Anda di halaman 1dari 7

CHECKLIST MEMASANG NASOGASTRIC TUBE (NGT)

NAMA : ………………………… NO. MHS : ..……………………….


NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
Definisi :
Memasukan selang nasogastrik dari hidung ke dalam lambung.

Tujuan :
1. Memberi makanan cair, kumbah lambung
2. Memasukkan makanan cair atau obat-obatan cair atau padat yang
dicairkan
3. Mengeluarkan cairan atau isi lambung dan gas yang ada dalam
lambung
4. Mengirigasi karena perdarahan atau keracunan dalam lambung
5. Mencegah atau mengurangi mual dan muntah setelah pembedahan
atau trauma
6. Mengambil spesimen pada lambung untuk studi laboratorium.
Indikasi :
1. Klien dengan distensi abdomen karena gas, darah dan cairan
2. Klien yang mengalami keracunan makanan maupun minuman
3. Klien yang membutuhkan nutrisi melalui NGT
4. Klien yang memerlukan NGT untuk diagnosa atau analisa isi
lambung.
Kontra indikasi :
1. Klien dengan sustained head trauma, maxillofacial injury, atau
anteriorfossa skull fracture.
2. Klien dengan gastric bypass surgery.
Persiapan Alat :
1. Selang NGT 16 cc.
1. Baki instrument.
2. Arteri klem.
3. Pinset anatomi.
4. Plester dan gunting.
5. Kasa.
6. Handschoon steril.
7. Stetoskop.
8. Blas spuit 10cc.
9. Perlak dan pengalas.
10. Bengkok.
11. Senter.
12. Peniti.
13. Jeli.
14. Selimut mandi.
15. Penlight.
16. Gelas berisi air minum dan pipet.
17. Tisu.
Tahap Pra Interaksi
1. Kaji kebutuhan klien.
2. Siapkan peralatan dan susun di atas troli.
3. Periksa catatan perawatan dan catatan medis klien.
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga.
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan.
Tahap Kerja
1. Cuci tangan.
2. Bantu klien pada posisi high fowler.
3. Pasang selimut mandi.
4. Pasang handuk pada dada klien, letakkan tisu wajah dalam
jangkauan klien.
5. Memakai handschoon.
6. Untuk menentukan insersi NGT, minta klien untuk rileks dan
bernapas normal dengan menutup satu hidung kemudian
mengulanginya dengan menutup hidung yang lain.
7. Mengukur panjang selang yang akan dimasukan dengan
menggunakan :
a. Metode tradisional
Ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga bawah
dan ke prosesus xifoideus di sternum
b. Metode Hanson
Mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian lakukan
pengukuran dengan metode tradisional. Selang yang akan
dimasukkan pertengahan antara 50 cm dan tanda tradisional.
8. Beri tanda pada panjang selang yang sudah diukur dengan
menggunakan plester.
9. Oleskan jeli pada NGT sepanjang 10-12 cm.
10. Ingatkan klien untuk mengatur posisi kepala ekstensi, masukkan
selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan.
11. Lanjutkan memasukan selang sepanjang rongga hidung. Jika terasa
agak tertahan, putarlah selang dan jangan dipaksa untuk
dimasukkan.
12. Lanjutkan memasang selang sampai melewati nasofaring. Setelah
melewati nasofaring (3-4 cm) anjurkan klien untuk menekuk leher
dan menelan.
13. Dorong klien untuk menelan dengan memberikan sedikit air minum
(jika perlu). Tekankan pentingnya bernapas lewat mulut.
14. Jangan memaksakan selang untuk masuk. Jika ada hambatan atau
klien tersedak, sianosis, hentikan mendorong selang. Periksa posisi
selang dibelakang tenggorokan dengan menggunakan sudip lidah
dan senter.
15. Jika telah selesai memasang NGT sampai ujung yang telah
ditentukan anjurkan klien rileks dan bernapas normal.
16. Periksa letak selang dengan :
a. Memasang spuit pada ujung NGT, memasang bagian diafragma
stetoskop pada perut di kuadran kiri atas klien (lambung)
kemudian suntikan 10-20 cc udara bersamaan dengan auskultasi
abdomen.
b. Mengaspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung.
c. Memasukan ujung bagian luar selang NGT ke dalam mangkuk
yang berisi air. Jika terdapat gelembung udara, selang masuk ke
dalam paru-paru. Jika tidak terdapat gelembung udara, selang
masuk ke dalam lambung.
17. Oleskan alkohol pada ujung hidung klien dan biarkan sampai
kering.
18. Fiksasi selang dengan plester dan hindari penekanan pada hidung.
a. Potong 10 cm plester, belah menjadi dua sepanjang 5 cm pada
salah satu ujungnya. Memasang ujung yang tidak dibelah pada
batang hidung klien dan silangkan plester pada selang yang
keluar dari hidung.
b. Tempelkan ujung NGT pada baju klien dengan memasang
plester pada ujungnya dan penitikan pada baju.
19. Rapikan klien dan alat.
20. Cuci tangan.
Tahap Terminasi
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan.
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
Tahap Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.
Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/ tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/ sempurna
CHECKLIST PEMBERIAN NUTRISI MELALUI
NASOGASTRIC TUBE (NGT)

NAMA : ………………………… NO. MHS : ..……………………….


