Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 7

AYUDIAH LESTARI GUNAWAN (5183151018)

DINI FITRI ANISYA (5182151010)

RENNI BR PINEM (5182151005)

Dosen Pengampu: Dra. Nurmaniah, M.Pd

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMATIKA DAN KOMPUTER
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2018
KATA PENGANTAR

Atas berkat rahmat ALLAH Yang Maha Esa, maka tersusunlah makalah ini yang masih
penuh dengan kekurangan. Penulis/penyusun senantiasa memohon kepada-Nya agar makalah
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca,amin...

Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen pengampu yang telah memberikan
kesempatan atas terwujudnya makalah ini. Tak lupa pula rasa terima kasih kepada rekan-
rekan yang membantu/bekerja sama dalam menyusun makalah ini.

Terima kasih serta rasa syukur yang tertinggi kami persembahkan kepada ALLAH SWT yang
telah menganugerahi kemampuan dan kesempatan bagi kami para penyusun/penulis makalah
ini.

Medan, 09 Oktober 2018


DAFTAR ISI

Cover ............................................................................................................................................. i

Kata Pengantar .............................................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 1

C. Tujuan ...................................................................................................................................... 1

BAB II Pembahasan Materi

A. Pengertian Perkembangan Bahasa Remaja .............................................................................. 2

B. Hubungan Kemampuan Berbahasa Dengan Kemampuan Berpikir ......................................... 3

C. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja .......................................................................... 4

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Remaja ...................................... 5

BAB III Penutup

A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 7

B. Saran ......................................................................................................................................... 7

Daftar Pustaka ............................................................................................................................ 8


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan suatu untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial. Penggunaan aspek kebahasaan dalam proses pembelajaran
sering berhubungan satu sama lainnya. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat
luas, remaja mengikuti proses belajar di sekolah. Sebagaimana diketahui dilembaga
pendidikan bahasa diberikan rangsangan yang terarah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan
semata,namun juga secara berencana merekayasa perkembangan sistem budaya, termasuk
didalamya perilaku berbahasa.
Pengaruh pergaulan dalam masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol,
sehingga bahasa remaja menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang
didalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok
tertentu yang bentuknya amat khusus.
Perkembangan bahasa anak dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat
dimana mereka tinggal. Hal ini berarti bahwa proses pembentukan kepribadian yang
dihasilkan dari pergaulan dengan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam
perilaku berbahasa. Bersamaan dengan kehidupannya dalam masyarakat luas, anak (remaja)
mengikuti proses belajar di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perkembangan bahasa remaja?
2. Apa hubungan kemampuan berbahasa dengan kemampuan berpikir?
3. Apa saja karakteristik perkembangan bahasa remaja?
4. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa remaja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian perkembangan bahasa remaja
2. Untuk mengetahui apa hubungan kemampuan berbahasa dengan kemampuan berpikir
3. Untuk mengetahui apa saja karakteristik perkembangan bahasa remaja
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa remaja

1
BAB II

PEMBAHASAN

PERKEMBANGAN BAHASA REMAJA

A. PENGERTIAN

Perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu
dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh dan kualitatif,
misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak.
Sedangkan yang dimaksud dengan bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh
seorang dalam pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain. Bahasa merupakan alat
bergaul. Oleh karena itu penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu
memerlukan berkomunikasi dengan orang lain. Sejak seorang bayi mulai berkomunikasi
dengan orang lain, sejak itu pula bahasa diperlukan. Sejalan dengan perkembangan
hubungan sosial, maka perkembangan bahasa seorang dimulai dengan meraba (suara atau
bunyi tanpa arti) dan diikuti dengan bahasa atau suku kata, dua suku kata, menyusun kalimat
sederhana dan seterusnya melakukan sosialisasi dengan menggunakan bahasa yang kompleks
sesuai dengan tingkat perilaku sosial.
Bahasa juga merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Dalam
pengertian ini, tercakup semua cara untuk berkomunikasi, di mana pikiran dan perasaan
dinyatakan dalam bentuk lambang atau symbol untuk mengungkapkan sesuatu pengertian,
seperti dengan menggunakan lisan, tulisan, isyarat, bilangan, lukisan, dan mimik muka.
Bahasa merupakan faktor hakiki yang membedakan manusia dengan hewan. Bahasa sangat
erat kaitannya dengan perkembangan pikir individu. Perkembangan pikiran individu tampak
dalam perkembangan bahasanya yaitu kemampuan membentuk pengertian, menyusun
pendapat, dan menarik kesimpulan.
Dan kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau
to grow maturity. Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia
antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa
remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18
tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir
individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.
Remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Remaja juga terjadi proses
perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan

2
psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita
mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.
Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-
kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai. Bagian dari
masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih
terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua
organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan
mampu berpikir secara abstrak.

