Anda di halaman 1dari 33

BAHAN AJAR ESTIMASI BIAYA XI TKGSP HARI RABU TGL 18 JULI 2018

A. RENCANA ANGGARAN BIAYA


Yang dimaksud dengan Rencana anggaran biaya (begrooting) suatu bangunan atau
proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta
biaya-biaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
Anggran biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung secara teliti, cermat dan
memenuhi syarat. Anggaran biaya pada bangunan yang sama akan berbeda-beda pada
masing-masing daerah, disebabkan perbedaan harga bahan dan upah tenaga kerja.
Dalam menyusun anggaran biaya dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut:
1. Anggaran Biaya Kasar (Taksiran)
Dalam menyusun anggran biaya kasar sebagai pedomannya digunakan harga satuan
meter persegi (m2) luas lantai. Anggaran biaya kasar dipakai sebagai pedoman terhadap
anggaran biaya yang dihitung secara teliti.
Walaupun namanya anggaran biaya kasar, namun harga satuan tiap m2 luas lantai
tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung secara teliti. Taksiran haruslah
berdasarkan harga yang wajar dan tidak terlalu jauh berbeda dengan harga yang dihitung
secara teliti. Di bawah ini diberikan sekedar contoh, untuk dapat menggambarkan
penyusunan anggaran biaya kasar (Taksiran)
Contoh: Daftar Biaya kasar (Taksiran)
No. Uraian Pekerjaan Volume m2 Harga satuan Rp. Jumlah Harga
Rp.
1. Bangunan Induk 10 x 8 80 150.000 12.000.000
2. Bangunan Turutan 5 x 7 35 60.000 2.100.000
3. Banugunan Gang 1,5 x 5 7,5 25.000 187.000

Jumlah 14.287.500
2. Anggaran Biaya Teliti
Anggaran biaya teliti ialah anggran biaya bangunan/proyek yang dihitung dengan
teliti dan cermat, sesuai ketentuan dan syarat-syarat penyusunan anggaran biaya.
Penyusunan anggaran biaya teliti berdasarkan :
-
Bestek
Untuk menentukan spesifikasi bahan dan syarat-syarat teknis.
-
Gambar Bestek
Untuk menentukan dan menghitung besarnya masing-masing volume pekerjaan
-
Harga Satuan Pekerjaan
Didapat dari harga satuan bahan dan harga satuan upah berdasarkan perhitungan
analisa BOW ( Burgerlijke Openbare Werken). BOW merupakan ketentuan dan
ketetapan umum yang ditetapkan oleh Dir. BOW pada tanggal 28 Februari 1921 no.
5372 A pada zaman pemerintahan Belanda.
Analisa BOW hanya dapat dipakai untuk pekerjaan padat karya, yang memakai
peralatan konvensional.

Anggaran Biaya Banguan Bertingkat


Dibawah ini diberikan harga bangunan bertingkat berdasarakan keputusan direktur
jenderal Cipta karya untuk diketahui dan dimaklumi. Harga satuan rata-rata per m2
tertinggi bangunan bertingkat untuk gedung pemerintah sebagai berikut:
1. Bangunan 2 lantai = 1,090 X
2. Bangunan 3 lantai = 1,120 X
3. Bangunan 4 lantai = 1,135 X
4. Bangunan 5 lantai = 1,162 X
5. Bangunan 6 lantai = 1,197 X
6. Bangunan 7 lantai = 1,236 X
7. Bangunan 8 lantai = 1,265 X
Dalam hal ini, harga X adalah harga dasar gedung bertingkat per m 2, dengan tinggi
banguan bertingkat gedung pemerintah tidak boleh lebih dari 8 lantai, termasuk lantai
dasar.

B. BESTEK
Bestek berasal dari bahasa belanda yang berarti peraturan dan syarat-sayarat pelaksanaan
suatu pekerjaan bangunan atau proyek. Jadi bestek adalah suatu peraturan yang mengikat,
yang diuraikan sedemikian rupa, terinci cukup jelas dan mudah dipahami.pada umumnya
bestek dibagi tiga bagian antara lain:
a. Peraturan Umum
b. Peraturan Administrasi
c. Peraturan dan Teknis
Dari ketiga peraturan tersebut di atas, hanya sebagian peraturan teknis yang akan
diuraikan guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas, bagaimana hubungan antara
bestek dan gambar bestek. Di bawah ini diberikan beberapa contoh bestek di
antaranya peraturan dan syarat-syarat teknis sebagai berikut:
PERATURAN DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
Pasal 1. Jenis Pekerjaan
a. Nama Pekerjaan: membangun rumah Ikhlas Utama dengan luas ± 71,40 m2
b. Pekerjaan ini meliputi dan mendatangkan segala macam bahan-bahan,
menyediakan tenaga kerja, alat-alat pekerjaan, menyiapkan pekerjaan persiapkan
dan tambahan, dan kemudian menyerahkannya dalam keadaan selesai dan
sempurna
c. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, dilakukan berdasarkan bestek, gambar
bestek, gambar detail dan ketentuan-ketentuan dalam penjelasan pekerjaan
(aanwijzing)
Pasal 2. Pekerjaan Pondasi
a. Aanstampang terdiri dari batu kali setebal 20 cm yang di susun sedemikian rupa,
sela-selanya diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai padat.
b. Pondasi batu kali dibuat dari pasangan batu kali dengan campuran 1Pc : 4Ps

