Anda di halaman 1dari 208

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR

SHARE (TPS) DENGAN BANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL


TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MA
MIFTAHUL ULUM BETTET PAMEKASAN

SKRIPSI

OLEH :

ZAHRIYATUL HASANAH
NPM.201605030008

UNIVERSITAS ISLAM MADURA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2020
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR
SHARE (TPS) DENGAN BANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA MA
MIFTAHUL ULUM BETTET PAMEKASAN

SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Islam Madura
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program sarjana
Pendidikan Biologi

OLEH :

ZAHRIYATUL HASANAH
NPM.201605030008

UNIVERSITAS ISLAM MADURA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
2020
i
i
ABSTRAK

Hasanah, Zahriyatul. 2020. Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Think


Pair Share (TPS) Dengan Bantuan Media Audio-Visual Terhadap Motivasi
Belajar Dan Hasil Belajar Siswa MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Islam Madura. Pembimbing: Kelik Perdana
Windra Sukma, M.Sc.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Think Pair Share (TPS), Audio-visual,
Motivasi, Hasil Belajar.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan hasil belajar


siswa kelas X MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan terhadap pelajaran biologi,
hal ini terjadi karena model pembelajaran yang digunakan masih metode
konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui motivasi belajar dan
hasil belajar siswa kelas X MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan melalui model
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual pada
materi Ekologi. Metode penelitian ini menggunakan desain eksperimental semu
yaitu One Grup Pretest-Posttes. Sampel yang dipilih adalah kelas XF dan XG
melalui Teknik random sampling. Instrument penelitian yang digunakan berupa
angket motivasi dan tes hasil belajar pada ranah kognitif. Uji hipotesis yang
digunakan adalah uji anakova.
Hasil penelitian menunjukkan 1) Ada pengaruh yang signifikan model
pembelajarn kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-
visual terhadap motivasi, dibuktikan oleh nilai sig sebesar 0,000<0,05 dengan
persentase perubahan sebesar 22,76% 2) Ada pengaruh yang signifikan model
pembelajarn kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-
visual terhadap hasil belajar, dibuktikan oleh nilai sig sebesar 0,000<0,05 dengan
persentase perubahan sebesar 30,7% . Dapat disimpulkan bahwa model kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual dapat meningkat
motivasi belajar dan hasil belajar siswa kelas X MA Miftahul ulum Bettet
Pamekasan.

i
ABSTRACT

Hasanah, Zahriyatul. 2020. The Influence Of The Use of Think Pair Share (TPS)
Cooperative Model By Using Audio-Visual Media on Learning
Motivation And Learnimg Outcome Student MA Miftahul Ulum Bettet
Pamekasan. Essay, Biology Education Depertement, Teacher Treaining
and Educatyion Faculty, Universitas Islam Madura. Pembimbing: Kelik
Perdana Windra Sukma, M.Sc.
Keywords: Cooperative Learning, Think Pair Share (TPS), Audio-visual,
Motivation, Learning Outcomes.

This research was motivated by the low motivation and learning outcomes
of class X MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan on biology lessons, this happened
because the learning model use was still conventional methods. This study aims to
determine the learning motivation and learning outcomes of class X students of
MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan through the Think Pair Share (TPS)
cooperative model by using audio-visual media on Ecology material. This
research method used experimental quasi-experimental design, namely One
Group Pretest-Posttest. The sample chosen were class XF and XG through
random sampling technique. The research instrument used was in the form of a
motivation questionnaire and a test of learning outcomes in the cognitive domain.
The hypothesis test used is the anacova test.
The results show that 1) There is a significant effect of the Think Pair
Share (TPS) cooperative learning model with the help of audio-visual media on
motivation, as evidenced by the sig value of 0.000 <0.05 with a proportion of
change of 22.76% 2) There is a significant cooperative learning model type Think
Pair Share (TPS) type by using audio-visual media on learning outcomes, as
evidenced by the sig value of 0.006 <0.05 with a proportion of change of 30.7%.
It can be concluded that the Think Pair Share (TPS) type of cooperative model by
using audio-visual media can increase learning motivation and learning outcomes
of class X students In MA Miftahul ulum Bettet Pamekasan.

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : ZAHRIYATUL HASANAH

NPM : 2016.05.03.0.0008

Program Studi : Pendidikan Biologi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan

Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Bantuan Media

Audio-Visual Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa MA

Miftahul Ulum Bettet Pamekasan” benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang

pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata

penulisan ilmiah yang lazim.

Pamekasan, 03 Agustus 2020

Yang menyatakan,

Zahriyatul Hasanah

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya, dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil’alamiin, penulisan

skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Think Pair

Share (TPS) dengan Bantuan Media Audio-Visual Terhadap Motivasi Belajar dan

Hasil Belajar Siswa MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan” telah terselesaikan

dengan baik. Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak

berikut.

1. Kelik Perdana Windra Sukma, M.Sc selaku dosen pembimbing atas ilmu,
bimbingan, dan arahannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Ayah dan Ibu tercinta beserta keluarga besar di Waru Pamekasan atas do’a
dan dukungan moral maupun materil hingga saat ini.
3. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Biologi angkatan 2016 dan
sahabat-sahabat atas kebersamaan, dukungan, dan motivasinya selama
penelitian dan proses penyusunan skripsi.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membagi
banyak pengalaman berharga selama hidup penulis.
Semoga Allah SWT membalas semua amal ibadah yang telah dilakukan

dengan ikhlas atas bantuan dan bimbingan pihak-pihak tersebut selama penulisan

skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatupun yang sempurna.

Khairunbahtsulilmianfa’uhumlinnas, sebaik-baiknya karya tulis adalah yang

bermanfaat bagi manusia. Penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat

bagi seluruh pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Pamekasan, 03 Agustus 2020

Penulis

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK........................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 6
1.5. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 7
1.6. Batasan Masalah ....................................................................................... 7
1.7. Definisi Oprasional ................................................................................... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................. 9
2.1. Motivasi Belajar ....................................................................................... 9
2.2. Hasil Belajar ........................................................................................... 11
2.3. Pembelajaran Kooperatif ........................................................................ 12
2.3.1. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif .................................... 13
2.3.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Kooperatif ................................... 14
2.4. Model `pembelajaran Think Pair Share (TPS) ......................................... 15
2.4.1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Think Pair Share (TPS) ...... 15
2.4.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Think Pair Share (TPS) ............... 17
2.5. Media Pembelajaran Audio-Visual ......................................................... 19
2.5.1. Media Audio-Visual ........................................................................ 20
2.6. Kerangka Berpikir .................................................................................. 23
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 25
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 25
3.2. Desain Penelitian .................................................................................... 25
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................... 26
3.3.1. Populasi Penelitian .......................................................................... 26
3.3.2. Sampel Penelitian ............................................................................ 26
3.3.3. Teknik Sampling ............................................................................. 27
3.4. Variabel Penelitian ................................................................................. 27
3.5. Perangkat Pembelajaran .......................................................................... 28
3.5.1. Silabus ............................................................................................. 28
3.5.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................... 28
3.5.3. Lembar Kerja Siswa (LKS) .............................................................. 28
3.5.4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak ........................................ 28
3.6. Prosedur Penelitian ................................................................................. 29
3.7. Instrumen Penelitian ............................................................................... 30
v
3.8. Uji Coba Instrumen ................................................................................ 32
3.8.1. Validitas Tes .................................................................................... 33
3.8.2. Reliabilitas Soal Tes ........................................................................ 34
3.8.3. Daya Pembeda ................................................................................. 35
3.8.4. Taraf Kesukaran .............................................................................. 36
3.9. Analisis Data Pada Keterlaksanaan Pembelajaran ................................... 38
3.10. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 39
3.11. Teknik Analisis Data .............................................................................. 40
3.11.1. Uji Normalitas ................................................................................. 41
3.11.2. Uji Homogenitas .............................................................................. 41
3.11.3. Uji Hipotesis .................................................................................... 42
BAB IV ANALISIS DATA .............................................................................. 43
4.1. Uji Coba Instrumen ................................................................................ 43
4.1.1. Uji Validitas .................................................................................... 43
4.1.2. Uji Reliabilitas ................................................................................. 44
4.1.3. Uji Daya Beda ................................................................................. 46
4.1.4. Uji Taraf Kesukaran ........................................................................ 47
4.2. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran .................................................... 47
4.3. Analisis Data Motivasi Belajar ............................................................... 48
4.3.1. Uji Normalitas ................................................................................. 48
4.3.2. Uji Homogenitas .............................................................................. 49
4.3.3. Uji korelasi Pearson ......................................................................... 50
4.3.4. Uji Hipotesis .................................................................................... 51
4.4. Analisis Data Hasil Belajar ..................................................................... 54
4.4.1. Uji Normalitas ................................................................................. 55
4.4.2. Uji Homogenitas .............................................................................. 56
4.4.3. Uji Korelasi Pearson ........................................................................ 57
4.4.4. Uji Hipotesis .................................................................................... 58
BAB V PEMBAHASAN .................................................................................. 62
5.1. Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
dengan Bantuan Media Audio-Visual Terhadap Motivasi Belajar ........... 62
5.2. Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
dengan Bantuan Media Audio-Visual Terhadap Hasil Belajar ................. 66
BAB VI PENUTUP .......................................................................................... 74
6.1. Kesimpulan ............................................................................................ 74
6.2. Saran ...................................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 76

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Diagram Pengambilan Data ........................................................... 40


Gambar 4. 1 Skor Pretest dan Posttest Motivasi Belajar Siswa ........................... 54
Gambar 4. 2 Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa ................................. 61

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........................... 13


Tabel 2. 2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Think Pair Share (TPS) ......... 16
Tabel 2. 3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Think Pair Share dengan
Bantuan Media Audio-visual .............................................................. 17
Tabel 3. 1 Desain Penelitian ............................................................................... 26
Tabel 3. 2 Pedoman Skor Kuesioner Motivasi Belajar ........................................ 30
Tabel 3. 3 Distribusi Item Kuesioner Motivasi Belajar ....................................... 31
Tabel 3. 4 Persentase Motivasi Belajar ............................................................... 31
Tabel 3. 5 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar ....................................................... 32
Tabel 3. 6 Klasifikasi Validitas .......................................................................... 34
Tabel 3. 7 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ....................................................... 35
Tabel 3. 8 Kriteria Daya Beda ............................................................................ 36
Tabel 3. 9 Klasifikasi Tingkat Kesukaran ........................................................... 37
Tabel 3. 10 Pedoman Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran .................... 38
Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Butir pernyataan Kusioner Motivasi Belajar......... 44
Tabel 4. 2 Hasil Uji Validasi Butir Soal Hasil Belajar ........................................ 44
Tabel 4. 3 Hasil Uji Reliabilitas Angket ............................................................. 45
Tabel 4. 4 Hasil Uji Reabilitas Soal Hasil Belajar............................................... 46
Tabel 4. 5 Hasil Uji Daya Pembeda .................................................................... 46
Tabel 4. 6 Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran ................................................... 47
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Angket Motivasi ............................................... 48
Tabel 4. 8 Hasil Uji Homogenitas Angket Motivasi ........................................... 50
Tabel 4. 9 Hasil Uji Korelasi Pearson Motivasi .................................................. 50
Tabel 4. 10 Skala Interpretasi Korelasi Pearson .................................................. 51
Tabel 4. 11 Hasil Uji Anacova Motivasi Belajar................................................. 52
Tabel 4. 12 Hasil Rata-Rata Skor Motivasi Belajar dari Kedua Kelas ................. 52
Tabel 4. 13 Pairwise Comparison (Motivasi Belajar) .......................................... 53
Tabel 4. 14 Ringkasan Skor Terkoreksi dan Persentase Perubahan Skor
Motivasi Belajar ............................................................................. 53
Tabel 4. 15 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar ................................................... 55
Tabel 4. 16 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar ............................................... 57
Tabel 4. 17 Hasil Uji Korelasi Pearson Hasil Belajar .......................................... 57
Tabel 4. 18 Hasil Uji Anacova (Hasil Belajar).................................................... 58
Tabel 4. 19 Hasil Rata-Rata Skor Hasil Belajar dari Kedua Kelas ...................... 59
Tabel 4. 20 Pairwise Comparison (Motivasi Belajar).......................................... 59
Tabel 4. 21 Ringkasan Skor Terkoreksi dan Persentase Perubahan Skor
Hasil Belajar .................................................................................... 60

viii
DAFTAR LAMPIRAN

halaman

1. Silabus Kelas Eksperimen ........................................................... 80


2. Silabus Kelas Kontrol.................................................................. 83
3. Lembar Validasi Silabus .............................................................. 86
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ..... 90
5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ........... 98
6. Lembar Validasi RPP ................................................................ 106
7. Lembar Kerja Siswa Model Think Pair Share (TPS) .................. 110
8. Lembar Kerja Siswa Konvensional ............................................ 116
9. Lembar Validasi LKS ................................................................ 124
10. Kusioner Motivasi Belajar ......................................................... 128
11. Rubrik Angket Motivasi Belajar ................................................ 132
12. Soal Pretest-posttest .................................................................. 133
13. Kisi-kisi Instrumen Pretest-postest ............................................ 137
14. Lembar Validasi Soal Pretest-Postest........................................ 139
15. Rubrik Penilaian Pretest-posttest ............................................... 141
16. Rubrik Penilaian LKS ............................................................... 143
17. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak .................................. 154
18. Lembar Validasi Angket Motivasi Belajar ................................. 158
19. Hasil Uji Validitas Motivasi Belajar .......................................... 160
20. Hasil Uji Validasi Soal Pretest- Posttest .................................... 165
21. Data Nilai Mentah dan Nilai Akhir Kelas Eksperimen ............... 167
22. Data Nilai Mentah dan Nilai Akhir Kelas Kontrol ..................... 175
23. Hasil Kerja Siswa (Angket, Pretest, LKS) ................................. 183
24. Surat Izin Penelitian .................................................................. 192
25. Surat Keterangan Melakukan Penelitian .................................... 193
Dokumentasi
Riwatat Hidup

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, Kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 th 2003).

Dengan demikian tujuan dari pendidikan nasional ini akan terwujud dan

tercapai melalui proses pembelajaran.

Salah satu pembelajaran yang menanamkan sikap positif adalah

pelajaran biologi sebab mencakup dasar berlangsungnya kehidupan sehingga

sangat penting untuk dipelajari di sekolah. Meskipun kenyataannya biologi

masih dianggap pelajaran yang rumit oleh sebagian siswa yang tidak paham

dengan konsep ilmu biologi sehingga mereka bosan dalam mempelajarinya.

Terlebih jika guru tidak memperhatikan kesesuaian antara metode

pembelajaran dengan materi yang disampaikan kepada siswa. Jika keadaaan

itu di biarkan terus menerus tentu akan berpengaruh terhadap motivasi belajar

yang otomatis juga berdampak pada hasil belajarnya.

Guru diharapkan menyiapkan metode pembelajaran yang menarik salah

satunya dengan menerapkan model-model pembelajaran dan penggunaaan

media. Karena melalui model dan media pembelajaran, konsep-konsep yang

bersifat abstrak bagi siswa akan tergambar secara nyata sehingga

1
2

membangkitkan motivasi belajar siswa. Sukiman (dalam Tihan, 2016)

menjelaskan bahwa media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan

dan informasi. dengan demikian media dapat mempermudah proses belajar

mengajar dalam mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Salah

satu media pembelajaran yang sangat efektif untuk digunakan dalam

pembelajaran yaitu media vidio. Menurut daryanto (2012:86) Video

merupakan suatu medium yang sangat efektif untuk membantu proses

pembelajaran, baik untuk pembelajaran masal, individual, maupun

berkelompok. Video juga merupakan bahan ajar non cetak yang kaya

informasi dan tuntas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung.

Selain itu, video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran. Hal

ini karena karakteristik teknologi video yang dapat menyajikan gambar

bergerak pada siswa, di samping suara yang menyertainya, sehingga siswa

merasa seperti berada di suatu tempat yang sama dengan program yang

ditayangjan video. Diketahui bahwa tingkat retensi (daya serap dan daya

ingat) siswa terhadap materi pelajaran dapat meningkat secara signifikan jika

proses pemerolehan informasi awalnya lebih besar melalui indra pendengaran

dan penglihatan (Agustiningsih.2015)

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada tanggal 14

Desember 2019 di MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan, tingkat motivasi,

keaktifan dan hasil belajar siswa masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan

nilai prestasi yang tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM)

dikarenakan proses pembelajaran di kelas masih cendrung fokus pada guru

dengan model konvensional (ceramah) serta belum memaksimalkan


3

penggunaan media yang menyebabkan kejenuhan pada siswa sehingga

informasi yang diterima oleh siswa menjadi lebih sedikit dan kurang

memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan pola pikirnya.

Dalam proses pembelajaran, siswa kurang terlibat aktif dalam

membangun pengetahuannya yang menyebabkan transfer pengetahuan dari

guru ke siswa tanpa adanya umpan balik dari siswa sehingga guru tidak

mengetahui ketercapaian pemahaman siswa. Hal tersebut menyebabkan siswa

kurang termotivasi dan kurang memperhatikan penjelasan guru yang

berdampak pada hasil belajar siswa. Motivasi memiliki kedudukan yang

penting dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan selain itu,

adanya motivasi akan memberikan semangat sehingga siswa akan mengetahui

arah belajarnya (Emda,2017). Menurut Kompri (2016:223) kedudukan

motivasi dalam belajar tidak hanya memberikan arah kegiatan belajar secara,

lebih dari itu dengan motivasi seseorang akan mendapat pertimbangan-

pertimbangan positif dalam belajar. Hasil belajar adalah hasil yang di

tunjukkan dari suatu interaksi tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan

nilai tes yang diberikan guru (Mudjiyono,dkk. 2013:35). Berdasarkan adanya

hasil belajar ini, dapat diketahui kemampuan dan perkembangan sekaligus

tingkat keberhasilan pendidikan dalam sekolah. Selain itu, juga hasil belajar

harus menunjukkan perubahan keadaan menjadi kebih baik sehingga dapat

bermanfaat untuk menambah pengetahuan, lebih mengembangkan

keterampilannya, lebih menghargai sesuatu dari pada sebelumnya (Susanto,

2016:20)
4

Salah satu model pembelajaran yang dapat menjadi alternatif, yaitu

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Menurut

Ibrohim (2018:13) model ini bertujuan untuk mengajarkan peserta didik agar

lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah yang dapat membangkitkan rasa

percaya diri siswa serta mengembangkan partisipasi dan rasa saling

menghargai peserta didik dalam kelas melalui diskusi. Model Think Pair

Share (TPS) dapat mendorong siswa untuk terbiasa berpikir mula-mula

secara mandiri kemudian bekerja secara berpasangan, serta dapat melatih

keterampilan sosial peserta didik sehingga komunikasi antar peserta didik

dapat terlatih dengan baik dan siswa menjadi aktif. Untuk mendukung

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) juga diperlukan

penggunaan media seperti media audio visual. Menurut Sani (2019:328)

Media audio-visual merupakan media yang mengandung unsur gambar dan

suara yang mengaktifkan indra penglihatan dan pendengaran secara

bersamaan. Penggunaan media audio-visual selain mempermudah siswa

dalam memahami suatu materi juga sangat membantu meningkatkan motivasi

belajar siswa. Hal ini dibuktikan oleh peneliti sebelumnya yang dilakukan

oleh Tihan (2016) menyebutkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran learning cycle SE dengan bantuan media audio-visual

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa di kelas X

SMA MAARIF 1. Penelitian lain yang dilakukan oleh Paryawati, P.A (2018)

juga terdapat perbedaan secara signifikan terhadap penggunaan model Think

Pair Share berbantuan multimedia interaktif (TPSMI), Think Pair Share

(TPS), dan siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran langsung


5

(PL). Secara deskriptif motivasi belajar IPA dan keterampilan berpikir kritis

siswa yang belajar dengan menggunaan model Think Pair Share berbantuan

multimedia interaktif mendapatkan hasil yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat

dari perolehan nilai rata-rata postest motivasi sebesar 74,49 dan posttest

keterampilan berpikir kritis sebesar 67,86.

Berdasarkan latar belakang di atas. Maka penulis mengambil topik

penelitian berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MODEL KOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN BANTUAN MEDIA AUDIO-

VISUAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS X MA MIFTAHUL ULUM BETTET PAMEKASAN”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

berikut:

1. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan model koperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual terhadap

motivasi belajar siswa di kelas X dalam pelajaran biologi?

2. Adakah pengaruh yang signifikan dari penggunaan model koperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual terhadap hasil

belajar siswa di kelas X dalam pelajaran biologi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian

yang mengacu pada isi dan rumusan masalah, maka dari itu tujuan penelitian
6

ini adalah untuk mengidentifikasi ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari

penggunaan model koperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan

media audio-visual terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelas X dalam

mata pelajaran biologi.

1.4. Manfaat Penelitian

Diharapkan manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi Guru

Menjadi sumbangan pemikiran yang dapat digunakan oleh guru-guru

khususnya guru biologi sehingga dapat mempermudah dalam

menggunakan strategi, metode dan media yang sesuai, menarik dan efektif.

2. Bagi Siswa

Dijadikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat digunakan untuk

meningkatkan pengetahuan, motivasi dan prestasi dalam mata pelajaran

biologi sehingga mempermudah menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Sekolah

Menjadi sumbangan pemikiran dalam menentukan kebijakan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran biologi di sekolah.

4. Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar untuk mengintegrasikan pengetahuan dan

keterampilan dengan terjun langsung sehingga dapat melihat dan

merasakan apakah praktik-praktik yang dilakukan selama ini sudah efektif

dan efisien. Selain itu, sebagai pengalaman bagi peneliti dalam menambah

wawasan sebagai calon guru.


7

1.5. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “ada pengaruh yang signifikan

model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan

media audio-visual terhadap motivasi belajar dan hasil belajar biologi siswa”.

1.6. Batasan Masalah

Untuk kelancaran peneliti, maka peneliti menentukan batasan-batasan

masalahnya yaitu:

1. Pembahasan penelitian ini tentang pengaruh model kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual.

2. Penelitian ini di lakukan pada peserta didik kelas X MA Miftahul Ulum

Bettet Pamekasan.

3. Aspek yang diteliti terbatas pada motivasi dan hasil belajar, peneliti lebih

fokus pada aspek kognitif siswa kelas X MA Miftahul Ulum Bettet

Pamekasan. Hasil belajar kognitif dibatasi pada ranah C3 (Menerapkan),

C4 (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi), C6 (mencipta).

4. Penelitian ini berfokus pada materi bab Ekologi

1.7. Definisi Oprasional

Definisi Oprasional dalam penelitian ini adalah:

1. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan

menggunakan sistem pengelompokan/ tim kecil, yaitu antara empat

sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan


8

akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen)

(Sanjaya, 2013:242)

2. Think Pair Share (TPS)

Adalah suatu model kooperatif yang memberi peserta didik waktu

untuk berpikir dan merespon serta saling bantu satu sama lain. Model ini

memperkenalkan ide “waktu berpikir dan waktu tunggu” yang menjadi

faktor kuat dalam meningkatkan kemampuan peserta didik dalam

mersepon pertanyaan (Vitriyanti, 2018:37)

3. Media Audio-Visual

Media audio-visual adalah sebuah alat bantu yang dipergunakan

dalam pembelajaran untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan

daalam menyampaikan pengetahuan, sikap, dan ide dalam pembelajaran.

Media audio visual merupakan seperangkat alat yang dapat

memproyeksikan gambar bergerakdan bersuara (Wati, 2016:44-45)

4. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi

mencapai suatu tujuan belajar (Siregar, 2011:51)

5. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang berupa pengetahuan atau

pemahaman, keterampilan dan sikap yang diperoleh siswa selama

berlangsungnya proses belajar mengajar atau yang lazim disebut dengan

pembelajaran (Susanto, 2014:1)


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat

memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku

manusia untuk menuju hal yang lebih baik. Motivasi belajar memiliki

peranan yang khas berupa dorongan semangat dan gairah untuk belajar.

Banyak peserta didik yang tidak berkembang dalam belajar disebabkan

kurangnya motivasi.

Menurut Sani (2019:74) motivasi merupakan suatu energi dalam diri

manusia yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu dengan tujuan

tertentu. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi

peserta didik atau individu untuk belajar. Tanpa motivasi belajar, seseorang

peserta didik tidak akan belajar dan akhirnya tidak akan mencapai

keberhasilan dalam belajar. Terdapat dua jenis motivasi dalam belajar yaitu:

1. Motivasi Ekstrinsik, yakni motivasi melakukan sesuatu karena pengaruh

eksternal. Motivasi ekstrinsik muncul akibat insentif eksternal atau

pengaruh dari luar peserta didik.

2. Motivasi Intrinsik, yakni motivasi internal dari dalam diri untuk

melakukan sesuatu. (Sani,2019:75).

Suprihatiningrum (2016:86) menyatakan bahwa motivasi intrinsik lebih

penting bagi keberhasilan pembelajaran karena motivasi ini akan

menimbulkan: a) Minat, perhatian, dan ingin keikutsertaan. b) Bekerja keras,

9
10

dengan memberikan waktu pada usaha tersebut. c) Terus bekerja sampai

tuntas terselesaikan.

Menurut sani (2019:75) motivasi mempengaruhi tingkat keberhasilan

atau kegagalan belajar, dan pada umumnya belajar tanpa motivasi akan sulit

untuk berhasil. Oleh sebab itu, pembelajaran harus disesuaikan dengan

kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki peserta didik. Penggunaan

motivasi dalam mengajar bukan hanya melengkapi elemen pembelajaran,

tetapi menjadi faktor yang menentukan pembelajaran yang efektif.

Memotivasi bukan sekedar mendorong atau memerintahkan seseorang untuk

melakukan sesuatu, melainkan sebuah seni yang melibatkan berbagai

kemampuan dalam mengenali dan mengelola emosi diri sendiri dan orang

lain.

Motivasi belajar dapat dilakukan dengan meningkatkan perhatian

(attention), relevansi (relevance), kepercayaan diri (confidence), dan

kepuasan (satisfaction) peserta didik dalam belajar. Peserta didik juga akan

termotivasi dalam belajar, jika tujuan pembelajaran yang ingin dicapai sesuai

dengan nilai yang dianut oleh peserta didik dan kelompok (Sani, 2019:76).

Motivasi memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran

karena motivasi merupakan tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan

kegiatan siswa untuk belajar. Penerapan prinsip ini dalam kegiatan

pembelajaran, sebagai berikut:

a. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi

b. Menggunakan media pembelajaran untuk memperjelas pembelajaran


11

c. Menggunakan ilustrasi dan contoh-contoh peristiwa nyata atau anekdot

untuk memperjelas pembelajaran

d. Menggunakan kegiatan yang melibatkan peserta (tanya jawab,

sumbang saran, saran, demonstrasi, simulasi, dan lain-lain).

e. Menggunakan humor yang relevan dengan bahan pembelajaran jika

memungkinkan. (Suprihatiningrum,2016:100)

2.2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan perilaku atau kompetensi (sikap,

pengetahuan, keterampilan) yang diperoleh siswa setelah melalui aktivitas

belajar (Sani,2019:38). Menurut Gagne dan Briggs (1979:51) hasil belajar

adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan

belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learners perfomance).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik

setelah mengalami suatu proses belajar yang mencakup perubahan dalam

bidang kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Menurut Sani (2019:38) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar

yaitu faktor internal (70%), dan faktor eksternal (30%) pada faktor eksternal

yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar adalah kualitas pembelajaran.

Suprihatiningrum (2016:38) menyatakan hasil belajar sangat erat kaitannya

dengan belajar dan proses belajar. Hasil belajar pada sasarannya

dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Pengetahuan dibedakan menjadi empat macam yaitu pengetahuan tentang


12

fakta, pengetahuan tentang prosedur, pengetahuan konsep dan keterampilan

dalam berinteraksi.