B. HUBUNGAN KEMAMPUAN BERBAHASA DENGAN KEMAMPUAN BERPIKIR

Berfikir pada dasarnya merupakan rangkaian proses kognisi yang bersifat pribadi atau
pemrosesan informasi yang berlangsung selama munculnya stimulus sampai dengan
munculnya respons (morgan, 1989). Dalam proses berfikir digunakan simbol – simbol yang
memiliki makna dan arti tertentu bagi masing – masing individu. Kemampuan berbahasa dan
kemampuan berfikir saling mempengaruhi satu sama lain.
Seseorang yang rendah kemampuan berfikirnya akan mengalami kesulitan dalam
menyusun kalimat yang baik, logis, dan sistematis. Hal ini berakibat sulitnya berkomunikasi.
Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan orang lain. Seseorang menyampaikan ide
dengan berbahasa dan menangkap ide orang lain juga dengan melalui bahasa. Menyampaikan
dan mengambil ide itu merupakan proses berfikir yang abstrak. Ketidaktepatan menangkap
arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekeburan presepsi yang diperolehnya. Akibat
lebih lanjut adalah hasil proses berfikir jadi tidak benar, dan hal itu disebabkan karena
kemampuan berbahasa seseorang yang rendah. Sering kali dikatakan oleh banyak orang
bahwa kemampuan berfikir seseorang menentukan dan sekaligus dapat dipahami dari
kemampuan bahasanya. Sebaliknya kemampuan berbahasa seseorang merupakan
pencerminan dari kemampuan berfikir seseorang.
Meskipun demikian, dalam kasus tertentu ada sejumlah orang yang kemampuan
berfikirnya bagus tetapi kemampuan bahasanya kurang. Sebaliknya ada sejumlah orang yang
kemampuan bahasanya bagus tetapi kemampuan berfikirnya tidak sebagus kemampuan
bahasanya. Seringkali dijumpai sejumlah orang yang mampu menulis dengan bagus untuk
memngekspresikan pemikirannya, tetapi ketika diminta untuk mempersentasikan pikiran –
pikirannya justru jadi tidak menarik. Sebaliknya, ada sejumlah orang yang ketika diminta
mempresentasikan pikiran-pikirannya sangat menarik dan sangat memukau banyak orang,
tetpi ketika diminta menuangkan hasil pikiran-pikirannya dalam tulisan menjadi tidak
menarik.

3
C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL REMAJA USIA SEKOLAH
MENENGAH

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar dari
lingkungan, dan dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan.
Lingkungan remaja mencakup lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan
teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang
berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu.
Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di
mana mereka tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari
pergaulan masyarakat sekitar akan memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Bersamaan
dengan kehidupannya di dalam masyarakat luas, anak (remaja) mengkutip proses belajar
disekolah. Sebagaimana diketahui, dilembaga pendidikan diberikan rangsangan yang terarah
sesuai dengan kaidah-kaedah yang benar. Proses pendidikan bukan memperluas dan
memperdalam cakrawala ilmu pengetahuan semata, tetapi juga secara berencana merekayasa
perkembangan sistem budaya, termasuk perilaku berbahasa. Pengaruh pergaulan di dalam
masyarakat (teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja)
menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus,
seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan
atau tes. Bahasa prokem terutama secara khusus untuk kepentingan khusus pula.
Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam
perkembangan bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang
lain. Hal ini ditunjukkan oleh pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial
keluarganya. Keluarga dari masyarakat lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan
banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar.
Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki status sosial lebih baik, menggunakan
istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya juga berbahasa lebih baik.
Ragam bahasa remaja memiliki ciri khusus, singkat, lincah dan kreatif. Kata-kata yang
digunakan cenderung pendek, sementara kata yang agak panjang akan diperpendek melalui
proses morfologi atau menggantinya dengan kata yang lebih pendek seperti ‘permainan
diganti dengan mainan, pekerjaan diganti dengan kerjaan.
Kalimat-kalimat yang digunakan kebanyakan berstruktur kalimat tunggal. Bentuk-
bentuk elip juga banyak digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek
sehingga seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan

4
struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering membuat
pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami kesulitan untuk
memahaminya. Kita bisa mendengar bagaimana bahasa remaja ini dibuat begitu singkat tetapi
sangat komunikatif.
Karakteristik perkembangan bahasa remaja sesungguhnya didukung oleh
perkembangan kognitif yang menurut Jean Piaget telah mencapai tahap operasional formal.
Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, remaja mulai mampu mrngaplikasikan prinsip-
prinsip berpikir formal atau berpikir ilmiah secara baik pada setiap situasi dan telah
mengalami peningkatan kemampuan dalam menyusun pola hubungan secara komperhensif,
membandingkan secara kritis antara fakta dan asumsi dengan mengurangi penggunaan
symbol-simbol dan terminologi konkret dalam mengomunikasikannya.
Sejalan perkembangan psikis remaja yang berada pada fase pencarian jati diri, ada tahapan
kemampuan berbahasa pada remaja yang berbeda dari tahap-tahap sebelum atau sesudahnya
yang kadang-kadang menyimpang dari norma umum seperti munculnya istilah-istilah khusus
di kalangan remaja. Karakteristik psikologis khas remaja seringkali mendorong remaja
membangun dan memiliki bahasa relatif berbeda dan bahkan khas untuk kalangan remaja
sendiri, sampai-sampai tidak jarang orang di luar kalangan remaja kesulitan memahaminya.
Dalam perkembangan masyarakat modern sekarang ini, di kota-kota besar bahkan
berkembang pesat bahasa khas remaja yang sering dikenal dengan bahasa gaul. Bahkan
karena pesatnya perkembangan bahasa gaul ini dan untuk membantu kalangan diuluat remaja
memahami bahasa mereka, Debby Sahertian (2000) telah menyusun dan menertibkan sebuah
kamus khas remaja yang disebut dengan “Kamus Bahasa Gaul”. Dalam kamus itu tertera
sekian ribu bahasa gaul yang menjadi bahasa khas remaja yang jika kita pelajari sangat
berbeda dengan bahasa pada umumnya. Kalangan remaja justru sangat akrab dan sangat
memahami bahasa gaul serta merasa lebih aman jika berkomunikasi dengan sesama remaja
menggunakan bahasa gaul.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN SOSIAL


REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH

Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
a) Umur anak
Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya
pengalaman, dan meningkatkan kebutuhan. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan
dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya. Faktor fisik ikut mempengaruhi

5
sehubungan semakin sempurnanya pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk
melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa remaja perkembangan biologis yang
menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat kesempurnaan, dengan dibarengi
oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu menunjukkan cara berkomunikasi
dengan baik.
b) Kondisi lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar
dalam berbahasa. Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan
dilingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan
daerah-daerah terpencil menunjukkan perbedaan.
Pada dasarnya bahasa dipelajari dari lingkungan. Lingkungan yang dimaksud
termasuk lingkungan pergaulan dalam kelompok, seperti kelompok bermain, kelompok kerja,
dan kelompok sosial lainnya.
c) Kecerdasan anak
Untuk meniru bunyi atau suara, gerakan dan mengenal tanda-tanda, memerlukan
kemampuan motorik yang baik. Kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan
meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun kalimat
dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat
dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.
d) Status sosial ekonomi keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang
baik bagi perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan untuk
dapat ditiru oleh anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan
keluarga yang berstatus sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa
bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain
pendidikan keluarga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa.
e) Kondisi fisik
Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu
kemampuannya untuk berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak
sempurna akan mengganggu perkembangan alam berbahasa.

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan bahasa adalah meningkatkatnya kemampuan penggunaan bahasa sebagai alat


komunikasi. Bahasa yang digunakan oleh remaja sangat dipengauhi oleh bahasa yang
didapatkan dalam proses sosialisasi dengan teman sebayanya. Dengan kata lain, lingkungan
keluarga dan sekolah memiliki peran yang sangat penting dalam menghadapi perkembangan
bahasa.

Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan bahasa


dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain adalah usia anak, kondisi keluarga dan kondisi
fisik anak terutama dari segi kesehatannya.

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain. bahwa
kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya
kemampuan berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Keduanya saling
menunjang satu sama lainnya.

B. Saran

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor


intelek/kognisi sangat berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Oleh
karena itu, kita harus menggunakan dan mengembangkan bahasa dengan berkembangnya
bahasa secara tidak sadar kita telah melangkah kedewasaan yang sudah merupakan kodrat
kita sebagai manusia. Hanya saja, agar pertumbuhan itu mencapai hasil yang maksimal harus
mempertahankan faktor-faktor pendukungnya

7
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. 2008. Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan : Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
PustakaSetia.
Hamid, Fuad Abdul. 1987. Proses Belajar Mengajar Bahasa. Jakarta: PPLPTK Depdikbud
http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1641582-mengapa-remaja-
sukamenggunakan-bahasa/
http://www.tumbuh-kembang-anak.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai