Anda di halaman 1dari 3

Nama : Shafira Suhadi Putri

NIM : 161411057

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

KEBIJAKAN – KEBIJAKAN PRODUKSI BERSIH

1. Kebijakan – Kebijakan dalam Negeri

a. Landasan Pengembangan & Penerapan Produksi Bersih

 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997; Pasal 10, butir e :


mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preemtif,
preventif dan proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung
dan daya tampung lingkungan hidup.

 PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian


Pencemaran Air.

 PP No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara

 PP No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan


Beracun.

b. Produksi Bersih telah dikembangkan oleh Bapedal sejak tahun 1993.


Pengembangan dan penerapannya dapat menjadi landasan peningkatan kinerja
pengelolaan lingkungan, penerapan Sistem Manajemen Lingkungan hingga
sertifikasi Ekolabel.

c. Tahun 1995 dicanangkan Komitmen Nasional Penerapan Produksi Bersih. Tahun


1996 Bapedal menyusun Rencana Aksi Penerapan Produksi Bersih. Tahun 2003,
KLH menerbitkan Kebijakan Nasional penerapan produksi Bersih.
2. Kebijakan Produksi Bersih Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (Asdep
Standek KLH)

a. Mempromosikan program produksi bersih agar semua pihak terkait mempunyai


persepsi yang sama, sehingga dapat dicapai suatu konsensus yang dinyatakan
dalam Komitmen Nasional dalam penerapan strategi produksi bersih di Indonesia.

b. Menganjurkan pelaksanaan produksi bersih termasuk berbagai perangkat


manajemen lingkungan, seperti audit lingkungan, sistem manajemen lingkungan
(ISO 14001), evaluasi kinerja lingkungan, ekolabel dan produktivitas ramah
lingkungan (green productivity) di Indonesia.

c. Mengkaji kembali kebijakan dan program nasional dalam pengelolaan lingkungan


untuk mengantisipasi diberlakukannya kebijaksanaan lingkungan yang bersifat
global.

d. Mengantisipasi diberlakukannya standar-standar internasional di bidang


lingkungan dengan ikut aktif dalam keanggotaan ISO/ TC 207 agar Indonesia
dapat melakukan negosiasi dengan negara-negara maju yang ingin
memberlakukan standar-standar lingkungan seperti Sistem Manajemen
Lingkungan (SML), Ekolabel maupun ketentuan lainya di bidang lingkungan
secara internasional.

e. Menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi aktif semua pihak dalam


implementasi produksi bersih dan semua perangkat manajemen lingkungan yang
diperlukan berdasarkan prinsip kemitraan.

f. Melaksanakan pembinaan teknis dengan cara memberikan bantuan tenaga ahli,


melaksanakan proyek-proyek percontohan serta menyebarluaskan informasi
mengenai teknologi bersih melalui seminar, penyuluhan, website, pendidikan dan
latihan.
Gambar 1. Kebijakan Nasional Penerapan Produksi Bersih KLH

Anda mungkin juga menyukai