Anda di halaman 1dari 22

Nama : Andrean Kukuh Prakoso

Nim : 06101281722033
MK : Strategi Pembelajaran Kimia (UAS)
Kelas : Indralaya
Dosen Pembimbing : Iceng Hidayat, M.Sc

1. Dari PBL ( Problem Base Learning), PJBL ( Project Base Learning), POGIL (Process

Orientid Guided Inquiry Learning) Mana yang paling cocok untuk model pendidikan kimia

di Sekolah?

Jawab :

Dari semua model pembelajaraan yang disebutkan di atas. Semua Model pembelajaran tersebut

sangat cocok untuk model pendidikan kimia di Sekolah, Mengapa? Karena dari berbagai macam

Materi Kimia yang ada di Sekolah memiliki cara dan model pembelajarannya tersendiri dan

kebanyakan materi memerlukan adanya model pembelajaran yang berbasis pemecahan masalah

dan diskusi yang membuat para siswa berpikir kritis dan mengeksplorasi dirinya untuk

mempelajari hal hal baru.Walaupun masih ada beberapa sekolah yang menggunakan metode

Ekspositori.

 Pengertian masing masing model :

o PBL : adalah metode pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks

untuk para peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan

memperoleh pengetahuan
o PJBL : adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media.

Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk

menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.

o POGIL : POGIL menggunakan inkuiri terbimbing - siklus pembelajaran eksplorasi, penemuan


konsep dan aplikasi adalah dasar bagi banyak bahan yang dirancang dengan hati-hati bahwa
siswa gunakan untuk membimbing mereka untuk membangun pengetahuan baru. POGIL
adalah strategi yang berpusat pada siswa ; siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
dengan peran masing-masing untuk memastikan bahwa semua siswa terlibat penuh dalam
proses pembelajaran .

2. Tuliskan RPP untuk Topik Kesetimbangan Kimia dengan berbasis POGIL!

Jawab :

RANCANGAN PROSES PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Nama Sekolah :
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/Smester : XI/I
Sub Materi Pokok : Kesetimbangan Kimia
Alokasi Waktu : 1 x 25 menit
Jumlah siswa : 24 orang

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan,
gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalammenempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dalam ilmu pengetahuan,teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR


KD dari KI 1
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan kimia sebagai wujud kebesaran Tuhan YME
dan pengetahuan tentang adanya keteraturan tersebut sebagaihasil pemikiran kreatif manusia
yang kebenarannya bersifat sementara.
Indikator :
Mengucapkan rasa syukur atas anugerah Tuhan YME berupa fikiran yang dimiliki.
Mengucapkan rasa syukur atas adanya kesetimbangan yang diciptakan oleh Tuhan YME.
Mengagumi kekuasaan Tuhan YME menciptakan keteraturan dengan sangat teliti.

KD dari KI 2
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, teliti,
bertanggung jawab, demokratis, kerjasama dankomunikatif) dalam melakukan diskusi hasil
percobaan.
Indikator :
Siswa teliti dalam mengamati demonstrasi guru didepan kelas.
Siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap hasil percobaan.
Siswa aktif dalam melakukan diskusi bersama teman kelompoknya.
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi kelompoknya pada kelompok lain.

KD dari KI 3
3.7 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan kimia.
3.9 Menjelaskan penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri
Indikator :
Siswa dapat menyebutkan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan kimia.
Siswa dapat menjelaskan perubahan konsentrasi terhadap pergeseran arah kesetimbangan.
Siswa berdiskusi bagaimana pengaruh faktor lain terhadap pergeseran arah kesetimbangan.
Siswa dapat menyebutkan minimal 1 penerapan prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan
sehari-hari
Siswa dapat menyebutkan minimal 1 penerapan prinsip kesetimbangan kimia dalam industri
KD dari KI 4
Melakukan percobaan untuk menjelaskan pengertian kesetimbangan kimia dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
Indikator :
Siswa dapat menyebutkan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan kimia.
Siswa dapat menjelaskan pengaruh perubahan konsentrasi terhadap pergeseran arah
kesetimbangan.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Siswa dapat mengamati salah satu reaksi kesetimbangan dan menjelaskan pengaruh
perubahan konsentrasi terhadap pergeseran arah kesetimbangan.
Menanamkan sifat teliti dan jujur dalam mengamati dan menuliskan hasil percobaan.
Siswa dapat mengkomunikasikan hasil diskusi dengan kelompoknya pada kelompok yang
lain
Siswa dapat mengetahui dan menjelaskan faktor apa saja yang mempengaruhi pergeseran
arah kesetimbangan.
Siswa dapat mengetahui penerapan prinsip kesetimbangan kimia dalam kehidupan sehari-hari
dan industri

D. MATERI PEMBELAJARAN
Faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan
Penerapan prinsip kesetimbangan dalam kehidupan sehari-hari dan industri

E. PEMBELAJARAN
1. Pendekatan : Scientific
2. Model : Group Investigation
3. Metode : Demostrasi dan Diskusi

F. MEDIA DAN SUMBER PEMBELAJARAN


a) Media
LCD
Papan tulis
Spidol
Alat dan Bahan Demonstrasi
Enlenmeyer
Gelas ukur
Pipet tetes
Tabung reaksi
Kertas label
Larutan FeCl3 0,2 M
Larutan KSCN 0,2 M
Larutan NaCl 0.2 M
Aquades
b) Sumber Pembelajaran :
Buku Paket Kimia Kelas XI ( Jauhari, J.M.C & M. Rachmawati. 2006 .Kimia SMA dan MA. Jakarta
: Erlangga)
Lembar Kerja Siswa (LKS)
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN

LANGKAH KEGIATAN GURU KEGIATAN SISWA

1. PENDAHULUAN (5 Membuka pelajaran Menjawab salam guru,


menit) dengan mengucapkan dan berdoa.
salam. Mengabsen masing-
masing peserta didik
(menanyakan yang tidak
hadir pada hari tersebut)
dan berdoa.
Melakukan orientasi
terhadap peserta didik
mengenai materi yang akan
dibelajarkan dengan
member pertanyaan-
pertanyaan terkait materi
pada pertemuan Merespon pertanyaan
sebelumnya. yang dilontarkan guru.
Memberikan apersepsi
terhadap peserta didik
tentang materi yang akan
diajarkan, dengan
memberikan salah satu
contoh kesetembangan
kimia dalam kehidupan
sehari-hari yaitu saat
memasak air.
Memberikan motivasi Merespon pertanyaan
tentang gambaran umum yang dilontarkan guru.
manfaat materi yang akan
dipelajari dengan cara
memberikan informasi
tentang tujuan
pembelajaran dan indikator
pembelajaran yang akan
dicapai peserta didik.

Mendengarkan apa yang


disampaikan guru.
2. KEGIATAN INTI (15
menit) Memulai demonstrasi Memperhatikan
Mengamati tentang pengaruh demonstrasi yang
konsentrasi terhadap dilakukan guru.
pergeseran arah
kesetimbangan kimia dan
setiap siswa diminta
memperhatikan
demonstrasi yang
dilakukan di depan kelas.
Meminta beberapa siswa
untuk membantu ketika
melakukan demonstrasi.

Beberapa orang
Mengajukan pertanyaan membantu guru melakukan
terkait demonstrasi berupa demonstrasi
pergeseran arah
kesetimbangan dilihat dari
warna larutan.
Memberikan pemahaman
materi didepan kelas Siswa bersama-sama
Menanya sambil mencocokkan data menganalisis data yang
yang didapatkan pada saat didapatkan didepan kelas
demonstrasi dengan pada saat demonstrasi
berdasarkan teorinya. berlangsung.
Mengajukan pertanyaan Siswa mendengarkan
adakah faktor lain yang penjelasan guru mengenai
dapat mempengaruhi pengaruh konsentrasi
pergeseran arah terhadap pergeseran arah
kesetimbangan. kesetimbangan.

Untuk memperluas
pengetahuan siswa, guru
membagi siswa menjadi 4
kelompok heterogen
beranggotakan 6 sampai 7
orang.
Menjelaskan maksud
pembelajaran dan tugas
kelompok.
Memanggil ketua-ketua
untuk satu materi tugas,
sehingga satu kelompok siswa bergabung dengan
mendapat tugas yang kelompoknya.
berbeda dari kelompok
lain.
Memberikan waktu selama
15 menit untuk masing-
masing kelompok mencari
materi yang ditugaskan.

Mendengarkan penjelasan
Mengumpulkan data guru.
Memberikan waktu 15
menit untuk membahas
ketua masing-masing
materi yang didapatkan.
kelompok mengambil
materi tugas dari guru.

