Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.

A DENGAN GANGGUAN
SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI PENDENGARAN
DI RUANG ABIMANYU RSJD dr ARIF ZAINUDDIN SURAKARTA

Tgl/Jam MRS : 16-2-2019


Tanggal/Jam Pengkajian : 27 Februari 2019/ pukul 07.30 WIB
Metode pengkajian : Wawancara, observasi dan rekam medis
Diagnosa medis : Skizofrenia Tak Terinci (F 20.3)
No. Registrasi : 056xxx

A. PENGKAJIAN
I. Informasi Umum
1. Identitas pasien
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Susukan
Umur : 34 Tahun
Agama : Islam
Status perkawinan : Belum menikah
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Tidak bekerja

2. Identitas Penanggung jawab


Nama : Ny. S
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : Tidak terkaji
Pendidikan terakhir : Tidak terkaji
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Susukan
Hub. Dengan pasien : Ibu kandung

II. Riwayat Kesehatan


1. Alasan Masuk
Pada saat pengkajian pasien mengatakan alas an di bawa ke RSJD dr Arif Zainuddin
Surakarta karena mendengar suara suara yang mengejeknya dan pasien juga suka memukul
ibunya hingga melempar barang-barang. Sehingga pada tanggal 16 Februari 2019 pasien
dibawa oleh keluarga ke IGD RSJD Arif Zainuddin dan pasien di rawat di ruang Abimanyu
sampai sekarang.
MK : Halusinasi, Perilaku Kekerasan
2. Keluhan utama
Pada saat pengkajian pasien tampak bingung dan pandangan kosong. Pasien
mengatakan mendengar bisikan suara orang yang mengolok-oloknya namun tidak ada
wujudnya. Pasien mengatakan suara tersebut muncul ±3 kali dalam sehari saat pagi, sore
dan malam hari, saat pasien sendiri.
MK : Halusinasi

III. Faktor Predisposisi


1. Biologis
Keluarga tidak ada yang memiliki riwayat masalah seperti pasien.
2. Psikososial
a. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan tidak memiliki masa lalu yang tidak menyenangkan.
b. Riwayat penganiayaan
Pasien mengatakan tidak pernah dianiaya namun pasien pernah memukul orang.
Pasien mengatakan suka memukul ibunya dan melempar barang-barang.
MK : Perilaku Kekerasan

IV. Faktor Presipitasi


Pasien dirawat di ruang abimanyu RSJD dr Arif Zainuddin Surakarta dengan halusinasi dan
resiko perilaku kekerasan. Ini merupakan kali ke 7 pasien masuk ke rumah sakit jiwa. Pasien
mengatakan mendengar suara-suara yang mengejeknya dan pasien memukul ibunya serta
melempar barang-barang.
MK : Halusinasi dan Perilaku Kekerasan
V. Pemeriksaan Fisik (Senin, 12 Februari 2018)
1. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
N : 86 x/menit
R : 21 x/menit
T : 36,4 oC
2. Ukuran
BB : 64 Kg TB : 163 cm
3. Keluhan fisik
Pasien mengatakan tidak ada keluhan fisik seperti nyeri atau pegal-pegal. Pasien
mengatakan badannya hanya terasa lelah saja.
MK : Tidak ada masalah

VI. Psikososial
1. Genogram
34

Ket :

: Laki-laki : Menikah

: Perempuan : Tinggal Serumah

: Meninggal : Anak Kandung

: Pasien

a. Pengambilan keputusan
Pasien mengatakan di keluarganya yang bertugas mengambil keputusan yaitu
ayahnya, sama seperti yang membawa pasien ke rumah sakit yaitu ayahnya.
b. Pola asuh
Pasien mengatakan sejak kecil tinggal dan diasuh oleh ayah ibu dan kakaknya.
Pasien mengatakan lebih dekat dengan ibunya dan sering bercerita dengan ibunya.
c. Pola komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan mahasiswa secara baik, pembicaraan pasien
fokus pada topik pembicaraan dan terarah, namun pasien tidak dapat mengawali
pembicaraan.

