Anda di halaman 1dari 5

LAMPIRAN I

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 16 TAHUN 2015
TENTANG : KRITERIA DAN/ATAU PERSYARATAN DALAM PEMANFAATAN
FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI
BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-
DAERAH TERTENTU PADA SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL

BIDANG USAHA TERTENTU

KBLI TAHUN
2009
NO BIDANG USAHA CAKUPAN PRODUK KRITERIA PERSYARATAN
CETAKAN
III
(1) (2) (3) (4) (5)
1. PERTAMBANGAN BATUBARA DAN LIGNIT 05102 Coal gasification. Nilai investasi paling sedikit Hanya untuk memenuhi kebutuhan
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dalam negeri
Gasifikasi batubara di lokasi penambangan
2. PERTAMBANGAN MINYAK BUMI DAN GAS 06202  Pencarian Nilai investasi paling sedikit -
ALAM DAN PANAS BUMI  Pengeboran Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah)
 Pengubahan tenaga panas bumi
Pengusahaan tenaga panas bumi menjadi tenaga listrik
3. Pertambangan bijih tembaga 07294 Pengolahan dan pemurnian bijih Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan perluasan
tembaga. Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) smelter
4. Pertambangan emas dan perak 07301 Pengolahan dan pemurnian bijih Nilai investasi paling sedikit Rp Pembangunan baru dan perluasan
emas dan perak. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) smelter
5. INDUSTRI PRODUK DARI BATUBARA DAN 19211 Pemurnian pengilangan minyak dan 1. Nilai investasi paling sedikit Prioritas untuk memenuhi kebutuhan
PENGILANGAN MINYAK BUMI gas bumi yang menghasilkan Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar dalam negeri
gas/LPG, avtur, avigas, naphtha, rupiah); atau
Industri pemurnian dan pengilangan minyak minyak solar, minyak tanah atau 2. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN)
bumi kerosin, minyak diesel, minyak paling sedikit 50% (lima puluh persen).
bakar atau bensin, lubricant, waz,
solvent/ pelarut, residu dan aspal.
6. Industri pemurnian dan pengolahan gas 19212 Kelompok ini mencakup usaha 1. Nilai investasi paling sedikit Prioritas untuk memenuhi kebutuhan
alam pemurnian dan pengolahan gas bumi Rp200.000.000.000,00 (dua ratus miliar dalam negeri
menjadi Liquified Natural Gas (LNG) rupiah); atau
dan Liqufied Petroleum Gas (LPG) 2. Tingkat komponen dalam negeri (TKDN)
paling sedikit 50% (lima puluh persen)

www.peraturanpajak.com info@peraturanpajak.com
KBLI TAHUN
2009
NO BIDANG USAHA CAKUPAN PRODUK KRITERIA PERSYARATAN
CETAKAN
III
7. PENGADAAN LISTRIK, GAS, UAP/AIR PANAS 35101 Pengubahan tenaga energi baru 1. Nilai Investasi paling sedikit prioritas untuk memenuhi kebutuhan
DAN UDARA DINGIN (hidrogen, CBM, batubara tercairkan Rp30.000.000.000,00 (tiga puluh miliar); dalam negeri
atau batubara tergaskan) dan energi atau
Pembangkitan tenaga listrik terbarukan (tenaga air dan terjunan 2. Tenaga kerja paling sedikit 100 orang.
air; tenaga surya, angin atau arus
laut, biomassa, biogas, sampah
kota) menjadi tenaga listrik.
8. Pengadaan gas alam dan buatan 35201  Regasifikasi LNG menjadi gas 1. Nilai investasi paling sedikit -
dengan menggunakan Floating Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun
Storage Regasification Unit rupiah); atau
(FSRU). 2. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
paling sedikit 25% (dua puluh lima
persen).
 Coalbed Methana (Non PSC)/gas 1. Nilai investasi: -
metana batubara, shale gas, a. untuk CBM paling sedikit
tight gas sand dan methane Rp110.000.000.000,00;
hydrate. b. untuk shale gas, tight gas sand dan
methane hydrate paling sedikit
Rp610.000.000.000,00;
atau
2. Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN):
c. Untuk CBM paling sedikit 35% (tiga
puluh lima persen);
d. Untuk shale gas, tight gas sand dan
methane hydrate paling sedikit 25%
(dua puluh lima persen).

