Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem perawatan kesehatan berubah dengan cepat. Perawat jaman sekarang
berhadapan dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang
berkualitas dan mengharapkan perawatan profesional sebagai penyedia perawatan
kesehatan terdidik dengan baik.
Pelayanan keperawatan mempunyai peranan penting dalam menentukan
keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang
mendukung keyakinan diatas adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan
kesehatan seperti di rumah sakit, di mana tenaga yang selama 24 jam harus berada di
sisi pasien adalah tenaga perawatan. Namun sangat disayangkan bahwa pelayanan
keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Keadaan ini bukan
saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan yang kita miliki, tetapi
terutama dikarenakan oleh terbatasnya kemampuan profesional yang dimiliki oleh
sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah
dalam keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang
digunakan secara sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang
digunakan secara sistematis dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien,
merumuskan tujuan yang ingin dicapai, menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu
serta hasil asuhan keperawata.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai
suatu sistem yang terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau
unit-unit yang saling berhubungan, saling berinteraksi, saling tergantung dalam
mencapai tujuan. Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara
keseluruhan, metode atau teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan
keputusan (kesadaran adanya masalah karena berbagai faktor).
B. Tujuan
Pada makalah ini kami akan membahas tentang tujuan pendidikan dalam
keperawatan, fungsi pendidikan dalam keperawatan, dan media pembelajaran dalam
keperawatan

1|Page
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Pendidikan dalam Keperawatan

Untuk mengatahui definisi pendidikan dalam perspektif kebijakan, kita telah


memiliki rumusan formal dan operasional, sebagaimana termaktub dalam UU No. 20
Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni: Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan


bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada
individu, keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia.

Pendidikan dalam keperawatan adalah usaha sadar dan terencana untuk


mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan yang
dimilikinya sehingga dapat diaplikasikan dalam bentuk pelayanan professional yang
berbentuk bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia.

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil pendidikan


menjadi tenaga professional. Melalui sistim pendidikan ini, dihasilkan perawat yang
dapat menjalankan peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan profesi untuk
memberikan pelayanan professional kepada masyarakat. Peran perawat sebagai :
1. Mitra kerja
Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama
yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya,
mengasihi dan menghargai.
2. Sumber informasi
Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan rasional
kepada klien dalam suasana yang bersahabat dan akrab.
3. Pendidik
Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan
pada klien atau keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.
4. Pemimpin

2|Page
Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan
masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi klien.
5. Wali atau pengganti
Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai
orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi
kebutuhan.
6. Konselor
Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga
pemecahan masalah akan mudah dilakukan.
Akan tetapi pendidikan profesi keperawatan yang bertujuan mewujudkan
pelayanan professional harus dilandasi oleh kemampuan meneliti dari peserta
didiknya. Kemampuan ini ditimbulkan melalui keingintahuan yang tinggi selama
proses pendidikan yang dipelihara sedemikan rupa sehingga setelah lulus perawat
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang berbasis fakta (Evidence based
practice).

Pendidik kesehatan adalah : seseorang yang memberi pendidikan maupun


bimbingan kepada orang lain dibidang kesehatan, dengan tujuan terjadinya
perubahan tingkah laku positif tentang kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.

Peserta didik adalah : klien (individu,keluarga,masyarakat) yang mendapatkan


materi pendidikan atau bimbingan di bidang kesehatan, sehingga klien tersebut secara
mandiri mau melakukan perubahan tingkah laku yang positif dan permanen dalam
meningkatkan derajat kesehatannya.

B. Sejarah dan Perkembanagan Pendidikan Keperawatan

1. Sejarah Pendidikan Keperawatan

a) Zaman purbakala ( Primitif Culture )

Manusia percaya bahwa apa yang ada di bumi, mempunyai kekuatan


spritual/mistik yang mempengaruhi kehidupan manusia (animisme) Sakit di
sebabkan oleh kekuatan alam/kekuatan gaib (batu-batu besar, gunung tinggi &
pohon-pohon besar) serta masyarakat masih percaya pada dukun.

b) Zaman mesir

Masyarakat percaya dewa ibis mampu menyembuhkan penyakit di Cina,


syetan sebagai penyebab penyakit akibatnya perawat tidak di perkenankan
untuk merawat.

