a. Landasan Pengembangan & Penerapan Produksi Bersih
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997; Pasal 10, butir e :
mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preemtif, preventif dan proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
PP No. 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air & Pengendalian
Pencemaran Air.
PP No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara
PP No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengolahan Bahan Berbahaya dan
Beracun.
b. Produksi Bersih telah dikembangkan oleh Bapedal sejak tahun 1993.
Pengembangan dan penerapannya dapat menjadi landasan peningkatan kinerja pengelolaan lingkungan, penerapan Sistem Manajemen Lingkungan hingga sertifikasi Ekolabel.
c. Tahun 1995 dicanangkan Komitmen Nasional Penerapan Produksi Bersih. Tahun
1996 Bapedal menyusun Rencana Aksi Penerapan Produksi Bersih. Tahun 2003, KLH menerbitkan Kebijakan Nasional penerapan produksi Bersih. 2. Kebijakan Produksi Bersih Menurut Kementrian Lingkungan Hidup (Asdep Standek KLH)
a. Mempromosikan program produksi bersih agar semua pihak terkait mempunyai
persepsi yang sama, sehingga dapat dicapai suatu konsensus yang dinyatakan dalam Komitmen Nasional dalam penerapan strategi produksi bersih di Indonesia.
b. Menganjurkan pelaksanaan produksi bersih termasuk berbagai perangkat
manajemen lingkungan, seperti audit lingkungan, sistem manajemen lingkungan (ISO 14001), evaluasi kinerja lingkungan, ekolabel dan produktivitas ramah lingkungan (green productivity) di Indonesia.
c. Mengkaji kembali kebijakan dan program nasional dalam pengelolaan lingkungan
untuk mengantisipasi diberlakukannya kebijaksanaan lingkungan yang bersifat global.
d. Mengantisipasi diberlakukannya standar-standar internasional di bidang
lingkungan dengan ikut aktif dalam keanggotaan ISO/ TC 207 agar Indonesia dapat melakukan negosiasi dengan negara-negara maju yang ingin memberlakukan standar-standar lingkungan seperti Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Ekolabel maupun ketentuan lainya di bidang lingkungan secara internasional.
e. Menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi aktif semua pihak dalam
implementasi produksi bersih dan semua perangkat manajemen lingkungan yang diperlukan berdasarkan prinsip kemitraan.
f. Melaksanakan pembinaan teknis dengan cara memberikan bantuan tenaga ahli,
melaksanakan proyek-proyek percontohan serta menyebarluaskan informasi mengenai teknologi bersih melalui seminar, penyuluhan, website, pendidikan dan latihan. Gambar 1. Kebijakan Nasional Penerapan Produksi Bersih KLH