingga x (α )=a , x ( β )=b (atau
x (α )=b , x ( β )=a. ) dan x(u) bernilai antara a dan b jika u bernilai antara  dan .
Dengan demikian
b β
dx
∫ f ( x )dx=∫ f (x (u )) du du .
a α (2.11)
2
Contoh. 11. Jika f (x )=√ 1−x , a=0 , b=1, dan x=sin u , maka
dx π
=cos u , α=0 , β= ,
f (x (u ))= √1−sin2 u=cos2 u , du 2 sehingga
1 π /2
2 π
∫ √ 1−x dx= ∫ cos 2 udu= ,
0 0 4 (seperti contoh 10 di atas).
∬ f ( x , y )dxdy
Didalam integral lipat dua R , dua peubah integrasi baru u, v dapat
diperkenalkan dengan mengambil x=x (u , v ), y= y (u , v ), dalam hal ini fungsi-fungsi
x(u ,v) dan y(u,v) mempunyai turunan parsial pertama pada daerah R* pada bidang-uv
sedemikian rupa sehingga setiap titik (u0 , v 0 ) didalam R* mempunyai padanan tunggal titik
( x(u 0 ,v 0 ), y (u 0 ,v 0 )) di dalam R, dan
∂x ∂ x
∂( x, y) ∂u ∂v
J= =| |
∂(u , v ) ∂ y ∂ y
∂u ∂v
yang disebut deteminan Jacobian. Dengan demikian
∬ f ( x , y ) dxdy= ∬ ¿
R ∂ (x , y)
R∗¿ f [ x (u ,v ), y(u , v)]| |dudv .
∂ (u , v ) (2.12)
Pada koordinat kutub ( r ,θ) , dengan x=r cosθ , y=r sin θ , maka
∂( x, y ) cosθ −r sin θ
J= =| |=r.
∂(u , v ) sinθ r cosθ
Sehingga
∬ f ( x , y )dxdy= ∬ ¿
R R∗¿ f (r cos θ , r sinθ )r dr dθ .
dimana R* merupakan daerah pada bidang-r yang merupakan padanan R pada bidang-xy.

∬ √ x 2+ y 2 dxdy ,
Contoh 12. Tentukanlah R dimana R adalah daerah yang dibatasi
2 2 2 2
x + y =4 dan x + y =9 .
∂( x , y )
=r .
Penyelesaian. Misalkan x=r cosθ , y=r sin θ , maka ∂(r ,θ ) Dengan demikian
∬ √ x 2+ y 2 dxdy=
R
∬ ¿¿
R ∗¿ √ x 2+ y 2|∂∂((xr ,, θy))|drd θ = ∬ ¿
2π 3 2 drd θ =2∫π 3|3 dθ=38 π
R ∗¿ r . r . drd θ= ∫ ∫ r
1
r .

0 r =2 0
3
2 3

Contoh 13. Misalkan daerah R yang dibatasi oleh garis-garis;


x−2 y=0 , x−2 y=4 , x+ y=4 , x + y=1 , seperti Gambar 2.3 (a) dan 2.3(b).
Hitunglah
∬ 3xy dA .
R

y v

4 4

-4 01 4 x 0 1 4 u
-1

(a). Daerah R dalam Bidang xy. (b). Daerah S dalam Bidang uv.

Gambar 2.3. Daerah R dan S Contoh 13.


Penyelesiaan.
Misalkan u=x + y dan v=x−2 y, dengan menyelesaikan system persamaan ini untuk x
1 1
x= (2 u+v ) y= (u−v ).
dan y diperoleh 3 dan 3 Turunan parsial dari x dan y adalah
∂x 2 ∂x 1 ∂ y 1 ∂ y 1
= , = , = , =−
∂u 3 ∂ v 3 ∂u 3 ∂ v 3 ,
dan Jacobian
∂x ∂x
∂( x , y ) ∂u ∂v |=|2/3 1/3 |=− 2 − 1 =− 1 .
J= =|
∂(u , v ) ∂ y ∂ y 1/3 −1 /3 9 9 3
∂u ∂v
Maka
1 1 ∂( x , y )
∬ 3xy dA .=∬ 3
R S
4 0
[ 3
(2u+v) (u−v ) |
3 ∂(u ,v ) ]
|dvdu