Pertengahan abad VI masehi

3|Page
Keperawatan berkembang di benua asia tepatnya asia barat daya yaitu timur
tengah seiring dengan perkembangan agama Islam.

Abad VII

Di jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti ilmu pasti, ilmu
kimia, hygiene dan obat-obatan.

Keperawatan mengalami kemajuan dengan prinsip dasar kesehatan


pentingnya kebersihan diri (personal hygiene), kebersihan makanan, air &
lingkungan. Tokoh yang terkenal dari dunia arab pada masa itu adalah
Rafidah.

Permulaan abad XVI

Orientasi masyarakat pada saat terjadi perang dimana rumah ibadah banyak
yang tutup yang biasanya di gunakan untuk merawat orang sakit.

Perawat di gaji rendah dengan jam kerja yang lama pada kondisi kerja yang
buruk. Sisi positif dari perang untuk perkembangan keperawatan korban
banyak membutuhkan tenaga sukarela sebagai perawat (orde-orde agama,
istri yg mengikuti suami perang & tentara-tentara yang merangkap sebagai
perawat) konsep P3K.

Rumah sakit yang berperan besar tahap perkembangan keperawatan pada


masa kini (zaman pertengahan) yaitu hotel Dieu di Lion awalnya perawat
mantan seks yang bertobat, tidak lama kemudian menggunakan perawat
yang terdidik dari rumah sakit tersebut.

Hotel Dieu di Paris orde agama, setelah revolusi orde agama dihapus di ganti
orang-orang bebas yang tidak terikat agama, pelapor perawat terkenal
rumah sakit ini yaitu Genevieve Bouquet

St. Thomas Hospital, di dirikan tahun 1123 M Florence Nigtingale


memperbaharui keperawatan.

Pertengahan abad XVIII – XIX

Keperawatan mulai di percaya orang yaitu Florence Nigthingale.


Beliau lahir tahun 1820 dari keluarga kaya, terhormat, tumbuh &
berkembang di Inggris, di terima mengikuti kursus pendidikan perawat usia
31 tahun.

4|Page
2. Perkembangan Keperawatan Di Indonesia

Masa pemerintahan Belanda

 Perawat berasal dari penduduk pribumi (Velpleger) di bantu penjaga orang sakit
(Zieken Oppaser)
 Bekerja di R.S Binnen Hospital di Jakarta (1799) memelihara kesehatan staf &
tentara Belanda
 Membentuk dinas kesehatan tentara & dinas kesehatan rakyat

Masa VOC (Gubenur Inggris Rafles 1812-1816)

 Kesehatan adalah milik manusia melakukan pencacaran umum.


 Membenahi cara perawatan pasien dengan gangguann jiwa.
 Memperhatikan kesehatan & perawatan para tahanan.

3. Perkembangan Organisasi Profesi Keperawatan

Beberapa organisasi keperawatan

1. ICN (International Council of Nurses) organisasi profesional wanita pertama di


dunia di dirikan tgl 1 Juli 1899 o/ Mrs.Bedford Fenwick.

Tujuannya:

o Memperkokoh silaturahmi perawat seluruh dunia


o Memberi kesempatan bertemu bagi perawat di seluruh dunia untuk
membicarakan masalah keperawatan.
o Menjunjung peraturan dlm ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan,
pendidikan keperawatan berdasarkan kode etik profesi keperawatan.
2. ANA di dirikan tahun 1800 yg anggotanya dari negara- negara bagian, berperan:

 Menetapkan standar praktek keperawatan.


 Canadian Nurse Association (CNA) tujuan sama dengan ANA memberikan izin
praktek keperawatan mandiri.

3. NLN (National League for Nursing) di dirikan tahun 1952, tujuan untuk
pengembangan & peningkatan mutu pelayanan keperawatan & pendidikkan
keperawatan.
4. British Nurse Association di dirikan tahun 1887, tujannya: memperkuat persatuan &
kesatuan seluruh perawat di Inggris & berusaha memperoleh pengakuan terhadap
profesi keperawatan. PPNI di dirikan 17 Maret 1974.

5|Page
C. Tujuan Pendidikan Dalam Keperawatan

Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang
baik, bertanggung jawaab, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengabdi kepada
masyarakat, bangsa dan negara, dan sebagainya.

Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan


yang sangat umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer (1860)
yang menganalisis tujuan pendidikan dalam lima bagian, yang berkenaan dengan:

1. Kegiatan demi kelangsungan hidup.


2. Usaha mencari nafkah.
3. Pendidikan anak.
4. Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara.
5. Penggunaan waktu senggang.

Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan


atas apa yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi
kehidupannya dalam masyarakat.

Bloom cs mebedakan tiga kategori tujuan pendidikan, yaitu :

1) Kognitif (head)

Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal


dunia sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan
kognitif dibagi dalam 6 bagian, yaitu;

a) Knowledge (Pengetahuan)
Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan
untuk diingat.
c) Comprehension (Pemahaman)
Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi, rumusan,
menafsirkan suatu teori.
d) Application (Penerapan)
Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu
pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan pengetahuan
dan pemahaman yang lebih mendalam.
e) Analysis (Analisis)
Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-unsurnya
misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan alam dan jagad raya.
f) Synthesis (Sintesis)
Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.
g) Evaluation (Penilaian)
Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
6|Page
2) Afektif (heart)

Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan, dan nilai-nilai atau


perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian,
yaitu;

a) Receiving
Menerima, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.
b) Responding (Merespon)
Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu, menunjukan
kesediaan dan kerelaan untuk merespon, merasa puas dalam merespon.
c) Valuing (Menghargai)
Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan mengikat diri
pada norma tersebut.
d) Organization (Organisasi)
Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu sistem nilai-
nilai.
e) Characterization by Value or Value Complex
Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak
seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi.
3) Psikomotor (hand)

Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang


mengandung unsur motoris.

Peran perawat tidak hanya care giver (pemberi asuhan) saja tetapi juga
sebagai concelor, educator dan concultant, sehingga dengan perannya tersebut
seorang perawat memerlukan pengetahuan tentang pendidikan agar bisa
memberikan pendidikan secara sistematis sesuai cara, metode dan media
pendidikan yang benar dan tepat terhadap klien, sehingga hasil dari pendidikan
yang diberikan kepada klien bisa tercapai tepat sasaran dan tepat guna.

Perawat Harus menguasai bidang pendidikan, karena dengan


mempelajari ilmu pendidikan seorang mahasiswa prodi keperawatan diharapkan
dapat memberi dan menerima informasi yang akan dibutuhkan dalam
menghadapi pasien (orang lain) sehingga mampu mengarahkan pada pencapaian
kompetensi profesional.

Istilah pendidik dan peserta didik dan perspektif keperawatan yaitu :

Pendidik adalah seseorang memberi pendidikan maupun bimbingan kepada


orang lain dibidang kesehatan, dengan tujuan terjadinya perubahan tingkah laku
positif tentang kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Peserta didik adalah klien (individu, keluarga, masyarakat) yang mendapatkan
materi pendidikan atau bimbingan di bidang kesehatan, sehingga klien tersebut

7|Page
secara mandiri mau melakukan perubahan tingkah laku yang positif dan
permanen dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

D. Fungsi Pendidikan Keperawatan

1. Fungsi pendidikan

Fungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :

a. Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme seleksi dan penerimaan,


serta daya tampung peserta didik.
b. Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan kompetensi, kurikulum
pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil belajar, fasilitas sumber daya
pendidikan, dan rumah sakit pendidikan.
c. Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme penilaian
akhir/keprofesian, dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.
2. Fungsi penelitian

Fungsi ini mencakup :

1) Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan, pengembangan ilmu pengetahuan ilmu
keperawatan, mengembangangkan teknologi keperawatan, meningkatkan mutu, dan
memperluas jangkauan pelayanan
2) Manfaatkan tekhnologi maju secara tepat dalam rangka meningkatkan mutu dan
memperluas jangkauan pelayanan professional
3) Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan ilmiah yang meliputi ceramah/diskusi
ilmiah, forum ilmiah, tulisan ilmiah/majalah ilmiah dan pengawal ilmu keperawatan.

3. Fungsi pengabdian masyarakat

Fungsi ini mencakup :

1) Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan jenjang pelayanan
kepada masyarakat, serta membangun model pelayanan/asuhan keperawatan
2) Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina kemampuan masyarakat
mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi.
3) Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan professional
4) Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang memerlukan.

Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai
dengan perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam
menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1.) Fungsi Independen

8|Page
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri
dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka
memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis
(pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2.) Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas
pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan
pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat
spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat
pelaksana.
3.) Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi
apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian
pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita
yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan
tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter
dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam
pemantauan reaksi onat yang telah diberikan. s

E. Media pembelajaran dalam keperawatan

a. Konsep Dasar Media Pembelajaran


Proses belajar mengajar merupakan proses komunikasi yang menyampaikan pesan
(materi) dari pengantar ke penerima.
1. Ecoding (materi jadi simbol).
2. Decoding (penafsiran simbol).
3. Barier (kegagalan penafsiran)
1. Media
Media merupakan alat berfungsi menyamapaikan pesan.
Apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima
informasi
Syarat –syarat media pembelajaran yang baik:
o Meningkatkan motivasi.
o Merangsang mengingat apa yang sudah di pelajari.
o Merangsang memberikan tanggapan/umpan balik.
2. Strategi Memilih Media
o Mempertimbangkan tingkat ketepatan.
o Menetapakan cakupan TIU dlm diagram alur.
o Waktu yang tersedia.

9|Page
o Jumlah peserta didik dan homogenitas.
o Pemindahan TIK dalam media yang di pilih.
b. Kendala dalam pembelajaran :
o Verbalisme (hanya kata-kata)
o Membingungkan.
o Peserta didik melamun.
o Pesan di persepsikan salah.
o Penyampai pesan membosankan.
o Kondisi fisik yang tidak mendukung.
c. Manfaat Media
Mengatasi sikap pasif peserta didik.
Memperjelas penyampaian pesan.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, daya indera.
Memberi perangsangan yang sama sehingga melahirkan persepsi yang sama.
d. Kriteria Pemilihan Media
o Kesesuaian dengan pesan yang di sampaikan.
o Ketepatan dengan penyampaian tujuan belajar.
o Ketermapilan pendidik dlm menggunakan media.
o Tersedianya waktu.
o Karakteristik peserta didik.
o Jenis rangsangan belajar yang di inginkan.
o Lingkungan setempat : tempat terang dan terbuka.
o Luasnya jangkauan.
o Biaya peralatan dan efektifitasnya.
o Kepraktisan, keluwesan dan ketahanan media.

e. Jenis Media Pembelajaran


1. Media gravis
Media visual: gambar, foto, sketsa, diagram, bagan, grafik.
2. Media Audiovisual
Terkait dengan indra pendengaran: radio, tape, recorder, lab bahasa, video.
3. Media Proyeksi Dalam
Memberikan rangsangan visual, divisualisasikan melalui proyektor:
film bingkai (slide), OHP, LCD.
 Papan Tulis
Hal yang perlu di perhatiakan:
a. Rencanakan penggunaan papan tulis: penuh/dibagi dua.
b. Membersihkan papan tulis.
c. Jangan berbicara selama menulis.
d. Pada waktu menulis berdiri tepat di depan papan tulis dan bergerak serong.
e. Tulisan jangan terlalu kecil.
f. Setelah menulis berdiri di samping papan tulis.

10 | P a g e
g. Tandai hal-hal penting/ kata asing.
h. Beri kesempatan anak untuk menyalin.
Kelebihan Papan Tulis
o Memudahkan mencatat materi.
o Memudahkan memahami materi.
o Ada kesemapatan mengatur kecepatan menulis.
o Memudahkan menginformasikan istilah.
o Melatih membuat ilustrasi.
o Menjaga konsentrasi pembicaraan.

Kekurangan Papan Tulis


o Tulisan tidak terlihat,terhalang teman.
o Sulit dibaca/menafsirkan tulisan.
o Mengharuskan konsentrasi penuh.
o Pantulan sinar dari jendela.
o Catatan tertinggal.
o Membutuhkan energi yang cukup banyak.
o Kurang praktis.
o Membutuhkan keterampilan khusus.
o Menghabiskan waktu.
o Sulit menjelaskan kembali jika tulisan sudah di hapus.
Lembar Balik (Flip Chart)
o Sekumpulan poster yang di bundel menjadi satu dengan jilid ring , sehingga
mudah di buka.
o Menggunakan kertas besar
o Harus terlihat dari jarak 5 meter.
o Terdiri dari 2 halaman (satu halaman bergambar dengan teks terbatas, kedua
berisi informasi/kata kunci dan pertanyaan diskusi yang menjadi acuan
pembahasan topik)
Kelebihan Lembar Balik (Flip Chart)
o Tidak hilang terhapus.
o Fokus.
o Digunakan saat tidak ada papan tulis /OHP.
Kekurangan Lembar Balik (Flip Chart)
o Harus bisa menulis besar dan lurus.
o Butuh tempat penyimpanan yang luas.
o Tidak bisa di perbesar karena tidak menggunakan proyeksi.