2. Konsep Diri
a. Citra tubuh
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan tidak ada bagian dari tubuhnya
yang tidak disukai.
b. Identitas diri
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien ditanya mengenai jenis kelamin pasien
menjawab seorang laki-laki dan saat ditanya mengenai status dan posisi pasien saat
sebelum dirawat di rumah sakit, pasien menjawab dirinya sebagai anak ke 3 dari 3
bersaudara dan posisinya sebagai adik dari kakak-kakaknya. Tetapi saat sudah berada
di rumah sakit, dirinya mengatakan statusnya sekarang menjadi pasien.
c. Peran
- Sebelum masuk RS
Pada saat dilakukan pengkajian, pasien ditanya mengenai perannya dalam keluarga
dan lingkungan saat berada di rumah, pasien mengatakan saat berada di rumah
pasien sebagai anak dan adik dari kakak-kakaknya. Pasien mengatakan sebelum
sakit pasien bekerja menggiling plastic di tempat rongsok untuk membantu
keuangan orangtuanya.
- Saat di RS
Pasien mengatakan selama di rumah sakit ia tidak bisa menjalankan perannya
sebagai anak dan adik dari kakak-kakaknya.

d. Ideal diri
- Sebelum masuk RS
Pasien mengatakan saat dulu, cita-citanya ingin menjadi pengusaha sukses.
- Saat di RS
Pasien mengatakan ingin segera pulang dan ingin bekerja kembali. Pasien juga
ingin segera menikah.
e. Harga diri
Pasien mengatakan saat di rumah sakit pasien merasa baik, tidak merasa malu dengan
dirinya dan pasien di hargai oleh teman-temannya.
MK : tidak ada

3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan orang yang berarti dalam kehidupannya yaitu ibu. Pasien saat di
rumah paling sering bercerita dan paling dekat dengan ibunya. Saat ditanya siapa
orang yang paling dekat selama di rumah sakit pasien mengatakan tidak ada. Saat
ditanya dengan siapa pasien sering bercerita selama di rumah sakit pasien mengatakan
tidak ada. Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien lain.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
Pasien mengatakan di masyarakat pasien tidak ada mengikuti kegiatan sosial seperti
gotong royong ataupun perkumpulan muda-mudi.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien tidak bisa memulai pembicaraan dengan orang lain, pasien mampu bicara
normal dan mampu memahami lawan bicaranya.