∫∫ 19 ( 2 u2−uv−v 2) dvdu
= 1 4
4 0
1 uv 2 v 3
= 91
∫ 2 u 2
v−[ −
2 3 4
du ]
4
1 64
= 91
∫ [
8 u2 +8 u−
3
du
]
4
1 8 u3 64 164
= 9 3 [
+4 u2 − u =
3 1 9
. ]
Contoh 14. Misalkan daerah R adalah persegi dengan titik-titik sudut ( 0,1 ) , (1,2 ) , (2,1), dan
2 2
( 1,0 ) . Hitunglah
∬ ( x + y ) sin ( x− y ) dA .
R
Penyelesaiaan.
Sisi-sisi daerah R terletak pada garis-garis,
x+ y=1 , x− y =1 , x− y =−1 , x + y=3 , seperti pada Gambar 4.4(a). Misalkan
u=x + y , dan v =x− y , maka batas-batas daerah S pada bidang –uv adalah
1≤u≤3 dan −1≤v≤1 seperti pada Gambar 2.4(b).
(a). Daerah R dalam Bidang –xy (b). Daerah S dalam Bidang -uv

Gambar 2.4. Daerah R dan S Contoh 14.


Persamaan x dan y dalam bentuk u dan v adalah
1 1
x= ( u+v ) , v = ( u−v ) .
2 2
Turunan parsial dari x dan y adalah
∂x 1 ∂x 1 ∂ y 1 ∂ y 1
= , = , = , =−
∂u 2 ∂ v 2 ∂u 2 ∂ v 2 ,
dan Jacobian
∂x ∂x
∂( x , y ) ∂u ∂v |=|1/2 1/2 |=− 1 − 1 =− 1 .
J= =|
∂(u , v ) ∂ y ∂ y 1/2 −1/2 4 4 2
∂u ∂v
Maka
1 3

∬ (x + y )
R
2
sin ( x− y ) dA=∫ ∫ u2 sin 2 v
2

−1 1
( 12 ) dudv
1
1 ( 2 ) u3 3
2
∫ sin v 3 ]1 dv
= −1
1
13
3
∫ sin 2 vdv
= −1
1
16
6
∫ (1−cos2 v ) dv
= −1
1
16 1 16
= 6 2 [ −1 6
]
v− sin 2 v = [ 2−sin 2 ] ≈2, 363 .

4.5 Integral Lipat Tiga


Integral lipat tiga merupakan perluasan integral lipat dua. Untuk pendefinisian integral ini
kita perhatikan suatu fungsi f (x , y ,z) yang didefinisikan pada suatu daerah T yang tertutup
dan terbatas di dalam ruang. Kita bagi daerah T berdimensi tiga ini dengan bidang-bidang yang
sejajar dengan ketiga bidang koordinat. Selanjutnya, kita nomori semua paralelepipedum di
dalam T dari 1 sampai n. Didalam paralelepipedum ke-k kita ambil sembarang titik, katakanlah
( x k , y k , z k ) , dan kita bentuk jumlah
n
J n = ∑ f ( x k , y k , z k ) ΔV k
k =1

dengan
ΔV k adalah volume paralelepipedum ke-k. Ini kita lakukan untuk bilangan-bilangan
bulat positif n yang semakin besar secara sekehendak kita, asalkan panjang rusuk-rusuk
paralelepipedum yang terbesar mendekati nol jika n mendekati tak hingga. Dengan cara ini, kita
J n , J n2 ,⋯.
memperoleh suatu barisan bilangan nyata 1 Kita asumsikan bahwa f (x , y ,z)
kontinu pada suatu domain yang mencakup T dan T dibatasi oleh terhingga banyaknya
permukaan mulus. Barisan bilangan konvergen menuju suatu limit yang tidak bergantung pada
x , y ,z
cara pembagian yang dilakukan dan titik ( k k k ) yang dipilih. Limit ini dinamakan
integral lipat tiga fungsi f (x , y ,z) di atas daerah T, dan dilambangkan dengan
∭ f ( x , y , z )dx dy dz ∭ F (x , y ,z)dV
T atau T (2.13)

