Anda di halaman 1dari 1

GROBOGAN, KOMPAS.com - Listrik merupakan kebutuhan dasar masyarakat.

Meski demikian,
masih ada sejumlah wilayah yang belum dialiri listrik, seperti yang terjadi di wilayah Kabupaten
Grobogan, Jawa Tengah. Berdasarkan data dari Pemerintah Kabupaten Grobogan, ada tiga dusun
yang belum tersentuh listrik. Ketiga dusun tersebut yakni Dusun Sendang Desa Sambirejo
Kecamatan Wirosari, Dusun Sumberejo Desa Mayahan Kecamatan Tawangharjo, dan Dusun Ngijo
Krasak Desa Mojoagung Kecamatan Karangrayung. "Data sementara yang masuk, ada tiga dusun
di Grobogan yang belum teraliri listrik," kata Kepala Seksi Non Agro Energi dan SDM Disperindag
Kabupaten Grobogan, Muhadi, Sabtu (29/7/2017). (Baca juga: Dusun Belum Terjamah Listrik, Anak-
anak Belajar dengan Lilin dan "Uplik") Menurut Muhadi, ketiga dusun itu baru akan difasilitasi
jaringan listrik pada 2018. Itu pun setelah pemkab setempat meminta bantuan Dinas Energi dan
Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng untuk memperluas jaringan listrik. "Tahun 2018,
ketiga dusun tersebut sudah terdanai dipasang jaringan listrik oleh ESDM Provinsi Jateng," kata
Muhadi. Menurut dia, kondisi geografis menjadi kendala tak terealisasinya jaringan listrik masuk ke
tiga dusun tersebut. "Seperti letak perkampungan relatif terpencil dengan akses yang susah
dijangkau dan hambatan sungai besar," ujar dia. Memilih bertahan Dusun Ngijo Krasak misalnya,
berada di tengah area persawahan yang subur dan terpencil. Kampung ini dihuni 50 warga. Akses
masuk sekitar satu kilometer menuju perkampungan sederhana itu kurang memadai lantaran masih
berupa tanah dan batu. Dari Kota Purwodadi ke Dusun Ngijo Krasak dapat ditempuh dengan waktu
paling lama satu jam. Mayoritas warga Dusun Ngijo Krasak bekerja sebagai buruh bangunan hingga
buruh tani. Rumah-rumah di sana berdinding papan dan beralaskan tanah. Jauh dari kesan mewah.
Tidak ada televisi, mesin penanak nasi, atau kulkas. Untuk air, warga mengandalkan sumur bor.
Sementara itu, untuk bertahan di tengah kegelapan, terutama saat malam hari, warga menyalakan
lilin serta penerangan tradisional yang disebut uplik atau wadah kecil yang disumpal sumbu dengan
bahan bakar minyak. "Saat ini ada 50 orang yang tinggal di Dusun Ngijo Krasak. Enam di antaranya
masih sekolah di TK, SD, dan SMP. Kalau malam belajar diterangi lilin atau uplik. Akhir-akhir ini
sempat ditawari untuk pasang listrik baru dengan membayar Rp 1,6 juta. Itu pun harus modal lagi
kabel Rp 1 juta," kata Sujoko, warga desa yang bekerja sebagai buruh bangunan. "Karena itu
prinsipnya nyalur tiang listrik dusun lain sejauh satu kilometer dari sini. Itu pun katanya daya listrik
sangat rendah karena terhambat kabel yang panjang. Duit dari mana Mas?" kata dia lagi. (Baca
juga: Kabel Dirusak Monyet Babun, Aliran Listrik di Kota Ini Putus) Warga berharap, pemerintah
mencarikan solusi terbaik dalam mengatasi masalah listrik yang belum mengalir di Dusun Ngijo
Krajan itu. Tokoh masyarakat Dusun Ngijo, Kurdi (54), menyampaikan bahwa dusun ini sudah ada
sejak 1920. Saat itu, hanya ada lima rumah di sana. Menurut dia, pemerintah pernah menyarankan
supaya pindah kemudian menempati lahan pengganti yang disediakan. Namun, warga dusun tetap
bertahan. "Karena inilah tempat tinggal dan nyawa kami. Meskipun saat hujan deras dan angin
kencang adalah saat mencekam di Desa kami, kami sudah terbiasa dan nyaman," ujar di

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tiga Dusun di Grobogan Belum Dialiri
Listrik", https://regional.kompas.com/read/2017/07/29/17593641/tiga-dusun-di-grobogan-belum-
dialiri-listrik.
Penulis : Kontributor Grobogan, Puthut Dwi Putranto Nugroho

Anda mungkin juga menyukai