Pasal 3. Pekerjaan Pondasi


a. Semua dinding dari bata dengan pasangan ½ bata dimulai dari sloof ke atas sesuai
dengan gambar
b. Pasangan kedap air campuran 1 Pc : 2 Ps di pasang setinggi 20 cm di atas
permukaan lantai dan 150 cm di atas permukan lantai kamar mandi dan WC
c. Pasangan batu bata yang lain, selain yang tersebut di atas, di pasang dengan
campuran 1 Pc : 4 Ps
Pasal 4. Pekerjaan Kayu
a. Semua kayu yang dipergunakan harus cukup kering dan berkualitas baik. Tidak
diperkenankan menggunakan kayu bermata untuk batang tekan/tarik
b. Ukuran-ukuran kayu untuk seluruh macam pekerjaan, harus sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar dan penjelasan pekerjaan
c. Untuk kayu kuda-kuda, rangka atap, dan rangka loteng harus diresidu
d. Setiap kusen harus diberi angker sesuai dengan gambar dan tidak dibenarkan
memakaibpaku sebagai ganti angker. Bagian-bagian kusen yang menyentuh
pasangan diberi menie.
Pasal 5. Penutup
a. Hal-hal yang belum jelas baik dalam gambar maupun dalam berita acara
aanwijzing, pelaksana harus menanyakan pada direksi, hingga pelaksana
mengetahui dan memahami ruang lingkup (scope) pekerjaan sebelum pekerjaan
dimulai.
b. Walaupun dalam bestek ini tidak lengkap tercantum satu per satu baik mengenai
bahan-bahan dan lain sebagainya tetapi tercantum dalam AV (Algemeene Voor de
aannemingbij openbare werken in Indonesia) tanggal 28 Mei 1941 nomor 9 bijlad
nomor 14571, maupun dalam Building Code (Peraturan Bangunan) yang disusun
oleh lembaga penyelidikan masalah bangunan direktorat jenderal cipta karya
departemen pekerjaan umum maka pekerjaan tersebut harus dikerjakan dan
bukan merupakan pekerjaan tambahan
Dari pasal 2 sub b dijelaskan bahwa campuran spesi pondasi batu kali 1 Pc : 4 Ps
dari pasal 3 sub b dan c campuran spesi pasangan batu bata untuk terasraam 1
Pc : 2 Ps, sedang untuk pasangan batu bata yang lain memakai campuran 1 Pc : 4
Ps.
Contoh dan kutupan pasal demi pasal dari peraturan dan syarat-syarat teknis
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa bestek dan gambar bestek merupakan
kunci pokok (tolak ukur) dalam menentukan kualitas, kuantitas dan ruang lingkup
(scoope) pekerjaan. Pasal 1 samapai dengan pasal 5 di atas, bukan merupakan
urutan sebenarnya dari syarat-syarat teknis tapi hanyalah sekedar untuk
memberikan gambaran dalam hubungannya dengan tiap pekerjaan.
C. GAMBAR BESTEK
Gambar bestek adalah gambar lanjutan dari uraian gambar pra rencana, dan
gambar detail dasar dengan skala (PU= Perbandingan Ukuran) yang lebih besar.
Gambar bestek merupakan lampiran dari uraian dan syarat-syarat (bestek)
pekerjaan.
Gambar bestek dan bestek merupaka kunci pokok (tolok ukur) baik dalam
menentukan kualitas dan skop pekerjaan, maupun dalam menyusun rencana
anggaran biaya.
Gambar bestek terdiri dari:
1. Gambar situasi, PU 1: 200 atau 1 : 500 terdiri dari:
-
Rencana letak bangunan
-
Rencana halaman
-
Rencana jalan dan pagar
-
Rencana saluran pembuangan air hujan
-
Rencana garis batas tanah dan roylen
2. Gambar denah PU 1: 100
Gambar denah melukiskan gambar tapak (tampang) setinggi ± 1,00 m dari
lantai, hingga gambar pintu dan jendela terlihat dengan jelas, sedangkan
gambar penerangan atas (bovenlich) digambar dengan garis putus. Pada
denah juga digambar garis atap dengan garis putus-putus lebih tebal dan
jelas sesuai dengan bentuk atap. Lantai rumah induk dengan duga (pell)
ditandai dengan ± 0,00. Gambar kolom (tiang) dari beton dibedakan dari
pasangan tembok. Semua ukuran arah vertikal dari lantai diberi tanda ( + )
dan ukuran di bawah lantai di beri tanda ( - ).
3. Gambar Potongan PU 1: 100
Gambar potongan terdiri dari potongan melintang dan membujur menurut
keperluannya. Untuk menjelaskan letak atau kedudukan sesuatu
konstruksi, pada gambar potongan harus tercantum duga dari lantai,
misalnya: dasar pondasi, letak tinggi jendela dan pintu, tinggi langit-langit,
nok reng balok/muurplaat
4. Gambar Pandangan PU 1 : 100
Pada gambar pandangan tidak dicantumkan ukuran-ukuran lebar maupun
tinggi bangunan. Gambar pandangan lengkap dengan dekorasi yang
disesuaikan dengan perencanaan.
5. Gambar Rencana Atap PU 1 : 100
Gambar rencana atap menggambarkan bentuk konstruksi rencana atap
lengkap dengan kuda-kuda, nok gording, muurplaat/reng balok, hookeper,
keilkeper, talang air, usuk/kasau dan konstruksi penahan, dengan jelas.
6. Gambar Konstruksi PU 1 : 50
Gambar Konstruksi terdiri dari:
-
Gambar konstruksi beton bertulang
-
Gambar konstruksi kayu
-
Gambar konstruksi baja
-
Lengkap dengan ukuran-ukuran dan perhitungan konstruksinya
7. Gambar Pelengkap
Gambar pelengkap terdiri dari :
-
Gambar Listrik dari PLN
-
Gambar sanitair
-
Gambar saluran pembuang air kotor
-
Gambar saluran pembuang air hujan
Di bawah ini diberikan daftar gambar bestek yang telah diberi nomor seri A
sampai N dengan perincian sebagai berikut:
1. DENAH = A
2. TAMPAK MUKA = B
3. TAMPAK BELAKANG = C
4. TAMPAK SAMPING KANAN = D
5. TAMPAK SAMPING KIRI = E
6. DENAH PONDASI = F
7. POTONGAN I-I = G
8. POTONGAN II-II = H
9. POTONGAN III-III = I
10. RENCANA KAP = J
11. RENCANA PLAFOND = K
12. DENAH KUSEN = L
13. INSTALASI LISTRIK = M
14. RENCANA SANITASI = N
D. VOLUME / KUBIKASI PEKERJAAN
1. Pengertian volume pekerjaan
Volume pekerjaan yaitu menghitung atau menguraikan secara rinci besar volume
atau kubikasi suatu pekerjaan sesuai dengan gambar bestek dan gambar detail. Sebelum
menghitung volume masing-masing pekerjaan, terlebih dahulu harus dikuasai membaca
gambar bestek dan gambar detail.
2. Susunan daftar uraian pekerjaan :
I. Pekerjaan pondasi
E. Permulaan

a. Pembersihan lapangan b. Memasang bowplank

F. Penggalian

a. Galian tanah pondasi b. Urugan kembali ¼ galian

G. Pasangan pondasi batu kali

a. Urugan pasir bawah pondasi c. Pas. Pondasi batu kali


b. Aanstampang batu kali

II. Pekerjaan beton/dinding


1. Beton bertulang

a. Sloof b. Tiang praktis c. Reng balok

2. Dinding

a. Pas tembok 1 : 2 b. Pas tembok 1 : 4

3. Plesteran

a. Plesteran dinding 1 : 2 b. Plesteran dinding 1 : 4

III. Kuzen

1. Kuzen pintu dan jendela 3. Bout/angker


2. Meni kayu

IV.Pekerjaan kap/atap
1. Kap dan rangka atap

a. Pekerjaan kuda-kuda e. Meni kayu


b. Pekerjaan rangka atap f. Residu kuda-kuda
c. Lespalnk papan g. Bout/angker
d. Papan ruiter
2. Penutup atap