Integral lipat tiga dihitung melalui pengintegralan tiga kali berturut-turut. Ini serupa
dengan pengintegralan integral lipat dua melalui pengintegralan dua kali berturut-turut, yaitu
g (x ) f (x , y)

[ { }]
b g 2( x ) f 2 (x , y) b 2 2

∫ ∫ ∫ F ( x, y , z )dxdydz= ∫ ∫ ∫ F ( x , y , z )dz dy dx
x=a y=g (x ) z=f ( x , y )
x=a y= g ( x ) z=f ( x, y)
1 1
1 1
(2.14)

Seperti halnya integral lipat dua, untuk integral lipat tiga juga dapat dilakukan
penukaran peubah, yaitu x=f (u , v , w) , y=g(u , v , w ) , dan z=h(u , v ,w ) sehingga dapat
di tulis
∭ F ( x , y , z ) dxdydz= ∭ ¿
R ∂( x , y , z )
R∗¿G (u , v ,w )| |dudvdw
∂ (u ,v , w) (2.15)
dimana G(u , v , w)=F { f (u , v , w), g(u , v , w ), h(u , v , w )} dan
∂ x ∂x ∂ x
∂u ∂ v ∂ w
∂( x , y , z) ∂ y ∂ y ∂ y
=| |
∂(u , v , w ) ∂u ∂ v ∂ w
∂z ∂ z ∂z
∂u ∂ v ∂ w (2.16)

adalah Jacobian dari x, y dan z terhadap u, v dan w.


Bentuk persamaan (2.13) dapat dinyatakan dalam bentuk koordinat silinder dengan
transformasi x=ρ cosθ , y=ρ sin θ , z=z. Maka transformasi Jacobian seperti pada
persamaan (2.15) menjadi
∂x ∂x ∂x
∂ρ ∂θ ∂z
cosθ −ρ sin θ 0
∂( x , y , z ) ∂ y ∂y ∂y
=| |=|sinθ ρ cosθ 0 |=ρ
∂( ρ ,θ , z) ∂ ρ ∂θ ∂z
0 0 1
∂z ∂z ∂z
∂ρ ∂θ ∂z (2.17)
Sehingga persamaan (2.13) menjadi
∭ F ( x , y , z ) dxdydz= ∭ ¿
R (2.18)
R∗¿G ( ρ ,θ , z ) ρ dρ dθ dz
Bentuk persamaan (2.13) dapat dinyatakan dalam bentuk koordinat bola dengan
transformasi x=ρ sin φ cosθ , y=ρ sin φ sin θ , z=ρ cos φ . Dalam system koordinat bola,
suatu titik P berjarak ρ dari titik asal, maka sudut yang dibentuk oleh ρ dengan sumbu z
disebut φ, dan sudut θ terletak pada bidang xy. Secara umum ρ , θ, φ dibataskan oleh
pertidaksamaan; 0≤ρ , 0≤φ≤θ , 0≤θ≤2 π . Maka transformasi Jacobian seperti pada
persamaan (2.15) menjadi
∂x ∂x ∂x
∂ ρ ∂ φ ∂θ
∂( x , y , z ) ∂y ∂ y ∂y
=| |
∂( ρ ,φ ,θ , ) ∂ ρ ∂ φ ∂θ
∂z ∂z ∂z
∂ ρ ∂ φ ∂θ
sin φ cos θ ρ cos φ cosθ −ρ sin φ sin θ
=|sin φ sin θ ρ cos φ sinθ −ρ sin φ cos θ|
cos φ − ρsin θ 0
2
= ρ sin φ. (2.19)

