Anda di halaman 1dari 16

Nama Dosen : Suarni, S.Kep, NS, M.

Kep
Mata Kuliah : Pendidikan Dalam Keperawatan

MAKALAH CONTOH PENDIDIKAN KESEHATAN

KELOMPOK 7

FATRIANI
FIRDA
FITRAWATI 21806146
UNI SULFIATI 21806276
RISNAWATI 21806161

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


ILMU KEPERAWATAN
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan
caramenyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan kesehatan adalah gabungan
berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk
mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta
pertolongan (Effendy, 1998). Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan
pada diri seseorang yang dihubungkan dengan pencapaian tujuan kesehatan
individu, dan masyarakat . Pendidikan kesehatan tidak dapat diberikan kepada
seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus dilaksanakan
atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu
proses perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang
menerima atau menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan
dengan tujuan hidup sehat (Suliha, dkk., 2002).
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan?
b. Tujuan Penyuluhan Kesehatan?
c. Faktor-faktor Keberhasilan dalam Pemberian Penyuluhan?
d. Media-media Penyuluhan beserta Fungsinya?
e. Metode-metode dalam Penyuluhan Kesehatan?
C. Tujuan Penulisan
a. Dapat Menjelaskan Pengertian Penyuluhan kesehatan.
b. Dapat Mengetahui Tujuan Penyuluhan kesehatan.
c. Dapat Mengetahui Faktor-faktor Keberhasilan dalam Pemberian penyuluhan.
d. Dapat Menyebutkan Media-media Penyuluhan dan Fungsinya.
e. Dapat Menyebutkan Metode-metode dalam Penyuluhan Kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyuluhan
Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat agar
mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya
peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan
kesejahteraannya (Subejo, 2010).
Pengertian penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan
masyarakat (Public Health Education), yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik. Akhirnya
pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya.
Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat
terhadap perubahan perilaku sasaran.
Penyuluhan kesehatan juga suatu proses, dimana proses tersebut
mempunyai masukan (input) dan keluaran (output). Di dalam suatu proses
pendidikan kesehatan yang menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni
perubahan perilaku dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya sendiri juga
metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan
alat-alat bantu atau alat peraga pendidikan. Agar dicapai suatu hasil optimal,
maka faktor-faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis. Hal ini berarti,
bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus menggunakan cara
tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat
bantu pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus
berbeda dengan sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa
pun harus berbeda dengan sasaran individual dan sebagainya (Notoatmodjo,
2003).
B. Tujuan Penyuluhan kesehatan
Menurut Effendy (1998 cit Anonima, 2008) tujuan penyuluhan kesehatan
adalah tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam
membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta
berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,
terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian, menurut WHO tujuan
penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan
masyarakat dalam bidang kesehatan.
C. Faktor-faktor Keberhasilan dalam Penyuluhan
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan
penyuluhan kesehatan :

3
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi
baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima informasi didapatnya.

2. Tingkat Sosial Ekonomi


Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam
manerima informasi baru.
3. Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal
yang tidak dapat diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai
dan menganggap sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
4. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-
orang yang sudah mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan
masyarakat dengan penyampai informasi.
5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas
masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

Media dalam penyuluhan, kelebihan dan kekurangan tiap media.


