Anda di halaman 1dari 13

A.

Tujuan Pendidikan dalam Keperawatan


1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan sering bersifat sangat umum, seperti menjadi manusia yang baik,
bertanggung jawab, bertaqwa kepada Tuhan Ynag Maha Esa, mengabdi kepada masyarakat
bengsa dan negara, dan sebagainya.
Dalam dunia pendidikan dikenal sejumlah usaha untuk menguraikan tujuan yang sangat
umum tersebut. Salah seorang diantaranya adalah Herbert Spencer ((1860) yang
menganalisis tujuan pendidikan dalam 5 bagian, yaitu :
1) Kegiatan demi kelangsungan hidup
2) Usaha mencari nafkah
3) Pendidikan anak
4) Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara
5) Penggunaan waktu senggang

Tujuan pendidikan yang dikemukakan Herbert Spencer tersebut didasarkan atas apa
yang dianggapnya paling berharga dan perlu untuk setiap orang bagi kehidupannya
dalam masyarakat.

Bloom CS membedakan 3 kategori tujuan pendidikan, yaitu :

a. Kognitif (Head)
Tujuan kognitif berkenaan dengan kemampuan individual mengenal dunia
sekitarnya yang meliputi perkembangan intelektual atau mental. Tujuan
kognitif dibagi 6 bagian, yaitu :
a) Knowledge (pengetahuan)
Meliputi informasi dan fakta yang dapat dikuasai melalui hafalan
untuk diingat.
b) Comprehension (Pemahaman)
Merupakan kesanggupan untuk menyatakan suatu definisi,
rumusan, dan menafsirkan suatu teori.
c) Application (Penerapan)
Merupakan kesanggupan menerapkan atau menggunakan suatu
pengertian, konsep, prinsip, teori yang memerlukan penguasaan
pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam.
d) Analysis (Analisis)
Yaitu kemampuan untuk menguraikan sesuatu dalam unsur-
unsurnya misalnya analisis hubungan antara masyarakat dengan
alam dari jagad raya.
e) Synthesis (Sintesis)
Yaitu kesanggupan untuk melihat hubungan antara sejumlah unsur.
f) Evaluation (penilaian)
Penilaian berdasarkan bukti-bukti atau kriteria tertentu.
b. Afektif (Heart)
Tujuan afektif mengenai perkembangan sikap, perasaan dan nilai-nilai atau
perkembangan emosional dan moral. Tujuan afektif dibagi dalam 5 bagian,
yaitu :
a) Receiving
Meneriman, menaruh perhatian terhadap nilai tertentu.
b) Reponding (Merespon)
Yaitu memperlihatkan reaksi terhadap norma tertentu,
menunjukkan kesediaan dan kerelaan untuk untuk merespon,
merasa puas dalam merespon.
c) Valuing (Menghargai)
Yaitu menerima suatu norma, menghargai suatu norma, dan
mengikat diri pada norma tersebut.
d) Organization (Organisasi)
Membentuk suatu konsep tentang suatu nilai, menyusun suatu
sistem nilai-nilai.
e) Characterization by Value or Value Complex
Mewujudkan nilai-nilai dalam pribadi sehingga merupakan watak
seseorang, norma itu menjadi bagian diri pribadi.
c. Psikomotor (Hand)
Tujuan psikomotor menyangkut perkembangan keterampilan yang
mengandung unsur motoris.
Peran perawat tidak hanya care giver (pemberi asuhan) saja tetapi juga
sebagai concelor, educator dan concultant, sehingga dengan perannya
tersebut, seorang perawat memerlukan pengetahuan tentang pendidikan
agar bisa memberikan pendidikan secara sistematis sesuai cara, metode dan
media pendidikan yang benar dan tepat terhadap klien, sehingga hasil dari
pendidikan yang diberikan kepada klien bisa tercapai tepat sasaran dan
tepat guna.
Perawat harus menguasai bidang pendidikan, karena dengan
mempelajari ilmu pendidikan seorang mahasiswa prodi keperawatan
diharapakan dapat memberi dan menerima informasi yang akan dibutuhkan
dalam menghadapi pasien (orang lain) sehingga mampu mengarahkan pada
pencapaian kompetensi profesional.
Istilah pendidik dan peserta didik dan perspektif keperawatan yaitu :
Pendidik adalah seseorang memberi pendidikan maupun
bimbingan kepada orang lain dibidang kesehatan, dengan
tujuan terjadinya perubahan tingkah laku positif tentang
kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Peserta didik adalah klien (individu, keluarga, masyarakat) yang
mendapatkan materi pendidikan atau bimbingan di bidang
kesehatan, sehingga klien tersebut secara mandiri mau
melakukan perubahan tingkah laku yang positif dan permanen
dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

Merujuk kepada teori-teori pendidikan yang berkembang pada saat sekarang ini,
pendidikan dalam keperawatan juga mempelajari berbagai teori, strategi, metode, dan berbagai
hal penting lainnya dalam dunia pendidikan. Semuanya tak lepas dari tujuan pendidikan
kesehatan dalam keperawatan itu sendiri.