Sehingga persamaan (2.13) menjadi


∭ F ( x , y , z ) dxdydz= ∭ ¿
R R∗¿G ( ρ ,φ ,θ ) ρ 2 sin φ dρ dφ dθ (2.20)
Misalkan daerah padat Q pada titik ( x, y ,z ) mempunyai fungsi densitas ρ , maka
pusat massa ( x̄, ȳ , z̄ ) daerah padat Q adalah
M yz M M
x̄= , ȳ= xz , z̄= xy ,
m m m (2.21)
dengan
m=∭ ρ ( x , y , z ) dV M yz=∭ xρ ( x , y , z ) dV
Q Q
M xz =∭ yρ ( x, y , z ) dV M xy =∭ zρ ( x , y , z ) dV
Q Q (2.22)
Besaran
M ,M ,M
yz xz xy berturut-turut disebut momen pertama daerah padat Q terhadap
bidang yz , xz , dan xy.
Momen pertama untuk daerah padat digunakan terhadap bidang, sedangkan momen
kedua untuk bidang padat digunakan terhadap sebuah garis. Momen kedua atau momen inersia
terhadap sumbu x, y , dan z masing-masing adalah
I x =∭ ( y 2 +z 2 ) ρ ( x , y , z ) dV
Q
2 2
I y=∭ ( x + z ) ρ ( x , y , z ) dV
Q
I z =∭ ( x 2 + y 2 ) ρ ( x , y , z ) dV
Q (2.23)

I=∭ yz 2 dV ,
Contoh 15. Hitunglah R dimana R adalah daerah tertutup yang
dibatasi oleh bidang x = 0, y = 0, z = 0, dan 3x + 2y + 6z = 6, dan dV = dxdydz.
2
x=2− y −2 z
Penyelesaian. Batas-batas integrasi adalah; pada x dari ( x=0 ke 3 ,
kemudian pada y (dari y = 0 ke y = 3 – 3z) dan pada z (dari z = 0 ke z = 1). Sehingga diperoleh
2
2− y −2 z
1 3−3 z 3 1 3−3 z 2
2− y −2 z
2 2
I=∫ ∫ ∫ yz dxdydz=∫ ∫ yz x|x =03 dydz
0 0 0 0 0
1 3−3 z 1
2 2
=∫ ∫ yz (2− y −2 z )dydz=∫ z 2 ( y 2− y 3− y 2 z )|3−3
2 z
y =0 dz
0 0 3 0 9
1
1
=∫ z 2 [9(1−z)2−6(1−z)3 −9 (1−z)2 z ]dz= .
0 20
Nilai integral di atas dapat juga diselesaikan dengan batas-batas integrasi
3 1 1
3− x 1− x− y
2 2 2 3
2 1
I= ∫ ∫ ∫ yz dzdydx= (mandiri)
x=0 y=0 z=0
20
I=∭ x2 dV ,
Contoh 16. Tentukan nilai R bila R adalah suatu limas dengan titik-titik sudutnya
(0,0,0), (2,0,0), (0,1,0 ), dan (0,0,2).
Penyelesaian.
Dalam hal ini R dibatasi oleh bidang yang melalui titik-titik (2,0,0 ), ( 0,1,0), dan
(0,0,2) dan di bawah segitiga pada bidang xy dengan titik-titik sudutnya adalah
(0,0,0), (2,0,0), (0,1,0 ), yang merupakan proyeksi dari R pada bidang xy. Persamaan bidang
yang merupakan batas sebelah atas adalah x+2 y +z=2 (mandiri).
Batas-batas integrasi adalah: pada x dari x=0 ke x=2 , pada y dari y=0 ke
1
y=1− x
2 dan pada z dari z=0 ke z=2−x−2 y , sehingga diperoleh
1 1
1− x 1− x
2 2 2− x−2 y 2 2
I=∫ ∫ ∫ x 2 dzdydx=∫ ∫ x 2 (2−x−2 y)dydx
0 0 0 0 0
2 2 2
x4 3 2
( 2 x −x ) 1− 1 x −x 2 1− 1 x 4
=∫
0
[ 2
2
3
(
2 ) ( ) ] dx=∫( 0 4
−x +x dx= .
15 )
∭ xy √ x 2+ y 2 dv
Contoh 17. Tentukan R , dengan R merupakan daerah pada oktan pertama
2 2 2 2 2
yang dibatasi oleh kerucut z =x + y dan silinder x + y =4 .
Penyelesaian. Gambarkan daerah R (Mandiri). Pada koordinat tabung (silinder) persamaan
kerucut dinyatakan oleh z=ρ=2.
Misalkan x=ρ cosθ , y=ρ sin θ , maka integran menjadi:
( ρ cos θ ) ( ρ sinθ ) ρ=ρ3 sin θ cos θ , sehingga
π /2 2
2 2
∭ xy √ x + y dv= ∫ ∫ ∫ ρ3 sinθ cos θ ρ dz dρ dθ
R θ=0 ρ=0 z=0

