Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban modern. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia dibawa oleh migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM. Tanaman padi
adalah sejenis tumbuhan yang sangat mudah ditemukan apalagi kita yang tinggal di
daerah pedesaan. Hamparan persawahan dipenuhi dengan tanaman padi. Sebagian
besar padi sebagai sumber bahan makanan pokok. yang meliputi kurang lebih 25
spesies, tersebar di daerah tropis dan daerah subtropics,seperti Asia, Afrika, Amerika
dan Australia. Produksi padi di Indonesia pada tahun 2006 sebesar 2,60 juta ton,
sedangkan pada 2007 produksi padi sebesar 57,05 juta tondan pada tahun 2008
mencapai 58,27 juta ton, dalam hal ini produksi padi mengalami peningkatan dari
tahun 2006 ke 2007 sekitar 4,77 %. Apabila dibandingka dengan tahun 2007 ke 2008
kenaikan produksi hanya 1,44 % dalam hal ini terjadi penurunan prosentase produksi
padi di Indonesia (BPS, 2008).salah satu kendala yang masih membayangi
keberhasilan peningkatan produksi beras adalah hama walang sanget
walang sanget di kenal sebagai hama pemakan atau penyedot ketika padi
masak susu untuk mengantisipasi adanya hama tersebut di perlukan pembasmean
dengan menggunakan pestisida.untuk mendapatkan budidaya dan panen yang
maksimal (Adnyana,dkk 2012)
Pestisida merupakan senyawa kimia yang disusun untuk mengendalikan
hama dan penyakit yang menyerang tanaman. Di Indonesia pestisida sering
digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman tetapi
pada saat ini pestisida banyak ditemukan residu khususnya di tanaman dan tanah
sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan terutama pestisida kimia. Pada
dasarnya pestisida dibagi menjadi 2 menurut jenisnya yaitu pestisida kimia dan
pestisida alami atau nabati.
Pestisida kimia merupakan pestisida yang dibuat dari bahan kimia oleh
manusia yang berguna dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman. Pestisida
kimia ini sering memiliki residu kimia yang tinggi baik didalam tanaman ataupun
didalam tanah sehingga mengganggu lingkungan. Banyaknya terjadi gangguan
lingkungan akibat pestisida kimia sehingga memunculkan suatu ide yaitu

1
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang salah satu tujuannya adalah untuk
mengendalikan hama dengan menggunakan musuh alami dan penggunaan pestisida
nabati (Tohir,Ali M., 2010).
Pestisida nabati merupakan pestisida yang digunakan untuk pengendalian
hama dan penyakit bagi tanaman yang terbuat dari bahan alami seperti organ
tanaman, atau minyak yang dihasilkan oleh tanaman. Pestisida nabati memiliki
beberapa keunggulan seperti mudah terurai oleh sinar matahari, tidak menyebabkan
gangguan lingkungan dan lain-lain sedangkan untuk kerugian bagi penggunaan
pestisida nabati ini yaitu cara aplikasiannya harus berulang kali karena mudah terurai
oleh sinar matahari, harganya tidak terjangkau oleh petani karena pembuatan
pestisida ini menggunakan bahan dari alam yang memiliki stok yang tidak
mencukupi bagi pembuatan pestisida nabati secara masal. Pestisida memiliki
beberapa jenis menurut hama yang akan dikendalikan yaitu insektisida, nematisida,
bakterisida dan lain-lain (kardina 2002).
Pembuatan pestisida nabati ini sangat mudah dan tidak perlu peralatan yang
canggih cukup blender. Misalkan pembuatan pestisida nabati menggunakan daun
mimba. Caranya adalah daun dimasukkan kedalam blender dan ditambahkan air
secukupnya lalu diambil air dari hasil gilingan kemudian didiamkan semalam. Secara
ekonomis sebenarnya pengguaan pestisida nabati ini dapat dikembangkan tetapi
masalahnya adalah bahan baku untuk pestisida ini perlu dikembangkan sehingga
penggunaan pestisida nabati dapat dioptimalkan oleh petani sehingga petani beralih
untuk menggunakan pestisida nabati. Keuggulan pestisida nabati ini salah satunya
adalah pestisida nabati tidak mengganggu kehidupan musuh alami sehingga tidak
terjadi gangguan pada lingkungan(Oka,1995).

1.2 Tujuan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan maka tujuan pembuatan pesnab
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui teknik-teknik pembuatan pestisida nabati terhadap hama
walang sanget.
2. Untuk mengetahui jumlah hama walang sanget yang hinggap pada tanaman padi
yang telah disemprot pestisida nabati.

2
1.3 Manfaat
Manfaat secara umum dari penelitian ini adalah untuk menambah ilmu dalam
bidang pengendalian hama, menjadi acuan bagi petani agar mendapatkan hasil
budidaya yang lebih optimal. Menjadi tambahan pengetahuan bagi penulis bahwa
pestisida nabati memiliki banyak manfaat bagi tanaman.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian tanaman padi
Padi adalah tanaman pangan berupa rumput berumpun, yang digunakan
sebagai sumber makanan pokok masyarakat Asia. Terdapat 25 spesies Oryza, dan
yang paling dikenal adalah Oryza sativa dengan dua sub spesies yaitu Indica (padi
bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere). Padi dibedakan dalam dua
tipe yaitu padi yang ditanam di dataran tinggi atau disebut gogo serta padi yang
ditanam di dataran rendah yang memerlukan penggenangan (Prihatman, 2000).
Pertumbuhan tanaman padi dapat dibagi dalam tiga fase: (1) fase vegetatif
(awal pertumbuhan sampai pembentukan malai/primordial); (2) fase reproduktif
(primordial sampai pembungaan); dan (3) fase pematangan (pembungaan sampai
gabah matang). Lama fase pertumbuhan tanaman padi berkisar antara 110 sampai
130 hari tergantung dari jenis dan varietas padi. Perbedaan pertumbuhan tanaman
padi sangat terlihat pada fase vegetatif, sedangkan fase reproduktif dan fase
pematangan relatif sama (Makarim dan Suhartatik, 2009). Tanaman padi memiliki
beberapa bagian utama diantaranya; gabah, akar, daun, batang, bunga, dan malai.
Gabah sendiri merupakan bagian terpenting yang diharapkan dari tanaman padi.
Mengingat gabah terdiri atas biji yang terbungkus oleh sekam, yang mana biji
tersebut adalah beras.

2.2 Jenis hama walang sanget


Walang sangit (Leptocorisa oratorius Fabricius,) adalah serangga yang
menjadi hama penting pada tanaman budidaya, terutama padi. Di indonesia, serangga
ini disebut: kungkang (Sunda), pianggang (Sumatera), dan tenang (Madura) Hewan
ini mudah dikenali dari bentuknya yang memanjang, berukuran sekitar 2 cm,
berwarna coklat kelabu, dan memiliki "belalai" (proboscis) untuk menghisap cairan
tumbuhan. Walang sangit adalah anggota ordo Hemiptera (bangsa kepik sejati).
Walang sangit menghisap cairan tanaman dari tangkai bunga (paniculae) dan
juga cairan buah padi yang masih pada tahap masak susu sehingga menyebabkan
tanaman kekurangan hara dan menguning (klorosis), dan perlahan-lahan
melemah.Nama hewan ini menunjukkan bentuk pertahanan dirinya, yaitu
mengeluarkan aroma yang menyengat hidung (sehingga dinamakan "sangit").