Salah satu jenis perilaku yang diharapkan muncul setelah mengikuti

sebuah kegiatan belajar adalah perilaku kognitif. Menurut Sani (2019:38)

Perilaku kognitif adalah perilaku yang berkaitan dengan kemampuan

mengingat dan berpikir. Kawasan kognitif ini membahas tujuan pembelajaran

berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan

sampai ketingkat yang lebih tinggi, yakni evaluasi. Kawasan kognitif ini

terdiri atas enam tingkatan yang secara hierarkis berurut dari yang paling

rendah sampai ke paling tinggi.

2.3. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (kooperatif learning) merupakan metode

pembelajaran yang menekankan siswa bekerja bersama dalam kelompok kecil

dan saling membantu dalam belajar. Serta anggota kelompok- kelompok

bertanggung jawab atas ketuntasan tugas-tugas kelompok dan untuk

mempelajari materi itu sendiri.

Suprihatiningrum (2016:194) menyatakan bahwa Pembelajaran

kooperatif memanfaatkan kecendrungan siswa untuk berinteraksi. Sejumlah

penelitian menunjukkan bahwa dalam setting kelas kooperatif, siswa lebih

banyak belajar dari satu teman ke teman lainnya di antara sesama siswa bila

di bandingkan dengan belajar dari gurunya. Penelitian lain juga menunjukkan

bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap

siswa yang rendah hasil belajarnya.


13

Menurut Sani (2019:141) Pembelajaran kooperatif dapat dikatakan

berhasil jika peserta didik dapat mencapai tujuan mereka dengan saling

membantu. Tujuan pembelajaran kooperatif yang perlu di capai adalah:

1. Penguasaan pengetahuan akademik.

2. Penerimaan terhadap keragaman.

3. Pengembangan keterampilan sosial.

2.3.1.Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif

Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang

menggunakan pembelajaran kooperatif seperti berikut:

Tabel 2. 1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Fase Tingkah Laku Guru


Fase 1 Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
Menyampaikan tujuan dan ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan
memotivasi siswa memotibasi siswa belajar.

Fase 2 Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan


Menyajikan informasi jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase 3 Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya


Mengorganisasikan siswa ke dalam membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok-kelompok belajar. kelompok agarmelakukan transisi secara efesien.

Fase 4 membimbing kelompok Guru membimbing kelompok-kelompok belajar


bekerja dan belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi


Fase 5
yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok
Evaluasi
mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase 6 Guru mencari cara-cara untuk menghargai, baik


Memberikan penghargaan upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok

*diadopsi dari Suprihatiningrum (2016)

Di dalam pembelajaran kooperatif, kelas dibagi atas kelompok-

kelompok kecil, setiap kelompok biasanya terdiri dari 2-6 siswa dengan

kemampuan berbeda dan jika memungkinkan diperhatikan juga perbedaan

suku, budaya dan jenis kelamin. Aktivita siswa antara lain mengikuti
14

penjelasan guru secara aktif, bekerja sama menyelesaikan tugas-tugas

dalam kelompok, memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya,

mendorong kelompok untuk berpartisipasi secara aktif, berdiskusi dan

sebagainya. (Suprihatiningrum, 2016:194)

2.3.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Kooperatif

Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan strategi belajar kooperatif lainnya sebagai berikut:

a. Peserta didik lebih memperoleh kesempatan dalam hal meningkatkan

hubungan kerja sana anatar-teman.

b. Peserta didik lebih memperoleh kesempatan untuk mengembangkan

aktivitas, kreativitas, kemandirian, sikap kritis, sikap, dan

kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

c. Guru tidak perlu mengajarkan seluruh pengatahuan kepada

pesertadidik, cukup konsep-konsep pokok karena dengan belajar

secara kooperatif peserta didik dapat melengkapi sendiri.

Namun demikian, strategi belajar kooperatif juga memiliki beberapa

kekurangan sebagai berikut:

a. Memerlukan alokasi waktu yang relatif lebih banyak, terutama jika

belum terbiasa.

b. Membutuhkan persiapan yang lebih terperogram dan sistematik

c. Jika peserta didik belum terbiasa dan menguasai belajar kooperatif,

pencapaian hasil belajar tidak akan maksimal (Suprihatiningrum,

2016:201-202).
15

2.4. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS)

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share merupakan suatu model

pembelajaran yang mengajarkan peserta didik untuk aktif terhadap tugas yang

diberikan oleh pendidik dan menuntut peserta didik untuk berpikir secara

individu maupun kelompok dengan memberikan peserta didik waktu yang

lebih banyak.

Menurut Ibrohim (2018:13) model Think pair share adalah pembelajaran

yang memberikan siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan bekerja sama

dengan orang lain. Model ini merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang memiliki prosedur yang secara ekplisit memberikan siswa

lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu

sama lain. Model ini bertujuan untuk mengajarkan siswa agar lebih mandiri

dalam menyelesaikan masalah yang dapat membangkitkan rasa percaya diri

siswa serta mengembangkan partisipasi dan rasa saling menghargai siswa

dalam kelas melalui diskusi.

2.4.1. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Think Pair Share (TPS)

Pelaksanaan pembelajaran dengan strategi ini dapat dideskripsikan

sebagai berikut:

Tahap 1: Thinking (berpikir), guru mengajukan pertanyaan atau

menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan

materi pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan

pertanyaan atau permasalahan tersebut untuk beberapa saat.

Tahap 2: Pairing: selanjutnya, guru meminta siswa secara berpasangan

untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada


16

tahap pertama. Dengan interaksi ini, siswa diharapkan dapat

berbagi jawaban atau ide mengenai sebuah permasalahan.

Tahap 3: Sharing, pada tahap akhir ini guru meminta siswa secara

bergiliran untuk berbagi kepada seluruh kelas tentang apa

yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif dilakukan

dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan dan

dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah

mendapat kesempatan untuk melaporkan

(Suprihatiningrum,2016:208).

Dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe think pair share

(TPS) ini dapat dilihat sejauh mana pengaruhnya terhadap motivasi dan hasil

belajar. Dalam pembelajaran model ini menggunakan sintak sebagai berikut:

Tabel 2. 2 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Think Pair Share (TPS)

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

 Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu untuk


setiap kegiatan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
Tahap 1 pemecahan masalah.
Pendahuluan
 Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa.
 Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan
demonstrasi.
Tahap 2
Think  Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)`kepada
seluruh siswa
 Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu.
 Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya.
Tahap 3
Pair  Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai jawaban
tugas yang telah dikerjakan.
 Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk berbagi
Tahap 4
pendapat kepada seluruh siswa di kelas dengan dipandu
Share
oleh guru.
Tahap 5
 Siswa dinilai secara individu dan kelompok.
Penghargaan
*diadopsi dari Munawwaroh (2015)
17

Tabel 2. 3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Think Pair Share (TPS) dengan Bantuan
Media Audio-visual

Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

 Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu untuk


setiap kegiatan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
Tahap 1 pemecahan masalah.
Pendahuluan
 Guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa.
 Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan
mengamati video yang sudah disiapkan oleh guru.
Tahap 2  Siswa menganalisis isi dari video
Think  Guru memberikan lembar kerja siswa (LKS)`kepada
seluruh siswa
 Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu.
 Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya.
Tahap 3
Pair  Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai video
dan jawaban tugas yang telah dikerjakan.
 Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk berbagi
Tahap 4 pendapat kepada seluruh siswa di kelas dengan dipandu
Share oleh guru serta memanfaatkan media audio visual dalam
menjelaskan.
Tahap 5
 Siswa dinilai secara individu dan kelompok.
Penghargaan
*dimodifikasi dari Munawwaroh (2015)

2.4.2. Kelebihan dan Kelemahan Model Think Pair Share (TPS)

Setiap model pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan.

Adapun kelebihan dan kekurangan model Think Pair Share (TPS) sebagai

berikut:

1. Kelebihan Metode Think Pair Share (TPS)

a. Kelompok yang hanya terdiri dari 2 orang (berpasangan) lebih

mengefektifkan waktu dan memudahkan guru dalam mengarahkan

jalannya diskusi

b. Adanya interaksi antar siswa dalam proses belajar mengajar

melalui kegiatan diskusi dapat meningkatkan keterampilan sosial

siswa.
18

c. Baik siswa yang pandai maupun kurang pandai sama-sama

memperoleh manfaat melalui aktivitas belajar ini.

d. Siswa lebih mudah dalam memahami konsep dan memperoleh

kesimpulan

e. Optimalisasi partisipasi siswa lewat kegiatan bertanya, berdiskusi,

dan pengembangan bakat kepemimpinan.

2. Kelemahan Metode Think Pair Share (TPS)

a. Pembelajaran think pair share belum banyak diterapkan disekolah-

sekolah sehingga memerlukan kemampuan dan keterampilan

dalam pelaksanaannya.

b. Siswa yang lebih pandai cendrung akan mendominasi kelas

sehingga siswa yang kurang pandai akan merasa minder dan pasif.

c. Dikhawatirkan siswa hanya menyalin pekerjaan siswa lain

sehingga pekerjaan diskusi tidak berjalan lancar.

d. Pengelompokan siswa berpasang-pasangan akan membutuhkan

waktu.

e. Kelebihan tersebut dapat terwujud apabila terdapat tanggung jawab

individual anggota kelompok. Selain itu, diperlukan adanya

pengakuan kepada kelompok yang kinerjanya baik sehingga

anggota kelompok tersebut dapoat melihat bahwa kerja sama untuk

saling membantu teman (Ibrohim, 2018:13-16).


19

2.5. Media Pembelajaran Audio-Visual

Media merupakan komponen penting dalam pembelajaran karena

membantu guru dalam menyampaikan materi dan Guru perlu memvariasi

media sesuai dengan materi dan karakteristik siswa. Variasi ini ditunjukkan

agar dapat meningkatkan hasil belajar sehingga lebih bermakna dan tahan

lama. (Sani,2019:69).

Menurut Suprihatiningrum (2016:319-320) media diartikan sebagai

pengantar atau perantara, diartikan pula sebagai pengantar pesan dari

pengirim kepada penerima. Dalam dunia pendidikan dan pembelajaran, media

diartikan sebagai alat dan bahan yang membawa informasi atau bahan

pelajaran yang bertujuan mempermudah mencapai tujuan pembelajaran.

Media pembelajaran cenderung diklasifikasikan ke dalam alat-alat grafis,

fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun

kembali informasi visual atau verbal.

Dapat disimpulkan bahwa Media adalah segala sesuatu yang

digunakan oleh seorang guru sebagai perantara untuk menyalurkan pesan

kepada siswa sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar yang diinginkan.

Media pembelajaran memiliki manfaat antara lain: memperjelas

proses pembelajaran, meningkatkan ketertarikan dan interaktivitas siswa,

meningkatkan kualitas hasil belajar siswa, memungkinkan proses belajar

dapat dilakukan di tempat mana saja dan kapan saja, menumbuhkan sikap

positif siswa terhadap materi dan proses belajar, mengubah peran guru ke

arah yang lebih positif dan produktif, mengkonkretkan materi yang abstrak,
20

membantu mengatasi keterbatasan pancaindra manusia, menyajikan objek

pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan berbahaya kedalam kelas,

dan meningkatkan daya retensi siswa terhadap materi pembelajaran

(Suprihatiningrum,2016:321).

Menurut sani (2019) Secara umum media pembelajaran dibagi tiga

macam, sebagai berikut.

1. Media audio adalah media yang mengandalkan kemampuan suara. Seperti;

kaset audio, siaran radio, MP3.

2. Media visual adalah media menampilkan gambar diam. Seperti; slide.

3. Media audio visual adalah media audio visual adalah media yang

menampilkan suara dan gambar. Seperti; film, video, televisi.

2.5.1. Media Audio-Visual

Media audio-visual merupakan media yang dapat menampilkan

unsur gambar dan suara penggabungan kedua unsur inilah yang memuat

media audio-visual memiliki kemampuan yang lebih baik. Menurut

Andayani (2014) media audio-visual merupakan kombinasi dari media

audio dan media visual atau biasa disebut media pandang dengar yang

menjadikan penyajian isi tema pembelajaran akan semakin lengkap.

Selanjutnya menurut Wati (2018:44-45) mendefinisikan media audio-

visual adalah sebuah alat bantu yang dipergunakan dalam pembelajaran

untuk membantu tulisan dan kata yang di ucapkan dalam menyampaikan

pengetahuan, sikap, dan ide dalam pembelajaran. Media audio-visual

merupakan seperangkat alat yang dapat memperoyeksikan gambar

bergerak dan bersuara.


21

Berdasarkan uraian diatas maka, media audio visual adalah

perantara atau peraga yang digunkan oleh guru dalam kegiatan belajar

mengajar yang penggunaan materi penyerapannya melalui pandangan

(gambar) dan pendengaran (suara).

2.5.1.1. Video Pembelajaran

Dengan berjalannya perkembangan ilmu pengerahuan dan

tekhnologi penggunaan media pendidikan, khususnya media video sudah

menjadi tuntunan yang mendesak. Hal ini disebabkan sifat pembelajaran

yang kompleks. Terdapat berbagai tujuan belajar yang sulit dicapai hanya

dengan mengandalkan penjelasan guru sehingga agar pembelajaran dapat

mencapai hasil yang maksimal diperlukan adanya pemanfaatan media,

salah satunya media video.

Menurut Kustandi (2013:64) video adalah alat yang dapat

menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-konsep

yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau memperlambat

waktu dan mempengaruhi sikap. Selanjutnya menurut Daryanto

(2010:88) menyatakan media video adalah segala sesuatu yang

memungkinkan sinyal audio dapat dikombinasikan dengan gambar

bergerak secara sekuensal. Dapat disimpulkan bahwa media video

pembelajaran merupakan serangkaian gambar gerak disertai suara yang

membentuk suatu rangkaian alur dengan pesan-pesan di dalamnya.

Video memiliki keunggulan dan keterbatasan sendiri. keunggulan

penggunaan video sebagai media pembelajaran antara lain sebagai

berikut:
22

1) Dapat menarik perhatian siswa untuk belajar tentang sebuah fakta

atau cerita.

2) Dapat digunakan untuk pembelajaran bagi siswa-siswa yang

memiliki gaya belajar yang berbeda.

3) Dapat menghadirkan informasi dari para ahli/spesialis yang telah

membuat video untuk kebutuhan ilmu pengetahuan.

4) Dapat menyajiakan demonstrasi (kompleks) yang telah di

persiapkan direkam sebelumnya, sehingga gury dapat memusatkan

perhatian pada penyajiannya.

5) Dapat digunakan secara berulang, sehingga menghemat waktu,

biaya, dan tenaga.

6) Dapat digunakan untuk mempelajari objek atau lingkungan yang

tidak bersahabat atau berbahaya, misalnya tentang kehidupan

harimau atau kehidupan didalam laut.

7) Dapat digunakan untuk mempelajari kehidupan masyarakat

diberbagai daerah.

8) Dapat disisipi dengan komentar yang diperlukan dalam penjelasan

sebuah peristiwa, misalnya pada video berita.

9) Gambar proyeksi dapat dibekukan untuk diamati dengan seksama.

Guru dapat mengatur gambar yang akan menghentikan dengan

menggunakan fasilitas yang tersediapada pemutar video atau

komputer.
23

10) Pemutar video dengan LCD proyektot tidak perlu dilakukan dalam

ruangan yang digelapkan, sehingga interaksi antara guru dan siswa

atau antarsiswa masih dapat dilakukan (Sani,2019:355).

Beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dan diatasi dalam

menggunakan video sebagai media pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Kadangkala perhatian siswa sulit dikontrol, sehingga kurang

berpartisipasi dalam belajar.

2) Komunikasi yang terjadi hanya satu arah dan harus diimbangi

dengan bentuk umpan balik yang lain.

3) Pada umumnya video amatir tidak menmapilkan detail dari objek

yang disajikan secara sempurna.

4) Membutuhkan peralatan yang cukup mahal dan perlu dijaga

keamanannya (Sani,2019:356).

2.6. Kerangka Berpikir

Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada

manusia dengan lingkungannya. Pembelajaran yang masih dilakukan secara

konvensional menyebabkan peserta didik menjadi kurang aktif, lebih mudah

bosan dan dapat memicu peserta didik tidak berfokus pada pelajaran yang

sedang diajarkan sehingga motivasi peserta didik akan menurun dan akan

berdampak tergadap hasil belajar. Model pelajaran yang menyenangkan pasti

akan selalu diharapkan oleh setiap peserta didik, salah satunya yaitu
24

menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan

media audio-visual.

Pada penelitian yang dilakukan Vitriyanti (2018) penerapan

pembelajaran kooperatif tipe think pair share memberikan pengaruh terhadap

motivasi dan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wedi Klaten Tahun

Pelajaran 2017/2018. Dan pada penelitian yang dilakukan Aprilia E.K (2015)

yang berjudul Pengaruh Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap Hasil

Belajar Siswa Kelas X SMA Islam Soerjo Alam Ngajum Malang

membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan media

audio-visual terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan

agama islam. Hal ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan model Think Pair

Share dan penggunaan audio-visual memberikan pengaruh terhadap motivasi

dan hasil belajar.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian

yang berbeda yaitu menggunakan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share

(TPS) dengan Bantuan Media Audio-Visual Terhadap Motivasi Belajar Dan

Hasil Belajar Siswa Biologi Kelas X . Peneliti mengharapkan hasil akhir dari

penelitian ini dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa Kelas X

MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MA Miftahul Ulum Bettet

Pamekasan yang terletak didesa Bettet kecamatan kota kabupaten

pamekasan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13Juli 2020 – 25 Juli

2020 pada semester ganjil.

3.2. Desain Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian

eksperimen. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

desain eksperimental semu (quasi-Experimental designs), yaituOne Grup

Pretest-Posttest. Maksudnya, dua kelompok yang dibandingkan, yaitu

kelompok eksperimen dan kontrol, dipilih dan ditempatkan melalui random

sampling, pada penelitian ini kelompok eksperimen diberikan pembelajaran

dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) dengan bantuan

audio-visual dan kelompok kontrol diberikan pembelajaran dengan

menggunakan model konvensional scientifik. Untuk mengetahui

keberhasilan pembelajaran dilakukan pretes dan postes dengan melibatkan

dua kelas yang dibandingkan yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Berikut desain penelitian yang digunakan:

25
26

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Pretest Perlakuan Postest


O1 X1 O2
O3 X2 O4
Keterangan:

O1 : Pengukuran kemampuan kelompok awal kelompok eksperimen.

O2 : Pengukuran kemampuan kelompok akhir kelompok eksperimen.

O3 : Pengukuran kemampuan kelompok awal kelompok kontrol.

O4 : Pengukuran kemampuan kelompok akhir kelompok kontrol

X1 : Perlakuan diberikan kepada kelas eksperimen. Yaitu pembelajaran

dengan menggunakan Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media

audio-visual.

X2 : Perlakuan diberikan kepada kelas kontrol. Yaitu pembelajaran dengan

menggunakan Think Pair Share (TPS)

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X MA

Miftahul Ulum Bettet Pamekasan tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah

peserta didik sebanyak 69 siswa..

3.3.2. Sampel Penelitian

Sugiyono (2016:118) menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X F sebanyak 35


27

peserta didik dan kelas XG sebanyak 34 peserata didik di MA Miftahul Ulum

Bettet semester genap tahun ajaran 2020/2021.

3.3.3. Teknik Sampling

Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik random sampling karena sample dipilih secara acak dari

populasi yang ada. Peneliti menggunakan kelas X F dan X G dengan

kemampuan siswa yang hampir sama berdasarkan informasi dari guru mata

pelajaran. Peneliti memutuskan kelas X F sebagai kelas eksperimen dan kelas

X G sebagai kelas kontrol.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian adalah:

1. Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2016:61) variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya

variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantuan media audio visual

(pada kelas eksperimen).

2. Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2016:61) variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil

belajar siswa.
28

3.5. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan dan digunakan

pada penelitian meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),

Lembar kerja siswa (LKS).

3.5.1. Silabus

Silabus yang digunakan dalam penelitian ini adalah silabus biologi

SMA untuk kelas X semester genap. Contoh silabus yang digunakan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1

3.5.2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP meliputi langkah-langkah kegiatan pembelajaran, sumber belajar,

dan penilaian RPP disusun untuk setiap KD seperti Lampiran 2

3.5.3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS yang digunakan dalam penelitian ini adalah LKS yang sesuai

dengan pembelajaran seperti Lampiran 7

3.5.4. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak

Keterlaksanaan sintaks pembelajaran digunakan untuk mengetahui

konsistensi pelaksanaan pembelajaran selama penelitian berdasarkan sintaks

Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual. Untuk melihat

keterlaksanaan sintaks digunakan lembar observasi keterlaksanaan sintaks.

Lembar keterlaksanaan sintaks Think Pair Share (TPS) dengan bantuan

media audio-visual dapat dilihat pada Lampiran 17


29

3.6. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu tahap persiapan,

pelaksanaan penelitian, tahap akhir penelitian.

A. Tahap Persiapan

o Observasi lapangan (MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan) sebagai

tempat yang akan digunakan untuk penelitian.

o Koordinasi dengan pihak sekolah untuk melaksanakan uji coba

instrumen penelitian.

o Membuat perangkat pembelajara (LKS, RPP, Silabus, Lembar

observasi keterlaksanaan sintak).

B. Tahap Pelaksanaan Penelitian

o Pelaksanaan penelitian menggunakan 2 kelas meliputi kelas kontrol

dan kelas eksperimen. Pada perlakuan pertama untuk mengetahui

kemampuan awal peserta didik peneliti menggunakan pretest dan

untuk mengetahui tingkat motivasi peserta didik peneliti

menggunakan angket motivasi yang berjumlah 20 soal.

o Pada pertemuan selanjutnya peneliti menerapkan model Think Pair

Share (TPS) berbantuan media audio-visual.

o Selanjutnya pada tahap akhir peneliti menggunakan posttes untuk

mengetahui hasil belajar peserta didik.

C. Akhir Penelitian

o Pada tahap akhir penelitian yaitu menganalisis data hasil angket,

pretest dan postest dengan menggunakan uji statistik dan penarikan

kesimpulan sebagai hasil penelitian.


30

3.7. Instrumen Penelitian

Istrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Guna

mengumpulkan data pada penelitian ini peneliti menggunakan:

a. Kuesioner Motivasi Belajar

Kuesioner motivasi belajar digunakan untuk mengukur seberapa

besar keinginan dan usaha peserta didik untuk mencapai prestasi yang

diinginkan. Motivasi yang di ukur dalam hal minat, partisipasi aktif dalam

belajar, usaha untuk belajar, besar perhatian untuk belajar, dan

menyelesaikan tugas. Kuesioner motivasi ini terdiri dari 20 pernyataan

(lihat hal 128) dan diberikan 5 alternatif jawaban untuk setiap butir

pertanyaan menggunakan skala likert, yaitu SL= selalu, SR= sering, KD=

kadang-kadang, J= jarang, TP= tidak pernah. Jawaban pertanyaan

kuesioner diberikan skor seperti pada tabel:

Tabel 3. 2 Pedoman Skor Kuesioner Motivasi Belajar

Alternatif Jawaban Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

Selalu (SL) 5 1

Sering (SR) 4 2

Kadang-kadang (KD) 3 3

Jarang (J) 2 4

Tidak pernah (TP) 1 5

*Diadopsi dari Vitriyanti (2018)


31

Tabel 3. 3 Distribusi Item Kuesioner Motivasi Belajar


No Indikator Pernyataan positif Pernyataan negatif Jumlah

Ketekunan dalam
1 5, 6, 7 2, 3 5
belajar

Partisipasi aktif
2 10, 11, 13 4, 8, 9 6
dalam belajar

3 Usaha untuk belajar 14, 15, 17 12, 16 5

Besar perhatian untuk


4 18, 19 1 3
belajar

5 Penyelesaian tugas 20 - 1

Jumlah 20

*Diadopsi dari Vitriyanti (2018)

b. Rubrik Penilaian Lembar Kuesioner Motivasi Belajar

Untuk mengetahui presentase motivasi belajar siswa secara

individu, data di analisis menggunakan perhitungan respon motivasi

belajar siswa tiap individu, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

∑ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


Presentase individu (%) = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%

Setelah diketahui motivasi siswa, kemudian dikategorikan sesuai

dengan tabel di bawah ini:

Tabel 3. 4 Persentase Motivasi Belajar


Presentase yang diperoleh Keterangan

20 ≤ q < 35 Sangat rendah

36 ≤ q < 51 Rendah

52 ≤ q < 67 Sedang

68 ≤ q < 83 Tinggi

84 ≤ q < 100 Sangat tinggi


32

c. Hasil Belajar Kognitif

Soal penguasaan konsep yang dikembangkan berupa soal uraian

sebanyak 8 (lihat hal 133) soal yang dibuat berdasarkan indikator belajar

peserta didik yang meliputi pengetahuan, pemahaman dan penerapan.

Instrumen ini digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa

sebelum dan sesudah belajar dengan menggunakan model Think Pair

Share dengan bantuan media audio-visual pada kelas eksperimen.

Instrumen tersebut juga digunakan untuk mengukur perubahan hasil

belajar kognitif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode

konvensional. Rubrik penilaian hasil belajar kognitif pada Lampiran 15

Tabel 3. 5 Kisi-kisi Instrumen Hasil Belajar

Jenjang kognitif
Indikator Jumlah
C3 C4 C5 C6

1. Mengidentifikasikan berbagai interaksi 1 1


yang terjadi dalam ekosistem

2. Menjelaskan komponen dan macam- 2,4 1


macam ekosistem
3,6 2
3. Mengidentifikasi macam-macam suksesi

4. Menganalisis tentang daur biogeokimia. 5 1

5. Menyajikan karya jaring-jaring makanan 8 7 2


yang terjadi pada suatu ekosistem.
Jumlah 8

*Dimodifikasi dari Vitriyanti (2018)

3.8. Uji Coba Instrumen

Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan analisis

instrumen penelitian berupa uji validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui

pengetahuan awal siswa di lakukan pretest berupa pilihan ganda yang datanya
33

dikumpulkan sebelum perlakuan diberikan dan postes diberikan untuk

mengetahui hasil belajar siswa berupa soal-soal tes yang terdiri dari 8 butir

soal. Soal-soal yang digunakan di uji coba dan dianalisis terlebih dahulu

sebelum dijadikan alat ukur. Analisis instrumen meliputi:

3.8.1. Validitas Tes

Validitas berkaitan dengan tujuan pengukuran suatu penelitian.

Menurut sudjarwo (2009: 224) validitas adalah ukuran yang menunjukkan

tingkat kevalidan atau kesahian suatu instrumen. Valid berarti instrumen

tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas instrumen tes yang digunakan adalah validitas isi, yakni ditinjau

dari kesesuaian isi instrumen tes dengan isi kurikulum yang hendak diukur.

Validitas instrumen pada penelitian ini ialah menggunakan korelasi

product moment dari pearson. Dari korelasi product moment kita dapat

mengetahui validitas setiap butir soal (validitas item), caranya data (nilai)

hasil tes setiap item soal dikorelasikan dengan hasil tes (nilai) sebuah soal

(total skor).

Bentuk rumus angka kasar yang digunakan untuk mencari koefisien

korelasi product moment sebagai berikut:

keterangan:

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N : Peserta tes (jumlah sampel)

ƩX : Jumlah skor butir soal

ƩY : Jumlah skor total


34

Kriteria pengujian apabila rhitung > rtabeldengan α = 0,05 maka alat ukur

tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila rhitung < rtabel maka alat ukur

tersebut tidak valid. Perhitungan ini menggunakan bantuan SPSS 22.0

Tabel 3. 6 Klasifikasi Validitas


0.00 > rxy Tidak valid (TV)
0.00 < rxy < 0.20 Sangat rendah (SR)
0.20 < rxy < 0.40 Rendah (Rd)
Kriteria validitas
0.40 < rxy < 0.60 Cukup (Sd)
0.60 < rxy < 0.80 Tinggi (T)
0.80 < rxy < 1.00 Sangat tinggi (ST)
*Sumber: Arikunto (2010: 322)

3.8.2. Reliabilitas Soal Tes

Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan suatu tes, artinya sampai

sejauh mana suatu instrumen tersebut yang sudah disusun oleh peneliti bisa

dipercaya agar mampu menghasilkan skor yang relatif tidak berubah meski

diujikan pada situasi yang berbeda. Reliabilitas suatu tes akan tinggi bila hasil

yang diperoleh menunjukkan adanya konsisten jawaban yang ditunjukkan.

Untuk menguji reliabilitas instrumen digunakan rumus alpha cronbach yaitu

sebagai berikut:

Keterangan:

r11 : Reliabilitas yang dicari

: Jumlah varians skor tiap-tiap item

: Varians total
35

Proses pengolahan data reliabilitas menggunakan bantuan SPSS 22.0

dengan klasifikasi:

Tabel 3. 7 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas


Nilai Reliabilitas Kategori

0.00 - 0.20 Sangat rendah

0.21 - 0.40 Rendah


0.41 - 0.60 Cukup
0.61 - 0.80 Tinggi
0.81 - 1.00 Sangat tinggi
Sumber: Arikunto (2012: 319)

1) Reliabilitas Instrumen Motivasi

hasil perhitungan reliabilitas tentang motivasi belajar dikatakan

reliabel apabila ( r11) >0,05 dan apabila nilai koefisien reliabilitas ( r11)

<0,05 maka instrumen dikatakan tidak reliabel.

2) Reliabilitas Soal Hasil Belajar

Hasil perhitunngan reliabilitas tenyang soal hasil belajar dikatakan

reliabel apabila ( r11) >0,05 dan apabila nilai koefisien reliabilitas ( r11)

<0.05 maka soal dikatakan tidak reliabel.

3.8.3. Daya Pembeda

Daya pembeda soal tes adalah kemampuan soal untuk membedakan

antara siswa berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.

Arikunto dalam Akbar (2013) menyatakan bahwa untuk kelompok kecil

(jumlah siswa kurang 100) seluruh testee dikelompokkan menjadi dua, yakni

50% kelompok siswa berkemampuan tinggi (JA= kelompok siswa atas) dan

50% kelompok siswa dengan kemampuan rendah (JB= kelompok bawah).

Proses pengolahan data daya beda peneliti menggunakan bantuan SPSS 22.0

dengan klasifikasi:
36

Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

J : Jumlah peserta tes

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

JB : Banyaknya peserta kelompok bawah

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu benar

BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

benar

PA = (BA/JA) : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar (ingat

P sebagai indeks kesukaran).

PB = (BB/JB) : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Tabel 3. 8 Kriteria Daya Beda

Indeks daya beda Kriteria

0,00 — 0,20 Daya beda soal jelek/poor

0,21 — 0,40 Daya beda soal cukup/satiscafactory

0,41 — 0,70 Daya beda soal baik/good

0,71 — 1,00 Daya beda soal baik sekali/excellent

*Sumber: Arikunto (2013)

3.8.4. Taraf Kesukaran

Soal yang baik memiliki taraf kesukaran yang sedang, yaitu tidak

terlalu sukar dan tidak terlalu mudah, ditunjukkan sebagai indeks kesukaran.

Rentang indeks kesukaran ialah antara 0,0-1,00. Soal yang indeks


37

kesukarannya 0,00 bahwa soal itu terlalu sukar. Soal yang indeks

kesukarannya 1,00 menunjukkan bahwa soal itu terlalu mudah (arikunto

2013). Untuk menghitung indeks kesukaran menurut Arikunto (2013:208)

sebagai berikut:

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar

JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Proses pengolahan data kesukaranpeneliti menggunakan program

Microsofh Excel 2010 dengan klasifikasi tingkat kesukaran pada table

dibawah ini.

Tabel 3. 9 Klasifikasi Tingkat Kesukaran

Kriteria Tingkat Kesukaran Klasifikasi

TK = 0,00 Soal sangat sukar

0,00 < TK ≤ 0,3 Soal sukar

0,3 < TK ≤ 0,7 Soal sedang

0,7 < TK < 1,00 Soal mudah

TK = 1,00 Soal sangat mudah


*Sumber: Arikunto (2013)

Tabel di atas menunjukkan klasifikasi tingkat kesukaran, jika tingkat

kesukaran suatu butir soal sebesar 0,00 maka soal tersebut dinyatakan sangat

sukar, jika tingkat kesukaran berada pada nilai lebih dari 0,00 dan kurang dari

atau sama dengan 0,3 maka soal tersebut dinyatakan sukar. Jika tingkat

kesukaran butir soal berada pada nilai lebih 0,3 dan kurang dari atau sama

dengan 0,7 maka soal tersebut dinyatakan sedang. Jika tingkat kesukaran
38

butir soal lebih dari 0,7 dan kurang dari 1,00 butir soal tersebut dinyatakan

mudah. Jika butir soal memiliki tingkat kesukaran sama dengan 1,00 maka

butir soal tersebut dinyatakan sangat mudah.

3.9. Analisis Data Pada Keterlaksanaan Pembelajaran

Untuk mengetahui hasil keterlaksanaan pembelajaran model

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan bantuan media

audio-visual, maka hasil keterlaksanaan pembelajaran kooperatif tipe think

pair share (TPS) dengan bantuan media audio-vusual dianalisis secara

deskriptif yaitu analisis dilakukan dengan mencari keterlaksanaan

pembelajaran (KP). KP dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

KP : Keterlaksanaan pembelajaran

S : Banyak indikator yang diamati

SMI : Skor maksimal ideal

Selanjutnya keterlaksanaan pembelajaran dalam proses mengajar

digolongkan menjadi 5 kategori, seperti pada tabel berikut:

Tabel 3. 10 Pedoman Konversi Skor Keterlaksanaan Pembelajaran

Keterlaksanaan pembelajaran (KP) Kategori


90%-100% Sangat baik
80%-89% Baik
65%-79% Cukup baik
55%-64% Tidak baik
0%-54% Sangat tidak baik
*dimodifikasi dari awaliyah, 2018
39

3.10. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara melakukan pengamatan

mengenai aspek-aspek pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share dengan bantuan media audio-visual pada saat proses

pembelajaran berlangsung. Observasi menggunakan lembar observasi

yang sudah disiapkan.

2. Kuesioner (angket)

Penggunaan angket bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa

3. Tes (pretest dan posttest)

Penggunaan tes berupa pretest dan postest bertujuan untuk mengetahui

hasil belajar kognitif siswa. Pretest diberikan kepada kelas eksperimen

dan kelas kontrol sebelum proses pelajaran berlangsung. Sedangkan

postest diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah

proses pembelajaran berlangsung.

4. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh selama

kegiatan observasi berlangsung atau untuk mengetahui data tentang

hasil belajar, dokumentasi pada penelitian ini dilaksanakan untuk

memperoleh foto kegiatan penelitian serta catatan lapangan pada saat

penelitian.
40

Proses pengambilan data dirangkum dalam diagram berikut:

Populasi Penelitian

Pengambilan sampel

Kelas eksperimen Kelas kontrol

Tes pengetahuan awal

Pengukuran motivasi awal

Pembelajaran dengan Pembelajaran dengan


menerapakan motede kooperatif menerapakan motede
tipe Think Pair Shere berbantuan konvensional
media audio visual

Pengukuran motivasi akhir

Tes hasil belajar

Analisis Data

Gambar 3. 1 Diagram Pengambilan Data

3.11. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data data kuantitatif.

Maka rancangan analisi data yang digunakan juga menggunakan teknik

analisis data kuantitatif. Sugiyono (2013:207) mengatakan “Dalam


41

penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data

terkumpul dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul”.

3.11.1. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan salah satu bagian dari uji persyaratan

analisis data. Artinya, sebelum peneliti melakukan analisis yang

sesungguhnya, data penelitian tersebut harus di uji normal terlebih dahulu.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas yakni: jika nilai

signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi normal, dan

sebaliknya jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data tersebut

tidak berdistribusi normal. Uji dilakukan terhadap data motivasi awal,

motivasi akhir, pengetahuan awal dan pengetahuan akhir hasil belajar

biologi.

Hipotesis yang diajukan:

H0 : Sampel berdistribusi normal

H1 : Sampel tidak berdistribusi normal

Kriteria data terdistribusi normal, bila harga chi kuadrat hitung

lebih kecil atau sama dengan chi kuadrat table (α = 0,05) dan dk = (k-

1).Proses pengolahan data uji normalitas peneliti menggunakan bantuan

SPSS 22.0 dengan klasifikasi:

3.11.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel memiliki varians yang sama (homogen). Uji Homogenitas

dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s Test of variance dengan


42

bantuan program SPSS versi 22. Data dapat dikatakan homogen jika

probabilitas (sig)>0.05.

3.11.3. Uji Hipotesis

Setelah persyaratan analisis terpenuhi, langkah selanjutnya adalah

pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan uji ANAKOVA

(analisis kovaria: α=0,05) dengan menggunakan program analisis statistik

SPSS 22.0 For W indows.Adapun kriteria keputusan atau penarikan

kesimpulan dalam uji ANAKOVA yaitu:

a. Apabila nilai sig > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak, yang berarti

tidak ada pengaruh perbedaan perlakuan terhadap peubah respon.

b. Apabila nilai sig < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti

ada pengaruh perbedaan perlakuan terhadap peubah respon.


BAB IV

ANALISIS DATA

4.1. Uji Coba Instrumen

Sebelum dilakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan analisis

instrumen penelitian berupa uji validitas dan reliabilitas. Soal yang

diujicobakan sebanyak 8 butir soal untuk mengetahui hasil belajar siswa dan

20 soal kusioner motivasi belajar siswa yang diberikan kepada 25 siswa kelas

XI IPA C MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan. Siswa yang diberi uji coba

tidak termasuk siswa yang akan diberi perlakuan pada saat penelitian.

4.1.1. Uji Validitas

Pada penelitian ini uji validitas digunakan untuk mengetahui

kevalidan soal tes yang akan digunakan dan dilakukan sebelum soal benar-

benar akan diujikan pada siswa. Soal kusioner motivasi yang di uji

kevalidannya sebanyak 20 butir soal dan soal hasil belajar yang diuji

kevalidannya sebanyak 8 butir soal dengan kriteria pengujian jika r hitung > rtabel

= 0,05 maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila

rhitung<rtabel = 0,05 maka alat ukur tersebutdinyatakan tidak valid. Dalam

penelitian ini untuk menguji kevalidan soal menggunakan bantuan spss 22.0

for windows. Rekap data hasil perhitungan uji validitas kusioner motivasi

dapat dibaca pada tabel 4.1 dan hasil perhitungan uji validitas hasil belajar

dapat dilihat pada Tabel 4.2.

43
44

Tabel 4. 1 Hasil Uji Validitas Butir pernyataan Kusioner Motivasi Belajar

No Nomor Soal Keterangan

1 1,2,3,4,6,7,8,9,10,11,12,14,15,16,18,20 Valid

2 5,13,17,19 Tidak Valid

*Sumber: hasil perhitungan dengan spss versi 22 pada lampiran 19

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil perhitungan terdapat 4 butir

soal kusioner motivasi belajar yang tidak valid. Soal yang tidak valid tidak

digunakan dalam penelitian dan hanya 16 soal kusioner motivasi belajar dari

soal valid yang akan digunakan. Hasil pengujian validitas butir pernyataan

kusioner motivasi belajar siswa selengkapnya dapat di baca pada Lampiran

19.

Tabel 4. 2 Hasil Uji Validasi Butir Soal Hasil Belajar

No Nomor Soal Keterangan

1 3,4,6,7,8 Valid

2 1,2,5 Tidak Valid

*Sumber: hasil perhitungan dengan SPSS versi 22 pada lampiran 20

Berdasarkan hasil uji coba diperoleh hasil perhitungan terdapat 3 butir

soal hasil belajar yang tidak valid. Soal yang tidak valid tidak digunakan

dalam penelitian dan hanya 5 soal hasil belajar dari soal valid yang akan

digunakan. Hasil pengujian validitas butir soal hasil belajar siswa

selengkapnya dapat di baca pada lampiran 20 setelah data kevalidan butir soal

sudah diketahui selanjutnya berlanjut pada uji Reliabilitas.

4.1.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan.suatu tes

dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut

dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto 2015:100). Pengujian


45

reliabilitas suatu instrument bertujuan untuk mengukur konsistensi instumen

penelitian, sehingga dapat dipercaya untuk digunakan dalam suatu penelitian.

Pengujian reliabilitas menggunakan alat tes dengan jumlah soal sebanyak 16

butir soal untuk uji reliabilitas kusioner motivasi belajar dan soal sebanyak 5

butir soal untuk uji reliabilitas soal hasil belajar.

Berdasarkan hasil perhitungan validitas, diperoleh 16 butir soal

kusioner motivasi belajar yang valid dan di peroleh 5 butir soal hasil belajar

yang valid. Semua item yang valid tersebut kemudian dihitung indeks

reliabilitasnya dengan menggunakan reliability analysis. Pengujian reliabilitas

instrumen pada penelitian ini penguji menggunakan bantuan SPSS versi 22.

Untuk menentukan suatu instrument reliable atau tidak maka bisa

menggunakan batas nilai Cronbach’s Alpha. Menurut Arikunto (2012:319)

reliabilitas kurang dari 0,4 kurang baik, dan reliabilitas kurang dari 0,6 cukup

atau dapat diterima. Sedangkan reliabilitas diatas 0,6 baik dan diatas 0,8

sangat baik. Data hasil perhitungan reliabilitas butir soal pernyataan kusioner

motivasi belajar dapat dilihat pada Table 4.3.

Tabel 4. 3 Hasil Uji Reliabilitas Angket

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.830 16

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa nilai Crobach’s Alpha sebesar

0,830 sehingga semua butir soal yang valid dinyatakan reliable. Mengacu

pada pendapat Arikunto (2012), nilai reliabilitas pada table lebih dari 0,8

berarti tingkat keajegan butir pernyataan kusioner motivasi tersebut bernilai

sangat baik.
46

Tabel 4. 4 Hasil Uji Reabilitas Soal Hasil Belajar

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items


.821 5

Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa nilai Crobach’s Alpha sebesar

0,821 sehingga semua butir soal yang valid dinyatakan reliable. Mengacu

pada pendapat Arikunto (2012), nilai reliabilitas pada table lebih dari 0,8

berarti tingkat keajegan butir pernyataan kusioner motivasi tersebut bernilai

sangat baik. Setelah data reliable soal sudah dikeatahui selanjutnya berlanjut

pada uji Daya beda

4.1.3. Uji Daya Beda

Daya pembeda suatu soal menyatakan seberapa jauh kemampuan butir

soal tersebut mampu membedakan antara siswa yang menjawab soal dengan

siswa yang tidak dapat menjawab soal. Pengujian daya pembeda dalam

penilitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 22 dan di peroleh hasil uji

daya pembeda soal pada masing-masing butir soal pada Tabel 4.5.

Tabel 4. 5 Hasil Uji Daya Pembeda


Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Deleted
item no,3 26.12 228.527 .402 .310 .838
item no.4 26.08 193.243 .571 .402 .798
item no.6 27.56 191.507 .616 .555 .787
item no.7 25.64 162.407 .784 .771 .733
item no.8 23.08 126.493 .790 .807 .740

Berdasarkan Tabel 4.5 klasifikasi indeks daya beda soal pada butir

soal no.3,4,6 termasuk dalam kriteria daya beda soal baik dan pada butir soal
47

no.7 dan 8 termasuk dalam kriteria daya beda soal sangat baik hal ini sesuai

dengan klasifikasi indeks daya beda soal yang di kemukakan oleh Arikunto

(2013) pada tabel 3.5. setelah daya beda soal sudah diketahui selanjutnya

berlanjut pada uji Taraf kesukaran

4.1.4. Uji Taraf Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa

item soal adalah mudah, sedang dan sukar. Pengujian taraf kesukaran peneliti

menggunakan excel 2016 yaitu dengan menghitung nilai rata-rata dari nilai

masing-masing item soal lalu dibagi skor maksimal dari masing-masing item

soal tersebut. Maka diperoleh hasil pada item soal no.3,4,6,7,8 berada dalam

kriteria tingkat kesukaran di antara 0,3-0,7 yang berarti termasuk dalam

kategori sedang. Hal ini sesuai dengan indeks kriteria tingkat kesukaran yang

dikemukakan oleh Arikunto (2013) pada Tabel 3.6.

4.2. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa hasil keterlaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan bantuan media

audio-vusualberjalan dengan sangat baik

Tabel 4. 6 Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran


Aspek P1 P2 Rata-rata Persentase Kategori

Pendahuluan 4 3,5 3,75 93,75 Sangat baik

Kegiatan Inti 4 3,85 3,92 98,12 Sangat baik

Penutup 4 4 4 100 Sangat baik

Rata-rata 3,89 97,29 Sangat baik

Keterangan:

P1= Pertemuan 1 P2= Pertemuan 2


48

4.3. Analisis Data Motivasi Belajar

Analisis data dalam penelitian untuk mengetahui tingkat motivasi

belajar dalam pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media

audio-visual. Menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas melalui

Program SPSS 22.0

4.3.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang di gunakan adalah

uji Liliefors Kolmogorov-Smirnov. Kriteria kenormalan yaitu jika nilai

signifikasi lebih besar dari 0,05 (sig>0,05) maka data tersebut berdistribusi

normal dan apabila nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05) maka data

tersebut tidak berdistribusi normal.

Uji normalitas data angket motivasi dilakukan terhadap data masing-

masing kelompok baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan yaitu

data kelas eksperimen dengan perlakuan pembelajaran Think Pair Share

(TPS) dengan bantuan media audio-visual dan data kelas control dengan

perlakuan pembelajaran konvensional scientific. Perolehan hasil uji

normalitas data Angket motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Angket Motivasi

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Angket sebelum E ,097 34 ,200* ,978 34 ,721
Angket sesudah E ,139 34 ,093 ,962 34 ,276
Angket sebelum K ,116 34 ,200* ,975 34 ,617
Angket sesudah K ,150 34 ,052 ,949 34 ,112
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
49

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai signifikasi angket

motivasi kelas eksperimen sebelum perlakuan yaitu 0,200 yang berarti nilai

sig (0,200)>0,05. Jadi, data angket motivasi sebelum perlakuan pada kelas

eksperimen berdistribusi normal. Nilai signifikasi angket motivasi kelas

eksperimen setelah perlakuan yaitu 0,093 yang berarti nilai sig (0,093)>0,05.

Jadi, data angket motivasi kelas eksperimen setelah perlakuan berdistribusi

normal.

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa nilai signifikasi angket

motivasi kelas kontrol sebelum perlakuan yaitu 0,200 yang berarti nilai sig

(0,200)>0,05. Jadi, data angket motivasi sebelum perlakuan pada kelas

eksperimen berdistribusi normal. Nilai signifikasi angket motivasi kelas

kontrol setelah perlakuan yaitu 0,052 yang berarti nilai sig (0,052)>0,05. Jadi,

data angket motivasi kelas eksperimen setelah perlakuan berdistribusi normal.

Dari hasil analisis Normalitas diatas dapat disampaikan bahwa sebaran

data setiap kelompok berdistribusi normal sehingga analisis data dapat di

teruskan pada uji Homogenitas.

4.3.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel memiliki varians yang sama (homogen). Uji Homogenitas

dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s Test of variance dengan

bantuan program SPSS versi 22. Data dikatakan homogeny jika nilai sig>0,05

dan dikatakan tidak homogeny jika nilai sig<0,05. Perolehan hasil uji

Homogenitas data Angket motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 4.8.
50

Tabel 4. 8 Hasil Uji Homogenitas Angket Motivasi

Levene's Test of Equality of Error


Variancesa
Dependent Variable: Angket_Sesudah
F df1 df2 Sig.
1,266 1 67 ,264

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa nilai signifikasi angket

motivasi sebesar 0,264 > 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa varians dari

dua kelompok Homogen.

4.3.3. Uji korelasi Pearson

Uji korelasi pearson di gunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara 2 variabel. Asumsi dalam korelasi pearson yaitu data harus

berdistribusi normal. Dua variable dikatakan berkorelasi apabila perubahan

salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya.

Setelah menggunakan Uji analisisis korelasi pearson di peroleh hasil

(r = 0,414) dengan nilai signifikasi 0,000. Perolehan hasil uji korelasi data

motivasi belajar dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4. 9 Hasil Uji Korelasi Pearson Motivasi

Correlations
Angket_Sebelum Angket_Sesudah MODEL
Angket_Sebelum Pearson
1 ,414** -,309**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,010
N 69 69 69
Angket_Sesudah Pearson
,414** 1 ,245*
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,042
N 69 69 69
MODEL Pearson
-,309** ,245* 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,010 ,042
N 69 69 69
51

Berdasarkan uji analisis korelasi pearson pada Tabel 4.9 dapat

diketahui bahwa (r = 0,414) yang berarti pretest dan posttest memiliki

korelasi yang agak rendah. Dan diperoleh hasil sig 0,000 yang berarti korelasi

signifikan karena nilai sig 0,000 < 0,05. Dengan demikian asumsi anacova

telah terpenuhi dan uji hipotesis dilakukan dengan memasukkan pretest

sebagai kovarian. Skala interprestasi korelasi pearson dapat dilihat pada Tabel

4.10

Tabel 4. 10 Skala Interpretasi Korelasi Pearson

R Interprestasi

0 Tidak Berkorelasi

0,01-0,20 Korelasi Sangat Rendah

0,21-0,40 Rendah

0,41-0,60 Agak Rendah

0,61-0,80 Cukup

0,81-0,99 Tinggi

1 Sangat Tinggi

*Sumber: Usman, H dan Ahmad, P.S (2000)

4.3.4. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau pernyataan sementara yangperlu

dibukktikan kebenarannya. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji

Anacova (analisis kovarian) dengan syarat kelompok data berdistribusi

normal, homogeny, dan memiliki korelasi yang signifikan. Uji anacova

dilakukan menggunakan Program SPSS 22.0 dan didapatkan hasil uji seperti

pada Tabel 4.11.


52

Tabel 4. 11 Hasil Uji Anacova Motivasi Belajar

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable: Angket_Sesudah
Type III Sum Mean
Source of Squares Df Square F Sig.
Corrected Model 910,007a 2 455,003 15,896 ,000
Intercept 1630,349 1 1630,349 56,958 ,000
Angket_Sebelum 741,563 1 741,563 25,907 ,000
MODEL 431,078 1 431,078 15,060 ,000
Error 1889,153 66 28,624
Total 480467,000 69
Corrected Total 2799,159 68
a. R Squared = ,325 (Adjusted R Squared
= ,305)
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa nilai F hitung

sebesar 15,896 dan nilai sig untuk model pembelajaran sebesar 0,000<0,05.

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

kovarian dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

dengan bantuan media audio-visual berpengaruh terhadap motivasi belajar.

Berikut data hasil rata-rata skor motivasi belajar dari kedua kelas

Tabel 4. 12 Hasil Rata-Rata Skor Motivasi Belajar dari Kedua Kelas


Estimates
Dependent Variable: Angket_Sesudah
95% Confidence Interval
MODEL Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound
Konvensional Scienstifik 80,536a ,942 78,656 82,417
Think Pair Share dengan
85,793a ,928 83,941 87,645
Bantuan Media Audio-Visual
a. Covariates appearing in the model are evaluated at the following values:

Angket_Sebelum = 71,54.

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

terkoreksi dari kedua kelas yaitu pada kelas konvensional scientific sebesar

(kontrol) 80,535 dan pada kelas Think Pair Share (TPS) dengan bantuan

media audio-visual (eksperimen) sebesar 85,793. Selanjutnya berlanjut pada

table Pairwise Comparison 4.13


53

Tabel 4. 13 Pairwise Comparison (Motivasi Belajar)

Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Angket_Sesudah

95% Confidence
Mean Interval for Differenceb
Difference Std. Lower Upper
(I) MODEL (J) MODEL (I-J) Error Sig.b Bound Bound
Konvensional Think Pair Share
Scienstifik dengan Bantuan
-5,257* 1,355 ,000 -7,962 -2,552
Media Audio-
Visual
Think Pair Konvensional
Share dengan Scienstifik
5,257* 1,355 ,000 2,552 7,962
Bantuan Media
Audio-Visual
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no
adjustments).

Pada Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa nilai sig 0,000 < 0,05 yang

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar

antara siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dengan bantuan media audio-visual dengan siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran scienstifik. Berikut tabel ringkasan Skor Terkoreksi dan

Persentase Perubahan Skor Motivasi Belajar.

Tabel 4. 14 Ringkasan Skor Terkoreksi dan Persentase Perubahan Skor Motivasi Belajar

Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata


Persentase
Model Skor Skor Selisih Skor
Perubahan
Pretest Posttest Terkoreksi

Think Pair Share


(TPS) dengan
69,09 84,82 15,73 85,793 22,76 %
Bantuan Media
Audio Visual

Konvensional
73,85 81,62 7,77 80,535 10,52%
Saintifik

Berdasarkan Tabel 4.14 dapat diketahui bahwa kelas ekspermen dan

kelas control mengalami peningkatan. Selisih rata-rata pretest dan rata-rata


54

posttest pada kelas eksperimen sebesar 15,73 dengan persentase perubahan

sebesar 22,76%. Sedangkan selisih antara rata-rata pretest dan rata-rata

posttest pada kelas eksperimen sebesar 7,77 dengan persentase perubahan

sebesar 10,52%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dengan

model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih efektif dalam

meningkatkan motivasi belajar dari pada kelas control dengan model

konvensional scientific. Berikut bagan skor pretest-posttest dari kedua kelas.

Skor Pretest-postest Motivasi Belajar

200
150 84,82 posttest;
100 81,62
50 69,09 pretest; 73,85
0
Eksperimen Kontrol

Gambar 4. 1 Bagan skor Pretest dan Posttest Motivasi Belajar Siswa


Berdasarkan bagan diatas dapat diketahui bahwa skor pretest kelas

eksperimen lebih rendah di bandingkan dengan skor pretest kelas control

(69,09<73,85). Tetapi pada skor posttest kelas eksperimen lebih tinggi di

bandingkan kelas control (84,82>81,62). Hal ini membuktikan bahwa

penggunaan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan

media audio visual memberikan pengaruh terhadap motivasi belajar.

4.4. Analisis Data Hasil Belajar

Analisis data dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar dalam

pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual.

Menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas melalui Program SPSS 22.0
55

4.4.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang

diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang di gunakan adalah

uji Liliefors Kolmogorov-Smirnov. Kriteria kenormalan yaitu jika nilai

signifikasi lebih besar dari 0,05 (sig>0,05) maka data tersebut berdistribusi

normal dan apabila nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05) maka data

tersebut tidak berdistribusi normal.

Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah

semua data berdistribusi normal. Uji normalitas data hasil belajar dilakukan

terhadap data hasil belajar masing-masing kelompok baik sebelum perlakuan

maupun setelah perlakuan yaitu data kelas eksperimen dengan perlakuan

pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual

dan data kelas control dengan perlakuan pembelajaran konvensional

scientific. Perolehan hasil uji normalitas data hasil belajar dapat dilihat pada

Tabel 4.15.