Leaflet
o Terdapat gambar dan tulisan dan lebih banyak tulisannya.
o Dapat dilipat, jika A4 yang dilipat tiga.
o Berisi gagasan mengenai pokok persoalan secara langsung/ langkah-langkah
melakukan sesuatu.

11 | P a g e
o Pesan singkat padat.
o Mudah dibawa dalam jumlah banyak.
Poster
o Menampilkan suatu tema yang menimbulkan perasaan kuat terhadap publik.
o Menyampaikan pertanyaan suatu persoalan bukan memberi solusi atau
jawaban.
o Lebih baik jika digunakan media diskusi.
o Banyak mengandung kreasi.
o Fokus dan tema poster ada relefasi dengan publik.
o Menimbulkan konflik dengan pandangan publik.

Stiker
 Berisi tulisan dan gambar dapat di tempel.
 Sebagai identifikasi terhadap sesuatu.
 Terbuat dari bahan kertas dan plastik.
 Berperekat di bagian belakang.
 Warna menyala.
 Cocok di tempel di tempat yang menarik perhatian orang (kaca mobil/motor
dll)
Film Bingkai (Slide)
Media visual, perhatiakan tata atur gravis
Keutungan:
o Menampilakan gambar berwarna sesuai aslinya, dapat di produksi dalam
jumlah besar.
o Penyimpanan ringkas, dapat di sertai sound slide.
Kekurangan:
o Harus di ruang gelap
o Perlu slide proyektor
o Memerlukan teknik pemotretan dan alat protret yang sesuai.

Transparan /OHP
o Media visual.
o Huruf minimal 5 mm, tebal, sederhana, huruf cetak.
o Perhatikan tata atur gravis: maksimal 8 baris /halaman.
o Keutungan : murah, dapat menjelaskan kembali materi yang dulu, fokus.
o Proyeksinya 1/250 dari jarak pandang yang terbesar.
VIDEO
Keuntungan:
o Mengulang gerakan tertentu.
o Memberikan nilai, kritik, saran, evaluasi.
o Tidak dapat di perlambat/dipercepat.
o Informasi dapat di sajikan serentak dalam beberapa kelas.
o Kegiatan belajar mandiri.

12 | P a g e
Kerugian:
o Peralatan harus tersedia
o Menyusun naskah/sekenario
o Biaya produksi tinggi
o Layar kecil, jumlah penonton terbatas.
o TV tidak berwarna warna tidak muncul.
Komputer
E-mail, Internet, Microword, vidio conferencing, WWW (World Wide Web),
Power Point.
Keuntungan: tidak terbatas ruang dan waktu, menarik, up to date
Power point: memperhatikan tata alur gravis, ditampilakan animasi.
Buklet
o Buku berukuran kecil (1/2 kuarto) dan tipis.
o Tidak lebih 30 halaman bolak –balik.
o Merpakan perpaduan antara leaflet dan buku.
o Penyajian isi lebih singkat dari buku.

DAFTAR PUSTAKA

13 | P a g e
https://dhanwaode.wordpress.com/2011/01/26/pendidikan-dalam-keperawatan/

Simamora Roymond H.,M.Kep, Ns.2009.Pendidikan Dalam


Keperawatan.Jakarta:EGC.

https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/tujuan-pendidikan-
dalam-keperawatan.html

https://tentangperawat25.blogspot.com/2013/09/media-pembelajaran-pendidikan-
kesehatan.html

https://anggykeperawatan.blogspot.com/2011/04/latar-belakang-keperawatan.html

http://keperawatanadil.blogspot.com/2007/11/pendidikan-keperawatan.html

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/04/definisi-pendidikan-definisi-
pendidikan-menurut-uu-no-20-tahun-2003-tentang-sisdiknas/

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai