Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Persendian

GOUT

A. Pengertian

Gout adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan


asamurat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada
kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie.
2005).

Gout merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh


penumpukanasam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David.
2005;407).

Gout adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari
hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat)
disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang
kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunder Pirai, dan gout
merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak
dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya
endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi
sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah
(hiperurisemia).
B. Anatomi dan Fisiologi.

{ Gambar 2.1 Anatomi gout (www.anatomigout.com) }

Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan


tulang yang bersendi di selubungi oleh tulang rawan yang lunak dan
licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi ssejenis kantong, terbentuk
jaringan berserat disebut kapsul. Jaringan ini disebut membran
sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk meminyaki sendi.
Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada
tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan
yang dapat dilakukan.

Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai fungsi


ganda, yaitu untuk melindungi ujung tulang dan memungkinkan
pergerakan sendi menjadi mulus atau licin, serta sebagai penahan
beban dan peredam benturan. Agar rawan sendi berfungsi dengan
baik, maka diperlukan metriks rawan yang baik pula.

Metriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :

1. Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi,


mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan
terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis.
2. Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi,
dan tidak mengandung air, sangat tahan terhadap tarikan.
Semakin kearah ujung semakin tebal, sehingga rawan sendi
yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan.
C. Etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit atau


penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat
sering terjadi peda penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal
dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam
urat yang kurang dari ginjal.

Beberapa faktor lain yang mendukung seperti :

1. Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang


menyebabkan asam urat berlebihan, ritensi asam urat atau
keduanya.
2. Faktor sekunder yaitu akibat obisitas, diabetes miletus,
hipertensi, gangguan ginjal yang akan menyebabkan :
a. Pemecahan asam yang dapat menyebabkan hiperuricemia.
b. Karena gangguan obat-obatan yang menurunkan ekskresi
asam urat seperti: aspirin, deuretic, levodopa, dizoksid, asam
nikotinat, aseta zolamid, dan etambutol.
3. Pembentukan asam urat yang berlebih.

Produksi asam urat juga bisa meningkat karena :

a. Obat-obatan ( alkhol, obat-obat kanker, vitamin B12 ).


b. Obisitas ( kegemukan ).
c. Penyakit daerah ( penyakit sum-sum tulang, polisitemia ).
d. Penyakit kulit ( psoriasis )
e. Kadar trigliserida yang tinggi.
D. Patofisiologi
1. Prespitasi kristal monosodium urat.

Prespitasi monosodium urat dapat terjadi dijaringan bila konsentrasi


dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Prespitasi ini terjadi di rawan,
sonovium, jaringan partikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya.
Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus ( coate ) oleh
berbagai macam protein. Pembungkusan dengan igG akan meransang
netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.

2. Respon leukosit polimornukuler. ( PMN ).

Pembentukan kristal menghasilkan faktor komotaksis yang


menimbulkan respon laukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi
fagositosis kristal oleh laukosit.

3. Fagositosis.

Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan


akhirnya membran vakula disekeliling kristal bersatu.

4. Kerusakan lisosom.

Terjadi kerusakan lisosom, sesudah selaput protein dirusak, dan


terjadi ikatan hidrogen antara permukaan kristal membran lisosom,
pristiwa ini menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim-
enzim dan oksidase radikal ke dalam sitoplasma.

5. Kerusakan sel.
Setelah terjadi kerusakan sel-sel, enzim enzim lisosom dilepaskan ke
dalam sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitan inflamasi dan
kerusakan jaringan.

Fase akut.

Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda serangan gout adalah rasa sakit


yang hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan
reaksi sistemik berupa demam, menggil, malaise dan sakit kepala. Dan
yang paling seing teseang mula-mula adalah jari ibu kaki ( sendi
metatarsofalangeal ) tapi sendi lainya juga dapat terserang. Serangan
ini cenderung sembuh sepontan dalam waktu 10-14 hari meskipun
tanpa terapi.

Fase kronis.

Timbil dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa
nyeri, kaku dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat makanya
terjadi peradangan kronik sering besar dan berbentuk noduler. Tanda
yang mungkin muncul :

1. Tampak deformitas dan tofus subkutan.


2. Terjadi penimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada
ginjal.
3. Terjadi uremia akibat penimbunan urat pada ginjal.
4. Mikroskofik tampak kristal-kristal urat disekitar daerah
nekrosis.
Klasifikasi

Penyakit asam urat digolongkan penyakit gout primer dan gout


sekunder.

1. Penyakit gout primer : penyebabnya belum diketahui ( idiopatik


). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor
hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau
bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam
urat dari tubuh.
2. Penyakit gout sekunder ( faktor resiko ) : disebabkan antara lain
karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu
mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin
adalah salah satu senyawa basa organik yang menyusun asam
nukleat ( asam inti dari sel ) dan termasuk dalam kelompok
asam amino, unsur pembentuk protein.
E. Tanda dan Gejala
1. Nyeri tulang sendi
2. Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi
3. Tofi pada ibu jari, mata kaki dan telinga
4. Peningkatan suhu tubuh

Gangguan akut:

a. Nyeri hebat
b. Bengkak dan berlansung cepat pada sendi yang terserang
c. Sakit kepala
d. Demam

Gangguan kronis:

a. Serangan akut
b. Hiperurisemia yang tidak di obati
c. Terdapat nyeri dan pegal
d. Pembengkakan sendi membentuk nodular

F. Komplikasi
yang sering terjadi akibat gout arthritis antara lain :
1. Deformitas pada persendian yang terserang
2. Urolitiasis akibat deposit kristal urat pada saluran kemih
3. Nephrophaty akibat deposit kristal urat dalam interstisial ginjal
G. Pemeriksaan diagnostik