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan dirinya sedang dirawat di rumah sakit jiwa yang artinya dirinya
sedang sakit. Pasien berkeyakinan dirinya akan sembuh.
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan beragama islam, saat di rumah terkadang pasien menjalankan
sholat 5 waktu. Selama dirawat di rumah sakit pasien juga terkadang sholat.
VII. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan pasien rapi, pasien memakai seragam rumah sakit, pasien berganti baju
setiap pagi sehabis dirinya mandi. Pasien berambut pendek selalu disisir rapi, kuku
tangan dan kaki pasien pendek dan tidak kotor.
2. Pembicaraan
Pada saat pengkajian, pasien berbicara sedang tidak cepat ataupun lambat, suara pasien
pelan, pembicaraan pasien sedikit dan hanya menjawab yang ditanyakan oleh perawat
dengan singkat dan padat, saat berbicara ucapan pasien jelas, jawaban pasien terarah dan
jawaban pasien sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Pasien belum mampu memulai
pembicaraan.
3. Aktivitas motorik
Pada saat pengkajian, pasien duduk bersama perawat. Saat berjalan, cara berjalan pasien
santai tidak terlalu cepat ataupun lambat, saat diajak berbicara kontak mata pasien
terfokus pada lawan bicara.
4. Alam perasaan
Saat ditanya mengenai perasaan pasien, pasien menjawab pasien senang mengobrol
dengan perawat. Berdasarkan hasil observasi pasien tampak senang, namun terkadang
raut wajah pasien sedih.
5. Afek
Datar
Pada saat berkomunikasi emosi pasien tidak sesuai dengan stimulus yang diberikan, raut
wajah pasien tampak tegang dan sedih. Pada saat berinteraksi dengan mahasiswa dan
melihat orang-orang dilingkungan sekitarnya tertawa pasien tidak ikut tertawa.
6. Persepsi
Halusinasi (pendengaran)
Selama wawancara dengan pasien, pasien mengatakan mendengar bisikan yang hanya
dapat didengar oleh dirinya. Pasien mengatakan bisikannya mengatakan jika kondisi
dirinya masih seperti ini saja, bisikan sering datang biasanya >3 kali dalam sehari.
Pasien mengatkan suara tersebut datang saat pasien sedang sendiri dan saat tengah
malam. Saat mendengar suara tersebut pasien biasanya langsung tidur. Selama di
ruangan pasien sering tidur. Saat ditanya kenapa pasien tidur terus, pasien mengatakan
tidak apa-apa.
7. Proses pikir
Koheren
Selama wawancara, pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik dan jelas serta
jawaban berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Saat ditanya
mengapa pasien dibawa ke rumah sakit, pasien mengatakan karena memukul ibunya dan
mendengar suara suara tidak nyata.
8. Bentuk pikir
Realistik (sesuai dengan kenyataan)
Pada saat pengkajian, mahasiswa menanyakan kepada pasien tentang suara suara yang
didengarnya itu nyata atau tidak, pasien menjawab suara tersebut tidak nyata. Dan pada
saat mahasiswa menanyakan kepada pasien tentang memukul orang lain itu baik atau
tidak, pasien kemudian mengatakan perbuatan itu tidak baik.
9. Isi pikir
Pada saat pengkajian, pasien tidak mengalami ketakutan terhadap sesuatu ataupun
terobsesi dengan sesuatu.
10. Tingkat kesadaran
Compos mentis (sadar penuh)
Pasien dapat berkomunikasi dengan mahasiswa, pasien terorientasi waktu, tempat dan
orang. Saat ditanya apakah ini pagi, siang atau malam pasien mengatakan ini pagi hari,
saat ditanya dimana pasien saat ini pasien mengatakan dirinya sedang berada di rumah
sakit. Saat ditanya apakah pasien ingat dengan mahasiswa pasien mengatakan ya, dan
menyebut nama mahasiswa.
11. Daya ingat
Pasien tidak mengalami gangguan daya ingat jangka pendek, saat ditanya apa yang
pasien makan tadi pagi pasien mengatakan makan nasi, tempe, sayur dan buah. Pasien
tidak mengalami gangguan daya ingat jangka panjang saat ditanya apakah pasien pernah
dirawat sebelumnya pasien mengatakan pada 2014 pasien pernah dirawat di sini. Pasien
tidak mengalami gangguan daya ingat saat ini ketika ditanya saat ini pasien sedang
dimana, pasien menjawab dirinya sekarang sedang dirawat di rumah sakit dan pasien
tidak mengalami gangguan daya ingat semu.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Pada saat pengkajian, pasien mampu berkonsentrasi dan berinteraksi dengan mahasiswa
selama 25 menit. Pasien mampu beritung dengan stimulus dari mahasiswa seperti 2+2
pasien menjawab 4.
13. Pengambilan keputusan
Pada saat pengkajian, pasien mampu mengambil keputusan secara mandiri. Contohnya
pasien melaksanakan mandi setiap pagi dan berganti pakaian setelah itu menyisir
rambutnya dengan keputusan sendiri tanpa paksaan.
14. Daya tilik diri
Pada saat pengkajian, pasien menyadari penyakit yang diderita serta mengetahui tentang
apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Pasien menyadari bahwa pasien memiliki
gangguan yaitu sering mendengar bisikan-bisikan di telinga pasien dan suka memukul
ibunya.