4
2.3 Pengertian pestisida nabati
Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tumbuhan
atau bagian tumbuhan seperti akar, daun, batang, biji, kulit atau buah. Bahan-bahan
ini diolah menjadi berbagai bentuk, antara lain bahan mentah berbentuk tepung,
ekstrak atau resin yang merupakan hasil pengambilan cairan metabolit sekunder dari
bagian tumbuhan atau bagian tumbuhan dibakar untuk diambil abunya dan
digunakan sebagai pestisida. Sederhananya, pestisida nabati memiliki mekanisme
kerja yang unik terhadap hama sasaran. Kata “unik” ini merujuk pada sebuah efek
yang tidak berarti harus membunuh hama sasaran. Unik bisa berarti mengusir,
memperangkap, menghambat perkembangan serangga/hama, mengganggu proses
cerna, mengurangi nafsu makan, bersifat sebagai penolak, bahkan memandulkan
hama sasaran.
Ramuan pestisida nabati bisa ditelusuri dari sifat-sifat bahan baku yang akan
dibuat dan karakteristik hama sasaran. Sifat-sifat bahan baku misalnya aroma dan
racun (sifat, kadar) dari suatu bahan. Misalnya bawang putih memiliki aroma yang
tidak disukai hama tertentu. Biji bengkoang, daun srikaya, buah gadung yang
memiliki kadar racun yang bisa mengganggu hama sasaran bahkan mematikan.
Pestisida nabati bersifat ramah lingkungan karena bahan ini mudah
terdegradasi di alam, sehingga aman bagi manusia maupun lingkungan. Selain itu
pestisida nabati juga tidak akan mengakibatkan resurjensi maupun dampak samping
lainnya, justru dapat menyelamatkan musuh musuh alami (Untung, 1993).
Secara ekonomis, maka biaya pestisida nabati yang dikeluarkan petani relatif lebih
ringan dibanding pestisida sintetis, di mana harga pestisida sintetis di era sekarang
lebih mahal.Pestisida nabati/ alami diartikan sebagai suatu pestisida yang bahan
dasarnya berasal dari tumbuhan yang tumbuh di sekitar kita.
Pestisida nabati dapat membunuh atau mengganggu serangan hama dan
penyakit melalui cara kerja yang unik, yaitu dapat melalui perpaduan berbagai cara
atau secara tunggal. Cara kerja pestisida nabati sangat spesifik, yaitu.
 merusak perkembangan telur, larva dan pupa.
 menghambat pergantian kulit.mengganggu komunikasi serangga.
 menyebabkan serangga menolak makan.
 menghambat reproduksi serangga betina.
 Mengurangi napsu makan..

5
 mengusir serangga.
 menghambat perkembangan patogen penyakit.

2.4. Kelebihan dan Ke kurangan Pestisida Nabati dan pestisida kimia


Pada umumnya penggunaan pestisida kimia langsung dapat membunuh hama
dan ini yang membuat petani senang karena terlihat langsung hasilnya setelah
diaplikasikan. Namun, dampak negatifnya mengakibatkan ikut matinya musuh alami
yang merupakan sahabat petani. Untuk lebih jelasnya berikut perbedaan jika
menggunakan pestisida nabati dan kimia dilihat dari kelebihan dan kekurangannya
masing-masing.

Pestisida Nabati Pestisida Kimia

Kelebihan
Murah dan mudah dibuat sendiri oleh
petani.
Mudah didapatkan di kios pertanian.
Relatif aman terhadap lingkungan.
Lebih cepat bereaksi pada tanaman yang
Tidak menyebabkan keracunan pada
diaplikasi.
tanaman.

Sulit menimbulkan kekebalan terhadap
Kemasan lebih praktis.
hama.
Tahan lama untuk disimpan.
Kompatibel digabung dengan cara
Daya racun tinggi (langsung mematikan
pengendalian yang lain.
serangga).
Menghasilkan produk pertanian yang
sehat karena bebas residu pestisida kimia.
Kekurangan
Terjadi resistensi (hama menjadi kebal).
Daya kerjanya relatif lambat.
Terjadi resurjensi (ledakan hama baru).
Tidak membunuh jasad sasaran secara
Penumpukan residu bahan kimia di
langsung.
dalam hasil panen.
Tidak tahan terhadap sinar matahari.
Terbunuhnya musuh alami dan organis
Kurang praktis.
me lain yang berguna.
Tidak tahan disimpan.
Pencemaran lingkungan akibat residu
Cepat terurai.
kimia.
Kadang-kadang.harus disemprotkan
Tidak ramah lingkungan.
berulang-ulang.
Harganya mahal.

6
BAB III
METODELOGI
3.1 Tempat Dan Waktu Praktek Kerja Lapang

Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan Pada 22 januari sampai 22 februari


2018 di (KLINIK PHT) Pengendalian Hama Terpadu Desa nyalabuh laok kecamatan
Pamekasan, Kabupaten Pamekasan.

3.2 Alat Dan Bahan


Alat yang di gunakan
a) Blender
b) ember
c) Pisau
d) botol 5literan
e) Buku catatan
Bahan yang digunakan adalah:
a) Umbi Gadung
b) Bawang putih
c) Cabe rawit
d) Tembakau rajangan
e) Daun srikaya
f) Tetes tebu
g) E-m4
h) Cucian beras
i) Air kelapa
Metode
3.3.1 Pembuatan Pestisida Nabati
a. Mengambil 100 gr umbi gadung yang telah dibersihkan kulitnya, terus
dicincang kecil-kecil kemudian di blender.
b. Mengambil 50 gr bawang putih yang telah dikupas, kemudian
di blender.
c. Mengambil 50 gr cabe rawit kemudian di blender.
d. Mengambil 50 gr daun srikaya terus dipotong-potong kemudian di
blender

7
e. Mengambil 12,5 gr tembakau rajangan.
f. Memasukkan air cucian beras 2.5 liter, air kelapa 2.5 liter, tetes tebu
110 ml, dan EM-4 110 ml ke dalam jerigen yang ukuran 5 liter,
g. Selanjutnya semua bahan yang telah di haluskan langsung dimasukkan
ke dalam jerigen air cucian beras, air kelapa, tetes tebu dan EM-4
kemudian ditutup dan disimpan selama 5 hari sampai 10 hari. setelah itu
bisa di aplikasikan ke tanaman dengan dosis 200 ml per 1 tangki
penyemprotan. ukuran 14 liter

3.3.2 Aplikasi Pestisida Nabati


Pembuatan atau aplikasi pestisida nabati seperti pada gambar 1. merupakan
suatu cara yang ditempuh untuk mengendalikan serangan Organisme Pengganggu
Tanaman (OPT) baik itu berupa hama ataupun penyakit agar tidak terjadi kerusakan
yang berlebihan pada tanaman sehingga target produksi dari tanaman yang
dibudidayakan bisa tercapai sesuai dengan yang di inginkan.
1.pertama proses pengupa 2.proses penghalusan 3.proses penghalusan
san umbi gadung dan di bawang putih dengan cabe rawit dengan blen
potong-potong kecil-kecil blender der

4.proses pemotongan 5.tembakau rajangan 6.proses pestisida 7.proses aplikasi


dan penghalusan daun atau sebagai bahan nabati sudah jadi pestisida ke tana-
srikaya campuran man

Gambar 1. Kegiatan pembuatan pestisida nabati dan aplikasi/penyemprotan


oleh Praktikan. Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi penggunaan pestisida yang
biasa dikenal dengan istilah 4 T, (Tepat Waktu, Tepat Dosis, Tepat Sasaran, dan
Tepat Cara)
1. Tepat Waktu
Kapan waktu yang tepat untuk aplikasi pestisida? Pada saat serangan hama
dan penyakit tanaman sudah mencapai ambang pengendalian. Dalam hal ini yang
harus diperhatikan adalah tingkat perkembangan OPT, cuaca dan strategi untuk
menghindari/menunda kekebalan hama.
Berikut ini adalah waktu aplikasi pestisida berdasarkan keadaan cuaca
 Jangan menyemprot saat panas terik dan kering

