Anda di halaman 1dari 5

Journal Reading

Effects of Teenage Pregnancy on Academic Progression of Girls in Primary


Schools in Ainamoi Sub County, Kericho County

Kelompok 5

1. La Ode Nur Abdul Tamrin 7. Fitrah Anggraini


2. Lisa Ayu Lestari 8. Nur Dzal Qarnaeni
3. Nur Fuadi Nisah 9. Wildana
4. Ika Alfionita Liling 10. Sumarni
5. Nur Asyifa Mursalim 11. Adani Novita Sari
6. Hikmah Abidin

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
A. Latar Belakang

Pada tahun 2015 menunjukkan bahwa penduduk usia 15-24 tahun mencapai
42.061,2 juta dari total penduduk indonesia 15 juta remaja melahirkan/tahun, 15-20%
melakukan hubungan seksual di luar nikah, 38% perempuan <18 tahun menikah. 1,7 juta
kelahiran dari perempuan <24 tahun (KTD). Kehamilan siswi dapat berdampak besar pada
ibu dan anak dengan membatasi mencapaian pendidikan dan stabilitas ekonomi dan
pendidikannya serta membuatnya menjadi orang tua.

Bezuidenhout (2008:44) menyatakan bahwa seorang remaja yang belum menikah


dan hamil menemukan dirinya di tengah kritis beragam segi ditandai dengan realitas
emosional dan fisik kehamilan, gangguan fisiologis dan psikologis. Kehamilan pada
remaja menempatkannya pada kerugian pendidikan dan ekonomi, dimana remaja tersebut
mungkin membutuhkan waktu lebih lama menyelesaikan pendidikannya dan karenanya
memungkinkan tidak efektif secara ekonomi untuk jangka waktu yang lebih lama. Remaja
tersebut mungkin saja gagal dalam menyelesaikan pendidikannya, dan malah berjuang
untuk mendapatkan pekerjaan yang layak serta harus memnuhi kebutuhan anaknya.

B. Tinjauan Teori

Dalam penelitian menurut Bhana et al (2010:873) menemukan bahwa kehadiran


seorang gadis hamil di kelas tidak hanya ancaman bagi mereka sendiri. Prestasi akademik
juga akan berpengaruh. Khususnya sebagian siswa hamil tidak dapat mengatasi tuntutan
akdemik sekolah.

Kramer dan Lancaster (2010) juga bersependapat dengan Lynch (2008), bahwa
dibagian besar budaya afrika, perempuan diharapkan untuk mensubordinasikan kebutuhan
dan keinginan mereka kepada anak-anak dan keluarga mereka. Dengan demikian seorang
siswa memiliki dua peran yaitu menjadi seorang ibu dan menjadi seorang ibu.

Menurut (Bezuidenhout, 2008); Changach (2012), ketidak hadiran seorang siswa


permpuan yang sedang hamil menimbulkan kerugian pada siswa tersebut, dikarenakan
mereka kehilangan banyak materi-materi yang diajarkan, selain itu mereka juga dapat
ketinggalan ujian ataupun tidak mengikuti ujian.
Menurut Dhlamini (2009) juga mengungkapkan dari hasil penelitiannya bahwa
masa depan sebagian besar anak yang bersekolah dalam keadaan hamil sangat suram, hal
ini dibuktikan dengan data statistik yang menunjukkan sepertiga dari gadis sekolah yang
hamil tidak menyelesaikan sekolah mereka.

Pendidikan sangat memainkan peran penting dalam masa depan anak muda. Anak-
anak muda atau generasi-generasi ini lah yang akan dipersiapkan untuk menghadapi
lapangan kerja dan kehidupan sebagai orang dewasa. Kita ketahui bersama, bahwa seorang
anak yang masih diusia dini ketika mereka melahirkan bayi mereka, maka tanggung jawab
merupakan beban yang sangat besar. Karena mereka akan dihadapkan beberapa konflik
peran baik dalam keluarga ataupun sebagai seorang ibu.