 Klasifikasi Media Penyuluhan
Terdapat lima model klasifikasi, yaitu menurut:
1. . Menurut Schramm, media digolongkan menjadi media rumit, mahal, dan
media sederhana. Schramm juga mengelompokkan media menurut
kemampuan daya liputan, yaitu :
a. liputan luas dan serentak seperti TV, radio, dan facsimile
b. liputan terbatas pada ruangan, seperti film, video, slide, poster audio tape
c. media untuk belajar individual, seperti buku, modul, program belajar
dengan komputer dan telpon.
2. Menurut Gagne, media diklasifikasi menjadi tujuh kelompok, yaitu : benda
untuk di demonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam,
gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media
pembelajaran tersebut dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi
menurut hirarki belajar yang dikembangkan, yaitu pelontar stimulus belajar,
penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal,
menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi
umpan balik.
3. Menurut Allen, terdapat sembilan kelompok media, yaitu: visual diam, film,
televisi, obyek tiga dimensi, rekaman, pelajaran terprogram, demonstrasi,
buku teks cetak, dan sajian lisan. Di samping mengklasifikasikan, Allen juga
mengaitkan antara jenis media pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai. Allen melihat bahwa, media tertentu memiliki kelebihan untuk
tujuan belajar tertentu tetapi lemah untuk tujuan belajar yang lain. Allen
4
mengungkapkan enam tujuan belajar, antara lain: info faktual, pengenalan
visual, prinsip dan konsep, prosedur, keterampilan, dan sikap. Setiap jenis
media tersebut memiliki perbedaan kemampuan untuk mencapai tujuan
belajar; ada tinggi, sedang, dan rendah.
4. Menurut Gerlach dan Ely, media dikelompokkan berdasarkan ciri-ciri
fisiknya atas delapan kelompok, yaitu benda sebenarnya, presentasi verbal,
presentasi grafis, gambar diam, gambar bergerak, rekaman suara,
pengajaran terprogram, dan simulasi.
5. Menurut Ibrahim, media dikelompokkan berdasarkan ukuran serta kompleks
tidaknya alat dan perlengkapannya atas lima kelompok, yaitu media tanpa
proyeksi dua dimensi; media tanpa proyeksi tiga dimensi; media audio; media
proyeksi; televisi, video, komputer. Berdasarkan pemahaman atas klasifikasi
media pembelajaran tersebut, akan mempermudah para guru atau praktisi
lainnya dalam melakukan pemilihan media yang tepat pada waktu
merencanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu. Pemilihan
media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta kemampuan dan
karakteristik pebelajar, akan sangat menunjang efisiensi.

D. Media Penyuluhan berdasarkan Fungsinya


Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan kesehatan, media
penyuluhan
dibagi menjadi 3 yakni :
a. Media cetak
Media ini mengutamakan pesan-pesan visual, biasanya terdiri dari
gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna. Yang termasuk
dalam media ini adalah booklet, leaflet, flyer (selebaran), flip chart (lembar
balik), rubric atau tulisan pada surat kabar atau majalah, poster, foto yang
mengungkapkan informasi kesehatan. Ada beberapa kelebihan media cetak
antara lain tahan lama, mencakup banyak orang, biaya rendah, dapat dibawa
kemana-mana, tidak perlu listrik, mempermudah pemahaman dan dapat
meningkatkan gairah belajar. Media cetak memiliki kelemahan yaitu tidak
dapat menstimulir efek gerak dan efek suara dan mudah terlipat.
b. Media elektronik
Media ini merupakan media yang bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dan penyampaiannya melalui alat bantu elektronika. Yang
termasuk dalam media ini adalah televisi, radio, video film, cassette, CD,
VCD. Seperti halnya media cetak, media elektronik ini memiliki kelebihan
antara lain lebih mudah dipahami, lebih menarik, sudah dikenal masyarakat,
bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajiannya dapat
dikendalikan dan diulang-ulang serta jangkauannya lebih besar. Kelemahan
dari media ini adalah biayanya lebih tinggi,sedikit rumit, perlu listrik dan alat
canggih untuk produksinya, perlu persiapan matang, peralatan selalu
berkembang dan berubah, perlu keterampilan penyimpanan dan keterampilan
untuk mengoperasikannya.
5
c. Media luar ruang
Media menyampaikan pesannya di luar ruang, bisa melalui media
cetak maupun elektronik misalnya papan reklame, spanduk,
pameran, banner dan televisi layar lebar. Kelebihan dari media ini adalah
lebih mudah dipahami, lebih menarik, sebagai informasi umum dan hiburan,
bertatap muka, mengikut sertakan seluruh panca indera, penyajian dapat
dikendalikan dan jangkauannya relatif besar. Kelemahan dari media ini
adalah biaya lebih tinggi, sedikit rumit, perlu alat canggih untuk produksinya,
persiapan matang, peralatan selalu berkembang dan berubah, memerlukan
keterampilan penyimpanan dan keterampilan untuk mengoperasikannya.

