Anda di halaman 1dari 16

UJIAN TENGAH SEMESTER

BIMBINGAN KEJURUAN

Dosen Pegampu :
Drs. Kir Haryana, M.Pd.

Disusun Oleh :
Patrick Fajarai
16504241024
A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2019
1. Jelaskan Rasionalitas Pentingnya BK di SMK!
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dan
“counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari kata
“guide” yang berarti : (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3) mengelola
(to manage), dan (4) menyetir (to steer). Sedangkan ”counseling” menurut Shertzer dan
Stone dalam Fundamentals of Guidance (1981), konseling adalah proses interaksi antara
konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya sehingga
pada akhirnya konseli mampu membuat keputusan dan/atau menentukan tujuan dan
memilih nilai untuk perilakunya di masa depan.
Definisi tersebut dipertegas dalam Panduan Pengembangan Diri (Permendiknas No.
22 Tahun 2006) yang menyatakan pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
merupakan usaha membantu peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi,
kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat diketahui pentingnya bimbingan konseling di
SMK, yaitu agar peserta didik memiliki wadah untuk menceritakan permasalahan atau hal
yang dialaminya dengan cara berkonsultasi dengan seorang konselor untuk membantu
menemukan jawaban dari permasalahan yang dialami oleh peserta didik tujuannya agar
peserta didik dapat terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangan siswa baik dari segi akademik maupun non-akademik.
Secara implisit, tujuan bimbingan dan konseling sudah bisa diketahui dalam
rumusan tentang bimbingan dan konseling. Individu atau siswa yang dibimbing,
merupakan individu yang sedang dalam proses perkembangan. Opleh sebab itu, maka
tujuan bimbingan dan konseling adalah agar tercapai perkembangan yang optimal pada
individu yang dibimbing. Dengan perkataan lain, agar individu (siswa) dapat
mengembangkan dirinya secara optimal sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan agar
individu dapat berkembang sesuai lingkungannya.
Optimalisasi pencapaian tujuan bimbingan dan konseling pada setiap individu tentu
berbeda sesuai tingkatan perkembangannya. Apabila yang dibimbing adalah murid
sekolah dasar, dimana mereka sedang dalam proses perkembangan dari usia SD ke usia
SMP atau usia anak-anak ke usia remaja, tentu optimalisasi pencapaian tingkat
perkembangannya sesuai denmgan usia sekolah dasar, demikian juga apabila yang
dibimbing adalah siswa sekolah menengah pertama (SMP) atau siswa Madrasah
Tsanawiyah dan Sekolah Menengah Atas atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMA/ SMK)
atau Madrasah Aliyah (MA) dan Perguruan Tinggi.
Individu yang sedang dalam proses perkembangan apalagi ia adalah seorang siswa,
tentu banyak masalah yang dihadapinya baik masalah pribadi, sosial, maupun akademik
dan masalah-masalah lainnya. Kenyataan bahwa tidak semua individu (siswa) mampu
melihat dan mampu menyelesaikan sendiri masalah yang dihadapinya serta tidak mampu
menyesuaikan diri secra efektif terhadap lingkungannya. Bahkan adakalanya individu
tidak mampu menerima dirinya sendiri. Merujuk kepada masalah yang dihadapi individu
(siswa), maka tujuan Bimbingan dan Konseling adalah agar individu yang dibimbing
memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan masalahnya dan mampu
atau cakap dalam memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya serta mampu
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Bimbingan dan Konseling berkenaan dengan prilaku, oleh sebab itu tujuan
Bimbingan dan Konseling adalah dalam rangka :
a. Membantu mengembangkan kualitas kepribadian individu yang dibimbing atau yang
dikonseling.
b. Membantu mengembangkan kualitas kesehatan mentan klien.
c. Membantu mengembangkan prilaku-prilaku yang lebih efektif pada diri individu dan
lingkungannya.
d. Membantu klien menanggulangi problema hidup dan kehidupannya secara mandiri.

