TUGAS AKHIR
ABDUL HALIM
082409009
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya.
ABDUL HALIM
082409009
Disetujui di
Medan, Mei 2011
Diketahui
Program Studi D3 KIMIA Dosen Pembimbing,
Ketua,
(Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si) (Dra. Saur Lumban Raja, M.Si)
NIP :195509181987012001 NIP:195506231986012002
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa kutipan dan ringkasan yang disebutkan sumbernya.
ABDUL HALIM
082409009
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa, yang
dengan rahmatnya karya ilmiah ini dapat diselesaikan pada waktu yang telah
ditentukan.
Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa untuk
Penulis menyadari bahwa penulisan tugas akhir ini kurang sempurna, masih
terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi isi maupun penyusunan kata. Karena
itu, penulis dengan rendah hati mengharapkan segala kritik dan saran untuk
Penulis mempersembahkan karya ilmiah ini kepada Ibunda tercinta yang selalu
mendoakan dan mendukung penulis baik dari segi materi maupun moril. Juga kepada
saudara-saudari penulis, Jaya, Romi, Faisal dan Indah yang senantiasa menjadi
penyemangat penulis.
nasehat dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung.
1. Ibu Dra. Saur Lumban Raja, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
ilmiah ini.
4. Ibu Dr. Rumondang Bulan. Nst, MS., selaku ketua departemen Kimia
7. Dani, Oji, Yuli dan Andika selaku teman satu partner PKL di PTPN III PKS
2008
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat
Penulis
Sludge yang berasal dari Buffer Tank masih mengandung 5-10% minyak. Sludge ini
minyak dari lumpur, air dan kotoran. Prinsip pemisahan dari Decanter atau Sludge
Separator adalah gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran Bowl. Akibat gaya
sentrifugal dan perbedaan berat jenis, maka lumpur, air dan kotoran akan terlempar
lebih jauh ke dinding bowl dan keluar sebagai Air Drab, sedangkan minyak berada
Air drab yang keluar masih terdapat kehilangan minyak atau sering disebut
losses sekitar 2%. Untuk meminimalisasi hal tersebut, maka pada proses pemisahan
sludge pada Decanter atau Sludge Separator dilakukan dengan penambahan sejumlah
air pada temperatur 90-95°C. Penambahan air tersebut dilakukan dengan variasi
pembukaan keran airnya sehingga terlihat pengaruh jumlah air terhadap losses yang
ABSTRACT
Sludge derived from the buffer tank still contains 5-10% oil. It flows into Mud or
Sludge Separator Decanter which aims to separate oil from water, mud and dirt. The
principle of separation of Decanter or Sludge Separator is a centrifugal force
generated by rotation Bowl. As a result of centrifugal force and density differences,
mud, water and dirt will be thrown even further into the wall and come out as a boring
bowl of water, while oil in the bowl and poured into Reclaimed Oil Tank.
Drab water out there is still losing oil or often called a loss of about 2%. To
minimize this, it is in the process of separation of mud at Mud Separator Decanter or
performed with the addition of water at a temperature of 90-95 ° C. Addition of water
was done by varying the opening of the tap water so visible affect on the amount of
water loss and its influence on the performance of sludge separator itself.