 Media Penyuluhan
Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju.
Menurut Notoatmodjo (2005), media penyuluhan didasarkan cara produksinya
dikelompokkan menjadi :
A. Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.
Media cetak terdiri dari :
1) Booklet atau brosur adalah suatu media untuk menyampaikan pesan
kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar. merupakan
barang cetakan yang berisikan gambar dan tulisan (lebih dominan) yang
berupa buku kecil setebal 10-25 halaman, dan paling banyak 50 halaman.
Booklet ini dimaksudkan untuk memepengaruhi pengetahuan dan
keterampilan sasaran tetapi pada tahapan menilai, mencoba dan
menerapkan. Dalam penggunaan media cetak brosur sebagai media
pertanian ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu
a. Gaya bahasa, kata-kata dan istilah harus mudah dimengerti kalimatnya
ringkas dan jelas sesuai dengan tingkat kemampuan sasaran,
b. Sebaiknya kata yang tertulis dilengkapi dengan gambar atau foto agar
lebih jelas dan mudah dimengerti,
c. Tulisan atau materi yang disajikan harus bersifat nyata, baik, dan
menguntungkan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
d. Harus mengandung daya penarik pembaca, kertas yang baik,
berwarna, bergambar, atau bentuknya menarik untuk dibaca (Syafrudin,
2008).
2) Leaflet atau folder adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui
lembar yang dilipat. Isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar. sama
hal nya dengan pamflet keduanya merupakan barang cetakan yang juga
dibagi-bagikan kepada sasaran penyuluhan. Bedanya adalah umumnya
dibagikan langsung oleh penyuluh, leaflet selembar kertas yang dilipat
menjadi dua (4 halaman) sedangkan folder dilipat menjadi 3 (6 halaman )

6
atau lebih, leaflet dan folder lebih banyak berisikan tulisan daripada
gambarnya dan keduanya ditujukan kepada sasaran untuk emepengaruhi
pengrtahuan dan keterampilannya pada tahapan minat, menilai dan
mencoba.
3) Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun
kombinasi. Selebaran yaitu barang cetakan yang berupa selebar kertas
bergambar atau bertulisan yang dibagi-bagikan oleh penyuluh secara
langsung kepada sasarannya, disebarkan ke jalan raya atau disebarkan dari
udara melalui pesawat terbang atau helikopter. Alat peraga seperti ini
dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran dan minat sasarannya
meskipun demikian, jika berisi informasi yang lebih lengkap dapat
dimanfaatkan oleh sasaran pada tahapan menilai dan mencoba.
4) Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam
bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan yang berkaitan
dengan gambar tersebut. adalah sekumpulan poster selebar kertas karton
yang digabungkan menjadi satu. Masing-masing berisikan pesan terpisah
yang jika digabungkan akan merupakan satu kesataun yang tidak terpisahkan
yang ingin disampaikan secara utuh. Flipcard dimaksudkan untuk
mempengaruhi sikap, penegtahuan atau keterampilan. Akan tetapi, karena
biasa digunakan dalam pertemuan kelompok, alat peraga ini lebih efektif dan
efisien untuk disediakan bagi sasaran pada tahapan minat, menilai, mencoba.
5) Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah
kesehatan.
6) Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya
ditempel di tempat umum. merupakan barang cetakan yang ukurannya relatif
besar untuk ditempel atau direntangkan di pinggir jalan. Berbeda dengan
placard yang banyak berisiskan tulisan, poster justru lebih banyak berisi
gambar. Keduanya dimaksudkan untuk mempengaruhi perasaan/sikap dan
pengalaman pada tahapan sadar dan minat.
7) Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk member
informasi dan menghibur. merupakan alat peraga yang dimaksudkan untuk
mengenalkan inovasi atau menunjukkan bukti-bukti keberhasilan/keunggulan
satu inovasi yang ditawarkan. Photo ini dimaksudkan untuk mempengaruhi
sikap dan pengetahuan sasaran pada tahapan sadar, minat, menilai.
B. Media Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan
didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.adapun
macam media elektronik :
1) Televisi
2) Radio
3) Video
4) Slide
5) Film
C. Luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan secara
umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya :
7
1) Pameran
2) Banner
3) TV Layar Lebar
4) Panduk
5) Papan Reklame
 Peran Media Dalam Penyuluhan Kesehatan
Tujuan atau alasan mengapa media sangat diperlukan di dalam pelaksanaan
penyuluhan kesehatan antara lain adalah :
a) Media dapat mempermudah penyampaian informasi.
b) Media dapat menghindari kesalahan persepsi.
c) Media dapat memperjelas informasi.
d) Media dapat mempermudah pengertian.
e) Media dapat mengurangi komunikasi verbalistik.
f) Media dapat menampilkan objek yang tidak dapat ditangkap dengan mata.
g) Media dapat memperlancar komunikasi
 Fungsi Media Penyuluhan
1. Fungsi media penyuluhan adalah sebagai berikut : Menyaksikan benda
yang ada atau peristiwa yang terjadi pada masa lampau. Dengan
perantaraan gambar, potret, slide, film, video, atau media yang lain, siswa
dapat memperoleh gambaran yang nyata tentang benda/peristiwa sejarah.
2. Mengamati benda/peristiwa yang sukar dikunjungi, baik karena jaraknya
jauh, berbahaya, atau terlarang. Misalnya, video tentang kehidupan harimau
di hutan, keadaan dan kesibukan di pusat reaktor nuklir, dan sebagainya.
3. Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati
secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena
terlalu besar atau terlalu kecil. Misalnya dengan perantaraan paket peserta
didik dapat memperoleh gambaran yang jelas tentang bendungan dan
kompleks pembangkit listrik, dengan slide dan film peserta didik
memperoleh gambaran tentang bakteri, amuba, dan sebaginya.
4. Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara langsung.
Misalnya, rekaman suara denyut jantung dan sebagainya.
5. Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati secara
langsung karena sukar ditangkap. Dengan bantuan gambar, potret, slide,
film atau video siswa dapat mengamati berbagai macam serangga, burung
hantu, kelelawar, dan sebagainya.
6. Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau berbahaya untuk
didekati. Dengan slide, film, atau video peserta didik dapat mengamati
pelangi, gunung meletus, pertempuran, dan sebagainya.
7. Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar diawetkan.
Dengan menggunakan model/benda tiruan peserta didik dapat memperoleh
gambaran yang jelas tentang organ-organ tubuh manusia seperti jantung,
paru-paru, alat pencernaan, dan sebagainya.