Tabel 4. 15 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
pretest ekspeimen *
,079 34 ,200 ,971 34 ,501
posttest eksperimen ,120 34 ,200* ,956 34 ,189
pretest control ,132 34 ,145 ,962 34 ,284
posttest control ,129 34 ,164 ,946 34 ,090
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa nilai signifikasi data pretest

dikelas eksperimen yaitu 0,200 yang berarti nilai sig (0,200)> 0,05. Jadi, data

pretest pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Nilai signifikasi data


56

posttest dikelas eksperimen syaitu 0,200 yang berarti nilai sig (0,200)>0,05.

Jadi, data posstest dikelas eksperimen berdistribusi normal.

Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa nilai signifikasi data pretest

dikelas kontrol yaitu 0,145 yang berarti nilai sig (0,145)>0,05. Jadi, data

pretest pada kelas kontrol berdistribusi normal. Nilai signifikasi data posttest

dikelas kontrol setelah perlakuan yaitu 0,164 yang berarti nilai sig

(0,164)>0,05. Jadi, data posstest dikelas eksperimen berdistribusi normal.

Dari hasil analisis Normalitas diatas dapat disampaikan bahwa sebaran

data setiap kelompok berdistribusi normal sehingga analisis data dapat di

teruskan pada uji Homogenitas.

4.4.2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

kelompok sampel memiliki varians yang sama (homogen). Uji Homogenitas

dilakukan dengan menggunakan uji Levene’s Test of variance dengan

bantuan program SPSS versi 22. Data dikatakan homogeny jika nilai sig>0,05

dan dikatakan tidak homogeny jika nilai sig<0,05.

Uji Homogenitas data hasil belajar dilakukan terhadap data masing-

masing kelompok baik sebelum perlakuan maupun setelah perlakuan yaitu

data kelas eksperimen dengan perlakuan pembelajaran Think Pair Share

(TPS) dengan bantuan media audio-visual dan data kelas control dengan

perlakuan pembelajaran konvensional scientific. Perolehan hasil uji

Homogenitas data hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.16.


57

Tabel 4. 16 Hasil Uji Homogenitas Hasil Belajar

Levene's Test of Equality of Error Variancesa


Dependent Variable: POSTEST
F df1 df2 Sig.
3,908 1 67 ,052

Berdasarkan Table 4.16 diketahui bahwa nilai signifikasi hasil belajar

sebesar 0,052 > 0,05 sehingga dapat diartikan bahwa varians antar dua

kelompok Homogen.

4.4.3. Uji Korelasi Pearson

Uji korelasi pearson di gunakan untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan antara 2 variabel. Asumsi dalam korelasi pearson yaitu data harus

berdistribusi normal. Dua variable dikatakan berkorelasi apabila perubahan

salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel lainnya.

Setelah menggunakan Uji analisisis korelasi pearson di peroleh hasil

(r = 0,666) dengan nilai signifikasi 0,000. Perolehan hasil uji korelasi data

hasil belajar dapat dilihat pada Tabel 4.17 di bawah ini.

Tabel 4. 17 Hasil Uji Korelasi Pearson Hasil Belajar


Correlations
PRETEST POSTEST MODEL
PRETEST Pearson Correlation 1 ,666** ,238*
Sig. (2-tailed) ,000 ,049
N 69 69 69
POSTEST Pearson Correlation ,666** 1 ,399**
Sig. (2-tailed) ,000 ,001
N 69 69 69
MODEL Pearson Correlation ,238* ,399** 1
Sig. (2-tailed) ,049 ,001
N 69 69 69
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan uji analisis korelasi pearson pada Tabel 4.17 dapat

diketahui bahwa (r = 0,666) yang berarti variabel pretest dan variabel posttest
58

memiliki korelasi yang agak rendah. Dan diperoleh hasil sig 0,000 yang

berarti korelasi signifikan karena nilai sig 0,000 < 0,05. Dengan demikian

asumsi anacova telah terpenuhi dan uji hipotesis dilakukan dengan

memasukkan pretest sebagai kovarian.

4.4.4. Uji Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau pernyataan sementara yangperlu

dibukktikan kebenarannya. Pada penelitian ini uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji Anacova.

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji Anacova (analisis

kovarian) dengan syarat kelompok data berdistribusi normal, homogeny, dan

memiliki korelasi yang signifikan. Hasil yang didapati dari uji Anacova

seperti pada Tabel 4.18

Tabel 4. 18 Hasil Uji Anacova (Hasil Belajar)


Tests of Between-Subjects Effects
Dependent Variable: POSTEST

Type III Sum of


Source Squares Df Mean Square F Sig.
Corrected Model 5750,746 a
2 2875,373 33,573 ,000
Intercept 5797,970 1 5797,970 67,698 ,000
PRETEST 3936,867 1 3936,867 45,967 ,000
MODEL 697,026 1 697,026 8,139 ,006
Error 5652,559 66 85,645
Total 229808,000 69
Corrected Total 11403,304 68
a. R Squared = ,504 (Adjusted R Squared = ,489)

Berdasarkan Tabel 4.18 diatas dapat diketahui bahwa nilai F hitung

sebesar 33,573 dan nilai sig.untuk Corrected model pembelajaran sebesar

0,000<0,05 maka H0 ditolak dan H1diterima. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa kovarian dan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
59

(TPS) berpengaruh terhadap hasil belajar. Berikut data hasil rata-rata skor

motivasi belajar dari kedua kelas.

Tabel 4. 19 Hasil Rata-Rata Skor Hasil Belajar dari Kedua Kelas


Estimates
Dependent Variable: POSTEST
95% Confidence Interval

MODEL Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound


Konvensional Sainstifik 52,940 a
1,611 49,723 56,157
Think Pair Share dengan Bantuan
Media Audio-visual 59,487a 1,587 56,317 62,656

a. Covariates appearing in the model are evaluated at the following values: PRETEST =
43,83.

Berdasarkan Tabel 4.19 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata

terkoreksi dari kedua kelas yaitu pada kelas konvemsional scientific (kontrol)

sebesar 52,940 dan pada kelas Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media

audio-visual (eksperimen) sebesar 59,487. Selanjutnya berlanjut pada Table

Pairwise Comparison 4.20.

Tabel 4. 20 Pairwise Comparison (Motivasi Belajar)


Pairwise Comparisons
Dependent Variable: Angket_Sesudah

95% Confidence
Mean Interval for Differenceb
Difference Std. Lower Upper
(I) MODEL (J) MODEL (I-J) Error Sig.b Bound Bound
Konvensional Think Pair Share
Scienstifik dengan Bantuan -5,257* 1,355 ,000 -7,962 -2,552
Media Audio-Visual
Think Pair Konvensional
Share dengan Scienstifik
5,257* 1,355 ,000 2,552 7,962
Bantuan Media
Audio-Visual
Based on estimated marginal means
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
b. Adjustment for multiple comparisons: Least Significant Difference (equivalent to no
adjustments).
60

Pada Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa nilai sig 0,000 < 0,05 yang

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan motivasi belajar

antara siswa yang diajarkan dengan model kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dengan bantuan media audio-visual dengan siswa yang diajarkan

dengan pembelajaran scienstifik. Berikut ringkasan Skor Terkoreksi dan

Persentase Perubahan Skor Hasil Belajar

Tabel 4. 21 Ringkasan Skor Terkoreksi dan Persentase Perubahan Skor Hasil Belajar

Rata-Rata Rata-Rata Rata-Rata


Persentase
Model Skor Skor Selisih Skor
Perubahan
Pretest Posttest Terkoreksi

Think Pair Share


(TPS) dengan
47,12 61,59 14,47 54,483 30,7%
Bantuan Media
Audio Visual

Konvensional
40,50 51,06 10,56 52,940 26,07%
Saintifik

Berdasarkan Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa kelas ekspermen dan

kelas control mengalami peningkatan. Selisih rata-rata pretest dan rata-rata

posttest pada kelas eksperimen sebesar 14,47 dengan persentase perubahan

sebesar 30,7%. Sedangkan selisih antara rata-rata pretest dan rata-rata posttest

pada kelas eksperimen sebesar 10,56 dengan persentase perubahan sebesar

26,07%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dengan model

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual

lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar dari pada kelas control dengan

model konvensional scientific. Berikut bagan skor pretest dan posttest dari

kedua kelas.
61

Skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar


Siswa

150

100 61,59 posttest; 51,06


50 47,12 pretest; 40,5
0
eksperimen kontrol

Gambar 4. 2 Bagan skor Pretest dan Posttest Hasil Belajar Siswa


Berdasarkan bagan diatas dapat diketahui bahwa skor pretest kelas

eksperimen lebih tinggi di bandingkan dengan skor pretest kelas control

(47,12>40,50). Begitu juga pada skor posttest kelas eksperimen lebih tinggi

di bandingkan kelas control (61,59>51,06). Hal ini membuktikan bahwa

penggunaan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan

media audio visual memberikan pengaruh terhadap Hasil belajar.


BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share

(TPS) dengan Bantuan Media Audio-Visual Terhadap Motivasi

Belajar

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas Think Pair Share

dengan bantuan media audio-visual (kelas eksperimen) dan kelas

konvensional sainstifik (kelas kontrol) menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan pada hasil kusioner motivasi belajar yaitu nilai sig (0,000) < 0,05

dan nilai Fhitung sebesar 15,060 dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima

yang berarti ada pengaruh perbedaan perlakuan terhadap peubah respon

(motivasi belajar dan hasil belajar). Hasil uji anacova yang telah dilakukan

menunjukkan bahwa rata-rata nilai motivasi belajar dengan pembelajaran

Think Pair Share dengan bantuan media audio-visual yaitu 85,793 dengan

persentase perubahan sebesar 22,76% Sedangkan, rata-rata nilai motivasi

belajar dengan pembelajaran konvensional saintifik yaitu 80,535 dengan

persentase perubahan sebesar 10,52%. Hal tersebut menunjukkan bahwa

pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual

lebih tinggi dalam meningkatkan motivasi belajar dibandingkan dengan

pembelajaran konvensional sainstifik.

Sebelum diberi perlakuan, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest

pada kelompok konvensional adalah 73,85, lebih tinggi dibandingkan

kelompok eksperimen yaitu 69,09. Hasil pretest kedua kelompok tersebut

62
63

berdistribusi normal dan homogeny. Hal ini berarti kedua kelompok tersebut

memiliki motivasi awal yang sama. Sedangkan, pada hasil posttest kelas

eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi yaitu 84,82

dibandingkan kelas control yaitu 81,62 dan kedua kelompok tersebut

berdistribusi normal dan homogeny. Persentase perubahan antara pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen yaitu 22,76% dan persentase perubahan

antara pretest dan posttest pada kelompok control yaitu 10,52%. Hal ini

berarti terdapat pengaruh terhadap motivasi belajar siswa dengan yang

diajarkan menggunakan model Think Pair Share dengan bantuan media

audio-visual dengan model konvensional scienstifik, yang berarti bahwa

kemampuan siswa pada kelompok eksperimen dan kelompok control

berbeda.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulasman

(2019) bahwa penerapan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

menggunakan media audio-visual dan internet dapat meningkatkan aktivitas

dan motivasi belajar siswa SMK Negeri 2 Kota Bengkulu. hal ini dapat

dilihat dari hasil angket motivasi belajar siswa dengan presentase 75,5%

yang merupakan kategori termotivasi. Dengan adanya bantuan media video

(audio-visual) yang diberikan oleh siswa maka siswa dapat semangat belajar

dan termotivasi untuk belajar lebih giat. Vitriyanti (2018) membuktikan

dalam penelitiannya tentang motivasi belajar bahwa kelas yang

menggunakan pembelajaran Think Pair Share (TPS) terdapat perbedaan

yang signifikan antara motivasi awal dan motivasi akhir. Hal tersebut

terlihat dari niai rata-rata motivasi awal peserta didik sebesar 69,41 dan
64

motivasi akhir diperoleh nilai rata-rata sebesar 79.23. dengan demikian

diperoleh selisih sebesar 9,82 antara motivasi awal dan akhir peserta didik.

Penelitian lain yang lakukan oleh Huda, M.J & Pertiwi, A.Y

menyebutkan bahwa media audio-visual efektif terhadap motivasi belajar

siswa. Hal tersebut terlihat dari hasil uji hipotesis keefektifan dengan nilai

thitung >ttabel (2,173>2,080) dan nilai signifikansi 0,041<0,05. Berdasarkan

hasil penelitian diatas dapat diketahui bahwa penggunaan model kooperatif

tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual dalam

pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

Motivasi belajar siswa dalam penelitian ini di lakukan dengan cara

menghitung kusioner yang telah diisi oleh siswa sebelum dan sesudah

perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Perhitugan kusioner

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memiliki

motivasi yang kuat dalam mengikuti suatu pelajaran biologi. Hasil

perhitungan tersebut menjadi pedoman bagi peneliti untuk membuat

kesimpulan tentang motivasi belajar peserta didik.

Sebelum melaksanakan pembelajaran menggunakan model Think

Pair Share dengan bantuan media audio-visual, proses pembelajaran lebih

sering didominasi oleh guru, sehingga siswa cendrung bosan hal ini

berdampak terhadap motivasi belajar siswa yaitu motivasi siswa menjadi

menurun yang secara otomatis akan berdampak pula terhadap hasil belajar.

Setelah penerapan model pembelajaran Think Pair Share dengan bantuan

media audio-visual hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan

hasil belajar tersebut dikarenakan pada model think pair share siswa dapat
65

berinteraksi dengan teman sejawat maupun guru. Ditambah dengan

melibatkan media audio-visual membuat siswa lebih termotivasi dalam

belajar dikarenakan media audio-visual sangat membantu dalam

pemahaman suatu materi seperti mengkonkretkan suatu yang abstrak dan

juga media audio-visual memiliki efek daya ketertarikan tersendiri dalam

suatu pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan bantuan

media audio visual memiliki keunggulan dalam meningkatkan motivasi

belajar siswa salah satunya yaitu menekankan keterlibatan dan partisipasi

siswa dalam pembelajaran guna meningkatkan kemampuan siswa dalam

memahami materi, dalam mengadakan pembelajaran yang berlangsung

menyenangkan dan membangkitkan siswa agar lebih mengembangkan

kemampuannya serta berperan aktif dalam pembelajarannya, dan juga siswa

lebih mudah dalam memahami konsep. Adapun langkah-langkahnya

meliputi kegiatan berpikir (Think) dengan melibatkan media audio-visual,

berpasangan (Pair) dan yang terakhir berbagi (Share).

Langkah awal dalam pembelajaran Think Pair Share(TPS) yaitu

tahapThinking (berpikir), siswa memikirkan pertanyaan atau permasalahan

yang sudah di sajikan oleh guru dengan memanfaatkan media audio-visual.

Selanjutnya tahap ke dua yaitu pairing(berpasangan), guru meminta siswa

secara berpasangan untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada

tahap pertama. Dengan interaksi ini, siswa diharapkan dapat berbagi

jawaban atau ide mengenai sebuah permasalahan. Berlanjut pada tahap

terakhir yaitu Sharing(berbagi) pada tahap akhir ini guru meminta siswa
66

secara bergiliran untuk berbagi kepada seluruh kelas tentang apa yang telah

mereka bicarakan. Hal ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan

demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah

mendapat kesempatan untuk mempresentasikan. (Suprihatiningrum,

2016:208).

5.2. Pengaruh Penggunaan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share

(TPS) dengan Bantuan Media Audio-Visual Terhadap Hasil

Belajar

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas Think Pair Share

dengan bantuan media audio-visual(kelas eksperimen) dan kelas

konvensional sainstifik(kelas kontrol) menunjukkan adanya perbedaan yang

signifikan pada hasil belajar yaitu nilai sig (0,006) < 0,05 dengan demikian

H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh perbedaan terhadap

peubah respon. Hasil uji anacova yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

rata-rata nilai hasil belajar dengan pembelajaran Think Pair Sharedengan

bantuan media audio-visual yaitu 52,940.sedangkan rata-rata nilai hasil

belajar dengan pembelajaran konvensional saintifik yaitu 59,487. Hal

tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran Think Pair Share (TPS) dengan

bantuan media audio-visual lebih tinggi dalam meningkatkan hasil belajar

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional sainstifik.

Sebelum diberi perlakuan, diketahui bahwa nilai rata-rata pretest

pada kelompok konvensional adalah 40,50 lebih rendah dibandingkan

kelompok eksperimen yaitu 47,12. Hasil pretest kedua kelompok tersebut

berdistribusi normal dan homogeny. Hal ini berarti kedua kelompok tersebut
67

memiliki kemampuan awal yang sama. Dan pada hasil posttest kelas

eksperimen memiliki nilai rata-rata yang lebih tinggi yaitu 61,59

dibandingkan kelas control yaitu 51,06 dan kedua kelompok tersebut

berdistribusi normal dan homogeny. Persentase perubahan antara pretest dan

posttest pada kelompok eksperimen yaitu 30,7% dan persentase perubahan

antara pretest dan posttest pada kelompok control yaitu 26,07%. Hal ini

berarti terdapat pengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan yang diajarkan

menggunakan model Think Pair Share dengan bantuan media audio-visual

dengan model konvensional, yang berarti bahwa kemampuan siswa pada

kelompok eksperimen dan kelompok control berbeda.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ni Made, dkk

(2014) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara

siswa yang diajarkan menggunakan model TPS (Think Pair Share)

berbantuan media audio-visual dengan siswa yang dibelajarkan

menggunakan pembelajaran konvensional. Hal tersebut terlihat dari nilai

rata-rata hasil belajar IPS siswa kelompok eksperimen yang dibelajarkan

melalui model TPS (Think Pair Share) berbantuan media audio-visual

sebesar 74,97 dengan varian 28,68 dan standart deviasi 16,94. Sedangkan

nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelompok control yang dibelajarkan

melalui pembelajaran konvensional adalah 56,36 dengan varian sebesar

21,89 dan standar deviasi 14,79, dari data tersebut menunjukkan bahwa

kelompok eksperimen melalui model TPS (Think Pair Share) berbantuan

media audio-visual memiliki nilai rata-rata hasil belajar IPS yang lebih

tinggi dari pada kelompok control dengan pembelajaran konvensional.


68

Nurhaeda (2016) mengatakan bahwa terdapat perbedaan hasil

belajar antara siswa yang diajar melalui model pembelajaran Think Pair

Share (TPS) dengan siswa yang di ajar melalui mode pembelajaran

langsung yaitu pembelajaran Think Pair Share (TPS) lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran langsung.

Penelitian Dwi (2013) menyimpulkan bahwa prestasi belajar dengan model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih baik

dibandingkan dengan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model

konvensional. Hal tersebut terlihat terlihat dari hasil rata-rata nilai.

Erwin, dkk (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat

peningkatan hasil belajar dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe

TPS (Think Pair Share) dengan media berbasis websitepada siswa kelas Xc

SMA Negeri 2 Tanggul-Jember materi ajar lingkungan. Hal ini terlihat dari

persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 15,4% pada pra siklus,

persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 66,67% pada siklus siklus 1 dan

persentase ketuntasan hasil belajar sebesar 82,05% pada siklus 2.

Ketuntasan aspek kognitif dari pra siklus ke siklus 1 meningkat sebesar

51,27% dan dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat sebesar 15,38%. Dalam

penelitian Erwin, dkk (2014) disebutkan bahwa siswa merasa senang karena

ada sarana baru dalam proses pembelajaran melalui penerapan pembelajaran

kooperatif tipe think pair share (TPS). Rasa senang merupakan modal awal

siswa untuk menimbulkan motivasi sendiri.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Setiowati dan hasanah (2016)

menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar


69

siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair

Sharedengan video pembelajaran dan power point yaitu nilai hasil belajar

pada pembelajaran TPS dengan video pembelajaran lebih tinggi dari pada

pembelajaran TPS dengan power point pada materi pencemaran lingkungan

di kelas X SMA Negeri 4 Kisaran. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata

hasil belajar siswa dengan pembelajaran Think Pair Sharedengan media

video pembelajaran (audio-visual) sebesar 75, sedangkan nilai rata-rata hasil

belajar siswa dengan pembelajaran Think Pair Share dengan media power

point sebesar 60,5. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian eksperimen

yang dilakukan oleh Sitanggang (2014) tentang penggunaan video

pembelajaran dan power point dalam pembelajaran diperoleh data rata-rata

hasil belajar siswa pada kelas yang diajar dengan video pembelajaran

sebesar 80,9 dan pada kelas yang diajar dengan power point sebesar 74,8.

Setelah dilakukan uji-t dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar

siswa dengan menggunakan video pembelajaran dan power point.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Suriansyah (2016)

menunjukkan bahwa penerapan model think pair share (TPS) dan media

audio-visual dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran, yang

berdampak pada peningkatan aktivitas siswa. Dampak dari peningkatan

aktivitas siswa tersebut menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa. Juga

penelitian yang dilakukan oleh Oktadinata (2011) menjelaskan bahwa

motivasi dan hasil belajar siswa yang menggunakan media Audio-Visual

lebih tinggi dari pada siswa yang tidak menggunakan media audio-visual.

Hal tersebut di buktikan oleh hasil motivasi dari uji-t pada data angket
70

setelah perlakuan yang memperoleh t hitung= 2,356 lebih besar dari t tabel5%=

1,677 dan p = 0,023 dan ditunjukkan juga oleh hasil belajar dari uji pada

nilai posttest yang memperoleh t hitung= 5,150 lebih besar dari t tabel5%= 1,677

dan p = 0,000. Dengan demikian penggunaan pembelajaran media audio-

visual berpengaruh terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Puspitasari (2016)

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh sudah semakin

meningkat dan sangat baik. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan persentase

hasil belajar yaitu sebanyak 25% dengan rincian pada siklus I sebesar 63%,

dan siklus II sebesar 88%. Peningkatan hasil belajar pada penelitian ini

dapat tercapai melalui penerapan Think Pair Share (TPS). Sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Bariroh, dkk. (2012) tentang penerapan

pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

kelas VII MTs Negeri Ngronggot Nganjuk yaitu dari 66,33% (dengan

53,3% siswa mencapai KKM) pada siklus I menjadi 72,16% (dengan 76,6%

siswa mencapai KKM) pada siklus II. Jadi, terdapat peningkatan prestasi

siswa sebesar 5,83%. Hasil belajar adalah suatu hasil yang didapat siswa

setelah mendapatkan pengetahuan yang ditunjukkan melalui hasil test yang

didapat ketika pembelajaran berlangsung. Dimyati dan Mudjiono (2006)

menyatakan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa digunakan untuk

Mengetahui keberhasilan dan pencapaian siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran.

Irwansyah, M. dkk. (2016) menyatakan dalam penelitiannya bahwa

terdapat peningkatan hasil belajar dalam pembelajaran fisika siswa kelas XI


71

IPA 3 MAN 1 Jember semester enap tahun ajaran 2014/2015 dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

disertai metode praktikum. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai rata-rata

hasil belajar siswa yang mengakami peningkatan dari yang sebelumnya

56,98 menjadi 83,68. Jadi dapat di simpulkan bahwa pembelajaran dengan

mengggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

disertai dengan metide praktikum dapat dinyatakan efektif dalam

meningkatkan hasil belajar siswa.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Arki, A. dkk (2017)

Menyimpulkan bahwa penerapan metodel pembelajara kooperatif tipe think

pair share (TPS) berhasil dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal

ini dapat dibuktikan dengan persentase rata-rata keterlaksanaan metode

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) secara keseluruhan

adalah sebesar 92,18% yaitu dapat dikategorikan baik.

Yenni (2018) menyatakan dalam penelitiannya bahwa terdapat

perbedaan hasil belajar siswa kelas XI MIA SMA Negeri 6 Pontianak antara

siswa yang diajarkan dengan media audio-visual dan siswa yang diajarkan

dengan media power point. Hal tersebut ditunjukkan oleh rata-rata skor hasil

belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran audio-visual

sebesar 15,70 dan rata-rata skor hasil belajar siswa dengan menggunakan

media pembelajaran power point sebesar 12,79. Jadi pembelajaran yang

menggunakan media audio-visual memberikan pengaruh sebesar 0,69 atau

memberikan pengaruh sebesar 25,49%. Dengan demikian penggunaan

media audio-visual memiliki pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar.


72

Hasil penelitian yang dilaksanakan, dibuktikan bahwa

pembelajaran biologi materi ekologi dengan menggunakan model think pair

share dengan bantuan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Untuk membuktikan hal tersebut dapat dilihat pada pengolahan data

uji anacova yang sudah dilakukan dan di dapati nilai uji hipotesis nilai sig

(0,000) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh

perbedaan perlakuan terhadap peubah respon.

Pada model ini siswa dapat dengan leluasa berbagi pemikiran

dengan pasangannya, sehingga apa yang mereka temukan dapat mereka

perbaiki secara bersama-sama. Selain itu, pada model Think Pair Share

siswa dapat mengemukakan pemikirannya secara bebas dengan melakukan

presentasi di depan kelas. Kegiatan interaksi tersebut dapat meningkatkan

motivasi, kemampuan berkomunikasi, kemampuan berpikir kritis serta

saling menghargai. Hal seperti inilah yang menjadikan hasil belajar siswa

meningkat.

Peningkatan hasil belajar juga terjadi karena penggunaan media

audio-visual dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran

khususnya video dapat meningkatkan daya tarik serta memotivasi siswa

dalam mengikuti pembelajaran. Media audio-visual juga dapat membantu

siswa menyajikan objek pelajaran berupa benda atau peristiwa langka dan

berbahaya kedalam kelas seperti proses terjadinya rantai makanan dalam

ekosistem.

Langkah-langkah dalam pembelajaran awal dalam pembelajaran

Think Pair Share (TPS) yaitu terdapat 3 tahapan yaitu yang pertama tahap
73

Thinking (berpikir), siswa memikirkan pertanyaan atau permasalahan yang

sudah di sajikan oleh guru dengan memanfaatkan media audio-visual.

Selanjutnya tahap ke dua yaitu pairing (berpasangan), guru meminta siswa

secara berpasangan untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada

tahap pertama. Dengan interaksi ini, siswa diharapkan dapat berbagi

jawaban atau ide mengenai sebuah permasalahan. Berlanjut pada tahap

terakhir yaitu Sharing (berbagi) pada tahap akhir ini guru meminta siswa

secara bergiliran untuk berbagi kepada seluruh kelas tentang apa yang telah

mereka bicarakan. Hal ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan

demi pasangan dan dilanjutkan sampai sekitar seperempat pasangan telah

mendapat kesempatan untuk mempresentasikan. (Suprihatiningrum,

2016:208).
BAB VI

PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian Penelitian yang telah dilakukan berdasarkan uji

hipotesis menunjukkan:

1. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajarn kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual terhadap motivasi

belajar, dibuktikan oleh nilai sig sebesar 0,000<0,05 dan nilai F hitung

sebesar 15,896 dengan nilai rata-rata pada kelas eksperimen sebesar

85,793 dengan persentase perubahan sebesar 22,76% sedangkan, nilai

rata-rata pada kelas kontrol sebesar 80,535 dengan persentase

perubahan sebesar 10,52% (H0 ditolak dan H1 diterima).

2. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajarn kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS) dengan bantuan media audio-visual terhadap hasil

3. belajar, dibuktikan oleh dibuktikan oleh nilai sig sebesar 0,000<0,05

dan nilai Fhitung sebesar 33,573 dengan nilai rata-rata pada kelas

eksperimen sebesar 54,483 dengan persentase perubahan sebesar 30,7%

sedangkan, nilai rata-rata pada kelas kontrol sebesar 52,940 dengan

persentase perubahan sebesar 26,07% (H0 ditolak dan H1 diterima).

Dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dengan bantuan media audio-visual dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa di kelas X MA Miftahul ulum Bettet Pamekasan. Hal ini

karena pada pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan

74
75

bantuan media audio-visual siswa menjadi lebih terlibat aktif dan terdorong

untuk berpikir kritis dalam proses pembelajaran sehingga siswa termotivasi

dalam dalam belajar dan otomatis berdampak pada hasil belajar siswa.