V. Pekerjaan plafond
1. Balok plafond

a. Rangka plafond b. Residu rangka plafond

2. Memasang plafond

a. plafond triplek tebal 4 mm b. Les pinggir plafond

VI. Pekerjaan lantai


1. Urugan di bawah lantai

a. Urugan tanah b. Urugan pasir


2. Pasangan lantai

VII. Pekerjaan pintu dan jendela


1. Pintu/jendela
a. Pintu panel
2. Kaca tetap jalusi
a. Pas kaca tebal 5 mm
3. Perlengkapan Pintu

VIII. Pekerjaan cat/kapuran

a. Mencat kayu c. Mencat dinding


b. Mencat loteng d. Mencat kuzen/pintu/jendela

IX. Pekerjaan perlengkapan dalam


1. Listrik
1.50 4.70 2.80

a. Pas instalasi dalam b. Pasangan zekering


b. Pemasangan lampu pijar c. Sakelar
1.65
KM/WC
- 0.05

c. Stop kontak R. Keluarga


± 0.00 Kamar Tidur 3.15
± 0.00
Dapur

2. Sanitasi dan instalasi air 2.00


± 0.00

0.90

a. Kloset jongkok c. Instalasi air kotor R. Tamu


± 0.00 Kamar Tidur
± 0.00 3.50
b. Instalasi air bersih d. Kran 3.00

Teras
- 0.05 1.50

1.50 1.70 3.00 2.80

3. Uraian Volume Pekerjaan


I. Pekerjaan pondasi 15.00
1. Permulaan
a. Pembersihan lapangan
Pembersihan lapangan adalah membersihkan lapangan dan sekitarnya,
tempat bangunan akan didirikan. Lapangan harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran yang ada di atasnya. Pembersihan lapangan dilakukan sekeliling
lapangan dengan jarak 3 m dari as bangunan sebelah luar.

Volume = panjang x lebar

= 14,15 m x 15 m

= 212,25 m2

b. Memasang bowplank
Bowplank adalah papan ukur untuk menetukan peil/duga lantai dan letak as
dinding bangunan. Pemasangan bowplank pada as bagian dalam bangunan
tergantung besar kecilnya bangunan. Pemasangan bouwplank juga dilakukan
sekeliling bangunan, bisa dengan jarak 1,2 m dari as bangunan sebelah luar.
Volume = 2 x (panjang + lebar)
= 2 x (10,55 m + 11,4 m)
= 43,9 m2

2. Penggalian
Galian tanah pondasi adalah alur tanah tempat meletakkan pondasi. Dalam
galian tanah ditentukan dalamnya tanah padat dengan daya dukung kuat, minimal
0,5 kg/cm2.
Bila tanah dasar masih jelek dengan daya dukung kurang dari 0,5 kg/cm 2, maka
galian diteruskan sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat, dengan daya
dukung lebih dari 0,5 kg/cm2.

a. Galian tanah pondasi


1.50 4.70 2.80

Ruang
1.65 6

Ruang 3.15
3
Ruang
5
2.00
Ruang
0.90 4

Ruang
2 3.50
3.00

Ruang
1 1.50

Panjang sumbu tegak = [ (1,65 m + 2 m) x 2]+ 3 m + 2 m + 1,5 m + (3,15 m x


1.50 1.70 3.00 2) +(3,5
2.80m x 2)
= 27,1 m
Panjang sumbu datar = 1,5 m + 4,7 m + 2,8 m + ( 1,5 m x 2) +1,7 m + (3 m x
2) + (2,8 m x 2)
= 25,3 m
Maka, panjang pondasi = panjang sumbu tegak + panjang sumbu datar
= 27,1 m + 25,3 m
= 52,4 m

15
Cor Beton 1 : 3 : 5
Pasir Urug
Sloof 15/20 ML ± 0.00
ML ± 0.00

- 0.30

Tanah Urug
Pas. Pondasi Batu Kali

Panjang pondasi = 52,4 m, tinggi galian


- 0.80
= 0,77 m, dan lebar galian 0,7 m,
Pas. Aans Tampang Batu Kali
maka volume galian pondasi adalah :
Pasir Urug
- 1.00

Volume = (52,4 m x 0,77 m x 0,7 m) - 1.07

= 28,244 m3 25
50
70
b. Urugan kembali
Urugan atau timbunan kembali adalah mengisi alur yang tidak terisi oleh
pondasi. Pengisian dilakukan setelah pondasi mengeras dan diisi oleh lapis demi
lapis sampai padat, hingga tidak ada penurunan / penyusutan. Dala analisa BOW
untuk timbunan bangunan perumahan diambil rata-rata ¼ galian.
Volume = ¼ galian
= ¼ x 28,244 m3
= 7,061 m3

3. Pasangan pondasi batu kali


a. Urugan pasir bawah pondasi
Urugan pasir di bawah pondasi berguna untuk perbaikan dan perataan tanah.
Pasir urug disiram dengan air sampai padat, dimana lapisan itu sebagai lapisan
dasar dari aanstampang batu kali.

Panjang urugan = panjang pondasi = 52,4 m


Penampang urugan = lebar x tinggi
= 0,7 m x 0,07 m
= 0,049 m2
Volume = panjang x penampang
= 52,4 m x 0,049 m2
= 2,567 m3
b. Aanstampang batu kali
Aanstampang batu kali adalah batu yang disusun sedemikian rupa, stebal 20
cm. Disiram dengan pasir dan air sampai padat dan celah-celah batu berisi
seluruhnya. Aanstampang batu kali berguna untuk menerima beban dari pondasi
dan memindahkannya ke dasar tanah. Lebar aanstampang tergantung pada lebar
pondasi, ditambah 20 cm kiri dan kanan pondasi.

- 0.80

Volume = panjang pondasi x lebar x tinggi - 1.00


= 52,4 m x 0,7 m x 0,2 m - 1.07
70
= 7,336 m3
c. Pondasi batu kali
Pondasi bangunan harus diperhitungkan sedemikian rupa, hingga
dapatmenjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban-beban
berguna, dan gaya-gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain-lain.
Pondasi tidak boleh turun setempat.

- 0.30

Volume = panjang pondasi x luas penampang pondasi


- 0.80
25
50
= 52,4 m x ( x tinggi)

= 52,4 m x ( x 0,5)

= 9,825 m3
II. Pekerjaan beton/dinding
1. Beton bertulang
a. Sloof 15/20
Panjang sloof = panjang pondasi = 52,42mØ 10
Volume = panjang x penampang sloof
= 52,4 m x 0,15 m x 0,20 m Begol Ø 6 - 15
3 2 Ø 10
= 1,572 m20
b. Tiang praktis 15/15

15

1.50 1.70 3.00


Penampang
2.80
Sloof

4.35 4.35
2 Ø 12

2 Ø 12
15
1.65 Begol Ø 10 -15
3.15

2.00 15
Kolom Praktis

Penampang Kolom
3.50
3.00

1.50

Tiang 30/30 4.00

2.50
Panjang tiang praktis = 3,00 m
Jumlah tiang = 19 buah
1.50 Volume
1.70 = panjang
3.00 tiang
2.80x luas penampang x banyak tiang
= 3,00 m x (0,15 m x 0,15 m) x 19 buah 2 Ø 10
= 1,283 m3
c. Reng balok 15/20 Begol Ø 6 - 15
20 2 Ø 10

15

Penampang Ring Balok


Panjang reng balok = panjang pondasi = 52,4 m
Volume = panjang x penampang reng balok
= 52,4 m x 0,15 m x 0,20 m
= 1,572 m3
2. Dinding
Ada 2 cara menghitung dinding pasangan bata yaitu dengan cara perhitungan luas
dan dengan cara perhitungan isi. Untuk perhitungan isi jarang sekali digunakan, akan
tetapi bila suatu saat dibutuhkan dengan cara perhitungan isi. Caranya adalah luas x
tebal, untuk tebal tergantung jenis pasangan bata, pasangan 1 bata atau ½ bata ,untuk
ukuran 1 bata yaitu 30 cm sedangkan ukuran ½ bata 15 cm.
Cara menghitung luas pasangan bata adalah sebagai berikut, pertama hitung
keliling dari dinding, kalikan dengan tinggi dinding, dan dikurang luas dari daun
jendela,daun pintu,boven, satuan m2.

a. Pas. tembok 1 : 2
Pas. Tembok 1 : 2 biasanya dipasang setinggi 50 cm.
Volume = panjang dinding x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 2
= 52,4 m x 0,15 m x 0,5 m
= 3,93 m3
Pengurangan volume pas. Tembok 1 : 2 adalah dengan pintu, maka :
Volume P = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 2 x unit Pintu

Total volume pas tembok 1 : 2 adalah


= volume pas.tembok 1 : 2 – total volume pintu

Pengurangan volume pas. Tembok 1 : 2 adalah dengan pintu, maka :


Kuzen
Rangka Panil
5 5
Rangka Jendela

Kaca tebal 5 mm Kaca tebal 5 mm


Kaca tebal 5 mm

151 175 165


15
215 210
Pintu Panel

5
Pintu fiber

200
46 14
Rangka Jendela Kuzen 5/15

Volume P3 (1 unit) = lebar pintu x tebal dinding


80 x tinggi60pas. 1 :602 10

= 0,9 m x 0,15 m x 0,5 5m x 1 unit5 220 5 5


3
= 0,0675 m
TYPE P3 = 1 Unit
Scale 1:25

60

TYPE P4 = 1 Unit
Volume P1 (1 unit) = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 2 Scale 1:25

= 1,3 m x 0,15 m x 0,5 m x 1 unit


= 0,0975 m3
Volume P2 (2 unit) = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 2 5
= 0,9 m x 0,15 m x 0,5 m x 2 unit
= 0,135 m3
Volume P4 (1 unit) = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 2
= 0,7 m x 0,15 m x 0,5 m x 1 unit
= 0,0525 m3
Maka total volume pas tembok 1 : 2 adalah
= 3,93 m3 – (0,0675 m3 + 0,0975 m3 + 0,135 m3 + 0,0525 m3
= 3,93 m3 – 0,3525 m3
= 3,5775 m3

b. Pas. tembok 1 : 4
Tinggi pas. Tembok 1 : 4 = tinggi dinding – tinggi pas tembok 1 : 2
= 3,00 m – 0,5 m
= 2,5 m
Volume = panjang dinding x tebal dinding x tinggi pas. 1 : 4
= 52,4 m x 0,15 m x 2,5 m
= 19,65 m3
Pengurangan volume pas. Tembok 1 : 4 adalah dengan pintu dan jendela, maka :
Volume P = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pintu x unit Pintu
Volume P = lebar jendela x tebal dinding x tinggi jendela x unit jendela

Total volume pas tembok 1 : 4 adalah


= volume pas.tembok 1 : 4 – total volume pintu - total volume
jendela
Pengurangan volume pas. Tembok 1 : 4 adalah

Volume P3 (1 unit) = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pintu


= 2,2 m x 0,15 m x 2,15 m x 1 unit
= 0,7095 m3
Volume P1 (1 unit) = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pintu
= 1,3 m x 0,15 m x 2,15 m x 1 unit
= 0,419 m3
Volume P2 (2 unit) = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pintu
= 2,2 m x 0,15 m x 2,15 m x 2 unit
= 1,419 m3
Volume P4 (1 unit) = lebar pintu x tebal dinding x tinggi pintu
= 0,7 m x 0,15 m x 2,05 m x 1 unit
= 0,215 m3
Volume J1 (2 unit) = lebar jendela x tebal dinding x tinggi jendela
= 0,7 m x 0,15 m x 1,7 m x 2 unit
= 0,357 m3
Volume J2 (1 unit) = lebar jendela x tebal dinding x tinggi jendela
= 1,35 m x 0,15 m x 1,7 m x 1 unit
= 0,344 m3
Volume J3 (2 unit) = lebar jendela x tebal dinding x tinggi jendela
= 1,35 m x 0,15 m x 1,35 m x 2 unit
= 0,547 m3
Volume J4 (1 unit) = lebar jendela x tebal dinding x tinggi jendela
= 0,7 m x 0,15 m x 1,35 m x 1 unit
= 0,142 m3
Maka total volume pas tembok 1 : 4 adalah
= 19,65 m3– (0,7095 m3 + 0,419 m3 + 1,419 m3+ 0,215 m3 + 0,357
m3 + 0,344 m3 + 0,547 m3 + 0,142 m3
= 19,65 m3– 4,153 m3
= 15,498 m3
3. Plesteran
Volume plesteran adalah 2 x dari volume pasangan bata dibagi dengan tebal
dinding.
a. Plesteran 1 : 2

Volume plesteran 1 : 2 =

= 47,7 m2
b. Plesteran 1 : 4

Volume plesteran 1 : 4 =

= 206,64 m2

III. Kuzen
1. Kuzen pintu dan jendela
Dalam menghitung volume kuzen, jumlahkan panjang kayu kuzen x ukuran
kayu yang diguanakan untuk kuzen.
Volume kuzen = total panjang kuzen x ukuran kayu

175

215

a. Tipe P3 (1 unit) = [(2 x 2,15 m) + ( 2 x 1,75 m) + (2,2 m) + 1,35 m] x 1 unit


Rangka Jendela Kuzen 5/15

= 12,1 m
80 60 60 10
5 5 5 5
220

TYPE P3 = 1 Unit
Scale 1:25
b. Tipe P1 (1 unit) = [(2 x 2,15 m) + 1,3 m] x 1 unit
= 6,1 m

215

c. Tipe P2 (2 unit) = [(2 x 2,15 m) + 0,9 m] x 2 unit 80


= 11,4 m 5
90

TYPE P2 = 2 Un
Scale 1:2

170

46
Telinga Kuzen
Rangka Jend

d. Tipe J1 (2 unit) = [(2 x 1,7 m) + (2 x 0,7 m)] x 2 unit 60


= 11,6 m 5
70

TYPE J
e. Tipe J2 (1 unit) = [(3 x 1,7 m) + (2 x 1,35 m)] x 1 unit
= 8,8 m

135

f. Tipe J3 (2 unit) = [(3 x 1,35 m) + (2 x 1,35 m)] x 2 unit


= 15,5 m

135

g. Tipe J4 (1 unit) = [(2 x 1,35 m) + (2 x 0,7 m)]


x 1 unit
= 5,1 m

Maka, volume kuzen = total panjang kuzen x ukuran kayu


= [12,1 m + 6,1 m + 11,4 m + 11,6 m + 8,8 m + 15,5 m +
5,1 m] x 0,15 m x 0,05 m
= 70,6 m x 0,15 m x 0,05 m
= 0,530 m3