Pencapaian tujuan Bimbingan dan Konseling dalam pelayanan Bimbingan dan


Konseling di sekolah dan madrasah berbeda untuk setiap tingkatannya. Artinya, melihat
perkembangan yang optimal pada siswa SMP/MTs tentu tidak sama dengan melihat siswa
SMA/MA/SMK. Begitu juga melihat kemandirian siswa SMP tentu tidak sama dengan
melihat kemandirian siswa SMA/MA/SMK. Dengan perkataan lain, penjabaran tujuan
Bimbingan dan Konseling di atas di sekolah-sekolah dan madrasah, harus didasarkan atas
pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah atau madrasah yang bersangkutan.
Layanan Bimbingan dan konseling mengemban beberapa fungsi, beberapa
diantaranya yaitu :
a. Fungsi pencegahan
Melalui fungsi ini pelayanan Bimbingan dan Konseling dimaksudkan untuk
mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka terhindar dari berbagai
masalah yang dapat menghambat perkembangannya. Fungsi ini dapat diwujudkan
oleh guru pembimbing atau konselor dengan merumuskan program bimbingan yang
sistematis sehingga hal-hal yang dapat menghambat perkembangan siswa seperti
kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial dan lain sebagainya dapat
dihindari.
Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi
ini yang bertujuan untuk mencegah terhadap timbulnya masalah adalah:
1) Layanan orientasi
Program ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal lingkunagn
sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga mereka terhindar dari berbagai
masalah selama mengikuti kegiatan belajar mengajar atau bisa dibilang selama
menjadi siswa di sekolah yang besangkutan. Melalui program ini disampaikan
berbagai hal kepada siswa seperti informasi tentang kurikulum, cara - cara belajar,
fasilitas belajar, hubungan sosial, tata tertib atau peraturan sekolah dan madrasah,
sarana pendidikan, dan lain sebagainya.
2) Layanan pengumpulan data
Melalui program ini, akan diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat tentang
siswa, sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang siswa.
Melalui data-data yang dikumpulkan, bisa diperoleh secara lebih awal tentang
siswa sehingga bisa menjadi antisipasi terhadap munculnya berbagai persoalan
pada siswa.
3) Layanan kegiatan kelompok
Melalui program ini, diharapkan siswa memperoleh pemahaman diri secara lebih
baik. Selain itu juga, meningkatkan pemahaman lingkungan dan kemampuan
mengambil keputusan secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang dapat diwujudkan
berkenaan dengan fungsi ini antara lain : diskusi kelompok, bermain peran,
dinamika kelompok, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
4) Layanan bimbingan karir
Program ini diberikan kepada siswa sebelum ia memangku karir tertentu kelak
setelah tamat sekolah. Terutama di SMK guru BK memegang peran sebagai
sarana untuk layanan bimbingan karir. Seperti diketahui bahwa lulusan dari SMK
diharapkan untuk dapat langsung terjun ke dalam dunia kerja untuk itulah layanan
bimbingan karir bagi peserta didik merupakan hal yang cukup penting.
b. Fungsi pemahaman
Melalui fungsi ini, pelayanan Bimbingan dan Konseling dilaksanakan dalam
rangka memberikan pemahaman tentang diri peserta didik beserta permasalahannya
dan juga lingkungannya oleh peserta didik itu sendiri dan oleh pihak-pihak yang
membantunya (pembimbing).
c. Fungsi pengentasan
Apabila seorang siswa mengalami suatu permasalahan dan ia tidak dapat
memecahkan permasalahannya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau konselor,
maka yang diharapkan oleh siswa yang bersangkuntan adalah teratasinya masalah
yang dihadapinya. Siswa yang mengalami masalah dianggap berada dalam suatu
kondisi atau keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau
dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut. Masalah yang dialami siswa juga
merupakan suatu keadaan yang tidak disukainya. Oleh sebab itu, ia harus dientas atau
diangkat dari keadaan yang tidak disukainya.
d. Fungsi pemeliharaan
Menurut Prayetno dan Erman Amti (1999) menyatakan bahwa fungsi
pemeliharaan disini bukan sekedar mempertahankan agar hal-hal yang telah
disebutkan di atas tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan semula, melainkan
juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah lebih baik dan berkembang.
Implementasi fungsi ini dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan melalui
berbagai pengaturan, kegiatan dan program.
e. Fungsi penyaluran
Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk mengembangkan diri
sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing yang meliputi bakat, minat,
kecakapan, cita-cita dan lain sebagainya. Melalui fungsi ini pelayanan Bimbingan dan
Konseling berupaya mengenali masing-masing siswa secara perorangan, selanjutnya
memberikan bantuan menyalurkan ke arah kegiatan atau program yang dapat
menunjang tercapainya perkembangan yang optimal. Bentuk kegiatan Bimbingan dan
konseling berkaitan dengan fungsi ini adalah :
1) Pemilihan sekolah lanjutan
2) Memperoleh jurusan yang tepat
3) Penyusunan program belajar
4) Pengembangan minat dan bakat
5) Perencanaan karir
f. Fungsi penyesuaian
Melalui fungsi ini, pelayanan Bimbingan dan Konseling membantu terciptanya
penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan perkataan lain, melalui fungsi
ini pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa memperoleh penyesuaian
diri secara baik dengan lingkungannya. Fungsi penyesuaian ini mempunyai dua arah:
Bantuan kepada siswa agar dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah atau
madrasah.

