Anda di halaman 1dari 3

Nama Dosen : Nurleli, SKM, M.

Kes
Mata Kuliah : Pengantar Kesehatan Masyarakat

TUGAS INDIVIDU

NAMA : FITRAWATI
NIM : 21806146

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAKASSAR


ILMU KEPERAWATAN
2019
Nama : Wahyu Rahayu

Jenis kelamin : Laki-laki

Diagnosa : Gastritis

Agama : Islam

Pekerjaan : Mahasiswa

Umur : 21 Tahun

1. Pertemuan Pertama (Selasa,16 April 2019), pukul : 19.00

Pada hari pertama, klien mengatakan mulai menderita mag pada saat duduk
di bangku kelas 2 SMP, pada saat pengkajian klien mengatakan bahwa sehari
sebelum di kaji magnya kambuh karena seharian tidak makan dan malamnya hanya
makan mie instan, klien merasa mual, lemas, dan nyeri pada area perut. Dilakukan
TTV TD : 100/80 mmHg, N : 80 kali/menit, P: 24 kali/menit dan suhu : 36 ◦C. Pada
saat magnya kambuh klien mengatakan tidak mengkonsumsi obat-obatan, tetapi
klien hanya mendiamkan sampai keadaannya merasa baik. Intervensi yang
disarankan untuk lakukan yaitu menganjurkan untuk tidak terlambat makan bila perlu
makan sebelum lapar (jangan membiarkan lambung terasa kosong baru makan),
minum air hangat setiap pagi dan bila perlu sebelum makan karena air hangat dapat
membantu kerja sistem pencernaan, membantu mengeluarkan racun dalam tubuh
dan dapat membantu mengatasi nyeri, tidak mengkonsumsi makanan yang bisa
menimbulkan magnya kambuh seperti makana-makanan yang keras seperti bakso,
mengkonsusmsi mie instan, makanan yang pedas karena bisa memperparah
penyakit lambung (mag) yang diderita klien. Setelah berbincang dengan klien dan
melalukan kontrak waktu bahwa tiga hari kedepan saya akan datang lagi dan
menanyakan kembali keadaannya.

2. Pertemuan kedua (Jum’at, 19 April 2019) pukul : 20.00

Setelah tiga hari berlalu dari pertamuan pertama, mengevaluasi keadaan


klien dan apakah selama beberapa hari ini klien melaksanakan apa yang sudah di
anjurkan sebelumnya. Klien mengatakan bahwa beberapa hari ini klien melakukan
dengan rutin apa yang telah disarankan serta menghindari makanan yang dapat
memicu magnya kambuh, dan tidak makan pada saat terasa lapar sekali (lambung
dalam keadaan kosong). Klien merasa lebih baik dan maagnya sudah tidak pernah
kambuh lagi dalam beberapa hari ini. Intervensi yang disarankan yaitu
mempertahankan dan mulai menjadikan kebiasaan apa yang telah disarankan agar
maagnya tidak kambuh lagi.
3. Pertemuan ketiga (Senin, 22 April 2019) pukul 19.30

Tiga hari kemudian, saya mengunjungi kembali klien tersebut dan


menanyakan kembali keadaan serta kegiatan-kegiatan apa saja yang di lakukan
dalam tiga hari ini. Klien mengatakan kalau keadaannya baik, maagnya sudah tidak
pernah kambuh dan masih rutin melakukan apa yang di sarankan pada pertemuan
pertama. Kegiatan sehari- hari yang dilakukan klien yaitu kekampus jika ada jam
kuliah, dan kegiatan lainnya di kampus selebihnya menghabiskan waktu di kos.

Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai