Anda di halaman 1dari 30

SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I. SPESIFIKASI UMUM


A. Pendahuluan
a. Penyedia jasa harus melindungi Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Dinas
Pengairan Aceh dari tuntutan atas paten, lisensi, serta hak cipta yang melekat
pada barang, bahan, dan jasa yang digunakan atau yang disediakan penyedia jasa
untuk pelaksanaan pekerjaan.
b. Apabila ada perbedaan antara standar yang disyaratkan dengan standar yang
diajukan oleh Penyedia jasa, penyedia jasa harus menjelaskan secara tertulis
kepada Direksi pekerjaan, sekurang-kurangnya 28 (dua puluh delapan) hari
sebelum Direksi pekerjaan menetapkan setuju atau tidak.
c. Dalam hal Direksi pekerjaan menetapkan bahwa standar yang diajukan Penyedia
jasa tidak menjamin secara substansial sama atau lebih tinggi dari standar yang
disyaratkan, maka Penyedia jasa harus tetap memenuhi ketentuan standar yang
disyaratkan dalam dokumen lelang.
d. Satu perangkat spesifikasi yang tepat dan jelas merupakan kebutuhan awal bagi
para calon penyedia jasa untuk dapat menyusun penawaran yang realistis dan
kompetitif, sesuai dengan kebutuhan Pengguna Anggaran/Pengguna Barang
Dinas Pengairan Aceh tanpa catatan atau persyaratan lain dalam penawaran
mereka.
e. Kecuali ditentukan lain dalam kontrak, spesifikasi harus mensyaratkan bahwa
semua barang dan bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan adalah baru,
belum dipergunakan, dari tipe/model yang terakhir diproduksi/dikeluarkan, dan
termasuk semua penyempurnaan yang berlaku terhadap desain dan bahan yang
digunakan.
f. Dalam spesifikasi agar menggunakan sebanyak mungkin standar nasional (SNI,
SII, SKSNI, dsb.) untuk barang, bahan dan jasa/pengerjaan/pabrikasi dari edisi
atau revisi terakhir, atau standar Internasional (ISO, dsb)/standar negara asing
(ASTM, dsb) padanannya (equivalennya) yang secara substantif sama atau lebih

SPESIFIKASI TEKNIS 1
tinggi dari standar nasional yang disyaratkan. Apabila standar nasional untuk
barang, bahan, dan pengerjaan/jasa/pabrikasi tertentu belum ada, dapat
digunakan standar internasional atau standar negara asing.
g. Standar satuan ukuran yang digunakan pada dasarnya adalah MKS (metre,
kilogram, second), sedangkan penggunaan standar satuan ukuran lain, dapat
digunakan sepanjang hal tersebut tidak dapat dielakkan.
h. Spesifikasi dapat terdiri dari, tetapi tidak terbatas pada:
1) Lingkup pekerjaan, termasuk ketentuan butir h.
2) Pekerjaan-pekerjaan yang tidak termasuk kontrak.
3) Spesifikasi umum:
a) Peraturan Perundang-undangan terkait, misalnya:
- UU tentang Lingkungan;
- UU tentang Keselamatan Kerja;
- UU/PP/SK Bersama/KPTS tentang Tenaga Kerja;
- UU/PP tentang Galian “C“;
- Qanun/Perda terkait; dsb
b) Dokumen acuan pekerjaan (berupa standar-standar) dengan
memperhatikan ketentuan tersebut pada butir f dan g di atas;
c) Alignment dan survey;
d) Hari kerja dan jam kerja;
e) Gangguan dan keadaan darurat;
f) Penyingkiran material berlebih.
4) Spesifikasi Khusus:
a) Lapangan;
b) Bangunan/desain/pengerjaan spesifik;
c) Bangunan-bangunan umum dan fasilitas-fasilitas publik;
d) Perancah;
e) Pengaturan lalu-lintas;
f) Pengendalian lingkungan.
5) Spesifikasi untuk Masing-masing Jenis Pekerjaan.
a) Apabila ketentuan untuk salah satu bagian pekerjaan menggunakan

SPESIFIKASI TEKNIS 2
dasar standar pengerjaan atau standar fabrikasi tertentu, dengan
beberapa perubahan, maka pertama-tama harus dicantumkan
ketentuan berikut :
PERUBAHAN:
Ketentuan ini didasarkan pada Standar Nasional Indonesia.
b) Lingkup pekerjaan.
c) Dokumen acuan (standar-standar) yang digunakan.
d) Uraian ketentuan-ketentuan untuk jenis pekerjaan yang bersangkutan,
apabila tidak digunakan standar tertentu.

B. Umum
a. Jalan Masuk Daerah Kerja
1) Jalan keluar masuk menuju lokasi kerja adalah menggunakan jalan-jalan
setempat yang ada, dimana penyedia jasa bertanggung jawab terhadap
kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
2) Penyedia jasa harus memperbaiki jalan tersebut dan apabila penyedia jasa
hendak membuat jalan masuk tambahan dapat menggunakan tanah yang
telah dibebaskan oleh Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Dinas
Pengairan Aceh.
3) Apabila penyedia jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
Direksi pekerjaan, jalan tersebut dikerjakan oleh penyedia jasa atas
bebannya sendiri, dan harga semua pekerjaan tersebut sudah termasuk
dalam harga kontrak.
4) Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan
dan jalur pengangkutan material dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
5) Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan masuk yang mengharuskan untuk
menghancurkan bangunan di atasnya, maka perlu persetujuan dari Direksi
Pekerjaan untuk pembayaran ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
b. Gambar-gambar

SPESIFIKASI TEKNIS 3
Gambar yang dipakai pada pelelangan adalah gambar yang tercantum dalam
dokumen lelang. Gambar-gambar yang disiapkan Penyedia Jasa antara lain.
1) Gambar-gambar Pekerjaan Tetap.
a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa seperti yang
tersebut di bawah ini, harus merupakan gambar yang telah
ditandatangani Direksi. Apabila ada perubahan pada gambar tersebut
maka perubahan yang telah dilakukan, kembali harus diperiksa dan
mendapat persetujuan dari Direksi.
b) Gambar-gambar pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar kontrak sebagai dasar
mempersiapkan gambar pelaksanaan. Gambar dibuat secara lebih
detail dan dapat memperlihatkan penampang melintang dan
memanjang dari pekerjaan.
2) Gambar-gambar Pekerjaan Sementara
a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh penyedia jasa harus terinci.
Gambar-gambar yang harus disiapkan antara lain adalah letak dan
detail yang diusulkan penyedia jasa untuk dilaksanakan di lapangan.

b) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yamg ditinggalkan


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan
diserahkan kepada Direksi pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
3) Gambar-gambar yang dilaksanakan (as built drawing) selama pelaksanaan
Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar yang dilaksanakan paling
akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Gambar tersebut memperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak.
c. Program Pelaksanaan dan Laporan
1) Program Pelaksanaan
Penyedia jasa harus melaksanakan program dan jadual pelaksanaan sesuai

SPESIFIKASI TEKNIS 4
dengan syarat-syarat dokumen lelang dengan menggunakan bar chart dan
kurva S. Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk
pelaksanaan pekerjaan sementara dan tetap.
2) Laporan Bulanan Kemajuan Pelaksanaan
Setiap bulannya Penyedia Jasa harus membuat dua kali laporan yaitu pada
pertengahan bulan dan akhir bulan, yang menggambarkan secara detail
kemajuan pekerjaan. Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal
sebagai berikut:
a) Prosentase kemajuan pekerjaan bedasarkan kenyataan yang dicapai
pada bulan laporan dan prosentase rencana yang diprogramkan pada
bulan berikutnya;
b) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana pekerjaan harus sesuai dengan yang dicapai pada
laporan;
c) Rencana kegiatan untuk bulan berikutnya.

3) Laporan Harian
Penyedia Jasa harus membuat laporan harian atas setiap kegiatan yang
dilaksanakan, persiapan pekerjaan dan peralatan serta data-data lain yang
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
4) Buku Harian
Penyedia Jasa wajib menyediakan Buku Harian ditempat pekerjaan. Segala
kejadian yang menyangkut pelaksanaan pekerjaaan harus dicatat setiap
harinya. Catatan tersebut meliputi antara lain:
a) Banyaknya pekerjaan yang dikerjakan setiap hari.
 Hari-hari kerja, hari-hari tidak bekerja dan lain-lain.
 Bahan-bahan bangunan yang datang, yang telah dipergunakan dan
yang ditolak atau diterima.
 Kemajuan dari pekerjaan.
 Kejadian-kejadian di tempat pekerjaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 5
b) Buku harian tersebut harus ditanda tangani bersama antara Penyedia
Jasa dan Pengawas Lapangan sebagai tanda persetujuan. Apabila
terjadi perbedaan pendapat, maka masing-masing dapat mengajukan
persoalan kepada Direksi Harian/Kepala Pelaksana untuk mendapat
penyelesaian.
c) Disamping itu harus disediakan Buku Direksi, dimana dicatat semua
instruksi Direksi Pekerjaan atau Pemberian Tugas yang ditanda
tangani oleh Direksi Pekerjaan.
5) Foto Kemajuan Pekerjaan
Penyedia jasa harus menyerahkan foto kemajuan pekerjaan kepada Direksi
pekerjaan mengenai kemajuan pekerjaan pada lokasi pekerjaan selama
masa kontrak. Foto diambil pada waktu:
a) Sebelum pekerjaan dimulai atau pada waktu pemasangan bouwplank;
b) Kemajuan pekerjaan mencapai 50 % dan 75 % (sedang dilaksanakan);
c) Kemajuan pelaksanaan 100 %;
d) Selesai masa pemeliharaan.
d. Spesifikasi Dasar
Kecuali ditentukan lain bahan dan hasil pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan
yang berlaku 30 hari sebelum tanggal pemasukan surat penawaran. Spesifikasi
lain dapat disubstitusikan atas ketetapan Direksi Pekerjaan. Penyedia jasa harus
menyediakan sekurang-kurangnya satu salinan Standar Nasional Indonesia yang
ditentukan dalam spesifikasi atau standar lainnya yang disetujui untuk bahan
yang disuplai atau hasil pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan pada
pekerjaan. Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan
pemeriksaan dan penggunaan oleh Direksi Pekerjaan. Bahan dan hasil pekerjaan
yang tidak sepenuhnya dirinci atau tidak dicakup dalam standar nasional atau
standar lain yang telah disetujui haruslah bahan dan hasil pekerjaan semacam
pekerjaan untuk kelas satu. Direksi pekerjaan akan menetapkan apakah semua
atau sebagian bahan yang dipesan yang akan digunakan untuk pekerjaan
tersebut dapat/cocok untuk digunakan.
e. Data Ketinggian

SPESIFIKASI TEKNIS 6
Ketinggian yang tertera dalam gambar didasarkan pada titik tetap utama, yang
letak dan angkanya terdapat pada spesifikasi khusus. Selanjutnya detail dari
penjelasan tentang titik tetap tersebut dapat diperoleh dengan mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan.
f. Pengukuran dan Pematokan
Dari data ketinggian yang tercantum pada uraian di atas, Penyedia Jasa harus
memeriksa semua titik tetap lainnya yang akan dipakainya dalam pengukuran
pekerjaan dan harus membuat titik tetap tambahan lainnya sehingga jarak
antara 2 titik tetap tidak boleh lebih dari 1 km. Titik tetap di atas dibangun pada
tanah milik proyek atas persetujuan Direksi Pekerjaan. Penyedia jasa harus
memberikan kepada Direksi pekerjaan, dalam rangkap dua data dalam form
usulan yang memberi detail lokasi dan elevasi tiap-tiap titik tetap yang dipakai
atau dibangun oleh penyedia jasa. Ketinggian harus dicocokkan kembali pada
titik tetap dengan ketelitian 10 √D, dengan penjelasan D adalah jarak dari titik-
titik (circuit) yang diambil ketinggiannya (dalam km). Ketelitian pengukuran harus
selalu dalam batas-batas keseksamaan sebagai berikut:
1) Titik-titik untuk tampang lintang, boleh terletak kurang dari 20 mm dari
posisi yang ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal;
2) Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau
dibawa kembali ke titik pertama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10
√D mm, dimana D adalah Panjang atau jarak circuit pengukuran (dalam Km);
3) Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus
dipasang dengan tidak melewati 2,5 mm dari titik tinggi yang benar;
4) Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus
kurang 20 mm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus
terletak tidak lebih 2,5 mm dari kedudukan yang sebenarnya kecuali pada
pemasangan pekerjaan baja dan peralatannya memerlukan ketelitian yang
lebih tinggi.
g. Tindakan Pengamanan bagi Keselamatan
Penyedia jasa harus menyelenggarakan, membangun dan memelihara rintangan-
rintangan, lampu peringatan yang sesuai dan cukup, tanda-tanda bahaya dan

SPESIFIKASI TEKNIS 7
isyarat-isyarat, serta harus mengambil tindakan pencegahan yang perlu untuk
perlindungan pekerjaan dan keselamatan umum.
h. Keselamatan Kerja
Penyedia jasa berkewajiban:
1) Menyediakan segala alat penolong untuk menghindari bahaya dan
memberikan pertolongan jika terjadi kecelakaan di tempat pekerjaan, biaya
perawatan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
2) Segera memberitahukan secara tertulis kepada Direksi mengenai terjadinya
kecelakaan dengan disertai keterangan seperlunya.
3) Menyediakan peralatan yang sesuai dengan peraturan kesehatan di tempat
pekerjaan.
4) Penyedia Jasa harus membuat pengaturan dengan rumah sakit terdekat dan
dengan dokter setempat sehingga bagi para pegawai/pekerjaannya yang
sakit atau mengalami kecelakaan segera dapat menerima pengobatan yang
baik, pada setiap saat baik siang maupun malam.
5) Menyediakan air minum yang cukup dan memenuhi syarat-syarat kesehatan
bagi para pekerja, yang semuanya menjadi beban Penyedia Jasa.
i. Pemberitahuan Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan sebelum suatu
pekerjaan dimulai, untuk mengukur ketinggian tanah asal dan ukuran dari
bangunan-bangunan yang ada. Tidak boleh ada suatu pekerjaan baru yang boleh
dimulai sebelum penyedia jasa menerima instruksi Direksi Pekerjaan atas
persetujuan bersama, atas semua ketinggian dan ukuran-ukuran dari dasar
saluran dan bangunan untuk ketepatan pengukuran dari pekerjaan.
j. Sosialisasi dan Koordinasi
Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa bersama–sama konsultan
pengawas dan Direksi pekerjaan dan instansi terkait lainnya melakukan
sosialisasi kepada masyarakat setempat agar bisa memahami kegiatan yang akan
dilaksanakan sehingga dapat meminimalisir timbulnya konflik atau persepsi
negatif dari masyarakat.
k. Pengukuran dan Pemasangan Tanda-tanda

SPESIFIKASI TEKNIS 8
1) Pengukuran saluran/bangunan yang telah dilakukan selama periode desain
akan disediakan untuk keperluan Penyedia Jasa dan dapat dipakai sebagai
dasar untuk perhitungan dan penetapan volume pekerjaan untuk
pembayaran. Apabila menurut pendapat Direksi Pekerjaan keadaan
lapangan telah banyak berubah sejak pengukuran yang telah dilakukan,
maka Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan kepada Penyedia Jasa untuk
mengukur ulang sebagian atau seluruh saluran/bangunan yang ada.
2) Penyedia Jasa harus bertanggung jawab untuk seluruh pengukuran, survey
dan pemasangan tanda-tanda yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
dan untuk keperluan ini harus mempekerjakan seorang ahli pengukuran
yang nama dan kualifikasinya harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
untuk mendapat persetujuan. Penyedia Jasa akan mendapat petunjuk secara
tertulis dari Direksi Pekerjaan terhadap lokasi dan elevasi titik kontrol tetap
serta titik referensi berupa patok beton untuk keperluan survey dan
pengukuran pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa untuk tujuan pengecekan
survey dan pengukuran/pemasangan tanda-tanda oleh Direksi, harus
memberikan bantuan yang diperlukan Direksi Pekerjaan. Pengukur dengan
pengalaman yang memadai harus diperbantukan kepada Direksi Pekerjaan,
sebaiknya pengukur yang sama selama berlangsungnya pekerjaan
pembangunan. Sebelum meminta persetujuan untuk setiap macam
pekerjaan, Penyedia Jasa harus memberitahukan maksudnya kepada Direksi
Pekerjaan sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam sebelumnya, baik
untuk memasang tanda-tanda maupun menentukan elevasi pada setiap
bagian dari pekerjaan, agar dapat dilakukan persiapan-persiapan untuk
pemeriksaan oleh Direksi Pekerjaan.
3) Untuk keperluan pengecekan kembali kedalaman dasar sungai dan topografi
dimana lokasi bangunan direncanakan, Penyedia Jasa wajib melakukan
pengukuran ulang mengenai kedalaman dasar sungai dan topografi sebelum
melakukan posisioning koordinat. Hasil pengukuran ulang tersebut segera
disampaikan kepada Direksi Pekerjaan dan segera diteruskan kepada Direksi
Pekerjaan untuk diperiksa kembali.

SPESIFIKASI TEKNIS 9
4) Untuk menentukan posisi dan ketinggian rencana bangunan di lapangan
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran di lapangan secara teliti dan
benar, sesuai dengan referensi Bench Mark atau titik tetap di lapangan
seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan.
5) Pengukuran untuk penentuan posisi dilakukan dengan peralatan yang
mempunyai presisi tinggi dengan metode triangulasi dan hasilnya
disampaikan ke Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan.
6) Dalam hal terdapat perbedaan rencana gambar dan hasil pengukuran yang
dilaksanakan Penyedia Jasa dengan kenyataan yang ada di lapangan, maka
sebelum melanjutkan pekerjaan yang mungkin di pengaruhi perbedaan
tersebut Penyedia Jasa harus melaporkan hal ini kepada Direksi Pekerjaan
untuk mendapatkan keputusan dan dinyatakan dalam Berita Acara.
7) Keputusan akan hasil pengukuran oleh Penyedia Jasa akan didasarkan atas
keamanan konstruksi dan kelancaran operasional penggunaan bangunan
tersebut.
l. Jalan Umum, Listrik dan Telepon
Pada jalan-jalan umum, air untuk kepentingan umum dan tiang-tiang listrik dan
telepon yang memotong atau berhubungan dengan tempat pekerjaan, Penyedia
Jasa harus mendapat persetujuan secara tertulis dari yang berwenang, terhadap
usulan pekerjaan sementara atau pekerjaan tetap yang akan mempengaruhi
pekerjaan untuk kepentingan umum tersebut.
Bangunan kepentingan umum tersebut, baik terlihat atau tidak terlihat di dalam
gambar, tetapi penyedia jasa harus bertanggung jawab demi keamanan dan
kelangsungan fungsi dari jalan dan tiang listrik dan telepon diatas selama
pelaksanaan pekerjaan.
m. Pagar Sementara Pengaman Proyek
Penyedia Jasa atas biaya sendiri, apabila perlu dengan ijin Direksi dapat
membuat pagar sementara dan harus memelihara pagar tersebut agar tetap
dalam keadaan baik termasuk pintu-pintunya, sepanjang batas yang ditentukan
untuk daerah operasinya. Pagar sementara tersebut harus dibongkar pada akhir
pembangunan.

SPESIFIKASI TEKNIS 10
n. Papan Nama Proyek
1) Penyedia Jasa wajib membuat dan memasang papan nama proyek minimum
2 (dua) buah dan ditempatkan pada lokasi-lokasi dan ditentukan Direksi
Pekerjaan, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat
Keputusan Pemenang Lelang.
2) Papan nama proyek tersebut dengan ketentuan:
a) Ukuran papan nama proyek 150 x 100 cm², terbuat dari papan kayu
klas II dilapisi seng BJLS 18;
b) Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu klas I ukuran
5 x 7 cm²;
c) Pemasangan papan nama sedemikian rupa sehingga tepi bawah
papan terletak setinggi 2 m dari permukaan tanah, bagian bawah
tiang penyangga dan penyokong kemudian dicor beton tumbuk
campuran 1 PC : 3 PS : 5 Kr, sedalam 40 cm didalam tanah dan 10 cm
diatas tanah;
d) Tulisan-Tulisan dan ketentuan lain yang belum jelas harus
dilaksanakan sesuai petunjuk Direksi.
3) Penyedia Jasa wajib memelihara dan merawat papan nama serta menjaga
agar tetap dalam keadaan baik sampai pada masa menyerahkan perkerjaan
terakhir kepada Direksi Pekerjaan.
4) Segala biaya yang timbul akibat pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam
harga satuan pekerjaan lainnya.
o. Bangunan/Kantor Direksi
1) Penyedia Jasa harus membuat bangunan sementara untuk Kantor Direksi
(Direksi Keet) dan gudang serta barak untuk keperluan Penyedia Jasa.
Bangunan tersebut harus dilengkapi dengan penerangan, perlengkapan
kamar mandi WC, meja kursi dan kelengkapan lainnya yang layak dipakai
sampai akhir pelaksanaan pekerjaan. Penyedia Jasa diwajibkan memelihara
Kantor Direksi tersebut agar dapat dipakai untuk kerja sampai pelaksanaan
proyek selesai.

SPESIFIKASI TEKNIS 11
2) Apabila tidak ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia Jasa
wajib membongkar kembali bangunan-bangunan sementara tersebut pada
saat pelaksanan pekerjaan selesai.
p. Keamanan Proyek
Penyedia Jasa diwajibkan :
1) Menjaga keamanan dan tata tertib di tempat pekerjaan.
2) Mengambil tindakan yang perlu demi untuk kepentingan keselamatan para
pekerja.
3) Mentaati peraturan-peraturan setempat dan mengusahakan perijinan
penggunaan jalan, bansal dan sebagainya.
4) Mentaati semua kewajiban yang dibebankan kepadanya yang berhubungan
dengan peraturan-peraturan pelaksanaan selama penyelenggaraan.
q. Mobilisasi dan Demobilisasi
Yang dimaksud dalam pasal mengenai mobilisasi dan demobilisasi dalam bill
of quantities, mencakup antara jemput/mendatangkan : pekerja, pegawai,
bahan-bahan bangunan, peralatan dan keperluan-keperluan insidental untuk
melaksanakan seluruh pekerjaan, untuk pindah didalam lokasi proyek dan
pemindahan/pembongkaran seluruh instalasi pada saat berakhirnya pekerjaan,
termasuk :
1) Pengangkutan semua peralatan pembangunan ke lokasi proyek beserta
pemasangannya, dimana alat - alat tersebut akan dipergunakan;
2) Antar jemput : staff, pegawai dan pekerja ke lokasi proyek;
3) Pembongkaran dan pemindahan semua instalasi sementara, peralatan
pembangunan, armada apung dan peralatan lainnya, sedemikian sehingga
lokasi proyek bersih dan teratur kembali dan diterima baik oleh Direksi;
4) Pemindahan dari lokasi proyek untuk staff, pegawai dan pekerjaan setelah
proyek selesai.
Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Penyedia Jasa menerima surat pelulusan,
Penyedia Jasa harus memasukkan rencana detail kepada Direksi Pekerjaan
mengenai prosedur mobilisasi. Hal ini harus menjamin selesainya mobilisasi
tersebut diatas dalam waktu maksimum 20 (dua puluh) hari setelah Direksi

SPESIFIKASI TEKNIS 12
Pekerjaan memberikan nota mulainya pekerjaan.

BAB II. SPESIFIKASI KHUSUS


a. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di Sungai Kr. Langsa Kota Langsa, untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar.
b. Peralatan Laboratorium
Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan laboratorium yang akan dipakai oleh
Direksi dan Staf. Alat-alat tersebut harus disetujui Direksi. Selama pelaksanaan
pekerjaan Penyedia Jasa wajib menyediakan operator peralatan tersebut.
Setelah pekerjaan selesai, seluruh peralatan tersebut akan dikembalikan kepada
Penyedia Jasa. Alat-alat tersebut terdiri dari :
1) 1 buah concrete hammer test
2) 1 set ayakan berukuran 3/4, no. 4, 10, 40 dan 200
3) 1 timbangan neraca
4) 3 set alat pembuatan kubus beton
5) 2 alat percobaan slump test
c. Peralatan Survey
1) Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan yang sewaktu-waktu akan
dipakai oleh Direksi dan staf, alat-alat tersebut harus disetujui Direksi.
Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Jasa wajib menyediakan operator
dari peralatan tersebut dan setelah pekerjaan selesai seluruh peralatan
tersebut akan dikembalikan kepada Penyedia Jasa.
2) Alat-alat yang diperlukan minimal terdiri dari :
 2 buah theodolite-wild T1 atau yang sejenis
 1 buah waterpass atau yang sejenis
 2 buah bak ukur, panjang 3 dan 5 m dibuat dari aliminium atau kayu
 1 buah echo sounding
 perahu (motor boat) untuk keperluan pelaksaan pekerjaan (survey)
3) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas semua peralatan survey tersebut
terhadap parawatan, kerusakan/kehilangan.

SPESIFIKASI TEKNIS 13
d. Bahan-bahan Bangunan dan Kualitas Pekerjaan
Penyedia Jasa harus menyelesaikan pekerjaan seperti yang disyaratkan dalam
Dokumen Kontrak dan gambar-gambar pelaksanaan dengan menggunakan
bahan-bahan yang terbaik, dan metoda melaksanakan pekerjaan dengan
kemampuan terbaiknya. Bahan-bahan bangunan dan pekerjaan-pekerjaan yang
telah dilaksanakan, apabila tidak memenuhi persyaratan, akan ditolak dan
Penyedia Jasa harus mengganti/melaksanakan ulang pekerjaan-pekerjaan yang
tidak memenuhi standar tanpa perpanjangan waktu pelaksanaan.
e. Persyaratan Bahan-bahan
1) Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi
ketentuan-ketentuan umum yang berlaku di Indanesia, mengenai bahan
bangunan serta persyaratannya akan dicantumkan di bawah ini.
2) Bilamana akibat satu dan lain hal bahan yang disyaratkan tidak dapat
diperoleh, Penyedia Jasa boleh mengajukan usul perubahan kepada Direksi
sepanjang mutunya paling tidak sama atau lebih tinggi apa yang disyaratkan.
3) Direksi akan menilai dan memberikan persetujuannya secara tertulis
sepanjang memenuhi persyaratan teknis dan Penyedia Jasa diwajibkan
untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-bahan produksi dalam negeri.
4) Kode dan Spesifikasi standard yang harus diperhatikan, Kecuali ditentukan
dalam spesifikasi atau diijinkan oleh Direksi secara tertulis semua bahan-
bahan atau barang-barang harus sesuai dengan terbitan terbaru dari:
a) Peraturan beton Bertulang Indonesia berdasarkan SKSNI T-15-1991-03
b) Peraturan Pembebanan Indonesia untuk gedung 1983, NI-18
c) Publikasi dari American Concrete Institute (ACI)
d) Publikasi dari JIS
e) Publikasi dari American Society for Testing and Material (ASTM)
f) Publikasi dari American Welding Society (AWS)
g) Publikasi dari British Code CP-110 dan BS-8110
Bahan-bahan lain yang tidak sepenuhnya disebut di dalamnya, harus
disetujui secara khusus oleh Direksi.

SPESIFIKASI TEKNIS 14
5) Pemeriksaan dan pengujian
a) Semua bahan-bahan dan barang-barang/benda-benda yang disarankan
oleh Penyedia Jasa untuk dipakai didalam pekerjaan proyek harus
dapat/boleh diperiksa, diuji dan dianalisa sewaktu-waktu, jika dan bila
diminta oleh Direksi. Jika Direksi menggangap perlu, maka Penyedia Jasa
atas biayanya sendiri harus dapat memberikan test sertifikat dari pabrik.
Atas biayanya sendiri, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
mempersiapkan bahan-bahan dan contoh-contoh dari bermacam-
macam bahan yang sewaktu-waktu akan diminta atau disyaratkan.
b) Semua bahan-bahan yang dipakai dalam proyek/pekerjaan, harus
mendapat persetujuan Direksi sebelum dipakai/dipasang, meskipun
bahan-bahan tersebut telah dinyatakan dapat diterima pada waktu
didatangkan ke lokasi. Setiap kerugian atau kerusakan yang disebabkan
oleh tidak disetujuinya bahan-bahan tersebut oleh Direksi menjadi
tanggungan Penyedia Jasa. Direksi mempunyai kebebasan untuk
menolak salah satu dari semua bahan dan metoda pelaksanaan yang
tidak sama kualitas dan sifatnya seperti contoh-contoh yang telah
disetujui dan Penyedia Jasa harus segera memindahkan bahan-bahan
atau membongkar pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud atas
tanggungannya.
f. Semen
1) Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah Portland Cement yang memenuhi syarat-syarat SII 0013 - 81.
2) Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru.
Kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekan.
3) Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang tertutup dan harus
terlindung dari pengaruh hujan, lembab udara dan tanah. Semen ditumpuk
di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di atas tanah. Tinggi
penumpukan maksimal adalah 15 lapis. Semen yang kantongnya pecah tidak
boleh dipakai dan harus segera disingkirkan keluar proyek.
4) Semen yang dipakai harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas sebelumnya.

SPESIFIKASI TEKNIS 15
Semen yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dari proyek. Urutan
pemakaian harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di lapangan
sehingga untuk itu. Penyedia Jasa diharuskan menumpuk semen
berkelompok menurut urutan tibanya di lapangan.
5) Semen yang umurnya lebih dari tiga bulan sejak dikeluarkan dari pabrik tidak
diperkenankan dipakai untuk pekerjaan yang sifatnya struktural.
6) Bilamana Konsultan Pengawas memandang perlu, Penyedia Jasa harus
melakukan pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah
mutu semen memenuhi syarat, atas biaya Penyedia Jasa.
g. Agregat
1) Agregat halus atau pasir untuk pekerjaan beton dan adukan harus berbutir
keras, bersih dari kotoran-kotoran dan zat-zat kimia organik dan
anorganik yang dapat merugikan mutu beton ataupun baja tulangan, dan
bersudut tajam. Susunan pembagian butir harus memenuhi persyaratan
seperti dalam tabel di bawah ini:
Presentase lewat saringan
Ukuran Saringan (mm)
butiran 10 5 2,5 1,2 0,6 0.3 0,15
% 100 90-100 80-100 50-90 26-65 10-35 2-10

2) Persentase berat fraksi butiran yang lebih halus dari 0,074 mm dan atau
kotoran atau lumpur tidak boleh lebih dari 5 % terhadap berat
keseluruhan. Kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan agregat halus
beton (pasir) SKSNI T-15-1991-03 harus dipenuhi.
3) Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maksimal
2,5 cm, mempunyai bidang pecah minimum 4 buah, dan mempunyai
bentuk lebih kurang seperti kubus.
4) Batu pecah harus diperoleh dari batu keras yang digiling oleh mesin
pemecah batu sesuai dengan persyaratan PBI, bersih, serta bebas dari
kotoran-kotoran yang dapat mengurangi kekuatan mutu beton maupun
baja. Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti di bawah ini.

SPESIFIKASI TEKNIS 16
Presentase lewat saringan
Ukuran Saringan (mm)
butiran 30 25 20 15 10 5 2,5
% 100 90-100 - 30-70 - 0-10 0-5

5) Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus mengadakan pencampuran -


pencampuran butir untuk memperoleh pembagian butir (grain size
distribution) seperti yang disyaratkan pada Pasal di atas.
6) Dalam pekerjaan ini beton yang digunakan adalah beton siap pakai atau
Ready Mix Concrete dengan mutu beton K 300. Pelaksana pekerjaan tidak
dibenarkan mencampur beton di site.
h. A i r
1) Air yang dipakai untuk adukan beton harus bersih dan adukan spesi harus
bebas dari zat-zat organik, anorganik, asam, garam, dan bahan alkali yang
dapat mempengaruhi berkurangnya kekuatan dan atau keawetan beton.
Mutu air tersebut sedapat mungkin bermutu air minum.
2) Air yang akan dipakai untuk pekerjaan beton, membilas, membasahi dan
lain-lain harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas sebelum dipakai.
3) Penyedia Jasa harus menyediakan air kerja di bak penampungan air di
lapangan untuk menjamin kelancaran kerja.
i. Pembesian
1) Material besi yang digunakan untuk penulangan beton harus sesuai dengan
SNI yang berlaku.
2) Besi untuk tulangan beton yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah
baja dengan U-24 dan mutu U-39 (minimum yield-strees 3900 kg/cm2)
dengan diameter seperti ditetapkan dalam gambar kerja.
3) Untuk baja tulangan dengan diameter lebih besar dari 16 mm harus dari
jenis baja ulir (deformed bar) sedangkan untuk diameter yang lebih kecil
dapat dipakai baja polos.
4) Setiap pengiriman sejumlah besi tulangan ke proyek harus dalam keadaan

SPESIFIKASI TEKNIS 17
baru dan disertai dengan sertifikat dari pabrik pembuat, dan bila Konsultan
Pengawas memandang perlu, contoh akan diuji di laboratorium atas beban
Penyedia Jasa. Jumlah akan ditentukan kemudian sesuai kebutuhan.
5) Penyimpanan/penumpukan harus sedemikian rupa sehingga baja tulangan
terhindar dari pengotoran-pengotoran, minyak, udara lembab lingkungan
yang dapat mempengaruhi/ mengakibatkan baja berkarat, dan lain-lain
pengaruh luar yang mempengaruhi mutunya, terlindung atau ditutup
dengan terpal-terpal sebelum dan setelah pembengkokan. Baja tulangan
ditumpuk di atas balok-balok kayu agar tidak langsung berhubungan dengan
tanah.
j. Steel Sheet Piles
1) Steel Sheet Piles yang digunakan memiliki spesifikasi sebagai berikut:
 Bentuk penampang : U SHEET PILES
 Momen (modulus of section) : 1.340 cm3/m
 Panjang Pemancangan : 12 m
2) Panjang masing-masing Steel Sheet Piles disesuaikan dengan gambar kerja.
3) Material Steel Sheet Piles harus sudah dilakukan sand blasting dan coating
sebelum dimobilisasi ke lokasi pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 18
SPESIFIKASI TEKNIS 19
k. Baja profil UNP
1) Baja profil UNP Batu yang digunakan adalah Profil UNP 150.75.6,5 mm - L= 6
m.
2) Baut yang digunakan adalah baut baja diameter 16 mm.

SPESIFIKASI TEKNIS 20
SPESIFIKASI TEKNIS 21
SPESIFIKASI TEKNIS 22
l. Tanah Timbun
1) Timbunan tanah pada proyek ini meliputi timbunan tanah yang didatangkan
dari luar, tanah yang didatangkan dari borrow area dengan kualitas tanah
yang baik untuk timbunan, bersih dari kotoran dan akar-akar kayu dan harus
mendapat persetujuan Pengawas Lapangan berdasarkan spesifikasi teknis.
2) Dalam pelaksanaannya pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dan dampak lingkungan (Environmental
Aspect), terutama pada saat transportasi material timbunan.
3) Tanah timbun yang didatangkan dari luar (borrow) diangkut dengan Dump
truck. Bak dump truk harus ditutupi dengan terpal plastik agar tidak tercecer
diperjalanan. Adapun jalan di lokasi yang dilewati oleh dump truck harus
selalu dirawat dan dijaga dari dampak debu yang ditimbulkan dari hasil
transport tersebut, dengan menyediakan tenaga pembersih dan penyiraman
jika terjadi debu.
m. Geotextile
Geotextile sebagai pembatas dan stabilisasi tanah harus memenuhi syarat untuk
mencegah kontaminasi dua lapisan aggregat yang berlainan jenis tetapi sekaligus
harus dapat meloloskan air tanpa terjadi penyumbatan. Penyedia Jasa harus
menyerahkan contoh material disertai dengan sertifikat dari pabrik yang
menjelaskan kapasitas teknis dari material geotextile.
1) Sifat-sifat fisik geotextile :

SPESIFIKASI TEKNIS 23
a) Geotextile harus dari jenis yang tidak dianyam (non-woven), yang
terdiri dari serabut menerus dengan bahan polimer polypropylene yang
diproduksi dengan teknik needle punched. Kualitas dari polimer yang
dipakai harus bersertifikasi pabrik, tahan asam, alkaii dan zat kimia
didalam rentang pH 2-12 dan tidak mengalami hidrólisis pada kondisi
iklim tropis.
b) Geotextile harus mempunyai daya tahan terhadap pengaruh kontak
langsung dengan zat kimia yang umumnya ada di dalam tanah dan air
limbah serta memiliki daya tahan terhadap mikro biologis lainnya.
c) Geotextile harus mempunyai kualitas filtrasi yang memadai dan
permeabilitas yang tinggi, sehingga memungkinkan drainase pada
tanah berbutir halus dengan tingkat kejenuhan yang tinggi.
d) Geotextile harus mempunyai jaringan serabut yang stabil sehingga
memiliki ketahan terhadap kerusakan selama proses konstruksi.
e) Geotextile yang dihasilkan dari potongan-potongan bahan fiber atau
daur ulang tidak diterima.
f) Setiap rol geotextile yang dikirim ke lapangan harus mempunyai kode
produksi dan pernyataan type yang tertera jelas pada pembungkus
luar maupun sepanjang lembaran denga interval tertentu untuk
pemeriksaan visual.
2) Geotextile Type Geomembran
Geotextile yang dipakai harus memenuhi syarat seperti yang disebutkan
berikut dengan metode pengujian yang sama.
Metode
Sifat-sifat Persyaratan
Pengujian
a. Massa Nominal (gr/m2) 400 ISO 9864
b. Tebal (mm) 3.2 ISO 9863
c. Ketahanan Jebol CBR (N) 4250 ISO 12236
d. Ketahanan Jebol Metode Rod (N) 800 ASTM D 4833
e. Kuat Tarik (kN/m) 28 ISO 10319
f. Elongasi (%) 80/40 ISO 10319
g. Ukuran bukaan efektif (O95) (mm) 0.08 ISO 12956
h. Performance Energy 8.4

SPESIFIKASI TEKNIS 24
i. Dynamic Drop Cone Puncture 14 ISO 13433
j. Kuat Tarik Grab (N) 1770 / 1650 ASTM D 4632
k. Permeabilitas vertikal (m/s) 3x10-3 ISO 11058
2
l. Kapasitas Pengaliran vertikal (l/m /s) ISO 11058
- 50 mm head 50
- 100 mm head 106
m. Kapasitas pengaliran horizontal (l/m.h) ISO 12958
- 20 kPa
- 200 kPa 20.0
4.0

3) Geotextile Type Clay-Liner, Geo-CL


Geotextile type ini strukturnya lebih tebal dibandingkan dengan geotextile
jenis non woven dan type ini lebih cocok dipasang pada timbunan yang
menggunakan tanah liat. Geotextile berfungsi sebagai penyokong tanah
dengan daya tegangannya dan dapat meneruskan air rembesan pada lokasi
pekerjaan timbunan jalan, timbunan tubuh bendungan dan sebagainya.
Material ini dibentang diatas permukaan tanah yang akan ditimbun pada
tanah lembek.
Bukaan
Kelas Kekuatan Kekuatan
Fungsi Ruang/ Permittivity
Geotextile tegangan Tekan
Liang
1 2 3 4 5 6
Geotextile Penguatan
0.71 KN 0.42 KN 0.212 mm 1.4 jam-1
Klas I Tanah
Penguatan
Geotextile
Tanah dan 201.4 KN/m 120 KN/m 0.6 mm 0.32 jam-1
Klas II
Rembesan

4) Geotextile Non Woven


Bahan geotextile non woven adalah crimped polyester fiber yang diikat dengan
cara needle-punched staple fibre yang dirancang khusus dengan ketebalan
tinggi, tahan terhadap coblosan (puncture) tinggi dan kapasitas mulur
(elongation) yang tinggi sehingga dapat mengikuti deformasi tanah akibat
beban besar.

SPESIFIKASI TEKNIS 25
Geotextile Non Woven harus memiliki properti seperti tertera dalam tabel
berikut ini :
Charecteristic value Test method Unit Certified
value
Raw material PES/PP/PA
Mass per unit area DIN EN 965 g/m2 ≥600
Thickness (x-s) DIN EN 964-1 mm ≥5
Tensile strength (x-s)  DIN EN ISO 10319
Longitudinal KN/ ≥11,0
Transverse m ≥11,0
Elongation at max. tensile DIN EN ISO 10319 %
strength
Longitudinal ≥60
Transverse ≥40
Puncture force (x-s)* DIN EN ISO 12236 Nm ≥1200
Elongation at static puncture DIN EN ISO 12236 % ≥35
strength
Effective opening size DIN E 60500 Part 6 mm ≤0,1
Water permeability coefficient
at a load 2 kN/m2
Kv DIN E 60500 Part 4 m/s ≤8,0 x 10-3
Kh DIN E 60500 Part 7 m/s ≤1,7 x 10-2
Bonding method - - Needle
punched
Detector tested - - Yes
Standard roll dimension - m ≥5,0 x ≥50

SPESIFIKASI TEKNIS 26
Geotextile Filter cloth harus memiliki properti seperti tertera dalam tabel
berikut ini :
Charecteristic value Test method Unit Certified value
Raw material PES/PP/PA
Mass per unit area DIN EN 965 g/m2 250
Thickness (x-s) DIN EN 964-1 mm 2-3
Tensile strength (x-s)  DIN EN ISO 10319
Longitudinal KN/m ≥11,0
Transverse ≥11,0
Elongation at max. tensile DIN EN ISO 10319
strength %
Longitudinal ≥60
Transverse ≥40
Puncture force (x-s)* DIN EN ISO 12236 Nm ≥1200
Elongation at static DIN EN ISO 12236 % ≥35
puncture strength
Effective opening size DIN E 60500 Part 6 mm ≤0,1
Water permeability
coefficient
at a load 2 kN/m2
Kv DIN E 60500 Part 4 m/s ≤8,0 x 10-3
Kh DIN E 60500 Part 7 m/s ≤1,7 x 10-2
Bonding method - - Needle punched
Detector tested - - Yes
Standard roll dimension - m ≥5,0 x ≥50
Geotextile non woven dibuat dan dihasilkan dibawah pengendalian mutu
yang ketat. Pabrik telah bersertifikat ISO 9001 (2000).
5) Geotextile Sand Container
Bahan geotextile sand container adalah geotextile non woven yang dibuat
dengan mekanisasi interlocking polypropylene, crimped staple fibres melalui
sebuah proses needle punching. Material yang dihasilkan kemudian dirol di
atas pipa yang dibuat khusus, tebal dinding 6 mm. Setelah proses needle
punching dan sebelum dirol, material harus dites needle patah/hancur
dengan detector metal dan setiap metal yang ditemukan harus dibuang.
Geotextile sand container harus memiliki properti seperti tertera dalam tabel
berikut ini :

SPESIFIKASI TEKNIS 27
Property Test Method * Unit Value
Mass per unit area DIN EN 965 g/m² ≥600
Thickness DIN EN 964-1 mm ≥5,0
Tensile strength at break DIN EN ISO 10319 kN/m
Machine direction (md) ≥25,0
Cross machine direction (cmd) ≥40,0
Elongation at break DIN EN ISO 10319
Machine direction (md) % ≥60
Cross machine direction (cmd) % ≥40
Puncture force N ≥6.000
DIN EN ISO 12236
Puncture elongation % ≥35
Effective opening size DIN EN ISO 12956 mm ≤0,1
Permeability DIN EN ISO 11058 m/s ≤3,0x10-2
* Test method dari pabrik
Pabrik yang memproduksi harus terakreditasi dengan ISO 9001 (2000).
Geotextile sand container harus dijahit dengan type jahitan ganda (double
lock stitch) dan dengan menggunakan benang jahit dengan spesifikasi
berikut (untuk kedua sisi kantong) :
- bahan dasar polypropylene, single ply Z twisted
- warna biru
- guarantee UV-treated
- dapat di-recycle
- tanpa sambungan
- tahan terhadap air laut

Data teknis benang adalah seperti berikut :


Yield : 1.500 m/kg
Twist/mt : 65
Tensile strength : 360 N
Elongation at break : 15 %
Lubrication : 15 %
Denier 600, breaking strength : 37,5 kg
Proses pembuatan kantong geotextile harus dengan menggunakan mesin
khusus yang direkomendasi dan telah terbukti pemakaiannya (referensi
proyek). Untuk benang penutup kantong juga harus memiliki spesifikasi
khusus sebagai berikut :

SPESIFIKASI TEKNIS 28
- Terbuat dari benang Polyester 100%
- Type benang adalah staple spun polyester
- Mass per unit benang adalah 300 gram / m2
- Tahan terhadap sinar UV dan air laut
- Ukuran benang : Nm 20/5
- Meter per kilo : 2.350 m +/- 3%.
- Elongation : 16% +/- 4%.
- Strength : 95 N (+/- 3%)
Mesin yang digunakan untuk menutup kantong geotextile juga harus
memiliki tipe double lock stitch dengan mesin yang direkomendasi dan telah
terbukti pemakaiannya (referensi proyek).
6) Pemasangan
- Pemasangan Geotextile dilakukan dengan cara memotong gulungan
Geotextile dengan ukuran tertentu dan dihamparkan pada tempat yang
sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi Pekerjaan.
- Penyambungan antar potongan lembaran Geotextile dilakukan dengan
jahitan yang menggunakan mesin jahit Geotextile dengan overlap
minimum 10 cm.
- Alat-alat berat tidak diperbolehkan beroperasi langsung diatas lembaran
Geotextile yang sudah terpasang kecuali diatas hamparan Geotextile
telah ada susunan batu dengan ketebalan minimum 40 cm.
7) Kontrol Mutu
- Sebelum melaksanakan pekerjaan Geotextile Penyedia Jasa harus
menyerahkan contoh Geotextile yang akan digunakan ukuran
10 cm x 20 cm dan contoh sambungannya serta spesifikasi dari pabrik.
- Penyimpanan Geotextile dilokasi pekerjaan harus terlindungi dari panas
matahari dan terbebaskan dari bahan-bahan yang mudah terbakar.
- Penyedia Jasa harus membuat rencana pemotongan, penyambungan
dan penghamparan Geotextile setiap akan mulai melakukan pekerjaan
untuk memperoleh persetujuan Direksi Pekerjaan.

SPESIFIKASI TEKNIS 29
- Penyedia Jasa harus membuat laporan pelaksanaan pekerjaan yang
telah dilaksanakan setiap hari kerja kepada Direksi Pekerjaan.
n. Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Syarat
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak memenuhi syarat-syarat karena tidak
sesuai dengan gambar atau Spesifikasi yang telah ditentukan, maka atas
perintah Direksi Pekerjaan pihak Penyedia Jasa harus membongkarnya dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan dan memperbaiki kembali
dengan biaya yang dibebankan kepada Penyedia Jasa.

Banda Aceh, 18 April 2018

Kuasa Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Barang


UPTD PJP Wilayah III
Dinas Pengairan

Ir. Teuku Hadi, MT


NIP. 19640818 199301 1 001

SPESIFIKASI TEKNIS 30

Anda mungkin juga menyukai