Tujuan pendidikan kesehatan adalah mengubah perilaku dari yang merugikan kesehatan
atau tidak sesuai dengan norma kesehatan ke arah tingkah laku yang menguntungkan kesehatan
atau norma yang sesuai dengan kesehatan.

Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidkan kesehatan itu penting
untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataanya
pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan.

Artinya dalam program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan


kesehatan. Meskipun program itu telah melibatkan pendidikan kesehatan tetapi kurang
memberikan bobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak segera
dan jelas memperlihatkan hasil.

B. Fungsi Pendidikan Keperawatan


1. Fungsi pendidikan

Fungsi ini terdiri atas tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :

a. Peserta didik dalam hal kaulifikasi/persyaratan, mekanisme seleksi dan penerimaan, serta
daya tampung peserta didik.
b. Proses pendidikan yang mencakup tujuan pendidikan/rumusan kompetensi, kurikulum
pendidikan, proses pembelajaran/evaluasi hasil belajar, fasilitas sumber daya pendidikan,
dan rumah sakit pendidikan.
c. Lulusan yang mencakup kaulifikasi/persyaratan, mekanisme penilaian akhir/keprofesian,
dan jumlah yang diluluskan dan sebaran.
2. Fungsi penelitian

Fungsi ini mencakup :

1) Berperan aktif dalam riset dasar dan terapan, pengembangan ilmu pengetahuan ilmu
keperawatan, mengembangangkan teknologi keperawatan, meningkatkan mutu, dan
memperluas jangkauan pelayanan
2) Manfaatkan tekhnologi maju secara tepat dalam rangka meningkatkan mutu dan
memperluas jangkauan pelayanan professional
3) Melaksanakan berbagai bentuk kegiatan ilmiah yang meliputi ceramah/diskusi ilmiah,
forum ilmiah, tulisan ilmiah/majalah ilmiah dan pengawal ilmu keperawatan.

3. Fungsi pengabdian masyarakat

Fungsi ini mencakup :

1) Pelayanan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, sifat dan jenjang pelayanan
kepada masyarakat, serta membangun model pelayanan/asuhan keperawatan
2) Pendidikan dan bimbingan masyarakat dengan cara membina kemampuan masyarakat
mengatasi masalah keperawatan yang dihadapi.
3) Mengarahkan kemampuan masyarakat untuk mengorganisir dan melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan professional
4) Memberi konsultasi dalam keperawatan kepada berbagai pihak yang memerlukan.
C. Media pembelajaran dalam keperawatan
1. Media gravis
Media visual: gambar, foto, sketsa, diagram, bagan, grafik.
2. Media Audiovisual
Terkait dengan indra pendengaran: radio, tape, recorder, lab bahasa, video.
3. Media Proyeksi Dalam
Memberikan rangsangan visual, divisualisasikan melalui proyektor: film
bingkai (slide), OHP, LCD.
a. Lembar Balik (Flip Chart)
o Sekumpulan poster yang di bundel menjadi satu dengan jilid ring , sehingga
mudah di buka.
o Menggunakan kertas besar
o Harus terlihat dari jarak 5 meter.
o Terdiri dari 2 halaman (satu halaman bergambar dengan teks terbatas, kedua
berisi informasi/kata kunci dan pertanyaan diskusi yang menjadi acuan
pembahasan topik)
b. Leaflet
o Terdapat gambar dan tulisan dan lebih banyak tulisannya.
o Dapat dilipat, jika A4 yang dilipat tiga.
o Berisi gagasan mengenai pokok persoalan secara langsung/ langkah-langkah
melakukan sesuatu.
o Pesan singkat padat.
o Mudah dibawa dalam jumlah banyak.
c. Film Bingkai (Slide)
Media visual, perhatiakan tata atur gravis
Keutungan:
o Menampilakan gambar berwarna sesuai aslinya, dapat di produksi dalam jumlah
besar.
o Penyimpanan ringkas, dapat di sertai sound slide.
Kekurangan:
o Harus di ruang gelap
o Perlu slide proyektor
o Memerlukan teknik pemotretan dan alat protret yang sesuai.