VIII. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
Pasien makan 3 kali sehari dengan porsi makanan 1 piring dengan menu nasi, lauk
dan buah dengan ara mkaan menggunakan sendok. Pasien dapat makan dengan
mandiri. Pasien menghabiskan 1 porsi makanan, setelah makan pasien mampu
membersihkan tempat makanan dan kemudian tempat makanan dikembalikan ke
tempatnya.
2. BAB/BAK
Pasien dapat BAB/ BAK sendiri di toilet, setelah itu pasien dapat membersihkan
diri sendiri dan merapikan pakaiannya secara mandiri.
3. Mandi
Pasien mampu mandi sendiri, pasien mandi 2x sehari pagi dan sore hari dengan
menggunakan sabun. Pasien menggosok gigi 1x sehari.
4. Berpakaian/ berhias
Pasien berpakaian sendiri dengan pakaian yang telah disediakan. Dapat memakai
pakaian dengan benar. Pasien menyisir rambutnya setelah mandi dan rambut pasien
terlihat rapi.

5. Istirahat dan tidur


Istirahat pasien cukup. Saat pagi pasien lebih sering di tempat tidur untuk
berbaring-baring. Tidur siang sekitar 3-4 jam per hari, tidur malam sekitar 8 jam.
6. Penggunaan Obat
Pasien dapat meminum obat secara mandiri, dan obat telah disiapkan oleh perawat.
Pasien ingat jadwal minum obatnya. Saat jam makan datang pasien membawa
minum dan menunggu untuk diberikan obat.
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien masih memerlukan perawatan lanjutan karena masih perlu minum obat
secara teratur agar penyakit pasien tidak kambuh.
8. Aktivitas di dalam rumah
Kegiatan pasien di dalam rumah hanya tidur, makan dan menonton tv.
9. Aktivitas di luar rumah
Pasien tidak memiliki kegiatan di luar rumah.

IX. Mekanisme Koping


Maladaptif :
1. Minum alcohol
2. Reaksi lambat
3. Memendam masalahnya sendiri
4. Menciderai diri
Penjelasan:
Saat dilakukan pengkajian respon pasien lambat dalam menjawab pertanyaan, pasien sepeti
memendam perasaannya/tidak ingin bercerita.

X. Masalah Psikososial dan Lingkungan


1. Masalah dengan dukungan kelompok
Pasien mengatakan ingin sekali pulang serta berkumpul dengan keluarga, pasien belum
mendapat kunjungan dari keluarganya.
2. Masalah berhubungan dengan lingkungan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam berhubungan dengan lingkungannya di
bangsal.
3. Masalah dengan pendidikan
Pasien mengatakan merupakan lulusan SD.
4. Masalah dengan perumahan
Pasien mengatakan tinggal bersama orangtuanya, pasien memikirkan sekring listrik
rumah yang telah digantinya.

XI. Pengetahuan Kurang Tentang Kesehatan


Pasien kurang pengetahuan tentang pentingnya minum obat secara teratur untuk
mencegah kekambuhan saat di rumah.

XII.Aspek Medis
Diagnosa medis : F. 20. 3 (Skizofrenia tak terinci)
Terapi medis
1. Risperidon 2 x 2 mg
2. Trihexyphenidyl 2 mg 2 x 2 mg
3. Clozapine 1 x 100 mg

Nama Indikasi Kontra Indikasi Efek Samping


Risperidone adalah Hipersensitif  Yang umum
Risperidon
yang terhadap risperidone terjadi: insomnia, ag
obat
untuk . itasi, rasa
digunakan
cemas, sakit kepala.
menangani .
 Efek Samping lain:
gangguan mental
somnolen, kelelahan
dengan
, pusing, konsentrasi
gejala psikosis,
terganggu, konstipas
seperti skizofrenia
i, dispepsia, mual/m
atau gangguan
untah, nyeri abdomi
bipolar. Selain itu,
nal, gangguan
obat antipsikotik
penglihatan,
ini juga digunakan
priapismus, disfung
untuk
si ereksi,
menangani penyaki
disfungsi ejakulasi,
t Alzheimer atau
disfungsi orgasme,
gangguan tingkah
inkontinensia urin,
laku.
rinitis, ruam dan
reaksi alergi lain.

