PENDAHULUAN
1
Peran yang dapat diberikan perawat dalam terapi komplementer atau alternatif
dapat disesuaikan dengan peran perawat yang ada, sesuai dengan batas
kemampuannya. Pada dasarnya, perkembangan perawat yang memerhatikan hal ini
sudah ada. Sebagai contoh yaitu American Holistic Nursing Association (AHNA),
Nurse Healer Profesional Associates (NHPA) (Hitchcock et al., 1999). Ada pula
National Center for Complementary/Alternative Medicine (NCCAM) yang berdiri
tahun 1998 (Snyder & Lindquis, 2002).
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan Definisi Terapi Komplementer
2. Menjelaskan Tujuan Terapi Komplementer
3. Mejelaskan Jenis-Jenis Terapi Komplementer
1.3 Manfaat
1. Mengetahui Definisi Terapi Komplementer
2. Mengetahui Tujuan Komplementer
3. Mengetahui Jenis-Jenis Terapi Komplementer
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
jarum tipis di sepanjang rangkaian garis atau jalur yang disebut meridian.
Manipulasi jarum langsung pada meridian energi akan mempengaruhi
organ internal dalam dengan pengalihan qi (shi).
2) Pengobatan Homeopatik : sistem pengobatan medis didasari pada
teori bahwa penyakit tertentu dapat diobati dengan memberikan dosis kecil
substansi yang pada individu sehat akan menghasilkan gejala seperti
penyakit. Substansi yang dianjurkan tersebut adalah obat yang dibuat dari
tumbuh-tumbuhan alami, hewan, atau substansi mineral.
3) Pengobatan Naturopatik : sistem terapeutik didasarkan pada makanan
alami, cahaya, kehangatan, pijatan, air segar, olahraga teratur, dan
menghindari pengobatan. Mengenali kemampuan penyembuhan alami
tubuh. Pengobatan menggabungkan terapi tradisional alami dengan ilmu
pengetahuan diagnostik terkini termasuk pengobatan botanikal (tumbuh-
tumbuhan).
4) Pengobatan tradisional China (Asian) : kumpulan teknik dan metode
sitematik termasuk akupuntur, pengobatan herbal, pijatan, akupresur,
muxibistion (menggunakan panas dari herbal yang dibakar).
4
3) Pengobatan ortomelekular (megavitamin) : meningkatkan masukan
nutrisi seperti vitamin C dan beta karoten. Diet mengobati kanker,
skizofrenia, penyakit autis, dan penyakit kronis tertentu seperti
hiperkolesterolemia dan penyakit arteri koroner.
4) Obat-obatan tradisional herbal China : lebih dari 50.000 jenis tabaman
obat, banyak yang telah diteliti secara luas. Herbal dipertimbangkan
sebagai tulang belakang pengobatan.
5
1) Terapi Seni : penggunaan seni untuk mendamaikan konflik emosional,
meningkatkan kewaspadaan diri, dan mengungkapkan masalah yang tidak
dikatakan dan disadari klien tentang penyakit mereka.
2) Umpan balik biologis : suatu proses yang memberikan individu
dengan informasi visual dan suara tentang fungsi fisiologis otonom tubuh,
seperti tegangan otot, suhun tubuh, dan aktivitas gelombang otak, melalui
penggunaan alat-alat.
6
8) Yoga : teknik yang berfokus pada susunan otot, postur, mekanisme
pernapasan, dan kesadaran tubuh. Tujuan yoga adalah memperoleh
kesejahteraan mental dan fisik melalui pencapaian kesempurnaan tubuh
dengan olahraga, mempertahankan postur tubuh, pernapasan yang benar, dan
meditasi.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Terapi non-konvensional merupakan salah satu dari terapi medis
alternatif atau komplementer. Terapi komplementer (complementary
therapies) adalah semua terapi yang digunakan sebagai tambahan untuk terapi
konvensional yang direkomendasikan oleh penyelenggaraan pelayanan
kesehatan individu (Perry, Potter, 2009). Definisi CAM yang disepakati
adalah suatu bentuk penyembuhan yang bersumber pada berbagai sistim,
modalitas dan praktek kesehatan, yang didukung oleh teori dan kepercayaan.
Termasuk didalamnya latihan atau usaha untuk menyembuhkan diri sendiri.
CAM digunakan untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit atau juga
untuk meningkatkan taraf kesehatan.
Terapi alternatif adalah terapi di luar terapi konvensional. Sementara
komplementer berarti pelengkap bagi terapi konvensional yang ada dan telah
terbukti bermanfaat. Terapi alternatif (alternative therapies) meliputi
intervensi yang sama dengan terapi komplementer, tetapi sering kali menjadi
pengobatan primer yang mengganti pelayanan medis alopatik. Kedua terapi
alternatif dan komplementer bervariasi derajatnya di mana mereka cocok
dengan pengobatan alopatik.
3.2 Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat bersifat membangun
bagi pembaca pada umumnya. Dan kelompok juga menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.
8
DAFTAR PUSTAKA
Snyder, M. & Lindquist, R. (2002). Complementary/alternative therapies in nursing.
4th ed. New York: Springer.
Stanhope, M. & Lancaster, J. (2004). Community public health nursing. 6th ed. St.
Louis: Mosby Inc.
Widyatuti. 2008. TERAPI KOMPLEMENTER DALAM KEPERAWATAN. Jurnal
Keperawatan Indonesia, Volume 12, No. 1, Maret 2008; hal 53-57