2. Meni kayu
Dalam memeni kayu yang menyentuh pasangan, ialah bidang kuzen yang
langsung menyentuh pasangan saja.

Volume meni kuzen


= total panjang kuzen yang menyentuh pasangan x Lebar kayu

Kuzen
Rangka Panil
5 5
Rangka Jendela

Kaca tebal 5 mm

175 165

215 210

a. Tipe P3 (1 unit) = [ 2 x 2,15 m + 2,2 m + 1,35 m] x 1 unit


= 8,6 m Rangka Jendela Kuzen 5/15
14

Kuzen
80 60 60 Rangka Panil 10
5
5 5 5 5
220

TYPE P3 = 1 Unit
Scale 1:25

210

215

14

b. Tipe P1 (1 unit) = [(2 x 2,15 m) + 1,3


60
m] x 60
1 unit
= 6,1 m 5 5

TYPE P1 = 1 Unit 80
Scale 1:25
5 5
90

TYPE P2 = 2 Unit
Scale 1:25
c. Tipe P2 (2 unit) = [(2 x 2,15 m) + 0,9 m] x 2 unit
= 11,4 m

170

d. Tipe J1 (2 unit) = [(2 x 1,7 m) + (2 x 0,7 m)] x 2 unit


= 11,6 m

135 111

e. Tipe J2 (1 unit) = [(2 x 1,7 m) + (2 x 1,35 m)] x 1 unit 46


= 7,1 m Telinga Kuzen
Rangka Jendela Kuzen 5/15

60 60

5 5 5
135

TYPE J3 = 2 Unit
Scale 1:25
f. Tipe J3 (2 unit) = [(2 x 1,35 m) + (2 x 1,35 m)] x 2 unit
= 14,15 m

g. Tipe J4 (1 unit) = [(2 x 1,35 m) + (2 x 0,7 m)] x 1 unit


= 5,1 m

Maka, volume meni kuzen = total panjang kuzen yang menyentuh pasangan x
Lebar kayu
= [8,6 m + 6,1 m + 11,4 m + 11,6 m + 7,1 m + 14,15 m
+ 5,1 m] x 0,15 m
= 64,05 m x 0,15 m
= 9,608 m2

3. Bout/angker
Berdasarkan daftar baja δ = 16 mm, G (berat) = 1,58 kg/m. Dan panjang bout
angker 0,35 m.
Berat 1 buah angker = panjang x berat
= 0,35 m x 1,58 kg/m
= 0,553 kg

Banyak angker = P3 + P1 + P2 + P4 + J1 + J2 + J3 + J4
= (5 buah x 1 unit) + (6 buah x 1 unit) + (6 buah x 2 unit) + (6 buah
x 1 unit) + (4 buah x 2 unit) + (4 buah x 1 unit) + (4 buahx2 unit)
+ (4 buah x 1 unit)
= 53 buah angker
Volume = jumlah angker x berat 1 buah angker
= 53 buah x 0,553 kg
= 29,309 kg

IV. Pekerjaan kap/atap


1. Pekerjaan kuda-kuda
Panjang bagian kuda-kuda dapat dihitung mengukur panjang bagian kuda-kuda
dikali dengan skala gambar. Untuk batang tekan dan batang tarik kuda-kuda tidak
boleh mempunyai mata kayu. Volume dihitung dengan satuan m3, yaitu panjang
total bahan dikalikan dimensi kayu yang dipakai.
Volume kayu = total panjang x lebar x tinggi x banyak kuda-kuda

4.54
2.42
2

3.89
1.04
a. Kuda-kuda tipe 1 (4 buah) 1.64

Panjang balok tarik = 2 x 6,15 m = 12,3 m


Panjang kaki kuda-kuda = 2 x 4,54 m = 9,08 m
0.80
Panjang tiang makelar = 1 x 2,01 m = 2,01 m
Panjang balok apit = 2 x 3,89 m6.15 = 7,78 m TYPE I
Skor kuda-kuda = (2 x 1,64 m) + (2 x 1,04 m) = 5,36 m Scale 1:50

Total Panjang = 36,53 m


Volume kayu 6/12 = total panjang x lebar x tinggi x banyak kuda-kuda
= 36,53 m x 0,06 m x 0,12 m x 4 buah
= 1,052 m3

b. Kuda-kuda tipe 2 (2 buah)


Panjang balok tarik = 2 x 3,65 m = 7,3 m
Panjang kaki kuda-kuda = 2 x 2,8 m = 5,6 m
2.80
Panjang tiang makelar = 1 x 1,15 m = 1,15 m 1.15
Skor kuda-kuda = 2 x 0,8 m = 1,6 m
0.80
Total panjang = 15,65 m

Volume kayu 6/12 = total panjang x lebar x tinggi x banyak kuda-kuda


= 15,65 m x 0,06 m x 0,12 m x 2 buah
= 0,225 m3 3.65

TYPE II
Scale 1:50
c. Kuda-kuda tipe 3 (2 buah)
Panjang balok tarik =2x3m = 6 m
Panjang kaki kuda-kuda = 2 x 2,43 m = 4,86 m
Panjang tiang makelar = 1 x 0,96 m = 0,96 m
Skor kuda-kuda = 2 x 0,62 m = 1,24 m
Total panjang = 13,06 m

Volume kayu 6/12 = total panjang x lebar x tinggi x banyak kuda-kuda


= 13,06 m x 0,06 m x 0,12 m x 2 buah
= 0,188 m3

Total Volume = 1,052 m3 + 0,225 m3 + 0,188 m3


= 1,465 m3

2. Pekerjaan Rangka Atap

a. Gording 6/12
Volume = total panjang gording x ukuran kayu
Panjang gording = (7 x 8,85 m) + 3,15 m + 3,45 m + 2,09 m + 2,39 m + 1,55 m
+ 1,85 m + (2 x 4,65 m) + (2 x 3,43 m) + (2 x 2,44 m)
= 61,95 m + 14,48 m + 9,3 m + 6,86 m + 4,88 m
= 97,47 m
Volume = total panjang x lebar x tinggi
= 97,47 m x 0,06 m x 0,12 m
= 0,702 m3

b. Kasau 5/7
Volume = total panjang kasau x ukuran kayu

Panjang kasau = (2 x 4,67 m) + (7 x 7,83 m) + (2 x 6,65 m) + ( 2 x 6,15 m) +


(2 x 5,74 m) + (2 x 5,15 m) + 4,91 m + (5 x 4,18 m)+ 4,06 m
+ 3,05 m + 2,09 m + 1,05 m
= 147,59 m
Volume = total panjang x lebar x tinggi
= 147,59 m x 0,05 m x 0,07 m
= 0,517 m3

c. Reng ¾
Volume = total panjang reng x ukuran kayu

Panjang reng = (13 x 8,85 m) + 3,67 m + 3,97 m + 3,34 m + 3,64 m + 3,01


+ 3,31 m + 2,68 m + 2,98 m + 2,35 m + 2,65 m + 2,02 m +
2,32 m + 1,7 m + 2 m + (2 x 1,55 m) + (2 x 1,85 m) +
( 2 x 2,54 m) + (2 x 2,87 m) + (2 x 3,2 m) + (2 x 3,53 m) +
(2 x 3,86 m) + (2 x 4,19 m)
= 201,87 m
Volume = total panjang x lebar x tinggi
= 201,87 m x 0,03 m x 0,04 m
= 0,242 m3
Total volume = 0,702 m3 + 0,517 m3 + 0,242 m3
= 1,461 m3
3. Residu
Dalm menghitung luas residu kuda-kuda harus dihitung jumlah panjang dan
keliling masing-masing ukuran.
Volume = panjang x keliling
Untuk mencari residu kuda-kuda, perhatikan pekerjaan kuda-kuda yang telah
diuraikan untuk masing-masing ukuran berikut :
Keliling kayu 6/12 = 2 x (0,06 + 0,12)
= 0,36 m
Residu kayu 6/12 = panjang kayu 6/12 x keliling kayu 6/12
= [(panjang kuda-kuda tipe 1 x 4 buah) + (panjang kuda-kuda
Tipe 2 x 2 buah) + (panjang kuda-kuda tipe 3 x 2 buah) +
panjang gording)] x keliling kayu 6/12
= [(4 x 36,53 m) + (2 x 15,65 m) + (2 x 13,06 m) + 97,47 m)]
x 0,36 m
= 301,01 m x 0,36 m
= 108,364 m2
4. Lesplank
Volume lesplank = keliling atap x lebar papan
= 34,3 m x 0,3 m
= 10,29 m2
5. Pekerjaan papan reuter
Panjang = 9 m + 5 m = 14 m’
Volume = 14 m’

6. Perabung
Panjang perabung = panjang papan reuter = 14 m’
Volume = 14 m’

7. Pasangan atap
Untuk mencari luas pasangan atap berdasarkan luas bentuk atap, apakah atap
berbentuk persegi, segitiga, dll.

1.50 4.70 2.80

Luas = (5,4 m x 9,15 m) + (3 m x 1,7 m) + (3 m x 2 m) + (2,02 m x 4,75 m) +


Ruang
1.65 6

( 3.15
Ruang

Ruang
)+( 3 )
5
2.00
2 2 2 2 2 2
= 49,41
0.90m + 5,1 m + 6 m + 9,595 m + 6,34 m + 6,34 m
Ruang
4
2
= 82,785 m
Ruang
2 3.50
3.00

Ruang
1 1.50

1.50 1.70 3.00 2.80

V. Pekerjaan plafond
1. Balok plafond
a. Rangka plafond 5/7
Volume = panjang rangka plafond x ukuran kayu
-
Ruang 1 = Smb tegak + smb datar = (7 x 2 m) + (4 x 3 m) = 26 m
-
Ruang 2 = Smb tegak + smb datar = (6 x 3,5 m) + (5 x 2,8 m) = 35 m
-
Ruang 3 = Smb tegak + smb datar = (6 x 3,15 m) + (5 x 2,8 m) = 32,9 m
-
Ruang 4 = Smb tegak + smb datar = (6 x 6,15 m) + (7 x 4,7 m)
+ (3 x 6,65) + 0,5 = 90,25 m
-
Ruang 5 = Smb tegak + smb datar = (3 x 2 m) + (3 x 1,5 m) = 10,5 m
-
Ruang 6 = Smb tegak + smb datar = (3 x 1,65 m) + (3 x 1,5 m) = 9,45 m
= 204,1 m
Volume = panjang rangka plafond x lebar x tinggi
= 204,1 m x 0,05 m x 0,07 m
= 0,714 m3

b. Residu rangka plafond


Panjang rangka plafond = 0,714 m
Keliling ukuran kayu 5/7 = 2 x (0,05 + 0,07) = 0,24 m
Volume
1.50 plafond 4.70 = panjang
2.80 rangka plafond x keliling ukuran kayu
= 0,714 m x 0,24 m
Ruang = 0,17
1.65
2. Memasang plafond
6

a. Luas pasangan plafond Ruang


3
3.15

Luas pasangan plafond = luas ruangan


Ruang
5
2.00
Ruang
0.90 4

Ruang
2 3.50
3.00

Ruang
1 1.50

1.50 1.70 3.00 2.80


-
Ruang 1 =2mx3m = 6 m2
-
Ruang 2 = 3,5 m x 2,8 m = 9,8 m2
-
Ruang 3 = 3,15 m x 2,8 m = 8,82 m2
-
Ruang 4 = (6,65 m x 4,7 m) – (0,5 m x 1,7 m) = 30,41 m2
-
Ruang 5 = 2 m x 1,5 m = 3 m2
-
Ruang 6 = 1,65 m x 1,5 m = 2,48 m2
= 60,51 m2
b. Plafond triplek tebal 4 mm
Ukuran triplek dipasaran 1,2 m x 2,4 m , sedangkan plafond yang ingin
dipasang ukuran 0,6 m x 1,2 m = 0,72 m2. Berarti 1 multriplek utuh nantinya
akan kita potong menjadi 4 bagian.
Ruang 1 = L ruang : triplek 0,6 m x 1,2 m = 6 m2 : 0,72 m2 = 8,33 buah
Ruang 2 = L ruang : triplek 0,6 m x 1,2 m = 9,8 m2 : 0,72 m2 = 13,61 buah
Ruang 3 = L ruang : triplek 0,6 m x 1,2 m = 8,82 m2 : 0,72 m2 = 12,25 buah
Ruang 4 = L ruang : triplek 0,6 m x 1,2 m = 30,41 m2 : 0,72 m2 = 42,24 buah
Ruang 5 = L ruang : triplek 0,6 m x 1,2 m = 3 m2 : 0,72 m2 = 4,17 buah
2 2
Ruang 6 = L ruang : triplek 0,6 m x 1,2 m = 2,48 m : 0,72 m = 3,4 buah
= 84 buah ukuran 0,6 m x1,2 m
Maka banyak triplek yang harus dibeli = 84 buah: 4
= 21 buah ukuran 1,2 x 2,4 m
c. Les pinggir plafond
Lis plafond kita pasang pada pertemuan antara pinggir plafond dengan
dinding maka lis plafond yang dibutuhkan adalah
-
Ruang 1 = Smb tegak + smb datar = (2 x 2 m) + (2 x 3 m) = 10 m
-
Ruang 2 = Smb tegak + smb datar = (2 x 3,5 m) + (2 x 2,8 m) = 12,6 m
-
Ruang 3 = Smb tegak + smb datar = (2 x 3,15 m) + (2 x 2,8 m) = 11,9 m
-
Ruang 4 = Smb tegak + smb datar = (2 x 6,65 m) + (2 x 4,7 m) = 22,7 m
-
Ruang 5 = Smb
1.50 tegak + smb datar
4.70 2.80= (2 x 2 m) + (2 x 1,5 m) = 7 m
-
Ruang 6 = Smb tegak + smb datar = (2 x 1,65 m) + (2 x 1,5 m) = 6,3 m
Ruang = 70,5 m
1.65 6