6.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di simpulkan di atas, maka

dapat diajukan saran-saran sebagai berikut.

1. Peneliti selanjutnya diharapkan mengembangkan penelitian ini dengan

melakukan penelitian terhadap variabel lainnya seperti keaktifan siswa.

2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan penelitian ini dapat menjadi

gambaran, informasi dan masukan tentang pengaruh penggunaan model

kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media Audio-

Visual terhadap motivasi belajar dan hasil belajar

3. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS) sebainya dilakukan oleh guru

untuk materi atau mata pelajaran lainnya yang memiliki kesesuaian

dengan konsep pembelajaran yang ada pada model model kooperatif tipe

Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media Audio-Visual. Pemilihan

model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang disampaikan mampu

mendukung dalam tercapainya tujuan pembelajatan yang diharapan.


76

DAFTAR PUSTAKA

Agustiningsih. 2015. Video Sebagai Alternatif Media Pembelajaran Dalam


Rangka Mendukung Keberhasilan Penerapan Kurikulum 2013 di Sekolah
Dasar. Pancaran. Vol 4 (1): 62

Akbar, S. 2013. Instrumen perangkat pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.
Andayani. 2014. Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Aprilia, E.F. 2015. Pengaruh Media Pembelajaran Audio-Visual Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran PAI di SMA Islam Soerjo Alam
Ngajum Malang. 2015. Skripsi. Malang: Program Studi Pendidikan Agama
Islam Fakkultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.


_________. 2012. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
_________. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:PT
Rineka Cipta

__________. 2015. Dasar-dasar Evakuasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


Arki, A.K.H., dkk. 2017. Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI MIA 2
SMA Negeri 3 Model Takalar (Studi Pada Materi Pokok Larutan Asam-
Basa). Jurnal Chemica. Vol. 18 (2): 71-79
Awaliyah, N. 2018. Pengaruh Model Discovery Learning Berbantuan Media
Pesan Berantai Terhadap Penguasaan Konsep dan Sikap Ilmiah
Siswa.Proposal Skripsi. Pamekasan: Program Studi Pendididkan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Madura.
Bariroh, M., dan Hidayah. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII Mts
Negeri Ngronggot Nganjuk. Malang: Universitas Negeri Malang.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaram Peranannya Sangat Penting Dalam
Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaram. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera.

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
__________________. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdiknas 2004a. Pedoman Pengembangan Instrumen dan Penilaian Ranah
Afektif. Jakarta: Ditjen Dikdasmen.
77

Dwi. 2013. Meningkatkan Hasil Belajar Biologi dengan Model Pembelajaran


Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share) pada Siswa kelas VIIIA MTs AL
Huda 2 Jenawi Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan.
Vol. 22 (2): 285-293
Emda, A. 2017. Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran.
Lantanida Journal.Vol. 5(2): 180
Erwin. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair
Share) dengan Media Berbasis Website untuk Meningkatkan Motivasi dan
Hasil Belajar Biologi (Siswa Kelas XC di SMAN 2 Tanggul – Jember Tahun
Pelajaran 2012/2013).Pancaran. Vol. 3 (3): 113-122
Gagne, R.M., dan Briggs, L. J. 1979. Principle of instruction design. (2nd ed).
New York: Holt Rinehart and Winston.
Huda, M.J. dan Pertiwi, A.Y. 2018. Keefektifan Media Audiovisual Terhadap
Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan. Vol. 2 (4): 332-
337
Ibrohim. 2018. Jejak Inovasi Pembelajaran IPS. Yogyakarta: PT. Leutika
Nouvalitera.
Irwansyah, M. dkk. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) disertai Metode Praktikum untuk Meningkatkan Aktivitas dan
Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas XII IPA 3 MAN 1 Jember. Jurnal
Pembelajaran Fisika. Vol. 4 (4): 371-376

Kompri. 2016. Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru dan Siswa. Bandung: PT


Rosda karya
Kustandi, C. 2013. Media Pembelajaran: Manual dan Digital. Bogor: Ghalia
Indonesia
Munawwaroh. 2015. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Siswa di Kelas IV SD
Dharma Karya Universitas Terbuka.Skripsi. Jakarta. Program Studi
Pendididkan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
Ni Made, dkk. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran TPS (Think Pair Share)
Berbantuan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas V SD.
Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD. Vol.
2. No.1
Nurhaeda, dkk. 2016. Pengaruh Model Pembelajran Kooperatif Tipe Think Pair
Share dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Biologi Kelas XI IPA MAN 2 Model Palu. e-Jurnal Mitra Sains. Vol.4 (4):
40-49
78

Oktadinata, S. 2011. Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap


Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Standar
Kompetensi Memperbaiki Sistem Starter dan Pengisian Di SMK
Muhammadiyah 4 Klaten Tengah. Skripsi. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Paryawati, P.A. 2018. Pengaruh Model Think Pair Share Berbantuan Multimedia
Interaktif Terhadap Motivasi Belajar IPA dan Keterampilan Berpikir Kritis
Siswa SMK N1 Singaraja. Jurnal Teknologi Pembelajaran Indonesia. Vol. 8
(3): 29-44
Pustikasari, dkk. 2016. Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Melalui Think
Pair Share (TPS) di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan. Vol. 1 (7): 1432-
1436.
Sani, R.A. 2019. Strategi Belajar Mengajar. Depok: PT Raja Gravindo Persada.

Siregar, E. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.


Sitanggang, A. 2014. Perbedaan Hasil Belajar dengan Menggunakan Media
AudioVisual dan Media Power Point pada Mata Pelajaran Memberikan
Pelayanan Kepada Pelanggan SMK Swasta PAB 2 Helvetia Tahun
Pembelajaran 2014/2015. Tesis Program Studi Administrasi Perkantoran dan
Pengajaran. UNIME. Medan
Setiowati dan Hasanah. 2016. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan Video
Pembelajaran dan Power Point pada Materi Pencemaran Lingkungan. Jurnal
Pelita Pendidikan. Vol.4 (2): 100-107

Sudjarwo. 2009. Managemen Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung.


Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif Dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sulasman. 2019. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Sharedengan
Menggunakan Media Audio Visual dan Sumber Belajar Internet untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Motivasi Belajar Siswa di SMK Negeri 2 Kota
Bengkulu. Jurnal Kependidikan. Vol.3. Jilid 2. Hal: 35-44
Suprihatiningrum, J. 2016. Strategi Pembelajaran.Jogjakrta: Ar-Ruuz Medi.
Suriansyah, A. 2016. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Globalisasi
melalui Pembelajaran Think Pair Share dengan Media Audio Visual di Kelas
IV SDN Pengembangan 8 Kota Banjarmasin. Jurnal Paradigma. Vol. 11. No
1.
Susanto, A. 2014. Pengembangan pembelajaran IPS di SD. UPI. Bandung
______, A. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada Media Group
79

Tihan, M. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cucle Se Dengan


Bantuan Media Audio Visual Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di Kelas X
SMA Maarif 1 Pamekasan. Skripsi. Pamekasan: Program Studi Pendididkan
Fisika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Madura.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. https://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wp-
content/uploads/2016/08/UU_no_20_th_2003.pdf (di akses pada tanggal 02
januari 2020)
Vitriyanti, A. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X
SMA Negeri 1 Wedi Klaten Tahun Pelajaran 2017/201. Skripsi. Yogyakarta:
Program Studi Pendididkan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Wati, E.R. 2016. Ragam Media Pembelajara. Yogyakarta: Kata Pena
Wina, S. 2013. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
Winkel, W. S. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi
Yenni. 2018. Pengaruh Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Hasil Belajar
Siswa Materi Sel Kelas XI MIA SMA. Pontianak: Universitas Tanjungpura.
80

LAMPIRAN 1: Silabus Kelas Eksperimen

SILABUS
Nama Sekolah : MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan
Mata Pelajaran : Biologi
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas :X

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung
jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan
81

Ekologi

Alokasi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar/ Alat dan Bahan
Waktu

3.10 Menganalisis Ekosistem Think (Berpikir) 1. Penugasan 3 JP 1. LKS model TPS


komponen- 2. Pretest /Minggu 2. Buku (Campbell.2003)
komponen 1. Satuan-satuan  Siswa mengamati video tentang 3. Postest. 3. LCD
ekosistem dan dalam interaksi dalam ekosistem dan proses 4. Komputer/laptop
interaksi antar ekosistem rantai makanan. 5. Gambar berbagai jenis interaksi
komponen 2. Komponen  Siswa mengamati gambar jaring- dalam ekosistem
tersebut. Ekosistem jaring makanan..  (https;//www.slideshare.net/m
3. Interaksi  siswa bertanya atau merumuskan obile)
4.10 Menyajikan karya dalam pertanyaan mengenai komponen 6. Gambar jaring-jaring makanan
yang ekosistem ekosistem dan interaksi dalam  (https://images.app.goo.gl/NP
menunjukkan 4. Aliran Energi ekosistem. beHxJHBWJhtCtf8)
interaksi antar 5. Daur  Siswa yang lainnya dapat memberikan 7. Video interaksi dalam ekosistem
komponen Biogeokimia jawaban sementara dari hasil analisa.  https://youtu.be/rUbaUX6RL
ekosistem (jaring-  Siswa diharapkan dapat menjawab DQ
jaring makanan, pertanyaan tentang komponen biotik 8. Video proses rantai makanan
siklus dan abiotik.  https://youtu.be/mLO52kf2sC
Biogeokimia)  Guru menyampaikan informasi tentang c
kegiatan yang akan dilakukan yaitu
menganalisis video tentang interaksi
dalam ekosistem.
 Guru Membentuk siswa menjadi
beberapa kelompok berpasangan.

Pair (Berpasangan)

 Siswa melakukan studi literatur baik


dari buku maupun internet.
 Siswa bekerja dengan kelompoknya/
82

bertukar pikiran untuk menganalisis


hasil pengamatannya.

Share (Berbagi)

 Diskusi kelas, setiap


kelompokmempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok yang lain
menanggapi
 Guru mengkonfirmasi jika terjadi
perbedaan hasil diskusi kelompok
83

LAMPIRAN 2: Silabus Kelas Kontrol

SILABUS
Nama Sekolah : MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan
Mata Pelajaran : Biologi
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas :X

Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung
jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
84

Ekologi

Alokasi Sumber Belajar/ Alat dan


Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian
Waktu Bahan

3.10 Menganalisis 1. Satuan-satuan Mengamati 1. Penugasan 1. LKS model TPS


komponen-komponen dalam 2. Pretest 2. Buku (Campbell.2003)
ekosistem dan interaksi ekosistem  Siswa mengamati penjelasan guru 3. Postest. 3. LCD
antar komponen 2. Komponen  Siswa mengamati gambar ekosistem
4. Komputer/laptop
tersebut. Ekosistem danau dan gambar jaring-jaring
3. Interaksi dalam makanan 5. Gambar berbagai jenis
4.10 Menyajikan karya yang ekosistem interaksi dalam ekosistem
menunjukkan interaksi 4. Aliran Energi Menanya  (https;//www.slideshare.ne
antarkomponen 5. Daur t/mobile)
ekosistem (jaring-jaring Biogeokimia  Guru membimbing siswa untuk
6. Gambar jaring-jaring
makanan, siklus bertanya tentang:
 Apa saja komponen biotik dan makanan dan ekosistem
Biogeokimia)
abiotik dalam ekosistem? danau
 Bagaimana interaksi antara  (https://images.app.g
komponen biotik dan abiotik? oo.gl/NPbeHxJHBW
 Apa saja manfaat ekosistem dalam JhtCtf8)
kehidupan?  https://images.app.go
 Siswa yang lainnya dapat memberikan
o.gl/mG7yUCkUV3
jawaban sementara dari hasil analisa.
 Guru menyampaikan informasi tentang DRTXy9
kegiatan yang akan dilakukan yaitu
mengerjakan soal yang sudah
disediakan.
 Membentuk siswa menja dibeberapa
kelompok (4 orang/kelompok).
Mengumpulkan data

 Siswa melakukan studi literatur baik


85

dari buku maupun internet.

Mengasosiasikan

 Siswa bekerja dengan klompoknya


untuk menjawab pertanyaan yang
sudah disediakan.

Mengkomunikasikan

 Diskusi kelas, setiap kelompok


mempresentasikan hasil
diskusinyadan kelompok yang lain
menanggapi
 Guru mengkonfirmasi jika terjadi
perbedaan hasil diskusi kelompok
86

LAMPIRAN 3: Lembar Validasi Silabus


87
88
89
90

LAMPIRAN 4: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (eksperimen)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan
Kelas / Semester : X A / II (Genap)
Mata Pelajaran : Biologi
Topik : Ekologi

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 JP)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
2.1 Berperilaku ilmuah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta,
disiplin,tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen,
berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi,
peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam
setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di
dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
91

3.10 Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar


komponen tersebut
4.10 Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar komponen
ekosistem (jaring-jaring makanan, siklus Biogeokimia)

C. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan tentang komponen dan macam-macam ekosistem
2. Mengidentifikasi berbagai interaksi yang terjadi dalam ekosistem
3. Membedakan penggunaan istilah-istilah habitat, populasi, komunitas,
ekosistem, faktor biotik, faktor abiotik.
4. Menjelaskan tentang aliran energi.
5. Mengidentifikasi macam-macam suksesi.
6. Menganalisis tentang daur biogeokimia.
7. Mengamati aliran energi, rantai makanan, dan jaring-jaring makanan.
8. Menganalisis hasil pengamatan aliran energi, rantai makanan, dan jaring-
jaring makanan.
9. Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta
hubungan antara biotik dan biotik dalam ekosistem tersebut dan
mengaitkannya dengan ketidakseimbangan lingkungan
10. Menyajikan karya jaring-jaring makanan yang terjadi pada suatu
ekosistem.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menjelaskantentang komponen ekosistem dan interaksi dalam
ekosistem, peserta didik dapat memahami komponen biotik dan abiotik,
serta peranan komponen tersebut dan juga peserta didik dapat membuat
laporan hasil pengamatan tentang pengamatan interaksi antar komponen
ekosisstem
2. Dengan menjelaskan tentang aliran energi peserta didik dapat memahami
dan membuat bagan aliran energi pada suatu ekosistem.
3. Dengan menjelaskan tentang daur ulang biogeokimia peserta didik dapat
mengetahui 2 peranan dari daur biogeokimia
4. Dengan mengamati aliran energi, rantai makanan, dan jaring-jaring
makanan peserta didik dapat membuat suatu jaring-jaring makanan yang
terjadi pada ekosistem rumput
5. Dengan Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta
hubungan antara biotik dan biotik dalam ekosistem, peserta didik dapat
mengetahui 2 faktor penyebab ketidak seimbangan lingkungan.
6. Dengan menyajikan karya tentang rantai makanan peserta didik dapat
melatih kepercayaan mengemukakan dan keperdulian terhadap lingkungan
dengan membuat poster secara berkelompok tentang penting jaring-jaring
makanan, rantai makanan dalam suatu ekosistem.
E. Materi Ajar
1. Materi Reguler
A. Komponen Ekosistem
a. Komponen Biotik
Komponen biotik suatu ekosistem meliputi semua jenis
makhluk hidup, baik berupa hewan, tumbuhan, jamur, maupun
92

mikroorganisme lain, komponen biotik dapat dikelompokkan


sebagai berikut.
1) Berdasarkan cara memperoleh makanan, komponen biotik
dapat dikelompokkan menjadi organisme autotrof dan
organisme heterotrof.
2) Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen biotik
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen
dan pengurai.
b. Komponen Abiotik
1) Cahaya matahari
2) Suhu
3) Air
4) Tanah
5) Udara
6) Topografi
Satuan organisme dalam ekosistem yaitu Individu,Populasi,
Komunitas, Ekosistem, Bioma,dan Biosfer
B. Interaksi Dalam Ekosistem
a. Interaksi komponen abiotik dengan komponen biotik
Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen abiotik.
Tumbuhan sangat bergantung keberadaan dan pertumbuhannya dari
tanah, air, udara tempat hidupnya. Sebaliknya komponen abiotik juga
dipengaruhi oleh komponen biotik. Keberadaan tumbuhan
memengaruhi kondisi tanah, air, dan udara disekitarnya. Banyaknya
tumbuhan membuat tanah menjadi gembur dan dapat menyimpan air
lebih banyak serta membuat udara menjadi sejuk. Organisme lainnya
seperti cacing juga mampu menggemburkan tanah..
b. Interaksi antarkomponen abiotik
Di alam antar komponen abiotik juga saling berinteraksi.
Komponen abiotik dapat memengaruhi komponen abiotik lain secara
timbal balik. Proses pelapukan bantuan dipengaruhi oleh cuaca dan
iklim. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan air di suatu
wilayah. Suhu udara di suatu tempat dalam kadar tertentu dipengaruhi
oleh warna batuan, kandungan mineral dalam air juga dipengaruhi oleh
batuan dan tanah yang dilaluinya.
c. Interaksi antar komponen biotik
Antar komponen biotik juga terjadi interaksi. Interaksi tersebut
dapat terjadi antar organisme, populasi maupun komunitas.
a) Interaksi antarorganisme
Interaksi antar organisme dapat dikategorikan sebagai berikut
1. Netral, yaitu hubungan tidak saling mengganggu
antarorganisme dalam habitat yang sama, bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah pihak.
2. Predasi, yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa
(predator).
3. Simbiosis adalah hidup bersama antara dua makhluk hidup
yang berbeda jenis. Simbiosis dapat dibagi menjadi tiga yaitu
sebagai berikut.
93

a) Simbiosis mutualisme adalah hidup bersama antara dua


makhluk hidup yang keduanya saling diuntungkan
b) Simbiosis parasitisme adalah hidup bersama antara dua
makhluk hidup berbeda jenis, tetapi satu makhluk hidup
diuntungkan (parasit) dan satu makhluk hidup dirugikan
(inang).
c) Simbiosis komensalisme adalah hidup bersama antara dua
makhluk hidup berlainan jenis, salah satu makhluk hidup
diuntungkan dan makhluk hidup yang lain tidak dirugikan.
Interaksi antarpopulasi
1. Alelopati, bila populasi yang satu menghasilkan zat yang
dapat menghalangi tumbuhnya populasi lain.
2. Kompetisi, bila antarpopulasi terdapat kepentingan yang
sama sehingga terjadi persaingan untuk mendapatkan apa
yang di perlukan.
C. Aliran Energi
Aliran energi merupakan proses pemindahan bentuk energi yang
dimulai dari energi matahari kemudian ke tingkat trofik I (produsen),
ke tingkat trofik II (komsumen primer), dan seterusnya. Proses aliran
energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan
dimakan di dalam rantai makanan maupun jaring-jaring makanan.
1. Rantai makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan energi dari organisme
pada suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya dalam
peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu.
2. Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan
yang saling berhubungan satu sama lain. Semakin komplek jaring-
jaring makanan menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi
dan aliran makanan sehingga mengakibatkan kestabilan ekosistem.
D. Daur Biogeokimia
Aliran energi dan daur materi yang terjadi di alam dapat
menyebabkan pertukaran dan perubahan secara terus menerus antara
komponen biotik dan abiotik. Peristiwa ini dinamakan Daur
biogeokimia. Daur biogeokimia atau daur organik-organik adalah daur
unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur biogeokimia sangat
diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup.
Daur biogeokimia dalam ekosistem meliputi unsur-unsur:Daur
karbon, Daur nitrogen, Daur Fosfor, dan Daur sulfur
2. Materi Remedial
Menganalisis pentingnya aliran energi

F. Pendekatan/Strategi/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Strategi : Diskusi dan Pengamatan.
Model Pembelajaran : Think Pair Share (TPS) dengan bantuan media
audio-visual
94

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Alokasi
Langkah
No Deskripsi kegiatan waktu
pembelajaran
 Guru memberikan salam dan berdoa
bersama (sebagai implementasi nilai religius)
dan menanyakan kabar siswa.
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
 Guru memberikan apersepsi dengan
mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari. Misalkan: “sebelum pelajaran
1 Pendahuluan 15 Menit
kita mulai, coba perhatikan lingkungan di
luar kelas? Apa saja yang kalian temukan?
 Guru memberikan motivasi misalkan: kita
harus menjaga lingkungan agar sebuah
ekosistem tidak terganggu dan kelestarian
makhluk hidup dapat terjaga.
 Gurumenyampaikantujuanpembelajaran
yangingindicapaidalampembelajaran.
Think (Berpikir)

 Siswa mengamati video tentang


interaksi dalam ekosistem.
 Siswa mengamati materi pada slide
power point yang disampaikan oleh
guru.
 siswa bertanya atau merumuskan
pertanyaan mengenai komponen
ekosistem dan interaksi dalam
ekosistem.
 Siswa yang lainnya dapat memberikan
jawaban sementara dari hasil analisa.
 Siswa di harapkan dapat menjawab
pertanyaan tentang komponen biotik
dan abiotic.
 Guru menyampaikan informasi tentang
2 Kegiatan inti 50 Menit
kegiatan yang akan dilakukan yaitu
menganalisis video tentang interaksi
dalam ekosistem.
 Guru mengorganisasikan siswa
membentuk kelompok berpasangan
dengan teman sebangkunya.

Pair (Berpasangan)

 Siswa melakukan studi literatur baik


dari buku maupun internet.
 Siswa bekerja dengan kelompoknya/
bertukar pikiran untuk menganalisis
hasil pengamatannya.
 Guru memberikan LKS kepada setiap
kelompok untuk mengidentifikasi
pengamatannya
 Siswa menjawab pertanyaan yang
95

terdapat pada LKS

Share (Berbagi)

 Diskusi kelas, setiap kelompok


mendiskusikan pertanyaan yang
terdapat pada LKS dan
mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok yang lain menanggapi
 Guru mengkonfirmasi jika terjadi
perbedaan hasil diskusi kelompok
 Guru menunjuk salah satu siswa untuk
menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
 siswa menyimpulkan hasil analisis
pengamatan, diskusi, dan tanya jawab
mengenai ekosistem
 siswa di harapkan memiliki kesadaran
untuk menjaga kelestarian yang ada di
lingkungan sekitar agar proses
ekosistem tetap berlangsung.
 guru memberi penguatan terhadap
kesimpulan siswa.
 Guru memberikan soal evaluasi kepada
setiap siswa untuk mengetahui
ketercapaian hasil belajar siswa.
 Siswa mengerjakan soal evaluasi secara
3 individu. 15 Menit
Penutup
 Guru menugaskan siswa untuk membuat
resume tentang hasil diskusi.
 Guru dan siswa menutup pelajaran dengan
berdoa.
 Guru mengucap salam.

Pertemuan ke-2
Langkah Alokasi
No Deskripsi kegiatan waktu
pembelajaran
 Guru memberikan salam dan berdoa
bersama (sebagai implementasi nilai religius)
dan menanyakan kabar siswa.
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
 Guru memberikan apersepsi dengan
mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari. Misalkan: “tadi ibu melihat ulat
yang sedang memakan daun di pinggir jalan, 15 Menit
1 Pendahuluan
dan setelah beberapa menit kemudian
datanglah seekor ayam memakannya. Nah
itu termasuk proses apa ya?
 Guru memberikan motivasi misalkan: kita
harus menjaga lingkungan agar sebuah
ekosistem tidak terganggu dan kelestarian
makhluk hidup dapat terjaga.
 Guru menggali informasi dari apersepsi
96

 Gurumenyampaikantujuanpembelajaran
yangingindicapaidalampembelajaran.
Think (Berpikir)

 Siswa mengamati video tentang proses


rantai makanan dan daur beogeokimia
sulfur
 Siswa mengamati gambar jaring-jaring
makanan.
 Siswa mengamati materi pada slide
power point yang disampaikan oleh
guru.
 siswa bertanya atau merumuskan
pertanyaan mengenai jarring-jaring
makanan.
 Siswa yang lainnya dapat memberikan
jawaban sementara dari hasil analisa.
 Guru menyampaikan informasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan yaitu
menganalisis video tentang daur
biogeokimia sulfur
 Guru mengorganisasikan siswa
membentuk kelompok berpasangan
dengan teman sebangkunya.

Pair (Berpasangan)
Kegiatan inti 50 Menit
2
 Siswa melakukan studi literatur baik
dari buku maupun internet.
 Siswa bekerja dengan kelompoknya/
bertukar pikiran untuk menganalisis
hasil pengamatannya.
 Guru memberikan LKS kepada setiap
kelompok untuk mengidentifikasi
pengamatannya
 Siswa menjawab pertanyaan yang
terdapat pada LKS
 Guru mengorganisasikan siswa
membentuk

Share (Berbagi)

 Diskusi kelas, setiap kelompok


mendiskusikan pertanyaan yang
terdapat pada LKS dan
mempresentasikan hasil diskusinya dan
kelompok yang lain menanggapi.
 Guru mengkonfirmasi jika terjadi
perbedaan hasil diskusi kelompok
 Guru menunjuk salah satu siswa untuk
menyimpulkan kegiatan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
97

 guru memberi penguatan terhadap


kesimpulan siswa.
 Guru memberikan soal evaluasi kepada
setiap siswa untuk mengetahui
ketercapaian hasil belajar siswa.
 Siswa mengerjakan soal evaluasi secara 15 Menit
3 Penutup individu.
 Guru menugaskan siswa untuk membuat
resume tentang hasil diskusi.
 Guru dan siswa menutup pelajaran dengan
berdoa.
 Guru mengucap salam.

H. Media, Alat dan Bahan


1. LCD
2. Komputer/laptop
3. Gambar berbagai jenis rantai makanan.
4. Video interaksi dalam ekosistem dan proses berlangsungnya rantai
makanan.
I. Sumber
a. Kurniawan, dkk. 2013. BIOLLOGI SMA/MA Kelas X Buku Peserta
Didik.Klaten: CV Viva Pakarindo.
b. Campbell, Neil A dan Reece Mitchele. Biologi Jilid I. Jakarta:
Erlangga, 2003.
J. Penilaian
1. Aspek: Kognitif
2. Bentukn Instrumen: Soal Pretest Postest
K. Instrumen
1. Lembar soal Pretest
2. Lembar soal Postest

Pamekasan ………………..2020
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran Biologi,

............................. ............................

NIP. NIP.
98

LAMPIRAN 5: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (kontrol)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan
Kelas / Semester : X B / II (Genap)
Mata Pelajaran : Biologi
Topik : Ekologi

Alokasi Waktu : 2 x Pertemuan (4 JP)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di anutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif,
dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan
internasional”.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan tuhan tentang
keanekaragaman hayati, ekosistem dan lingkungan hidup
2.1 Berperilaku ilmuah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta,
disiplin,tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen,
berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi,
peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai,
berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam
setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di
dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium.
99

3.10 Menganalisis komponen-komponen ekosistem dan interaksi antar


komponen tersebut
4.10 Menyajikan karya yang menunjukkan interaksi antar komponen
ekosistem (jaring-jaring makanan, siklus Biogeokimia)

C. Indikator Pencapaian
1. Menjelaskan tentang komponen dan macam-macam ekosistem
2. Mengidentifikasi berbagai interaksi yang terjadi dalam ekosistem
3. Membedakan penggunaan istilah-istilah habitat, populasi, komunitas,
ekosistem, faktor biotik, faktor abiotik.
4. Menjelaskan tentang aliran energi.
5. Mengidentifikasi macam-macam suksesi.
6. Menganalisis tentang daur biogeokimia.
7. Mengamati aliran energi, rantai makanan, dan jaring-jaring makanan.
8. Menganalisis hasil pengamatan aliran energi, rantai makanan, dan
jaring-jaring makanan.
9. Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta
hubungan antara biotik dan biotik dalam ekosisten tersebut dan
mengaitkannya dengan ketidakseimbangan lingkungan
10. Menyajikan karya jaring-jaring makanan yang terjadi pada suatu
ekosistem.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan menjelaskantentang komponen ekosistem dan interaksi dalam
ekosistem, peserta didik dapat memahami komponen biotik dan abiotik,
serta peranan komponen tersebut dan juga peserta didik dapat membuat
laporan hasil pengamatan tentang pengamatan interaksi antar komponen
ekosisstem
2. Dengan menjelaskan tentang aliran energi peserta didik dapat memahami
dan membuat bagan aliran energi pada suatu ekosistem.
3. Dengan menjelaskan tentang daur ulang biogeokimia peserta didik dapat
mengetahui 2 peranan dari daur biogeokimia
4. Dengan mengamati aliran energi, rantai makanan, dan jaring-jaring
makanan peserta didik dapat membuat suatu jaring-jaring makanan yang
terjadi pada ekosistem rumput.
5. Dengan Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta
hubungan antara biotik dan biotik dalam ekosistem, peserta didik dapat
mengetahui 2 faktor penyebab ketidak seimbangan lingkungan.
6. Dengan menyajikan karya tentang rantai makanan peserta didik dapat
melatih kepercayaan mengemukakan dan keperdulian terhadap
lingkungan dengan membuat poster secara berkelompok tentang penting
jaring-jaring makanan, rantai makanan dalam suatu ekosistem.

E. Materi Ajar
1. Materi Reguler
a) Komponen Ekosistem
1) Komponen Biotik
Komponen biotik suatu ekosistem meliputi semua jenis
makhluk hidup, baik berupa hewan, tumbuhan, jamur, maupun
100

mikroorganisme lain, komponen biotik dapat dikelompokkan


sebagai berikut.
a. Berdasarkan cara memperoleh makanan, komponen biotik
dapat dikelompokkan menjadi organisme autotrof dan
organisme heterotrof.
b. Berdasarkan peranannya dalam ekosistem, komponen biotik
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu produsen, konsumen
dan pengurai.
2) Komponen Abiotik
1. Cahaya matahari
2. Suhu
3. Air
4. Tanah
5. Udara
6. opografi
Satuan organisme dalam ekosistem yaitu Individu, Populasi,
Komunitas, Ekosistem, Bioma,dan Biosfer

b) Interaksi Dalam Ekosistem


1. Interaksi komponen abiotik dengan komponen biotik
Komponen biotik banyak dipengaruhi oleh komponen
abiotik. Tumbuhan sangat bergantung keberadaan dan
pertumbuhannya dari tanah, air, udara tempat hidupnya.
Sebaliknya komponen abiotik juga dipengaruhi oleh komponen
biotik. Keberadaan tumbuhan memengaruhi kondisi tanah, air,
dan udara disekitarnya. Banyaknya tumbuhan membuat tanah
menjadi gembur dan dapat menyimpan air lebih banyak serta
membuat udara menjadi sejuk. Organisme lainnya seperti cacing
juga mampu menggemburkan tanah..
2. Interaksi antarkomponen abiotik
Di alam antar komponen abiotik juga saling berinteraksi.
Komponen abiotik dapat memengaruhi komponen abiotik lain
secara timbal balik. Proses pelapukan bantuan dipengaruhi oleh
cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim juga mempengaruhi keberadaan
air di suatu wilayah. Suhu udara di suatu tempat dalam kadar
tertentu dipengaruhi oleh warna batuan, kandungan mineral dalam
air juga dipengaruhi oleh batuan dan tanah yang dilaluinya.
3. Interaksi antar komponen biotik
Antar komponen biotik juga terjadi interaksi. Interaksi
tersebut dapat terjadi antar organisme, populasi maupun
komunitas.
a. Interaksi antarorganisme
Interaksi antar organisme dapat dikategorikan sebagai
berikut
1. Netral, yaitu hubungan tidak saling mengganggu
antarorganisme dalam habitat yang sama, bersifat tidak
menguntungkan dan tidak merugikan kedua belah
pihak.
101

2. Predasi, yaitu hubungan antara mangsa dan pemangsa


(predator).
3. Simbiosis adalah hidup bersama antara dua makhluk
hidup yang berbeda jenis. Simbiosis dapat dibagi
menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
1) Simbiosis mutualisme adalah hidup bersama antara
dua makhluk hidup yang keduanya saling
diuntungkan.
2) Simbiosis parasitisme adalah hidup bersama antara
dua makhluk hidup berbeda jenis, tetapi satu
makhluk hidup diuntungkan (parasit) dan satu
makhluk hidup dirugikan (inang).
4. Simbiosis komensalisme adalah hidup bersama antara
dua makhluk hidup berlainan jenis, salah satu makhluk
hidup diuntungkan dan makhluk hidup yang lain tidak
dirugikan. Interaksi antarpopulasi
c) Aliran Energi
Aliran energi merupakan proses pemindahan bentuk energi yang
dimulai dari energi matahari kemudian ke tingkat trofik I (produsen),
ke tingkat trofik II (komsumen primer), dan seterusnya. Proses aliran
energi antarorganisme dapat terjadi karena adanya proses makan dan
dimakan di dalam rantai makanan maupun jaring-jaring makanan.
1. Rantai makanan
Rantai makanan merupakan perpindahan energi dari organisme
pada suatu tingkat trofik ke tingkat trofik berikutnya dalam
peristiwa makan dan dimakan dengan urutan tertentu.
2. Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai makanan
yang saling berhubungan satu sama lain. Semakin komplek jaring-
jaring makanan menunjukkan semakin kompleksnya aliran energi
dan aliran makanan sehingga mengakibatkan kestabilan ekosistem.
d) Daur Biogeokimia
Aliran energi dan daur materi yang terjadi di alam dapat
menyebabkan pertukaran dan perubahan secara terus menerus antara
komponen biotik dan abiotik. Peristiwa ini dinamakan Daur
biogeokimia. Daur biogeokimia atau daur organik-organik adalah daur
unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke
biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Daur biogeokimia sangat
diperlukan untuk kelestarian makhluk hidup.
Daur biogeokimia dalam ekosistem meliputi unsur-unsur:Daur
karbon, Daur nitrogen, Daur Fosfor, dan Daur sulfur
f. Materi Remedial
Menganalisis pentingnya aliran energi

F. Pendekatan/Strategi/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Strategi : Diskusi dan Pengamatan.
Model Pembelajaran : Ceramah
102

G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
Alokasi
Langkah
No Deskripsi kegiatan waktu
pembelajaran
 Guru memberikan salam dan berdoa
bersama (sebagai implementasi nilai religius)
dan menanyakan kabar siswa.
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
 Guru memberikan apersepsi dengan
mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari. Misalkan: “sebelum pelajaran
kita mulai, coba perhatikan lingkungan di 15 Menit
1 Pendahuluan
luar kelas? Apa saja yang kalian temukan?
 Guru memberikan motivasi misalkan: kita
harus menjaga lingkungan agar sebuah
ekosistem tidak terganggu dan kelestarian
makhluk hidup dapat terjaga.
 Guru menggali informasi dari apersepsi
 Gurumenyampaikantujuanpembelajaran
yangingindicapaidalampembelajaran.
A. Mengamati
 Siswa mengamati gambar ekosistem
danau
 Siswa mengamati penjelasan guru
B. Menanya
 Guru membimbing siswa untuk bertanya
tentang:
 apa saja komponen biotik dan abiot
 Bagaimana interaksi antara komponen
biotik dan abiotik?
 Apa saja manfaat ekosistem dalam
kehidupan?
 Siswa yang lainnya dapat memberikan
jawaban sementara dari hasil analisa.
 Guru menyampaikan informasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan yaitu
mengerjakan soal yang sudah disediakan.
50 Menit
2 Kegiatan inti  Membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok (4 orang/kelompok).
C. Mengumpulkandata
 Siswa melakukan studi literatur baik
dari buku maupun internet.
D. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan klompoknya
untuk menjawab pertanyaan yang
sudah disediakan.
E. Mengkomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap
kelompokmempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok yang lain
menanggapi
 Guru mengkonfirmasi jika terjadi
perbedaan hasil diskusi kelompok
 Guru menunjuk salah satu siswa untuk
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
103

telah dilaksanakan.
 siswa menyimpulkan hasil analisisdiskusi,
dan tanya jawab mengenai ekosistem

siswa di harapkan memiliki kesadaran untuk


menjaga kelestarian yang ada di lingkungan
sekitar agar proses ekosistem tetap berlangsung.

 guru memberi penguatan terhadap


kesimpulan siswa.
 Guru memberikan soal evaluasi kepada
setiap siswa untuk mengetahui
ketercapaian hasil belajar siswa.
 Siswa mengerjakan soal evaluasi secara
individu.
 Siswa bersama guru mengoreksi soal
evaluasi secara bersama-sama.
 Guru menugaskan siswa untuk membuat
resume tentang hasil diskusi.
 Guru dan siswa menutup pelajaran dengan
3 Penutup berdoa. 15 Menit
 Guru mengucap salam.

Pertemuan ke-2

Langkah Alokasi
No Deskripsi kegiatan waktu
pembelajaran
 Guru memberikan salam dan berdoa
bersama (sebagai implementasi nilai religius)
dan menanyakan kabar siswa.
 Guru mengabsen, mengondisikan kelas
 Guru memberikan apersepsi dengan
mengkaitkan materi dengan kehidupan
sehari-hari. Misalkan: “sebelum pelajaran
kita mulai, coba perhatikan lingkungan di 15 Menit
1 Pendahuluan
luar kelas? Apa saja yang kalian temukan?
 Guru memberikan motivasi misalkan: kita
harus menjaga lingkungan agar sebuah
ekosistem tidak terganggu dan kelestarian
makhluk hidup dapat terjaga.
 Guru menggali informasi dari apersepsi
 Gurumenyampaikantujuanpembelajaran
yangingindicapaidalampembelajaran.
104

A. Mengamati
 Siswa mengamati gambar jarring-jaring
makanan
 Siswa mengamati penjelasan guru
B. Menanya
 Guru membimbing siswa untuk bertanya
tentang:
 Apa yang dimaksud dengan rantai
makanan?
 Siswa yang lainnya dapat memberikan
jawaban sementara dari hasil analisa.
 Guru menyampaikan informasi tentang
kegiatan yang akan dilakukan yaitu
mengerjakan soal yang sudah disediakan.
 Membentuk siswa menjadi beberapa
kelompok (4 orang/kelompok).
C. Mengumpulkandata
 Siswa melakukan studi literatur baik
dari buku maupun internet.
D. Mengasosiasikan
 Siswa bekerja dengan klompoknya
untuk menjawab pertanyaan yang
2 Kegiatan inti sudah disediakan. 50 Menit
 Siswa mendiskusikan permasalahan
yang terdapat pada LKS dan dikaitkan
dengan dengan sumber
literatur.
E. Mengkomunikasikan
 Diskusi kelas, setiap
kelompokmempresentasikan hasil
diskusinya dan kelompok yang lain
menanggapi
 Guru mengkonfirmasi jika terjadi
perbedaan hasil diskusi kelompok
 Guru menunjuk salah satu siswa untuk
menyimpulkan kegiatan pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
 siswa menyimpulkan hasil analisisdiskusi,
dan tanya jawab mengenai rantai dan jaring-
jaring makanan

siswa di harapkan memiliki kesadaran untuk


menjaga kelestarian yang ada di lingkungan
sekitar agar proses jaring-jaring makanan tetap
berlangsung.
105

 guru memberi penguatan terhadap


kesimpulan siswa.
 Guru memberikan soal evaluasi kepada
setiap siswa untuk mengetahui
ketercapaian hasil belajar siswa.
 Siswa mengerjakan soal evaluasi secara
individu.
 Siswa bersama guru mengoreksi soal 15 Menit
3 Penutup evaluasi secara bersama-sama.
 Guru menugaskan siswa untuk membuat
resume tentang hasil diskusi.
 Guru dan siswa menutup pelajaran dengan
berdoa.
 Guru mengucap salam.

H. Media, Alat dan Bahan


1. LCD
2. Komputer/laptop
3. Gambar berbagai jenis rantai makanan.
4. Video interaksi dalam ekosistem dan proses rantai makanan berlangsung
I. Sumber
a. Kurniawan, dkk. 2013. BIOLLOGI SMA/MA Kelas X Buku Peserta
Didik.Klaten: CV Viva Pakarindo.
b. Campbell, Neil A dan Reece Mitchele. Biologi Jilid I. Jakarta:
Erlangga, 2003.
J. Penilaian
1. Aspek: Kognitif
2. Bentuk Instrumen: Soal Pretest Postest
K. Instrumen
1. Lembar soal Pretest
2. Lembar soal Postest

Pamekasan ………………..2020
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran Biologi,

............................. ............................

NIP. NIP.
106

LAMPIRAN 6: Lembar Validasi RPP


107
108
109
110

LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

EKOLOGI
Berkarakter Think Pair
Share (TPS)

Nama :
Kelas :
Sekolah:
111

PERTEMUAN 1

Nama :

Nama Pasangan :

Materi : Komponen Ekosistem dan Interaksi dalam Ekosistem

Indikator :

 Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta


hubungan antara biotik dan biotik dalam ekosisten tersebut dan
mengaitkannya dengan ketidakseimbangan lingkungan

Pertemuan 1

 Tahap THINK

Secara individu, Perhatikan lingkungan yang ada di dalam video berikut.

 Tahap PAIR

Secara berkelompok analisis apa saja komponen biotik dan abiotik yang
terdapat dalam video tersebut. setelah itu, Masukkan hasil pengmatan kalian
dalam tabel di bawah ini (masing-masing minimal 5 komponen).

1. Tabel hasil pengamtan komponen biotik dan abiotik

No Biotik Abiotik

Dst

Sekarang kamu diskusikan hasil pekerjaanmu dengan pasanganmu!


Lanjutkan dengan mengerjakan pertanyaan dibawah ini
112

2. Apa yang terjadi pada komponen biotik jika komponen abiotik tidak
ada? Jelaskan!
3. Sebutkan bentuk-bentuk interaksi antar organisme dan jelaskan!
4. sesuaikanlah gambar di bawah ini dengan tipe interaksi yang benar
lalu jelaskan!!
a) Kucing memakan tikus b) Burung jalak dengan kerbau

(https;//www.slideshare.net/mobile) (https;//www.slideshare.net/mobile)
Tipe Interaksi Tipe Interaksi
(...................................................) (..................................................)

c) Tanaman jagung dan rumput yang d) Tumbuhan tali putri


sama-sama tumbuh di ladang

(https;//www.slideshare.net/mobile) (https;//www.slideshare.net/mobile)
Tipe Interaksi Tipe Interaksi
(.................................................) (.................................................)
113

e) Tanaman Nelium oliander f) Ular memakan tikus, ular yang


menghasilkan racun oleandrin menjadi predator tikus
g)

(https;//www.slideshare.net/mobile) (https;//www.slideshare.net/mobile)
Tipe Interaksi Tipe Interaksi
(................................................) (................................................)

Penjelasan:

a).....................................................................................................................

b)....................................................................................................................

c).....................................................................................................................

d)....................................................................................................................

e).....................................................................................................................

f).....................................................................................................................

 Tahap SHARE

Presentasikanlah hasil diskusi kalian di depan kelas secara bergantian,


masing-masing perwakilan kelompok.
114

PERTEMUAN KE-2

Nama :

Nama Pasangan :

Materi : Aliran Energi dan Daur Biogeokimia

Indikator :

 Menganalisis hasil pengamatan aliran energi, rantai makanan, dan jaring-


jaring makanan.
 Menganalisis tentang daur biogeokimia

Pertemuan ke-2

 Tahap THINK

Secara individu perhatikan proses terjadinya daur biogeokimia sulfur dalam


video tersebut.

 Tahap PAIR
1. Secara berkrelompok analisislah peristiwa apa yang terjadi! dan apa
akibatdari peristiwa tersebut bagi suatu organisme?
Jawab:

Lanjutkan dengan mengerjakan pertanyaan dibawah ini


2. ada berapa rantai makanan yang anda temukan dalam gambar
dibawah ini?

(https://images.app.goo.gl/NPbeHxJHBWJhtCtf8)
115

Jawab:

3. Jika terjadi kemarau panjang yang menyebabkan tumbuhan hijau


mengering, apa akibatnya terhadap populasi lainnya?
Jawab:

4. Jaring-jaring makanan di atas ada beberapa konsumen dengan


beberapa macam makanan. Tuliskan konsumer yang memiliki
beberapa macam makanan!
Jawab:

5. Tuliskan perbedaan antara rantai makanan dengan jaring-jaring


makanan.
Jawab:

6. Apa manfaat dari adanya rantai makanan dalam suatu ekosistem


yang kalian ketahui?
Jawab:

 Tahap SHARE

Presentasikanlah hasil diskusi kalian di depan kelas secara bergantian,


masing-masing perwakilan kelompok.
116

Lembar Kerja Siswa (LKS)

BIOLOGI
Berkarakter Konvensional Saintifik

Nama :
Kelas :
Sekolah :
117

EKOLOGI

Pertemuan 1

Nama kelompok :

Materi : komponen ekosistem dan interaksi dalam ekosistem

Indikator :

 Menganalisis hubungan antara komponen biotik dan abiotik serta


hubungan antara biotik dan biotik dalam ekosisten tersebut dan
mengaitkannya dengan ketidakseimbangan lingkungan

MENGAMATI

Amatilah gambar ekosistem di bawah ini!!

https://images.app.goo.gl/mG7yUCkUV3DRTXy9

MENANYA

Susunlah pertanyaan yang dapat kalianmunculkan berdasarkan gambar


di atas!
118

MENGUMPULKAN DATA

1. Bacalah buku/ literature lain untuk dapat menjawab pertanyaan


yang kalian buat!
2. Tuliskan hasil jawaban mu pada kolom di bawah ini!!

MENGASOSISASI

Berdiskusi

1. Apa yang di maksud dengan ekosistem?


Jawab:

2. Sebutkan 3 komponen biotik dan abiotic dalam gambar di atas!!


Jawab:

3. Apa yang terjadi pada komponen biotik jika komponen abiotik tidak
ada? Jelaskan!
Jawab;

4. Sebutkan bentuk-bentuk interaksi antar organisme dan jelaskan!


Jawab:
5. sesuaikanlah gambar di bawah ini dengan tipe interaksi yang benar!!
119

h) Kucing memakan tikus i) Burung jalak dengan kerbau

(https;//www.slideshare.net/mobile) (https;//www.slideshare.net/mobile)
Tipe Interaksi Tipe Interaksi
(...................................................) (..................................................)
j) Tanaman jagung dan rumput yang k) Tumbuhan tali putri
sama-sama tumbuh di ladang

(https;//www.slideshare.net/mobile) (https;//www.slideshare.net/mobile)
Tipe Interaksi Tipe Interaksi
(.................................................) (.................................................)
l) Tanaman Nelium oliander m) Ular memakan tikus, ular yang
menghasilkan racun oleandrin menjadi predator tikus

(https;//www.slideshare.net/mobile) (https;//www.slideshare.net/mobile)
Tipe Interaksi Tipe Interaksi
(................................................) (................................................)
120

Penjelasan:

a).....................................................................................................................

b).....................................................................................................................

c).....................................................................................................................

d).....................................................................................................................

e).....................................................................................................................

f).....................................................................................................................

MENGKOMUNIKASIKAN

PRESENTASI

Presentasikan hasil diskusi mu di depan kelas secara bergantian!!1

Catatan:

EKOLOGI

Pertemuan ke-2
121

Pertemuan 2

Nama kelompok :

Materi : Aliran Energi dan Daur Biogeokimia

Indikator :

 Menganalisis hasil pengamatan aliran energi, rantai makanan, dan jaring-


jaring makanan.
 Menganalisis tentang daur biogeokimia

MENGAMATI

Amatilah gambar di bawah ini!

https://images.app.goo.gl/NPbeHxJHBWJhtCtf8

MENANYA

Susunlah pertanyaan yang dapat kalian munculkan berdasarkan


gambar di atas!
122

MENGUMPULKAN DATA

1. Bacalah buku/ literature lain untuk dapat menjawab pertanyaan


yang kalian buat!
2. Tuliskan hasil jawaban mu pada kolom di bawah ini!!

MENGASOSISASI

Berdiskusi

1. Apa yang kalian ketahui tentang rantai makanan dan jaring-jaring


makanan?
Jawab:

2. Tuliskan ada berapa rantai makanan yang anda temukan dalam


gambar diatas?
Jawab:

3. Jika terjadi kemarau panjang yang menyebabkan tumbuhan hijau


mengering, apa akibatnya terhadap populasi lainnya?
123

Jawab:

4. Dalam jaring-jaring makanan di atas ada beberapa konsumer dengan


beberapa macam makanan. Tuliskan konsumer yang memiliki
beberapa macam makanan.
Jawab:

5. Apa manfaat dari adanya rantai makanan dalam suatu ekosistem


yang kalian ketahui?
Jawab:

MENGKOMUNIKASIKAN

PRESENTASI

Presentasikan hasil diskusi mu di depan kelas secara bergantian!!1

Catatan:
124

LAMPIRAN 9: Lembar Validasi Lembar Kerja Siswa


125
126
127
128

Lampiran 10: Kuesioner Motivasi Belajar (sebelum dan sesudah validasi)

ANGKET MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI (Sebelum Validasi)


Nama :
Kelas :

Petunjuk Pengisian Kuesioner:


Berilah tanda cek pada jawaban yang akan anda dipilih, dari keempat alternatif
jawaban pertanyaan dibawah ini.

Keterangan:
SL : Selalu SR : Sering
KD : Kadang-kadang J : Jarang TP : Tidak Pernah
No Pernyataan SL SR KD J TP

Saya tidak memerhatikan dengan sungguh-sungguh


1 jika guru biologi sedang melakukan demonstrasi di
depan kelas.

Setiap melaksanakan suatu kegiatan yang berhubungan


2
dengan biologi secara asal-asalan.

Kesulitan-kesulitan yang saya hadapi dalam


3 mempelajari materi biologi membuat semangat belajar
saya menurun.

4 Saya suka bercanda ketika jam pelajaran berlangsung.

Saya mempelajari kembali materi biologi yang sudah


5
diterangkan oleh guru.

6 Saya mencatat materi dengan lengkap dan rapi.

Saya mengerjakan soal-soal pada buku tentang materi


7 biologi meski yang sedang dipelajari meskipun tidak
ditugaskan oleh guru.

8 Saya cendrung pasif saat pelajaran kelompok.

Walaupun guru biologi menyampaikan pelajaran


9 biologi dengan penuh semangat, saya tetap merasa
bosan dalam mengikuti pelajaran.

Saya menanyakan materi biologi yang belum jelas,


10
setelah guru menerangkan materi tersebut.

Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan


11
guru tentang materi biologi yang sedang dipelajari.
129

12 Saya tidak pernah belajar saat ulangan biologi.

Pada saat kerja kelompok, saya berusaha memberi


13 masukan pendapat untuk memecahkan persoalan yang
sedang dialami.

Agar tidak ketinggalan dalam menerima materi yang


14
dibahas, saya memperhatikan penjelasan guru.

Jika teman saya mendapatkan nilai sejarah yang lebih


15 baik dari saya, maka saya terpacu untuk bersaing
meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.

Saya malas belajar biologi karena selama ini saya


16
cendrung menganggap pelajaran biologi sulit.

Saya meminjam catatan pada teman atau membaca


17 buku tentang materi biologi saat saya tidak mengikuti
pelajaran materi biologi tertentu karena suatu hal.

Saya belum puas dengan prestasi biologi yang


18 diperoleh dan akan terus meningkatkan kegiatan
belajar biologi.

Saya berusaha belajar bersama teman dalam


19
menghadapi kesulitan belajar biologi.

Saya mengumpulkan tugas materi biologi tepat pada


20
waktunya.

*Dimodifikasi dari Vitriyanti (2018)


130

ANGKET MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI (Sesudah Validasi)


Nama :
Kelas :

Petunjuk Pengisian Kuesioner:


Berilah tanda cek pada jawaban yang akan anda dipilih, dari keempat alternatif
jawaban pertanyaan dibawah ini.

Keterangan:
SL : Selalu SR : Sering
KD : Kadang-kadang J : Jarang TP : Tidak Pernah
N
Pernyataan SL SR KD J TP
No

Saya tidak memerhatikan dengan sungguh-sungguh


1 jika guru biologi sedang melakukan demonstrasi di
depan kelas.

Setiap melaksanakan suatu kegiatan yang


2
berhubungan dengan biologi secara asal-asalan.

3 Saya suka bercanda ketika jam pelajaran berlangsung.

Saya mempelajari kembali materi biologi yang sudah


4
diterangkan oleh guru.

5 Saya mencatat materi dengan lengkap dan rapi.

Saya mengerjakan soal-soal pada buku tentang materi


6 biologi meski yang sedang dipelajari meskipun tidak
ditugaskan oleh guru.

7 Saya cendrung pasif saat pelajaran kelompok.

Walaupun guru biologi menyampaikan pelajaran


8 biologi dengan penuh semangat, saya tetap merasa
bosan dalam mengikuti pelajaran.

Saya menanyakan materi biologi yang belum jelas,


9
setelah guru menerangkan materi tersebut.

Saya berusaha menjawab pertanyaan yang diberikan


10
guru tentang materi biologi yang sedang dipelajari.

11 Saya tidak pernah belajar saat ulangan biologi.

Pada saat kerja kelompok, saya berusaha memberi


12 masukan pendapat untuk memecahkan persoalan yang
sedang dialami.
131

Agar tidak ketinggalan dalam menerima materi yang


13
dibahas, saya memperhatikan penjelasan guru.

Saya malas belajar biologi karena selama ini saya


14
cendrung menganggap pelajaran biologi sulit.

Saya belum puas dengan prestasi biologi yang


15 diperoleh dan akan terus meningkatkan kegiatan
belajar biologi.

Saya mengumpulkan tugas materi biologi tepat pada


16
waktunya.

*Dimodifikasi dari Vitriyanti (2018)


132

LAMPIRAN 11: Rubrik Kuesioner Motivasi Belajar

RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KUESIONER MOTIVASI BELAJAR


Untuk mengetahui presentase motivasi belajar siswa secara individu, data di
analisis menggunakan perhitungan respon motivasi belajar siswa tiap individu,
yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
∑ 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Presentase individu (%) = ∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
𝑥 100%

Setelah diketahui minat siswa, kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel di


bawah ini:
Presentase yang diperoleh Keterangan

20 ≤ q < 35 Sangat rendah

36 ≤ q < 51 Rendah

52 ≤ q < 67 Sedang

68 ≤ q < 83 Tinggi

84 ≤ q < 100 Sangat tinggi


133

LAMPIRAN 12: Soal Pretest-Posttest (sebelum validasi dan sesudah validasi)

PRETEST-POSTTEST (sebelum validasi)


Nama : Kelas :
Materi : Ekologi Waktu : 25 Menit

Petunjuk:
1. Tuliskan nama dan nomer absen anda pada tempat yang telah disediakan!
2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya!
3. Jawaban ditulis pada lembar soal.
4. Periksalah pekerjaan anda sebelum di kumpulkan kepada guru!

SOAL!!!
1. Jika pada suatu daerah terjadi kebakaran hutan,analisislahkondisi yang
terjadi dalam ekosistem tersebut?
2. Pada suatu ekosistem danau yang permukaannya tertutup oleh enceng
gondok. Terdapat beberapa ikan yang awalnya hidup dengan baik, namun
mati secara tiba-tiba. Berdasarkankasus inianalisislah permasalahan
lingkunganapa yang terjadi danberi 1 solusi yang harus di lakukan untuk
menanggulanginya.
3. Apa yang menyebabkan suksesisekunder tidak memerlukan waktu yang
lama di bandingkan dengan suksesi primer dalampembentukannya?
4. Amati gambar berikut! Nampak pada gambar yaitu kali Gendol yang
berada di daerah yogyakarta pada waktu terjadi letusan gunung merapi.
Bandingkan dengan beberapa tahun setelah terjadi letusan.
Analisislahjenis suksesi yang terjadi, disertai penjelasan akibat pada
daerah tersebut!