π /2 2
= ∫ ∫ ρ5 sin θ cos θ dρ dθ
0 0
π /2
32
3
∫ sin θ cos θ dθ=16/3 .
= 0
Contoh 18. Tentukan volume ellipsoidal padat yang diberikan oleh persamaan
2 2 2
4 x +4 y + z =16 .
Penyelesaian. Gambarkan persamaan sebagai latihan. Perhitungan hanya di oktan pertama

dengan batas-batas 0≤x≤2 , 0≤ y≤ √ 4− y 2 , 0≤z≤2 √ 4−x 2 − y 2 .


2 √ 4 − y2 2√ 4−x 2− y2
V =∭ dV =8 ∫ ∫ ∫ dz dy dx
R x=0 y=0 z=0
2 √ 4 − y2 2 2
8∫ ∫ z]20 √ 4−x − y dy dx
= x=0 y=0
2 √ 4− y2
16 ∫ ∫ 2 √ 4−x 2− y 2 dy dx
= x=0 y=0
2 √ 4−x2
y

=
8∫

2
0 [ 2 2
y √ 4−x − y +( 4− x )arcsin
√ 4−x2
2

0
dx
( )]
=
8∫ ( 4−x 2 )
0
( π2 ) dx
2
x3 64 π
=
4 π 4 x− [
=
3 0 3
. ]
√ π /2 √ π /2 3
∫ ∫ ∫ sin y 2 dz dy dx
Contoh 19. Hitunglah x=0 y=x z=1 .

Penyelesaian. Berdasarkan urutannya, kita akan menjumpai perhitungan integral ,


2∫ sin y 2 dy
yang mana bukan pengintegralan integran biasa. Untuk menghindari masalah ini, kita akan
merubah pengintegralan terhadap dz dx dy. Daerah padat Q yang diberikan oleh
0≤x≤√ π /2 , x≤ y≤ √ π /2 , 1≤z≤3 yang ditunjukkan pada Gambar 2.5,
dan proyeksi Q pada bidang xy dibatasi oleh 0≤ y≤√ π /2 , dan 0≤x≤ y.

Gambar 2.5. Volume daerah Q pada Contoh 19.

Sehingga
√ π /2 y 3
V =∭ dV = ∫ ∫ ∫ sin y 2 dz dx dy
Q y=0 x=0 z=1
√ π /2 y
∫∫ zsin y 2 ]31 dx dy
= y =0 x=0
√ π /2 y
∫ ∫ sin y 2 dx dy
=2 y =0 x=0
√π /2
2 ∫ x sin y 2|0y dy
= y=0
√π /2
2 ∫ y sin y 2 dy
= y=0

=
−cos y 2 ]√0 π/2 =1

Contoh 20.
2 2 2
Tentukan volume daerah padat Q oleh perpotongan bola x + y + z =4 dengan silinder
ρ=2 sin θ , seperti pada Gambar 2.6.
Penyelesaian.
2 2 2 2 2
Karena x + y + z =ρ + z =4 , maka batas-batas z adalah
−√ 4−ρ2≤z≤√ 4− ρ2 .