d. Transparan /OHP
o Media visual.
o Huruf minimal 5 mm, tebal, sederhana, huruf cetak.
o Perhatikan tata atur gravis: maksimal 8 baris /halaman.
o Keutungan : murah, dapat menjelaskan kembali materi yang dulu, fokus.
o Proyeksinya 1/250 dari jarak pandang yang terbesar.
e. VIDEO
Keuntungan:
o Mengulang gerakan tertentu.
o Memberikan nilai, kritik, saran, evaluasi.
o Tidak dapat di perlambat/dipercepat.
o Informasi dapat di sajikan serentak dalam beberapa kelas.
o Kegiatan belajar mandiri.
Kerugian:
o Peralatan harus tersedia
o Menyusun naskah/sekenario
o Biaya produksi tinggi
o Layar kecil, jumlah penonton terbatas.
o TV tidak berwarna warna tidak muncul.
f. Komputer
E-mail, Internet, Microword, vidio conferencing, WWW (World Wide Web),
Power Point.
Keuntungan: tidak terbatas ruang dan waktu, menarik, up to date
Power point: memperhatikan tata alur gravis, ditampilakan animasi.
g. Buklet
o Buku berukuran kecil (1/2 kuarto) dan tipis.
o Tidak lebih 30 halaman bolak –balik.
o Merpakan perpaduan antara leaflet dan buku.
o Penyajian isi lebih singkat dari buku.
https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/tujuan-pendidikan-dalam-
keperawatan.html

Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara.
Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam
merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan
Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan
kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah
menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas
dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah
disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana
segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang
di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat
mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa
Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti merawat atau memelihara.
Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang perawat yaitu seseorang yang berperan dalam
merawat atau memelihara, membantu dan melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan
perawat Profesional adalah Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan
Keparawatan secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan
kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah
menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas
dan tanggung keperawatan secara professional sesuai dengan kode etik professional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat berubah
disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit dimana
segala aktifitas yang di lakukan berguna untuk pemulihan Kesehatan berdasarkan pengetahuan yang
di miliki, aktifitas ini di lakukan dengan berbagai cara untuk mengembalikan kemandirian Pasien secepat
mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa
Keperawatan), Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.
Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat
berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya
dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga
sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada
perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya.
Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan
tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab untuk memelihara dan
mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
keperawatan.
Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat
berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya
dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga
sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada
perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya.
Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan
tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab untuk memelihara dan
mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
keperawatan.
Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi dapat
berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya:
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya
dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan
cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain), pemenuhan
kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan
aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga
sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya silakukan oleh perawat spesialis kepada
perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara satu dengan yang lainnya.
Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti
dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak
dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan
tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab untuk memelihara dan
mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
keperawatan.

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Hal ini bermakna dalam
pemberian asuhan keperawatan profesional kepada masyarakat sesuai dengan kaidah keperawatan
sebagai profesi. Karakteristik profesi salah satunya berorentasi pada pelayanan mengunakan
keahlian demi pemenuhan kebutuhan pasien termasuk pemenuhan kebutuhan dasar.

Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien yang
mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar
pasien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis
dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena merupakan kebutuhan yang terbesar
meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki
kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan
mengikuti perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien imobilisasi.

Pasien imobilisasi memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan fisik, karena pasien tidak
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Imobilisasi didefinisikan secara luas sebagai tingkat
aktivitas yang kurang dari mobilitas optimal. Mobilitas sendiri adalah pergerakan yang memberikan
kebebasan dan kemandirian bagi seseorang. Walaupun jenis aktivitas berubah sepanjang
kehidupan manusia, mobilitas adalah pusat untuk berpartisipasi dalam dan menikmati kehidupan.
Ada beberapa pasien yang harus tinggal di tempat tidur untuk periode waktu lama. Imobilisasi yang
lama berdampak negatif yaitu mempengaruhi kulit secara langsung dan beberapa organ tubuh
lainnya. Kemampuan pasien dan tujuan pengobatan harus tetap diingat apabila tingkat aktifitas dari
setiap pasien sudah terbentuk. Oleh sebab itu perawat harus menemukan cara untuk meningkatkan
aktivitas yang tepat untuk pasien, sehingga tingkat kemandirian pasien dalam memenuhan
kebutuhannya meningkat terutama kebutuhan perawatan diri,
Kebutuhan dasar manusia merupakan fokus dalam asuhan keperawatan. Bagi pasien yang
mengalami gangguan kesehatan, maka kemungkinan ada satu atau beberapa kebutuhan dasar
pasien yang akan terganggu. Kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi kebutuhan fisik, psikologis
dan sosial. Kebutuhan fisik harus dipenuhi lebih dahulu karena merupakan kebutuhan yang terbesar
meliputi nutrisi, istirahat, oksigen, eliminasi, kegiatan seksual, oleh karena itu perawat harus memiliki
kemampuan dan pengetahuan cara pemenuhan kebutuhan dasar manusia, dengan memantau dan
mengikuti perkembangan kemampuan pasien dalam melaksanakan aktifitas kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi kebutuhan dasar terutama pasien imobilisasi.