Meminta siswa
mempresentasikan hasil
diskusi siswa bersama
Mencari materi tugas pada
kelompoknya.
buku, internet, maupun
literature lainnya.

Siswa bersama
kelompoknya membahas
dan menyimpulkan materi
Memberikan penjelasan tugas yang telah didapatkan
singkat (berupa dari literature.
pembenaran, pelurusan
atau penegasan) untuk
memantapkan pengetahuan juru bicara kelompok
siswa tentang faktor-faktor menyampaikan hasil
yang mempengaruhi pembahasan kelompoknya
pergeseran arah secara singkat, sementara
kesetimbangan serta kelompok lain
penerapan prinsip mendengarkan.
kesetimbangan dalam
mencatat hal-hal penting
kehidupan sehari-hari dan
yang didapat dari
industri.
mendengarkan persentasi
kelompok lain.
Guru memberikan
contoh yang berkaitan Mendengarkan penjelasan
tentang guru dan mencatat hal-hal
Mengasosiasi pentingnyapentingnya penting dan melengkapi
kesetimbangan kimia pada catatan hasil presentasi
mahluk hidup, khususnya kelompok lain.
manusia ketika berada
pada dataran tinggi untuk
dapat bertahan
hidupsebagai langkah
pemberian pendidikan
karakter pada peserta
didik.
Mengkomunikasikan
3. KEGIATAN AKHIR (5 Untuk menguji Menjawab soal yang
menit) pemahaman siswa, guru diberikan guru.
memberikan evaluasi
berupa latihan soal kepada
siswa. Siswa diberikan
waktu 10 menit untuk
mengerjakannya kemudian
soal-soal tersebut dijawab
dan dibahas bersama.
Bersama siswa
merangkum dan
menyimpulkan hasil
pembelajaran hari ini serta
mendorong siswa untuk
selalu bersyukur atas
karunia Tuhan YME dan Menyimpulkan hasil
memuji Tuhan YME atas pembelajaran dan
begitu sempurnanya menuliskannya dibuku
penciptaan-Nya. catatan.
Meminta peserta didik
untuk belajar
mempersiapkan evaluasi
keseluruhan materi
kesetimbangan kimia pada
pertemuana selanjutnya.
Menutup pembelajaran
dengan mengucapkan
syukur dan salam.

H. PENILAIAN DAN HASIL PEMBELAJARAN


a. Prosedur Penilaian
Penilaian Kognitif
• Jenis Instrumen : Tulisan
• Bentuk Instrumen : Uraian
Penilaian Psikomotor
• Jenis Instrumen : Non Tes
• Bentuk Instrumen : -
Penilaian Afektif
• Jenis Instrumen : Non Tes
• Bentuk Instrumen : Lembar pengamatan siswa menggunakan rubrik penilaian perilaku
(Lampiran 1).
Penugasan Terstruktur
• Latihan tugas
• Tugas baca tentang materi selanjutnya di rumah.

b. Instrumen Penilaian : Terlampir

I. SOAL EVALUASI
(Lampiran 2)
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Penilaian Afektif/ Sikap


No Aspek yang dinilai Skor Keterangan
1 2 3
1. Rasa ingin tahu
2. Ketelitian dalam
menggunakan data
hasil percobaan
dan melakukan
perhitungan
3. Ketekunan/
keuletan dalam
belajar baik secara
kelompok maupun
individu dalam
menyelesaikan
masalah yang ada
4. Kejujuran dalam
mengolah data dan
mengerjakan soal
latihan / evaluasi

Keterangan berdasarkan rubric penilaian:

