Aspek K3 seperti program pelatihan keselamatan membuat pekerja menjadi lebih terlatih,
terampil, dan berhati-hati dalam bekerja, program publikasi keselamatan kerja memotivasi
karyawan untuk selalu bekerja dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatannya, program
kontrol lingkungan kerja mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman dan menyenangkan,
program pengawasan dan disiplin membuat pekerja selalu menampilkan performansi kerja yang
baik, program kesadaran K3 dapat mencipatakan rasa aman dan tenang pekerja saat bekerja.
Apabila unsur-unsur K3 berhasil diterapkan, maka dapat memberikan pengaruh positif secara luas
terutama dalam hal produktivitas kerja karyawan.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://sdmberkualitas.blogspot.com/20
17/01/hubungan-k3-dengan-produktivitas-
kerja.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwjUyIWYqJriAhXFna0KHeh7C4YQFjADegQIBBAB&usg=AOvVaw0
HCYEDY0qOK71q7QcoxkxJ
2. Menurut teori domino effect kecelakaan kerja H.W Heinrich, kecelakaan terjadi melalui hubungan
mata-rantai sebab-akibat dari beberapa faktor penyebab kecelakaan kerja yang saling berhubungan
sehingga menimbulkan kecelakaan kerja (cedera ataupun penyakit akibat kerja / PAK) serta
beberapa kerugian lainnya.
Menurut teori efek domino H.W Heinrich juga bahwa kontribusi terbesar penyebab kasus
kecelakaan kerja adalah berasal dari faktor kelalaian manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan 10%
lainnya adalah dari faktor ketidaklayakan properti/aset/barang dan 2% faktor lain-lain.
Gambar di bawah ialah ilustrasi dari teori domino effect kecelakaan kerja H.W.
Heinrich.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://sistemmanajemen
keselamatankerja.blogspot.com/2013/09/penyebab-kecelakaan-kerja-domino-
effect.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwjNpe6sqJriAhVDcq0KHYouD8gQFjAOegQI
ChAB&usg=AOvVaw1okivFPP2Uch0KQ424W43b
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://ergonomi-
fit.blogspot.com/2012/02/sistem-manajemen-
k3.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwjG6IXRqJriAhUFcq0KHW7fC5MQFjAKegQICR
AB&usg=AOvVaw0vhWIux5QVMwLcPh7O24Tc
Kewajiban :
Memberikan Keterangan pada pegawai pengawas
Memakai APD
Memenuhi dan mentaati syarat K3
Hak :
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://gajimu.com/pekerj
aan-yanglayak/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/kewajiban-dan-
hak&ved=2ahUKEwiK5NauqZriAhUCIqwKHbv4C3MQFjADegQIBBAB&usg=AOvV
aw0sF4tRYGIweMmfTQ0YyGTP&cshid=1557812930646
5. P2K3 adalah singkatan dari Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Sebagaimana pelaksanaan pasal 10 Undang-undang Keselamatan Kerja telah
diterbitkan Keputusan mentri Tenga Kerja no 155/Men/1984. Dalam Keputusan
Menteri tersebut diatur tugas, fungsi dan
mekanisme kerja Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Dewan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Ketentuan tentang Paniatia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Keputusan Menteri Tenaga kerja
tersebut adalah sebagai berikut:
b. Fungsi P2K3: menghimpun dan mengelolah segala data dan atau permasalahan
keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja yang bersangkitan serta
membantu pengusaha atau manajemen mengadakan serta meningkatkan
penyuluhan, pengawasan, latihan dan penelitian keselamatan dan kesehatan kerja.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://majalaremaja.blogs
pot.com/2012/04/pengertian-p2k3-serta-tugas-
dan.html%3Fm%3D1&ved=2ahUKEwjPmanKqZriAhVIOKwKHe_NC-
gQFjAKegQICBAB&usg=AOvVaw0gbR35sHTm4S8zdvL
https://id.scribd.com/document/358111902/PERUSAHAAN-JASA-K3
7. WEWENANG AHLI K3 :
https://pln24.wordpress.com/materi/keselamatan-dan-kesehatan-kerja/ahli-k3-
umum/
Prinsip : kedua penyakit adalah sama. Pada dasarnya penyakit akibat kerja adalah
sama dengan penyakit yang timbul karena hubungan kerja.
Perbedaannya :
Penyakit Akibat Kerja (PAK): terjadi hanya diantara populasi pekerja, penyebab
spesifik, adanya paparan di tempat kerja, diatur oleh kep.men.No.01/MEN/1981 ,
meliputi 30 jenis penyakit , dasar : keselamatan kerja.
Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) : terjadi juga pada populasi penduduk,
penyebab multifaktor, pemaparan di tempat kerja mungkin salah satu faktor, diatur
dalam kep.pres.No.22/KEPRES/1993 , meliputi 31 jenis penyakit , dasar : mungkin
dapat kompensasi ganti rugi. 31 jenis penyakit 30 jenis penyakit + 1 klausul =
penyakit yang disebabkan oleh bahan kimia lainnya termasuk obat.
http://hima-k3.ppns.ac.id/pak-penyakit-akibat-kerja-dan-pahk-penyakit-akibat-
hubungan-kerja/
9. Bahaya yang paling sering terjadi di proyek konstruksi adalah : jatuh dari
ketinggian, kecelakaan kendaraan bermotor, dan tertimpa benda yang jatuh.
