Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan resume ini dengan tepat waktu.
Salawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada junjungan alam nabi
besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.
Ucapan terimakasih juga saya haturkan kepada dosen yang telah ikut serta
dalam pembuatan makalah ini.
Saya menyadari dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan pengetahuan dan
pengalaman yang saya miliki. Namun demikian banyak pula pihak yang telah
membantu saya dengan menyediakan sumber informasi serta memberikan masukan
pemikiran. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
kesempurnaan makalah ini di waktu yang akan datang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi saya dan orang banyak agar mengetahui apa yang ada dalam
pelajaran Manajemen Unit Kerja.

Mataram, 23 Januari 2019

Penulis

1
BAB I
MOTIVASI

A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan, daya
penggerak atau kekuatan yang menyebabkan suatu tindakan atau
perbuatan. Kata movere, dalam bahasa inggris sering disepadankan dengan
motivation yang berarti pemberian motif, penimbulan motif, atau hal yang
menimbulkan dorongan atau keadaan yang menimbulkan dorongan. Motivasi
merupakan suatu dorongan yang membuat orang bertindak atau berperilaku
dengan cara – cara motivasi yang mengacu pada sebab munculnya sebuah
perilaku, seperti faktor – faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu. Motivasi dapat diartikan sebagai kehendak
untuk mencapai status, kekuasaan dan pengakuan yang lebih tinggi bagi
setiap individu. Motivasi justru dapat dilihat sebagai basis untuk mencapai
sukses pada berbagai segi kehidupan melalui peningkatan kemampuan dan
kemauan. Selain itu motivasi dapat diartikan sebagai keadaan yang
memberikan energi, mendorong kegiatan atau moves, mengarah dan
menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi kepuasaan
atau mengurangi ketidakseimbangan.

B. Pandangan tentang Motivasi


Terdapat berbagai macam pandangan tentang motivasi, diantaranya :
a. Model Tradisional
Model ini mengisyaratkan bahwa manajer menentukan bagaimana
pekerjaan – pekerjaan harus dilakukan dan digunakannya sistem
pengupahan insentif untuk memotivasi para pekerja. Lebih banyak
berproduksi, lebih banyak menerima penghasilan. Model ini menganggap
bahwa “ para pekerja pada dasarnya malas dan hanya dapat dimotivasi
dengan penghargaan berwujud uang”.
b. Model Hubungan Manusiawi
Kontak – kontak sosial pegawai pada pekerjanya merupakan hal
penting, bahwa kebosanan dan tugas – tugas yang bersifat pengulangan
adalah faktor – faktor pengurang motivasi. Manajer dapat memotivasi
bawahan melalui pemenuhan kebutuhan – kebutuhan sosial mereka dan
membuat mereka merasa berguna dan penting. Semisal, para karyawan
diberi berbagai kebebasan untuk membuat keputusan sendiri dalam
pekerjaannya.

2
c. Model SDM
Model ini menyatakan bahwa para karyawan dimotivasi oleh banyak
faktor, tidak hanya uang atau keinginan untuk mencapai kepuasan, tetapi
juga kebutuhan untuk berprestasi dan memperoleh pekerjaan yang berarti.
Mereka beralasan bahwa kebanyakan orang telah dimotivasi untuk
melakukan pekerjaan secara baik dan bahwa mereka tidak secara otomatis
melihat pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak dapat menyenangkan. Mereka
mengemukakan bahwa para karyawan lebih menyukai pemenuhan
kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik. Jadi, para karyawan dapat
diberi tanggung jawab yang lebih besar untuk pembuatan keputusan –
keputusan dan pelaksanaan tugas – tugas.

C. Sumber Motivasi
Sumber motivasi digolongkan menjadi dua, yaitu :
a. Motivasi Intrinsik
Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif – motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Itu
sebabnya motivasi intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu
dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajarnya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif – motif yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan
sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas dimulai dan diteruskan
berdasarkan dorongan dari luar yang tidak terkait dengan dirinya. Ada dua
faktor utama di dalam organisasi (faktor eksternal) yang membuat karyawan
merasa puas terhadap pekerjaan yang dilakukan, dan kepuasan tersebut
akan mendorong mereka untuk bekerja lebih baik, kedua faktor tersebut
antara lain : a) Motivator, yaitu prestasi kerja, penghargaan, tanggung jawab
yang diberikan, kesempatan untuk mengembangkan diri dan pekerjaannya
itu sendiri. b) Faktor kesehatan kerja, merupakan kebijakan dan administrasi
perusahaan yang baik, supervisi teknisi yang memadai, gaji yang
memuaskan, kondisi kerja yang baik dan keselamatan kerja.

