Anda di halaman 1dari 9

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

A. UMUM

Pasal 1
Peraturan-Peraturan

Apabila tidak ditentukan lain, dalam pelaksanaan pekerjaan ini berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan yang disebut di bawah ini, dan Pemborong dianggap mengetahui
dan memahaminya termasuk (apabila ada) segala perubahan-perubahan dan tambahan-
tambahan lainnya :

a. Keputusan Presiden RI Nomor 70 tahun 2012


b. Peraturan Beton Indonesia (PBI 1971).
c. Peraturan Umum Pemeriksanaan Bahan-bahan Bangunan (PUBBI 1960).
d. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI 1961).
e. Peraturan-peraturan Pembangunan Daerah setempat.
f. Petunjuk serta perintah tertulis dari Direksi pada saat pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 2
Bestek dan Gambar

1. Pemborong diwajibkan meneliti gambar-gambar dan bestek mengenai pekerjaan ini.


2. Bila ternyata ada perbedaan antara kontrak, gambar dan bestek, juga antara gambar-
gambar dengan gambar lain, maka yang berlaku adalah urutan di bawah ini
 Kontrak
 Bestek
 Gambar-gambar yang lebih besar dengan skala yang lebih kecil.
3. Bila perbedaan itu menimbulkan keragu-raguan yang belakangan hari mungkin
menimbulkan kekeliruan atau bahaya, Pemborong wajib menanyakan terlebih
dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan ketegasannya.

Pasal 3
Rencana Kerja

1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus menyusun Rencana Kerja


(Time Schedulle) yang diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 1 (satu) minggu
sesudah tanggal penerimaan Surat Perintah Kerja, dengan disetujui oleh Direksi.
Termasuk Daftar personil dan tugasnya yang diusulkan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut, sesuai atau setara kualifikasinya dengan penawaran.
2. Setelah Rencana Kerja disetujui oleh Direksi, satu salinan akan ditahan oleh Direksi
dan satu salinan lainnya harus ditempel di Bangsal Pemborong di tempat pekerjaan.

1
Pasal 4
Kuasa Pemborong

1. Pemborong wajib menempatkan seorang wakil yang cukup cakap dan


berpengalaman untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan ini di lapangan
(selanjutnya disebut “Kepala Pelaksana”). Berpendidikan minimal Strata 1 (S1)
Teknik Sipil berpengalaman minimal 3 tahun dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis
dan memiliki SKA Ahli Dermaga/Coastal Engineer.
2. Kepala Pelaksana, dibantu oleh minimal 2(dua) orang pelaksana berpendidikan
serendah-rendahnya Diploma III teknik Sipil, berpengalaman minimal 3 tahun
dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis dan memiliki SKT sebagai pelaksana.
3. Kepala Pelaksana yang ditunjuk oleh Pemborong harus mendapat kuasa penuh
yang bertindak untuk dan atas nama Pemborong. Berkedudukan dalam wilayah
Kabupaten Kupang, sehingga dapat bertemu saat diperlukan.
4. Dengan adanya Kepala Pelaksana ini tidak berarti bahwa Pemborong lepas dari
tanggung jawab sebagian atau sepenuhnya dari seluruh pekerjaan.
5. Bilamana kemudian menurut pendapat Direksi, Kepala Pelaksana dan Pelaksana
kurang mampu/tidak bisa menunjukkan kecakapannya dalam memimpin
pekerjaan dengan sebaik-baiknya, maka Direksi berhak memerintahkan kepada
Pemborong untuk menggantikannya, dalam waktu 6 (enam) hari setelah
dikeluarkannya surat perintah itu Pemborong harus sudah menunjuk seorang
kuasa yang baru.

Pasal 5
Tempat Tinggal Pemborong dan Pelaksana

Untuk menjaga kemungkinan akan diperlukan hubungan diluar jam kerja,


Pemborong wajib memberitahukan alamat rumah dan nomor telpon Pemborong dan
Pelaksana kepada Direksi. Diharapkan alamat ini tidak berubah-ubah selama
pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Pasal 6
Pengamanan

1. Pemborong wajib melakukan penjagaan keamanan untuk barang-barang di seluruh


lokasi pekerjaan.
2. Barang-barang bahan bangunan yang hilang, baik yang sudah maupun yang belum
dipasang tetap menjadi tanggungan Pemborong dan tidak diperkenankan untuk
diperhitungkan di dalam borongan biaya tambahan.

2
Pasal 7
Laporan Harian dan Mingguan

1. Pemborong diwajibkan membuat Laporan Harian dimana tercantum tentang


kemajuan pekerjaan setiap harinya, bahan-bahan dan alat-alat yang didatangkan,
jumlah pekerja dan petugas lapangan yang ada serta keadaan cuaca pada hari yang
bersangkutan, dibuat dalam rangkap tiga.
2. Laporan Mingguan-nya disusun oleh konsultan pengawas berdasarkan hasil laporan
harian yang disampaikan oleh Kontraktor. Laporan Mingguan ini dibuat dalam
rangkap tiga.
3. Pemborong wajib membuat foto proses pekerjaan (berwarna) yang dilampirkan
pada setiap permohonan termyn, minimal 4 (empat) pose rangkap 3 (tiga), dimulai
dari 0% sampai dengan 100% dan Pemborong menyediakan dalam album.

Pasal 8
Jaminan Sosial, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

1. Pemborong diwajibkan untuk mendaftarkan seluruh tenaga kerja yang digunakan


pada JAMSOSTEK paling lambat 7 hari kalender setelah diterima surat perintah mulai
kerja.
2. Pemborong diwajibkan menyediakan peti obat-obatan sesuai syarat-syarat P3K yang
selalu harus tersedia secara lengkap di lapangan. Obat-obatan tersebut disediakan
baik untuk Direksi, staf Pemborong, termasuk pekerja-pekerja dari pihak ketiga.
3. Pemborong wajib menyediakan air minum yang memenuhi standar kesehatan untuk
para pekerja.
4. Segala yang menyangkut kesehatan dan jaminan lainnya yang belum disebutkan
disini, Pemborong wajib melakukan sesuai dengan peraturan perburuhan yang
berlaku bagi para pekerja.

Pasal 9
Pemeriksaan Pekerjaan

1. Pemborong diwajibkan meminta kepada Direksi memeriksa bagian pekerjaan yang


telah dikerjakan dan pemborong dapat meneruskan pekerjaan setelah direksi
menyatakan bagian ini baik.
2. Bila ayat 1 di atas dilanggar oleh Pemborong, Direksi berhak menyuruh
membongkarnya bagian pekerjaan tersebut, dan ongkos pembongkaran serta
pemasangan kembali karena kelalaian Pemborong ini dibebankan kepada
Pemborong.

3
Pasal 10
Pemeriksaan Bahan-Bahan

1. Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut,


Pemborong/Pelaksana terlebih dulu harus memberikan contoh kepada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan sebelum bahan-bahan tersebut
didatangkan atau dipakai.
2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi persyaratan atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir/ditolak oleh Pengawas Lapangan/Pengelola Teknis Kegiatan, harus segera
dikeluarkan dari lapangan bangunan selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam
dan tidak boleh dipergunakan.
3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak dan ternyata masih
dipergunakan oleh Pelaksana, maka Pengelola Teknis Kegiatan berhak untuk
memerintahkan pembongkaran kembali kepada Pelaksana (Pemborong), dan biaya
ditanggung oleh Pemborong.

B. SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 11
PEKERJAAN PERSIAPAN

Biaya pada pekerjaan persiapan dalam daftar kuatitas merupakan pekerjaan


pendahuluan yang dilakukan. Biaya pekerjaan persiapan untuk masing-masing
pekerjaan sudah termasuk atau terhitung dalam setiap item pekerjaan yang ditawar.

1. Lingkup Pekerjaan :
Seluruh item pekerjaan yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

2. Persyaratan Bahan
 Persyaratan Bahan bekisting dari kayu kelas II, untuk patok 5/7 cm dan untuk
papan 3/18 cm
 Air kerja yang dipakai adalah air tawar yang bersih dan harus bebas dari bahan-
bahan yang berbahaya bagi konstruksi.

3 Pedoman Pelaksanaan
 Ukuran patok dan ukuran tinggi telah di tetapkan dalam gambar dan dijelaskan
dalam gambar detail. Ukuran dalam gambar tersebut adalah ukuran setelah
pekerjaan selesai dikerjakan.
 Setiap Peil ketinggian ( 0,00) diambil sesuai dengan ketetapan dalam gambar
rencana. Penentuan peil ini akan dilakukan oleh Direksi Pekerjaan, Pengawas dan
Pengelola Teknis Pekerjaan bersama-sama dengan Pemborong.

4
 Penentuan titik-titik ketinggian dilakukan dengan selang air ukuran 1/4" atau
dengan alat ukur Theodolit, sedangkan untuk sudut siku-siku dilakukan dengan
benang secara azas segitiga Pythagoras dan bouwplank harus terpasang kuat
 Administrasi harus dibuat teratur menyangkut aktifitas harian dilapangan,
pencatan material yang masuk maupun yang keluar dari gudang logistik, tenaga
kerja dan kondisi cuaca serta selalu membuat fofo-foto setiap terjadi kemajuan
pekerjaan dilapangan.
 Pelaporan yang harus dibuat oleh kontraktor adalah laporan harian yang isinya
harus mendapat persetujuan dari pengawas lapangan.
 Papan nama proyek harus dibuat dalam ukuran minimal 50 cm x 100 cm,
menjelaskan nama paket, nama pelaksana, tanggal dan nomor kontrak, besaran
nilai kontrak serta masa waktu pelaksanaan dan ditempatkan pada sisi yang dapat
terlihat dengan jelas.

Pasal 12
PEKERJAAN TANAH DAN URUGAN

1. Lingkup pekerjaan

1. Galian Tanah
2. Urugan Tanah
3. Urugan Batu

2. Persyaratan bahan
Material untuk urugan tanah yang digunakan harus tanah kualitas baik dan sebelum
dihampar sudah atas persetujuan Direksi. Tanah urug harus bersih dari
kotoran-kotoran dan akar-akar kayu, serta sampah lainnya. Material galian yang
dapat digunakan kembali sebagai bahan urugan harus mendapat persetujuan
Direksi.
Urugan Batu yang digunakan harus merupakan batuan masif yang tidak keropos
dengan ukuran bervariasi diameter 10 cm sampai dengan 50 cm, kecuali ukuran
yang ditentukan lain dalam gambar rencana.

3 Pedoman Pelaksanaan :
1. Galian boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke
sumbu selesai diperiksa dan disetujui. Apabila di tempat galian ditemukan
pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, atau lainnya yang masih berfungsi, maka
Pemborong secepatnya memberitahukan kepada Direksi untuk mendapat
petunjuk seperlunya. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerusakan yang diakibatkan pekerjaan galian tersebut.
2. Pelaksanaan pekerjaan urugan harus dilakukan secara berlapis pada ketebalan
hamparan maksimum 30 cm dipadatkan dengan alat pemadat. Lokasi-lokasi
Pengurugan dilakukan setelah diyakini bagian pekerjaan yang direncanakan

5
dalam lokasi urugan tersebut telah dilaksanakan dan atau atas persetujuan
direksi.
3. Urugan Batu ditempatkan dibelakang pasangan batu untuk revetment, setinggi
revetment yang dipasang, disusun sedemikian rupa sehingga saling
mengunci.Pengurugan dilakukan dengan ketinggian bertahap sesuai ketinggian
revetment/talud yang selesai dikerjakan.

Pasal 13
PEKERJAAN PASANGAN DAN PELESTERAN

1. Lingkup Pekerjaan
1. Pasangan Batu Karang/kali 1 PC : 3 Ps
2. Plesteran siar nat dinding 1 PC : 3 Ps

2. Persyaratan Bahan
a. Batu yang digunakan adalah batu Karang/batu kali ukuran 15-20 cm, dengan tiga
muka pecahan.
b. Batu yang dipergunakan, harus dipilih batu yang keras dan tidak keropos dan
dikerjakan sesuai bentuk dan ukuran yang tertera dalam gambar dan mendapat
persetujuan Direksi.
c. Bahan pasir, semen dan air untuk pekerjaan pasangan dan plesteran mengikuti
persyaratan yang telah ditentukan dalam pasal beton bertulang.

3. Pedoman Pelaksanaan
 Sebelum batu dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-pengukuran untuk
as-as pasangan batu dan profil sesuai dengan gambar konstruksi, setiap batu yang
dipasang dipastikan diselimuti adukan mortar sebagai pengikat, Pemasangan batu
pada bagian sisi muka talud sedapatnya dalam satu ukuran (seragam).
 Dimintakan persetujuan pengawas tentang kesempurnaan galian, sebelum
pelaksanaan pasangan batu dikerjakan.
 Pasangan batu dengan adukan 1 PC : 3 PS.
 Plesteran dibuat dengan campuran 1PC : 3 Ps, untuk Plesteran dinding revetment/talud
berbentuk lingkaran tak beraturan mengikuti nat antara batu.
 Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama tebalnya dan tidak
diperbolehkan plesteran yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang
diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50 cm. Untuk mencapai tebal
plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang dengan
menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.

6
Pasal 14
PEKERJAAN BETON

1. Lingkup Pekerjaan
Semua jenis uraian pekerjaan beton yang terurai dalam daftar kuantitas dan biaya
(BOQ) adalah merupakan pekerjaan beton dengan komposisi campuran 1 semen : 3
Pasir : 5 batu pecah, untuk rabat beton sebagai lapisan lantai perkerasan dan
disyaratkan harus menggunakan batu pecah maksimum 2/3.

2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah ditentukan dalam pasal
beton bertulang yang disyaratkan dalam PBI’71.

 Beton
a. Semen
 Digunakan Portland Cement Jenis I yang memenuhi persyaratan SNI 15-
2049-1994 jenis I dan ASTM C 150-1995 type I.
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak
semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang
lembab agar semen tidak cepat mengeras.
b. Pasir Beton, Pasir beton yang digunakan harus berupa butir-butir tajam dan
keras, bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan sejenisnya serta memenuhi
komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam
PBI 1971.
c. Kerikil, harus merupakan batu pecah ex stone cruisher, bersih dan bermutu
baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
PBI 1971.
d. Air, harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan.

 Mutu beton. Mutu beton yang digunakan untuk Rabat Beton.


 Adukan Beton, pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ketempat
pengecoran harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Pengawas.
 Pengecoran
- Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
pengawas.
 Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk
paling sedikit 14 (empat belas) hari.

7
C. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA

KOP PERUSAHAAN

8
9

Anda mungkin juga menyukai