8
8. Dengan mudah membandingkan sesuatu. Dengan bantuan gambar, model
atau foto peserta didik dapat dengan mudah membandingkan dua benda
yang berbeda sifat ukuran,warna, dan sebagainya.
9. Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara lambat.
Dengan video, proses perkembangan katak dari telur sampai menjadi katak
dapat diamati hanya dalam waktu beberapa menit. Bunga dari kuncup
sampai mekar yang berlangsung beberapa hari, dengan bantuan film dapat
diamati hanya dalam beberapa detik.
10. Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung secara
cepat. Dengan bantuan film atau video, peserta didik dapat mengamati
dengan jelas gaya lompat tinggi, teknik loncat indah, yang disajikan secara
lambat atau pada saat tertentu dihentikan.
11. Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati secara
langsung. Dengan film atau video dapat dengan mudah peserta didik
mengamati jalannya mesin 4 tak, 2 tak, dan sebagainya.
12. Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari sutau alat. Dengan diagram,
bagan, model, peserta didik dapat mengamati bagian mesin yang sukar
diamati secara langsung.
13. Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang panjang/lama.
Setelah peserta didik melihat proses penggilingan tebu atau di pabrik gula,
kemudian dapat mengamati secara ringkas proses penggilingan tebu yang
disajikan dengan menggunakan film atau video (memantapkan hasil
pengamatan).
14. Dapat menjangkau audien yang besar jumlahnya dan mengamati suatu
obyek secara serempak. Dengan siaran radio atau televisi ratusan bahkan
ribuan mahasiswa dapat mengikuti kuliah yang disajikan seorang profesor
dalam waktu yang sama.
15. Dapat belajar sesuai dengan kemampuan, minat, dan temponya masing-
masing. Dengan modul atau pengajaran berprograma, peserta didik dapat
belajar sesuai dengan kemampuan, kesempatan, dan kecepatan masing-
masing.
 Hal-hal yang harus ada dalam penyuluhan
a) Memberikan pengetahuan betapa pentingnya kesehatan
Biasanya pada penyuluhan kesehatan para warga pedesaan tersebut di
berikan pengetahuan pengetahuan yang dapat menyadarkan mereka akan
pentingnya kesehatan. Sehingga mereka dapat menyadari dan melakukan hal
hal yang berkaitann dengan kepentingan kesehatan mereka.
b) Di berikan pemeriksaan kesehatan secara gratis
Ada sebuah alasan yang begitu miris ketika masyarakat pedesaan di tanya
mengenai kesehatan. Mereka memberikan alasan lantaran perekonomian
yang kurang mencukupi maka mereka tidak dapat selalu menjaga
kesehatannya melalui konsultasi ke dokter. Oleh sebab itu masyarakat
biasanya akan di berikan pemeriksaan kesehatan secara gratis untuk