2. Jelaskan Landasan Hukum Pelaksanaan BK di SMK!


Kehadiran BK pada lembaga pendidikan saat ini sudah tidak diragukan lagi karena
secara yuridis formal pemerintah telah memberikan legalitas terhadap keberadaan BK di
sekolah.
Dengan diterbitkannya Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 Tentang
Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah, maka semakin jelas
kedudukan bimbingan dan konseling di sekolah terutama pada pendidikan dasar dan
menengah.
a. Menurut pasal 1 ayat 1
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan Konseling
untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya.
b. Menurut pasal 1 ayat 5
Satuan pendidikan adalah Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah/Sekolah Dasar Luar
Biasa (SD/MI/SDLB), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah/Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/MTs/SMPLB), Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah/Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMA/MA/SMALB), dan
Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan/Sekolah Menengah
Kejuruan Luar Biasa (SMK/MAK/SMKLB).
c. Menurut pasal 3
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseli mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,
sosial, dan karir.
d. Menurut pasal 6 ayat 4
Layanan Bimbingan dan Konseling sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
diselenggarakan di dalam kelas dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu.
Peraturan menteri ini juga dapat digunakan sebagai pedoman atau rujukan Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam melaksanakan tugas Layanan Bimbingan
dan Konseling di sekolah. Dari pasal pasal diatas juga dapat diketahui bahwa adanya BK
adalah sebagai upaya untuk memfasilitasi peserta didik untuk mencapai kemandirian
dalam hidup, terutama untuk peserta didik yang berada pada jenjang pendidikan menengah
kejuruan. Tujuan dari layanan BK itu sendiri ialah untuk membantu peserta didik mencapai
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar, sosial,
dan karir. Adapun dalam peraturan menteri tersebut juga telah ditetapkan tentang
penyelenggaran layanan bimbingan konseling didalam kelas.

3. Jelaskan Hakekat dan Tujuan BK!


Secara umum hakekat dan tujuan bimbingan kejuruan adalah membantu individu
menjadi insan yang berguna dalam kehidupannya yang memiliki berbagai wawasan,
pandangan, keterampilan untuk mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan, mencapai
kematangan dan kemandirian dalam kehidupannya, serta menjalankan tugas-tugas
perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir secara utuh dan
optimal dan pada akhirnya dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan dirinya lebih
lanjut dalam kehidupan sosialnya.
Bimbingan kejuruan/karir pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan
melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang
diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
Secara garis besar tujuan dari bimbingan dan konseling (BK) di bagi menjadi dua
(2), yaitu :
a. Tujuan Umum
Jika di tinjau dari perkembangan konsepsi bimbingan dan konseling maka
tujuannya adalah untuk membantu individu memperkembangkan diri secara optimal
sesuai dengan tahap perkembangan dan predis posisi yang di milikinya sesuai dengan
tuntuntan positif lingkunganya.dengan ini maka bimbingan konseling membantu
individu untuk menjadi insan yang berguna dalam kehidupanya yang memiliki
berbagai wawasan, pandangan interpretasi, pilihan penyesuaian dan keterampilan
yang tepat berkenaan diri sendiri dan linkunganya.
b. Tujuan khusus
Tujuan khusus bimbingan konseling merupakan penjabaran dari tujuan umum
tersebut yang di kaitkan secara langsung dengan permasalahan yang di alami individu
yang bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahan. Masalah yang di
hadapi individu yang beragam, memiliki intesitas yang berbeda-beda serta bersifat
unik dengan demikan tujuan bimbingan dan konseling untuk individu satu dengan
yang lain tidak boleh di samakan.

4. Jelaskan Implementasi Filosofi Pendidikan Kejuruan dalam BK di SMK!


Filosofi pendidikan kejuruan sebagai jenjang pendidikan yang harus bertanggung
jawab atas penyiapan peserta didik untuk bekerja atau mandiri, oleh karena itu pendidikan
kejuruan diharapkan mampu menghasilkan alumni yang berkualitas, mampu
mengembangkan dirinya dan memiliki keahlian baik bekerja di dunia industri maupun
membuka lapangan kerja, dan peran BK adalah melakukan bimbingan kepada peserta
didik dengan memberikan arahan mulai dari aspek aspek pribadi, sosial, belajar, karir dan
juga pengembangan agar tercapai kematangan dan kemandirian dalam diri peserta didik.
Bimbingan secara umum dan bimbingan karir kejuruan adalah satu kesatuan utuh
yang saling melengkapi, untuk memberikan layanan/bantuan bimbingan dan konseling
kepada calon peserta, peserta, dan tamatan agar memperoleh layanan yang sesuai,
sehingga dapat mengembangkan potensi kemampuan dirinya secara optimal dan
memanfaatkan kemampuan tersebut untuk kesejahteraan dirinya, serta berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat.
Sebagaimana yang kita ketahui falsafah atau filosofi pendidikan kejuruan adalah
tentang bagaimana pendidikan kejuruan itu memandang, yang nantinya akan memberikan
arah yang diperlukan untuk menyediakan layanan pendidikan, dan konteks lain seperti
tujuan, kegunaan, dan makud pendidikan tersebut dibangun. Secara khusus, filosofi
pendidikan kejuruan terdiri atas kenyataan, kebenaran, dan tata nilai yang merupakan
elemen pokok dari filosofi pendidikan kejuruan itu sendiri.
Adapun implementasi pendidikan kejuruan BK di SMK yakni dengan dilakukannya
bimbingan terhadap peserta didik di SMK seperti yang dijelaskan sebelumnya pemberian
arah yang diperlukan untuk layanan pendidikan mengenai minat dan bakat, jenjang karir
yang ingin ditempuh maupun bimbingan jabatan yang diminati oleh peserta didik yang
dimana kegiatan ini dilakukan setelah dilakukan ujian kelulusan sekolah .
Penyelenggaraan kegiatan BK harus dilakukan secara terkoordinasi antara guru
bimbingan dan guru kejuruan serta terintegrasi dengan program Diklat secara menyeluruh.
Pelaksanaan layanan BK terutama diarahkan kepada :
a. Fungsi penyaluran; yaitu memberikan layanan bimbingan dan konseling agar calon
dan atau peserta Diklat memperoleh program Diklat yang benar-benar sesuai,
sehingga dapat berkembang secara optimal, serta layanan bimbingan dan konseling
bagi tamatan agar dapat memanfaatkan hasil belajarnya untuk meningkatkan taraf
hidup dan kebahagiaannya
b. Fungsi penyesuaian; yaitu layanan bimbingan dan konseling bagi peserta dan tamatan
agar dapat menyesuaikan dirinya secara kreatif dan positif(welladjusted) terhadap
situasi dan kondisi tertentu, baik dalam rangka belajar/berlatih maupun dalam
kehidupan pekerjaan.
c. Fungsi pencegahan; yaitu layanan bimbingan dan konseling bagi peserta agar dapat
mengatasi kondisi dan situasi internal dan eksternal, yang dapat menghambat
pengembangan dirinya.