No Aspek yang dinilai Rubrik


1 Rasa ingin tahu 3 = menunjukkan rasa ingin
tahu yang besar, antusias,
aktif dalam dalam kegiatan
baik kelompok maupun
individu.
2 = menunjukkan rasa ingin
tahu, namun tidak terlalu
antusias, dan baru terlibat
aktif dalam kegiatan
kelompok ketika disuruh atau
kurang antusias dalam
menyelesaikan masalah
secara individu.
1 = tidak menunjukkan
antusias dalam pengamatan,
sulit terlibat aktif dalam
kegiatan kelompok atau
individu walaupun telah
didorong untuk terlibat.
1. Ketelitian dalam 3 = mengamati demonstrasi
menggunakan data hasil dan mengolah data hasil
percobaan dan percobaan sesuai prosedur,
melakukan perhitungan. dan melakukan perhitungan
secara tepat.
2 = mengamati demonstrasi
dan mengolah data hasil
percobaan sesuai prosedur,
namun perhitungan kurang
tepat.
1 = mengamati demonstrasi
dan mengolah data hasil
percobaan sesuai prosedur,
tetapi perhitungan tidak
tepat, atau sebaliknya.
2. Ketekunan/ keuletan dalam 3 = tekun/ulet dalam
belajar baik secara kelompok menyelesaikan tugas dengan
maupun individu dalam hasil terbaik yang bisa
menyelesaikan masalah. dilakukan, berupaya tepat
waktu.
2 = berupaya tepat waktu
dalam menyelesaikan tugas,
namun belum menunjukkan
upaya terbaiknya.
1 = tidak berupaya sungguh-
sungguh dalam
menyelesaikan tugas, dan
tugasnya

LAMPIRAN 2
SOAL EVALUASI

Indikator : Siswa dapat menjelaskan pengertian kesetimbangan kimia


Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri kesetimbangan adalah:
A. Konsentrasi reaktan dan produk sama
B. Laju pembentukan produk sama dengan Laju penguraian reaktan
C. Konsentrasi zat-zat reaktan dan produk bertambah
D. Reaksi berlangsung satu arah
E. Jumlah mol reaktan sama dengan jumlah mol produk
Indikator : Siswa dapat menyebutkan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran arah
kesetimbangan kimia.
Berikut ini yang merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran arah kesetimbangan adalah
kecuali :
A. Perubahan Konsentrasi
B. Perubahan Suhu
C. Penambahan Katalis
D. Perubahan Volume
E. Perubahan Tekanan
Indikator : Siswa dapat menjelaskan perubahan konsentrasi terhadap pergeseran arah
kesetimbangan.
Dari reaksi setimbang berikut ini:
Fe3+(aq) + SCN-(aq) FeSCN2+(aq)
Jika ditambah 1 tetes larutan jenuh FeCl3 maka…..
A. Jumlah ion FeSCN2+ akan berkurang
B. Jumlah ion FeSCN2+ akan bertambah
C. Jumlah ion SCN- akan bertambah
D. Jumlah ion Fe3+ akan berkurang
E. Jumlah ketiga ion tetap
Indikator : Menjelaskan konsep pergeseran kesetimbangan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesetimbangan.
Pada Suhu tetap pada reaksi kesetimbangan
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
Volume ruang diperbesar maka…..
A. CaO bertambah
B. CaCO3 bertambah
C. CaO dan CO2 bertambah
D. CaCO3 dan CO2 bertambah
E. CaCO3 dan CaO bertambah

Agar pada reaksi kesetimbangan :


N2(g) + O2(g) 2NO(g) ∆H = +180kJ
jumlah gas NO yang dihasilkan maksimal, maka tindakan yang diperlukan adalah….
A. Menurunkan tekanan
B. Menakaikan tekanan
C. Memperbesar volume
D. Menurunkan suhu
E. Menaikkan suhu
Indikator : Penerapan prinsip kesetimbangan kimia
Proses Haber-Bosch merupakan penerapan prinsip kesetimbangan kimia dalam industry pembuatan.
..
A. Amonia
B. Asam Sulfat
C. Asam Nitrat
D. Asam Klorida
E. Natrium Hidroksida

Essay : Jelaskan cara yang dilakukan untuk memperbanyak pembenKtukan produk pada reaksi
berikut : N2 + 3H2 2NH3 Kj

Nilai total :
Bobot nilai persoal = 100 Pilihan Ganda : 10 x 6 = 60
Essay : 40
SOAL JAWABAN
B. Laju pembentukan produk sama dengan
1
Laju penguraian reaktan
2 C. Penambahan Katalis
3 B. Jumlah ion FeSCN2+ akan bertambah
4 C. CaO dan CO2 bertambah
5 E. Menaikkan suhu
6 A. Amonia
1. Menurunkan suhu
2. Memperbesar tekanan
Essay
3. Memperkecil Volume
4 Memperbesar konsentrasi N2 dan H2

MATERI PEMBELAJARAN

Faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kesetimbangan


Suatu sistem kesetimbangan dapat berubah, jika mendapat pengaruh dari luar. Perubahan
tersebut bertujuan untuk mencapai kesetimbangan baru, sehingga disebut pergeseran
kesetimbangan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Henry Louis Le
Chatelier.
“Jika suatu sistem kesetimbangan mendapat pengaruh dari luar, maka sistem akan bergeser,
sehingga dapat meminimalisir pengaruh dari luar. Dengan demikian, sistem akan mencapai
kesetimbangan kembali”

Beberapa faktor yang memengaruhi pergeseran kesetimbangan :

1. Pengaruh Konsentrasi terhadap Kesetimbangan


Perubahan konsentrasi terjadi karena konsentrasi pereaksi ditambah atau dikurangi. Apabila
konsentrasi pereaksi ditambah, reaksi bergeser ke kanan atau ke arah produk. Sedangkan jika
konsentrasi pereaksi dikurangi, reaksi bergeser ke arah kiri atau ke arah pereaksi, sehingga
konsentrasi pereaksi bertambah.

2. Pengaruh Suhu
Kesetimbangan reaksi juga dapat bergeser karena pengaruh suhu. Perhatikan reaksi berikut:

Jika reaksi tersebut dituliskan dalam persamaan termokimia,maka reaksi yang ke kanan
merupakan reaksi eksoterm dan reaksi yang kekiri merupakan reaksi endoterm

Pada reaksi di atas, apabila suhu diturunkan, gas menjadi tidak berwarna dan kesetimbangan
bergeser kearah N2O2 yang tidak berwarna (kearah eksoterm dengan melepaskan kalor). Apabila
suhu dinaikkan gas berwarna coklat, karena kesetimbangan bergeser ke arah NO2 yang berwarna
coklat (kearah endoterm dengan cara menyerap kalor).

3. Pengaruh Tekanan dan Volume


Sistem kesetimbangan gas mempungai tekanan dan volume tertentu. jika tekanan sistem
diperbesar atau diperkecil, ada kesetimbangan yang terganggu dan ada pula yang tidak tergangu,
tergantung pada jumlah koofisien pereaksi dan hasil reaksi.
Jika tekanan diperbesar atau volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah
koefisien yang kecil. Sebaliknya, jika tekanan diperkecil atau volume diperbesar, kesetimbangan
akan bergeser ke arah jumlah koefisien yang besar. Tetapi, jika jumlah koefisien pereaksi sama
dengan koefisien hasil reaksi, perubahan tekanan atau volume tidak akan menggeser
kesetimbangan.

Aplikasi Prinsip Kesetimbangan Kimia dalam Industri


Banyak proses industri zat kimia yang didasarkan pada reaksi kesetimbangan. Agar efesien,
kondisi reaksi haruslah diusahakan sedemikian sehingga menggeser kesetimbangan ke arah
produk dan meminimalkan reaksi balik. Misalnya:

Pembuatan Amonia dengan Proses Haber-Bosch

Unsur nitrogen terdapat di atmosfer dan menyusun sebanyak 78% dari volumenya, tetapi
karena kelembaman nitrogen, senyawa-senyawa nitrogen tidak banyak terdapat di alam. Metode
untuk menyintesis senyawa-senyawa nitrogen yang dikenal sebagai fiksasi nitrogen buatan,
merupakan proses industri yang sangat penting. Metode utama adalah mereaksikan nitrogen dan
hidrogen membentuk amonia. Amonia selanjutnya diubah menjadi senyawa nitrogen lainnya,
seperti asam nitrat dan garam nitrat. Pupuk urea (CO(NH2)2) merupakan bahan kimia yang
terbentuk melalui reaksi NH3 dengan CO2.
Amonia juga digunakan dalam pembuatan bermacam-macam monomer yang mengandung
nitrogen untuk industri nilon, polimer-polimer akrilat, dan busa poliutretan. Amonia juga
digunakan dalam industri farmasi, macam-macam bahan organik, anorganik, detergen dan
larutan pembersih, pupuk, dan bahan peledak (TNT atau trinitrotoluena).
Dasar teori dari reaksi sintesis amonia dan uji laboratorisnya merupakan penelitian Fritz Haber
(1908). Usaha pengembangan proses Haber menjadi proses besar-besaran. Usaha tersebut
merupakan tantangan bagi insinyurinsinyur kimia pada saat itu. Hal ini karena metode tersebut
mensyaratkan reaksi kimia dalam fasa gas pada suhu dan tekanan tinggi dengan katalis yang
sesuai. Pekerjaan ini dipimpin oleh Carl Bosch di Badishe Anilin and Soda Fabrik (BASF). Pada
tahun 1913, pabrik beroperasi dengan produksi 30.000 kg NH3 per hari. Pabrik amonia modern
saat ini mempunyai kapasitas 50 kali lebih besar.
Beberapa data relevan mengenai reaksi sintesis amonia adalah:
N2(g) + 3H2(g)  2NH3(g)

(ΔH = –92,38 kJ/mol, suhu = 298 K, Kp = 6,2 × 105)

Untuk setiap 1 mol gas nitrogen dan 3 mol gas hidrogen dihasilkan 2 mol gas amonia.
Peningkatan tekanan menyebabkan campuran reaksi bervolume kecil dan menyebabkan
terjadinya reaksi yang menghasilkan amonia lebih besar. Reaksi ke kanan bersifat eksoterm.
Reaksi eksoterm lebih baik terjadi jika suhu diturunkan, sehingga reaksi bergeser ke kanan
menghasilkan amonia makin besar. Jadi kondisi optimum untuk produksi NH3 adalah tekanan
tinggi dan suhu rendah. Tetapi, keadaan optimum ini tidak mengatasi masalah laju reaksi.
Sekalipun produksi kesetimbangan NH3 lebih baik terjadi pada suhu rendah, namun laju
pembentukannya sangat lambat, sehingga reaksi ini tidak layak. Salah satu cara untuk
meningkatkan reaksi adalah dengan menggunakan katalis. Walaupun tidak mempengaruhi
kesetimbangan, namun katalis dapat mempercepat reaksi. Keadaan reaksi yang biasa dilakukan
dalam proses Haber–Bosch adalah pada suhu 550 °C, tekanan dari 150 sampai dengan 500 atm,
dan katalis biasanya besi dengan campuran Al2O3, MgO, CaO, dan K2O. Cara lain untuk
meningkatkan laju produksi NH3 adalah memindahkan NH3 dengan segera setelah terbentuk.

Titik didih gas NH3 lebih tinggi daripada titik didih nitrogen dan hidrogen. Proses selanjutnya,
gas amonia didinginkan sehingga mencair. Gas nitrogen dan gas hidrogen yang belum bereaksi
dan gas amonia yang tidak mencair kemudian diresirkulasi, dicampur dengan gas nitrogen dan
hidrogen, kemudian dialirkan kembali ke dalam tangki.

B. Pembuatan Asam Sulfat dengan Proses Kontak


Salah satu cara pembuatan asam sulfat melalui proses industri dengan produk yang cukup
besar adalah dengan proses kontak. Bahan yang digunakan pada proses ini adalah belerang dan
melalui proses berikut.

a. Belerang dibakar di udara, sehingga bereaksi dengan oksigen dan menghasilkan gas belerang
dioksida.
S(s) + O2(g) → SO2(g)
b. Belerang dioksida direaksikan dengan oksigen dan dihasilkan belerang trioksida.
SO2(g) + ½ O2(g)  SO3(g)
Reaksi ini berlangsung lambat, maka dipercepat dengan katalis vanadium pentaoksida (V2O5)
pada suhu ± 450 °C.
c. SO3 yang dihasilkan, kemudian dipisahkan, dan direaksikan dengan air untuk menghasilkan
asam sulfat.
SO3(g) + H2O(l) → H2SO4(aq)
d. Reaksi tersebut berlangsung hebat sekali dan menghasilkan asam sulfat yang sangat korosif.
Untuk mengatasi hal ini, gas SO3 dialirkan melalui menara yang di dalamnya terdapat
aliran H2SO4 pekat, sehingga terbentuk asam pirosulfat (H2S2O7) atau disebut “oleum”. Asam
pirosulfat direaksikan dengan air sampai menghasilkan asam sulfat.

SO3(g) + H2SO4(g) → H2S2O7(aq)


H2S2O7(aq) + H2O(l) → 2H2SO4(l)

Beberapa manfaat asam sulfat adalah untuk pembuatan pupuk, di antaranya pupuk superfosfat,
detergen, cat kuku, cat warna, fiber, plastik, industri logam, dan pengisi aki. Asam sulfat kuat
93% sampai dengan 99% digunakan untuk pembuatan berbagai bahan kimia nitrogen, sintesis
fenol, pemulihan asam lemak dalam pembuatan sabun, pembuatan asam fosfat dan tripel
superfosfat. Oleum (H2S2O7) digunakan dalam pengolahan minyak bumi, TNT (trinitrotoluena),
dan zat warna serta untuk memperkuat asam lemah.

