Anda di halaman 1dari 32

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Remaja merupakan salah satu tahap perkembangan manusia yang
memiliki karakteristik yang berbeda bila dibandingkan dengan tahap
perkembangan lainnya, karena pada tahap ini seseorang mengalami
peralihan dari masa anakanak ke dewasa. Masa remaja adalah masa
dimana terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri.
Karakteristik psikososial remaja yang sedang berproses untuk mencari
identitas diri ini sering menimbulkan masalah pada diri remaja.
Transisi dari masa anak-anak dimana selain meningkatnya
kesadaran diri (self consciousness) terjadi juga perubahan secara fisik,
kognitif, sosial, maupun emosional pada remaja sehingga remaja
cenderung mengalami perubahan emosi ke arah yang negatif menjadi
mudah marah, tersinggung bahkan agresif. Perubahan-perubahan
karakteristik pada masa remaja tersebut, ditambah dengan faktor-faktor
eksternal seperti kemiskinan, pola asuh yang tidak efektif dan gangguan
mental pada orang tua diprediksi sebagai penyebab timbulnya
masalahmasalah remaja (Pianta, 2005 dalam Santrock, 2007).
Masa transisi merupakan faktor risiko utama timbulnya masalah
kesehatan pada usia remaja. Masa transisi pada remaja meliputi transisi
emosional, tansisi sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga
dan transisi moralitas. Remaja pada umumnya akan mengalami perubahan-
perubahan dalam hal biologis dan psikologis yang sangat pesat.
Perubahan-perubahan yang terjadi memberikan dorongan yang kuat
terhadap perilaku dan kehidupan remaja yang sifatnya sangat beragam
(Clemen-Stone, McGuire & Eigsti, 2002).
Kehidupan remaja yang sangat beragam di masyarakat akan
menimbulkan masalah-masalah pada remaja (Hurlock, 1998).
Permasalahan yang dialami oleh remaja umumnya dikarenakan adanya

1
krisis identitas tanpa adanya faktor pendukung dan sumber informasi yang
jelas dalam memberikan ketersediaan layanan pada kelompok remaja
(BKKBN, 2009).
Permasalahan kesehatan yang berisiko mengancam kesejahteraan
remaja antara lain merokok, konsumsi alkohol, konsumsi obat, depresi
atau risiko bunuh diri, emosi, masalah fisik, problem sekolah dan perilaku
seksual (Stanhope & Lancaster, 2004).
Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi
perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan
perubahan kognitif, pembentukan identitas dan pembentukan biologis,
serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan perkembangan. Banyak
permasalahan yang sering timbul pada keluarga dengan tahap
perkembangan anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari
identitas diri, sehingga mereka sering membantah orang tuanya, karena
mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang
berbeda dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting pada usia ini
adalah teman sebaya, mereka berusaha untuk mengikuti pendapat dan gaya
temantemannya karena dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya,
sehingga pada usia ini sering terlibat dalam geng-geng. Perubahan
perkembangan yang terjadi pada remaja, sering mengakibatkan remaja
tersebut mengalami keadaan tertekan (stress). Kemampuan remaja
mengatasi berbagai masalah sehingga tidak stress sangat ditentukan oleh
seberapa besar dukungan dari keluarga terutama orang tuanya.

B. RUMUSAN MASALAH
Masa remaja merupakan masa transisi dimana remaja mengalami
pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun psikologis.
Remaja selama masa transisi merupakan faktor risiko utama timbulnya
masalah kesehatan pada remaja apabila tidak terfasilitasi dengan baik.
Perubahan yang terjadi akan memberikan dorongan yang kuat terhadap
perilaku dan kehidupan remaja yang sifatnya sangat beragam (Clemen-

2
stone, McGuire & Eigsti, 2002). Masalah kesehatan remaja yang termasuk
perilaku berisiko antara lain merokok, konsumsi alkohol, konsumsi obat,
depresi atau risiko bunuh diri, emosi, masalah fisik, problem sekolah dan
perilaku seksual (Stanhope & Lancaster, 2004).
Komunikasi dalam keluarga memegang peranan penting dalam
membentuk pola pikir dan kepribadian anak. Hal ini masuk akal, karena
hampir 80% waktu kita digunakan untuk berkomunikasi (Effendy, 2000).
Berhasil tidaknya keluarga dalam mendidik anak sangat dipengaruhi oleh
pola komunikasi yang terbentuk di dalamnya. Bila pesan yang
disampaikan orang tua dapat ditangkap oleh anak secara jelas, berarti
proses komunikasi berjalan dengan baik. Sebaliknya bila pesan tidak
diterima dan tidak ditangkap dengan jelas oleh anak, maka komunikasi
antar anggota keluarga tidak berjalan dengan baik. Bila hal ini terjadi
maka akan berakibat kesalahpahaman dalam penerimaan pesan dan proses
pengasuhan dapat terganggu bahkan terhambat.

