Anda di halaman 1dari 56

BAB 1

Teori Atom
Mekanika Kuantum
Next
Teori Atom
BAB 1 Mekanika Kuantum
Standar Kompetensi
1. Memahami struktur atom untuk meramalkan sifat-sifat periodik unsur,
struktur molekul, dan sifat-sifat senyawa.

Kompetensi Dasar
1.1 Menjelaskan teori atom Bohr dan mekanika kuantum untuk menuliskan
konfigurasi elektron dan diagram orbital serta menentukan letak unsur
dalam tabel periodik.
Indikator
1. Menjelaskan teori atom mekanika kuantum.
2. Menjelaskan dan menentukan bilangan kuantum.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk orbital atom.
4. Menjelaskan kulit dan subkulit atom serta hubungannya dengan bilangan
kuantum.
5. Menggunakan asas Aufbau, asas larangan Pauli, dan aturan Hund dalam
menuliskan konfigurasi elektron dan menggambarkan diagram orbital.
6. Menentukan penempatan suatu unsur dalam tabel periodik berdasarkan
konfigurasi elektronnya. Clos
Next
e
Daftar Materi Pokok

Spektrum Atom dan Model Bilangan Kuantum dan


Atom Bohr Orbital Atom
(Halaman 3 – 14) (Halaman 21 – 34)

Teori Mekanika Kuantum Konfigurasi Elektron


(Halaman 14 – 21) (Halaman 34 – 45)

Tabel Periodik
(Halaman 46 – 51)

Back Next
A. Spektrum Atom dan Model Atom Bohr

 Jika suatu cahaya putih


dilewatkan melalui suatu
prisma, maka cahaya
tersebut terpisah menjadi
suatu spektrum dengan
warna-warna yang berbeda.

 Prisma memisahkan cahaya dengan membiaskan atau


membelokkan cahaya dengan warna berbeda pada sudut yang
berbeda.
Hom
Back Next
e
Spektrum
Spektrum
• Merupakan distribusi dari cahaya berwarna (cahaya
• Merupakan distribusi dari cahaya berwarna (cahaya
monokromatik) yang dihasilkan ketika seberkas cahaya putih
monokromatik) yang dihasilkan ketika seberkas cahaya putih
(cahaya polikromatik) diuraikan atau didispersikan menjadi
(cahaya polikromatik) diuraikan atau didispersikan menjadi
komponen-komponennya.
komponen-komponennya.
• Terdiri dari suatu rentang frekuensi radiasi dari suatu
• Terdiri dari suatu rentang frekuensi radiasi dari suatu
gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat tertentu.
gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat tertentu.

Spetrum Kontinu Spetrum Garis

Hom
Back Next
e
Spektrum Kontinu
 Spektrum kontinu: sederetan frekuensi gelombang elektromagnetik
dalam suatu rentang panjang gelombang yang relatif jauh.
 Contoh: spektrum kontinu dari radiasi matahari.
A B C D1 D2 E F G H

7500 7000 6500 6000 5500 5000 4500 4000

 Garis gelap dalam spektrum kontinu disebut garis absorpsi,


yang disebabkan oleh penyerapan radiasi matahari oleh unsur-unsur
yang terdapat dalam atmosfer matahari.
A = B = oksigen E = besi H = kalsium
C = hidrogen F = hidrogen
D1 = D2 = natrium G = besi dan kalsium
Hom
Back Next
e
Spektrum Garis
 Jika tabung yang berisi gas atau uap unsur tertentu dialiri listrik
bertegangan tinggi, maka atom-atom unsur tersebut akan
memancarkan gelombang elektromagnetik (cahaya) pada beberapa
panjang gelombang.
 Spektrum garis: spektrum yang terdiri atas serangkaian garis yang
menunjukkan ciri khusus emisi dan absorpsi oleh atom-atom pada
panjang gelombang tertentu.
 Contoh: spektrum garis litium, barium, dan neon.

Litium

Barium

Neon

Hom
Back Next
e
Spektrum Atom Hidrogen
 Spektrum atom hidrogen merupakan suatu spektrum garis.
 Spektrum garis atom hidrogen membentuk suatu deretan warna
cahaya dengan panjang gelombang berbeda.
Red Green Blue Violet Ultraviolet
Ultraviolet
Merah Hijau Biru Ungu

H H H H

656,3 486,1 434,1 410,2 364,6

 Deret panjang gelombang yang ditunjukkan oleh spektrum atom


hidrogen mempunyai pola tertentu yang dapat dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematis.
Hom
Back Next
e
 Rumus empiris untuk menyatakan panjang gelombang
spektrum atom hidrogen.

Deret Balmer

 = panjang gelombang (m)


R = konstanta Rydberg (1,0974 × 107 m–1)

n = 3, 4, 5, ….

Deret Lyman Deret Paschen

n = 2, 3, 4, …. n = 4, 5, 6, ….

Hom
Back Next
e
Deret Bracket
Transisi elektron pada atom hidrogen
Deret Balmer

Deret
n = 5, 6, 7, …. Paschen

Deret
Lyman

Deret Pfund

n = 6, 7, 8, …. Deret Pfund Deret Bracket

Hom
Back Next
e
Deret Deret Deret Paschen,
Lyman Balmer Bracket, Pfund
 Menurut deret Balmer:
Panjang gelombang spektrum
hidrogen terletak pada
IR daerah cahaya tampak
H = cahaya ungu
H H = cahaya biru
H = cahaya hijau – biru
H H = cahaya merah
 Menurut deret Lyman:
Panjang gelombang spektrum
H hidrogen terletak pada
H daerah ultraviolet (UV)
 Menurut deret Paschen,
UV Bracket, dan Pfund:
Panjang gelombang spektrum
hidrogen terletak pada
daerah inframerah (IR).
Hom
Back Next
e
Model Atom Bohr

• Elektron-elektron dalam suatu atom



Elektron-elektron dalam suatu atom
mengelilingi inti pada lintasan tertentu
mengelilingi inti pada lintasan tertentu
yang disebut lintasan stasioner.
yang disebut lintasan stasioner.
• Elektron-elektron akan melepaskan energi
• Elektron-elektron akan melepaskan energi
(berupa foton) jika elektron tersebut
(berupa foton) jika elektron tersebut
berpindah dari tingkat energi yang lebih
berpindah dari tingkat energi yang lebih
tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah
tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah
(dari lintasan luar ke lintasan dalam)
(dari lintasan luar ke lintasan dalam)
• Elektron akan menyerap energi ketika
• Elektron akan menyerap energi ketika
berpindah dari tingkat energi yang lebih
berpindah dari tingkat energi yang lebih
rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi
Niels Bohr rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi
(dari lintasan dalam ke lintasan luar).
(1885 – 1962) (dari lintasan dalam ke lintasan luar).

Hom
Back Next
e
 Model atom Bohr:

 Dari postulat pertama Bohr,


Inti atom maka momentum sudut
elektron memenuhi
persamaan sebagai berikut.

Elektron

Lintasan
stasioner
L = momentum sudut elektron
m = massa elektron
v = kecepatan elektron
r = jarak elektron ke inti
h = konstanta Planck
n = 1, 2, 3, ...

Hom
Back Next
e
 Kecepatan linier elektron  Diagram tingkatan energi
dalam mengelilingi inti: elektron:

 Energi total elektron pada


masing-masing orbit:

En = energi elektron pada kulit ke-n

Elektron berada dalam keadaan dasar


Hom
Back Next
e
 Perpindahan elektron dari kulit dalam ke kulit luar disebut eksitasi.
Pada keadaan eksitasi, elektron menyerap energi.
 Perpindahan elektron dari keadaan eksitasi ke keadaan semula
disebut transisi.
Pada keadaan transisi, elektron melepaskan energi.
 Energi yang diserap atau dilepaskan oleh elektron tersebut terdapat
dalam bentuk foton atau cahaya.
 Besarnya energi yang diserap atau dilepaskan oleh elektron ketika
eksitasi atau transisi dapat ditentukan sebagai berikut.

E = energi foton (cahaya)


H= tetapan Planck
c = kecepatan cahaya
 = panjang gelombang

Hom
Back Next
e
Mekanisme penyerapan Mekanisme pemancaran
cahaya oleh atom cahaya oleh atom
Cahaya yang datang diserap
Cahaya
oleh atom
Keadaan dipancarkan
Inti Keadaan tereksitasi Elektron
atom tereksitasi
Tingkat
Tingkat energi
energi lebih lebih
rendah rendah

Elektron Tingkat energi


terendah Tingkat energi Inti atom
Cahaya yang terendah Cahaya
datang diserap
dipancarkan
oleh atom

Hom
Back Next
e
 Perpindahan elektron pada atom dari kulit ke-n ke kulit tak
hingga akan menyebabkan atom menjadi bermuatan
(terionisasi).
 Besarnya energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron
dari kulit ke-n ke kulit tak hingga disebut energi ionisasi, yang
dapat ditentukan sebagai berikut.

Hom
Back Next
e
B. Teori Mekanika Kuantum

Kelemahan model atom Bohr:


 Hanya berlaku untuk atom hidrogen.
 Tidak dapat menjelaskan atom berelektron banyak.
 Lintasan elektron tidak sesederhana lintasan lingkaran,
tetapi lebih rumit dan mempunyai subkulit-subkulit orbital.
 Tidak dapat menjelaskan kejadian dalam ikatan kimia
 Tidak dapat menjelaskan pengaruh medan magnet terhadap
suatu spektrum atom.

Diperbaiki/disempurnakan menjadi

Teori Atom Mekanika


Teori Atom Mekanika
Kuantum
Kuantum
Hom
Back Next
e
Gelombang de Broglie

• Semua partikel (tidak hanya foton)


• Semua partikel (tidak hanya foton)
mempunyai sifat gelombang dan
mempunyai sifat gelombang dan
partikel.
partikel.
• Setiap partikel mempunyai panjang
• Setiap partikel mempunyai panjang
gelombang yang sama dengan
gelombang yang sama dengan
konstanta Planck (h) yang dibagi
konstanta Planck (h) yang dibagi
dengan momentum partikel (p).
dengan momentum partikel (p).

Louis De Broglie
atau (1892 – 1987)

 = panjang gelombang partikel (m) m = massa partikel (kg)


h = konstanta (tetapan) Planck v = laju partikel (m/s)
p = momentum partikel (kg m/s)
Hom
Back Next
e
 Pemikiran de Broglie tentang sifat gelombang yang dimiliki
partikel berhasil dibuktikan oleh Davisson dan Germer pada
tahun 1927 melalui percobaan dengan menggunakan
elektron-elektron di dalam sebuah tabung hampa.
Photograph film
Film fotografi

Stream of electrons
Berkas elektron

Thin metal plate


Lempeng logam tipis

Hom
Back Next
e
 Hasil dari percobaan Davisson dan Germer: diperoleh pola-
pola interferensi difraksi elektron setelah melalui lempeng
logam tipis pada bagian film fotografi..

 Pola-pola interferensi tersebut diyakini dari adanya difraksi elektron


ketika elektron-elektron melalui celah sempit di antara atom-atom
logam. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa partikel-partikel
seperti elektron dapat berperilaku seperti gelombang.
Hom
Back Next
e
Prinsip Ketidakpastian Heisenberg

 Adanya sifat partikel dari cahaya (gelombang elektromagnetik)


dan sifat gelombang dari partikel menyebabkan adanya
ketidakpastian dalam pengukuran besaran-besaran, seperti
momentum dan posisi partikel.

 Pada tumbukan antara foton dan elektron akan diperoleh


ketidakpastian pengukuran momentum yang mempunyai harga
sekurang-kurangnya sama dengan momentum foton.

p = ketidakpastian momentum

x = ketidakpastian posisi

Hom
Back Next
e
• Tidak mungkin mengukur atau
• Tidak mungkin mengukur atau
menentukan momentum dan posisi
menentukan momentum dan posisi
sebuah partikel secara serentak
sebuah partikel secara serentak
dengan ketelitian yang tak terbatas.
dengan ketelitian yang tak terbatas.
• Pengukuran momentum dan posisi
• Pengukuran momentum dan posisi
sebuah partikel secara serentak
sebuah partikel secara serentak
selalu menghasilkan ketidakpastian
selalu menghasilkan ketidakpastian
yang tidak kurang dari konstanta
yang tidak kurang dari konstanta
Planck.
Werner Heisen berg Planck.
(1901 – 1976)

Prinsip ketidakpastian Heisenberg dapat dinyatakan sebagai berikut.

p = ketidakpastian momentum
x = ketidakpastian posisi
h = konstanta Planck

Hom
Back Next
e
Fungsi Gelombang Schrödinger

Apabila elektron mempunyai sifat


Apabila elektron mempunyai sifat
gelombang, maka tentu elektron
gelombang, maka tentu elektron
mempunyai fungsi gelombang yang
mempunyai fungsi gelombang yang
menyatakan keadaan elektron
menyatakan keadaan elektron
tersebut.
tersebut.

Fungsi gelombang elektron dalam mengelilingi


inti suatu atom dapat dinyatakan dengan fungsi
gelombang bebas waktu sebagai berikut.
Erwin Schrödinger
(1887 – 1961)

A = amplitudo gelombang
k = bilangan gelombang
Hom
Back Next
e
 Karena elektron mempunyai sifat gelombang, elektron-elektron
pada atom tidak mengorbit inti, tetapi lebih bersifat sebagai
gelombang yang bergerak pada jarak tertentu dan dengan
energi tertentu di sekeliling inti.

Gelombang
elektron

Inti atom

Model atom Schrödinger


 Model atom ini dinamakan juga model atom mekanika
kuantum atau model atom mekanika gelombang.
Hom
Back Next
e
C. Bilangan Kuantum dan Orbital Atom

Bilangan kuantum: menggambarkan ukuran, bentuk, dan


orientasi orbital dalam suatu atom.

Bilangan
Kuantum

Bilangan Bilangan Bilangan


Kuantum Bilangan
Kuantum Utama Kuantum
Kuantum Spin (s)
(n) Azimuth (l) Magnetik (m)

Hom
Back Next
e
Bilangan Kuantum Utama (n)

Ukuran orbital

Bilangan Orbital untuk n = 2 lebih besar


Bilangan menggambarkan Orbital untuk n = 2 lebih besar
Kuantum dari orbital untuk n = 1
Kuantum dari orbital untuk n = 1
Utama (n)
Utama (n)
Tingkatan energi orbital
Energi elektron:
Energi elektron:
-13,6 2
En = Z eV
Hubungan bilangan kuantum n 2

utama dengan kulit atom:

n 1 2 3 4 5 6..
Lambang Kulit K L M N O P..
Hom
Back Next
e
Bilangan Kuantum Azimuth ( l )

Momentum sudut elektron


Bilangan
Bilangan menggambarkan
Kuantum
Kuantum
Azimuth ( l )
Azimuth ( l )
Bentuk-bentuk orbital

Hubungan bilangan kuantum


azimuth dengan subkulit atom:

l 0 1 2 3 4 5 6 ....
Nama subkulit s p d f g h i ....

principal fundamental
sharp diffuse Hom
Back Next
e
Bilangan Kuantum Magnetik (m)

Arah/orientasi
momentum sudut elektron
Bilangan
Bilangan menggambarkan
Kuantum
Kuantum
Magnetik (m) Jumlah orbital yang
Magnetik (m)
ditempati elektron pada
suatu subkulit

Bilangan kuantum magnetik bergantung pada nilai bilangan


kuantum azimuth ( l ).

m = –l, …, 0, …, +l

Hom
Back Next
e
Bilangan Kuantum Spin (s)

Bilangan Arah rotasi elektron


Bilangan menggambarkan
Kuantum terhadap sumbunya
Kuantum
Spin (s)
Spin (s)

Kemungkinan arah spin elektron:


ArahUpward
ke atas • Tiap orbital elektron hanya
Ke atas 1
s=– 2
ditempati oleh dua buah elektron.
• Kedua elektron tersebut harus
mempunyai spin berlawanan,
sehingga menghasilkan medan
magnet yang berlawanan untuk
1 mengimbangi gaya tolak (gaya
s=+ 2 Coulomb) elektron.
Downward
Arah ke bawah
Ke bawah Hom
Back Next
e
Orbital Atom

 Orbital atom merupakan  Bentuk-bentuk orbital:


deskripsi matematis dari
posisi elektron-elektron z z
dalam suatu atom yang
paling mungkin ditemukan.
y
y
 Setiap orbital mempunyai z
ukuran, bentuk, dan arah
yang ditentukan oleh bilangan x
Orbital s x Orbital p
kuantum n, l , m, dan s.
y

x Orbital d

Hom
Back Next
e
 Orbital-orbital yang mempunyai nilai bilangan kuantum
yang sama membentuk suatu subkulit.
Kemudian subkulit tersebut membentuk kulit atau tingkat energi.

 Kulit: ditunjukkan oleh bilangan kuantum utama (n)


Subkulit: dinyatakan oleh bilangan kuantum azimuth (l)
Kombinasi bilangan kuantum utama dan bilangan kuantum azimuth

 = 0  = 1  = 2  = 3  = 4  = 5
n=1 1s Forbidden combinations
n=2 2s 2p Kombinasi terlarang
n=3 3s 3p 3d
n=4 4s 4p 4d 4f
n=5 5s 5p 5d 5f 5g
n=6 6s 6p 6d 6f 6g 6h
n=7 7s 7p 7d 7f 7g 7h …
n=8 8s 8p 8d 8f 8g 8h …
Allowed combinations
Kombinasi yang diijinkan
Hom
Back Next
e
 Keadaan atomik elektron dalam suatu orbital dapat
dinyatakan dengan menggunakan kombinasi dari tiga bilangan
kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum
azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (m).

 Kombinasi bilangan kuantum untuk n = 1


z

Hanya terdapat satu orbital, yaitu y


orbital 1s.

x
1s

Hom
Back Next
e
 Kombinasi bilangan kuantum untuk n = 2

Terdapat 4 orbital, yaitu:


1 orbital 2s dan 3 orbital 2p

z z

y y
2px z 2py
z x x

x 2pz 2p
y

x 2s Hom
Back Next
e
 Kombinasi bilangan kuantum untuk n = 3

Terdapat 9 orbital:
z z
1 orbital 3s
3 orbital 3p
5 orbital 3d
y y
3px z 3py
x x

z y

x 3pz 3p
y

x 3s
Hom
Back Next
e
z z
z

y y y
3dxy 3dxz 3dyz
x
x x
z z

y y

3dx2y2 3dz2
x x
3d
Hom
Back Next
e
D. Konfigurasi Elektron

Konfigurasi elektron suatu atom menggambarkan distribusi


elektron-elektron dalam kulit atom tersebut.

Asas
Asas
Aufbau
Aufbau
Konfigurasi Larangan
Konfigurasi Larangan
Elektron Pauli
Elektron Pauli
Aturan
Aturan
Hund
Hund
Hom
Back Next
e
Asas Aufbau

Pengisian elektron-elektron dalam suatu


atom mulai dari orbital yang tingkat
energinya rendah terlebih dahulu kemudian
dilanjutkan ke orbital yang tingkat energinya
lebih tinggi.

Urutan pengisian elektron


Urutan pengisian elektron
1s - 2s - 2p - 3s - 3p
1s - 2s - 2p - 3s - 3p
- 4s - 3d - 4p - 5s -
- 4s - 3d - 4p - 5s -
4d - 5p - 6s - 4f - 5d
4d - 5p - 6s - 4f - 5d
- 6p - 7s - 5f - 6d -
- 6p - 7s - 5f - 6d -
7p - 8s - … dst.
7p - 8s - … dst.
Hom
Back Next
e
Asas Larangan Pauli

• Tidak ada dua buah elektron yang


• Tidak ada dua buah elektron yang
mempunyai empat buah bilangan
mempunyai empat buah bilangan
kuantum yang sama persis.
kuantum yang sama persis.
• Dua buah atau lebih elektron tidak
• Dua buah atau lebih elektron tidak
dapat menempati orbital yang sama
dapat menempati orbital yang sama
dalam suatu atom.
dalam suatu atom.

Wolfgang Pauli
(1900 – 1958)

Setiap orbital dalam suatu atom


hanya dapat memuat dua buah 1 1
elektron, dengan arah yang Spin atas (+ ) Spin bawah (– )
2 2
berlawanan. Hom
Back Next
e
 Tiap subkulit atom terdiri dari sejumlah orbital.
Jumlah maksimum elektron pada tiap subkulit sama dengan
dua kali jumlah orbitalnya.

Subkulit Jumlah Orbital Jumlah Elektron Maksimum


s 1 2
p 3 6

d 5 10
f 7 14

 Jumlah elektron maksimum pada kulit atom ke-n

emaks-n = jumlah elektron maksimum pada kulit ke-n


n = bilangan kuantum utama
Hom
Back Next
e
Aturan Hund

• Sebuah elektron ditambahkan pada


• Sebuah elektron ditambahkan pada
setiap orbital dalam suatu subkulit
setiap orbital dalam suatu subkulit
sebelum ditambahkan elektron kedua
sebelum ditambahkan elektron kedua
kepadanya.
kepadanya.
• Elektron-elektron ditambahkan pada
• Elektron-elektron ditambahkan pada
suatu subkulit dengan nilai bilangan
suatu subkulit dengan nilai bilangan
kuantum spin yang sama sampai
kuantum spin yang sama sampai
setiap orbital dalam subkulit tersebut
setiap orbital dalam subkulit tersebut
mempunyai sekurang-kurangnya
mempunyai sekurang-kurangnya
sebuah elektron.
Friedrich Hund sebuah elektron.

Elektron mengisi orbital-orbital yang kosong terlebih


dahulu sebelum kemudian berpasangan.
Hom
Back Next
e
Untuk atom C (Z = 6)
1s2 2s2 2p2

Untuk atom N (Z = 7)
1s2 2s2 2p3

Untuk atom O (Z = 8)
1s2 2s2 2p4

Untuk atom F (Z = 9)
1s2 2s2 2p5

Untuk atom Ne (Z = 10)


1s2 2s2 2p6 Hom
Back Next
e
Penulisan Konfigurasi Elektron
 Penulisan konfigurasi elektron suatu atom atau ion harus
memenuhi asas Aufbau, asas larangan Pauli dan aturan Hund.
 Pengisian keadaan (n, l ) secara berurutan pada konfigurasi
elektron adalah sebagai berikut.

1s1s 2s2s2p
2p 3s3s3p
3p 4s4s3d
3d4p
4p 5s5s4d
4d5p
5p..dst.
..dst.
2 8 8 18 18

 Contoh penulisan konfigurasi elektron:


• Atom natrium (ZNa = 11)
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 3s1
• Ion natrium (ZNa+ = Zna – 1 = 11 – 1 = 10)
Konfigurasi elektron: 1s2 2s2 2p6 Hom
Back Next
e
 Penulisan konfigurasi elektron suatu atom dapat disingkat dengan
menggunakan konfigurasi elektron atom-atom gas mulia.

[He] 2s 2p
2[He] 2s 2p
2

10[Ne] 3s 3p
10[Ne] 3s 3p
18[Ar] 4s 3d 4p
18[Ar] 4s 3d 4p
36[Kr] 5s 4d 5p
36[Kr] 5s 4d 5p
54[Xe] 6s 4f 5d 6p
54[Xe] 6s 4f 5d 6p
86[Rn] 7s 5f 6d 7p
86[Rn] 7s 5f 6d 7p
 Contoh:
Konfigurasi 10Ne = 1s2 2s2 2p6
Konfigurasi 11Na = 1s2 2s2 2p6 3s1 sehingga 11 Na = [Ne] 3s1
Konfigurasi Ne
Hom
Back Next
e
 Pada beberapa atom terdapat penyimpangan dalam penulisan
konfigurasi elektron.

 Pada pengisian elektron, subkulit d cenderung untuk terisi penuh


(10 elektron) atau setengah penuh (5 elektron).

 Contoh:
24Cr = [Ar] 4s2 3d4 berubah menjadi 24 Cr = [Ar] 4s1
3d5
29Cu = [Ar] 4s2 3d9 berubah menjadi 29 Cu = [Ar] 4s1
3d10
46Pd = [Kr] 5s2 4d8 berubah menjadi Pd = [Kr]Hom
4d 10
46 Back Next
e
Elektron Valensi
 Elektron valensi merupakan elektron-elektron pada kulit terluar
suatu atom.
 Pada unsur-unsur golongan utama, elektron valensinya
menempati subkulit ns dan np.
Subkulit 2s (2 elektron)
Ne = 1s2 2s 2
2p 6
Elektron valensi = 8
10 Ne = 1s 2s 2p6
10
2 2
Subkulit 2p (6 elektron)

 Pada unsur-unsur golongan transisi elektron valensinya


menempati subkulit (n–1)d dan ns.
Subkulit 4s (2 elektron)
Fe = [Ar] 3d6 4s 2
Elektron valensi = 8
26 Fe = [Ar] 3d 4s2
26
6
Subkulit 3d (6 elektron)

Hom
Back Next
e
E. Tabel Periodik

Tabel Periodik Modern

Hom
Back Next
e
Penempatan unsur-unsur dalam tabel
periodik berdasarkan blok-blok tertentu.
Blok s Blok s

1s
Blok p 1s

2s 2p
Blok d
3s 3p

4s 3d 4p

5s 4d 5p

6s * 5d 6p

7s ** 6d 7p

* 4f
Blok f
** 5f

Hom
Back Next
e
 Blok-blok penempatan unsur dalam tabel periodik
didasarkan pada konfigurasi elektron valensi unsur-unsur
dalam tabel periodik.
Unsur Konfigurasi Elektron Valensi Blok
Golongan IA ns1
s
Golongan IIA ns2
Golongan IIIA ns2 np1
Golongan IVA ns2 np2
Golongan VA ns2 np3
p
Golongan VIA ns2 np4
Golongan VIIA ns2 np5
Golongan VIIIA ns2 np6
Golongan IB – VIIIB (n – 1)dp nsq d
Deret Lantanida & Aktinida (n – 2)fp (n – 1)d10 ns2 f

Hom
Back Next
e
Menentukan Periode Unsur
 Periode unsur dalam tabel periodik ditentukan berdasarkan
jumlah kulit elektron terluarnya.
 Periode unsur ditunjukkan dengan nilai n (bilangan kuantum
utama) yang terbesar dalam konfigurasi elektronnya.

Contoh:
3Li = [He] 2s1
4Be = [He] 2s2
5B = [He] 2s2 2p1 Unsur-unsur ini
6C = [He] 2s2 2p2 terletak pada periode 2
dalam tabel periodik unsur
7N = [He] 2s2 2p3
8O = [He] 2s2 2p4 n=2
9F = [He] 2s2 2p5
10Ne = [He] 2s2 2p6
Hom
Back Next
e
Menentukan Golongan Unsur
Golongan suatu unsur ditentukan oleh jumlah elektron valensi pada
kulit terluarnya.
 Jika konfigurasi elektron suatu atom unsur berakhir pada sx,
maka unsur tersebut terletak pada golongan xA.