Halaman
Persetujuan ...................................................................................................................i
Pernyataan ...................................................................................................................ii
Penghargaan ...............................................................................................................iii
Abstrak .........................................................................................................................v
Abstract .......................................................................................................................vi
LAMPIRAN ………………………………………………………………………...28
Lampiran B …………………………………………………………………………30
Lampiran C …………………………………………………………………………31
Lampiran D …………………………………………………………………………32
Tabel. 2 Data hasil analisa kadar air yang terdapat dalam air drab ………………….21
Tabel. 3 Data hasil analisa kadar minyak yang terdapat dalam air drab …………….22
Sludge yang berasal dari Buffer Tank masih mengandung 5-10% minyak. Sludge ini
minyak dari lumpur, air dan kotoran. Prinsip pemisahan dari Decanter atau Sludge
Separator adalah gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran Bowl. Akibat gaya
sentrifugal dan perbedaan berat jenis, maka lumpur, air dan kotoran akan terlempar
lebih jauh ke dinding bowl dan keluar sebagai Air Drab, sedangkan minyak berada
Air drab yang keluar masih terdapat kehilangan minyak atau sering disebut
losses sekitar 2%. Untuk meminimalisasi hal tersebut, maka pada proses pemisahan
sludge pada Decanter atau Sludge Separator dilakukan dengan penambahan sejumlah
air pada temperatur 90-95°C. Penambahan air tersebut dilakukan dengan variasi
pembukaan keran airnya sehingga terlihat pengaruh jumlah air terhadap losses yang
ABSTRACT
Sludge derived from the buffer tank still contains 5-10% oil. It flows into Mud or
Sludge Separator Decanter which aims to separate oil from water, mud and dirt. The
principle of separation of Decanter or Sludge Separator is a centrifugal force
generated by rotation Bowl. As a result of centrifugal force and density differences,
mud, water and dirt will be thrown even further into the wall and come out as a boring
bowl of water, while oil in the bowl and poured into Reclaimed Oil Tank.
Drab water out there is still losing oil or often called a loss of about 2%. To
minimize this, it is in the process of separation of mud at Mud Separator Decanter or
performed with the addition of water at a temperature of 90-95 ° C. Addition of water
was done by varying the opening of the tap water so visible affect on the amount of
water loss and its influence on the performance of sludge separator itself.
PENDAHULUAN
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) merupakan salah satu tanaman perkebunan di
Indonesia yang memiliki masa depan cukup cerah. Perkebunan kelapa sawit semula
sekarang telah berkembang ke berbagai daerah, seperti Riau, Jambi, Sumatera Barat,
Bagian tanaman kelapa sawit yang bernilai ekonomi tinggi adalah buahnya
yang tersusun dalam sebuah tandan, biasa disebut dengan TBS (tandan buah segar).
Buah sawit di bagian sabut (daging buah atau mesocarp) menghasilkan minyak sawit
kasar (crude palm oil atau CPO) sebanyak 20-24%. Sementara itu bagian inti sawit
menghasilkan minyak inti sawit (palm kernel oil atau PKO) 3-4%. (Maruli. P, 2008)
Minyak sawit dan minyak inti sawit umumnya digunakan untuk pangan dan
non pangan. Dari segi pangan, minyak sawit atau minyak inti sawit digunakan sebagai
bahan untuk membuat minyak goreng, lemak pangan, margarin, kue, biskuit atau es
krim. Dalam produksi non pangan, minyak sawit atau minyak inti sawit digunakan
sebagai bahan untuk membuat sabun, deterjen dan surfaktan pelunak, pelapis,
bahan baku sampai menjadi produk, yang bahan bakunya adalah tandan buah segar
(TBS) kelapa sawit. Pengolahan TBS kelapa sawit di pabrik bertujuan untuk
memperoleh minyak kelapa sawit yang berkualitas baik. Proses tersebut cukup
panjang dan memerlukan kontrol yang cermat, dimulai dari pengangkutan TBS atau
berondolan dari tempat pengangkutan hasil sampai dihasilkan minyak sawit dan hasil-
minyak rendah, demikian juga rendah pula biaya produksinya. Kendati demikian
persentase kehilangan ini masih belum bisa ditiadakan, karena sangat sulit untuk
Dengan melihat kehilangan minyak yang terjadi pada air drab dari sludge
separator maka, sludge separator merupakan salah satu penyebab terjadinya losses
yang tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu penulis merasa tertarik terhadap
kehilangan minyak yang terjadi pada sludge separator sehingga mengangkat judul
1.2 Permasalahan
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
sludge separator, sehingga menjadi masukkan yang berarti bagi perusahaan dan
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu dari tanaman golongan palm yang dapat menghasilkan minyak
adalah kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq). Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)
adalah tanaman berkeping satu yang termasuk dalam family Palmae, namun genus
Elaeis berasal dari bahasa yunani yang berarti Elaion atau minyak, sedangkan nama
Guiena yaitu tempat dimana seorang ahli bernama Jacquin yang menemukan tanaman
Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah beriklim tropis dengan
curah hujan 2000 mm/tahun dan kisaran suhu 22-23°C. Pada saat ini dikenal beberapa
varietas tanaman kelapa sawit yang debedakan berdasarkan warna kulit buah dan
bentuk.
