Anda di halaman 1dari 2

PENJARA BINATANG

Oleh Eza Tri Atmaja


Teknik Sipil - 2018091039

Kebun binatang adalah taman margasatwa dengan lingkungan buatan. Biasanya kebun
binatang berada di dalam kota. Peran dan manfaat kebun binatang di dalam kota memberikan
dampak berupa pendidikan dan rekreasi bagi masyarakat kota tersebut. Pendidikan akan
macam – macam satwa di dalamnya dan rekreasi berupa melihat satwa yang tidak bisa
masyarakat kota lihat di dalam lingkungan perkotaan. Kebun binatang memang bertujuan
untuk pendidikan dan rekreasi. Namun, kita tidak bisa menyampingkan hal bahwa kebun
binatang adalah tempat dimana binatang dikandangkan dan tidak hidup secara alami di
habitat mereka.
Menurut para etholog di Jerman mengatakan bahwa binatang yang hidup di dalam
kandang memiliki umur yang tidak sepanjang mereka hidup di habitat mereka. Mereka tidak
leluasa bergerak sesuai keinginan mereka. Sebagai conohnya adalah lumba – lumba yang
hidup di alam memiliki umur sekitar tiga puluh hingga enam puluh tahun. Namun umur
mereka akan lebih pendek jika dikandangkan. Umur lumba – lumba di kandang hanya bisa
mencapai 12 tahun. Hal tersebut terjadi karena lumba – lumba memantulkan gelombang
ultrasonik yang seharusnya dipakai untuk indra mereka di dalam laut. Ketika mereka
dikandangkan, gelombang yang memantul akan lebih cepat mereka tangkap dan dengan
frekuensi yang tinggi. Hal tersebut membuat lumba – lumba mengalami kebingungan dalam
penerimaan rangsang ultrasonik mereka dan membuat mereka lebih stress. Dengan demikian,
meski lumba – lumba adalah binatang jinak. Bukan berarti mereka bisa kita kandangkan dan
digunakan sebagai tontonan dan pertunjukan. Terlebih menyangkut tentang umur mereka
yang lebih pendek jika dikandangkan daripada umur mereka yang hidup di alam bebas. Tidak
menutup kemungkinan juga kasus tersebut terjadi terhadap semua binatang yang
dikandangkan di dalam kebun binatang. Dimana banyak binatang yang dimasukkan ke dalam
kebun binatang adalah binatang yang territorial dan bergantung kepada sifat alamiah mereka.
Pada awal tahun 2014 di Surabaya tepatnya di Kebun Binatang Surabaya terdapat dua
satwa mati di dalam kandang. Seekor babon yang sedang mengandung dan sekor niglai
ditemukan mati dikandang mereka masing – masing. Hal tersebut terjadi karena kedua satwa
tersebut mengalami sakit pada hati dan limpa. Diduga hewan – hewan yang terdapat di
Kebun Binatang Surabaya tidak diperlakukan secara baik. Karena di tahun 2010 terdapat
kasus dimana singa dan kangguru mati kelaparan. Seekor harimau juga ditemukan dalam
keadaan kurus kering kekurangan gizi. Hal ini terjadi karena pengelolaan kebun binatang
yang buruk. Kandang yang kelebihan kapasitas dan kebiasaan pengunjung untuk memberikan
makan yang tidak sesuai dengan makanan binatang tersebut. Banyak pengunjung yang
memberikan roti kepada rusa, snack kepada monyet dan makanan lain yang seharusnya tidak
boleh mereka berikan kepada binatang karena sangat amat berbahaya bagi mereka. Terlebih
pada pertengahan 2018 terdapat kasus dimana pengunjung Taman Safari Bogor memberikan
minuman keras kepada rusa yang menghampiri mobil mereka. Hal tersebut yang membuat
khawatir akan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan para binatang yang hidup di kebun
binatang. Mereka diambil dari alam, ditempatkan di dalam kandang, dan ternyata
diperlakukan dengan tidak semestinya.
Namun demikian, berdasarkan fakta bahwa banyak juga kebun binatang yang
memperlakukan binatang dengan selayaknya dengan membuat kandang diubah seperti
habibat mereka. Memberi mereka makan makanan yang layak. Mengamankan pengunjung
yang tidak mengindahkan larangan memberi makan hewan dan membersihkan kandang
sehingga membuat hewan nyaman dan menganggap kebun binatang sebagai rumah mereka.
Terlebih tujuan utama pembuatan kebun binatang adalah menyalurkan pendidikan akan satwa
kepada masyarakat dan membuat masyarakat lebih dekat dengan binatang liar.
Dari beberapa fakta yang sudah dipaparkan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa sah
– sah saja jika binatang berada di dalam kebun binatang. Namun, alangkah lebih baik jika
kebun binatang dibuat semirip mungkin dengan habitat satwa tersebut dan melepas satwa
yang tidak bisa hidup di dalam lingkungan kandang seperti lumba – lumba. Mengurangi
jumlah binatang di dalam kandang agar kandang tidak overload. Pemberian makan pada
satwa yang teratur dan memperlakukan satwa dengan semestinya.

Anda mungkin juga menyukai