Ruang 3.15
3
Ruang
5
2.00
Ruang
0.90 4

Ruang
2 3.50
3.00

Ruang
1 1.50

1.50 1.70 3.00 2.80


VI. Pekerjaan lantai

1. Urugan di bawah lantai


a. Urugan tanah
Luas ruangan = luas pasangan plafond = 60,51 m2
Tebal urugan tanah = 0,10 m
Volume = luas ruangan x tebal urugan tanah
= 60,51 m2 x 0,10 m
= 6,051 m3
b. Urugan pasir
Luas ruang 2 s/d 5 = 9,8 m2 + 8,82 m2 + 30,41 m2 + 3 m2 = 52,03 m2
Tebal urugan pasir = 0,20 m
Volume = luas ruang x tebal urugan pasir
= 52,03 m2 x 0,20 m
= 10,406 m3
Luas ruang 6 (kamar mandi) = 2,48 m2
Tebal urugan pasir = 0,10 m
Volume = luas ruang x tebal urugan pasir
= 2,48 m2 x 0,10 m
= 0,248 m3
Luas ruang 1 (teras) = 6 m2
Tebal urugan pasir = 0,10 m
Volume = luas ruang x tebal urugan pasir
= 6 m2 x 0,10 m
= 0,6 m3
Total volume =10,406 m3 + 0,248 m3 + 0,6 m3
= 11,254 m3

2. Pasangan lantai
a. Pasangan ubin Pc polos 30/30
Luas ruang 2 s/d 5 = 9,8 m2 + 8,82 m2 + 30,41 m2 + 3 m2 = 52,03 m2
Luas ruang 1 (teras) = 6 m2
b. Luas ruang 6 (kamar mandi) = 2,48 m2

Maka total pasangan lantai = Luas ruang 2 s/d 5 + Luas ruang 1 + Luas ruang 6
= 52,03 m2 + 6 m2 + 2,48 m2
= 60,5 m2

VII. Pekerjaan pintu dan jendela


Sebelum menghitung volume pintu, lebih dulu ditentukan letak masing-masing
pintu ( denah perletakan pintu dan jendela)
Menghitung volume pintu
= menghitung luas daun pintu = tinggi pintu x lebar pintu

1. Pintu/jendela
a. Pintu panel
-
P3 = 1 unit
Luas = panjang x lebar = 2,10 m x 0,80 m = 1,68 m2
-
P1 = 1 unit
Luas = panjang x lebar = 2,10 m x 1,20 m = 2,52 m2
-
P2 = 2 unit
Luas = panjang x lebar = 2,10 m x 0,8 m x 2 unit = 3,36 m2
= 7,56 m2
2. Kaca tetap jalusi
Menghitung volume kaca
= menghitung luas kaca = tinggi kaca x lebar kaca

a. Pas kaca tebal 5 mm


-
P3 = 1 unit
Luas = panjang x lebar = 2 buah x 1,53 m x 0,48 m = 1,469 m2
-
J1 = 2 unit
Luas = panjang x lebar = 2 buah x 1,48 m x 0,48 m = 1,421 m2
-
J2 = 1 unit
Luas = panjang x lebar = 2 buah x 1,48 m x 0,48 m = 1,421 m2
-
J3 = 2 unit
Luas = panjang x lebar = 4 buah x 1,13 m x 0,48 m = 2,170 m2
-
J4 = 1 unit
Luas = panjang x lebar = 1,13 m x 0,48 m = 0,542 m2
= 7,023 m2

3. Perlengkapan Pintu

No. Pekerjaan Engsel Kunci Grendel Kait Angin Tangan-


Tanam tangan

1. PJ3 ( 1 bh) 3 buah 1 buah - - -


2. P1 ( 1 bh ) 6 buah 2 buah - - -
3. P2 ( 2 bh) 6 buah 2 buah - - -
Total 15 buah 5 buah - - -

4. PJ3 (1) 4 buah - 4 buah 4 buah 2 buah


5. J1 ( 2 bh) 4 buah - 4 buah 4 buah 2 buah
6. J2 ( 1 bh) 4 buah - 4 buah 4 buah 2 buah
7. J3 ( 2 bh ) 8 buah - 8 buah 8 buah 4 buah
8. J4 ( 1 bh ) 2 buah - 2 buah 2 buah 1 buah
total 22 buah - 22 buah 22 buah 11 buah
VIII. Pekerjaan cat/kapuran
a. Mencat kayu
-
Mencat leysplank = luas lysplank = 10,29 m2

b. Mencat loteng
-
Mencat loteng = luas pasangan plafond = 60,51 m2

c. Mencat dinding
-
Mencat dinding = volume plesteran
Plesteran 1 : 2 = 47,7 m2
Plesteran 1 : 4 = 206,64 m2
= 254,34 m2
d. Mencat kuzen/pintu/jendela
-
Mencat kuzen
3 sisi
Panjang kuzen yang menyentuh pasangan = 64,05 m
Keliling = (2 x 0,05) + 0,15 = 0,25 m
Luas = panjang kuzen menyentuh pasangan x keliling
= 64,05 m x 0,25 m
= 16,013 m2

4 sisi
Panjang = PJ 3 = 1 unit x (2 x 1,75 m) = 3,5 m
P1 = -
P2 = -
P4 = -
J1 = -
J 2 = 1 unit x (1 x 1,70 m) = 1,70 m
J 3 = 2 unit x (1 x 1,35 m) = 1,35 m
J4 = -
= 6,55 m
Keliling = 2 x (0,05 + 0,15) = 0,4 m
Luas = panjang x keliling
= 6,55 m x 0,4 m
= 2,62 m2

Total cat = 16,013 m2 + 2,62 m2 = 18,663 m2


-
Mencat pintu
a) P3 (1 unit)
Luas cat = 2 x luas daun pintu = 2 x 1,68 m2 = 3,36 m2
b) P1 (1 unit)
Luas cat = 2 x luas daun pintu = 2 x 2,52 m2 = 5,04 m2
c) P2 (2 unit)
Luas cat = 2 x luas daun pintu = 2 x 3,36 m2 = 6,72 m2
= 15,12 m2
Total Cat = 18,633 m2 + 15,12 m2
= 33,753
IX. Pekerjaan perlengkapan dalam
1. Listrik
a. Pas instalasi dalam
Pemasangan instalasi listrik berdasarkan jumlah titik api, dan dikerjakan
oleh Instalator yang telah mendapat persetujuan dari PLN dan terdaftar pada daftar
rekanan.
Lampu XL 23 Watt = 6 titik
Lampu XL 5 Watt = 1 titik
= 7 titik
b. Pemasangan lampu pijar
Yaitu berapa titik lampu pijar yang ada di bangunan tersebut
Lampu XL 23 Watt = 6 titik
Lampu XL 5 Watt = 1 titik
= 7 titik
c. Stop kontak
Berapa banyak stop kontak dalam bangunan tersebut.
Stop kontak = 4 buah

d. Sakelar
Sakelar tunggal = 3 buah
Sakelar ganda = 2 buah

e. MCB = 1 unit
2. Sanitasi dan instalasi air
a. Kloset jongkok = 1 buah
b. Instalasi air bersih = pipa ¾” = 14,14 m
c. Instalasi air kotor = pipa 4” = 11,1 m
d. Kran = 2 buah
e. Flour drain = 1 buah