Output proses produksi pada pabrik pengolahan kelapa sawit adalah produk
minyak sawit dan inti sawit yang diharapkan mempunyai kualitas dan kuantitas sebaik
Selain menghasilkan minyak, hasil lain dari proses buah kelapa sawit adalah
sebagai berikut :
1. Tandan buah kosong dapat diabukan dan digunakan sebagai pupuk kalium.
3. Ampas dari kelapa sawit dapat digunakan sebagai bahan bakar boiler.
Dewasa ini minyak kelapa sawit digunakan untuk berbagai macam keperluan.
goreng.
2.2 Varietas
Ada beberapa varietas tanaman sawit yang telah dikenal. Varietas-varietas itu
dapat dibedakan berdasarkan tebal tempurung dan daging buah, atau berdasarkan
sawit, yaitu :
1. Dura
Tempurung cukup tebal antara 2-8 mm dan tidak terdapat lingkaran sabut pada bagian
luar tempurung. Daging buah relatif tipis dengan persentase daging buah terhadap
buah bervariasi antara 35 – 50%. Kernel (daging biji) biasanya besar dengan
Ketebalan tempurung sangat tipis, bahkan hampir tidak ada, tetapi daging buahnya
tebal. Persentase buah terhadap buah cukup tinggi, sedangkan daging biji sangat tipis.
Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain.
Varietas ini dikenal sebagai tanaman betina yang steril sebab bunga betina gugur pada
fase ini. Oleh sebab itu, dalam persilangan dipakai sebagai pohon induk jantan.
3. Tenera
Varietas ini mempunyai sifat-sifat yang berasal dari kedua induknya, yaitu Dura dan
Pisifera. Varietas inilah yang banyak ditanam diperkebun-perkebunan pada saat ini.
Tempurung sudah menipis, ketebalannya berkisar antara 0,5 – 4 mm, dan terdapat
96%. Tandan buah yang dihasilkan oleh Tenera lebih banyak daripada Dura, tetapi
4. Macro carya
Tempurung sangat tebal, sekitar 5 mm, sedangkan daging buahnya tipis sekali.
5. Diwikka-wakka
Varietas ini mempunyai ciri khas dengan adanya dua lapisan daging buah. Diwikka-
diwikka-wakkatenera.
terdapat pada varietas Tenera yaitu sekitar 22 – 24%, sedangkan pada varietas Dura
antara 16 – 18%. Jenis kelapa sawit yang diusahakan tentu saja yang mengandung
rendeman minyak yang tinggi sebab minyak sawit merupakan hasil olahan yang
utama. Sehingga tidak mengherankan jika lebih banyak perkebunan yang menanam
1. Nigrescens
Buah berwarna ungu sampai hitam pada waktu muda dan berubah warna menjadi
diperkebunan.
2. Virescens
Pada waktu muda buahnya berwarna hijau dan ketika masak warna berubah menjadi
jingga kemerahan, tetapi ujungnya tetap kehijauan. Varietas ini jarang ditemukan
dilapangan.
3. Albescens
Pada waktu muda buah berwarna keputih-putihan, sedangkan setelah masak menjadi
kekuning-kuningan dan ujungnya berwarna ungu kehitaman. Varietas ini juga jarang
Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu
senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai dengan bentuk bangun rantai asam
lemaknya, minyak sawit termasuk golongan minyak asam oleat-linoleat. Minyak sawit
berkonsistensi setengah padat pada suhu kamar (konsistensi dan titik lebur banyak
ditentukan oleh kadar ALB-nya), dan dalam keadaan segar dan kadar asam lemak
Minyak sawit terdiri atas berbagai trigliserida dengan rantai asam lemak yang
berbeda-beda. Panjang rantai adalah antara 14-20 atom karbon. Dengan demikian sifat
Jumlah asam lemak jenuh dan asam tak jenuh dalam minyak sawit hampir sama.
Komponen utama adalah asam palmitat dan oleat. Selain mengandung karotenoida
500-700 ppm (di antaranya β-karoten 54,4%) juga mengandung sterol ± 300 ppm (di
antaranya kolesterol 4%, β-sitosterol 63%), tokoferol 500-800 ppm, dan fosfatida 500-
1000 ppm. Kesemua zat tersebut tersabunkan hanya 0,3% dari minyak sawit.
pengolahan; minyak yang berkadar ALB tinggi biasanya kadar tokoferolnya lebih
rendah. Trigliserida minyak sawit hanya mengandung sedikit ikatan asam lemak tak
Kelapa sawit mengandung lebih kurang 80 persen perikarp dan 20 persen buah
yang dilapisi kulit yang tipis; kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-40 persen.
Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap.
Rata-rata komposisi minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1 : Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit dan Minyak Inti Kelapa
Sawit
Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit (%) Minyak Inti Sawit (%)
Asam laurat - 46 – 52
Kandungan karotene dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam
minyak dari jenis tenera lebih kurang 500 – 700 ppm; kandungan tokoferol bervariasi
menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar-benar
murni dan tidak bercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit dalam arti
yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, antara lain titik
lebur angka penyabunan, dan bilangan yodium. Sedangkan yang kedua, yaitu mutu
minyak sawit yang dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat
kadar asam lemak bebas (ALB), air, kotoran, logam, besi, logam tembaga, peroksida
dan ukuran pemucatan. Dalam dunia perdagangan, mutu minyak sawit dalam arti yang
Berikut ini akan dikemukakan beberapa hal yang secara langsung berkaitan
Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam
kelapa sawit.
Kenaikkan kadar ALB ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai
tandan diolah di pabrik. Kenaikkan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada
minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan
dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman dan katalis (enzim).
terbentuk.
Beberapa faktor yang menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif tinggi
Dengan proses tersebut, kotoran-kotoran yang berukuran besar memang bisa disaring.
Akan tetapi, kotoran-kotoran atau serabut yang berukuran kecil tidak bisa disaring,
hanya melayang-layang di dalam minyak sawit sebab berat jenisnya sama dengan
minyak sawit.
Meskipun kadar ALB dalam minyak sawit kecil, tetapi hal itu belum menjamin
mutu minyak sawit. Kemantapan minyak sawit harus dijaga dengan cara membuang
kotoran dan zat menguap. Hal ini dilakukan dengan peralatan pemurnian modern.
dalam tangki pemisah melalui pipa. Kurang lebih 30 menit kemudian, minyak sawit
kasar telah dapat dijernihkan dan menghasilkan sekitar 80% minyak jernih. Hasil
endapan berupa minyak kasar kotor yang dikeluarkan dari tangki pemisah bersama air
panas yang bersuhu 95°C dengan perbandingan 1:1, diolah pada sludge centrifuge.
Sedangkan minyak yang jernih diolah pada purifier centrifuge. Dari hasil pengolahan
3. Kadar logam
Beberapa jenis bahan logam yang dapat terikut dalam minyak sawit antara lain
besi, tembaga dan kuningan. Logam-logam tersebut biasanya berasal dari alat-alat
pengolahan yang digunakan. Tindakan preventif pertama yang harus dilakukan untuk
menghindari terikutnya kotoran yang berasal dari pengelupasan alat-alat dan pipa
Mutu dan kualitas minyak sawit yang mengandung logam-logam tersebut akan
turun. Sebab dalam kondisi tertentu, logam-logam itu dapat menjadi katalisator yang
ditetapkan untuk kadar logam besi maksimal 10 ppm dan logam tembaga maksimal 5
ppm.
