1.5 Catatan
Jika tidak terdapat oven pengering, maka pelaksanaan pengeringan dapat dilakukan
dengan cara :
a. Jika benda uji yang akan diperiksa kadar airnya tidak mengandung bahan organik
atau bahan bahan yang terbakar, maka pengeringan dapat dilakukan diatas kompor
atau dibakar langsung dengan menggunakan spirtus.
b. Penimbangan dan pengeringan terakhir dilakukan dengan cara berulang-ulang,
sehingga setelah 3 kali penimbangan terakhir telah dicapai berat yang konstan.
c. Jika benda yang akan diperiksa mengandung bahan yang mudah terbakar, maka
tidak boleh dilakukan pengeringan dengan caradibakar dengan spirtus, tetapi harus
dikeringkan dengan kompor yang bertemperature tidak lebih 60 ℃.
Metode Heating
5.6.1 Peralatan
a) Speedy Gouge.
b) Speedy Balance.
c) Calcium Carbile.
d) Measuring Spoon.
e) Crushing Ball.
f) Cleaning Brush.
g) Carrying Case.
5.7 Pembahasan
Kadar air tanah adalah persentase berat air dengan berat tanah yang biasanya
dinyatakan dalam persent. Kadar air pada kapasitas lapang adalah jumlah air yang ada
dalam tanah sesudah kelebihan air gravitasi mengalir keluar daengan nyata, biasanya
dinyatakan dengan persentase berat. Kadar air pada titik layu permanen adalah yang
dinyatakan dengan persentase berat kering. Pada saat daun tumbuhan yang terdapat
dalam tanah tersebut mengalami pengurangan kadar air secara permanen sebagai
akibat pengurangan persediaan kelembapan tanah.
Dari teori daiatas kami melakukan percobaan lapangan, dan memperoleh hasil,
pada percobaan kadar air tanah yang pertama, beratnya 80,09. Setelah mengalami
pengkonveksian selama 1x 24 jam terjadi penurunan berat yaitu 60,07. Hal ini
disebabkan kadar air pada tanah kapasitas lapang mengalami penguapan oleh proses
pengkonveksian selama 1x 24 jam. Dari percobaan tersebut diperoleh kadar air
sebesar 33,32 %.
Untuk percobaan kadar air tanah yang kedua memiliki berat 85,07. Setelah
mengalami pengkonveksian selama 1x 24 jam terjadi penurunan berat yaitu 63,94.
Hal ini disebabkan kadar air pada tanah kapasitas lapang mengalami penguapan oleh
proses pengkonveksian selama 1x 24 jam. Dari percobaan tersebut diperoleh kadar air
sebesar 33,04 %.
Untuk percobaan kadar air tanah yang ketiga memiliki berat 75,82. Setelah
mengalami pengkonveksian selama 1x 24 jam terjadi penurunan berat yaitu 56,8. Hal
ini disebabkan kadar air pada tanah kapasitas lapang mengalami penguapan oleh
proses pengkonveksian selama 1x 24 jam. Dari percobaan tersebut diperoleh kadar air
sebesar 33,48 %.
5.8 Kesimpulan
Berdasarkan dari ketiga hasil percobaan, diperoleh rata-rata kadar air sebesar
33,28 %