Salinan sesuai dengan aslinya


KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,
Kepala Biro Hukum,
ttd.
ttd
SUDIRMAN SAID
Susyanto

www.peraturanpajak.com info@peraturanpajak.com
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 16 TAHUN 2015
TENTANG : KRITERIA DAN/ATAU PERSYARATAN DALAM PEMANFAATAN
FASILITAS PAJAK PENGHASILAN UNTUK PENANAMAN MODAL DI
BIDANG-BIDANG USAHA TERTENTU DAN/ATAU DI DAERAH-
DAERAH TERTENTU PADA SEKTOR ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU

KBLI
TAHUN
NO BIDANG USAHA 2009 CAKUPAN PRODUK DAERAH/PROVINSI KRITERIA PERSYARATAN
CETAKAN
III
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. PERTAMBANGAN BATUBARA DAN 05101 Pemanfaatan Batubara Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Nilai investasi paling sedikit -
LIGNIT untuk energi liquifaction Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Jambi, Rp100.000.000.000,00 (seratus
Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera miliar rupiah)
Pertambangan Barat, Riau, Aceh
Batubara
2. PERTAMBANGAN BIJIH LOGAM 07102 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
pemurnian pasir besi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp100.000.000.000,00 (seratus perluasan smelter
Pertambangan Pasir Besi Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
3. Pertambangan Bijih Besi 07102 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
pemurnian bijih besi DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp100.000.000.000,00 (seratus perluasan smelter.
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
4. Pertambangan Bijih Uranium dan 07210 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
Thorium pemurnian uranium dan DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp100.000.000.000,00 (seratus perluasan smelter
thorium Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
5. Pertambangan Bijih Timah 07291 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
pemurnian bijih timah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp100.000.000.000,00 (seratus perluasan smelter.
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).

www.peraturanpajak.com info@peraturanpajak.com
KBLI
TAHUN
NO BIDANG USAHA 2009 CAKUPAN PRODUK DAERAH/PROVINSI KRITERIA PERSYARATAN
CETAKAN
III
6. Pertambangan Bijih Timah Hitam 07292 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
pemurnian bijih timah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp50.000.000.000,00 (lima puluh perluasan smelter
hitam Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
7. Pertambangan Bijih Bauksit 07293 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
pemurnian bijih bauksit DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp250.000.000.000,00 (dua ratus perluasan smelter.
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak lima puluh miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
8. Pertambangan Bijih Tembaga 07294 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
pemurnian bijih tembaga DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp250.000.000.000,00 (dua ratus perluasan smelter
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak lima puluh miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
9. Pertambangan Bijih Nikel 07295 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
pemurnian nikel DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp100.000.000.000,00 (seratus perluasan smelter
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
10. Pertambangan Bijih Mangan 07296 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
pemurnian bijih mangan DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp100.000.000.000,00 (seratus perluasan smelter.
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak miliar rupiah)
termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
11. Pertambangan Bahan Galian 07299 Pengolahan dan Seluruh provinsi di Indonesia kecuali Provinsi Nilai investasi paling sedikit Pembangunan baru dan
Lainnya yang tidak Mengandung pemurnian: DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Rp50.000.000.000,00 (lima puluh perluasan smelter.
Bijih Besi  Bijih Zink Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur (tidak miliar rupiah)
 Bijih Zirkon termasuk Kabupaten di Pulau Madura).
12. Industri Kimia Dasar Organik 20115  Industri oleokimia (fatty Seluruh provinsi di Indonesia kecuali DKI 1. Nilai investasi paling sedikit  Industri yang
yang Bersumber dari Hasil acids, fatty esters, fatty Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Rp500.000.000.000,00 (lima terintegrasi dengan
Pertanian alcohol, fatty nitrogen Yogyakarta, Jawa Timur (tidak termasuk ratus miliar rupiah); atau industri yang
compound, glycerine, Kabupaten di Pulau Madura); Sulawesi Utara, 2. Tenaga kerja paling sedikit 150 berbahan baku CPO,
dan/atau methyl ester) Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi orang. CPKO, dan/atau
 Industri Bioenergi Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Bali, minyak nabati
(Industri Biodiesel, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara lainnya dalam satu
Biooil, Bioetanol Timur. provinsi.
Anhidrat, dan/atau  memprioritaskan
Bioavtur). kebutuhan dalam
 Industri Biolube, negeri
Bioplastic, dan/atau
Biosurfactant .

www.peraturanpajak.com info@peraturanpajak.com
KBLI
TAHUN
NO BIDANG USAHA 2009 CAKUPAN PRODUK DAERAH/PROVINSI KRITERIA PERSYARATAN
CETAKAN
III
13. PENGELOLAAN LIMBAH 38211 Listrik, uap, bahan bakar Seluruh provinsi di Indonesia kecuali DKI 1. Nilai investasi paling sedikit  memprioritaskan
substitusi, dan/atau Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DI Rp50.000.000.000,00 (lima kebutuhan dalam
Pengelolaan dan Pembuangan biogas, yang dihasilkan Yogyakarta, Jawa Timur (tidak termasuk puluh miliar rupiah); atau negeri
Sampah yang Tidak Berbahaya dari pengolahan limbah Kabupaten di Pulau Madura); Sulawesi Utara, 2. Tenaga kerja paling sedikit 300
organik (Sludge dan Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi orang.
POME (Palm Oil Mill Tenggara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Bali,
Effluent) pabrik kelapa Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara
sawit. Timur.

Salinan sesuai dengan aslinya


MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA,
Kepala Biro Hukum,
ttd.
ttd
SUDIRMAN SAID
Susyanto

www.peraturanpajak.com info@peraturanpajak.com

Anda mungkin juga menyukai