Trihexyphenidyl Pengobatan pada Kontra indikasi Gangguan pencernaan,


penderita pengobatan glaukoma, midriasis,
Parkinson dan Trihexyphenidyl retensi urin, gangguan
gangguan yaitu pada glausudut mental.
ekstrapiramidal. tertutup, ileus
paralitikum,
hipertrofi prostat,
retensi urin,
obstruksi saluran
cerna.
Clozapine Pengobatan Kontraindikasi yaitu Chlorpromazine dapat
penyakit psikosis, hipersensitifitas menyebabkan takikardi,
neurosis, gangguan clozapine atau ngantuk, pusing,
susunan saraf pusat komponen lain insomnia, konstipasi,
yang membutuhkan dalam formulasi, penambahan
sedasi, anestesi, riwayat agranulosito berat badan,
premedikasi, sis atau granulositop air liur berlebih, mual,
mengontrol enia karena muntah, angina,
hipotensi, psikosis klozapine, epilepsi perubahan EKG,
akut dan gangguan tidak terkontrol, hipertensi, hipotensi,
skizofrenia. depresi sinkope, kejang,
sitem saraf pusat gangguan
berat penglihatan, sakit
atau status koma, kepala, akathisia,
ileus paralitik, bingung, anoreksia,
gangguan tidak bisa
myeloploriferatif, tidur, ansietas, perasaan
digunakan dengan tidak enak pada perut,
obat lain yang diare,
mempunyai risiko sakit tenggorokan,
menimbulkan abnormalitas urinary,
agranulositosis atau eosionofila,
penekanan sumsum leukopenia, tremor,
tulang. hypokinesia.

XIII. Pohon Masalah

Resiko Perilaku Kekerasan



Effect

Core problem Gangguan sensori/persepsi :


halusinasi pendengaran

Isolasi Sosial
Cause
B. ANALISA DATA ( 27 Februari 2019)
Nama pasien : Tn. A No RM : 056XXX
Umur : 34 tahun Diagnosa medis: F 20.3 (Skizofrenia Tak Terinci)

No DATA MASALAH
1. DS :

 Pasien mengatakan mendengar bisikan yang hanya dapat Gangguan sensori


didengar oleh dirinya. Pasien mengatakan bisikannya persepsi :
mengatakan jika kondisi dirinya masih seperti ini saja, bisikan Halusinasi
sering datang biasanya >3 kali dalam sehari. Pasien mengatkan Pendengaran
suara tersebut datang saat pasien sedang sendiri dan saat tengah
malam.
 Saat mendengar suara tersebut pasien biasanya langsung tidur.
 Selama di ruangan pasien sering tidur. Saat ditanya kenapa
pasien tidur terus, pasien mengatakan tidak apa-apa.

DO :

- Pasien tampak tersenyum sendiri ketika duduk bersama


perawat

- Pasien terlihat sering melamun sendiri dan terlihat sedih.


2 DS :
- Saat ditanya kegiatan pasien di masyarakat pasien mengatakan
tidak ada, pasien lebih suka berdiam diri di rumah
- Saat ditanya siapa orang yang paling dekat selama di rumah
sakit pasien mengatakan tidak ada
- Saat ditanya siapa dengan siapa pasien sering bercerita selama Isolasi Sosial
di rumah sakit pasien mengatakan tidak ada
DO :
- Pasien tampak mondar-mandir sendiri selama di ruangan
- Pasien jarang berkomunikasi dengan pasien lain
- Pasien tidak mampu memulai pembicaraan

