Eskatologi (berasal dari bahasa Yunani Eschatos, yang berarti terakhir dan –logi yang berarti studi
tentang) adalah bagian dari teologi dan filsafat yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa pada masa
depan dalam sejarah dunia, atau nasib akhir dari seluruh umat manusia, yang biasanya dirujuk sebagai
kiamat (akhir zaman).
Dapat dikatakan bahwa Kitab Wahyu diarahkan pada peristiwa kedatangan Kristus, mulai dari
petunjuk yang mula-mula sekali dalam Wahyu 1:7. Dan Wahyu 19:11 dst tidak berbicara mengenai
kedatangan tetapi mengenai perwujudan (manifestasi).
Penggunaan kiasan-kiasan apokaliptik: kuda putih, mata yang bernyala, jubah dan pedang yang
tajam (Why. 19:11). Beberapa dari gambaran ini terdapat dalam penggambaran mengenai Kristus
yang dimuliakan dalam Wahyu 1:12. Orang yang dimuliakan itu dinyatakan lagi dalam Wahyu 19. ia
keluar dari sorga. Ia diberikan bermacam-macam nama: Yang Setia, Yang Benar, Firman Allah, Raja
segala raja, Tuan di atas segala tuan (Why. 19:11,13,16), nama-nama itu mencerminkan kodrat-Nya.
Di sampang itu, Ia menampakkan diri dengan tujuan untuk menghakimi.
3.Proses Penciptaan
Pada masa permulaan ini, Allah menciptakan segala sesuatu di alam semesta ini
dalam enam hari secara harafiah, yang berarti 24 jam dalam satu harinya. Yang diciptakan
Allah adalah semua benda-benda langit (termasuk setiap bintang dan planet), serta segala
sesuatu yang ada di bumi. Meskipun sifat Tritunggal Allah tidak dinyatakan secara
eksplisit dalam kitab Kejadian, Allah benar-benar menyatakan "Kita" untuk Keilahian-
Nya (Kej 1:26). Roh Kudus berperan aktif dalam penciptaan (Kej 1:2), seperti juga
Kristus (Yoh 1:1-3; Kol 1:15-17).
Selama enam hari masa Penciptaan itu, Allah menciptakan alam semesta dan bumi
(hari 1), langit dan atmosfer (hari 2), tanah kering dan semua tumbuhan (hari 3), bintang-
bintang dan benda langit termasuk matahari dan bulan (hari 4), burung dan makhluk-
makhluk air (hari 5), dan seluruh binatang serta manusia (hari 6). Manusia menjadi
ciptaan yang teristimewa di antara ciptaaan lainnya karena manusia menampilkan gambar
dan rupa Allah. Ia juga diberi tanggung jawab untuk memelihara dan menaklukkan bumi.
Seluruh proses penciptaan selesai dalam waktu enam hari dengan tampilan yang
mengesankan dan keindahan yang menakjubkan. Enam hari secara harafiah, dengan 24
jam per harinya, segala sesuatu diciptakan tanpa ada jeda. Allah menyatakan bahwa
ciptaan-Nya sangat baik. Kejadian pasal 2 menceritakan selesainya pekerjaan Allah dan
memberikan catatan yang terperinci mengenai penciptaan manusia.
Hari ketujuh ditandai dengan beristirahatnya Allah. Beristirahat bukan karena Allah
bisa merasa lelah, tapi untuk menyatakan kalau Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan-Nya. Hal ini menciptakan sebuah pola bagi manusia untuk beristirahat satu
hari dalam tujuh hari. Pola ini juga ikut menetapkan jumlah hari dalam seminggu, yang
masih digunakan hingga sekarang ini. Memelihara hari Sabat akan menjadi sebuah tanda
yang membedakan umat pilihan Allah (Kel 20:8-11).
4.Kitab-kitab Ekstrakanonik
Kitab-kitab dan sumber-sumber ekstra-kanonik ditulis paling awal 50 tahun sesudah
kitab-kitab kanonik PB. Semua tulisan dan pengajaran dalam kitab-kitab ekstra kanonik
nampak sangat dipengaruhi oleh pengajaran gnostik Kristen. Para sarjana sejak dulu tidak
tertarik meneliti pengajaran atau informasi tentang Yesus Kristus karena otoritasnya sulit
diterima dan bahkan tidak diakui. Pada umumnya informasi tentang Yesus dalam tulisan-
tulisan ekstra-kanonik berbeda atau bahkan bertentangan dengan informasi dalam kitab-
kitab kanonik PB. Karena itu pertimbangan otoritas dari sisi wahyu Allah tidak bisa
diterima, karena tidak mungkin Allah yang sama mewahyukan yang bertentangan.
Pertimbangan otoritas dari sisi ilham Allah, penulisannya pada abad kedua ketika para
rasul atau orang-orang yang dekat dengan Tuhan Yesus, yang dipakai sebagai nama
penulis kitab itu sudah meninggal antara 50-100 tahun sebelumnya. Pertimbangan
otoritas dari sisi kanonisasi, penggunaannya hanya pada kelompok tertentu, gnostikisme
Kristen, bukan pada gereja secara universal, terlebih pula semua tulisan itu belum ada
pada jaman gereja rasul-rasul.
Gnostikisme nampak dalam Injil Thomas, yang penulisannya ditujukan untuk
kalangan tertentu (esoterik), orang-orang elite rohani, yang dianggap memenuhi syarat
untuk mendengar ajaran rahasia Yesus. Kalimat pendahuluan Injil Thomas berbunyi, “Ini
adalah kata-kata rahasia yang diucapkan Yesus yang hidup”. Maksudnya, kata-kata
rahasia itu diucapkan Yesus kepada Thomas secara pribadi. Injil Thomas memberi
tekanan pada pengetahuan dan hal mengetahui. Orang-orang yang yang memiliki
pengetahuan rahasia ketika itu disebut pengikut gnostik.
Gnostikisme dalam Injil Yudas nampak dalam ajaran di dalamnya, yang
memandang bahwa manusia memiliki zat ilahi karena emanasi dari Allah. Keselamatan
adalah membebaskan zat ilahi itu dari penjara tubuh jasmani atau ragawi. Perlu
pengetahuan khusus (gnosis) bagi manusia untuk mencapai keselamatan itu. Yudas
dianggap menjadi penolong Tuhan Yesus Kristus dalam pembebasan zat ilahiNya melalui
penyaliban. Jadi salib Yesus bukan penebusan dosa dan pembebasan manusia dari hukum
dosa. Yudas dinyatakan sebagai murid yang dikasihi Tuhan Yesus dan yang terbaik dari
ke-12 muridNya. Ia menerima pengetahuan khusus (gnosis) langsung dari Tuhan Yesus,
pengetahuan rahasia yang tidak didapat oleh ke-11 murid lainnya. Gnosis itulah yang bisa
membuat Yesus disalib dan zat ilahi terbebaskan.
Injil Maria mengisahkan Maria Magdalena sebagai wanita yang paling dikasihi oleh
Tuhan Yesus di antara semua wanita yang pernah bertemu dengan Tuhan Yesus. Satu ayat
Injil Maria berbunyi: “Saudari, kami tahu bahwa kamu sangat dikasihi oleh Juruselamat,
lebih dari wanita lainnya.” Novel The Da Vinci Code (Dan Brown) berspekulasi bahwa
Maria adalah kekasih Yesus, bahkan mungkin menikah denganNya.
Bangsa Israel mengalami kehancuran dan dipermalukan oleh bangsa lain karena ulah
mereka sendiri. Mereka tidak taat kepada Tuhan, bahkan hati mereka telah condong kepada ilah-
ilah lain; padahal Tuhan sudah sangat sabar terhadap mereka, tapi kesabaran Tuhan malah
mereka salah-gunakan, bahkan mereka semakin menjauh dari jalan-jalanNya. Berkali-kali Tuhan
sudah menegur bangsa Israel tapi tidak membuat mereka bertobat. Sampai-sampai Tuhan
menyebut mereka sebagai "...bangsa yang tegar tengkuk." (baca Ulangan 9:13). Karena
ketidaksetiaannya, Tuhan meninggalkan mereka, sehingga mereka pun dengan mudah dikalahkan
dan ditawan oleh Babel.