Jumlah 14.287.500
2. Anggaran Biaya Teliti
Anggaran biaya teliti ialah anggran biaya bangunan/proyek yang dihitung dengan
teliti dan cermat, sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.
Penyusunan anggaran biaya teliti berdasarkan :
-
Bestek
Untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.
-
Gambar Bestek
Untuk menentukan dan menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan
-
Harga Satuan Pekerjaan
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan
analisa BOW ( Burgerlijke Openbare Werken). BOW merupakan ketentuan dan
ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir. BOW pada tanggal 28 Februari 1921 no.
5372 A pada zaman pemerintahan Belanda.
Analisa BOW hanya dapat dipakai untuk pekerjaan padat karya, yang memakai
peralatan konvensional.
B. BESTEK
Bestek berasal dari bahasa belanda yang berarti peraturan dan syarat-sayarat pelaksanaan
suatu pekerjaan bangunan atau proyek. Jadi bestek adalah suatu peraturan yang mengikat,
yang diuraikan sedemikian rupa, terinci cukup jelas dan mudah dipahami.pada umumnya
bestek dibagi tiga bagian antara lain:
a. Peraturan Umum
b. Peraturan Administrasi
c. Peraturan dan Teknis
Dari ketiga peraturan tersebut di atas, hanya sebagian peraturan teknis yang akan
diuraikan guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas, bagaimana hubungan antara
bestek dan gambar bestek. Di bawah ini diberikan beberapa contoh bestek di
antaranya peraturan dan syarat-syarat teknis sebagai berikut:
PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal 1. Jenis Pekerjaan
a. Nama Pekerjaan: membangun rumah Ikhlas Utama dengan luas ± 71,40 m2
b. Pekerjaan ini meliputi dan mendatangkan segala macam bahan-bahan,
menyediakan tenaga kerja, alat-alat pekerjaan, menyiapkan pekerjaan persiapkan
dan tambahan, dan kemudian menyerahkannya dalam keadaan selesai dan
sempurna
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, dilakukan berdasarkan bestek, gambar
bestek, gambar detail dan ketentuan-ketentuan dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing)
Pasal 2. Pekerjaan Pondasi
a. Aanstampang terdiri dari batu kali setebal 20 cm yang di susun sedemikian rupa,
sela-selanya diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai padat.
b. Pondasi batu kali dibuat dari pasangan batu kali dengan campuran 1Pc : 4Ps
F. Penggalian
2. Dinding
3. Plesteran
III. Kuzen
IV.Pekerjaan kap/atap
1. Kap dan rangka atap
V. Pekerjaan plafond
1. Balok plafond
2. Memasang plafond
0.90
Teras
- 0.05 1.50
= 14,15 m x 15 m
= 212,25 m2
b. Memasang bowplank
Bowplank adalah papan ukur untuk menetukan peil/duga lantai dan letak as
dinding bangunan. Pemasangan bowplank pada as bagian dalam bangunan
tergantung besar kecilnya bangunan. Pemasangan bouwplank juga dilakukan
sekeliling bangunan, bisa dengan jarak 1,2 m dari as bangunan sebelah luar.
Volume = 2 x (panjang + lebar)
= 2 x (10,55 m + 11,4 m)
= 43,9 m2
2. Penggalian
Galian tanah pondasi adalah alur tanah tempat meletakkan pondasi. Dalam
galian tanah ditentukan dalamnya tanah padat dengan daya dukung kuat, minimal
0,5 kg/cm2.
Bila tanah dasar masih jelek dengan daya dukung kurang dari 0,5 kg/cm 2, maka
galian diteruskan sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya
dukung lebih dari 0,5 kg/cm2.
Ruang
1.65 6
Ruang 3.15
3
Ruang
5
2.00
Ruang
0.90 4
Ruang
2 3.50
3.00
Ruang
1 1.50
15
Cor Beton 1 : 3 : 5
Pasir Urug
Sloof 15/20 ML ± 0.00
ML ± 0.00
- 0.30
Tanah Urug
Pas. Pondasi Batu Kali
= 28,244 m3 25
50
70
b. Urugan kembali
Urugan atau timbunan kembali adalah mengisi alur yang tidak terisi oleh
pondasi. Pengisian dilakukan setelah pondasi mengeras dan diisi oleh lapis demi
lapis sampai padat, hingga tidak ada penurunan / penyusutan. Dala analisa BOW
untuk timbunan bangunan perumahan diambil rata-rata ¼ galian.
Volume = ¼ galian
= ¼ x 28,244 m3
= 7,061 m3
- 0.80
- 0.30
= 52,4 m x ( x 0,5)
= 9,825 m3
II. Pekerjaan beton/dinding
1. Beton bertulang
a. Sloof 15/20
Panjang sloof = panjang pondasi = 52,42mØ 10
Volume = panjang x penampang sloof
= 52,4 m x 0,15 m x 0,20 m Begol Ø 6 - 15
3 2 Ø 10
= 1,572 m20
b. Tiang praktis 15/15
15
4.35 4.35
2 Ø 12
2 Ø 12
15
1.65 Begol Ø 10 -15
3.15
2.00 15
Kolom Praktis
Penampang Kolom
3.50
3.00
1.50
2.50
Panjang tiang praktis = 3,00 m
Jumlah tiang = 19 buah
1.50 Volume
1.70 = panjang
3.00 tiang
2.80x luas penampang x banyak tiang
= 3,00 m x (0,15 m x 0,15 m) x 19 buah 2 Ø 10
= 1,283 m3
c. Reng balok 15/20 Begol Ø 6 - 15
20 2 Ø 10
15
a. Pas. tembok 1 : 2
Pas. Tembok 1 : 2 biasanya dipasang setinggi 50 cm.
Volume = panjang dinding x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 2
= 52,4 m x 0,15 m x 0,5 m
= 3,93 m3
Pengurangan volume pas. Tembok 1 : 2 adalah dengan pintu, maka :
Volume P = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 2 x unit Pintu
5
Pintu fiber
200
46 14
Rangka Jendela Kuzen 5/15
60
TYPE P4 = 1 Unit
Volume P1 (1 unit) = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 2 Scale 1:25
b. Pas. tembok 1 : 4
Tinggi pas. Tembok 1 : 4 = tinggi dinding – tinggi pas tembok 1 : 2
= 3,00 m – 0,5 m
= 2,5 m
Volume = panjang dinding x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 4
= 52,4 m x 0,15 m x 2,5 m
= 19,65 m3
Pengurangan volume pas. Tembok 1 : 4 adalah dengan pintu dan jendela, maka :
Volume P = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pintu x unit Pintu
Volume P = lebar jendela x tebal dinding x tinggi jendela x unit jendela
Volume plesteran 1 : 2 =
= 47,7 m2
b. Plesteran 1 : 4
Volume plesteran 1 : 4 =
= 206,64 m2
III. Kuzen
1. Kuzen pintu dan jendela
Dalam menghitung volume kuzen, jumlahkan panjang kayu kuzen x ukuran
kayu yang diguanakan untuk kuzen.
Volume kuzen = total panjang kuzen x ukuran kayu
175
215
= 12,1 m
80 60 60 10
5 5 5 5
220
TYPE P3 = 1 Unit
Scale 1:25
b. Tipe P1 (1 unit) = [(2 x 2,15 m) + 1,3 m] x 1 unit
= 6,1 m
215
TYPE P2 = 2 Un
Scale 1:2
170
46
Telinga Kuzen
Rangka Jend
TYPE J
e. Tipe J2 (1 unit) = [(3 x 1,7 m) + (2 x 1,35 m)] x 1 unit
= 8,8 m
135
135
2. Meni kayu
Dalam memeni kayu yang menyentuh pasangan, ialah bidang kuzen yang
langsung menyentuh pasangan saja.
Kuzen
Rangka Panil
5 5
Rangka Jendela
Kaca tebal 5 mm
175 165
215 210
Kuzen
80 60 60 Rangka Panil 10
5
5 5 5 5
220
TYPE P3 = 1 Unit
Scale 1:25
210
215
14
TYPE P1 = 1 Unit 80
Scale 1:25
5 5
90
TYPE P2 = 2 Unit
Scale 1:25
c. Tipe P2 (2 unit) = [(2 x 2,15 m) + 0,9 m] x 2 unit
= 11,4 m
170
135 111
60 60
5 5 5
135
TYPE J3 = 2 Unit
Scale 1:25
f. Tipe J3 (2 unit) = [(2 x 1,35 m) + (2 x 1,35 m)] x 2 unit
= 14,15 m
Maka, volume meni kuzen = total panjang kuzen yang menyentuh pasangan x
Lebar kayu
= [8,6 m + 6,1 m + 11,4 m + 11,6 m + 7,1 m + 14,15 m
+ 5,1 m] x 0,15 m
= 64,05 m x 0,15 m
= 9,608 m2
3. Bout/angker
Berdasarkan daftar baja δ = 16 mm, G (berat) = 1,58 kg/m. Dan panjang bout
angker 0,35 m.