5. Jelaskan Konsep Bimbingan Jabatan, Bimbingan Karir, Bimbingan Konseling


Beserta Implementasinya dalam Pendidikan di SMK!
Dalam pelaksanaannya, ternyata BK memiliki beberapa kelompok bimbingan, yaitu:
bimbigan jabatan, bimbingan karir, dan bimbingan konseling. Selan itu, untuk
menjalankan kelangsungannya tentunya dari tiap tiap bimbingan tersebut tentunya
memiliki konsep – konsep yang harus dipertahankan.
Konsep Bimbingan Jabatan
a. Konsep dasar
Setiap individu memiliki :
 Harga diri
 Kemampuan memahami diri sendiri dan orang lain
 Individual Defferences
 Ambisi untuk maju dan berubah
 Hak yg sama untuk memperoleh pekerjaan
 Kebutuhan hidup dan kebutuhan sosial
b. Fungsi
 Sebagai sarana untuk membantu mengenal inteligensi, minat, bakat dan
kepribadian individu.
 Sebagai sarana konseling bagi pencaker dan calon pencaker dalam memilih
jurusan, latihan ketrampilan dan pekerjaan sesuai potensi maupun kesempatan
kerja yg berprospek
c. Syarat pembimbing jabatan
 Kematangan emosi
 Bisa dipercaya
 Sikap terbuka
 Semangat meningkatkan diri
 Senang membantu/jiwa sosial
 Luwes
 Lancar berbicara
 Komitmen kuat
d. Implementasi/Penerapannya/Manfaat
1) Bagi Pencaker atau Calon Pencaker
 Mengetahui gambaran potensi diri
 Pengalaman mengerjakan psikotest
 Hasil Psikotest disertakan pd lamaran kerja
2) Bagi Lembaga Pendidikan / Pelatihan
 Mengetahui gambaran potensi siswa / alumni
 Hasil Psikotest disebarkan ke PenggunaTK
3) Bagi Pengguna Tenaga Kerja
 Mengetahui gambaran kemampuan TK
 Hasil Psikotest dapat menjadi acuan dasar penerimaan TK

Bimbingan Karir
Konsep bimbingan karir lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika
Serikat pada awal abad kedua puluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada
waktu itu (1850-190 0), diantaranya: (1) keadaan ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti
urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali
dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan
kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam
bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner,
Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang
lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan
(vocational guidance) yang tersebar keseluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah,
1987).
Istilah vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank Pearson pada
tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang bertujuan untuk membantu
anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada awalnya penggunaan istilah
vocational guidance lebih merujuk pada usaha membantu individu dalam memilih dan
mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk didalamnya berupaya mempersiapkan
kemampuan yang diperlukan untuk memasuki suatu pekerjaan.
Namun sejak tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan dari model
okupasional (occupational) ke model karier (career).Kedua model ini memliki perbedaan
yang cukup mendasar, terutama dalam landasan individu untuk memilih jabatan. Pada
model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian antara bakat dengan tuntutan dan
persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model karier, tidak hanya sekedar memberikan
penekanan tentang pilihan pekerjaan, namun mencoba pula menghubungkannya dengan
konsep perkembangan dan tujuan - tujuan yang lebih jauh sehingga nilai – nilai pribadi,
konsep diri, rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah
yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karier didalamnya
terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai
tujuan hidup seseorang. Hattari (1983) menyebutkan bahwa istilah bimbingan karier
mengandung konsep yang lebih luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan
yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan bimbingan karier menitik beratkan pada
perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan
lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh dari
segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat.
Perubahan istilah dari bimbingan jabatan (vocational guidance) ke bimbingan karier
mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor dalam memberikan layanan
bimbingan terhadap para siswanya. Peran dan tugas konselor tidak hanya sekedar
membimbing siswa dalam menentukan pilihan-pilihan kariernya, tetapi dituntut pula untuk
membimbing siswa agar dapat memahami diri dan lingkungannya dalam rangka
perencanaan karier dan penetapan karier pada kehidupan masa mendatang. Dalam
perkembangannya, sejalan dengan kemajuan dalam bidang teknologi informasi dewasa
ini, bimbingan karier merupakan salah satu bidang bimbingan yang telah berhasil
mempelopori pemanfaatan teknologi informasi, dalam bentuk cyber counseling.
Sementara itu, dalam perspektif pendidikan nasional, pentingnya bimbingan karier
sudah mulai dirasakan bersamaan dengan lahirnya gerakan bimbingan dan konseling di
Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an, berawal dari kebutuhan penjurusan siswa di
SMA pada waktu itu. Selanjutnya, pada tahun 1984 bersamaan dengan diberlakukannya
Kurikulum 1984, bimbingan karier cukup terasa mendominasi dalam layanan bimbingan
dan penyuluhan dan pada tahun 1994, bersamaan dengan perubahan nama bimbingan
penyuluhan menjadi bimbingan dan konseling dalam Kurikulum 1994, bimbingan karier
ditempatkan sebagai salah bidang bimbingan.
Sampai dengan sekarang bimbingan karier tetap masih merupakan salah satu bidang
bimbingan. Dalam konsteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan diintegrasikannya
Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education) dalam kurikulum sekolah, maka
peranan bimbingan karier sungguh menjadi amat penting, khususnya dalam upaya
membantu siswa dalam memperoleh kecakapan vokasional (vocational skill), yang
merupakan salah jenis kecakapan dalam Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill
Education).
Terkait dengan penjabaran kompetensi dan materi layanan bimbingan dan konseling
di SMTA, bidang bimbingan karier diarahkan untuk :
a. Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan kecenderungan karier yang hendak
dikembangkan.
b. Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya dan karier yang hendak
dikembangkan pada khususnya.
c. Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
d. Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki tamatan SMTA.
e. Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih
tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak dikembangkan.
f. Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri untuk keterampilan
kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan, industri) sesuai dengan
program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang bersangkutan. (Muslihudin,
dkk, 2004)
Untuk implementasi dari bimbingan karir yang ada di Sekolah Mengenah Kejuruan
(SMK) ialah:
a. Memberikan layanan Pengembangan Kematangan Karier
b. Memberikan layanan Pengembangan Analisis Peluang Karier
c. Memberikan layanan Pengembangan Kemampuan Membuat Keputusan Karier

Bimbingan Konseling
a. Tujuan Bimbingan dan Konseling
Secara umum, bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan dan
predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada (latar belakang keluarga, pendidikan, status sosial
ekonomi), serta sesuai dengan tuntutan positif lingkungannya. Menurut Prayitno
(1999:16) tujuan umum bimbingan dan konseling dilakukan dalam rangka
pengembangan keempat dimensi kemanusiaan individu, antara lain :
1) Dimensi keindividualan (individualitas) Mengembangkan potensi yang ada pada
dirinya secara optimal yang mengarah pada aspek-aspek kehidupan yang positif.
2) Dimensi kesosialan (sosialitas) Manusia sebagai makhluk sosial harus mampu
berinteraksi, berkomunikasi, bergaul, bekerja sama, dan hidup bersama dengan
orang lain.
3) Dimensi kesusilaan (moralitas) Memberikan warna moral terhadap
perkembangan dimensi pertama dan kedua. Norma, etika, dan berbagai ketentuan
yang berlaku mengatur bagaimana kebersamaan antar individu seharusnya
dilaksanakan.
4) Dimensi keberagamaan (religiusitas) Menitikberatkan pada hubungan diri
manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Di mana manusia tidak terpukau dan
terpaku pada kehidupan di dunia saja, melainkan mengaitkan secara serasi,
selaras, dan seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat.
b. Fungsi Bimbingan dan Konseling
1) Fungsi pemahaman
a) Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh peserta didik
sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru pembimbing.
b) Pemahaman tentang lingkungan peserta didik
c) Pemahaman lingkungan yang lebih luas
2) Fungsi pencegahan, Tercegah dan terhindarnya peserta didik dari masalah yang
mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dan kerugian dalam
proses perkembangannya.
3) Fungsi penuntasan, Teratasinya berbagai permasalahan yang dialami oleh peserta
didik.
4) Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, Terpeliharanya dan terkembangkannya
berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka perkembangan
dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
c. Prinsip Bimbingan dan Konseling
1) Prinsip – prinsip umum
a) Berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu yang unik dan ruwet.
b) Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.
c) Masalah yang tidak dapat dipecahkan di sekolah harus diserahkan pada
individu atau lembaga yang mampu dan berwenang melakukannya.
d) Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan-kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang dibimbing.
e) Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan program pendidikan sekolah
f) Pelaksanaan program bimbingan harus dipimpin oleh seorang petugas yang
memiliki keahlian dalam bidang bimbingan.
g) Terhadap program bimbingan harus ada penilaian yang teratur.
2) Prinsip-Prinsip Khusus
Prinsip-prinsip khusus dari bimbingan dan konseling merupakan prinsip-
prinsip bimbingan yang berkenaan dengan sasaran layanan, prinsip yang
berkenaan dengan permasalahan individu, prinsip yang berkenaan dengan
program layanan, dan prinsip- prinsip yang berkenaan dengan pelaksanaan
pelayanan.
d. Asas Bimbingan dan Konseling
1) Asas Kerahasiaan Dirahasiakannya segenap data dan keterangan peserta didik
(klien), yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui
orang lain.
2) Asas Kesukarelaan Adanya kesukarelaan peserta didik (klien) mengikuti/
menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.
3) Asas Keterbukaan Peserta didik (klien) bersikap terbuka dan tidak berpura-pura.
Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan
peserta didik (klien).
4) Asas Kegiatan Peserta didik (klien) dapat berpartisipasi aktif di dalam
penyelenggaraan/kegiatan bimbingan.
5) Asas Kemandirian Peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri.
6) Asas Kekinian Obyek sasaran layanan bimbingan dan konseling yakni
permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi sekarang. Kondisi
masa lampau dan masa depan dilihat sebagai dampak dan memiliki keterkaitan
dengan apa yang ada dan diperbuat peserta didik (klien) pada saat sekarang.
7) Asas Kedinamisan Isi layanan terhadap peserta didik/klien hendaknya selalu
bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan.
8) Asas Keterpaduan Layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang
dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang,
harmonis dan terpadukan.
9) Asas Kenormatifan Segenap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling
didasarkan pada norma-norma, baik norma agama, hukum, peraturan, adat
istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku.
10) Asas Keahlian Layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselnggarakan
atas dasar kaidah-kaidah profesional.
11) Asas Alih Tangan Kasus Jika pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan
layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan
peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-tangankan kepada pihak yang lebih
ahli.
e. Adapun implementasi bimbingan karir di SMK yakni:
1) Memberikan layanan bimbingan pribadi
2) Memberikan layanan bimbingan belajar
3) Memberikan layanan bimbingan sosial