Pasien imobilisasi memerlukan bantuan dalam memenuhi kebutuhan fisik, karena pasien tidak
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri. Imobilisasi didefinisikan secara luas sebagai tingkat
aktivitas yang kurang dari mobilitas optimal. Mobilitas sendiri adalah pergerakan yang memberikan
kebebasan dan kemandirian bagi seseorang. Walaupun jenis aktivitas berubah sepanjang
kehidupan manusia, mobilitas adalah pusat untuk berpartisipasi dalam dan menikmati kehidupan.
Ada beberapa pasien yang harus tinggal di tempat tidur untuk periode waktu lama. Imobilisasi yang
lama berdampak negatif yaitu mempengaruhi kulit secara langsung dan beberapa organ tubuh
lainnya. Kemampuan pasien dan tujuan pengobatan harus tetap diingat apabila tingkat aktifitas dari
setiap pasien sudah terbentuk. Oleh sebab itu perawat harus menemukan cara untuk meningkatkan
aktivitas yang tepat untuk pasien, sehingga tingkat kemandirian pasien dalam memenuhan
kebutuhannya meningkat terutama kebutuhan perawatan diri,

E. Peran Pendidikan Tinggi Keperawatan

1. Membina sikap pandangan dan kemampuan professional

Pendidikan tinggi keperawatan sangat berperan dalam membina sikap, pandangan dan
kemampuan professional, lulusannya. Diharapkan perawat mampu bersikap dan berpandangan
professional, berwawasan keperawatan yang luas, serta mempunyai pengetahuan ilmiah
keperawatan yang memadai, dan menguasai keterampilan professional secara baik dan benar
(Husin, 1966).

Sebagai perawat profesioanal diperoleh kepuasaan kerja yang selanjutnya memacu pencapaian
kemampuan melalui penampilan kerja yang lebih baik lagi. Kemampuan berpikir kritis dalam
mengambil keputusan serta mampu mempertanggungjawabkan keputusan dan tindakan yang
dilakukan merupakan salah satu factor utama tercapainya kepuasaan kerja (Jones dan Beck,
1996). Kepuasaan kerja perawat akan menghasilkan kepuasaan pada pemakai jasa keperawatan,
baik masyarakat maupun intitusi tempat bekerja.

1. Meningkatkan mutu pelayanan/ askep dan kesehatan

Pendidikan keperawatan menghasilkan perawat yang bersikap professional mencakup


keterampilan intelektual, interpersonal, dan tekhnikal, mampu mempertanggungjawabkan secara
legal, keputusan dan tindakan yang dilakukan sesuai dengan standar dan kode etik profesi, serta
dapat menjadi contoh peran bagi perawat lain.
Teori dan model keperawatan dapat dikatakan bermanfaat, jika bisa diterapkan dipelayanan,
begitu pula dengan system manajemen keperawatan yang dipelajari selama pendidikan. Fasilitas
pelayanan yang dapat digunakan sebagai sumber pendidikan yang diharapkan cukup kondusif
untuk proses pembelajaran peserta didik (Hamid, 1997)

1. Menyelesaikan masalah keperawatan dan mengembangkan iptek keperawatan melalui


keperawatan

Kerja sama yang terjalin dengan baik antara institusi pendidikan dan pelayanan memungkinkan
terjadinya transformasi IPTEK, termasuk teridentifikasinya masalah kesehatan, khususnya yang
terkait dengan masalah keperawatan untuk penelitian keperawatan yang bertujuan menghasilkan
jawaban terhadap pertanyaan, menghasilkan solusi masalah, baik melalui produk berupa
tekhnologi atau metode baru maupun produk jasa serta menguji teori berdasarkan kondisi atau
fakta baru. (Leddy dan Pepper, 1993; Mayer, Medden dan Lawrence, 1990)