Gambar 2.6. Daerah Q pada Contoh 20.

Misalkan R adalah proyeksi pada bidang ρθ . Batas-batas R adalah 0≤r≤2 sin θ dan
0≤θ≤π , maka volume Q adalah
π 2sin θ √ 4 −ρ2 π 2 sinθ
2
π /2 2 sin θ
ρz ]√−4 −ρ
2
V =∫ ∫ ∫ ρ dz dr dθ= ∫ ∫ dr dθ=2 ∫ ∫ 2 ρ √ 4−ρ dr dθ
0 0 0 0
√4 −ρ2 0 0
− √ 4− ρ2
π /2 π /2 π /2
2 3/2 4 32
2 ∫ − ( 4−ρ2 ) ]20 sin θ = ∫ ( 8−8 cos 3 θ ) dθ= ∫ [ (1−cos θ ) ( 1−sin2 θ ) ] dθ
= 0 3 3 0 3 0
π /2
32 sin3 θ 16
= 3
θ−sinθ+ [θ ] 0
=
9
( 3 π −4 ) .

2 2 2
Contoh 21. Tentukan volume Q yang di batasi oleh di bawah z =x + y dan di atas
2 2 2
x + y + z =9 , seperti pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Gambar Contoh 21.


Penyelesaiaan.
2 2 2 2
Dalam koordinat bola, persamaan menjandi ρ =x + y + z =9→ ρ=3 . Selanjutnya, titik
( x 2 + y 2 ) + z 2=z 2 + z 2 =9→ z= 3
potong kerucut dengan bola adalah √2 ,
3
=3 cos φ→φ=π /4 .
karena z=ρ cosφ maka √ 2
Batas integrasi adalah 0≤ρ≤3 , 0≤φ≤π / 4 , 0≤θ≤2 π . Volumenya
2 π π/ 4 3 2 π π /4 2π
V =∭ dV =∫ ∫ ∫ ρ2 sin φ dρ dφ dθ= ∫ ∫ 9 sin φ dφ dθ=9 ∫ −cos φ ]π0 /4 dθ
Q 0 0 0 0 0 0

2
9 ∫ 1− √ dθ=9 π ( 2−√ 2 )≈16 ,56 .
( )
= 0 2
Contoh 22. Tentukan pusat massa sebuah kubus yang mempunyai panjang rusuk satu satuan
(satu satuan dari titik asal) dan mempunyai fungsi densitas pada titik ( x, y ,z ) adalah
proporsional kuadrat jarak dari titik asal.
Penyelesaian.
Karena densitas di ( x, y ,z ) adalah proporsional kuadrat jarak antara titik asal ( 0, 0, 0 ) dan
( x, y ,z ) , maka ρ( x , y , z )=k ( x 2 + y 2 + z 2 ) .
Massa kubus adalah
1 1 1
m=∭ ρ ( x , y , z ) dV =∫∫ ∫ k ( x 2 + y 2 +z 2 ) dzdydx
Q 0 0 0
1 1 3 1
z
0 0
[
=k ∫∫ ( x 2 + y 2 ) z +
3 ] 0
dydx
1 1
1
0 0
[
=k ∫∫ ( x 2 + y 2 )+
3]dydx
1 1
1 y3
=k ∫
0
[( ) ]
x + y+
3
2
3 0
dx

1
2
=k ∫ x 2 +
0
( 3
dx )
1
x3 2 x
¿k + [
3 3 0
=k ]
Momen pertama terhadap bidang yz adalah
1 1 1
7k
M yz =k ∫ ∫ ∫ x ( x 2 + y 2 +z 2 ) dzdydx= .
0 0 0 12
Sehingga
M yz 7 k /12 7
x̄= = = .
m k 12
7
x̄= ȳ= z̄= .
Karena kubus simetris terhadap x, y , z maka nilai 12 Maka pusat massa

kubus adalah
(127 , 127 ,127 ).
Contoh 23. Tentukan momen inersia di sekitar sumbu x dan sumbu y untuk daerah padat yang