C. TUJUAN
1. TUJUAN KHUSUS
Mahasiswa mampu menggambarkan asuhan keperawatan keluarga
dengan anak remaja pada keluarga Tn. E dengan masalah
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tumbuh kembang
remaja

2. TUJUAN UMUM
Tujuan khusus dari pembuatan karya ilmiah ini adalah mahasiswa
mampu menggambarkan:
a. Profil wilayah praktik yaitu wilayah pondok labu raya rt06/08 pasar
minggu Jakarta selatan
b. Data-data yang terkait dengan masalah komunikasi inefektif di
keluarga Tn. E
c. Masalah keperawatan di keluarga Tn. E
d. Perencanaan keperawatan dalam mengatasi masalah komunikasi
inefektif di keluarga Tn. E

3
e. Tindakan keperawatan pada setiap rencana keperawatan yang telah
disusun untuk mengatasi masalah komunikasi inefektif pada keluarga
Tn. E
f. Evaluasi setiap tindakan keperawatan yang dilakukan dengan
masalah komunikasi inefektif pada keluarga Tn. E

D. MANFAAT
Karya ilmiah ini sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam
keilmuan keperawatan komunitas khususnya tentang masalah
ketidakefektifan koping terutama masalah komunikasi inefektif antara
orang tua dengan anak remaja. Karya ilmiah ini dapat digunakan sebagai
dasar asuhan keperawatan keluarga dengan remaja. Karya ilmiah ini
diharapkan dapat memperkaya ilmu keperawatan khususnya keperawatan
keluarga dalam mengembangkan model promosi keperawatan keluarga
dengan anak remaja, model intervensi pembinaan keluarga dan model
pemberdayaan keluarga melalui optimalisasi komunikasi dan kekuatan
keluarga.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN REMAJA
Remaja : masa transisi/ peralihan dari masa kanak-kanak menujudewasa yang
ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik,psikis & psikososial.
1. Remaja awal (13-14 thn)
2. Remaja Tengah (15-17 Thn)
3. Remaja akhir (18-21 Thn)
B. PERKEMBANGAN REMAJA
1. Perkembangan Kognitif Remaja
a. Teoritis menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian guna
menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah
abstrak ; aljabar.

4
b. Idealistik. berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain
maupun masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
c. Logika. berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan
untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara
pemcahan secara runtut, tratur dan sistematis.
2. Perkembangan Psikososial Remaja
Tugas Perkembangan (Menurut Havighurst)
a. Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
b. Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
c. Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang
dewasa lain
d. Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung
jawab
e. Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis

3. Perkembangan Identitas Diri


a. Konsep diri g. Komitmen
b. Evaluasi diri h. Ketekunan
c. Harga diri i. Kemandirian
d. Efikasi diri
e. Kepercayaan diri
f. Tanggung jawab
C. REMAJA DALAM KELUARGA
Masalah penting hubungan keluarga adalah apa yang disebut dengan kesenjangan
generasi antara remaja dengan orang tua mereka (menonjol terjadi dibidang
norma-norma sosial).
Sebab-sebab umum pertentangan dengan keluarga adalah :
1. standart perilaku
2. Metode disiplin
3. Hubungan dengan saudara kandung
4. Merasa jadi korban
5. Sikap yang sangat kritis
6. Besarnya kelurga
7. Perilaku yang kurang matang
8. Memberontak terhadap sanak keluarga
Konflik – Konflik Remaja Dalam Keluarga (Dariyo, 2004)
1. Konflik Pemilihan Teman atau pacar.
- Bila remaja wanita ; anaknya diharapkan dapat menjaga diri agar jangan sampai
terlibat dalam pergaulan bebas (free-sex, narkoba)

5
- Bila remaja laki-laki; anaknya diharapkan selalu waspada
2. Konflik pemilihan jurusan atau program studi
3. Konflik dengan saudara kandung
(Biasa terjadi pertengkaran, percekcokan atau konflik antara anak yang satu
dengan yang lain).

D. Pola Asuh Orang Tua


Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua:
1. Pola asuh Demokratis
Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak,
akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua dengan pola asuh
ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-
pemikiran. Orang tua tipe ini juga bersikap realistis terhadap kemampuan anak,
tidak berharap yang berlebihan yang melampaui kemampuan anak. Orang tua tipe
ini juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu
tindakan, dan pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
2. Pola asuh Otoriter
Pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya
dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orang tua tipe ini cenderung memaksa,
memerintah, menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan
oleh orang tua, maka orang tua tipe ini tidak segan menghukum anak. Orang tua
tipe ini juga tidak mengenal kompromi dan dalam komunikasi biasanya bersifat
satu arah. Orang tua tipe ini tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk
mengerti mengenai anaknya.
3. Pola asuh Permisif
Pola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan
kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang
cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak
apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan
oleh mereka. Namun orang tua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga
seringkali disukai oleh anak.

6
4. Pola asuh Penelantar
Orang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat
minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan
pribadi mereka, seperti bekerja, dan juga kadangkala biaya pun dihemat-hemat
untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara
fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak
mampu memberikan perhatian fisik maupun psikis pada anak-anaknya.
Faktor- Faktor terjadinya Kenakalan Remaja
1.Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home)
2. Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua
3. Status sosial ekonomi orang tua rendah
4. Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat
Secara Umum Mekanisme Koping pada remaja
1. Penguasaan Kognitif
- Usaha untuk belajar terhadap sistuasi atau stresor
- Perbaiki informasi dengan sharing, diskusi
2. Conformity (penyesuaian)
- pengakuan kelompok
3. Perilaku terkontrol
- Remaja butuh perubahan dalam hidupnya
- Tidak dapat menerima peraturan keluarga dan sekolah tanpa bertanya.
4. Fantasi
- Membantu mengembangkan berfikir fantasi yang kreatif.
5. Aktivitas gerak

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

I. Data Umum Keluarga


1. Identitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. H
Usia Kepala Keluarga : 48 Tahun
Alamat : Jakarta selatan
Pendidikan Kepala Keluarga : Sarjana
Pekerjaan :
Komposisi Keluarga :

No. Nama Jenis Hubungan Usia Pendidikan Pekerjaan Ket.


Kelamin dengan
KK
1. Tn. H Laki – Kepala 48Th Sarjana
Laki Keluarga
2. Ny. S Perempuan Istri 40Th Sarjana
3. An. N Laki – Anak 17Th SMA Pelajar
Laki

8
Genogram:

17Th
Keterangan :

Laki – Laki Meninggal Pasien

Perempuan Tinggal serumah

2. Tipe Keluarga : Tipe keluarga Tn. H adalah tipe keluarga inti atau nuclear
family. Keluarga Tn. H terdiri dari Ny. S dan kedua anaknya yaitu laki-laki
An. W dan perempuan An. N
3. Latar Belakang Budaya (Suku) : Jawa
4. Agama : Islam
5. Status sosial ekonomi keluarga :
-
Anggota keluarga yang mencari nafkah adalah Tn. H ( Kepala
Keluarga ) seorang pengusaha alumunium, dan Ny. S ( Istri ) seorang
pedagang.
-
Penghasilan
Penghasilan keluaraga Tn. H setiap bulan sekitar Rp 5.000.000.

-
Upaya Lain
Tn H selain pengusaha juga mempunyai sampingan kerja membuat
usaha lapangan footsal, Usaha itu Tn H berkolaborasi dengan direktur
yang mengelola WBL (Wisata Bahari Lamongan).
-
Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan
Pada keluarga Tn.H pengeluaran tiap bulanya untuk mencukupi
kebutuhan keluarga sekitar Rp. 3.000.000 ini untuk membayar
rekening listrik, air dan belanja bahan makanan sebulan, biaya sekolah
anak tiap bulanya, dan uang saku buat anak tiap harinya.
-
Aktivitas rekreasi keluarga

9
Keluarga jarang melakukan rekreasi hanya saat cuti bersama saja Tn H
menyempatkan waktu bersama keluaganya untuk rekreasi ke tempat-
tempat wisata. Rekreasi yang bias dilakukan dirumah adalah menonton
TV bersama anak dan istrinya sepulang kerja nya.

II. RIWAYAT DAN TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja. Tn.H berumur 48
tahun dan memiliki anak berusia 17 tahun yang sudah menginjak masa
remaja.
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja yeng belum
terpenuhi adalah deficit perhatian (kurangnya perhatian) keluarga baik
ibu maupun ayah untuk memperhatikan pola tumbuh kembang anak
yang seharusnya harus dipenuhi anak menginjak usia remaja sehingga
terkesan kurangnya kasih sayang orang tua kepada anak. Selama ini
orang tua hanya menyerahkan anak nya ketika mereka sedang bekerja
dengan nenek (ibu dari Tn E) yang rumahnya juga bersebelahan
dengan Tn E.

3. Riwayat keluarga inti :


Tn E dan Ny N tidak menderita penyakit apapun. Dan
An.W menderita penyakit sesak sesuai dengan diagnose dokter An W
terkena asma alergi bronchial.
-
Riwayat Penyakit Sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit sebelumnya pada keluarga Tn.E.
-
Pelayanan Kesehatan yang dimanfaatkan
Pelayanan Kesehatan yang digunakan oleh Tn.E ini adalah puskesmas
yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumahnya
-
Riwayat Kesehatan keluarga Sebelumnya
Keluarga tidak memiliki riwayat penyakit yang berbahaya apapun.
-
Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga

BB Imunisasi Masalah Tindakan yang


NO. Nama Umur
(Kg) (BCG/POLIO/DPT/HB/CAMPAK Kesehatan telah dilakukan

10
1. Tn E 50 th 70 Lengkap Sehat Membantu
2 Ny N 40 th 60 Lengkap Sehat pemenuhan
Gangguan kebutuhan
3. An W 14 th 27 Lengkap
Pola Napas oksigenasi An W
dengan
4. An S 6 th 20 Lengkap Sehat membawanya ke
puskesmas

4. Riwayat keluarga sebelumnya : Tn. E mengatakan keluarga Ny. E


tidak mempunyai riwayat penyakit berbahaya seperti hipertensi, TBC,
Asma, Diabetes. Namun, An. W memiliki riwayat gangguan pola nafas
sejak dirinya mulai merokok.

III. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah
-
Luas rumah: 15X9 m2
-
Type rumah:
permanen, dua tingkat, terbuat dari semen, berpagar, dan sudah
memilik ventilasi yang bagus.
-
Kepemilikan:
Tanah rumahnya sudah milik pribadi Tn E, hal ini dibuktikan dengan
surat tanah atas nama kepemilikan Tn E.
-
Jumlah dan rasio kamar/ruangan:
Terdapat 4 kamar, 2 kamar di tingkat satu, dan 2 kamar di tingkat dua
-
Ventilasi/cendela:
Ventilasi mamadai, candela ada disetiap ruangan rumah.
-
Pemanfaatan ruangan:
Setiap ruangan tertata dengan baik: bagian depan ada ruang tamu,
bagian tengah ada tempat ibadah, tempat istirahat bersama keluarga,
tempat tidur, bagian belakang ada dapur dan wc. Dan yang paling
belakang terdapat kolam ikan.
-
Septic tank: ada
-
Letak : bagian belakang didalam rumah bersebelahan dengan
dapur rumah.
-
Sumber air minum:
Dibelakang rumah terdapat sumur
-
Kamar mandi/WC:

11
ada 2 kamar mandi, tingkat bawah satu dan tingkat atas satu
-
Sampah:
sampah dibuang disamping rumhnya yang juga tempat pembuangan
sampah yang nantinya akan dibakar.

-
limbah RT:
limbah masyarakat juga dibuang disamping rumah Tn E, karena
tempat pembuangan sampah disamping rumah Tn E adalah fasilitas
umum untuk warga desa itu.
-
Kebersihan lingkungan:
rumah tampak terlihat bersih, hal ini dikuatkan dengan Ny N
mengatakan setiap pagi selalu membesihkan rumhnya, menyiram
halaman rumah dan tanaman yang tumbuh hijau didepan rumahnya.
Tn E mengatakan denah rumahnya sebagai berikut:
Denah rumah:
Luas rumah: 15X9 m2
-
Type rumah:

permanen, dua tingkat, terbuat dari semen, berpagar, dan sudah


memilik ventilasi yang bagus.
-
Kepemilikan:
Tanah rumahnya sudah milik pribadi Tn E, hal ini dibuktikan dengan
surat tanah atas nama kepemilikan Tn E.
-
Jumlah dan rasio kamar/ruangan:
Terdapat 4 kamar, 2 kamar di tingkat satu, dan 2 kamar di tingkat dua
-
Ventilasi/cendela:
Ventilasi mamadai, candela ada disetiap ruangan rumah.
-
Pemanfaatan ruangan:
Setiap ruangan tertata dengan baik: bagian depan ada ruang tamu,
bagian tengah ada tempat ibadah, tempat istirahat bersama keluarga,
tempat tidur, bagian belakang ada dapur dan wc. Dan yang paling
belakang terdapat kolam ikan.
-
Septic tank: ada

12
Letak : bagian belakang didalam rumah bersebelahan dengan
dapur rumah.

-
Sumber air minum:
Dibelakang rumah terdapat sumur.
-
Kamar mandi/WC:
ada 2 kamar mandi, tingkat bawah satu dan tingkat atas satu
-
Sampah:
sampah dibuang disamping rumhnya yang juga tempat pembuangan
sampah yang nantinya akan dibakar.
-
limbah RT:
limbah masyarakat juga dibuang disamping rumah Tn E, karena
tempat pembuangan sampah disamping rumah Tn E adalah fasilitas
umum untuk warga desa itu.
-
Kebersihan lingkungan:
rumah tampak terlihat bersih, hal ini dikuatkan dengan Ny N
mengatakan setiap pagi selalu membesihkan rumhnya, menyiram
halaman rumah dan tanaman yang tumbuh hijau didepan rumahnya.

A AB D B

A A A
Lantai 1 Lantai
Keterangan: C
A : Tempat Tidur D : Dapur
B : Kamar Mandi C : Ruang Tamu

2. Karakteristik tetangga dan komunitas

Kebiasaan:

13
-
Keluarga Tn.E tinggal didesa, rasa persaudaraan antar sesama warga
tinggi, penduduk disekitar rumah adalah penduduk asli jawa yang
datang dari berbagai daerah, umumya interaksi banyak terjadi pada
sore hari karena pada siang banyak tetangga yang sibuk bekerja.
-
Aturan/kesepakatan:
Didalam lingkungan RT sudah ditetapkan beberapa aturan dan masing
anggota masyarakat mampu menaati peraturan tersebut. Salah satunya
seiap 1 bulan sekali diadakan gotong royong bersama memebersihkan
limbah sampah di lingkungn sekitar.
-
Budaya:
Dalam budaya didesa Tn E karena mayoritas semua asli jawa dan
islami karena banyak pondok pesantren dan para sesepuh kiyai,
sehingga tidak pernah terjadi perlawanan akibat perbedaan budaya.
3. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn.E sudah menempati rumah hasil keringat sendiri sejak
melahirkan anak pertamanya (An W), sekitar 10 bulan awal berumah
tangga baru pindah di rumah baru hasil usahanya sendiri, dan sampai
sekarang, dan tidak pernah berpindah-pindah rumah.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi komunitas
Tn E, menyempatkan untuk berkumpul dengan warga saat ada
kegiatan rutinitas pengkajian dimasjid tiap 1 minggu sekali. Guna
meningkatkan jalinan ukhuwah persaudaraan sesama umat
muslim. Ny. H masuk dalam organisasi fatayat yang mana kegiatan
rutinitasnya setiap seminggu sekali dzibaiyah dan tahlil keliling
(bergantian).

5. Sistem pendukung keluarga


Apabila An.W sesak kambuh, maka Ny.N hanya meminta bantuan
kakanya yang berprofesi seorang perawat yang juga bekerja di
puskesmas dekat rumahnya.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Struktur peran (formal dan informal)

14
Dalam Keluarga Peran Tn.E berjalan dengan baik sebagai Kepala
keluaga mencari nafkah untuk membiayai keluarga. Dan peran
terhadap tanggung jawabnya yang kurang dari Ny.N sebagai Ibu rumah
tangga, akibat kesibukan Ny N dengan pekerjaaanya sehingga
tanggung jawabnya untuk memantau tumbuh kembang anak sesuai
pertambahan usia anak kurang diperhatikan., sehingga berdampak
terhadap perilaku anak, anak menjadi kurang perhatian dan kasih
sayang.
2. Pola komunikasi
Dalam Kehidupan sehari-hari Keluarga menggunakan Bahasa jawa
yang jelas. Karena karakter Tn E yang tegas, jika ada suatu masalah
dalam keluarga maka dimusyawarahkan dengan baik, saling terbuka
dan didiskusikan dengan orang tua dan bersama-sama mencari
solusinya.
3. Struktur kekuatan keluarga
Sebelumnya keluarga mampu menyelesaikan masalah jika ada salah
satu anggota keluarga yang salah, namun karena tuntutan pekerjaan
masing-masing harus mencari nafkah, sehingg dampaknya kurangnya
hak asuh anak sebagai kebutuhan primer anaknya, sehingga yang
dirasakan anak kurangnya perhatian orangtua terhadap tumbub
kembang anak.
4. Nilai atau norma keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga dalah berdasarkan kepercayaan yang
dianut yaitu islam, dan tidak ada konflik nilai yang terjadi. begitu juga
dengan nilai dan norma yang berlaku dimasyarakat juga menjadi
pedoman dalam ketentuan keluarga dan masing-masing keluarga wajib
untuk mentaatinya, seperti tidak boleh pulang malam, memakai
pakaian yang sopan baik didalam maupun luar rumah, dan juga
menjaga perilaku yang tidak menyimpang. Namun kalau dari segi hak
dan kewajiban yang seharusnya didapatkan anak, anak kurang
mendapatkan itu dikarenakan kesibukan ke dua orangtuanya dalam
pekerjaanya .
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif :

15
Keluarga ini Harmonis, rukun dan saling menghargai dari masing-
masing peran.
2. Fungsi Sosialisasi :
Kerukunan hidup dalam keluarga:
-
Keluaga Ny N tidak pernah bertengkar karena setiap ada
permasalahan, Tn E langsung bersikap tegas mendiskusikan bersama-
sama dan segera mencari solusi bersama.
Interaksi dan hubungan dalam keluarga:
-
masing-masing anggota keluarga pola interaksinya bagus, saling
bekerjasama satu sama lain. Namun dalam hal perhatian orang tua
pada fokus tumbuh kembang anak kurang didapatkan dari anak akibat
kesibukan orang tuanya.
-
Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Dalam pengambilan keputusan masing-masing anggota memiliki hak
untuk berpendapat namun dari hasil beberapa pendapat tadi
didiskusikan bersama dan hasil akhirnya diputuskan oleh Tn E selaku
kepala keluarga.
Kegiatan keluarga waktu senggang:
-
Diwaktu senggang Ny N dan Tn E menyibukkan dirinya dengan anak-
anaknya (An W dan An S), mereka lebih sering mengajak anka-ananya
rekreasi ke tempat wisata dan kunjungan ke tempat-tempat yang
bersejarah. .
-
Semua itu mereka lakukan karena Tn E dan Ny N tahu akan tanggung
jawabnya yang kurang dalam mengasuh anak, oleh karena itu setiap
ada waktu senggang mereka berusaha untuk mencurahkan waktu
senggangnya untuk anak-anak.
Partisipasi dalam kegiatan social:
-
Ny N dan Tn E memiliki jiwa sosial yang tinggi, meskipun keduanya
sibuk dengan pekerjaanya. Hal ini dibuktikan dengan Tn E,
menyempatkan untuk berkumpul dengan warga saat ada kegiatan
rutinitas pngkajian dimasjid tiap 1 minggu sekali. Guna meningkatkan
jalinan ukhuwah persaudaraan sesama umat muslim.

16
-
Ny.N masuk dalam organisasi fatayat yang mana kegiatan rutinitasnya
setiap seminggu sekali dzibaiyah dan tahlil keliling (bergantian). Ny H
dan suaminya Tn E juga pandai dalam berinteraksi dengan masyarakat
karena jiwa sosialnya yang tinggi.
3. Fungsi Perawatan :

-
Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah
kesehatan keluarganya:
Ny N khawatir ketika melihat kondisi anakanya mengalami sesak yang
hilang timbul, Setahu Ny N kalau orang sesak pasti mengarahnya ada
masalah di paru-parunya. Ny N tidak tahu menahu bagaimana
tatalaksana dalam menangani kondisi tersebut. Oleh karena itu, Ny N
langsung membawa An W ke puskesma dekat rumahnya.
-
Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang
tepat:
Ketidaktahuan Ny N dn keluarga tentang masalah yang dialami An W,
ketakutan Ny N akan munculnya komplikasi yang lebih parah apabila
tidak dilakukan tindakan cepat maka keluarga memutuskan untuk
segera dibawa ke puskesmas dekat rumahnya.
-
Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat:
Ny N mengatakan setiap pagi selalu membesihkan rumhnya,
menyiram halaman rumah dan tanaman yang tumbuh hijau didepan
rumahnya. Dan dihari libur sekolah, Ny N, Tn E dan anak-anaknya
mempunyai jadwal bergotong royong membersihkan semua isi rumah.
Sehingga rumah tampak bersih, nyaman dan indah.
-
Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
Dirumah Ny N selalu sedia P3K untuk persediaan keluarganya, namun
Ny N mempunyai saudara kandung seorang perawat yang bekerja
dipuskesmas dekat rumahnya, sehingga ketika ada keluarga yang sakit
Ny N langsung memanggil kakaknya yang seorang perawat dan
apabila kondisinya lebih parah maka langsung dirujuk ke puskesmas.