(pada saat terjadi letusan gunung (Suasana beberapa bulan setelah


berapi) bencana)

5. Jelaskan proses terjadinya daur karbon!


6. Hasil yang diperoleh di ekosistem sungai Amazon adalah sebagai berikut:
 Warna air coklat muda dengan Ph 6
 Tingkat kekeruhan air keruh
 Dasar air keruh
134

 Dasar sungai terdapat pasir, lumpur dan batuan.


 Terdapat polusi air berupa plastik mengapung dan banyak buih.
 Banyak tumbuhan di sekitar tepi sungai, semak, serta banyak alga dan
hewan dalam air seperti larva nyamuk, keong.
Berdasarkan hasil pengamatan hasil pengamatan di atas dapat di
simpulkan bahwa ciri-ciri pencemaran air dapat dilihat dengan adanya?
7. Buatlah 2 contoh rantai makanan yang kalian ketahui!
8. Buatlah jaring- jaring makanan darigambar di bawah ini!

\\\\
135

PRETEST-POSTTEST (sesudah validasi)


Nama : Kelas :
Materi : Ekologi Waktu : 25 Menit

Petunjuk:
1. Tuliskan nama dan nomer absen anda pada tempat yang telah
disediakan!
2. Bacalah soal dengan teliti sebelum menjawabnya!
3. awaban ditulis pada lembar soal.
4. Periksalah pekerjaan anda sebelum di kumpulkan kepada guru!

SOAL!!!
1. Apa yang menyebabkan suksesisekunder tidak memerlukan waktu yang
lama di bandingkan dengan suksesi primer dalampembentukannya?
2. Amati gambar berikut! Nampak pada gambar yaitu kali Gendol yang berada
di daerah yogyakarta pada waktu terjadi letusan gunung merapi.
Bandingkan dengan beberapa tahun setelah terjadi letusan. Analisislah jenis
suksesi yang terjadi, disertai penjelasan akibat pada daerah tersebut!

(pada saat terjadi letusan gunung (Suasana beberapa bulan setelah


berapi) bencana)

3. Hasil yang diperoleh di ekosistem sungai Amazon adalah sebagai berikut:


 Warna air coklat muda dengan Ph 6
 Tingkat kekeruhan air keruh
 Dasar air keruh
 Dasar sungai terdapat pasir, lumpur dan batuan.
 Terdapat polusi air berupa plastik mengapung dan banyak buih.
 Banyak tumbuhan di sekitar tepi sungai, semak, serta banyak alga dan
hewan dalam air seperti larva nyamuk, keong.
Berdasarkan hasil pengamatan hasil pengamatan di atas dapat di simpulkan
bahwa ciri-ciri pencemaran air dapat dilihat dengan adanya?
4. Buatlah 2 contoh rantai makanan yang kalian ketahui!
136

5. Buatlah jaring- jaring makanan dari gambar di bawah ini!


137

Lampiran 13: Kisi-Kisi Instrumen pretest-postest

Kisi-Kisi Instrumen Hasil Belajar Aspek Kognitif (Pretest-Posttest)


Level
Indikator Pertanyaan Jawaban Skor
Kognitif

Karena suksesisakunder
terjadi apabila habitat
organisme tidak rusak
total sehingga masih ada
1) Apa yang menyebabkan substrat atau
Mengidentifik
suksesisekunder tidak pertumbuhan awal. Oleh
asi macam- memerlukan waktu yang C2 karena itu suksesi 15
macam lama di bandingkan sekunder tidak
suksesi dengan suksesi primer memerlukan waktu yang
dalampembentukannya? lama dalam
pembentukannya
dibandingkan dengan
dengan suksesi primer.

2) Amati gambar berikut! Kali gendong termasuk


Nampak pada gambar suksesi primer, karena di
yaitu Kali Gendol yang sebabkan oleh bencana
berada di daerah alam, yaitu gunung
yogyakarta pada waktu meletus. Letusan gunung
terjadi letusan gunung merapi menyebabkan
merapi. . Bandingkan komunitas yang terkena
dengan beberapa tahun letusan menjadi musnah,
setelah terjadi letusan. sehingga menyebabkan
Analisislah jenis suksesi munculnya tumbuhan
yang terjadi, disertai pioner, seperti lumut
penjelasan akibat pada kerak, yaitu tumbuhan
daerah tersebut. yang pertama kali
tumbuh, setelah beberapa
Menganalisis waktu terjadi letusan
tentang daur tumbuhan pionerakan
biogeokimia. C4 mengadakan pelapukan 15
pada permukaan lahan di
daerah kali gendol
tersebut, tumbuhan
(pada saat terjadi letusan pioner yang mati akan di
gunung berapi) uraikan oleh pengurai
sehingga terbentuklah
susunan tanah yang lebih
kompleks dan juga
materi dari gunung
meletus kaya akan
mineral. Akibatnya,
rumput dapat tumbuh
suburmenggantikan
tumbuhan pioner, rumput
mengalami pelapukan
(suasana beberapa bulan yang nantinya terbentuk
setelah bencana ) susunan tanah yang lebih
138

kompleks lagi, keadaan


ini menyebabkan
berbagai jenis semak
dapat tumbuh
menggantikan rumput.

3) Hasil yang diperoleh di


ekosistem sungai Amazon
adalah sebagai berikut:
 warna air coklat muda
dengan Ph 6
 tingkat kekeruhan air
keruh
 dasar air keruh
 dasar sungai terdapat
pasir, lumpur dan
batuan. Ciri-ciri pencemaran
 Terdapat polusi air airberdasarkan hasil
berupa plastik pengamatan yaitu dapat
mengapung dan banyak C4 dilihat dengan adanya 10
buih. perubahan pH , warna
 Banyak tumbuhan di dan organisme air seperti
sekitar tepi sungai, alga.
semak, serta banyak
alga dan hewan dalam
air seperti larva
nyamuk, keong.
Berdasarkan hasil
pengamatan hasil
pengamatan di atas dapat di
simpulkan bahwa ciri-ciri
pencemaran air dapat dilihat
dengan adanya?

Menyajikan  Sawi  tikus


karya jaring- elang
jaring  Sawibelalang
makanan yang 4) Buatlah 2 contoh jaring- katak  elang
terjadi pada rantai makanan yang C6  Sawi belalang  10
suatu kalian ketahui! burung pipit 
ekosistem. elang.
 Sawi  sawi  ulat
 burung pipit 
elang
5) Buatlah jaring- jaring
makanan dari gambar di
bawah ini!

C5 15

*Dimodifikasi dari Vitriyanti (2018)


139

Lampiran 14: Lembar Validasi Soal Pretest dan Posttest


140
141

LAMPIRAN 15: Rubrik Penilaian Pretest-Posttest

Rubrik Penilaian Pretest-Posttest

No.
Jawaban Keterangan Skor
Soal

Jawaban rinci, jelas


15
dan benar

Karena suksesi sakunder terjadi apabila habitat Jawaban singkat


8
organisme tidak rusak total sehingga masih ada jelas dan benar
substrat atau pertumbuhan awal. Oleh karena itu
Jawaban benar tapi
1. suksesi sekunder tidak memerlukan waktu yang lama 5
dalam pembentukannya dibandingkan dengan dengan alasan salah
suksesi primer.
Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Kali gendong termasuk suksesi primer, karena di Jawaban rinci,


sebabkan oleh bencana alam, yaitu gunung meletus. benar,
15
Letusan gunung merapi menyebabkan komunitas sesuai/berkaitan
yang terkena letusan menjadi musnah, sehingga dengan gambar
menyebabkan munculnya tumbuhan pioner, seperti
lumut kerak, yaitu tumbuhan yang pertama kali Jawaban rinci,
tumbuh, setelah beberapa waktu terjadi letusan benar, tidak
tumbuhan pioner akan mengadakan pelapukan pada berkaitan dengan 8
permukaan lahan di daerah kali gendol tersebut, gambar
2. tumbuhan pioner yang mati akan di uraikan oleh
pengurai sehingga terbentuklah susunan tanah yang
lebih kompleks dan juga materi dari gunung meletus
kaya akan mineral. Akibatnya, rumput dapat tumbuh Jawaban salah 2
subur menggantikan tumbuhan pioner, rumput
mengalami pelapukan yang nanatinya terbentuk
susunan tanah yang lebih kompleks lagi, keadaan ini Tidak menjawab 0
menyebabkan berbagai jenis semak dapat tumbuh
menggantikan rumput.

Jawaban lengkap,
10
jelas dan benar

Jawaban tidak
Ciri-ciri pencemaran airberdasarkan hasil lengkap tetapi jelas 6
pengamatan yaitu dapat dilihat dengan adanya dan benar
3. perubahan pH , warna dan organisme air seperti alga.
Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Jawaban benar
 Sawi  tikus elang
berserta keterangan, 10
4.  Sawibelalang katak  elang
dan lengkap
 Sawi belalang  burung pipit  elang. (produsen hingga
142

 Sawi  sawi  ulat  burung pipit  elang pengurai)

Jawaban benar
namun kerangan 6
tidak lengkap

Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Jawaban lengkap,
15
jelas dan benar

Jawaban tidak
lengkap tetapi jelas 8
dan benar
5.
Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

dimodifikasi dari Aliyah (2018)


143

LAMPIRAN 16 : Rubrik Penilaian LKS Kelas Eksperimen dan Kelas


Kontrol

Rubrik Penilaian LKS (eksperimen) Ekologi Pertemuan 1


No.
Tahap Jawaban Keterangan Nilai
soal

Komponen Abiotik:
Menjawab lengkap, dan
20
1. Air benar
2. Tanah
3. Udara (angin)
4. Cahaya matahari Menjawab tidak lengkap
5. Suhu (penguapan) tetapi benar dan
Komponen Biotik: 10
Think 1 menjawab lengkap tetapi
sebagian benar
1. Lumut
2. Berbagai jenis tumbuhan (tali
putri dll)
3. Lalat Jawaban salah 2
4. Kupu-kupu
5. Lebah
6. Ular Tidak menjawab 0
7. Katak
Menjawab lengkap, jelas
20
dan benar
Komponen biotik akan mengalami
kepunahan karna proses kehidupan
pada komponen biotik itu sendiri tidak Menjawab tidak lengkap
10
2 tetapi jelas dan benar
akan berlangsung dan hal ini
berdampak pada Keseimbangan
ekosistem yang tidak stabil. Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Interaksi antar organisme dapat


Pair dikategorikan sebagai berikut:

f. Netral, yaitu hubungan tidak saling


mengganggu antarorganisme dalam
habitat yang sama, bersifat tidak
menguntungkan dan tidak Menjawab lengkap, jelas
3 merugikan kedua belah pihak. 20
dan benar
Contoh: antara capung dengan sapi.
g. Predasi, yaitu hubungan antara
mangsa dan pemangsa (predator).
Contoh: harimau dengan
mangsanya, yaitu rusa, burung
hantu, dan tikus.
h. Simbiosis adalah hidup bersama
144

antara dua makhluk hidup yang


berbeda jenis. Simbiosis dapat
dibagi menjadi tiga yaitu sebagai
berikut.
d) Simbiosis mutualisme adalah
hidup bersama antara dua
makhluk hidup yang keduanya
Menjawab tidak lengkap
saling diuntungkan, contoh:
tetapi benar dan
simbiosis antara bunga dan 10
menjawab lengkap tetapi
lebah, burung jalak dan
sebagian benar
kerbau, serta kacang tanah dan
bakteri Rhizobium.
e) Simbiosis parasitisme adalah
hidup bersama antara dua
makhluk hidup berbeda jenis,
tetapi satu makhluk hidup
diuntungkan (parasit) dan satu
makhluk hidup dirugikan
(inang). Contoh: simbiosis
antara cacing pita dan tubuh
manusia, jamur dan tubuh
manusia, serta benalu dan
pohon mangga. Menjawab salah 2
f) Simbiosis komensalisme
adalah hidup bersama antara
dua makhluk hidup berlainan
jenis, salah satu makhluk
hidup diuntungkan dan
makhluk hidup yang lain tidak
dirugikan. Contoh: simbiosis Tidak menjawab 0
antara anggrek dan pohon
mangga, antara ikan hiu dan
ikan remora.
a) Netralisme
Netralisme adalah interaksi
antara dua atau lebih spesies
yang masing-masing tidak
terpengaruh oleh adanya Menjawab lengkap, jelas
4 asosiasi (tidak ada yang di 20
dan benar
untungkan dandi rugikan)
b) Mutualisme
Mutualisme yaitu interaksi
antar dua spesies atau lebih
yang masing-masing pihak
145

memperoleh keuntungan dan


kebutuhan sehingga adanya
asosiasi tersebut merupakan
keharusan.
c) Kompetisi (persaingan) Menjawab tidak lengkap
Kompetisi adalah interaksi tetapi benar dan
antara dua atau lebih spesies 10
menjawab lengkap tetapi
yang saling menghalangi hal sebagian benar
ini di sebabkan karana
masing-masing spesies
memiliki kebutuhan yang
sama
d) Parasitisme
Parasitisme yaitu interaksi
antara dua spesies atau lebih
yang berakibat salah satu
pihak yang lainnya (parasit)
beruntung.
e) Amensalisme Menjawab salah 2
Amensalisme yaitu interaksi
antara dua spesies atau lebih
yang berakibat salah satu
pihak di rugikan, sedangkan
pihak lainnya tidak
terpengaruh oleh adanya
asosiasi (tidak rugi dan tidak
untung) Tidak menjawab 0
f) Predasi (pemangsa)
Predasi yaitu interaksi makan
memakan suatu organisme.

*dimodifikasi dari Aliyah (2018)


146

Rubrik Penilaian LKS (eksperimen) Ekologi Pertemuan 2


Nomor
Tahap Jawaban Keterangan Nilai
soal

Menjawab lengkap,
10
dan benar

Yaitu Peristiwa hujan asam yang akan Menjawab tidak


berdampak pada kelangsungan suatu lengkap tetapi benar
5
1 organisme yaitu tumbuhan, hewan akan dan menjawab lengkap
mati bahkan hujan asam bersifat korosit tetapi sebagian benar
terhadap bangunan dan logam
Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Terdapat 10 rantai makanan yaitu:

1. Tree (pohon)Giraffe (jerapah) Menjawab lengkap,


15
Lion (singa) dan benar
2. Tree (pohon)Rhino (badak)
Lion (singa)
3. Tree (pohon) Rhino (badak)
Vulture (burung bangkai)
4. Grass (rumput)Rhino (badak)
Think Lion (singa)
5. Grass (rumput) Rhino (badak) Menjawab tidak
Vulture (burung bangkai) lengkap tetapi benar
8
6. Grass (rumput)Grasshopper dan menjawab lengkap
(belalang)Fiscal shrike (sejenis tetapi sebagian benar
burung)African skunk (sigung
2 afrika) Vulture (burung bangkai)
7. Grass (rumput)Grasshopper
(belalang) Baboon (babon)
Leopard (macan tutul) Vulture
(burung bangkai)
8. Grass (rumput)Mouse Jawaban salah 2
(tikus)Caracal (caracal) Snake
(ular)Baboon (Babon) Leopard
(macan tutul) Vulture (burug
bangkai)
9. Grass (rumput) Impala
(impala)Leopard (macan tutul) Tidak menjawab 0
Vulture (burung bangkai)
10. Shrub (belukar) Impala (impala)
Leopard (macan tutul) Vulture
(burung bangkai).
Konsumen 1 akan mengalami kesulitan
dalam mencari makanan, yang akan Menjawab lengkap,
15
berdampak pada berkurangnya anggota jelas dan benar
populasi, selanjutnya berdampak pula
Pair 3 pada konsumen ke-2 dan ke-3 yang
akan kesulitan juga mencari makanan. Menjawab tidak
Jika hal ini dibiarkan terus menerus lengkap tetapi jelas dan 8
akan berdampak pada kepunahan di
benar
setiap populasi.
147

Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Menjawab lengkap,
10
jelas dan benar

Menjawab tidak
Terdapat enam konsumer dengan lengkap tetapi benar
beberapa macam makanan yaitu Lion, 8
4 dan menjawab lengkap
Rhino, Ribbon, Impala, Leopard, tetapi sebagian benar
Vulture.

Menjawab salah 2

Tidak menjawab 0

Rantai makanan adalah peristiwa Menjawab lengkap,


15
makan dan dimakan (perpindahan jelas dan benar
energi dari produsen ke tingkat yg lebih
tinggi) dengan urutan dan arah tertentu Menjawab tidak
dengan skala lebih kecil. Sedangkan lengkap tetapi jelas dan 8
5 jaring-jaring makanan merupakan benar
proses atau sekumpulan dari rantai
makanan yang saling berhubungan
(skala yang lebih besar) dimana Menjawab salah 2
organisme hetertrof tidak hanya
memakan satu jenis organisme saja. Tidak menjawab 0

Menjawab lengkap,
15
jelas dan benar
1. Interaksi langsung antar spesies
2. Memberi bentuk dalam ekosistem Menjawab tidak
3. Mendukung pemangsa puncak lengkap tetapi benar
6 8
4. Membantu mengatur ekosistem dan menjawab lengkap
5. Menyediakan makanan tetapi sebagian benar
6. Menggunakan zat makanan
7. Mengurai senyawa organik Menjawab salah 2

Tidak menjawab 0

*dimodifikasi dari Aliyah (2018)


148

Tahap share
Rubrik Penilaian Presentasi Kelompok

Deskriptor (skor)
Aspek yang
di nilai
2 3 4 5

Bekerja sama
Kerja sama Tidak bekerja
Sangat individual dengan baik
dalam sama dengan Kurang bekerja
hanya bekerja dengan teman-
sesama baik dengan sama dengan
sama dengan s atu temannya dan
anggota anggota kelompoknya
orang menjadi fasilitator
kelompok kelompok
bagi kelompoknya

Tidak menguasai Menguasai materi


Kurang
Tidak bisa materi dan dengan baik dan
Penguasaan menguasai materi
menguasai presentasi berisi tersusun, tidak
materi dan tidak
materi kutipan teori yang dengan membaca
membaca buku
dibacakan buku

Menyampaikan
Menyampaikan
materi tanpa
Tidak materi tanpa
Penyampaia Menyampaikan textbook tetapi
menyampaikan textbook dan bisa
n materi materi textbook tidak bisa
materi mengkomunikasik
mengkomunikasik
an dengan baik
an dengan baik

Kurang percaya
Tidak percaya Percaya diri dan
diri sehingga Kurang percaya
diri sehingga dapat
Kepercayaa tidak bisa diri tetapi bisa
tidak dapat menyampaikan
n diri menyampaikan menyampaikan
menyampaikan materi dengan
materi dengan materi cukup baik
materi baik.
baik

*dimodifikasi dari Apipah (2017)


149

Rubrik Penilaian LKS (kontrol) Ekologi Pertemuan 1

Nomor
Jawaban Keterangan Nilai
soal

Menjawab lengkap, dan


15
benar

Menjawab tidak lengkap


Suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh tetapi benar dan menjawab
8
1. hubungan timbal balik tak terpisahkan antara lengkap tetapi sebagian
makhluk hidup dengan lingkungannya. benar

Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Menjawab lengkap, dan


15
benar
Komponen abiotic: air, udara, tanah Menjawab tidak lengkap
tetapi benar dan menjawab
Komponen biotik: tumbuhan hijau, ikan, 8
2. lengkap tetapi sebagian
burung,kancil
benar

Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Menjawab lengkap, jelas


15
dan benar
Komponen biotik akan mengalami
kepunahan karna proses kehidupan pada Menjawab tidak lengkap
3. komponen biotik itu sendiri tidak akan 8
tetapi jelas dan benar
berlangsung dan hal ini berdampak pada
Keseimbangan ekosistem yang tidak stabil. Jawaban salah 2

Tidak menjawab 0

Interaksi antar organisme dapat dikategorikan


sebagai berikut:

1) Netral, yaitu hubungan tidak saling


mengganggu antarorganisme dalam
habitat yang sama, bersifat tidak Menjawab lengkap, jelas
4. 15
menguntungkan dan tidak merugikan dan benar
kedua belah pihak. Contoh: antara capung
dengan sapi.
2) Predasi, yaitu hubungan antara mangsa
dan pemangsa (predator). Contoh:
harimau dengan mangsanya, yaitu rusa,
150

burung hantu, dan tikus.


3) Simbiosis adalah hidup bersama antara
dua makhluk hidup yang berbeda jenis.
Simbiosis dapat dibagi menjadi tiga yaitu
sebagai berikut.
Menjawab tidak lengkap
a) Simbiosis mutualisme adalah hidup
tetapi benar dan menjawab
bersama antara dua makhluk hidup 8
lengkap tetapi sebagian
yang keduanya saling diuntungkan,
benar
contoh: simbiosis antara bunga dan
lebah, burung jalak dan kerbau, serta
kacang tanah dan bakteri Rhizobium.
b) Simbiosis parasitisme adalah hidup
bersama antara dua makhluk hidup
berbeda jenis, tetapi satu makhluk
hidup diuntungkan (parasit) dan satu
makhluk hidup dirugikan (inang).
Contoh: simbiosis antara cacing pita
dan tubuh manusia, jamur dan tubuh Menjawab salah 2
manusia, serta benalu dan pohon
mangga.
c) Simbiosis komensalisme adalah
hidup bersama antara dua makhluk
hidup berlainan jenis, salah satu
makhluk hidup diuntungkan dan
makhluk hidup yang lain tidak Tidak menjawab 0
dirugikan. Contoh: simbiosis antara
anggrek dan pohon mangga, antara
ikan hiu dan ikan remora.

1. Netralisme
Netralisme adalah interaksi antara
dua atau lebih spesies yang masing-
masing tidak terpengaruh oleh Menjawab lengkap, jelas
15
adanya asosiasi (tidak ada yang di dan benar
untungkan dandi rugikan)
2. Mutualisme
Mutualisme yaitu interaksi antar dua
spesies atau lebih yang masing-
masing pihak memperoleh
keuntungan dan kebutuhan sehingga
adanya asosiasi tersebut merupakan
keharusan. Menjawab tidak lengkap
3. Kompetisi (persaingan) tetapi benar dan menjawab
5. 8
Kompetisi adalah interaksi antara lengkap tetapi sebagian
dua atau lebih spesies yang saling benar
menghalangi hal ini di sebabkan
karana masing-masing spesies
memiliki kebutuhan yang sama
4. Parasitisme
Parasitisme yaitu interaksi antara
dua spesies atau lebih yang
berakibat salah satu pihak yang Menjawab salah 2
lainnya (parasit) beruntung.
5. Amensalisme
Amensalisme yaitu interaksi antara
dua spesies atau lebih yang
berakibat salah satu pihak di Tidak menjawab 0
rugikan, sedangkan pihak lainnya
151

tidak terpengaruh oleh adanya


asosiasi (tidak rugi dan tidak
untung)
6. Predasi (pemangsa)
Predasi yaitu interaksi makan
memakan suatu organisme.

*dimodifikasi dari Aliyah

Rubrik Penilaian LKS (kontrol) Ekologi Pertemuan 2

Nomor
Jawaban Keterangan Nilai
soal

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan Menjawab lengkap, dan


15
dimakan (perpindahan energi dari rodusen ke benar
tingkat yg lebih tinggi) dengan urutan dan
Menjawab tidak lengkap
arah tertentu dengan skala lebih kecil.
tetapi benar dan menjawab
8
1 lengkap tetapi sebagian
jaring-jaring makanan merupakan proses
atau sekumpulan dari rantai makanan yang benar
saling berhubungan (skala yang lebih besar)
Jawaban salah 2
dimana organisme hetertrof tidak hanya
memakan satu jenis organisme saja. Tidak menjawab 0

Terdapat 10 rantai makanan yaitu:


Menjawab lengkap, dan
 Tree (pohon)Giraffe (jerapah) 15
benar
Lion (singa)
 Tree (pohon)Rhino (badak)
Lion (singa)
 Tree (pohon) Rhino (badak)
Vulture (burung bangkai) Menjawab tidak lengkap
 Grass (rumput)Rhino (badak) tetapi benar dan menjawab
Lion (singa) 8
lengkap tetapi sebagian
 Grass (rumput) Rhino (badak) benar
2 Vulture (burung bangkai)
 Grass (rumput)Grasshopper
(belalang)Fiscal shrike (sejenis
burung)African skunk (sigung
afrika) Vulture (burung bangkai) Jawaban salah 2
 Grass (rumput)Grasshopper
(belalang) Baboon (babon)
Leopard (macan tutul) Vulture
(burung bangkai)
 Grass (rumput)Mouse
Tidak menjawab 0
(tikus)Caracal (caracal) Snake
(ular)Baboon (Babon) Leopard
(macan tutul) Vulture (burug
152

bangkai)
 Grass (rumput) Impala
(impala)Leopard (macan tutul)
Vulture (burung bangkai)
 Shrub (belukar) Impala (impala)
Leopard (macan tutul) Vulture
(burung bangkai).
Menjawab lengkap, jelas dan
Konsumen 1 akan mengalami kesulitan 15
benar
dalam mencari makanan, yang akan
berdampak pada berkurangnya anggota
Menjawab tidak lengkap
populasi, selanjutnya berdampak pula pada 8
3 tetapi jelas dan benar
konsumen ke-2 dan ke-3 yang akan kesulitan
juga mencari makanan. Jika hal ini dibiarkan
Jawaban salah 2
terus menerus akan berdampak pada
kepunahan di setiap populasi.
Tidak menjawab 0

Menjawab lengkap, jelas dan


15
benar

Menjawab tidak lengkap


Terdapat enam konsumer dengan beberapa tetapi benar dan menjawab
8
4 macam makanan yaitu Lion, Rhino, Ribbon, lengkap tetapi sebagian
Impala, Leopard, Vulture. benar

Menjawab salah 2

Tidak menjawab 0

Menjawab lengkap, jelas dan


15
benar
 Interaksi langsung antar spesies
 Memberi bentuk dalam ekosistem Menjawab tidak lengkap
 Mendukung pemangsa puncak tetapi benar dan menjawab
5. 8
 Membantu mengatur ekosistem lengkap tetapi sebagian
 Menyediakan makanan benar
 Menggunakan zat makanan
Menjawab salah 2
 Mengurai senyawa organik
Tidak menjawab 0

*dimodifikasi dari Aliyah (2018)


153

Tahap share
Rubrik Penilaian Presentasi Kelompok

Deskriptor (skor)
Aspek yang
di nilai
2 3 4 5

Bekerja sama
Kerja sama Tidak bekerja
Sangat individual dengan baik dengan
dalam sama dengan Kurang bekerja
hanya bekerja teman-temannya
sesama baik dengan sama dengan
sama dengan s dan menjadi
anggota anggota kelompoknya
atu orang fasilitator bagi
kelompok kelompok
kelompoknya

Tidak menguasai Menguasai materi


Tidak bisa materi dan Kurang menguasai dengan baik dan
Penguasaan
menguasai presentasi berisi materi dan tidak tersusun, tidak
materi
materi kutipan teori membaca buku dengan membaca
yang dibacakan buku

Menyampaikan
Menyampaikan
materi tanpa
Tidak materi tanpa
Penyampaian Menyampaikan textbook tetapi tidak
menyampaikan textbook dan bisa
materi materi textbook bisa
materi mengkomunikasikan
mengkomunikasikan
dengan baik
dengan baik

Kurang percaya
Tidak percaya
diri sehingga Kurang percaya diri Percaya diri dan
diri sehingga
Kepercayaan tidak bisa tetapi bisa dapat
tidak dapat
diri menyampaikan menyampaikan menyampaikan
menyampaikan
materi dengan materi cukup baik materi dengan baik.
materi
baik

*dimodifikasi dari Apipah (2017)