1. Meningkatkan kehidupan keprofesian melalui organisasi profesi

Pendididkan tinggi keperawatan akan memfasilitasi perkembangan kehidupan organisasi


keperawatan untuk lebih professional. Dengan pendidikan profesioanal, perawat sebagai anggota
dari suatu organisasi profesi akan lebih memahami dan menghayati peran, tanggung jawab, dan
haknya sebagai anggota organisasi profesi yang memiliki sifat, pandangan, dan kemampuan
professional sangat memungkinkan organisasi keperawatan berperan sabagai pengendali mutu
pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat melalui pengaturan hak, tanggung jawab, dan
kewengan tiap perawat berdasarkan kompetensi yang dimiliki (SCHMALE,1996).

Selain itu, organisasi profesi akan lebih berperan dalam proses pengembangan dan pembinaan
keterampilan professional dan menerapkan kode etik profesi bagi tiap anggotanya melalui
pengaturan dan pengadaan system pendidikan berkelanjutan serta mengendalikan pemanfaatan
dan pengembangan IPTEK keperawatan(husin, 1999).

1. F. Penataan Pendidikan Tinggi Keperawatan

Penataan pendidikan ini dimulai dengan penataan system pendidikan keperawatan yang dimulai
dari:

1. Program pendidikan D-III keperawatan program pendidikan ini akan menghasilkan


perawat Vokasional (ahli madya keperawatan) yang dikembangkan dengan landasan
keilmuan dan keprofesian serta diharapkan memiliki tingkah laku dan kemampuan
professional serta akuntabel dalam melaksanakan asuhan keperawatan dasar secara
mandiri dibawa sepervisi. Mereka diharapkan mempunyai kemampuan mengelolah
peraktek keperawatan yang sesuai dangan kebutuhan klien.
2. Program pendidikan ners

Program pendidikan ini menghasilkan sarjana keperawatan dan professional (Ns = first
professional degree) dengan sikap, tingkah laku, dan kemampuan professional, serta akuntabel
untuk melaksanakan asuhan keperawatan dasar sampai dengan tingkat kerumitan tertentu secara
mandiri. Mereka dituntut untuk memiliki kemampuan dalam meningkatkan mutu pelayanan
dengan memanfaatkan IPTEK keperawatan yang maju secara tepat guna, serta kemampuan
melaksanakan riset keperawatan dasar dan penerapan yang sederhana.

1. Program magister keperawatan program ini menghasilkan perawat ilmuan (scintist)


dengan sikap tingkah laku dan kemampuan sebagai ilmuan keperawatan yang diharapkan
mempunyai kemampuan: meningkatkan pelayanan profesi dengan jalan penelitian dan
pengembangan, berpartisipasi dalam pengembangan bidang ilmunya, mengembangkan
penampilanya dalam spectrum yang lebih luas dengan mengaitkan ilmu/profesi yang
serupa serta merumuskan pendekatan penyelesaian berbagai masalah masyarakat dengan
cara penalaran ilmiah (keputusan Mendikbud Nomor.056/U/1994/pasal 2 ayat 3).
2. Program pendidikan ners spesialis

Program pendidikan ini menghasilkan perawat ilmuan (magister) dan professional (Ns spesialis
= second professional degree) dengan sikap, tingkah laku, dan keterampilan professional serta
akuntabel untuk melaksanakan prektik keperawatan spesialistik ners spesialis merupakan ilmuan
dalam bidang ilmu keperawatan klinik dengan kemampuan dan tanggung jawab sebagai ilmuan
klinik (SK Mendikbud No.056/U/1994).

1. G. Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan

Kata sistem menjadi populer dengan munculnya pendekatan sistem yang digunakan dalam
berbagai bidang ilmu. Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling
berhubungan dan bekrja bersama – sama untuk mencapai suatu tujuan . kata sistem berasal dari
bahasa latin (syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema ) adalah suatu kesatuan yang terdiri
dari komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi, atau energi. istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu kesatuan yang
berintraksi, ketika suatu model matematika sering kali dapat buat.