1. Terapi obat, obat yang digunakan yaitu:


a. Colchicine ( 0,6 mg )
b. Indometasin ( 50 mg 3x sehari selama 4-7 hari )
c. Fenilbutazon.
d. Pemeriksaan leukosit
e. Urin spesmen 24 jam
f. Radiografi

H. Pencegahan.
1. Pembatasan purin
Menghindari makanan yang mengandung purin yaitu: jeroan (
jantung, hati, lidah, ginjal, usus), sarden, kerang, ikan hering,
kacang-kacangan, bayam, udang, daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan.
3. Tinggi karbohidrat.
4. Rendah lemak.
5. Tinggi cairan
6. Rendah protein
7. Tanpa alkhol
I. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Kaji riwat pasien
b. Kaji keluhan utama : nyeri pada daerah persendian
c. Kaji pola aktivitas dan latihan
d. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress
e. Pola nutrisi metabolic
f. Pola presepsi dan konsep diri

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi,
penimbunan kristal pada membranesinovia, tulang rawan
artikular, erosi tulang rawan, prolifera sinovia dan
pembentukan panus.
b. Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan
rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan, dan kekakuan
pada sendi kaki sekunder pada akibat erosi tulang rawan,
ploroferasi sinovia, dan pembentukan panus.
c. Gangguan citra berhubungan dengan perubahan bentuk kaki
dan terbentuknya tofus.
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
pemahaman pengobatan dan perawatan diri
3. Rencana dan implementasi keperawatan

Dk I : nyeri sendi berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan


kristal pada membrane sinovia, tulang rawan arikular, erosi tulang
rawan arikular, erosi tulang rawan, proliferasinovia dan pembentukan
panus.

HYD: Nyeri berkurang, hilang, teratasi.

Intervensi

Mandiri
Kaji lokasi, intensitas, tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah
yang baru, dan kaji nyeri skala.

Rasional

Nyeri merupakan respon subyektif yang dapat di kaji dengan sekala


nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di atas tingkat cedera.

Mandiri
bantu klien dalam mengidentifikasi factor pencetus.

Rasional

Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan peradangan pada sendi.

Mandiri

Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri non
farmakologi dan non invasif
Rasional

Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan farmakologi lain


mennunjukan keefektifan dalam mengurangi nyeri

Mandiri

Hindarkan klien minum alkhol, kafein, dan obat deuretik.

Rasional

Pemakaian alkhol, kafein, dan obat-obatan deureti akan menambah


peningkatan kadar asam urat dalam serum

Mandiri

KOLABORASI

Rasional

Alopurinol menghambat biosentesis.

Dk II : Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan


rentang gerak, kelemahan otot, pada gerakan, dan kekeakuan pada
sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan, proloferasi sinovia, dan
pembentukan panus.

HYD : klien mampu melaksanakan aktifitas fisik sesuai dengan


kemampuanya.

Mandiri

Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan.


Rasional

Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktifitas

Mandiri

Ajarkan klien melakukan ltihan gerak aktif pada ekstermitas yang


tidak sakit.

Rasional

Gerakan aktif memberi massa tonus, dan kekuatan otot, serta


memperbaiki fungsi jantung dan pernafasan.

Mandiri

Bantu klien dengan latihan room dan perawatan diri sesuai toleransi.

Rasional

Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan.

Mandiri

Pantau kemajuan dan perkembangan kemampuan klien dalam


melakukan aktifitas

Rasional

Untuk mendeteksi perkembangan klien

Mandiri

Kolaborasi dengan ahli fisioterapai untuk latihan fisik klien

Rasional
Kemammpuan mobilisasi ekstermitas dapat di tingkatkan dengan
latihan fisik dari tim fisio trapi.

Dk III : Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk


kaki dan terbentuknya tofus.

HYD : Citra diri klien meningkat

Mandiri

Kaji perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidak


mampuan.

Rasional

Menentukan bantuan induvidu dalam menyusun rencana keperawatan


dalam pemilihan intervensi

Mandiri

Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang


sakit dan belajar mengontrol sisi yang sehat.

Rasiona

Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih


dari satu area kehidupan

Mandiri

Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan orang terdekat untuk


mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk dirinya.

Rasional
Menghidupkan kembali perasaan mandiri dan membantu
perkembangan harga diri memengaruhi proses rehabilitasi

Dk IV : Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya


pemahaman tentang pengobatandan perawatan di rumah .

HYD :Pasien dan keluarga dapat memahami penggunaan obat dan


perawatan diri.

Madiri

Kaji kemampuan pasien dalam mengungkapkan instruksi yang


diberikan oleh dokter atauperawat.

Rasional

mengetahui respon dan kemampuan kognnitif klien dalam menerima


informasi.

Mandiri

Berikan Jadwal obat yang harus di gunakan meliputi nama obat,


dosis, tujuan dan efek samping

Rasional

Penjelasan ini dapat meningkatkan koordinasi dan kesadaran pasien


terhadap pengobatanyang teratur.

Mandiri
Bantu pasien dalam merencanakan program latihan dan istirahat
yang teratur.

Rasional

Memberikan struktur dan mengurangi kecemasan pada waktu


menangani proses penyakit yang kronis kompleks.

Mandiri

Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmako terapeutik.

Rasional

Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan


dosis.

Berikan informasi mengenai alat-alat bantu yang mungkin


dibutuhkan.

Rasional

Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan


individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktifitas yang
dibutuhkan atau diinginkan.

Mandiri

Jelaskan pada pasien tentang asal mula penyakit

Rasional
Memberikan pengetahuan pasien sehingga pasien dapat menghindari
terjadinya seranganberulang.

Mandiri

Kolaborasi

Rasional

Bantuan dan dukungan dari orang lain untuk meningkatkan


pemulihan maksimal

Anda mungkin juga menyukai