3 DS : Pasien mengatakan suka memukul ibunya dan pernah


membanting benda-benda di rumah seperti kursi.
Resiko Perilaku
DO : Kekerasan
- Ketika berbicara mata pasien tampak melotot
- Intonasi suara pasien terdengar tegas

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan sensori persepsi : Halusinasi Pendengaran
2. Isolasi sosial
3. Resiko Perilaku Kekerasan
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. A No RM : 056XXX
Umur : 34 tahun Diagnosa medis : F 20.3 (Skizofrenia Tak Terinci)

Diagnosis
No Tujuan Intervensi
Keperawatan

1 Perubahan Setelah dilakukan tindakan keperawatan SP 1


persepsi sensori selama 3x interaksi diharapkan pasien
- Identifikasi halusinasi : isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
: halusinasi mampu mengontrol halusinasinya dengan pencetus, perasaan, emosi
pendengaran kriteria hasil:
- Jelaskan cara mengontrol halusinasi: hardik, obat, bercakap-
cakap, melakukan kegiatan
- Pasien dapat melakukan bina hubungan
saling percaya dengan perawat - Latih cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk menghardik
- Pasien dapat mengidentifikasi jenis, isi
frekuensi, kondisi yang memunculkan SP 2

halusinasi dan respon pasien terhadap - Evaluasi kegiatan menghardik, berikan pujian
halusinasi halusinasi - Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6
benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara kontinuitas jinum
- Pasien dapat melakukan teknik
obat)
menghardik
- Masukkan ke dalam jadwal harian untuk latihan menghardik
- Pasien patuh minuk obat dan minum obat
- Pasien dapat mengendalikan halusinasi SP 3
dengan cara bercakap-cakap dengan
- Evaluasi kegiatan latihan menghardik & minum obat. Beri
orang lain
pujian
- Pasien dapat mengendalikan halusinasi
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap
dengan melakukan kegiatan di RSJ
saat terjadi halusinasi
yang sesuai dengan kegiatan yang biasa
dilakukan pasien di rumah - Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,
minum obat dan bercakap-cakap

SP 4

- Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, dan bercakap-


cakap. Beri pujian

- Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan


kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)

- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,


minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian.
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Tn. A No RM : 0563XX
Umur : 34 tahun Diagnosa medis : F 20.3 (Skizofrenia Tak Terinci)
Tanggal/ jam Implementasi Evaluasi TTD

Senin, 4 Maret Data S:


- Pasien mengatakan mendengar bisikan
2019/ 08.00
DS: yang hanya dapat didengar oleh
WIB
- Pasien mengatakan mendengar bisikan yang hanya dapat dirinya. Pasien mengatakan
didengar oleh dirinya. Pasien mengatakan bisikannya bisikannya mengejek keadaannya
mengajaknya bermain game, bisikan sering datang biasanya >3 yang masih seperti ini saja, bisikan
kali dalam sehari. Pasien mengatakan suara tersebut datang saat sering datang biasanya >3 kali dalam
pasien sedang sendiri dan saat tengah malam. sehari. Pasien mengatakan suara
- Saat mendengar suara tersebut pasien biasanya langsung tidur. tersebut datang saat pasien sedang
sendiri dan saat tengah malam
- Selama di ruangan pasien sering tersenyum dan tertawa
- Saat mendengar suara tersebut pasien
sendiri , saat ditanya apa penyebab ia tersenyum dan tertawa
biasanya langsung tidur.
sendiri pasien mengatakan tidak ada apa-apa. - Pasien mengatakan bisa

DO : mempraktikkan kembali cara


menghardik halusinasi
- Pasien tampak mondar-mandir sambil tersenyum dan tertawa
O:
sendiri - Pasien tampak mampu

- Pasien terlihat sering melamun sendiri mengidentifikasi halusinasinya


- Pasien mampu mempraktekkan
Diagnosa Keperawatan : kembali cara menghardik halusinasi
A:
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

