Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH RANGAKAIAN LISTRIK

ARUS SEARAH
(TEOREMA THEVENIN)

DISUSUN OLEH :
NAMA : - ALDY SAPUTRA /5183230008
- RAHWAL DANDI /5182230003
MATKUL : RANGAKAIAN LISTRIK ARUS
SEARAH
DOSEN PENGAMPU : Dr. Adi Sutopo, M.Pd, MT

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK ELEKTRO
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas tentang
“Critical Book Report Pengantar Teknik Elektro” dengan tepat waktu meskipun masih
banyak terdapat kekurangan. Dan juga penulis berterima kasih pada Bapak Dr. Adi
Sutopo, M.Pd, MT selaku dosen mata kuliah Pengantar Teknik Elektro di Unimed yang
telah memberikan tugas ini kepada penulis.

Penulis sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai isi buku “Pengantar Teknik Elektro” yang
disusun oleh Budi Astuti. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri
maupun orang yang membacanya. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang
membangun.

Medan, Oktober 2018

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................................
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
1.1 Latar Belakang...................................................................................................
1.2 Tujuan ...............................................................................................................
1.3 Manfaat .............................................................................................................
MATERI (TEOREMA THEVENIN) ..............................................................................
PENUTUP ..........................................................................................................................
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teorema Thevenin adalah salah satu teori elektronika atau alat analisis yang
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu rangkaian sederhana dengan
cara membuat suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang
dihubungkan secara seri dengan sebuah resistansi yang ekivalen. Teorema Thevenin ini
sangat bermanfaat apabila diaplikasikan pada analisis rangkaian yang berkaitan dengan
daya atau sistem baterai dan rangkaian interkoneksi yang dapat mempengaruhi satu
rangkaian dengan rangkaian lainnya. Teorema Thevenin ini ditemukan oleh seorang
insinyur yang berasal dari Perancis yaitu M.L. Thevenin.

Dalam menyederhanakan analisis pada rangkaian yang lebih sukar diperlukan


suatu metode analisis yang lebih cocok dan mudah. Diantara metode-metode ini adalah
superposisi, loop, mesh, node voltage, teorema Thevenin dan teorema Norton. Pada
pembahasan sebelumnya kita telah mempelajari teorema analisis Node Voltage dua titik
dan Superposisi. Pada resume kali ini akan mengembangkan kemampuan menganalisis
teorema Thevenin dua titik dan

1.2 .Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami teorema Thevenin


2. Mahasiswa dapat menyelesaikan perhitungan rangkaian menggunakan teorema
Thevenin

1.3.Manfaat
Untuk Menambah Pengetahuan Dan Wawasan Mengenai Teorema Thevenin
MATERI
(TEOREMA THEVENIN)

I. PENDAHULUAN

Suatu rangkaian yang terhubung secara seri maupun paralel yang telah kita
pelajari sebelumnya merupakan contoh rangkaian yang sederhana. Pada rangkaian
sederhana yang mengkombinasikan tahanan-tahanan atau sumber-sumber yang seri
atau paralel dapat kita analisis dengan menggunakan prinsip pembagian arus dan
tegangan sesuai hukum yang telah dipelajari yaitu Hukum Ohm dan Hukum
Kirchoff.
Rangkaian-rangkaian sederhana tersebut merupakan suatu latihan
pemahaman dalam pemecahan masalah untuk menolong kita memahami hukum-
hukum dasar yang selanjutnya akan kita gunakan dalam rangkaian-rangkaian yang
lebih sukar atau lebih kompleks.
Dalam menyederhanakan analisis pada rangkaian yang lebih sukar
diperlukan suatu metode analisis yang lebih cocok dan mudah. Diantara metode-
metode ini adalah superposisi, loop, mesh, node voltage, teorema Thevenin dan
teorema Norton. Pada pembahasan sebelumnya kita telah mempelajari teorema
analisis Node Voltage dua titik dan Superposisi. Pada resume kali ini akan
mengembangkan kemampuan menganalisis teorema Thevenin dua titik dan

II. TEOREMA THEVENIN

Teorema Thevenin adalah salah satu teori elektronika atau alat analisis yang
menyederhanakan suatu rangkaian rumit menjadi suatu rangkaian sederhana dengan
cara membuat suatu rangkaian pengganti yang berupa sumber tegangan yang
dihubungkan secara seri dengan sebuah resistansi yang ekivalen. Teorema Thevenin
ini sangat bermanfaat apabila diaplikasikan pada analisis rangkaian yang berkaitan
dengan daya atau sistem baterai dan rangkaian interkoneksi yang dapat
mempengaruhi satu rangkaian dengan rangkaian lainnya. Teorema Thevenin ini
ditemukan oleh seorang insinyur yang berasal dari Perancis yaitu M.L. Thevenin.
Pada teorema ini berlaku bahwa:

Suatu rangkaian listrik dapat disederhanakan dengan hanya terdiri dari satu buah
sumber tegangan yang dihubungkan secara seri dengan sebuah tahanan
ekuivalennya pada dua terminal yang diamati.