RENCANA ANGGARAN BIAYA


A. Harga Satuan Pekerjaan
1. Pengertian
Harga satuan pekerjaan adalah jumlah harga bahan dan upah tenaga kerja
berdasarkan perhitungan analisis. Harga bahan di dapat di pasaran, dikumpulkan
dalam satu daftar yang dinamakan daftar harga satuan pekerjaan. Upah tenaga
kerja didapatkan di lokasi dikumpulkan dan dicatat dalam satu daftar yang
dinamakan daftar harga satuan upah.
Harga satuan bahan dan upah tenaga kerja dapat berbeda-beda di setiap
daerah. Jadi dalam menghitung dan menyusun anggaran biaya suatu proyek harus
disesuaikan dengan harga satuan bahan dan upah tenaga kerja di pasaran dan
lokasi pekerjaan.
Sebelum menyusun dan menghitung Harga Satuan Pekerjaan seseorang
harus mampu menguasai cara pemakaian analisa BOW. BOW (Burgerlijke
Openbare Werken) ialah suatu ketentuan dan ketetapan umum yang ditetapkan
Dir. BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5372 A pada zaman pemerintahan
Belanda.
Analisa BOW hanya dapat dipergunakan untuk pekerjaan padat kerya yang
memakai peralatan konvensional. Sedangkan bagi pekerjaan yang menggunakan
peralatan modern/ alat berat, analisa BOW tidak dapat dipergunakan sama sekali.
Tentu saja ada beberapa bagian analisa BOW yang tidak relevan lagi
dengan kebutuhan pembangunan, baik bahan maupun untuk tenaga kerja. Namun
demikian, analisa BOW masih dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
menyusun Anggaran Biaya Bangunan.
Ada tiga istilah yang harus dibedakan dalam menyusun anggaran biaya
bangunan yaitu : Harga Satuan Bahan, Harga Satuan Upah, dan Harga Satuan
Pekerjaan.
 Analisa bahan suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya volume
masing-masing bahan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan.
 Analisa upah suatu pekerjaan ialah menghitung banyaknya tenaga kerja
yang diperlukan, serta besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pekerjaan
tersebut.
 Harga satuan pekerjaan, didapat dari analisa bahan dan upah. Dalam anlisa
BOW sudah ditetapkan angka (indeks) jumlah tenaga dan bahan untuk satu
pekerjaan.
Analisis ialah ketentuan umum yang ditetapkan dengan Surat Keputusan
Dir. BOW tanggal 28 Februari 1921 Nomor 5372 A.
Dalam analisis BOW : telah ditetapkan (indeks) jumlah tenaga dan bahan
untuk satu satuan pekerjaan.

HARGA SATUAN PEKERJAAN = BAHAN + UPAH

2. Langkah Kerja
Yang dimaksud dengan uraian harga satuan pekerjaan ialah menguraikan
masing-masing harga satuan pekerjaan, mulai dari pekerjaan pembersihan
lapangan sampai pekerjaan perlengkapan.
1. Bagian Pekerjaan diuraikan sesuai dengan nomor masing-masing uraian
pekerjaan mulai dari pekerjaan pembersihan lapangan sampai pekerjaan
perlengkapan dan masukkan angka/indeks (yang telah ditetapkan berdasarkan
analisa BOW) jumlah tenaga kerja dan bahan masing-masing uraian
pekerjaan untuk satu satuan pekerjaan pada kolom 1.
2. Masukkanlah harga satuan bahan dan upah masing-masing uraian pekerjaan
berdasarkan daftar harga satuan bahan dan upah tenaga kerja yang telah
didapatkan di pasaran dan lokasi pekerjaan pada kolom 2.
3. Pada kolom 3 hasil harga satuan pekerjaan = harga indeks x harga satuan
bahan atau upah
Contoh :
Harga satuan pekerjaan untuk 1 m3 pasangan batu kali dengan campuran 1
semen : 4 pasir
 Daftar harga satuan bahan
1. Batu kali Rp 145.000,00
2. Semen Rp 51.000,00
3. Pasir Rp 72.500,00
 Daftar satuan upah
1. Tukang batu Rp 55.000,00
2. Kepala T. Batu Rp 60.000,00
3. Pekerja Rp 40.000,00
4. Mandor Rp 60.000,00
Penyelesaian :
Analisa
3,600 pekerja @ Rp 40.000,00 = Rp 144.000,00
0,180 mandor @ Rp 60.000,00 = Rp 10.800,00
1,200 tukang batu @ Rp 60.000,00 = Rp 66.000,00
0,120 kepala t. Batu @ Rp 60.000,00 = Rp 7.200,00
1,200 m3 batu kali @ Rp 145.000,00 = Rp 174.000,00
0,522 m3 pasir @ Rp 72.500,00 = Rp 37.845,00
3,258 semen @ Rp 51.000,00 = Rp 166.158,00
= Rp 228.000,00 = Rp 378.003,00
= Rp 606.003,00

DAFTAR URAIAN PEKERJAAN PADA SEBUAH BANGUNAN BESERTA SATUAN/VOLUMENYA


NO URAIAN PEKERJAAN SATUAN /VOLUME
I PEKERJAAN PONDASI
1 Pembersihan Lapangan M2
2 Pasangan bouwplank M1
3 Galian tanah pondasi M3
4 Urugan/timbunan kembali M3
5 Aanstampang M3
6 Pasangan batu kali M3
II PEKERJAAN BETON DAN DINDING
1 Balok sloof M3
2 Kolom praktis M3
3 Kolom rangka M3
4 Balok konsul M3
5 Balok latei M3
6 Ring balok M3
7 Pasangan bata transram 1:2 M3
8 Pasangan bata 1:4 M3
III PEKERJAAN KUZEN PINTU DAN JENDELA
1 Kuzen pintu M3
2 Kuzen jendela M3
3 Kuzen ventilasi M3
4 Meni kuzen M2
5 Pintu M2
6 Jendela M2
7 Perlengkapan pintu/jendela
- Engsel
- kunci
- grendel dll
IV PEKERJAAN KUDA-KUDA RANGKA ATAP DAN ATAP
1 Balok tarik
2 Kakin kuda-kuda
3 makelar
4 Skor
5 gapik

Anda mungkin juga menyukai