Manifestasi peritonitis bergantung pada luasnya infeksi, serta usia dan kesehatan umum pasien.
Manifestasi lokal dan sistemik dapat muncul. Gejala klinis peritonitis yang terutama adalah nyeri
abdomen. Nyeri dapat dirasakan terus-menerus selama beberapa jam, dapat hanya di satu tempat
ataupun tersebar di seluruh abdomen dan makin hebat nyerinya dirasakan saat penderita
bergerak.
Manifestasi Abdomen/Gastrointestinal
Tipe nyeri menyebar yang menjadi konstan, setempat, dan lebih hebat dekat tempat
proses inflamasi.
Area dari abdomen yang sakit menjadi sangat keras dan ototnya menjadi kaku.
Manifestasi Sistemik
Demam, Malaise
Takikardia
Takipnea
Gelisah
Patofisiologi
Peritoneum adalah membran serosa berlapis ganda yang melapisi dinding (peritoneum
parietal) dan organ (peritoneum visera) pada rongga abdomen. Terdapat ruang potensial antara
lapisan parietal dan viseral peritoneum yang mengandung sejumlah kecil cairan serosa. Ruang
ini, yaitu rongga peritoneal, normalnya bersifat steril.
Terjebaknya cairan di cavum peritoneum dan lumen usus, lebih lanjut meningkatkan
tekanan intra abdomen, membuat usaha pernapasan penuh menjadi sulit dan menimbulkan
penurunan perfusi. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum atau
bila infeksi menyebar, dapat timbul peritonitis umum. Dengan perkembangan peritonitis umum,
aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik; usus kemudian menjadi atoni dan
meregang. Cairan dan elektrolit hilang kedalam lumen usus, mengakibatkan dehidrasi, syok,
gangguan sirkulasi dan oliguria. Perlekatan dapat terbentuk antara lengkung-lengkung usus yang
meregang dan dapat mengganggu pulihnya pergerakan usus dan mengakibatkan obstruksi usus.
Sumbatan yang lama pada usus atau obstruksi usus dapat menimbulkan ileus karena
adanya gangguan mekanik (sumbatan) maka terjadi peningkatan peristaltik usus sebagai usaha
untuk mengatasi hambatan. Ileus ini dapat berupa ileus sederhana yaitu obstruksi usus yang tidak
disertai terjepitnya pembuluh darah dan dapat bersifat total atau parsial, pada ileus stangulasi
obstruksi disertai terjepitnya pembuluh darah sehingga terjadi iskemi yang akan berakhir dengan
nekrosis atau ganggren dan akhirnya terjadi perforasi usus dan karena penyebaran bakteri pada
rongga abdomen sehingga dapat terjadi peritonitis
Penatalaksanaan
1. Penggantian cairan, koloid, dan elektrolit merupakan fokus utama dari penatalaksanaan medis
4. Terapi oksigen dengan nasal kanul atau masker untuk memperbaiki fungsi ventilasi
5. Kadang dilakukan intubasi jalan napas dan bantuan ventilator juga diperlukan
7. Tujuan utama tindakan bedah adalah untuk membuang materi penginfeksi dan diarahkan pada
eksisi, resksi, perbaikan dan drainase.
Lemone, P., Burke, K. M., & Bauldoff, G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Vol. 2). Jakarta:
EGC.