Sumpah Palapa adalah suatu pernyataan/sumpah yang dikemukakan
oleh Gajah Mada pada upacara pengangkatannya menjadi Patih Amangkubhumi Majapahit, tahun 1258 Saka (1336 M). Kebesaran Majapahit tidak lepas dari kebesaran Gajahmada, Patih yang telah mengabdi selama 3 kepemimpinan. Dimana kebesaran Majapahit berasal dari Sumpah Palapa yang dilakukan oleh Patih GajahMada. Sumpah Palapa sendiri bermula dari banyaknya pemberontakan yang terjadi pada kala itu. Prajurit : Baginda saya mau melapor bahwa Kuti telah memberontak (jongkok ala kerajaan) Ratu : Jangan asal ngomong kamu prajurit! *MARAH* Prajurit : Saat ini daerah Besuki telah dikuasai oleh Kuti ,Baginda. Hanya hamba yang berhasil selamat dari serangan tersebut. Gajah : Baginda ijinkan saya untuk membasmi pemberontak ini Ratu : Baiklah Patih aku tugaskan padamu dan bawa beberapa prajurit untuk menemanimu GajahMada dan pasukannya pergi ke Besuki untuk menumpas Kuti. Sesampainya disana, terjadilah pertempuran antara pasukan gajahmada dan pasukan Kuti. GajahMada terus bertempur sampai akhirnya dia berhadapan dengan Kuti. *ADU PERANG* Gajah : Kuti kenapa kau lakukan semua ini? *kuat kuatan pedang* Kuti : Aku hanya tidak sudi apabila Majapahit dipimpin oleh perempuan lebih baik aku saja yang menggantikannya. *MUNDUR DAN BERHADAPAN* Gajah : Kalau itu memang maumu, kau harus mati disini. (Menusuk pedang ke kuti) Pertempuran itu dimenangkan oleh GajahMada dan pasukannya. Setelah memenangkan pertempuran tersebut, GajahMada dan pasukannya kembali ke kerajaan untuk melapor kepada Ratu. Sesampainya dikerajaan GajahMada melaporkan semuanya dan sebagai penghargaan atas keberhasilan dan kesetiaan GajahMada, keesokan harinya GajahMada dilantik menjadi Mahapatih oleh Ratu dimana pada saat itulah Sumpah Palapa diucapkan. Saat itu pelantikan GajahMada disaksikan oleh anggota kerajaan dan rakyat majapahit. Ratu : GajahMada dengan ini kuangkat engkau menjadi Mahapatihku. Gajah : Terimakasih Baginda. Hamba tidak akan mengecewakan Baginda. (Jongkok kerajaan) *Gajah berdiri menghadap rakyat/penonton* Gajah : Sebagai bukti kesetiaanku pada Majapait saya bersumpah bahwa “Sira Gajah Mada pepatih amungkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gajah Mada: Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tañjungpura, ring Haru, ring Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa “ Sumpah Palapa yang diucapkan GajahMada di Paseban agung Majapahit pada tahun 1334 memiliki arti “Ia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa, Gajah Mada berkata bahwa bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa” Sesuai dengan program politik yang tertuang dalam kitab Sutasoma karya pujangga besar bangsa Indonesia MPU Tantular yaitu bhinneka tunggal Ika. para pemimpin antara lain Sukarno dan Mohammad Yamin sering menyebut sumpah Gajah Mada sebagai inspirasi dan "bukti" bahwa bangsa ini dapat bersatu, meskipun meliputi wilayah yang luas dan budaya yang berbeda-beda. Dengan demikian, Gajah Mada adalah inspirasi bagi revolusi nasional Indonesia untuk usaha kemerdekaannya dari kolonialisme Belanda.