3. Jika kalian akan membuat Modul (judul Bebas). Tuliskan pertanyaan – pertanyaan- yang akan

kamu ajukan sebelum menuliskan modul tersebut!


Jawab :

a. Apakah strategi yang tepat dapat mengembangkan intelektual peserta didik?

b. Bagaimana perencanaan pembelajaran yang ideal menurut tuntutan kurikulum yang

berlaku?

c. Apakah Modul tersebut dapat menunjang kemampuan peserta didik menjadi lebih baik?

d. Apakah Modul tersebut memiliki daya Tarik untuk siswa bersemangat dalam membaca

modul tersebut?

e.Apakah Modul tersebut memiliki bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa? Dan

memudahkan Proses KBM?

4. Jelaskan Teori Pedagogik Konstruktivis dalam Pendidikan Ilmu Kimia!

Jawab :

Teori konstruktivisme juga mempunyai pemahaman tentang belajar yang lebih menekankan pada

proses daripada hasil. Hasil belajar sebagai tujuan dinilai penting, tetapi proses yang melibatkan

cara dan strategi dalam belajar juga dinilai penting. Dalam proses belajar, hasil belajar, cara

belajar, dan strategi belajar akan mempengaruhi perkembangan tata pikir dan skema berpikir

seseorang. Sebagai upaya memperoleh pemahaman atau pengetahuan, siswa ”mengkonstruksi”

atau membangun pemahamannya terhadap fenomena yang ditemui dengan menggunakan

pengalaman, struktur kognitif, dan keyakinan yang dimiliki.

 Pendekatan pedagogis konstruktivis hanyalah salah satu cara untuk membantu siswa belajar.

Sebuah teori pengajaran bisa, pada kenyataannya, mencakup teori konstruktivis belajar dan terlihat

sangat berbeda dibandingkan dengan pendekatan pedagogis konstruktivis dijelaskan dalam

literatur. Ini akan menjadi layak memeriksa ulang pengertian kita tentang pedagogi konstruktivis
dan, dengan bantuan penelitian empiris yang berfokus pada siswa belajar dan rasa tanggap budaya,

teori mengajar dapat dikembangkan yang memungkinkan untuk beberapa strategi untuk

memperoleh tujuan serta sebagai rasa pengajaran yang efektif yang naik di atas dan melampaui

konsepsi kita saat pedagogi konstruktivis.

 Teori ini dapat memberikan cara-cara mempertimbangkan kembali tuntutan dalam pedagogi

konstruktivis untuk pengetahuan tentang mata pelajaran yang mendalam dan luas pada bagian dari

guru, dan guru khususnya SD. Dengan mempertimbangkan mengajar di tingkat yang lebih umum

dari materi pelajaran individual, dimungkinkan untuk memberikan kerangka yang berguna bagi

guru yang materi pelajaran di daerah tertentu tidak sekuat di negara lain. Frame ini juga akan

berguna bagi guru dalam pengembangan nya terus pengetahuan materi pelajaran.

 Sumber Jurnal/Artikel “Constructivist Pedagogy” by Richardson ,Michigan University

5. Jelaskan perkembangan konstruktivisme dalam Pendidikan Ilmu Kimia!

Jawab :

Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan

mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan

gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan

pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan

dan menjadi lebih dinamis.

Tokoh-Tokoh Konstruktivisme
Dewey dan Pembelajaran Demokratis

John Dewey

Pembelajaran berbasis masalah menemukan akar intelektualnya pada penelitian John Dewey

(Ibrahim & Nur, 2004). Dalam demokrasi dan pendidikan Dewey menyampaikan pandangan

bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan

laboratorium untuk memecahkan masalah kehidupan nyata. Ilmu mendidik Dewey menganjurkan

pembelajar untuk mendorong pebelajar terlibat dalam proyek atau tugas berorientasi masalah dan

membantu mereka menyelidiki masalah-masalah intelektual dan sosial.

