Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TUBERCULOSIS

Disusun oleh kelompok 9

1. Melkias Melatunan P17211186033


2. Ni Putu Devi Indriyani P17211186022
3. Audina Zefa Fabela P17211186032

KEMENTRIAN KESEHATAN R I
POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PROFESI NERS KEPERAWATAN MALANG
2018/2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Tubercuolosis Paru

Pokok Bahasan : Pencegahan Tubercuolis Paru

Target/sasaran : keluarga pasien ruangan 29 RSUD dr. Saiful Anwar

Hari/tanggal : jumat, 26 oktober 2018

Waktu : 09.00-10.00 wib ( 1x60 menit)

Tempat : Ruangan 29

A. TUJUAN
1. Tujuan instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan agar peserta atau klien dapat
mengetahui tentang penyakit TBC, memahami bagaimana proses penularan dan gejala
penyakit TB PARU sehingga dapat menjaga kesehatan dan lingkungan sekitar.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga pasien mampu:

 Memahami pengertian Tubercuolosis Paru


 Mengetahui tanda-tanda penyakit Tubercuolosis Paru
 Mengetahui cara penularan Tubercuolosis Paru
 Mengetahui pencegahan Tubercuolosis Paru
 Mengetahui pengobatan Tubercuolosis Paru

B. MATERI (Terlampir)

Materi yang akan di sampaikan:

1. Pengertian Tubercuolosis Paru


2. Tanda-tanda penyakit Tubercuolosis Paru
3. cara penularan Tubercuolosis Paru
4. pencegahan Tubercuolosis Paru
5. pengobatan Tubercuolosis Paru

C. PESERTA
Peserta yaitu keluarga pasien yang terdiri dari 10-15 orang
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. MEDIA PENYULUHAN

Leaflet

F. KEGIATAN PENYULUHAN

No. Waktu Kegiatan Peserta


1. 10 Menit Kegiatan membuka penyuluhan a. Menjawab salam
a. Mengucap salam b. Mengenal petugas
b. Memperkenalkan diri penyuluhan
c. Menggali pengetahuan tentang tubercolosis c. Mengemukakan
paru pendapat sesuai
d. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai dengan apa yang
berkaitan dengan materi penyuluhan yang diketahui
akan disampaikan d. Menyimak dengan
seksama
2 40 Kegiatan inti a. Mendengar dengan
a. Menjelaskan pengertian tubercolosis seksama
paru b. Menyimak dengan
b. Menyebutkan tanda dan gejala seksama
tubercolosis paru c. Keluarga
c. Menyebutkan cara pencegahan pasiencdr3esrdwsz
tubercolosis paru mendengarkan
d. Menyebutkan penatalaksanaan penjelasan
tubercolosis paru d. keluarga pasien
e. Mendemonstrasikan cara pencegahan menyimak
tubercolosis paru penjelasan
f. Memberikan reinforcemen positif atas e. keluarga pasien
jawaban keluarga pasien menyimak
penjelasan
f. keluarga pasien
menyimak
penjelasan.
g. g. Menerima
reinforcemen
diberikan.
3. 10 menit Kegiatan menutup penyuluhan a. keluarga pasien
a. mengajukan pertanyaan sebagai evaluasi menjawab
b. mengucapkan salam penutup. pertanyaan yang
diberikan
b. Menjawab salam.

G. PENGORGANISASIAN DAN URAIAN TUGAS


1. Pengorganisasian:
a. Moderator : Audina Sefa
b. Penyaji : Melkias Melatunan
c. Fasilitator : Niputu Devi
2. Uraian tugas
a. Moderator bertugas menjalankan jalanya acara penyuluhan dari awal hingga akhir
penutupan acara
b. Penyaji bertugas menyampaikan materi penyuluhan yang telah disiapkan
c. Fasilitator bertugas menciptakan suasana penyuluhan yang nyaman dan
memotifasi peserta untuk bertanya
H. EVALUASI

1. Evaluasi proses

a. Keluarga pasien mengikuti kegiatan penyuluhan dari awal hingga akhir acara
penyuluhan
b. Penyaji dapat memberikan materi dan menjawab pertanyaan keluarga pasien
dengan baik
c. Penyuluhan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
d. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan baik dan lancer
2. Evaluasi hasil
a. Keluarga pasien tahu dan memahami sehingga menerapkan dalam praktiknya
indifidu maupun kelompok seperti materi yang telah disampaikan dalam
penyuluhan
b. Masyarakan akan membagikan pengetahuannya yang telah di dapat dalam
penyuluhan kepada keluarga pasien yang lainya

I. REFERENSI
1. Bruner & suddarth. (2002). Keperawatan medical bedah, vol 1. Jakarta EGC.
2. Mansjoer,arif,dkk. 1999. Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga jilit 2. Jakarta:
Media Aescularius.

Lampiran

MATERI PENYULUHAN TUBERKULOSIS PARU


A. Pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium


tubeculosis.

B. Tanda-tanda Tuberkulosis

Sebagian besar seseorang yang terinfeksi menunjukan demam tingkat rendah,


keletihan, anoreksia, penurunan berat badan, berkeringat malam, neyri dada, dan batuk
menetap. Batuk pada awalnya mungkin nonproduktif, tetapi dapat berkembang ke arah
pembentukan sputum mukopurulen dengan hemoptisis.