8
 Jangan menyemprot saat angin sangat kencang
 Jangan menyemprot bila hari hujan atau akan hujan
 Penyemprotan dilakukan bila embun pagi sudah hilang
Keadaan cuaca yang ideal untuk penyemprotan tadi umumnya adalah pagi hari
antara jam 6 - jam 10.30 dan sore hari antara jam 3 - 5
2.Tepat Dosis
Penyemprotan harus dicari imbangan yang cocok antara dosis dan
konsentrasinya. Baca dulu label yang ada pada kemasan dan berapa dosis yang
dianjurkan serta perhatikan konsentrasi untuk aplikasi pestisida tersebut.
 Jika dosis kurang dari anjuran kemungkinan besar hama/penyakit tidak akan
mati
 Jika melebihi dari dosis yang dianjurkan ada kemungkinan hama yang
terkena sprayer mati, namun hama yang tidak terkena sprayer akan menjadi
kebal dan bisa mengakibatkan ledakan hama
3. Tepat Sasaran
Sebelum memutuskan untuk melakukan penyemprotan, lebih baik kenali dan
amati dulu jenis hama/penyakit apa yang menyerang tanaman kita, supaya nanti bisa
memperoleh sasaran yang tepat dan bisa menentukan jenis pestisida apa yang akan
kita aplikasikan.apabila hama sasaran adalah jenis serangga, maka penyemprotan
sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahari terik.
Apabila pestisida yang digunakan jenis sistemik,maka sprayer diarahkan pada
daun bagian bawah dan lakukan penyemprotan pada pagi hari antara pukul 06.00 s/d
10.00 atau sore hari setelah pukul 16.00 karena pada saat itu stomata daun masih
terbuka sehingga obat akan mudah masuk.
4. Tepat cara
Sebelum melakukan penyemprotan kenali dulu bagai mana caranya yang
tepat untuk melakukan penyemprotan.seperti baju pelindung badan agar tidak kenak
kulit dan sebaiknya juga memakai masaker agar tidak terhisap saat melakukan
penyemprotan.
3.3.3 Parameter Pengamatan
Parameter yang diamati pada praktik di lapangan adalah :
1. Jumlah walang sanget yang hinggap.
2. Presentase hama walang sangit yang hinggap.

9
3.3.4 Pengambilan Data
Dari pengamatan diperoleh data kemudian dicatat pada tabel berikut :
Tebel 1.Tally Sheet Pengamatan, jumlah walang sanget yang datang pada saat
pengamatan
No Pengamatan Ke- (1,2,3,4) Jumlah Hama Poresentase
Walang Sanget (%)
1 Tanggal (1)
2 Tanggal (10)
3 Tanggal (20)
4 Tanggal (30)
Jumlah Total

3.3.5 Analisa Data


Data di ambil kemudian diolah dan dianalisa menggunakan prosentase
jumlah hama walang sanget yang datang atau himggap secara deskriptif

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari pengamatan pada saat praktikum diperoleh hasil sebagai berikut :
Tebel 2. Hasil Pengamatan, jumlah walang sanget yang datang pada tanaman padi
yang disemprot dengan pestisida nabati.
No Pengamatan Ke- (1,2,3,4) Jumlah Hama Poresentase
Walang Sanget (%)
1 Tanggal (1) 15 42,9
2 Tanggal (10) 11 31,4
3 Tanggal (20) 6 17,1
4 Tanggal (30) 3 8,6
Jumlah Total 35 100

60
40
20 Poresentase
0 jumlah hama
pengamatan pengamatan pengamatan pengamatan
m1 m2 m3 m4

Tebel 2. Hasil Pengamatan, jumlah walang sanget yang datang pada tanaman
padi yang tidak disemprot dengan pestisida nabati.

No Pengamatan Ke- (l,2,3,4) Jumlah Hama Poresentase


Walang Sanget
1 Tanggal (1) 24 26,7
2 Tanggal (10) 19 21,1
3 Tanggal (20) 21 23,3
4 Tanggal (30) 26 28,9
Jumlah Total 90 100