9
menarik perhatian mereka, dan tentunya agar mereka mau mempedulikan
kesehatan mereka.
c) mengadakan pembersihan lingkungan
Kebersihan lingkungan merupakan salah saru hal yang penting untuk menjaga
kesehatan seseorang oleh sebab itu biasanya pada penyuluan kesehatan
warga akan di minta untuk membersihkan lingkungan sekitarnya secara
berotong royong. Dan setelah membersihkannya secara bergotong royong
maka mereka d minta untuk selalu menjaga kebersihan lingkungannya,
karena dengan lingkungan yang bersih maka wargapun akan terhindar dari
beberapa jenis bibit penyakit yang menyukai tempat tepat kotor.
d) Memberikan obat dan vitamin gratis
Di penyuluhan kesehatan biasanya para warga akan di berikan obat dan vitamin
secara gratis. Hal tersebut di lakuka sebagai bentuk wujut kepedulian terhadapa
warga sekitar
E. Metode –metode dalam penyuluhan
Metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan
kesehatan adalah (Notoatmodjo, 2002) :
a) Metode Ceramah
Adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide, pengertian
atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan.
b) Metode Diskusi Kelompok
Adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan tentang suatu
topik pembicaraan diantara 5 – 20 peserta (sasaran) dengan seorang
pemimpin diskusi yang telah ditunjuk.
c)Metode Curah Pendapat
Adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota
mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh
masing – masing peserta, dan evaluasi atas pendapat – pendapat tadi
dilakukan kemudian.
d) Metode Panel
Adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau
peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan
seorang pemimpin.
e) Metode Bermain peran
Adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia dengan tanpa
diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai
bahan pemikiran oleh kelompok.
f) Metode Demonstrasi
Adalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur tentang
sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan
bagaimana cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan
alat peraga. Metode ini digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar
jumlahnya.
10
g) Metode Simposium
Adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2 sampai 5 orang dengan
topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.
h) Metode Seminar
Adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas
suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya

F. Langkah-langkah Promosi Kesehatan


Dalam melakukan suatu promosi kesehatan, terdapat langkah-langkah
yang berupa:
1. Tahap Pengkajian
Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah
pengkajian tentang apa yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk menjadi
sehat. Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan,
verifikasi, dan komunikasi data tentang klien, baik individu maupun
komunitas. Fase keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu pengumpulan
data, dari sumber primer (klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga
kesehatan), dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan
(Bandman dan Bandman, 1995). Pengkajian bertujuan untuk menetapkan
dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang terkait,
praktik kesehatan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang dilakukan klien. Informasi
yang terkandung dalam dasar data adalah dasar untuk menetapkan proses
asuhan keperawatan selanjutnya.
2. Tahap Perencanaan
a. Definisi Perencanaan Promosi Kesehatan
Tahap perencanaan penting untuk memastikan bahwa promosi
kesehatan yang akan dilakukan terfokus pada prioritas kerja yang sesuai
dengan tujuan/goal yaitu memberikan layanan keperawatan terbaik pada
klien meliputi individu, kelompok maupun masyarakat. Model perencanaan
diperlukan dalam promosi kesehatan karena perencanaan menyediakan
cara untuk memandu pilihan sehingga keputusan yang dibuat mewakili
cara terbaik untuk mencapai hasil yang diinginkan. Pendekatan rasional
menunjukkan bahwa seluruh jajaran atau option harus diidentifikasi dan
dipertimbangkan sebelum program komprehensif disusun. Model
perencanaan rasional (Rational planning model) memberika pedoman
pilihan dalam mengambil keputusan yang mewakili langkah terbaik untuk
mencapai tujuan yang akan dicapai. Perencanaan memiliki keuntungan
supaya tujuan yang akan dicapai jelas oleh karena itu dalam tahap
perencanaan memerlukan:
1) Pengkajian kebutuhan promosi kesehatan
2) Penentuan tujuan mengenai apa yang akan dicapai