terletak antara hemisphere z=√ 4−x 2 − y 2


dan bidang xy , dengan densitas di ( x, y ,z )
adalah proporsional pada jarak antara ( x, y ,z ) dan bidang xy.
Penyelesaiaan.
Densitas daerah adalah ρ( x , y , z)=kz . Dalam hal ini bentuk benda padat berupa setengah bola
yang berada di atas bidang xy dan simetris, sehingga
I x =I y .
I x =∭ ( x 2 + y 2 ) ρ ( x , y , z ) dV
Q
2 √4 −x 2 √ 4− x2− y 2
=∫ ∫ ∫ ( x 2+ y 2 ) (kz )dzdydx
−2 − 4− x 2
√ 0
2
2 √ 4−x 4−x 2− y 2
y z z √
2 2 4
=k ∫
√ 2−2
− 4 −x
∫ [ 2
+
4 0] dydx

2 √ 4−x 2 2

=k ∫ ∫
−2 − 4 −x 2

2 [
y 2 ( 4−x 2− y 2) ( 4−x 2− y 2 )
+
4
dydx ]
2
2 √ 4 −x
k 2
= ∫ ∫ [ ( 4−x 2 ) − y 4 ] dydx
4 −2 2
− √ 4− x
2 5 √ 4−x 2
k ( y
=

4 −2 [ 2
4−x 2 ) y−
5 −√4− x2
dx ]
2
k 8( 5 /2
∫ 4−x 2 ) dx
= 4 −2 5 , x=2 sin θ
π /2
4k
5
∫ 64 cos6 θ dθ
= 0

=
(2565 k )(325 π )
= 8kπ .
Dengan demikian diperoleh x y
I =I =8 kπ .
Contoh 24. Tentukan pusat massa di oktan pertama dari sebuah bola berjari-jari 3,
2 2 2
x + y + z ≤9 , jika fungsi densitas sama dengan z.
Penyelesaiaan. Batas-batas integrasi pada oktan pertama
0≤x≤3 , 0≤ y≤ √9−x 2 , 0≤z≤ √ 9−x 2− y 2 .
Dalam koordinat tabung diperoleh
m=∭ ρ ( x , y , z ) dV =∭ z dV
Q Q
π /2 π /2 3 π /2 π/2 3
=∫ ∫ ∫ z. ρ sin φ dρ dφ dθ= ∫ ∫ ∫ ρ cos φ . ρ2 sin φ dρ dφ dθ
2

0 0 0 0 0 0
π /2 π /2 π /2 π /2
=∫ ∫ 14 ρ4 cos φ . sin φ |30 dφ dθ=81
4
∫∫ cos φ . sin φ dφ dθ
0 0 0 0
π /2 π /2
81 1 81 81
=
4
∫ 2 sin2 φ|π0 /2 dθ=8 ∫ dθ=16 π .
0 0
Momen terhadap bidang xz adalah

M xz =∭ yρ ( x , y , z ) dV =∭ yz dV
Q Q
π /2 π /2 3 π /2 π /2
=∫ ρ cosφ . ρ sin φ dρ dφ dθ= ∫ ∫ ρ5 sin2 φ . cosφ sinθ|30 dφ dθ
ρ sin φ. sin θ . ⏟
∫ ∫⏟ 2

0 0 0 y z 0 0
π /2 π /2
243 1 3 243 1 243 81
= ∫ sin φ. sin θ|0π /2 dθ= ∫ sin θ dθ= (−cos θ ) ]π0 /2 = .
5 0 3 5 0 3 15 5
M xz 16 16
ȳ= = . x̄= .
Sehingga m 5π Karena simetris, 5 π Momen terhadap bidang xy adalah
π /2 π /2 3 π /2 π /2
243
M xy = ∫ ∫ ∫ ρ2 cos2 θ . . ρ2 sin φ dρ dφ dθ= ∫ ∫ cos 2 φ sin θdφ dθ
0 0 0 0 0 5
π /2 π /2 π /2
243 cos 3 φ 243
5
∫ (

3 ) dθ=
5
∫ 13 dθ=81
10
π.
= 0 0 0
Sehingga
M xy 8
z̄= = .
m 5

Dengan demikian pusat massa adalah


(8116 π ,1681 π , 85 ) .