C. Analisis Situasi

Analisis terbaru menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan perkawinan anak


di Asia Selatan dalam sepuluh tahun terakhir, sekitar 30% wanita berusia 20-24 di wilayah
ini menikah sebelum usia 18 tahun. Di Afrika Barat dan Tengah, angkanya lebih dari 40%,
dan di Afrika Timur dan Selatan, jumlahnya sekitar 35% (UNICEF, 2018). Di Asia Selatan,
mayoritas kehamilan awal muncul dalam pernikahan, sedangkan di Amerika Latin dan
Karibia ada tingkat kehamilan awal yang lebih tinggi di luar pernikahan. Di Afrika Sub-
Sahara, ada tingkat kehamilan dini yang tinggi baik di dalam maupun di luar pernikahan
(UNESCO, 2017). Perbedaan-perbedaan ini tercermin dalam yang tersedia bukti tentang
pernikahan dini, kehamilan dan putus sekolah.

Tanzania, Sierra Leona dan Guinea Khatulistiwa memiliki undang-undang atau


kebijakan yang memungkinkan siswa hamil dikeluarkan dari sekolah (2018). Di Tanzania,
peraturan pendidikan menyatakan bahwa siswa dapat dikeluarkan dari sekolah jika mereka
telah melakukan 'pelanggaran terhadap moralitas' atau 'masuk ke dalam pernikahan'. Centre
for Reproductive Rights (2013) memperkirakan bahwa antara 2003 dan 2011 di Tanzania
lebih dari 55.000 gadis remaja dipaksa putus sekolah atau dikeluarkan dari sekolah dasar
atau menengah karena kehamilan. Sebagai contoh, Martinez dan Odhiambo mencatat
bahwa di Malawi siswa hamil diskors selama satu tahun. Mereka dapat mengajukan
permohonan penerimaan kembali setelah periode ini hanya dengan mengirimkan
permintaan ke Departemen Pendidikan serta sekolah.
MENDIKBUD, Tidak ada larangan bagi siapapun yang sudah menikah untuk
sekolah (SMP). UUD 1945 Pasal 31 (1), Setiap Warga Negara Berhak Mendapatkan
pendidikan. Aktivis Perempuan (Zumrotin K Soesilo), Tidak ada Regulasi dari
KEMENDIKBUD yang melarang siswa hamil atau menikah untuk sekolah. Menurut
wiwiyanti, siswa berhenti sekolah yang hamil di luar nikah dikarenakan pengaruh Tradisi
dan Budaya “SIRI”. Siswa berhenti sekolah yang hamil di luar nikah dikarenakan adanya
kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah.

D. Simpulan dan Saran


a. Kesimpulan:
Dari beberapa literatur yang ditemukan menujukkan bahwa, tidak semua yang
negara yang memberlakukan drop out bagi siswa yang sedang hamil namun terdapat
beberapa negara yang memiliki syarat untuk dapat melanjutkan pendidikan bagi siswa
yang hamil. Seperti dinegara afrika, yang pada umumnya mengizinkan siswa yang
hamil untuk tetap dapat melanjutkan sekolahnya dengan syarat mereka di skors selama
satu tahun atau dengan kata lain siswa yang hamil dapat melanjutkan sekolahnya
setelah melahirkan. Namun, adapula sebagian negara yang juga memberlakukan “drop
out” bagi siswa yang hamil.
Sedangkan di indonesia tidak terdapat peraturan khusus mengenai pemberhentian
sekolah bagi siswa yang hamil namun, mayoritas siswa yang hamil tidak melanjutkan
sekolahnya dikarenakan pengaruh budaya “siri”, namun terdapat sekolah yang
memberlakukan kebijakan khusus yang menjadi ketetapan sekolah tersebut.
b. Saran:

Sebaiknya untuk siswa yang hamil disarankan untuk tetap melanjutkan


pendidikanya, namun disekolah yang berbeda. Hal ini untuk menghindari terjadinya
diskriminasi atau timbulnya rasa malu pada diri siswa tersebut.
Daftar Pustaka

Berg, N., & Nelson, T. D. (2016). Pregnancy and Dropout: Effects of Family, Neighborhood,
and High School Characteristics on Girls’ Fertility and Dropout Status. Population
Research and Policy Review, 35(6), 757–789. https://doi.org/10.1007/s11113-016-9410-4

Birchall, J. (2018). Early marriage , pregnancy and girl child school dropout.

Patton, M. . (2017). Effects of Teenage Pregnancy on Academic Progression of Girls in Primary


Schools in Ainamoi Sub County , Kericho County. International Journal of Scientific and
Research Publications, 7(11), 166–171.

Wiwiyanti. (2017). Pernikahan Dini Akibat Hamil Diluar Nikah Ditinjau dari Tradisi dan
Kompilasi Hukum Islam (KHI) di Kecamatan Amali Kabupaten Bone. Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai