Anda di halaman 1dari 9

KASUS DIARE DI MASYARAKAT

Untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat

Kelompok 4 :
1. DANIAR ADE SETIAWAN
2. MELKIAS MELATUNAN
3. NURBIDADARI
4. BRAMUNANTO SUPRAYOGA

KEMENTRIAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
TAHUN AJARAN 2017-2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat


rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah judul makalah
“pencegahan kasus diare di masyarakat”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas mata kuliah pemberdayaan masyarakat Jurusan DIV
Keperawatan Alih Jenjang, Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang
lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih
dari biasa,yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai
dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling sering dijumpai
pada anak balita, terutamapada 3 tahun pertama kehidupan, dimana seorang
anak bisa mengalami 1-3 episodediare berat (Simatupang, 2004)

Tingginya angka kesakitan dan kematian (morbiditas dan mortalitas)


karena diare di Indonesia disebabkan oleh faktor kesehatan lingkungan yang
belum memadai, kependudukan, pendidikan, keadaan sosial ekonomi dan
perilaku masyarakat yang secara langsung ataupun tidak langsung
mempengaruhi keadaan penyakit diare (Simatupang, 2004)
Diantara langkah-langkah yang paling penting adalah menjaga higenis
perorangan dengan baik. Ini dapat dilakukan dengan
melaksanakan perilaku sehat, yaitu mencuci tangan dengan sabun sesudah
membuang tinja anak dan setelah buang air besar dan juga sebelum menyiapkan
makanan kepada anak. Ibu-ibu juga seharusnya melatih anak mereka sejak awal
lagi tentang perilaku cuci tangan terutama sebelum makan dan sesudah bermain.
Ini dapat mencegah terjadinya penularan kuman yang dapat menyebabkan diare.
B. Tujuan pembelajaran..
Agar kita dapat memahami langkah-langkah pencegahan dan
Dan dapat mengajak masyarakat, agar labih memperhatikan dan menyadari
tentang perlunya pencegahan diare lebih khususnya prilaku hidup sehat di
masyarakat

C. Rumusan Masalah
Penderita diare sudah sangat mewabah dimasyrakat mengingat kurangnya
perhatian dan kesadaran tentang perlunya kebersihan lingkungan , dan personal
higenis oleh sebab itu:

1. Bagaimana peran kita di masyarakat dalam mencegah diare


2. Bagaimana peran serta masyarakat
3. Bagaimana peran serta indifidu

D. Tujuan
1. Masyarakat dapat memahami apa itu diare dan cara pencegahannya
2. Mengajak peran serta masyarakat dan kita sebagai lidernya
3. perilaku sehat indifidu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pencegahan kasus diare masyarakat


Analisa kasus melalui beberapa tahap yang kami kelompok lakukan. Tahap-
tahap ini tidak selalu harus mencakup semua tahap tersebut. Tetapi tergantung
berbagai variabel dan vaktor yang secara dominan mempengarihi proses
perilaku masyarakat yaitu:

1. Faktor lingkungan
 Lingkungan makro:
 Kondisi lingkungan masyarakat yang tidak bersih
 Kondisi ekonomi masyarakat yang belum mapan
 Keadaan pemukiman yang rawan banjir dan padat
 Tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah
 Tidak adanya jamban di tiap-tiap rumah
 Tidak adanya sarana air bersih
 Tingkat lingkungan mikro
 Kurangnya peran serta masyarakat dalam upaya perbaikan
lingkungan
 Tidak adanya toko yang ada di masyarakat sebgai penggerak
2. Perilaku masyarakat
 Budaya masyarakat yang membuang sampah ke sungai
 Kebiasaan penduduk untuk membuang kotoran ke selokan dan
sungai
 Penduduk tidak suka membuat jamban sehat
 Kebiasaan anak –anak jajaan di penjual yang tidak higeni
 Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun sebelum makan
3. Sasaran kerja
 Anak-anak / balita
 Anak usia sekolah
 Remaja
 Orang dewasa
4. Analisa target utama (indikator)
Memfokuskan pada 20 % dari masyarakat yang benar-benara kita kuasai,
maka kita sudah memenuhi 80% kebutuhan masyarakat Dengan
memperhatikan indikator keberhasilan pemilihan target yaitu
keberlanjutan, keterjangkauan, dan ketanggapan serta dapat diidentifikasi
maka ditetapkan targetnya adalah anak usia sekolah. Karena target anak
usia sekolah ini dapat dijangkau dengan jelas, dapat diidentifikasi serta
diukur besarnya dengan mudah
5. Penempatan target
Gerakan cuci tangan pakai sabun dan penyuluhan penggunaan oralit
untuk diare
6. Stragi
Mengajak anak usia sekolah untuk membiasakan diri tangan dengan
sabun dengan benar sebelum makan. Serta mensosialisasikan
penggunakan yang benar kepada para ibu
7. Taktik
Dalam pelaksanaa tindak an ada enam dasar yang terdiri dari:
 Product ( Produk)
 Price (Harga)
 Place (Tempat)
 Promotion (Promosi)
 Partnersship (kemitraan)
 Policy (kebijakan)

Dalam pelaksanaan sosial ada dua hal lain yang membuat berbeda, yaitu
adanya patnership (kemitraan) dan policy (kebijakan). Pada prisipnya,
praktik pelaksanaan sosial tak ada artinya apabila kemitraan tidak di
jadikan tujuan organisasi. Demikian pula tak ada artinya upaya mengubah
perilaku melalui tindakan sosial apabila tidak di ikuti atau di lanjutkan
dengan upaya mendorong tersusunnya sebuah kebijakan.

Dengan penyabaran sebagai berikut:

 Produk
Kompanye cuci tangan pakai sabun dan sosialisasi penggunaan
oralit yang benar
 Price
Yang memberi produc adalah pihak sponsor (misalnya: perusahan
sabun dan dinas kesehatan di wilayah kerjanya
 Place
Sekolah dasar, posyandu, kegiatan PKK
 Promotion
Melalui media cetak berupa leaflet, brosur dan poster serta media
berupa radio.
 Partnersship
Bermitra dengan pihak sekolah (departemen pendidikan,
departemen agama), instansi setempat (misalnya kelurahan,
kecamatan) dan dinas kesehatan
 Policy
Kebijakan merupakan hal yang memperkuat tindakan. Berupa
kebijakan antara lain
 Sekolah untuk mewajibkan anak didiknya untuk membeli
jajanan yang higianis dan mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan
 Pihak sekolah meminta komite sekolah menganggarkan dana
untuk pembuatan saran/tempat cuci tangan di sekolah
 Kebijakan kelurahan maupun kecamatan untuk
menginstrusikan ketua PKK untuk memberikan penyuluhan
kepada ibi-ibu tentang penggunaan oralit di dalam kegiatan.
8. Organisasi
Organisasi adalah sebagai pengorganisasian program. Pelaksanaan
dengan memberdayakan masyarakat dengan di dukung oleh sponsor
produk
9. Pelaksanaan
Langkah yang di tempu agar produk dapat berhasil dengan cara
memperkuat jaringan sponsor yang akan di jadikan pathner,
menyelesaikan birokrasi program guna memuluskan produk serta
mengadakan pendekatan kepada pathner dan sasaran target baik secara
informal maupun formal
10. Pengendalian dan evaluasi
Pengendalian adalah proses melihat apakah sudah sesuai dengan
perencanaan. Monitoring harus di lakukan oleh pembuat produk dan juga
pelaksanaan evaluasi baik evaluasi sumatif dan formatif
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu faktor yang sagat mempengaruhi timbulnya penyaki diare di
masyarakat adalah perilaku hidup yang tidak sehat . oleh sebab itu pencegahan
penyakit diare yaitu kebersihan lingkungan dengan cara pemberian pemakaian
air bersih, berak pada tempatnya, kebersihan perorangan, kebersihan makanan
dan minuman. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.

B. Saran-saran
Dengan melihat pembahasan dan mengetahui peran kita dalam
masyarakat, maka kita harus dapat lebih menyadari betapa pentingnya peran
kita untuk menyadarkan masyarakat tentang kebersihan dalam diri dan
lingkungan. Oleh karena itu, kita berharap dengan adanya kesadaran, semua
masyarakat mau bergotong royong untuk membersihkan dan memelihara
lingkungan dengan baik. Mudah-mudahan harapan kita semua untuk hidup
bersih dapat diwujudkan bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Noer HMS, Waspdji S, Rachman AM, dkk. Buku aja Ilmu Penyakit Dalam.
Edisi 3. Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, 1996.

Anda mungkin juga menyukai