Contoh:
1H = 1s1
3Li = [He] 2s1 Unsur-unsur ini
11Na = [Ne] 3s 1 terletak pada golongan IA
dalam tabel periodik unsur
19K = [Ar] 4s 1
37Rb = [Kr] 5s 1 Elektron valensi:
55Cs = [Xe] 6s 1
s1
87Fr = [Rn] 7s 1
Hom
Back Next
e
 Jika konfigurasi elektron suatu atom unsur berakhir pada sx py,
maka unsur tersebut terletak pada golongan (x + y)A.

Contoh:
Unsur-unsur ini
9F = [He] 2s2 2p5 terletak pada golongan VIIA
17Cl = [Ne] 3s2 3p5 dalam tabel periodik unsur
35Br = [Ar] 4s2 3d10 4p5 Elektron valensi:
53I = [Kr] 5s2 4d10 5p5 s2 p5
85At = [Xe] 6s2 4f14 5d10 6p5
(2 + 5 = 7)

Hom
Back Next
e
 Jika konfigurasi elektron suatu atom unsur berakhir pada nsx (n – 1)dy,
maka unsur tersebut terletak pada golongan:
• IIIB jika x + y = 3• VIIB jika x + y = 7
• IVB jika x + y = 4• VIIIB jika x + y = 8, x + y = 9, dan x + y
• VB jika x + y = 5 = 10
• VIB jika x + y = 6• IB jika x + y = 11
• IIB jika x + y = 12
Contoh:

Sc = [Ar] 4s2 3d1


21 22 Ti = [Ar] 4s2 3d2
Terletak pada golongan IIIB Terletak pada golongan IVB
Elektron valensi: Elektron valensi:
s2 d1 s2 d2
(2 + 1 = 3) (2 + 2 = 4)

Hom
Back Next
e
23 V = [Ar] 4s2 3d3 24 Cr = [Ar] 4s2 3d4
Terletak pada golongan VB Terletak pada golongan VIB

Elektron valensi: Elektron valensi:


s2 d3 s2 d4
(2 + 3 = 5) (2 + 4 = 6)

25 Mn = [Ar] 4s2 3d5 26 Fe = [Ar] 4s2 3d6


Terletak padavalensi:
Elektron golongan VIIB Terletak pada
Elektron golongan VIIIB
valensi:
s2 d5 s2 d6
(2 + 5 = 7) (2 + 6 = 8)

Hom
Back Next
e
27 Co = [Ar] 4s2 3d7 28 Ni= [Ar] 4s2 3d8
Terletak pada golongan VIIIB Terletak pada golongan VIIIB

Elektron valensi: Elektron valensi:


s2 d7 s2 d8
(2 + 7 = 9) (2 + 8 = 10)

29 Cu = [Ar] 4s2 3d9 30 Zn = [Ar] 4s2 3d10


Terletak padavalensi:
Elektron golongan IB TerletakElektron
pada golongan
valensi:IIB
s2 d9 s2 d10
(2 + 9 = 11) (2 + 10 = 12)

Hom
Back Next
e
 Jika konfigurasi elektron suatu atom unsur berakhir pada fx,
maka unsur tersebut terletak pada deret Lantanida dan Aktinida.

Contoh:
57La = [Xe] 6s 4f
2 1
Unsur-unsur ini
58Ce = [Xe] 6s 4f
2 2
terletak pada deret Lantanida
69Tm = [Xe] 6s 4f
2 13
dalam tabel periodik unsur
70Yb = [Xe] 6s 4f
2 14

Elektron valensi:
fx
89Ac = [Rn] 7s2 5f1
Unsur-unsur ini
90Th = [Rn] 7s2 5f2
terletak pada deret Aktinida
101Md = [Rn] 7s2 5f13 dalam tabel periodik unsur
102No = [Rn] 7s2 5f14

Hom
Back Next
e

Anda mungkin juga menyukai