11
3) Penentuan target berhubungan dengan tepat hasil. Target harus
SMART; Sesific, Measurable, Achieveable, Realistic, Time-limited
4) Pemilihan metode atau strategi yang akan digunakan dalam
pencapaian tujuan
5) Evaluasi hasil
b. Perencanaan Strategis Promosi Kesehatan
Strategis menjelaskan hasil yang diinginkan dan cara dalam
pencapaian tujuan yang akan dicapai pada hasil pelaksanaan tetapi tidak
selalu masuk ke detail tentang metode atau mengukur hasil. Perencanaan
strategis mengacu pada perencanaan sebuah kegiatan berskala besar
yang melibatkan berbagai intervensi pada patner yang berbeda dan
bertahap. Pada “English white paper on Public Health” disebutkan bahwa
perencanaan strategis mengacu pada kebutuhan yang telah digabungkan
dan kebijakan yang terkait. Simnett (1995) menggambarkan beberapa
tingkat/taraf dalam pengembangan strategi meliputi:
1) Identifikasi kegemaran partner
2) Diagnose, yaitu identifikasi kemana dan bagaimana kita
menginginkan sesuatu yang berbeda
3) Visi, yaitu terkait dengan hasil yang diharapkan
4) Pembangunan, kebutuhan untuk merubah permintaan sesuai
dengan apa yang dicitakan dan apakah program yang ada sejalan
dengan harapan
5) Rencana pelaksanaan, yaitu rencana mengenai apa yang akan
dilakukan selanjutnya
c. Model Perencanaan Promosi Kesehatan
Menurut Elwes dan Simnett (1999), kerangka kerja perencanaan
promosi kesehatan dapat meliputi:
Stage 1: Identifikasi kebutuhan dan prioritas
Identifikasi kebutuhan dan prioritas memerlukan penelitian dan
penyelidikan, atau mungkin dengan menyeleksi sebagian klien dilihat dari
kasus yang menjadi problem. Identifikasi kebutuhan dapat dilakukan dengan
melakukan penyelidikan/penelitian secara berurutan terhadap keadaan klien,
bertanya langsung kepada klien tentang topik terkait informasi dan nasehat
yang mereka perlukan. Selain itu, identifikasi dapat juga melihat pada catatan
kasus untuk dapat mengidentifikasi topik yang bersifat umum. Contoh: tim
kesehatan mungkin mengetahui bahwa banyak orangtua bermasalah dengan
pola tidurnya, oleh karena itu pimpin atau beri arahkan kepada mereka untuk
melakukan set up di klinik masalah tidur.
Stage 2: Mementukan tujuan dan target
Tujuan mengacu pada goal dengan meningkatkan kesehatan di beberapa
area, contoh: mengurangi konsumsi alcohol karena berhubungan dengan
12
terjadinya gangguan kesehatan. Objek atau sasaran membutuhkan pernyataan
spesifik dan harus merupakan pernyataan yang mengaktifkan objek
bekerjasama dalam pencapaina tujuan yang dicita-citakan bersama. Objek atau
sasaran kemudian diarahkan untuk diberi pendidikan, menciptakan kebiasaan
yang sehat, mengacu pada kebijakan yang terkait, dan menganalisa proses
serta hasil kelingkungan. Pendidikan objek/sasaran mungkin memutuskan
beberapa kategori meliputi:
1. Level pengetahuan klien (objek) bertambah, terkait dengan
masalah yang dibahas dalam promosi kesehatan
2. Affektif klien (objek) mengalami perubahan menuju pola hidup
lebih sehat, yang dapat dilihat pada perubahan tingkah laku dan
kepercayaan
3. Kebiasaan atau ketrampilan klien bertambah/ semakin mahir pada
kompetensi dan ketrampilan baru
Target promosi kesehatan dapat meliputi tambahan sebagai berikut:
1) Perubahan kebiasaan, meliputi perubahan gaya hidup dan
peningkatan pelayanan. Contoh: mengurangi kebiasaan merokok
2) Perubahan pada kebijakan kesehatan klien
3) Peningkatan partisipan dalam proses pelaksanaan dan kemampuan
untuk bekerjasama. Contoh: meningkatkan/menggerakkan komunitas
(partisipan) dan sector dalam guna mendukung program Indonesia
sehat 2010
4) Perubahan lingkungan menjadi lebih sehat, contoh membudayakan
membuang sampah pada tempatnya.
Stage 3: Identifikasi metode yang tepat dalam pencapaian tujuan
Pemilihan metode disesuaikan dengan tujuan promosi kesehatan yang
akan dicapai dan memperhatikan segi objek, artinya metode yang digunakan
mampu memberi reflek pada objek/target yang dituju.
Stage 4: Identifikasi sumber yang terkait
Ketika objek dan metode telah diputuskan, tingkat perencanaan
selanjutnya adalah mempertimbangkan mengenai sumber spesifik yang
dibutuhakan dalam mengimplementasi strategi pelaksanaan. Sumber dapat
berupa dana, ketrampilan dan keahlian, bahan seperti selebaran atau kotak
pembelajaran, kebijakan yang menarik, rencana, fasilitas dan pelayanan.
Stage 5: Menyusun metode rencana evaluasi
Evaluasi harus berhubungan tujuan/sasaran yang telah disusun
sebelumnya tetapi dapat diusahakan lebih dari tujuan yang telah ditapkan atau
kurang dari yang dicita-citakan. Evaluasi dapat kita lakukan dengan
menanyakan pada partisipan mengenai pemahaman informasi pada akhir sesi
atau dapat juga dalam bentuk lebih formal seperti dengan menbagikan