Tujuan sebenarnya dari teorema ini adalah untuk menyederhanakan analisis


rangkaian, yaitu membuat rangkaian pengganti berupa sumber tegangan yang
dihubungkan secara seri dengan suatu resistansi ekuivalennya.

Gambar 1.1. Rangkaian dengan analisis teorema Thevenin

Langkah-langkah penyelesaian dengan teorema Thevenin:


1. Cari dan tentukan titik terminal a-b di mana parameter ditanyakan. Pada Gambar
1.1 yang ditanyakan adalah besar atau nilai dari IR3, maka titik terminal a-b
terdapat pada komponen tahanan R3
2. Lepaskan komponen pada titik a-b tersebut. Sehingga diperoleh gambar berikut:

Gambar 1.2. Komponen tahanan R3 dilepas menjadi terminal a-b

3. Jika semua sumbernya adalah sumber bebas, maka tentukan nilai tahanan diukur
pada titik a-b tersebut saat semua sumber di non aktifkan dengan cara diganti
dengan tahanan dalamnya ( jika sumber tegangan bebas maka diganti dengan
rangkaian short circuit, apabila sumber arus bebas maka diganti dengan
rangkaian open circuit).
Gambar 1.3. Sumber tegangan bebas di short

Maka didapatkan Rab = RTh,


R1 . R2
RTh =
R1 + R2
Diperoleh:
6Ω . 4Ω
RTh =
6Ω+4Ω
24 Ω
= = 2,4 Ω
10 Ω

4. Pasang kembali sumber tegangan bebasnya, kemudian hitung nilai tegangan


dititik a-b tersebut.

Gambar 1.4. Sumber tegangan bebas dipasang kembali

Tegangan di titik a-b, Vab = VTh


R2
VTh = .V
R1 + R2
Diperoleh,

VTh = . 10 v
6Ω+4Ω

= . 10 v = 4 v
10 Ω
5. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya (rangkaian aktif),
kemudian pasangkan kembali komponen yang tadi dilepas dan hitung parameter
yang ditanyakan.

Rangkaian
Aktif

Gambar 1.5. Rangkaian aktif dan komponen yg dilepas dipasang kembali

Dari Gambar 1.5, maka dapat mencari besar atau nilai dari IR3, yaitu:
VTh
IR3 =
RTh + R3
Maka besar atau nilai arus yang mengalir pada tahanan R3 (IR3) yaitu:
4v
IR3 =
2,4 Ω +3,6 Ω
4v 2
= = A
6Ω 3

Contoh penyelesaian soal dengan teorema Thevenin

Perhatikan gambar rangkaian berikut ini:

Gambar 1.6. Rangkaian dengan dua sumber tegangan dan tiga tahanan

Tentukanlah berapa besar nilai arus yang mengalir melalui tahanan R2 (IR2)?
Jawab:

Langkah-langkahnya adalah:
a. Tentukan titik terminal a-b dimana parameter ditanyakan. Pada rangkaian
gambar 1.6 titik terminal a-b dapat ditentukan di tahanan R2. Maka komponen
R2 dilepaskan dan diganti dengan titik a-b.

Gambar 1.7. Tahanan R2 dilepaskan

b. Sumber tegangan bebasnya diganti dengan rangkaian short circuit. Kemudian


mencari tahanan Theveninnya.

Gambar 1.8. Sumber tegangan di short

Rangkaian dibuat seperti Gambar 1.8. untuk memudahkan mencari tahanan


Theveninnya. Dapat diperoleh:
R1 . R3
RTh =
R1 + R3
4Ω . 1Ω
RTh =
4 Ω +1 Ω

= = 0,8 Ω

c. Pasang kembali sumber tegangannya, kemudian hitung nilai tegangan


theveninnya.
Gambar 1.9. Sumber tegangan dipasang kembali

Kita umpamakan tegangan pada titik terminal a-b dengan V1 > V2, maka dapat
diperoleh persamaan:
V1 – V2
ITh =
R1 + R3
VTh = V1 – ITh . R1 atau VTh = V2 + ITh . R3
Maka ,
28 v – 7 v
ITh =
4Ω+1Ω
21 v
= = 4,2 A

VTh = 28 v – 4,2 A . 4 Ω
= 28 v – 16,8 v = 11,2 v
atau VTh = 7 v + 4,2 A . 1 Ω
= 7 v + 4,2 v = 11,2 v
d. Gambarkan kembali rangkaian pengganti Theveninnya (rangkaian aktif) dan pasang
kembali komponen tahanan R2 yang tadi dilepas.

Rangkaian
Aktif

Gambar 1.10. Rangkaian aktif dan komponen yg dilepas dipasang kembali

Maka dapat diperoleh besar nilai arus yang mengalir pada tahanan R2 (IR2), yaitu:
VTh
IR2 =
RTh + R2
11,2 v
IR3 =
0,8 Ω +2 Ω
11,2 v
= =4A
2,8 Ω

Anda mungkin juga menyukai