17
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor yang di miliki
a. Stresor jangka pendek :
Masalah yang dihadapi oleh Tn.E dan Ny N dalam waktu pendek
adalah khawatir dan cemas dengan An W akan pertumbuhan dan
perkembangan anak yang seharusnya sangat butuh pengawasan
dari orang tua. Akibat orang tua yang sibuk dengan pekerjaanya,
An W sering terlihat merokok dirumah dan sering keluyuran ketika
orangtua tidak drumah.
b. Stresor jangka panjang:
Tn E dan Ny N resah dengan masa depan An W nanti kalau An W
masih memiliki kebiasaan yang sama seperti saat ini: keluyuran,
merokok, dan setiap arahan dari orangtua masuk telinga kanan dan
keluar telinga kiri.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
Tn E dan Ny N selalu berdo’a untuk anaknya menjadi anaknyang
berbakti dan menyakini bahwa anaknya mampu mengerti kondisi
orangtua dan belajar menjadi anak yang dewasa dan mandiri.
3. Strategi koping yang digunakan
Keluarga dalam menangani masalah, mereka menyempatkan waktu
untuk memusyawarahkan masalah dan mengambil solusi bersama-
sama.
4. Adaptasi yang difungsional
Meskipun An W sedikit sulit untuk diberi arahan oleh orang tua, Ny N
sealau memantau perkembangan anak dirumah melalui ibu Tn E
(nenek) yang rumahnya sebelahan dengan rumah Tn E untuk selalu
memnatau apapun yang dilakukan anak setiap harinya.
5. Harapan Keluarga
-
Terhadap masalah kesehatanya
Harapan keluarga, sesak An W hilang dan An W bisa beraktifitas
normal seperti biasa
-
Terhadap petugas kesehatan yang ada
Harapan keluarga, untuk tenaga kesehatan di puskesmas dapat
mengajarkan bagaimana tatalaksana yang harus dilakukan ketika
sewaktu-waktu sesak An W kambuh, dan bagaimana cara
mengingatkan anak membuang kebiasaan buruknya merokok dan
bahaya dengan pergaulan bebas.

18
6. Pemeriksaan Fisik

Hasil
Pemeriksaan
An. W
Kepala Simertis, tidak ada oedema
Leher Simetris tidak ada pembengkakan yang thyrorid
Telinga Pendengaran baik
Mata Konjunctiva tak anemis, sklera anikterik.
Mulut dan hidung Mulut bersih tidak ada stomatitis, gigi lengkap.
Hidung bersih tidak ada sekret dan polip.
Dada dan paru- paru dada datar, simetris, terdapat penggunaan otot
bantu napas, fokal fremitus kanan kiri sama,
sonor, suara tambahan wheezing.
Abdomen Simetris, umbilicus masuk ke dalam, tidak ada
bekas operasi, tidak terlihat pembuluh darah,
bissing usus positif, timpani, hepar lien tidak
tetaba, gastritis negative, apendisitis negative
Reproduksi Skrotum simetris tidak ada oedema
Eliminasi BAK 3-4x sehari
BAB 1x sehari
Sistem Integumen Kulit lembab, elastic
Sistem Tidak ada kesulitan dalam pergerakan, tungkai
muskuloskeletal dan lengan simetris, tidak ada oedema
BB dan TB BB 27 Kg, TB 140 cm
Tanda- tanda vital TD 100/80 mmHg
N : 75 x/menit
S : 37,0 C
R : 30 x/menit
Capillary refill < 3 detik

19
LAMPIRAN

ANALISA DATA

No. Analisis Data Diagnosa Keperawatan


1. Ds: Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Ny. N mengatakan An.W sering ketahuan merokok dirumah anak
Ny. N mengatakan An W juga jarang dirumah dan sering bermain dengan teman-
temannya di luar.
Ny. N mengatakan Cuma titip kepada nenek untuk memantau perilaku An W disaat
mereka berangkat kerja
Do :
Dari hasil pengkajian didapatkan:
1. Orang tua An W sibuk bekerja, hanya dirumah saat pagi sebelum berangkat kerja
dan sore sepulang bekerja.
2. Orangtua An. W jarang memperhatikan pola tumbuh kembang anak hanya
menyerahkan tanggung jawabnya kepada nenek yang rumahnya bersebelahan disaat
mereka bekerja.

2. Ds : Perubahan perilaku anak

Ny. N menyatakan sangat mengatur (otoriter) dalam mendidik anaknya, karena


pendidikan sangat diprioritaskan oleh Ny N, kadang ibu memarahi An W ketika An W

20
tidak mahu belajar atau nilai peringkatnya menurun. Ibu juga tidak segan-segan marah
ketika An W sering bermain keluar dengan teman-temanya kadang kalau An W
membangkang ibu bisa memukulnya.

Do :
1. Ny N mengatakan “sikap ibu seperti itu karena ibu takut An W terjerumus ke
dalam pergaulan bebas karena sepengetahuan ibu, usia remaja adalah penentu
masa depanya nanti”. karena sikap Ny N yang seperti itu, penerimaan An W, dia
merasa terkekang. An W mengatakan” saya jarang mendapatkan perhatian dari
orangtua, giliran dirumah bisanya hanya marah-marah terus, aku merasa
terkekang tidak bisa mengembangkan diriku dengan bebas, aku sudah remaja
punya otonomi kalau itu semua terdukung aku akan bisa menjadi anak yang
sesuia dengan keinginan orang tuak”. Oleh karena itu, An W berperilaku
sebaliknya dari harapan oramgtua, dia menjadi nakal, jarang belajar dan sering
keluar rumah bersama teman-temanya

3. DS: Resiko penularan penyakit


Ny N mengatakan resah dengan lingkungan rumahnya yang dekat dengan pembuangan
sampah, bau bakaran sampah yang menyengat membuat Ny N takut akan dampak
dengan kesehatan keluarganya.

21
DO:
Dri hasil pengkajian:
Samping kiri rumah Ny N adalah tempat pembuangan sampah, namun sampai saat
ini masih belum menandakan ada dampak terhadap kesehatan keluarga akibat rumah Ny
N yang dekat dengan pembuangan sampah tapi anak tetangganya terkena diare dan
gatal-gatal akibat anaknya sering bermain diarea itu.