Dewey juga menyatakan bahwa pembelajaran disekolah seharusnya lebih memiliki manfaat dari

pada abstrak dan pembelajaran yang memiliki manfaat terbaik dapat dilakukan oleh pebelajar

dalam kelompok-kelompok kecil untuk menyelesaikan proyek yang menarik dan pilihan mereka

sendiri.

Konstrukivisme Piaget dan Vygotsky


Jean Piaget

Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan diatas pandangan konstruktivis kognitif (Ibrahim

dan Nur, 2004). Pandangan ini banyak didasarkan teori Piaget. Piaget mengemukakan bahwa

pebelajar dalam segala usia secara aktif terlibat dalam proses perolehan informasi dan membangun

pengetahuan mereka sendiri. Bagi Piaget pengetahuan adalah konstruksi (bentukan) dari

kegiatan/tindakan seseorang (Suparno, 1997). Pengetahuan tidak bersifat statis tetapi terus

berevolusi.

Seperti halnya Piaget, Vygotsky juga percaya bahwa perkembangan intelektual terjadi pada saat

individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang dan ketika mereka berusaha untuk

memecahkan masalah yang dimunculkan oleh pengalaman ini (Ibrahim & Nur, 2004). Untuk

memperoleh pemahaman individu mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang

telah dimiliki.
Lev Vygotsky

Piaget memandang bahwa tahap-tahap perkembangan intelektual individu dilalui tanpa

memandang latar konteks sosial dan budaya individu. Sementara itu, Vygotsky memberi tempat

lebih pada aspek sosial pembelajaran. Ia percaya bahwa interaksi sosial dengan orang lain

mendorong terbentuknya ide baru dan memperkaya perkembangan intelektual pembelajar.

Implikasi dari pandangan Vygotsky dalam pendidikan adalah bahwa pembelajaran terjadi melalui

interaksi sosial dengan pembelajar dan teman sejawat. Melalui tantangan dan bantuan dari

pembelajar atau teman sejawat yang lebih mampu, pebelajar bergerak ke dalam zona

perkembangan terdekat mereka dimana pembelajaran baru terjadi


Bruner dan Belajar Penemuan

Jerome Bruner

Bruner adalah adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif. Ia telah

mengembangkan suatu model instruksional kognitif yang sangat berpengaruh yang disebut dengan

belajar penemuan. Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian

pengetahuan secara aktif oleh manusia dan dengan sendirinya memberikan hasil yang lebih baik.

Berusaha sendiri untuk pemecahan masalah dan pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan

pengetahuan yang benar-benar bermakna (Dahar, 1998).

Bruner menyarankan agar pebelajar hendaknya belajar melalui partisipasi secara aktif dengan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip agar mereka dianjurkan untuk memperopleh pengetahuan.

Perlunya pembelajar penemuan didasarkan pada keyakinan bahwa pembelajaran sebenarnya

melalui penemuan pribadi.

 Setelah Pengertian dan Proses Penemuan dan Pengembangan oleh Tokoh – Tokoh diatas Korelasi

pengembangan model kontruktivisme dalam bidang pendidikan ilmu kimia adalah :

Penggunaan Model Konstruktivisme dalam pengajaran bidang pendidikan ilmu kimia kian
berlanjut di sekolah sekolah maupun institusi. Dimana model pembelajaran konstruktivisme ini

sering digunakan pada materi pembelajaran Larutan Penyangga

” Dalam pembelajaran kimia kelas XI IPA di SMU pada kompetensi dasar larutan penyangga, siswa

kadang-kadang kesulitan dalam memutuskan apakah suatu larutan merupakan larutan penyangga

sebagai efek menambahkan ke dalam masing-masing larutan pada larutan lainnya yang mengandung

asam atau basa atau dalam memutuskan apakah larutan merupakan larutan penyangga berdasarkan zat

terlarutnya (Hawkes, 1996). Melihat kondisi tersebut, untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap

materi larutan penyangga maka diterapkan pembelajaran konstruktivistik melalui strategi peta konsep.”

Pernyataan tersebut saya temukan di Jurnal “PENERAPAN PEMBELAJARAN


KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN KIMIA DI SMU” Oleh Budi Utami
Jadi Seiring Perkembangan zaman Penggunaan Konstruktivisme dalam pembelajaraan bida
pendidikan ilmu kimia, selalu digunakan pada setiap materi yang memerlukan.

Anda mungkin juga menyukai