S O A L – S O A L L A T I H A N.
Hitunglah integral berikut;
1 1

∫∫( x 2+ y 2)dydx
1. 0 0 kunci 2/3
2
1 y +1

∫ ∫ x2 ydxdy
2. 0 y kunci 76/120
2 y

∫∫ sin( x− y)dxdy
3. 1 0 kunci sin 2−sin 1−1
6 3

∫ ∫ 1x e y/x dxdy 2
4. 0 y/2 kunci 3(e −1)
x
1 e

∫∫( x + y 2 )dydx (8+e )/9


3
5. 0 0 kunci
I=∬ xy 2 dA ,
6. R dimana R adalah daerah segitiga yang dibatasi oleh y = 2x, x = 1, dan di
atas sumbu-x. kunci 8/15.
I=∬ (x− y)dA , 2
7. R dimana R adalah daerah di atas sumbu-x, dibatasi oleh y =3x
24 9
2 √ 3−
dan y =4−x kunci 5 2
8. Dengan penggunaan integral lipat dua tentukan luas daerah yang dibatasi oleh xy=1
3
−ln 2
dan 2 x + y=3 . kunci 4

1 √1−x2
I=∫ ∫ ( x 2 + y 2 )5/2 dydx .
9. Dengan koordinat polar tentukan 0 0 kunci /14
2

1/ √ 2 1−x

I= ∫ ∫ √ x 2+ y 2 dydx .
10. Dengan koordinat polar tentukan 0 x kunci /12.
11. Tentukan Momen Inersia dari segitiga yang dibatasi 3 x+4 y=24 , x=0, dan
y=0 dengan kerapatan (density) 1. kunci I x =144 dan I y=256
12. Tentukan pusat gravitasi massa pada kuadran pertama daerah yang dibatasi oleh
2
y =6 x, y=0 , dan x=6 , density 1.
kunci x̄=18/5 , ȳ=9 /4 .
2 3x x

∫ ∫ ∫ dzdydx
13. Hitunglah 1 0 2y . kunci -14.
∭ x 3 ye z dV ,
14. Hitunglah R dimana R adalah kotak persegi panjang; 1≤x≤2 ,
0≤ y≤1 , 0≤x≤ln2 . kunci 15/8.
∭ x dV ,
15. Hitunglah R dimana R adalah tetrahedron yang dibatasi oleh bidang
koordinat dan bidang x+2 y +z=4 . kunci 16/3.
2 2
16. Tentukan volume yang dibatasi oleh z=4−x , y=4−x di kuadran pertama.
kunci 256/15 .
17. Tentukan massa dan pusat massa dari persamaan x=0 , x=2 , y=0 , y=2 ,

z=0 , z=2 , ρ ( x , y , z )=kxy kunci


m=8 k , ( 43 , 43 , 1)
18. Tentukan integral lipat tiga untuk menentukan momen inersia terhadap sumbu z dari
Q dengan densitas ρ .
Q= {( x , y , z ) :−1≤x≤1 , −1≤ y ≤1, 0≤z≤1−x } , ρ=√ x 2 + y 2 +z 2 .
1 1 1−x

∫ ∫ ∫ ( x 2+ y 2 ) √ x 2+ y 2 +z2 dz dy dx
Kunci −1 −1 0
2 2
19. Tentukan momen inersia I z dari daerah padat di dalam parabolaid z=16−x − y
2 2
dan di luar silinder x + y =9 , z≥0 , dengan fungsi densitas 1. kunci
833
π.
3
20. Tentukan pusat massa daerah padat dengan fungsi densitas seragam dari daerah

2 2 2
x + y + z =16 di kuadran pertama. kunci
( 32 , 32 , 32 ) .

Anda mungkin juga menyukai