Implementasi Pendengaran
P:
- Mengidentifikasi jenis halusinasi pasien. - Latihan menghardik setiap hari jam
- Mengidentifikasi isi halusinasi pasien. 12.00-12.10 WIB, (setelah makan
- Mengidentifikasi waktu halusinasi pasien.
- Mengidentifikasi frekuensi halusinasi pasien. siang)
- Mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi. - Evaluasi isi, frekuensi, jenis, respon
- Mengidentifikasi respons pasien terhadap halusinasi. pasien terhadap halusinasi
- Mengajarkan pasien menghardik halusinasi - Evaluasi latihan menghardik pasien

Rencana tindak lanjut

1. Anjurkan pasien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam


jadwal kegiatan harian.
2. Lakukan SP 2 :

- Evaluasi kegiatan menghardik, berikan pujian


- Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar:
jenis, guna, dosis, frekuensi, cara kontinuitas jinum obat)
- Masukkan ke dalam jadwal harian untuk latihan menghardik
dan minum obat
Selasa,5 Maret Data S:
- Pasien mengatakan belum mencoba
2019/ 09.30
DS: menghardik suara bisikannya
WIB
- Pasien mengatakan masih mendengar bisikan. Pasien mengatakan - Pasien mengatakan mengerti dengan

isi bisikannya mengejek keadaannya masih seperti ini saja penjelasan perawat tentang obat dan
akan rajin minum obat pagi jam 06.30
- Pasien mengatakan hari ini sudah mendengar 2 kali. Pasien
wib dan malam jam 16.30 wib.
mengatakan suara tersebut datang saat pasien sedang sendiri dan
Meminum obat sesuai dosis obat yang
saat beristirahat
diberikan, meminum obat melalui
DO :
mulut.
- Pasien masih tampak mondar-mandir sambil tersenyum dan tertawa
sendiri O:
- Pasien mampu mempraktekkan
- Pasien terlihat sering duduk sendiri
kembali cara menghardik halusinasi
- Pasien mampu menghardik hanya
Diagnosa Keperawatan : dengan motivasi, pasien tidak bisa

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran latihan menghardik secara mandiri


- Tampak mengerti dengan penjelasan
perawat megenai cara mengontrol
Implementasi halusinasi dengan obat
A:
- Mengevaluasi kegiatan menghardik, berikan pujian Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
- Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6
benar: jenis, guna, dosis, frekuensi, cara kontinuitas minum Pendengaran berkurang
obat) P:
- Minum obat setelah sarapan dan
Rencana tindak lanjut
makan malam pada jam 06.30 dan
1. Anjurkan pasien masukkan ke dalam jadwal harian untuk latihan 16.30 WIB
menghardik dan minum obat - Evaluasi cara mengontrol halusinasi
2. Lakukan SP 3: menghardik dan kepatuhan minum

- Evaluasi kegiatan latihan menghardik & minum obat. Beri obat


pujian - Lakukan SP3 : bercakap-cakap
mengenai hal positif
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat
terjadi halusinasi

- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik,


minum obat dan bercakap-cakap.
Rabu, 6 Maret Data S:
- Pasien mengatakan belum menghardik
2019/ 09.30
DS: saat suara itu muncul
WIB
- Pasien mengatakan hari ini baru mendengar 1x kali. Pasien - Pasien mengatakan saat suara muncul