1. Gejala respiratorik, meliputi:


a) Batuk

Gejala batuk timbul paling dini dan merupakan gangguan yang paling sering
dikeluhkan. Mula-mula bersifat non produktif kemudian berdahak bahkan
bercampur darah bila sudah ada kerusakan jaringan

b) Batuk Darah

Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis
atau bercak-bercak darak, gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darak terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya
batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.

c) Sesak Napas

Gejala ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada
hal-hal yang menyertai seperti efusi pleura, pneumothorax, anemia dan lain-lain.

d) Nyeri Dada

Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini timbul
apabila sistem persarafan di pleura terkena.

2. Gejala Sistemik, Meliputi:


a) Demam

Merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan malam
hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin panjang
serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.

b) Gejala sistemik lain

Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan serta
malaise.Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan
tetapi penampilan akut dengan batuk, panas, sesak napas walaupun jarang dapat
juga timbul menyerupai gejala pneumonia.
3. Test Diagnostik Foto thorax PA dengan atau tanpa literal merupakan pemeriksaan
radiology standar. Jenis pemeriksaan radiology lain hanya atas indikasi Top foto,
oblik, tomogram dan lain-lain.
a) Karakteristik radiology yang menunjang diagnostik antara lain : a. Bayangan lesi
radiology yang terletak di lapangan atas paru.
 Bayangan yang berawan (patchy) atau berbercak (noduler)
 Kelainan yang bilateral, terutama bila terdapat di lapangan atas paru
 Bayang yang menetap atau relatif menetap setelah beberapa minggu
 Bayangan bilier
b) Pemeriksaan Bakteriologik (Sputum) ; Ditemukannya kuman micobakterium
TBC dari dahak penderita memastikan diagnosis tuberculosis paru.

Pemeriksaan biasanya lebih sensitive daripada sediaan apus (mikroskopis).


Pengambilan dahak yang benar sangat penting untuk mendapatkan hasil yang
sebaik-baiknya. Pada pemeriksaan pertama. sebaiknya 3 kali pemeriksaan dahak.
Uji resistensi harus dilakukan apabila ada dugaan resistensi terhadap
pengobatan.Pemeriksaan sputum adalah diagnostik yang terpenting dalam
prograrn pemberantasan TBC paru di Indonesia.

C. Cara penularan Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melalui droplet nuclei yang
dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiapkali penderita ini
batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalam
ruangan dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di
bawah sinar matahari langsung basil tuberkel mati dengan cepat tetapi dalam ruang
yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu
keberhasilan pemaparan Tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet
nuclei dalam udara dan panjang waktu individu bernapas dalam udara yang
terkontaminasi tersebut di samping daya tahan tubuh yang bersangkutan.

Di samping penularan melalui saluran pernapasan (paling sering), M. tuberculosis juga


dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit
(lebih jarang).

D. Pencegahan tubektiolus paru


1. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan suntikan BCG (imunisasi) kepada
bayi umur antara 3 s/d 14 bulan.
2. Peningkatan gizi keluarga
3. Peningkatan kesehatan lingkungan
Kuman TBC akan mati kalau terkena sinar matahari dan sabun. Langkah-langkah
dalam peningkatan kesehatan lingkungan yaitu dengan anjuran :
a) Membuat dan mengusahakan rumah sedemikian rupa sehingga sinar matahari dan
udara segar masuk dengan leluasa ke dalam rumah dengan jalan membuka pintu
dan jendela terutama pada pagi hari.
b) Menghindari tidur dalam satu kamar dengan penderita terutama bagi anak-anak,
selam 4 minggu pertama pengobatan.
c) Meludah di tempat khusus yang tertutup, seperti kaleng yang diisi dengan air
sabun.
d) Meningkatkan kebersihan perorangan
e) Mencuci tangan dengan sabun sehabis melayani penderita.
f) Menutup mulut waktu batuk atau bersin.

E. Pengobatan tubektiuolis paru

Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru selain untuk mengobati juga mencegah
kematian, mencegsah kekambuhan atau resistensi terhadap OAT serta memutuskan
mata rantai penularan.

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan) dan
fase lanjutan (4-7 bulan). Paduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi WHO adalah
Rifampisin, INH, Pirasinamid, Streptomisin dan Etambutol. Sedang jenis obat
tambahan adalah Kanamisin, Kuinolon, Makrolide dan Amoksisilin + Asam
Klavulanat, derivat Rifampisin/INH.

Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasarkan
lokasi tuberkulosa, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologik, hapusan
dahak dan riwayat pengobatan sebelumnya. Di samping itu perlu pemahaman tentang
strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short
Course (DOTS) yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri dari lima komponen
yaitu:

1. Adanya komitmen politis berupa dukungan pengambil keputusan dalam


penanggulangan TB.
2. Diagnosis TB melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopik langsung sedang
pemeriksaan penunjang lainnya seperti pemeriksaan radiologis dan kultur dapat
dilaksanakan di unit pelayanan yang memiliki sarana tersebut.
3. Pengobatan TB dengan paduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung
oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) khususnya dalam 2 bulan pertama dimana
penderita harus minum obat setiap hari.
4. Kesinambungan ketersediaan paduan OAT jangka pendek yang cukup.
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku.

Anda mungkin juga menyukai