sistem merupakan kesatuan bagian – bagian yang saling berhubungan yang berada dalam suatu
wilayah serta memiliki item-item penggerak. misalnya, negara yang merupakan suatu kumpulan
dalam beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang saling berhubungan sehingga
membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. ‘’ sistem’’ sering kali digunakan
baik dalam prcakapan sehari-hari , forum diskusi maupun dokumen ilmiah.
Landasan pembangunan sistem pendidikan tinggi keperawatan di indonesia merupakan bagian
terintegrasi dari sistem pendidikan tinggi nasional karena hakikat pendidikan tinggi keperawatan
sebagai pendidikan profesi dan tuntutan kebutuhan masyarakat. Melalui pelaksanaan tiga fungsi
pokok pendidikan tinggi keperawatan, yaitu pendidikan keperawatan, riset keperawatan dan
pengabdian masyarakat ,di harapkan pendidikan tinggi keperawatan menghasilkan berbagai
karakter dan sifat lulusan yang kompoten dalam bidang pelayanan dan konsultasi keperawatan
bagi masyarakat. Pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan merupakan pandangan
filosifis atau paradigma tentang keperawatan , orientsi pendidikan tinggi , kerangka konsep
pendidikan tinggi keperawatan , dan kelompok ilmu keperawatan.

1. H. Pendidikan Profesi Keperawatan

Pendidikan tinggi keperawatan dikembangkan berdasarkan dan bertolak dari paradigma


keperawatan. Orientasi pendidikan tinggi keperawatan yang mantap dan kerangka konsep
pendidikan tinggi yang kokoh memungkinkan profesi keperawatan menghadapi masa depan dan
tidak tergoyangkan oleh perubahan – perubahan pandangan perorangan, terutama yang bersifat
menyimpang dari hakikat keperawatan yang sesungguhnya. Kperawatan berkeyakinan dan
berpandangan bahwa manusia dan kemanusian merupakan focus utama dari setiap upaya
pelayanan keperawatan dengan menjunjung tinggi nilai dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan. Bertolak dari pandangan ini disusun paradigm keperawatan yang terdiri dari 4
konsep yaitu manusia, lingkungan, sehat, dan Keperawatan.

Kelly (1981) dalam Ma’rifin (2003) mengembangkan criteria profesi meliputi :

1. Layanan yang diberikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kemanusiaan.
2. Adanya body of knowledge yang khusus dipelajari dan dikembangkan melalui proses
penelitian.
3. Layanan yang diberikan termasuk aktivitas intelektual, tanggung jawab dan tanggung
gugat secara individu merupakan suatu tangtangan yang besar dan harus dijawab.
4. Perawat praktisi relative bebas dan dapat mengontrol kebijakan dan aktivitas yang
mereka perbuat (otonomi).
5. Perawat praktisi harus memiliki dasar pendidikan di institusi pendidikan tinggi.
6. Pearwat praktisi`memberikan pelayanan dengan motivasi altruistikdan menganggap
bahwa pekerjaan yang mereka lakukan merupakan kegiatan terpenting di hidupnya
7. Terdapat kode etik yang memberikan panduan dalam mengambil keputusan dan
meneruskan praktik yang mereka lakukan
8. Terdapat organisasi profesi yang dapat memberikan bantuan dan dorongan dalam
menerapkan standar praktek keperawatan.

Pendidikan keperawatan sebagai pendidikan profesi mengarahkan hasil pendidikan menjadi


tenaga professional. Melalui sistim pendidikan ini, dihasilkan perawat yang dapat menjalankan
peran dan fungsinya sesuai dengan tuntutan profesi untuk memberikan pelayanan professional
kepada masyarakat. Peran perawat sebagai :

1. Mitra kerja

Hubungan perawat-klien merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas
dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, mengasihi dan menghargai.

1. Sumber informasi

Perawat harus mampu memberikan informasi yang akurat, jelas, dan rasional kepada klien dalam
suasana yang bersahabat dan akrab.

1. Pendidik

Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan dan bimbingan pada klien atau
keluarganya terutama dalam mengatasi masalah kesehatan.

1. Pemimpin

Perawat harus mampu memimpin klien atau keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan
melalui proses kerja sama dan partisipasi klien.

1. Wali atau pengganti

Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh
masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhan.

1. Konselor

Perawat harus dapat memberi bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah
akan mudah dilakukan.

Akan tetapi pendidikan profesi keperawatan yang bertujuan mewujudkan pelayanan professional
harus dilandasi oleh kemampuan meneliti dari peserta didiknya. Kemampuan ini ditimbulkan
melalui keingintahuan yang tinggi selama proses pendidikan yang dipelihara sedemikan rupa
sehingga setelah lulus perawat dapat memberikan pelayanan keperawatan yang berbasis fakta
(Evidence based practice).

Anda mungkin juga menyukai