13
kuisioner kepada peserta/partisipan untuk diisi sesuai apa yang dipahami atau
dimengerti setelah pelaksanaan promosi kesehatan.
Stage 6: Menyusun rencana pelaksanaan
Penyusunan rencana pelaksanaan merupakan tindakan yang meliputi
penulisan detail rencana pelaksanaan, seperti identifikasi topik/masalah, orang
yang akan menyampaikan informasi terkait dengan topic, sumber yang akan
digunakan, rentang waktu hingga tahap rencana evaluasi.
Stage 7: Pelaksanaan atau Implementasi dari perencanaan
Merupakan tahap yang penting untuk selalu diperhatikan mengenai hal
yang harus dan tidak harus dilakukan, sehingga tidak terjadi mapsalah yang
tidak diharapkan. Pelaksanaan atau implementasi promosi kesehatan perlu
direncanakan supaya dalam kenyataannya partisipan diharapkan mampu
menyerap atau menerima, mengerti, memahami dan mau serta mampu
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga diperoleh perubahan
perilaku menjadi lebih sehat. Hasil atau out-put yang ditunjukkan oleh
partisipan setelah dilaksanakan promosi kesehatan menjadi bahan dalam
penyusunan evaluasi.
3. Tahap Implementasi
Tahap implementasi atau pelaksanaan adalah tindakan penyelesaian
yang diperlukan untuk memenuhi tujuan yakni untuk mencapai kesehatan yang
optimal, implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana perawatan
terhadap perilaku yang digambarkan dalam hasil individu yang diusulkan.
Pemilihan intervensi keperawatan tergantung pada beberapa faktor:
a. hasil yang diinginkan klien
b. karakteristik dari diagnosa keperawatan
c. penelitian yang berkaitan dengan intervensi
d. kelayakan pelaksanaan intervensi
e. penerimaan intervensi oleh individu
f. kemampuan perawat
4. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi pada promosi kesehatan pada dasarnya memiliki kesamaan
dengan tahap evaluasi pada proses keperawatan secara umum. Di dalam
tahapan evaluasi hal penting yang harus diperhatikan adalah standar ukuran
yang digunakan untuk dijadikan suatu pedoman evaluasi. Standar ini diperoleh
dari tujuan dan hasil yang diharapkan diadakannya suatu kegiatan tersebut.
Kedua standar ini selalu dirumuskan ketika kegiatan ataupun tindakan
keperawatan belum diberikan. Selain itu, dalam tahapan evaluasi juga dilakukan
pengkajian lagi yang lebih dipusatkan pada pengkajian objektif dan subjektif
klien atau objek kegiatan setelah dilakukan tindakan promosi kesehatan.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan
dengan caramenyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa
melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan
yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan,
dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa
dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta
pertolongan (Effendy, 1998).
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam
keberhasilan penyuluhan kesehatan yaitu Tingkat Pendidikan, Tingkat Sosial
Ekonomi, Adat Istiadat, Kepercayaan Masyarakat, Ketersediaan Waktu di
Masyarakat.
Media penyuluhan kesehatan adalah media yang digunakan untuk
menyampaikan pesan kesehatan karena alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan kesehatan bagi masyarakat yang dituju.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://keperawatanlenisundari.blogspot.com/2016/05/makalah-penyuluhan-
kesehatan.html

https://daek-chin.blogspot.com/2014/12/langkah-langkah-kegiatan-promosi.html

16

Anda mungkin juga menyukai