Oleh:
Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas rahmat dan hidayahNya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Makalah Keperawatan Jiwa dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH WAHAM”. Makalah ini ditulis
untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan perkembangan ilmu keperawatan dengan
perkembangan kurikulum terbaru, khususnya mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua
dan para pembaca dapat memahami dan mendapatkan pengetahuan yang lebih baik,
sehingga dapat diaplikasikan untuk mengembangkan kompetensi dalam keperawatan.
saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saya selalu bersedia dengan terbuka menerima berbagai saran dan kritik
demi perbaikan di masa mendatang.
Penyusun,
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................................................18
Daftar Pustaka.................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di
negara-negara maju. Meskipun masalah kesehatan jiwa tidak dianggap sebagai
gangguan yang menyebabakan kematian secara langsung, namun gangguan
tersebut dapat menimbulkan ketidakmampuan individu dalam berkarya serta
ketidak tepatan individu dalam berprilaku yang dapat mengganggu kelompok dan
masyarakat serta dapat menghambat pembangunan karena mereka tidak produktif.
(Hawari, 2001)
2.1.1 Psikotik
Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan ketidak mampuan
individu menilai kenyataan yang terjadi, misalnya, terdapat halusinasi, waham
atau perilaku kacau atau aneh. Dibagi menjadi dua:
1) Gangguan Psikotik akut adalah gangguan yang terjadi dengan awitan yang
akut (dalam masa 2 minggu atau kurang) dengan gejala-gejala psikotik
yang menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, ada sindrom yang khas, ada stress
akut yang berkaitan, dan tidak diketahui berapa lama gangguan akan
berlangsung.
2) Gangguan Psikotik kronik adalah merupakan suatu gangguan dengan
gejala negatif dari skizofrenia yang menonjol, sedikitnya ada riwayat satu
episode psikotik yang jelas dimasa lampau, sedikitnya sudah melampaui
kurung waktu satu tahun dengan intensitas dan frekuensi gejala yang nyata
seperti waham dan halusinasi.
2.1.2 Depresi
Adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan sedih yang
berkepanjangan, proses pikir melambat disertai penurunan motivasi dan
prilaku lamban yang terkesan malas (trias depresi).
2.1.3 Panik
Diartikan sebagai gangguan akibat kecemasan yang memuncak dan
pasien merasakan “rasa yang tak dapat dijelaskan”, seringkali disertai dengan
keluhan fisik atau aktifitas motorik tertentu. Ini adalah gangguan yang lazim
dan dapat diobati.
2.1.4 Ganngguan Penyesuaian
Adalah keluhan kejiwaan dalam berbagai bentuk setelah mengalami trauma.
Klien mencoba berpikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-apa yang
ia katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat
berat, karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan
diterima lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut
belum terpenuhi sejak kecil secara optimal.
Fase Comforting
Fase Improving
2.3.1 Pengkajian
Menurut tim Depkes RI (1994), pengkajian adalah langkah awal dan dasar
proses keperawatan secara menyeluruh. Pada tahap ini pasien yang
dibutuhkan dikumpulkan untuk menentukan masalah keperawatan. Setiap
melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat. Isi
pengkajiannya meliputi:
1. Identifikasi klien
Tanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga
datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi
masalah dan perkembangan yang dicapai.
3. Tanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan
dalam keluarga dan tindakan kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan:
Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat
mempengaruhi respon psikologis dari klien.
Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP,
pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,
neonatus dan anak-anak.
Sosial Budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan,
kerusuhan, kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress
yang menumpuk.
Status mental
6. Aspek medik
Terapi yang diterima oleh klien: ECT, terapi antara lain seperti terapi
psikomotor, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spiritual, terapi
okupasi, terapi lingkungan. Rehabilitasi sebagai suatu
refungsionalisasi dan perkembangan klien supaya dapat melaksanakan
sosialisasi secara wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
Untuk mendapatkan data waham, lakukan observasi terhadap perilaku berikut ini:
2) Waham curiga. Meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contoh: “Saya tahu. Anda ingin menghancurkan hidup saya karena iri
dengan kesuksesan saya.”
4) Waham somatik. Meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu terserang
penyakit, diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuati kenyataan. Contoh: “Saya
sakit kanker”. Setelah pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan tanda-tanda
kanker namun pasien terus mengatakan bahwa ia terserang kanker.
5) Waham nihilistik. Meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meinggal,
diucapkan berulangkali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh: “Ini kan alam
kubur ya, semua yang ada di sini adalah roh-roh.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
mengkaji pasien dengan waham:
2. Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien
cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
5. Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain
atau kekuatan dari luar?
1) Perencanaan Keperawatan
Tujuan tindakan :
Tindakan Keperawatan:
b. Berjabat tangan
f. Berikan pujian bila penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realita.
5. Berdiskusi tentang kemampuan positif yang dimiliki pada saat yang lalu dan
saat ini.
9. Berdiskusi tentang obat yang diminum (manfaat, dosis obat, jenis, dan efek
samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar).
10. Libatkan dan diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien,
cara merawat klien dengan waham dirumah, follow up dan keteraturan
pengobatan serta lingkungan yang tepat untuk klien.
Tujuan umum : klien tidak mengalami perubahan isi pikir : waham kebesaran
Tujuan khusus :
Klien dapat menyebutkan penyebab dirinya menarik diri dengan
kriteria evaluasi, klien dapat mengetahui penyebabnya.
Klien dapat menyebutkan keuntungan dan kerugian berhubungan
dengan orang lain.
a. Kaji pengetahuan klien dengan prilaku menarik diri sehingga dapat
mengenali tanda-tanda menarik diri.
Rasional : klien dapat menyadari tanda-tanda menarik diri sehingga
memudahkan perawat memberikan intervensi selanjutnya.
b. Beri kesempatan klien untuk mengungkapkan perasaannya terutama
penyebab prilaku menarik diri.
Rasional : klien dapat mengungkapkan penyebab prilaku menarik diri
dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi tindakan yang
dilakukan.
c. Berikan pujian terhadap kemampuan berhubungan dengan orang lain
dan kerugian bila tidak mau berhubungan dengan orang lain.
Rasional : pujian akan dapat memotivasi klien untuk mau berhubungan
dengan orang lain.
2.3.4 Evaluasi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola prilaku yang secara klinis bermakna
yang berkaitan langsung distress (penderitaan) dan menimbulkan hendaya
(disabilitas) pada satu atau lebih fungsi kehidupan manusia. Salah satu gangguan jiwa
yang sering terjadi pada masyarakat, yaitu waham. Waham adalah keyakinan klien
yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan tidak dapat dirubah
secara logis oleh orang lain, keyakinan ini berasal dari pemikiran klien dimana sudah
kehilangan control.
3.2 Saran
Keliat, Anna Budi. Akemat. Helena, Novy, dkk. 2007. Keperawatan Kesehatan Jiwa
Komunitas: CMHN (Basic Care). Jakarta: EGC
Hawari, Dadang. 2001. Manajemen stress, cemas dan depresi. Jakarta: FKUI.