Berat 1 buah angker = panjang x berat
= 0,35 m x 1,58 kg/m
= 0,553 kg
Banyak angker = P3 + P1 + P2 + P4 + J1 + J2 + J3 + J4
= (5 buah x 1 unit) + (6 buah x 1 unit) + (6 buah x 2 unit) + (6 buah
x 1 unit) + (4 buah x 2 unit) + (4 buah x 1 unit) + (4 buahx2 unit)
+ (4 buah x 1 unit)
= 53 buah angker
Volume = jumlah angker x berat 1 buah angker
= 53 buah x 0,553 kg
= 29,309 kg
4.54
2.42
2
3.89
1.04
a. Kuda-kuda tipe 1 (4 buah) 1.64
TYPE II
Scale 1:50
c. Kuda-kuda tipe 3 (2 buah)
Panjang balok tarik =2x3m = 6 m
Panjang kaki kuda-kuda = 2 x 2,43 m = 4,86 m
Panjang tiang makelar = 1 x 0,96 m = 0,96 m
Skor kuda-kuda = 2 x 0,62 m = 1,24 m
Total panjang = 13,06 m
a. Gording 6/12
Volume = total panjang gording x ukuran kayu
Panjang gording = (7 x 8,85 m) + 3,15 m + 3,45 m + 2,09 m + 2,39 m + 1,55 m
+ 1,85 m + (2 x 4,65 m) + (2 x 3,43 m) + (2 x 2,44 m)
= 61,95 m + 14,48 m + 9,3 m + 6,86 m + 4,88 m
= 97,47 m
Volume = total panjang x lebar x tinggi
= 97,47 m x 0,06 m x 0,12 m
= 0,702 m3
b. Kasau 5/7
Volume = total panjang kasau x ukuran kayu
c. Reng ¾
Volume = total panjang reng x ukuran kayu
6. Perabung
Panjang perabung = panjang papan reuter = 14 m’
Volume = 14 m’
7. Pasangan atap
Untuk mencari luas pasangan atap berdasarkan luas bentuk atap, apakah atap
berbentuk persegi, segitiga, dll.
( 3.15
Ruang
Ruang
)+( 3 )
5
2.00
2 2 2 2 2 2
= 49,41
0.90m + 5,1 m + 6 m + 9,595 m + 6,34 m + 6,34 m
Ruang
4
2
= 82,785 m
Ruang
2 3.50
3.00
Ruang
1 1.50
V. Pekerjaan plafond
1. Balok plafond
a. Rangka plafond 5/7
Volume = panjang rangka plafond x ukuran kayu
-
Ruang 1 = Smb tegak + smb datar = (7 x 2 m) + (4 x 3 m) = 26 m
-
Ruang 2 = Smb tegak + smb datar = (6 x 3,5 m) + (5 x 2,8 m) = 35 m
-
Ruang 3 = Smb tegak + smb datar = (6 x 3,15 m) + (5 x 2,8 m) = 32,9 m
-
Ruang 4 = Smb tegak + smb datar = (6 x 6,15 m) + (7 x 4,7 m)
+ (3 x 6,65) + 0,5 = 90,25 m
-
Ruang 5 = Smb tegak + smb datar = (3 x 2 m) + (3 x 1,5 m) = 10,5 m
-
Ruang 6 = Smb tegak + smb datar = (3 x 1,65 m) + (3 x 1,5 m) = 9,45 m
= 204,1 m
Volume = panjang rangka plafond x lebar x tinggi
= 204,1 m x 0,05 m x 0,07 m
= 0,714 m3
Ruang
2 3.50
3.00
Ruang
1 1.50
Ruang 3.15
3
Ruang
5
2.00
Ruang
0.90 4
Ruang
2 3.50
3.00
Ruang
1 1.50
2. Pasangan lantai
a. Pasangan ubin Pc polos 30/30
Luas ruang 2 s/d 5 = 9,8 m2 + 8,82 m2 + 30,41 m2 + 3 m2 = 52,03 m2
Luas ruang 1 (teras) = 6 m2
b. Luas ruang 6 (kamar mandi) = 2,48 m2
Maka total pasangan lantai = Luas ruang 2 s/d 5 + Luas ruang 1 + Luas ruang 6
= 52,03 m2 + 6 m2 + 2,48 m2
= 60,5 m2
1. Pintu/jendela
a. Pintu panel
-
P3 = 1 unit
Luas = panjang x lebar = 2,10 m x 0,80 m = 1,68 m2
-
P1 = 1 unit
Luas = panjang x lebar = 2,10 m x 1,20 m = 2,52 m2
-