NILAI
ASPEK YANG DINILAI 0 1 2
Definisi :
Tindakan memberi makanan melalui NGT pada pasien yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral.

Tujuan :
1. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada klien.
2. Untuk mempermudah dalam pemberian obat.
3. Untuk memperbaiki dan mempertahankan status nutrisi klien.
Indikasi :
1. Klien yang sama sekali tidak bisa makan.
2. Makanan yang masuk tidak adekuat.
3. Klien dengan sulit menelan.
4. Klien dengan luka bakar yang luas.

Kontra indikasi :
1. Kondisi-kondisi yang mengakibatkan perubahan fungsi saluran
cerna (osbtruksi) menyeluruh pada saluran cerna bagian distal,
perdarahan saluran cerna yang hebat, fistula enterokutan high-
output, intractable diarrhea, kelainan congenital pada saluran cerna.
2. Gangguan perfusi saluran cerna (instabilitas hemodinamik, syok
septic).
3. Kelainan anatomi saluran cerna.
Persiapan Alat :
1. Sejumlah makanan cair yang akan diberikan, yang sudah
dihangatkan. Jumlah makanan dan air putih berkisar 300 – 500 cc.
Makanan buatan rumah sakit atau buatan pabrik.
2. Corong / spuit berukuran besar (50 cc).
3. Stetoskop.
4. Alat makan, serbet makan/tissue.
5. Obat sesuai instruksi.
6. Tiang infus.
7. Handscoen bersih (jika perlu).
Tahap Pra Interaksi
1. Kaji kebutuhan klien.
2. Siapkan peralatan dan susun di atas troli.
3. Periksa catatan perawatan dan catatan medis klien.
Tahap Orientasi
1. Memberi salam, panggil klien dengan panggilan yang disenangi.
2. Memperkenalkan nama perawat.
3. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga.
4. Menjelaskan tentang kerahasiaan.
Tahap Kerja
1. Cuci tangan.
2. Memakai handscoen bersih (jika perlu).
3. Mengatur posisi klien (semi fowler, fowler atau high fowler).
4. Mengauskultasi peristaltik usus dan mengkaji adanya
ketidaknyamanan pada abdomen (distensi abdomen).
5. Meletakkan alas dibawah NGT.
6. Mengkaji kepatenan letak NGT :
a. Masukkan 5 – 15 cc udara kedalam NGT dan auskultasi suara di
regio epigastrik.
b. Aspirasi isi residu lambung, bila lebih dari 100 cc, tunda
pemberian makanan ½ - 1 jam. Mengkaji juga warna,
konsistensi, dan bau dari cairan lambung.
7. Masukkan kembali isi residu lambung.
8. Membilas NGT dengan air putih.
9. Memberikan cairan nutrisi:
a. Secara intermitten
1) Memasang corong dan jaga agar udara tidak masuk kedalam
selang dengan menjepit selang NGT.
2) Memasukkan sejumlah susu/makanan cair/air buah yang
telah disediakan.
3) Mengatur ketinggian corong (30 cm diatas lambung).
Pemberian tidak boleh terlalu cepat (20 menit), maupun
terlalu lambat dan sesuaikan dengan karakteristik makanan /
cairan.
4) Pemberian makanan tidak boleh dipaksa dengan dorongan.
c. Secara continous:
1) Menggantungkan makanan yang hendak diberikan pada
tiang infuse.
2) Mengeluarkan udara yang ada di dalam selang.
3) Menyambungkan selang makanan dengan NGT dan
mengatur tetesan sesuai waktu yang telah ditentukan.
4) Mengunci pengatur tetesan bila semua makanan sudah
masuk kedalam lambung. Hindari masuknya udara kedalam
lambung.
5) Membilas dengan air putih, memasukkan obat bila bila ada,
lalu bilas kembali dengan air putih.
10. Melepaskan corong/kantung/formula makanan dan tutup selang
NGT
11. Mempertahankan klien tetap posisi semi fowler selama 30 menit.
12. Merapikan klien dan peralatan.
13. Melepaskan handscoen dan mencuci tangan.
Tahap Terminasi
1. Menanyakan pada klien apa yang dirasakan setelah dilakukan
tindakan.
2. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan.
3. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya.
4. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien.
Tahap Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan.

Keterangan :
0 = Tidak dikerjakan
1 = Dikerjakan tidak lengkap/ tidak sempurna
2 = Dikerjakan dengan benar/ sempurna

Anda mungkin juga menyukai