4. Angka oksidasi
Proses oksidasi yang distimulir oleh logam jika berlangsung dengan intensif
Keadaan ini jelas sangat merugikan sebab mutu minyak sawit menjadi menurun.
Cairan yang keluar dari alat kempa terdiri dari campuran minyak, air dan
padatan bukan minyak (NOS). Untuk memisahkan minyak dari fase lainnya perlu
dilakukan dengan proses pemurnian yang disebut dengan klarifikasi. Minyak tersebut
adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. Hidrolisis terjadi karena cairan bersuhu panas
dan cukup banyak air, demikian juga oksidasi akan terjadi dengan adanya NOS yang
berupa bahan organik dan anorganik seperti Fe dan Cu berperan sebagai katalisator
Dalam cairan terdapat beberapa fase yang sulit dipisahkan dengan satu cara,
maka dilakukan pemisahan fase minyak, fase NOS dan fase air dengan beberapa
tahapan. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan dengan berdasarkan
Cairan yang keluar dari pressan dan digester ditampung dalam oil gutter dan
dialirkan kedalam sand trap tank. Alat ini berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir
dalam minyak yang akan di alirkan keayakan, dengan maksud agar ayakan terhindar
dari gesekan pasir kasar yang dapat menyebabkan keausan ayakan. Alat ini berkerja
Pemakaian ayakan getar bertujuan untuk memisahkan non oil solid yang
memenuhi standar.
Ayakan getar dikenal dengan tipe rectangulair dan vibro yang keduanya
dengan ukuran 30 dan 40 mesh. Sedangkan ayakan vibro bekerja dengan cara getaran
melingkar dan atas bawah, yang terdiri dari dua tingkat ayakan dengan ukuran 30 dan
Pada alat ayakan getar ditambahkan air panas dengan tujuan agar partikel-
partikel pasir dapat memisah dengan baik. Suhu air pencuci diusahakan agar tetap
panas (80°-90°C).
tidak larut dan lolos dari ayakan getar. Ini lebih berfungsi untuk mengendapkan pasir
atau lumpur partikel besar, sedangkan untuk memisahkan partikel halus kurang
berhasil. Pemisahan minyak lebih sempurna jika panas minyak dipertahankan 80°C,
Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank dipompakan ke oil settling
tank untuk diendapkan. Fungsi dari settling tank ialah mengendapkan kotoran-kotoran
(NOS) yang terdapat dalam minyak. Proses pengendapan ini dapat berlangsung
sempurna apabila suhu minyak dapat dipertahankan pada suhu 80°C. Pada suhu ini
kekentalan minyak lebih rendah sehingga fraksi-fraksi yang berat jenis lebih besar
atau sama dengan 1 akan berada di bagian bawah tangki dan mengendap.
lapisan; lapisan minyak, lapisan sludge dan lapisan lumpur. Semakin lama cairan
minyak berada dalam oil settling tank maka pemisahan akan semakin sempurna dan
Alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara settling tank dengan sludge
separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir dan padatan kasar. Alat ini
terbuat dari logam atau porselin yang dapat memisahkan lumpur/pasir secara gravitasi
menggunakan pipa uap tertutup agar minyak tidak goncang, karena pemanasan yang
tinggi akan dapat memisahkan minyak yang terikat dengan lumpur, oleh sebab itu
suhu dalam sludge tank dipertahankan 90°-100°C. lumpur yang terdapat dibawah
tangki harus dibuang setiap selang waktu tertentu, dengan tujuan agar pasir tersebut
Cairan sludge yang telah melalui pre cleaner, dimasukkan kedalam sludge
separator untuk dikutip minyaknya. Dengan gaya sentrifugal minyak yang berat
jenisnya lebih kecil bergerak menuju ke poros dan terdorong keluar ditampung
dari minyak, terdorong ke bagian dinding bowl, dan keluar melalui nozzle.
Sludge yang masuk kedalam sludge centrifuge terdiri dari bahan mudah
menguap 80-85%, bahan padatan bukan minyak (NOS) 8-12% dan minyak 5-10%.
Tujuan dari proses ini ialah memisahkan minyak dari air dan kotoran, dengan kata lain
memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenisnya lebih besar atau sama dengan 1.
Air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab dengan kadar minyak/zat
kering 7-10%. Fraksi ringan dikembalikan ke oil settling tank. Suhu minyak di dalam
sludge separator dipertahankan di atas 90°C, yang dapat dibantu dengan pemberian
Cairan yang berada dipermukaan tangki CST atau CyST dialirkan kedalm oil
tank. Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Alat ini
minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan, yaitu zat yang
memiliki berat jenis yang lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki.
Suhu minyak dalam oil tank sangat berpengaruh pada perlakuan selanjutnya, karena
tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap suhu pada oil tank adalah sumber
panas pada pengolahan lanjutan seperti pada oil purifier dan vacum drier.
(M Naibaho.P, 1998)
Untuk pemurnian minyak yang berasal dari oil tank yang mengandung air
kurang lebih 0,5 -0,7 % dipergunakan alat pemisah sentrifusi yang berputar antara
5000-6000 rpm. akibat gaya sentrifugal yang terjadi, maka minyak yang mempunyai
berat jenis lebih kecil bergerak ke poros, dan terdorong keluar oleh sudu-sudu (paring
disc), sedangkan kotoran dan air yang berat jenisnya lebih besar terdorong ke arah
Purifier yang banyak digunakan adalah buatan Westfalia dan alfa-laval. Kedua
alat ini mempunyai prinsip kerja yang sama akan tetapi kedua alat ini memiliki
perbedaan daya pisah fraksi ringan dan berat. Oil centrifuge Westfalia memisahkan
fraksi yang BJ≥ 1, artinya zat mudah menguap dan minyak berada dalam satu fraksi
berat, sedangkan NOS dan kotoran tergolong dalam fraksi berat, sehingga yang
dipisahkan ialah NOS, sedangkan alfa-laval memisahkan minyak dari NOS dan Air.
Alfa-lafal dapat menurunkan kadar air minyak dari 0,6 – 0,1% menjadi 0,4 – 0,6%.
minyak produksi. Semakin besar dibuat ukuran kapasitas olah alat itu sendiri, maka
(M Naibaho.P, 1998)
Minyak dari oil purifier dengan suhu 90-95°C dipompa dan ditampung dalam
float tank untuk seterusnya dihisap oleh vacuum dryer. Di bawah pelampung
terpasang toper spindle untuk mengatur minyak yang disalurkan ke dalam bejana
vacuum dryer tetap terkendali (< 50 torr). Selanjutnya, melalui nozzle minyak akan
(Maruli.P, 2008)
3.1 ALAT
1. Petridish
2. Timbel
3. Soklet
4. Kondensor
6. Oven
7. Desikator
9. Tang penjepit
3.2 BAHAN
14. Kapas
3.3 PROSEDUR
timbangan analitik
4. Dikeluarkan contoh dari oven dengan memakai tang penjepit dan dimasukkan
7. Ditimbang labu alas kosong lalu diisi dengan n-heksan sebanyak 250 ml
kondensor sebagai pendingin dan hot plate sebagai pemanas selama 4 jam
9. Dikeluarkan timbel dari soklet dan n-heksan yang telah bercampur dengan
10. Labu alas yang berisi minyak dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 105°C
selama 2 jam
11. Dikeluarkan labu alas dari oven dengan tang penjepit kemudian dimasukkan ke
4.1 Data
Tabel 2 : Data hasil analisa kadar air yang terdapat dalam air drab
4.2 Perhitungan
Contoh perhitungan :
= 15,1736 g x 100 %
15,9188 g
= 95,3187 %
Contoh perhitungan :
Maka, persentase kadar minyak yang terikut pada air drab adalah :
= 0,3047 g x 100 %
15,9188 g
= 0,3843 %
Dari data yang diperoleh, kehilangan minyak yang paling rendah adalah pada
jumlah air (pemutaran kran) ½. Kehilangan minyak pada jumlah air (pemutaran kran)
¼ adalah lebih besar dibandingkan jumlah air (pemutaran kran) ½ dan kehilangan
minyak yang paling besar adalah pada jumlah air (pemutaran kran) 0 atau tidak ada
penambahan air. Sehingga semakin banyak jumlah air yang ditambahkan pada sludge
separator maka semakin kecil kehilangan minyak yang terdapat pada air drab. Hal ini
nonpolar akan lebih mudah dipisahkan dari fraksi-fraksi lain yang polar terhadap air.