SKORING MASALAH

22
1. Dx. Kep 1 : Perubahan pertumbuhan dan perkembanagan anak berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
tumbuh kembang anak

Kriteria Bobot Skoring Pembenaran


Sifat masalah: 1 2/3x1= 2/3 1. Ny N dan Tn E mengatakan jarang memantau kondisi anak karena
Ancaman kesehatan/resiko kesibukan dalam pekerjaanya.
2. An.W sering ketahuan merokok dirumah, dan jarang dirumah.
3. Ny N kawatir An N terjerumus kedalam pergaulan bebas dan
kebiasaan merokoknya berakibat terhadap kesehatan paru-parunya

Kemungkinan masalah untuk 2 1/2x2 = 2/2=1 1. Ny N mengatakan sering memberikan petuah kepada An W namun
diubah: seakantidak dipedulikan
Sebagian (1)
2. Ny N juga sudah menyerahkan tanggung jawabnya kepada nenek
An W yang ruamhnya dekat dengan Ny N untuk memantau
pergerakan An W ketika Ny N sedang bekerja, dan memberikan
teguran apabila An W merokok atau main keluar rumah. Namun
An W masih tidak dipedulikan

Potensi masalah untuk dicegah: 3 3/3x1 = 1 Masalah dapat dicegah dengan pengetahuan keluarga tentang persalinan
Tinggi (3) dan perawatan setelah melahirkan

Menonjolnya masalah: 2 2/2x1 = 2 Keluarga merasa ada masalah, tapi masih bisa dicegah atau dikendalikan
Masalah harus segera ditangani
(2)

23
Ada masalah, Tidak perlu
ditangani (1)
Masalah tidak dirasakan (0)
Total 11/3=36,7

2. Dx.II Kep : Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal kebutuhan dalam pengembangan remaja

Kriteria Bobot Skoring Pembenaran


Sifat masalah: 1 2/3x1= 2/3 Masalah dapat dicegah dengan pengetahuan keluarga tentang persalinan
Kurang/Tidak sehat (3) dan perawatan setelah melahirkan
Ancaman kesehatan (2)
Krisis/ keadaan sejahtera (1)
Kemungkinan masalah untuk 2 1/2x2 = 1 Persepsi Ny. N dengan pengetahuanya yang terbatas tentang
diubah: pengembangan anak remaja
Sebagian (1) - Ny N mendidik An W selama ini karenaNy N takut An W terjerumus ke
dalam pergaulan bebas karena sepengetahuan ibu, usia remaja adalah
penentu masa depanya nanti”

Potensi masalah untuk dicegah: 2 3/3x1 = 3/3 Ny N tetap memantau belajar An W, kadang ibu memarahi An W ketika
Cukup (3) An W tidak mahu belajar atau nilai peringkatnya menurun.
- Ibu juga tidak segan-segan marah ketika An W sering bermain keluar
dengan teman-temanya kadang kalau An W membangkang ibu bisa
memukulnya.

24
-
Menonjolnya masalah: 1 2/2x1 = 1 Penerimaan An W terhadap sikap yang diberikan Ny N kepadanya tidak
Masalah harus segera ditangani membuat An W jenuh
-
(2) Namun, perilaku An W semkain menyimpang dari harapan orang tua

Total 11/3=36,7

3. Dx III kep : Resiko penularan penyakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga merawat lingkungan rumah

yang dekat dekat pembuangan sampah


Kriteria Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah: 1 2/3x1= 2/3 1. Ny N mengatakan sedikit resah dengan lingkungan rumahnya yang
Ancaman kesehatan (1) dekat dengan pembuangan sampah, bau bakar sampah yang
menyengat membuat Ny N takut akan dampak dengan kesehatan
keluarganya
Namun sampai saat ini masih belum menandakan ada dampak
terhadap kesehatan keluarga tapi anak tetangganya terkena diare dan
gatal-gatal akibat anaknya sering bermain diarea itu.

25
Kemungkinan maslaah dapat 2 1/2X2 Ny N mengatakan sulit untk mengatasi tempat pembuangan sampah
diubah: = 2/2=1 itu, karena itu adalah fasilitas tempat pembuangan sampah untuk
Sebagian (2) warga kampung di desa Ny. N

Potensi masalah untuk dicegah: 1 3/3X1 Ny N mengatakan tempat pembuangan itu untuk segera dipindah atau
Tinggi (1) =1 ditangani karena berdampak pada ketidaknyamanan keluarganya
serta kesehatan keluarganya.
Menonjolnya maslaah: 1 2/2X1 Akibat dampak negative dari tempat itu lebih besar khususnya untuk
Masalah berat harus diatasi (1) =1 kalangan anak-anak, maka setidaknya pembuangan tersebut dipindah
ketempat yang lebih asing dari pemukiman warga
TOTAL 11/3= 3,67

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan anak berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah tumbuh
kembang anak
2. Perubahan perilaku anak berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga mengenal kebutuhan dalam pengembangan remaja
3. Resiko penularan penyakit berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga merawat lingkungan rumah yang dekat dekat
pembuangan sampah

NURSING CARE PLAN (NCP)


No Diagnosa Keperawatan NOC NIC

26
1 Perubahan pertumbuhan dan Tujuan Umum : K kontrak dengan keluarga
perkembangan anak berhubungan Keluarga dapat: 2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang:
dengan ketidakmampuan
keluarga - tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
1. menjelaskan tahap pertumbuhan dan
mengenal masalah tumbuh kembang usianya.
perkembangan sesuai usia anak
anak. - Dampak dari kurangnya perhatian oramgtua terhadap
2. menyebutkan dampak dari kurangnya
perilaku anak
perhatian orangtua terhadap perilaku
anak
3. Pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang:
3. menjelaskan pengertian dari pergaulan
2. Kebutuhan anak sesuai tahap tumbuh kembangnya
bebas
diusia remaja.
4. menjelaskan dampak dari pergaulan
3. dampak dari kurangnya perhatian dari orang tua
bebas
terhadap perilaku anak:
5. menjelaskan pengertian dan bahaya
Pengertian pergaulan bebas
merokok terhadap kesehatan
Dampak pergaulan bebas terhadap masa depan anak
Pengertian merokok
Tujuan Khusus :
Dampak merokok terhadap kesehatan
Setelah dilakukan tindakan
4. Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
keperawatan selama 1X kunjungn
penjelasan yang telah didiskusikan
diharapkan:
5. Beri pujian terhadap kemampuan memahami materi
- Keluarga mengetahui tahap tumbuh
yang diberikan
kembang anak
6. Berikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum
- Keluarga mengutamakan kebutuhan
dipahami
anak akan masa depan dan kesehatanya

27
- Keluarga memenuhi hak anak akan7. Evluasi secara singkat terhadap topic yang diberikan
kasih sayang dan perhatian dari8. Pantau respon terhadap materi yang disampaikan
orangtua

2. Perubahan perilaku anak berhubungan Tujuan Umum : K kontrak dengan keluarga


dengan ketidaktahuan keluarga Keluarga dapat: 2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang:
mengenal kebutuhan dalam1. Menjelaskan tahap-tahap dalam tahapan pengembangan anak sesuai usianya.
pengembangan remaja pengembangan usia remaja 3. Pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang:
2. Mengetahui sikap mendidik anak yang sikap orang tua dalam mendidik anak di usia remaja
benar di usia remaja dampak didikan yang terlalu otoriter
4. Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
penjelasan yang telah didiskusikan
Tujuan Khusus : 5. Beri pujian terhadap kemampuan memahami materi
Setelah dilakukan tindakan yang diberikan
keperawatan selama 1X kunjungn6. Berikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum
diharapkan: dipahami
- Keluarga mengetahui
tahap-tahap7. Evluasi secara singkat terhadap topic yang diberikan
dalam pengembangan usia remaja 8. Pantau respon terhadap materi yang disampaikan
- Keluarga mengerti sikap mendidik
anak yang benar di usia remaja

28
3. Resiko penularan penyakit Tujuan Umum :
berhubungan Keluarga dapat: 1. Kontrak degan keluarga

dengan ketidaktahuan keluarga 1. Menjelaskan. penularan penyakit 2. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang hygine

merawat lingkungan rumah yang dekat2. Manjelaskan pengertian hygine personal dan lingkungan
dekat pembuangan sampah. personal dan lingkungan 3. Pertemuan dengan keluarga dan membahas tentang

3. Menjelaskan manfaat hygine personal hygine personal dan lingkungan:


dan lingkungan Pengertian hygine personal dan lingkungan

4. Menyebutkan penatalaksanaan hygine Manfaat dari hygine personal dan lingkungan

personal dan lingkungan Penatalaksanaan hygine personal dan lingkungan


4. Berikan kesempatan keluarga untuk menanyakan
Tujuan Khusus : penjelasan yang telah didiskusikan
Setelah dilakukan tindakan
5. Beri pujian terhadap kemampuan memahami materi
keperatawan selama 1X yang diberikan
kunjungan diharapkan kelurarga: 6. Berikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum
Keluarga merasa nyaman dipahami
Keluarga mengetahui pencegahan
7. Evaluasi secara singkat terhadap topic yang diberikan
terhadap penularan penyakit 8. Pantau respon terhadap materi yang diberikan

29
30
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan tumbuh Kembang Adolescense (anak remaja):
1. Pertumbuhan Fisik:
a. Pertumbuhan yang pesat ( growth sprut ) TB 25%, BB 50%
b. Semua sistem berubah, paling banyak perubahan endokrin
c. Bagian-bagian tubuh tertentu memanjang misalnya: tangan, kaki, proporsi tubuh
memanjang
2. Sosial Emosional
a. Kemampuan bersosialisasi meningkat.
b. Relasi dengan teman wanita/pria, tetapi lebih penting dengan kawan sejenis.
c. Penampilan fisik adolescense sangat penting, karena supaya di terima oleh kawan
dan di samping itu persepsi terhadap badannya mempengaruhi konsep diri.
d. Peranan orangtua/keluarga sudah tidak dianggap penting, tetapi sudah beralih
pada teman sebaya
3. Bermain pada anak
Pada usia ini anak dapat bermain dalam kelompok (keluar), misalnya melalui sepak
bola, basket, badminton, mendengar musik atau TV serta dengan buku-buku.
4. Pola minat dan seks
5. minat pada perubahan
6. suka lawan jenis
B. SARAN
Dalam mengerjakan asuhan keperawatan komunitas keluarga dibutuhkan Dalam memberika
asuhan keperawatan komunitas tentang keluarga kepada anak remaja, keluarga harus tahu
tahapan tumbuh kembang anak.Orang tua harus bisa menempatkan diri dalam menghadapi
anak remaja agar tidak terjadi perselisihan.

31
DAFTAR PUSTAKA

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC


Stoppard Mirian. 2010. Panduan Kesehatan Keluarga. Erlangga. Jakarta
Sudiharto. 2007. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Transkultural. EGC: Jakarta

32

Anda mungkin juga menyukai