mengatakan suara tersebut datang saat pasien sedang beristirahat pasien hanya diam dan langsung tidur
- Pasien mengatakan sudah minum obat
dan saat tengah malam.
yang diberikan oleh perawat berwarna
- Pasien mengatakan kapan dirinya bisa pulang putih, kuning dan pink saat sore hari
DO : jam 16.30 wib dan minum obat putih
- Pasien masih tampak mondar-mandir sambil tersenyum dan tertawa dan pink saat pagi jam 06.30 wib
- Pasien mengatkan akan bercakap-
sendiri
cakap dengan mahasiswa dan
- Pasien terlihat sering duduk sendiri temannya yang lain saat suara itu
Diagnosa Keperawatan : muncul
- Pasien mengatakan akan melakukan
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran
kegiatan seperti merapikan tempat
tidur dan mandi pagi dan sore
Implementasi menggosok gigi serta menyisir rambut
O:
- Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik & obat. Memberi
- Pasien masih mampu mempraktekkan
pujian
kembali cara menghardik halusinasi
- Melatih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap saat namun pasien belum mampu berlatih
terjadi halusinasi secara mandiri
- Pasien mau berkenalan dengan pasien
Rencana tindak lanjut lain
- Pasien sudah minum obat yang
1. Anjurkan pasien memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
diberikan oleh perawat berwarna
menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
putih, kuning dan pink saat sore hari
2. Lakukan SP 4 :
jam 16.30 wib dan minum obat putih
- Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, dan bercakap- dan pink saat pagi jam 06.30 wib
A:
cakap. Beri pujian Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
- Latih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan Pendengaran berkurang
P:
harian (mulai 2 kegiatan)
- Latihan bercakap-cakap setelah makan
- Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, siang 12.00-12.30 WIB
- Evaluasi isi, jenis, frekuensi, dan
minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian.
respon pasien terhadap halusinasi
- Evaluasi cara mengontrol halusinasi
latihan menghardik, minum obat dan
bercakap-cakap
- Aktivitas /kegiatab harian

Kamis,7 Maret Data S:


- Pasien mengatakan belum
2019/ 09.30
DS: mempraktekkan kembali cara
WIB
- Pasien mengatakan bisikannya yang mengejek keadaannya masih mengontrol halusinasi yaitu
seperti ini saja masih terdengar namun sudah berkurang. menghardik, pasien malas untuk
- Pasien mengatakan hari ini sudah mendengar 1x kali dan lebih berlatih.
- Pasien mengatakan sudah minum obat,
berkurang. Pasien mengatakan suara tersebut datang saat pasien
bercakap-cakap dengan teman
sedang sendiri dan saat tengah malam.
disampingnya
- Pasien mengatakan kapan dirinya dijemput - Pasien mengatakan akan mencoba

DO : membereskan tempat tidurnya


- Pasien sudah mandi pagi, menggosok
- Pasien terkadang masih tampak berbaring dengan raut wajah sedih
gigi dan menyisir rambutnya
- Pasien mulai mampu menyampaikan apa yang ia rasakan seperti O:
- Pasien masih mampu mempraktekkan
ingin pulang
kembali cara menghardik halusinasi
Implementasi namun pasien belum mampu berlatih
- Mengevaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, dan bercakap- secara mandiri
cakap. Beri pujian - Pasien mau bercanda dengan pasien
lain
- Melatih cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan - Pasien sudah minum obat yang
harian (mulai 2 kegiatan) yaitu merapikan tempat tidur dan diberikan oleh perawat berwarna
menyisir rambut putih, kuning dan pink saat sore hari
jam 16.30 wib dan minum obat putih
Rencana tindak lanjut
dan pink saat pagi jam 06.30 wib
- Evaluasi kegiatan latihan menghardik, obat, bercakap-cakap - Pasien masih belum mampu
dan melakukan 2 kegiatan. Beri pujian melakukan kegiatan merapikan tempat
tidurnya secara mandiri
- Pasien tampak selesai mandi dan
menyisir rambutnya untuk mengisi
kegiatannya
A:
Gangguan sensori persepsi : Halusinasi
Pendengaran berkurang
P:
- Latihan kegiatan (menyisir rambut dan
merapikan tempat tidur setelah tidur
siang 14.00 WIB
- Evaluasi isi, jenis, frekuensi, dan
respon pasien terhadap halusinasi
- Evaluasi cara mengontrol halusinasi
latihan menghardik,
- Evaluasi cara mengontrol halusinasi
minum obat
- Evaluasi cara mengontrol halusinasi
bercakap-cakap
- Evaluasi cara mengontrol halusinasi
melakukan 2 kegiatan

Anda mungkin juga menyukai