Selain itu, jumlah air yang ditambahkan pada sludge separator juga berfungsi
memecahkan emulsi minyak dalam bentuk butiran halus yang sering melekat dengan
NOS, dan juga menurunkan viskositas sludge sehingga kinerja sludge separator lebih
optimal.
Temperatur dari jumlah air juga membantu proses pemisahan minyak dari
fraksi-fraksi lain dengan menurunkan berat jenisnya sehingga minyak akan lebih
minyak pada sludge separator, dimana semakin besar ukuran diameter nozzle maka
kehilangan minyak semakin tinggi. Oleh karena itu kedisiplinan dalam pembersihan
bowl pada sludge separator dari kotoran-kotoran diperlukan agar nozzle tidak cepat
aus.
(3,2499%) dengan jumlah air (pemutaran kran) 0, kehilangan minyak melebihi 2%,
air (pemutaran kran) 0, kehilangan minyaknya di bawah 2%. Hal ini disebabkan pada
tanggal 25, 26 dan 31, sampel diambil dari sludge separator nomor 2 yangmana pada
sludge separator ini baru dilakukan pergantian nozzle dengan yang baru sedangkan
pada tanggal 21, 27 dan 28 sampel diambil dari sludge separator nomor 3 yang belum
dilakukan pergantian nozzle dengan yang baru. Pada data juga terlihat selisih kadar
minyak antara jumlah air (pemutaran kran) ½ dengan ¼ dan jumlah air (pemutaran
kran) ¼ dengan 0 adalah bervariasi untuk setiap pengambilan sampel. Hal ini
disebabkan oleh ketidak tepatan dalam pemutaran sudut kran jumlah air, dimana
ketidak tepatan tersebut akan berpengaruh terhadap besar kecilnya jumlah air yang
5.1 Kesimpulan
pada air drab makin kecil dengan adanya penambahan jumlah air yang makin besar.
Ini membuktikan dengan adanya penambahan jumlah air maka kinerja sludge
separator semakin efisien dalam memisahkan minyak dari fraksi-fraksi lain di dalam
sludge.
5.2 Saran
ditekan, oleh karena itu sebaiknya sludge separator dioperasikan seoptimal mungkin
Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. UI.press. Jakarta.
Maruli pardamean. 2008. Panduan Lengkap Pengelolaan Kebun dan Pabrik Kelapa
Sawit. Medan.
Sunarko. 2009. Budi Daya dan Pengolahan Kebun Kelapa Sawit Dengan Sistem
Tim Penulis PS. 1997. Kelapa Sawit Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek
Tim Standarisasi. 1997. Pengolaha Kelapa Sawit dan Pengolahan Limbah Pabrik
No Karakteristik Batasan
Minyak Kelapa Sawit (MKS)
1 Kadar asam lemak bebas (%) <3,50
2 Kadar air (%) <0,10
3 Kadar kotoran (%) <0,01
4 DOBI (determination of >2,40
bleachability index)
Minyak Inti Sawit
1 Kadar air (%) <7,00
2 Kadar kotoran (%) <6,00
3 Inti pecah (%) <25,00
4 Inti berubah warna (%) <40,00