6. Jelaskan Keterkaitan antara Pelaksanaan BK di SMK terhadap Kompetensi


Lulusan SMK dan Peluang Kerja!
Keterkaian antara pelaksanaan pelayanan BK terhadap kompetensi lulusan SMK
bisa jadi menjadi sangat penting, dan nantinya akan menentukan peluang kerja bagi peserta
didik. Hal ini dikarenakan bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan untuk
mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan keadaan pribadinya masing masing,
diantara setiap peserta didik juga memiliki minat bakat yang berbeda beda. Hal ini
tentunya menjadi tugas BK untuk menyeleksi pserta didik dan memberikan saran untuk
memilih jurusan yang tepat sesuai dengan minat bakat dan potensi diri. Apabila masalah
tersebut telah teratasi maka peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal
dengan penyusunan program belajar yang telah disesuaikan dari pihak sekolah. Setelah
peserta didik mengikuti program belajar yang sesuai, tentunya peserta didik akan dapat
mengembangkan minat dan bakatnya menjadi lebih optimal dan hal ini tentu akan
berpengaruh pada kompetensi lulusan SMK dan menjadikan kompetensi lulusannya
menjadi lebih baik.
Apabila kompetensi lulusan baik peluang kerja yang di dapat bagi peserta didik juga
akan semakin banyak, setelah itu peran BK disini membimbing peserta didik agar memiliki
perencanaan karir yang seperti apa nantinya. BK juga harus mengikuti perkembangan
dunia kerja yang ada saat ini agar bisa memberikan arahan terhadap peserta didik mengenai
peluang kerja yang sesuai dengan rencana karirnya.

Anda mungkin juga menyukai