Jatuh dari ketinggian adalah penyebab utama kecelakaan kerja dalam industri
konstruksi. Menurut buku OSHA (29 CFR), tindakan perlindungan agar tidak jatuh
meliputi : pembuatan landasan untuk berpijak yang kuat, jalan setapak yang cukup
lebar, dibuatkan pagar di sisi pinggiran . Perlindungan juga diperlukan ketika
karyawan yang berisiko untuk jatuh ke peralatan berbahaya.
https://www.google.com/amp/s/kecelakaankerja.wordpress.com/2012/03/08/sumbe
r-bahaya-bagi-pekerja-konstruksi/amp/
10. Latar Belakang Pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
Pesawat Uap atau juga disebut Ketel Uap adalah suatu pesawat yang dibuat untuk
mengubah air didalamnya, sebagian menjadi uap dengan jalan pemanasan
menggunakan pembakaran dari bahan bakar. Ketel uap dalam keadaan bekerja,
adalah sebagai bejana yang tertutup dan tidak berhubungan dengan udara luar
karena selama pemanasan, maka air akan mendidih selanjutnya berubah menjadi
uap panas dan bertekanan, sehingga berpotensi terjadinya ledakan jika terjadi
kelebihan tekanan (over pressure).
Bejana tekan adalah suatu wadah untuk menampung energi baik berupa cair atau
gas yang bertekanan atau bejana tekan adalah selain pesawat uap yang
mempunyai tekanan melebihi tekanan udara luar (atmosfer) dan mempunyai
sumber bahaya antara lain; kebakaran, keracunan, gangguan pernafasan,
peledakan, suhu ekstrem.
Objek pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan dibagi dalam 4 (empat)
kelompok, yaitu;
1. Pesawat Uap
– Ketel Uap
– Ketel Air Panas
– Ketel Vapour
– Pemanas Air
– Pengering Uap
– Penguap
– Bejana Uap
– Ketel Cairan Panas
2. Bejana Tekan
– Bejana Transport
– Bejana Penyimpan Gas
– Bejana Penimbun
– Pesawat/Instalasi Pendingin
– Botol Baja
– Pesawat Pembangkit Gas Asetilin
3. Instalasi Pipa
– Instalasi Pipa Gas
– Instalasi Pipa Uap
– Instalasi Pipa Air
– Instalasi Pipa Cairan
4. Operator Pesawat Uap, Juru Las dan Perusahaan Jasa Teknik
Yang menjadi dasar hokum pengawasan K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan,
jiadalah;
1. Undang-Undang Uap Tahun 1930
2. Peraturan Uap Tahun 1930
3. Undang-Undang No.1 Tahun 1970, tentang Keselamatan Kerja.
4. Permen No. 01/Men/1982 tentang Bejana Tekan
5. Permen No.01/Men/1982 Tentang Klasifikasi Juru Las
6. Permen No.01/Men/1988 tentang Klasifikasi dan Syarat-syarat Operator
Pesawat Uap.
http://trainingdevelopsystem.blogspot.com/2015/06/pengawasan-k3-pesawat-uap-dan-
bejana.html?m=1
11.
13. Industrialisasi, penggunaan peralatan mekanik semakin meningkat baik jumlah maupun jenisnya.
* Potensi bahaya akan lebih besar akibat penggunaan peralatan mekanik.
* Kenyataan di lapangan banyak peralatan tidak Iayak dioperasikan
* Pengusaha, pengurus dan atau tenaga kerja/operator belum mengenal dan memahami
ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja mekanik.
Kurangnya sosialisasi peraturan perundang-undangan keselamatan kerja mekanik.
* Kemampuan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan kurang memadai serta minimnya pegawai
spesialisasi mekanik yang tersebar di seluruh Indonesia.
* Belum optimalnya pengawasan terhadap peralatan mekanik yang digunakan di perusahaan /
tempat kerja.
* Guna mencegah dan menanggulangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang
disebabkan karena penggunaan peralatan mekanik maka diperlukan pengendaiian, pembinaan dan
pengawasan K3 mekanik.
http://ahlik3umum1.blogspot.com/2016/05/pengawasan-k3-mekanik.html?m=1
14.
1. Pendinginan
o Menghilangkan unsur panas.
o Menggunakan media bahan dasar air.
2. Isolasi
o Menutup permukaan benda yang terbakar untuk menghalangi unsur
O2 menyalakan api.
o Menggunakan media serbuk ataupun busa.
3. Dilusi
o Meniupkan gas inert untuk menghalangi unsur O2 menyalakan api.
o Menggunakan media gas CO2.
4. Pemisahan Bahan Mudah Terbakar
o Memisahkan bahan mudah terbakar dari unsur api.
o Memindahkan ba
o
o han-bahan mudah terbakar jauh dari jangkauan api.
5. Pemutusan Rantai Reaksi
o Memutus rantai reaksi api dengan menggunakan bahan tertentu
untuk mengikat radikal bebas pemicu rantai reaksi api.
o Menggunakan bahan dasar Halon (Penggunaan Halon sekarang
dilarang karena menimbulkan efek rumah kaca).
https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/metode-cara-
memadamkan-api.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/pemadamapionline.wordpress.com/2013/12/21/klasi
fikasi-kebakaran-dan-aplikasi-media-pemadam-api/amp/