60
40
20 Poresentase

0 Jumlah hama
pengamatan m1 pengamatan m2 pengamatan m3 pengamatan m4

11
4.2 PEMBAHASAN
Dari hasil Pengamatan pada petak tanaman padi yang disemprot dengan
pestisida nabati terdapat penurunan jumlah hama walang sanget yang hinggap pada
setiap pengamatan, hal ini di buktikan pada pengamatan minggu pertama jumlah
hama walang sanget yang hinggap sebanyak 15 ekor atau sebesar 42,9 %. Sedangkan
pada minggu kedua jumlah hama walang sanget yang hinggap sebanyak 11 ekor
atau sebesar 31,4 % pada pengamatan minggu ketiga jumlah hama walang sanget
yang hinggap sebanyak 6 ekor atau sebesar 17,1%.Sampai pada pengamatan minggu
keempat jumlah hama walang sanget yang hinggap sebanyak 3 ekor
atau sebesar8,6%.
Sedangkan hasil pengamatan pada petak tanaman padi yang tidak disemprot
dengan pestisida nabati terdapat banyak hama walang sanget yang menyerang, hal
ini di buktikan dengan hasil pengamatan pada minggu pertama terdapat jumlah
hama walang sanget yang hinggap sebanyak 24 ekor atau sebesar 26,7 % pada
pengamatan minggu kedua terdapat jumlah hama walang sanget yang hinggap
sebanyak 19 ekor atau sebesar 21,1%, pada minggu ketiga terdapat jumlah hama
walang sanget yang hinggap sebanyak 21 ekor atau sebesar 23,3 %. Sampai Pada
pengamatan terahir minggu keempat terdapat jumlah hama walang sanget yang
hinggap sebanyak 26 ekor atau sebesar. 28,9 %.
Semua pengamatan diatas terdapat perbedaan jumlah hama walang sanget
yang hinggap pada masing-masing petak pengamatan. Pada petak (A) pengamatan
yang disemprot jumlah hama walang sanget yang hinggap sebanyak 35 ekor.
Sedangkan pada petak (B) yang tidak disemprot jumlah hama walang sanget yang
hinggap sebanyak 90 ekor. Hal ini disebabkan karena pada petak (A) yang disemprot
dengan pestisida nabati dapat mengusir atau hama walang sanget tidak betah atau
tidak hinggap pada tanaman padi yang di semprotkan dengan pestisida nabati.
Sedangkan pada petak (B) yang tidak di semprot dengan pestisida nabati banyak
hama walang sanget yang hinggap karena leluasa atau merasa nyaman dengan
tanaman yang tidak di semprotkan dengan pestisida nabti sehingga bebas untuk
menghisap bulir padi masak susu.

12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat di simpulkan sebagai berikut :
Teknik-teknik pembuatan pestisida nabati yaitu: bahan dasar dihaluskan terlebih
dahulu,di campur dengan cucian beras,air kelapa,Em4,tetes tebu,dan tutup rapat.
jumlah hama walang sanget yang hinggap pada tanaman padi yang di semprot
dengan pestisida nabati sebaesar 35 ekor sedangkan tanaman padi yang tidak di
semprot dengan pestisida terdapat hama walang sanget sebesar 90 ekor.

5.2 Saran
Perlu di lakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis pestisida nabati untuk
mematikan hama walang sanget

13
DAFTAR PUSTAKA

Adnyana, dkk. 2012. Efikasi Pestisida Nabati Minyak Atsiri Tanaman Tropis
terhadap Mortalitas Ulat Bulu Gempinis. Jurnal Agroekologi Tropika 1(1): 1-
11.
Kardinan, A.2008. Pestisida Nabati: Ramuan dan aplikasi. Cetakanke-4. Penebar
Swadaya, Jakarta.
Oka, I.N. 2009. Pengendalian Hayati Terpadu dan Implementasinyadi Indonesia.
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Setiawati, W, dkk. 2008.Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya
Untuk Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Opt). Balai
Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung.
Tohir, A.M. 2010. Teknik Ekstraksi Dan Aplikasi BeberapaPestisida NabatiUntuk
Menurunkan Palatabilitas UlatGrayak (Spodoptera Litura Fabr.)Di
Laboratorium. Buletin Teknik Pertanian 15(1): 37-40.

Tombe, Mesak. 2008. Pemanfaatan Pestisida Nabati Dan AgensiaHayati Untuk


Pengendalian Penyakit BusukJamur Akar Putih Pada Jambu Mete. Bulettin

Littro 14(1): 68-77

14

Anda mungkin juga menyukai