P2 = 2 unit
Luas = panjang x lebar = 2,10 m x 0,8 m x 2 unit = 3,36 m2
= 7,56 m2
2. Kaca tetap jalusi
Menghitung volume kaca
= menghitung luas kaca = tinggi kaca x lebar kaca
3. Perlengkapan Pintu
b. Mencat loteng
-
Mencat loteng = luas pasangan plafond = 60,51 m2
c. Mencat dinding
-
Mencat dinding = volume plesteran
Plesteran 1 : 2 = 47,7 m2
Plesteran 1 : 4 = 206,64 m2
= 254,34 m2
d. Mencat kuzen/pintu/jendela
-
Mencat kuzen
3 sisi
Panjang kuzen yang menyentuh pasangan = 64,05 m
Keliling = (2 x 0,05) + 0,15 = 0,25 m
Luas = panjang kuzen menyentuh pasangan x keliling
= 64,05 m x 0,25 m
= 16,013 m2
4 sisi
Panjang = PJ 3 = 1 unit x (2 x 1,75 m) = 3,5 m
P1 = -
P2 = -
P4 = -
J1 = -
J 2 = 1 unit x (1 x 1,70 m) = 1,70 m
J 3 = 2 unit x (1 x 1,35 m) = 1,35 m
J4 = -
= 6,55 m
Keliling = 2 x (0,05 + 0,15) = 0,4 m
Luas = panjang x keliling
= 6,55 m x 0,4 m
= 2,62 m2
d. Sakelar
Sakelar tunggal = 3 buah
Sakelar ganda = 2 buah
e. MCB = 1 unit
2. Sanitasi dan instalasi air
a. Kloset jongkok = 1 buah
b. Instalasi air bersih = pipa ¾” = 14,14 m
c. Instalasi air kotor = pipa 4” = 11,1 m
d. Kran = 2 buah
e. Flour drain = 1 buah
2. Langkah Kerja
Yang dimaksud dengan uraian harga satuan pekerjaan ialah menguraikan
masing-masing harga satuan pekerjaan, mulai dari pekerjaan pembersihan
lapangan sampai pekerjaan perlengkapan.
1. Bagian Pekerjaan diuraikan sesuai dengan nomor masing-masing uraian
pekerjaan mulai dari pekerjaan pembersihan lapangan sampai pekerjaan
perlengkapan dan masukkan angka/indeks (yang telah ditetapkan berdasarkan
analisa BOW) jumlah tenaga kerja dan bahan masing-masing uraian
pekerjaan untuk satu satuan pekerjaan pada kolom 1.
2. Masukkanlah harga satuan bahan dan upah masing-masing uraian pekerjaan
berdasarkan daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja yang telah
didapatkan di pasaran dan lokasi pekerjaan pada kolom 2.
3. Pada kolom 3 hasil harga satuan pekerjaan = harga indeks x harga satuan
bahan atau upah
Contoh :
Harga satuan pekerjaan untuk 1 m3 pasangan batu kali dengan campuran 1
semen : 4 pasir
Daftar harga satuan bahan
1. Batu kali Rp 145.000,00
2. Semen Rp 51.000,00
3. Pasir Rp 72.500,00
Daftar satuan upah
1. Tukang batu Rp 55.000,00
2. Kepala T. Batu Rp 60.000,00
3. Pekerja Rp 40.000,00
4. Mandor Rp 60.000,00
Penyelesaian :
Analisa
3,600 pekerja @ Rp 40.000,00 = Rp 144.000,00
0,180 mandor @ Rp 60.000,00 = Rp 10.800,00
1,200 tukang batu @ Rp 60.000,00 = Rp 66.000,00
0,120 kepala t. Batu @ Rp 60.000,00 = Rp 7.200,00
1,200 m3 batu kali @ Rp 145.000,00 = Rp 174.000,00
0,522 m3 pasir @ Rp 72.500,00 = Rp 37.845,00
3,258 semen @ Rp 51.000,00 = Rp 166.158,00
= Rp 228.000,00 = Rp 378.003,00
= Rp 606.003,00