154

LAMPIRAN 17: Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak


155
156
157
158

Lampiran 18: Lembar Validasi Angket Motivasi Belajar


159
160

Lampiran 19: Hasil Uji Validitas Kusioner Motivasi Belajar

Correlations
item item item item item item item item item item item item item item item item item item item item skor
no.1 no.2 no.3 no.4 no.5 no.6 no.7 no.8 no.9 no.10 no.11 no.12 no.13 no.14 no.15 no.16 no.17 no.18 no.19 no.20 total

item no.1 Pearson -


1 .379 .220 .369 .084 .208 .420* .584** .190 .488* .392 .136 .389 .056 .238 .174 .545** .064 .324 .658**
Correlation .038

Sig. (2-tailed) .062 .292 .070 .691 .318 .857 .036 .002 .362 .013 .052 .517 .055 .789 .253 .406 .005 .760 .114 .000

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.2 Pearson .694


.379 1 .050 **
.071 .103 .251 .127 .405* .036 .182 .635** -.134 .351 .028 .423* -.016 .384 -.042 .205 .545**
Correlation

Sig. (2-tailed) .062 .814 .000 .735 .623 .226 .545 .045 .863 .385 .001 .524 .085 .894 .035 .938 .058 .843 .326 .005

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.3 Pearson - -


.220 .050 1 .059 -.052 .132 .371 -.144 .224 -.058 -.405* .102 -.038 .136 -.140 -.113 .130 .168 .152
Correlation .178 .091

Sig. (2-tailed) .292 .814 .778 .395 .805 .667 .529 .068 .492 .281 .784 .045 .628 .858 .516 .505 .591 .535 .422 .469

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.4 Pearson .694


.369 **
.059 1 .014 .124 .369 .290 .346 -.082 .368 .726** .094 .270 .073 .441* .242 .222 .142 .245 .637**
Correlation

Sig. (2-tailed) .070 .000 .778 .946 .556 .069 .160 .090 .697 .071 .000 .655 .191 .728 .027 .244 .286 .498 .238 .001
161

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.5 Pearson - .607


.084 .071 .014 1 .475* -.171 -.080 .713** .387 .108 .510** -.020 .317 .048 .000 .325 .281 -.140 .453*
**
Correlation .178

Sig. (2-tailed) .691 .735 .395 .946 .016 .001 .412 .705 .000 .056 .606 .009 .925 .122 .820 1.000 .113 .173 .504 .023

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.6 Pearson - .475


.208 .103 .124 *
1 .192 .213 .085 .482* .225 .067 .516** -.049 .131 -.113 .034 .287 .172 .305 .441*
Correlation .052

Sig. (2-tailed) .318 .623 .805 .556 .016 .357 .306 .686 .015 .279 .749 .008 .816 .531 .592 .873 .164 .412 .139 .027

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.7 Pearson - - .607


.251 .369 .192 1 -.106 -.082 .253 .148 .333 .448* .145 .255 .399* -.127 .317 .070 .014 .469*
**
Correlation .038 .091

Sig. (2-tailed) .857 .226 .667 .069 .001 .357 .615 .696 .222 .479 .104 .025 .488 .219 .048 .546 .122 .738 .948 .018

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.8 Pearson .420 - -


.127 .132 .290 .213 1 .421* .020 .346 .237 .087 .149 .019 -.031 .264 .435* .067 .578** .474*
*
Correlation .171 .106

Sig. (2-tailed) .036 .545 .529 .160 .412 .306 .615 .036 .924 .090 .254 .680 .478 .927 .883 .203 .030 .750 .002 .017

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.9 Pearson .584 .405 - -


.371 .346 .085 .421* 1 .172 .492* .410* -.232 .125 -.143 .469* .084 .177 -.017 .115 .499*
** *
Correlation .080 .082
162

Sig. (2-tailed) .002 .045 .068 .090 .705 .686 .696 .036 .412 .012 .042 .264 .551 .494 .018 .690 .397 .934 .583 .011

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.10 Pearson - - .713


.190 .036 **
.482* .253 .020 .172 1 .317 .217 .385 -.055 .146 .003 .083 .281 .036 .008 .413*
Correlation .144 .082

Sig. (2-tailed) .362 .863 .492 .697 .000 .015 .222 .924 .412 .122 .298 .058 .795 .486 .991 .693 .173 .864 .969 .040

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.11 Pearson .488


*
.182 .224 .368 .387 .225 .148 .346 .492* .317 1 .207 .010 -.124 -.055 .156 .127 .201 .424* .104 .542**
Correlation

Sig. (2-tailed) .013 .385 .281 .071 .056 .279 .479 .090 .012 .122 .320 .962 .556 .795 .456 .546 .337 .035 .621 .005

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.12 Pearson .635 - .726


.392 .108 .067 .333 .237 .410* .217 .207 1 .150 .423* -.037 .501* .075 .422* -.127 -.032 .612**
** **
Correlation .058

Sig. (2-tailed) .052 .001 .784 .000 .606 .749 .104 .254 .042 .298 .320 .473 .035 .862 .011 .722 .036 .544 .878 .001

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.13 Pearson -


- .510 .448
Correlation .136 .405 .094 .516** .087 -.232 .385 .010 .150 1 .240 .391 .093 .107 .292 .186 .119 .422*
** *
.134
*

Sig. (2-tailed) .517 .524 .045 .655 .009 .008 .025 .680 .264 .058 .962 .473 .248 .053 .657 .612 .157 .373 .571 .035

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
163

item no.14 Pearson -


.389 .351 .102 .270 -.049 .145 .149 .125 -.055 -.124 .423* .240 1 .347 .607** .005 .505* .208 .217 .548**
Correlation .020

Sig. (2-tailed) .055 .085 .628 .191 .925 .816 .488 .478 .551 .795 .556 .035 .248 .089 .001 .983 .010 .319 .296 .005

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.15 Pearson -


.056 .028 .073 .317 .131 .255 .019 -.143 .146 -.055 -.037 .391 .347 1 -.010 .079 .114 .488* .283 .364
Correlation .038

Sig. (2-tailed) .789 .894 .858 .728 .122 .531 .219 .927 .494 .486 .795 .862 .053 .089 .964 .707 .588 .013 .170 .074

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.16 Pearson .423 .441 .399


.238 .136 .048 -.113 -.031 .469* .003 .156 .501* .093 .607** -.010 1 -.201 .200 .021 -.171 .476*
* * *
Correlation

Sig. (2-tailed) .253 .035 .516 .027 .820 .592 .048 .883 .018 .991 .456 .011 .657 .001 .964 .334 .339 .920 .413 .016

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.17 Pearson - - -


.174 .242 .000 .034 .264 .084 .083 .127 .075 .107 .005 .079 -.201 1 .027 .308 .290 .253
Correlation .016 .140 .127

Sig. (2-tailed) 1.00


.406 .938 .505 .244 .873 .546 .203 .690 .693 .546 .722 .612 .983 .707 .334 .897 .134 .159 .222
0

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.18 Pearson .545 -


.384 .222 .325 .287 .317 .435* .177 .281 .201 .422* .292 .505* .114 .200 .027 1 -.113 .304 .629**
**
Correlation .113
164

Sig. (2-tailed) .005 .058 .591 .286 .113 .164 .122 .030 .397 .173 .337 .036 .157 .010 .588 .339 .897 .592 .139 .001

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.19 Pearson -


.064 .130 .142 .281 .172 .070 .067 -.017 .036 .424* -.127 .186 .208 .488* .021 .308 -.113 1 .227 .375
Correlation .042

Sig. (2-tailed) .760 .843 .535 .498 .173 .412 .738 .750 .934 .864 .035 .544 .373 .319 .013 .920 .134 .592 .274 .064

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

item no.20 Pearson -


.324 .205 .168 .245 .305 .014 .578** .115 .008 .104 -.032 .119 .217 .283 -.171 .290 .304 .227 1 .426*
Correlation .140

Sig. (2-tailed) .114 .326 .422 .238 .504 .139 .948 .002 .583 .969 .621 .878 .571 .296 .170 .413 .159 .139 .274 .034

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

skor total Pearson .658 .545 .637 .453 .469


.152 .441* .474* .499* .413* .542** .612** .422* .548** .364 .476* .253 .629** .375 .426* 1
** ** ** * *
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .005 .469 .001 .023 .027 .018 .017 .011 .040 .005 .001 .035 .005 .074 .016 .222 .001 .064 .034

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

*. Correlation is significant at the 0.05


level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01


level (2-tailed).
165

Lampiran 20: Hasil Uji Validasi Soal Pretest- Posttest

Correlations
item no.1 item no.2 item no,3 item no.4 item no.5 item no.6 item no.7 item no.8 skor total
item no.1 Pearson Correlation 1 .114 -.137 .109 .131 -.073 .046 .054 .269
Sig. (2-tailed) .588 .515 .604 .531 .728 .828 .796 .193
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
item no.2 Pearson Correlation .114 1 -.103 .056 .085 .077 -.036 .107 .367
Sig. (2-tailed) .588 .626 .791 .685 .715 .864 .612 .071
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
item no,3 Pearson Correlation -.137 -.103 1 .357 .171 .480* .287 .270 .463*
Sig. (2-tailed) .515 .626 .080 .413 .015 .165 .192 .020
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
** **
item no.4 Pearson Correlation .109 .056 .357 1 .177 .324 .603 .510 .719**
Sig. (2-tailed) .604 .791 .080 .397 .114 .001 .009 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
item no.5 Pearson Correlation .131 .085 .171 .177 1 -.155 -.073 -.265 .188
Sig. (2-tailed) .531 .685 .413 .397 .459 .728 .201 .368
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
item no.6 Pearson Correlation -.073 .077 .480* .324 -.155 1 .465* .646** .646**
Sig. (2-tailed) .728 .715 .015 .114 .459 .019 .000 .000
166

N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
item no.7 Pearson Correlation .046 -.036 .287 .603** -.073 .465* 1 .847** .769**
Sig. (2-tailed) .828 .864 .165 .001 .728 .019 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
** ** **
item no.8 Pearson Correlation .054 .107 .270 .510 -.265 .646 .847 1 .799**
Sig. (2-tailed) .796 .612 .192 .009 .201 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
skor total Pearson Correlation .269 .367 .463* .719** .188 .646** .769** .799** 1
Sig. (2-tailed) .193 .071 .020 .000 .368 .000 .000 .000
N 25 25 25 25 25 25 25 25 25
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
167

Lampiran 21: Data Nilai Mentah dan Nilai Akhir Kelas Eksperimen

DATA NILAI ANGKET KELAS EKSPERIMEN (XF) SEBELUM


PERLAKUAN
Butir Soal
Nama
/No Nilai Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Mentah akhir

1 5 4 5 4 4 5 4 5 2 1 1 2 3 3 4 5 57 71

2 1 4 3 2 5 4 1 3 2 4 4 3 5 4 3 3 51 63

3 4 4 5 3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 5 4 5 72 90

4 5 4 3 1 5 4 3 2 1 2 5 4 5 3 2 4 53 66

5 2 3 4 2 1 1 4 3 2 5 4 4 4 2 3 3 47 58

6 4 3 2 4 2 5 4 4 5 5 3 3 4 3 2 2 55 68

7 5 3 3 4 5 3 4 4 2 2 2 5 5 1 5 4 57 71

8 5 5 5 5 3 4 5 4 3 2 4 3 4 4 3 3 62 77

9 3 3 2 2 4 3 2 1 1 1 4 3 4 4 3 3 43 53

10 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 4 2 2 45 56

11 4 4 3 3 3 2 1 4 5 2 5 4 5 3 3 3 54 67

12 5 4 3 2 3 4 2 3 2 3 4 3 5 4 4 5 56 70

13 5 5 5 2 4 3 2 1 4 3 4 4 3 4 5 5 59 74

14 3 3 3 4 3 5 4 4 2 5 5 4 4 5 5 5 64 80

15 2 2 3 3 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 4 3 62 77

16 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 5 5 3 5 5 5 71 88

17 4 3 3 5 3 3 4 3 4 5 5 5 4 2 5 4 62 77

18 5 2 3 2 5 4 3 3 5 5 4 3 2 5 5 5 61 76

19 2 1 2 4 3 3 4 5 4 2 3 3 3 4 4 5 52 65

20 1 2 2 3 3 2 2 5 3 1 4 4 3 2 2 4 43 54

21 2 4 3 2 4 5 5 5 2 2 4 4 4 5 5 3 59 73

22 3 4 5 5 4 3 3 2 4 4 3 2 4 5 5 4 60 75

23 4 5 5 3 2 3 3 2 2 4 4 3 3 3 5 4 55 68

24 5 5 4 4 4 3 2 4 4 2 3 3 5 5 5 5 63 79
168

25 4 2 2 5 4 3 5 4 4 3 5 5 5 5 4 4 64 80

26 4 4 3 4 5 4 5 5 4 5 4 4 5 3 2 4 65 81

27 3 4 3 4 3 4 4 5 5 5 2 3 4 4 3 2 58 72

28 4 4 5 5 5 2 3 2 3 2 2 3 3 4 5 5 57 71

29 3 2 4 3 2 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 3 62 77

30 4 2 4 3 3 3 4 2 2 2 4 4 5 5 2 5 54 67

31 2 5 5 4 3 3 5 4 3 2 4 3 2 1 4 5 55 69

32 3 4 4 3 2 4 3 5 3 4 3 2 4 4 2 2 52 65

33 5 1 4 3 2 1 3 5 3 3 4 4 3 2 4 3 50 62

34 4 2 3 2 4 4 5 3 2 2 3 3 3 3 4 5 52 65

35 4 3 2 4 2 2 5 5 4 4 5 5 2 5 5 4 61 76
169

DATA NILAI ANGKET KELAS EKSPERIMEN (XF) SETELAH


PERLAKUAN
Butir Soal
Nama
/No Nilai Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Mentah akhir

1 5 4 5 4 4 5 4 5 2 2 1 2 3 3 4 5 58 72

2 5 5 5 4 5 4 4 3 2 4 4 3 5 4 3 3 63 79

3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 77 96

4 5 5 4 4 5 4 3 2 2 2 5 4 5 3 2 4 59 73

5 4 4 5 4 2 2 4 3 2 5 4 4 4 2 3 3 55 68

6 5 4 4 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 3 2 2 62 77

7 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 5 3 5 4 69 86

8 5 5 5 5 5 4 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 67 84

9 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 5 5 4 4 3 55 69

10 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 62 77

11 4 4 3 3 3 3 2 5 5 4 5 4 5 4 4 4 62 77

12 5 4 5 4 4 4 3 4 3 3 4 4 5 4 4 5 65 81

13 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 70 87

14 5 4 3 4 4 5 4 4 3 5 5 4 4 5 5 5 69 86

15 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 72 90

16 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 78 97

17 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 70 87

18 5 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 3 4 5 5 5 70 87

19 4 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5 69 86

20 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 69 86

21 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 70 87

22 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 72 90

23 4 5 5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 60 75

24 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 69 86

25 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 73 91

26 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 4 72 90
170

27 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 3 3 5 4 3 4 66 82

28 5 4 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 4 5 5 65 81

29 4 3 5 4 3 5 5 4 3 3 5 5 4 5 5 3 66 82

30 4 5 5 5 3 3 5 3 3 3 4 4 5 5 3 5 63 79

31 4 5 5 4 4 4 5 4 3 3 5 4 2 2 4 5 63 78

32 4 5 4 4 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 3 3 61 76

33 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 70 87

34 4 3 3 3 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 5 59 73

35 4 3 3 4 4 3 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 66 82
171

DATA NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN (XF)


Butir Soal
Nama/
No 1 2 3 4 5 Nilai Mentah Nilai Akhir

1 2 2 10 10 2 26 40

2 0 2 6 10 15 33 50

3 8 2 6 10 15 41 63

4 0 2 2 10 15 29 44

5 0 0 6 6 15 24 42

6 8 8 10 10 8 44 67

7 2 2 6 6 8 24 36

8 8 8 2 10 8 36 55

9 0 2 2 10 15 29 45

10 2 2 2 6 2 14 22

11 15 8 8 10 8 39 60

12 15 0 6 10 15 46 70

13 0 2 0 10 15 27 42

14 2 2 6 6 8 24 36

15 2 2 10 6 15 33 50

16 8 2 2 10 8 30 46

17 15 2 2 6 8 33 51

18 0 0 2 6 15 23 35

19 15 0 6 10 2 33 50

20 0 0 0 6 8 14 22

21 0 0 6 10 8 24 36

22 2 2 6 10 2 22 33

23 0 0 6 10 8 24 36

24 0 0 2 10 15 27 42

25 8 8 2 10 15 43 66

26 8 0 10 10 8 36 55

27 8 6 10 10 8 42 65
172

28 8 2 6 10 15 41 63

29 5 0 0 2 2 9 14

30 2 2 2 6 8 20 30

31 8 10 10 10 8 46 70

32 0 8 6 10 15 39 60

33 2 8 6 10 8 34 52

34 15 0 6 6 8 35 54

35 2 0 2 10 15 29 45
173

DATA NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN (XF)


Butir Soal
Nama/
No 1 2 3 4 5 Nilai Mentah Nilai Akhir

1 8 8 2 6 15 39 60

2 0 15 6 10 15 46 71

3 15 8 10 10 8 55 78

4 8 8 10 10 8 44 68

5 8 8 10 10 8 44 67

6 2 15 10 10 15 52 80

7 2 2 8 10 8 30 46

8 2 2 6 10 2 26 40

9 2 8 6 10 8 34 52

10 2 8 6 10 8 34 52

11 8 8 2 6 15 39 60

12 0 15 6 10 15 46 70

13 2 8 10 10 8 38 58

14 0 0 0 6 15 21 32

15 2 2 6 10 8 28 43

16 2 8 6 6 15 37 56

17 8 8 10 10 8 44 68

18 0 0 6 10 15 31 48

19 15 0 6 10 15 46 71

20 0 15 2 10 15 42 64

21 0 15 6 10 15 46 71

22 0 15 6 10 15 46 71

23 0 15 6 6 15 42 65

24 8 8 10 10 8 44 68

25 15 8 0 10 15 48 73

26 0 8 6 10 15 39 60

27 0 15 6 10 15 46 70
174

28 8 2 6 10 15 41 63

29 0 8 6 10 8 32 49

30 15 2 2 6 15 40 62

31 15 8 2 10 15 50 76

32 0 8 10 10 15 43 66

33 8 8 2 6 15 39 60

34 8 2 2 10 15 37 56

35 2 8 6 10 15 34 52
175

Lampiran 22: Data Nilai Mentah dan Nilai Akhir Kelas Kontrol

DATA NILAI ANGKET KELAS KONTROL (XG) SEBELUM


PERLAKUAN
Butir Soal
Nama
/No Nilai Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Mentah akhir

1 5 4 2 2 4 4 3 5 4 4 4 5 5 3 5 5 64 80

2 5 3 3 3 5 5 4 2 2 4 5 5 5 5 5 5 66 81

3 4 4 4 2 2 4 5 3 5 4 4 5 4 3 5 5 63 78

4 5 5 5 4 5 3 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 72 90

5 4 4 2 4 4 4 2 5 3 5 5 4 4 4 3 2 59 74

6 5 3 3 3 3 5 4 5 3 5 2 4 4 4 3 2 58 72

7 4 5 5 4 3 5 2 5 5 5 4 3 5 3 3 5 66 82

8 5 5 5 4 4 4 3 1 5 4 5 4 5 5 4 3 66 82

9 4 3 2 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 70 87

10 2 1 2 5 4 4 5 3 5 4 2 3 5 5 4 4 58 72

11 1 2 3 4 5 5 4 3 2 1 4 5 5 4 3 5 56 70

12 2 2 2 3 4 3 5 5 4 3 5 4 5 5 4 5 61 76

13 4 4 1 1 2 3 2 3 2 3 4 3 5 3 4 5 49 61

14 5 5 5 2 3 2 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 66 82

15 3 3 2 5 4 2 4 4 4 4 3 4 2 5 4 2 55 68

16 5 2 4 4 2 3 5 3 5 1 5 5 4 5 3 2 58 72

17 2 3 2 4 4 5 5 3 2 4 3 4 2 3 2 2 50 62

18 1 5 2 4 1 2 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 58 72

19 1 4 5 4 4 4 3 5 5 5 2 1 5 5 5 5 63 78

20 2 5 5 4 5 3 3 4 3 3 4 5 2 4 3 2 57 71

21 3 5 4 5 5 4 3 5 5 4 3 5 5 5 3 2 66 82

22 4 3 2 4 3 2 1 1 4 3 2 5 5 5 4 3 51 63

23 2 2 4 5 5 5 4 3 2 4 3 2 1 5 5 3 55 68

24 4 4 2 3 4 5 5 3 3 3 4 5 5 5 2 1 58 72
176

25 5 5 3 4 5 5 4 4 3 5 5 4 3 4 5 3 67 83

26 4 5 2 3 2 2 3 1 4 5 4 4 2 3 2 3 49 61

27 3 5 3 4 4 4 5 3 5 3 4 5 4 5 5 5 67 84

28 4 5 4 5 3 2 4 3 3 4 5 5 3 4 3 4 61 76

29 4 3 4 4 5 4 3 4 4 4 3 3 4 5 5 5 64 80

30 1 4 4 4 4 3 2 4 3 4 3 3 5 3 5 5 57 71

31 2 4 4 5 4 3 4 4 3 3 4 3 3 5 5 5 62 77

32 3 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 2 4 60 75

33 4 4 5 5 5 4 3 3 3 3 3 4 5 3 3 2 59 74

34 3 3 2 4 5 4 4 3 2 4 2 2 4 3 3 4 53 66
177

DATA NILAI ANGKET KELAS KONTROL (XG) SESUDAH


PERLAKUAN
Butir Soal
Nama
/No Nilai Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Mentah akhir

1 5 5 3 3 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 5 5 71 89

2 5 4 4 4 5 5 5 3 3 4 5 5 5 5 5 5 71 90

3 5 4 4 3 2 4 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 67 83

4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80 100

5 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 5 4 4 4 3 4 64 80

6 5 4 3 3 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 3 3 64 80

7 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 75 94

8 5 5 5 4 4 4 4 2 5 4 5 4 5 5 5 4 70 87

9 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 76 95

10 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 71 88

11 3 3 4 4 5 5 4 4 3 3 4 5 5 4 3 5 64 80

12 4 4 3 4 4 3 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 70 87

13 4 4 2 2 4 4 3 5 5 4 5 4 5 3 4 5 63 78

14 5 5 5 4 3 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 74 92

15 4 4 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 63 78

16 5 3 4 4 4 4 5 4 5 3 5 5 4 5 3 3 66 82

17 3 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 3 3 3 3 65 81

18 3 5 3 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 68 85

19 2 4 5 4 4 4 3 5 5 5 2 1 5 5 5 5 64 80

20 3 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4 70 87

21 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 76 95

22 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 72 90

23 4 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 3 5 5 3 71 88

24 4 4 3 3 4 5 5 4 3 4 4 5 5 5 3 3 64 80

25 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 3 70 87

26 4 5 4 5 4 4 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5 72 90
178

27 3 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 72 90

28 5 5 5 5 4 3 5 4 3 5 5 5 4 4 3 5 70 87

29 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 70 87

30 3 5 5 5 4 4 3 5 4 5 4 4 5 4 5 5 70 87

31 3 5 4 5 5 3 4 5 3 5 5 4 4 5 5 5 70 87

32 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 3 3 4 5 72 90

33 5 5 5 5 5 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 71 88

34 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 3 5 71 88
179

DATA NILAI PRETEST KELAS KONTROL (XG)


Butir Soal
Nama/ No Nilai
1 2 3 4 5 Nilai Akhir
Mentah

1 2 0 6 6 8 22 33

2 5 2 6 6 8 27 42

3 5 2 6 6 8 27 41

4 10 8 6 6 8 38 58

5 2 2 6 10 8 28 43

6 2 2 2 10 2 18 28

7 2 2 6 10 8 28 43

8 2 0 10 10 15 37 56

9 0 2 2 10 15 29 45

10 5 2 6 10 8 31 47

11 5 2 6 10 8 31 48

12 0 2 2 10 15 29 45

13 2 2 2 10 8 24 36

14 5 2 2 0 0 9 14

15 0 2 2 10 8 22 34

16 5 2 2 0 0 9 14

17 0 8 2 10 8 28 43

18 2 0 10 10 15 37 57

19 0 2 10 10 15 37 56

20 2 8 10 10 8 38 58

21 2 2 0 10 0 14 22

22 5 0 0 10 0 15 23

23 5 0 10 10 8 33 50

24 0 2 2 10 8 22 34

25 0 8 10 10 15 43 66

26 2 2 0 10 0 14 22
180

27 0 0 0 10 15 25 38

28 2 2 10 10 2 26 40

29 15 0 2 2 15 34 52

30 15 2 0 10 0 27 42

31 0 15 2 10 0 27 42

32 0 0 10 2 2 14 22

33 2 2 6 10 8 28 43

34 2 2 10 10 2 26 40
181

DATA NILAI POSTTEST KELAS KONTROL (XG)

Butir Soal
Nama
/No
1 2 3 4 5 Nilai Mentah Nilai Akhir

1 15 0 2 10 15 42 65

2 0 15 0 10 8 33 50

3 2 8 2 10 8 30 46

4 8 8 0 10 15 41 63

5 15 8 10 0 0 33 50

6 0 0 6 6 8 20 30

7 15 15 0 2 8 40 62

8 8 0 0 10 5 43 66

9 8 15 2 2 15 42 64

10 8 2 10 0 15 35 53

11 8 8 10 10 8 44 67

12 8 8 0 10 8 34 52

13 2 8 0 6 15 31 47

14 0 2 2 10 15 29 45

15 8 2 6 10 0 26 40

16 2 2 6 6 0 16 24

17 8 8 2 6 8 32 49

18 0 8 10 10 15 43 66

19 0 8 10 10 15 43 66

20 2 8 6 10 15 41 63

21 0 0 6 6 8 20 30

22 0 0 6 6 15 27 41

23 15 8 2 10 8 43 66

24 2 0 6 10 8 26 40

25 15 8 6 10 8 47 72

26 0 2 6 6 8 22 33

27 2 2 2 10 15 31 47
182

28 0 8 6 10 8 32 49

29 15 0 6 10 8 39 60

30 0 2 10 10 8 30 46

31 0 8 10 10 8 36 55

32 8 0 0 10 15 33 50

33 0 0 2 10 8 20 30

34 8 8 10 6 0 32 49
183

LAMPIRAN 23: Hasil Kerja Siswa (Angket, Pretest, LKS)

Jawaban LKS Siswa


184
185
186
187
188
189

Jawaban Posttest Siswa


190
191

Jawaban Angket setelah perlakuan


192

LAMPIRAN 24: Surat Izin Penelitian


193

LAMPIRAN 25: Surat Keterangan Melakukan Penelitian


194

DOKUMENTASI
195

RIWAYAT HIDUP

ZAHRIYATUL HASANAH, Dilahirkan di

Kabupaten Pamekasan tepatnya di Dusun

Telangih Desa Tagangser Laok Kecamatan

Waru pada tanggal 06 Maret 1998. Anak

pertama sekaligus anak tunggal dari

pasangan Narto dan Sahrama.

Peneliti menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Ponjanan Timur

1 Batumarmar Pamekasan pada tahun 2010. Pada tahun itu juga peneliti

melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di SMPN 1 Waru Pamekasan

dan tamat pada tahun 2013 kemudian peneliti melanjutkan jenjang pendidikan

Sekolah Menengah Atas di MA Miftahul Ulum Bettet Pamekasan dan selesai

pada tahun 2016. Pada tahun 2016 peneliti melanjutkan pendidikan di Perguruan

Tinggi Swasta yaitu di Universitas Islam Madura (UIM) Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Program Studi Biologi.

Anda mungkin juga menyukai