3
BAB II
PERSEPSI

A. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat
penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia
sekelilingnya. Istilah persepsi berasal dari bahasa Inggris “perception”, yang
diambil dari bahasa Latin “perceptio”, “perceptio”, yang berarti menerima atau
mengambil. Dalam Kamus Inggris Indonesia, kata perception diartikan
dengan “penglihatan” atau “tanggapan” (Echlos & Shadily dalam Desmita,
2010, hlm. 117). Sementara itu, menurut Wilcox (2013, hlm. 104-106)
persepsi adalah penerjemah otak terhadap informasi yang disediakan oleh
semua indera fisik serta segala sesuatu yang telah ada dalam pikiran kita,
semua yang kita inginkan, kehendaki, sangka, dan dibutuhkan, pengalaman
masa lalu, membantu menentukan persepsi. Pendapat serupa disampaikan
oleh Sarwono (2002, hlm. 7) dalam pandangan konvensional persepsi
dianggap sebagai kumpulan penginderaan, sebagai proses pengenalan
objek yang merupakan aktivitas kognisi dimana otak aktif menggabungkan
kumulasi (tumpukan) pengalaman dan ingatan masa lalu serta aktif menilai
untuk memberi makna dan penilaian baik atau buruk. Berdasarkan beberapa
pengertian di atas, dapat dipahami bahwa persepsi adalah suatu proses
mengolah pengetahuan yang telah dimiliki untuk memperoleh dan
menginterpretasi stimulus yang diterima oleh sistem alat indra manusia.
Maka, pada dasarnya persepsi merupakan hubungan antara manusia
dengan lingkungannya, serta bagaimana manusia menggambarkan atau
menyampaikan stimulus yang ada di lingkungannya dengan menggunakan
pengetahuan yang dimilikinya, kemudian memproses hasil pengindraannya
itu, sehingga muncullah makna mengenai objek tersebut (baik atau buruk).

B. Jenis – jenis Persepsi


Setelah individu melakukan interaksi dengan obyek-obyek yang
dipersepsikan maka hasil persepsi dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Persepsi positif, yaitu persepsi yang menggambarkan segala


pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang
diteruskan dengan upaya pemanfaatannya.
b. Persepsi negatif, yaitu persepsi yang menggambarkan segala
pengetahuan (tahu tidaknya atau kenal tidaknya) dan tanggapan yang
tidak selaras dengan obyek yang dipersepsi.

4
C. Komponen-komponen Proses Pembentukan Persepsi

Menurut Sobur (2003) dalam proses persepsi, terdapat tiga kom-


ponen utama yaitu :
a. Seleksi, yaitu penyampaian oleh indera terhadap rangsangan dari luar,
intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. Setelah diterima,
rangsangan atau data diseleksi.
b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mem-
punyai arti bagi seseorang. Interpretasi dapat dipengaruhi oleh ber-bagai
faktor seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi,
kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pa-da
kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian informasi yang
diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang komplek menjadi
sederhana.
c. Pembulatan, yaitu penarikan kesimpulan dan tanggapan terhadap infor-
masi yang diterima. Persepsi yang diterjemahkan dalam bentuk tingkah
laku sebagai reaksi yaitu bertindak sehubungan dengan apa yang telah
diserap yang terdiri dari reaksi tersembunyi sebagai pendapat/ sikap dan
reaksi terbuka sebagai tindakan yang nyata sehubungan dengan tindakan
yang tersembunyi (pembentukan kesan).

D. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi


Shaleh (2009) menjelaskan persepsi lebih bersifat psikologis dari-pada
merupakan proses penginderaan saja maka ada beberapa faktor yang
mempengaruhi:

a. Perhatian yang selektif: dalam kehidupan manusia setiap saat akan me-
nerima banyak sekali rangsangan dari lingkungannya, meskipun demikian
seseorang tidak harus menghadapi semua rangsangan yang diteri- manya,
untuk itu individu harus memusatkan perhatiannya pada rang- sang
tertentu saja.
b. Ciri-ciri rangsang: rangsang yang bergerak di antara rangsang yang
diam akan lebih menarik perhatian, demikian juga rangsang yang pa- ling
besar di antara yang kecil, yang latar belakangnya kontras dan in- tensitas
rangsangnya paling kuat yang akan menarik perhatian.
c. Nilai dan kebutuhan individu: setiap orang mempunyai pola dan cita rasa
yang berbeda dalam mengamati sesuatu. Dalam suatu penelitian
menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat
uang koin lebih besar daripada anak-anak dari golongan ekonomi tinggi.
d. Pengalaman dahulu: pengalaman terdahulu yang dimiliki individu sangat
mempengaruhi bagaimana seseorang mempersepsi sesuatu.

5
BAB III
KOMUNIKASI

A. Pengertian Komunikasi
Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang yang
bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi
menggunakan media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang
atau sejumlah orang sehingga ada efek tertentu yang diharapkan (Effendy,
2000 : 13). Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk
gagasan, informasi dari seseorang ke orang lain (Handoko, 2002 : 30). Maka,
dapat kita simpulkan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana
seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat
menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan
lingkungan dan orang lain.

B. Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy :
a. Menginformasikan (to inform)
Komunikasi dapat menginformasikan kepada masyarakat mengenai
peristiwa yang terjadi, ide atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta
segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
b. Mendidik (to educated)
Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi,
manusia dapat menyampaikan ide dan pikirannya kepada orang lain,
sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
c. Menghibur (to entertain)
Komunikasi selain berguna untuk menyampaikan komunikasi,
pendidikan dan mempengaruhi juga berfungsi untuk menyampaikan hiburan
atau menghibur orang lain.
d. Mempengaruhi (to influence)
Komunikasi dapat mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi,
tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan lebih
jauh lagi.

6
C. Jenis Komunikasi
Komunikasi terbagi menjadi beberapa jenis dari segi peninjauannya,
yaitu :
a. Komunikasi alam sadar
Komunikasi alam sadar merupakan penyampaian informasi antara manusia
secara sadar. Komunikasi alam sadar umumnya merupakan komunikasi
interpersonal, misalnya komunikasi secara verbal dan nonverbal.
1. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal adalah proses komunikasi di mana pesan
disampaikan menggunakan kata-kata melalui mulut. Komunikasi
verbal mencakup aspekaspek berupa perbendaharaan kata-kata
(Vocabulary), kecepatan berbicara (Speaking rate), intonasi suara
(Intonation), humor (Humour), humor dapat meningkatkan kehidupan
yang bahagia. Dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan
satu -satunya selingan dalam berkomunikasi, Singkat dan jelas
(Concise and Clear), Waktu yang tepat (Timing)
2. Komunikasi non-verbal
Komunikasi non-verbal adalah proses komunikasi di mana
pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Contoh
komunikasi non-verbal ialah:
a. Komunikasi objek
Komunikasi objek yang paling umum adalah
penggunaan pakaian. Orang sering dinilai dari jenis pakaian
yang digunakannya, walaupun ini dianggap termasuk salah
satu stereotip.
b. Sentuhan (Haptic)
Sentuhan adalah komunikasi yang paling sering
dilakukan oleh manusia. Sentuhan dapat termasuk
bersalaman, menggenggam tangan, berciuman, sentuhan di
punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-lain. Masing-
masing bentuk komunikasi ini menyampaikan pesan tentang
tujuan atau perasaan dari sang penyentuh. Sentuhan juga
dapat menyebabkan suatu perasaan pada sang penerima
sentuhan, baik positif ataupun negatif.
c. Kronemik
Kronemik adalah bidang yang mempelajari
penggunaan waktu dalam komunikasi nonverbal. Penggunaan
waktu dalam komunikasi nonverbal meliputi durasi yang
dianggap cocok bagi suatu aktivitas, banyaknya aktivitas yang

7
dianggap patut dilakukan dalam jangka waktu tertentu, serta
ketepatan waktu (punctuality).
d. Gerakan tubuh
Dalam komunikasi nonverbal, kinetik atau gerakan
tubuh meliputi kontak mata, ekspresi wajah, isyarat dan sikap
tubuh. Gerakan tubuh biasanya digunakan untuk
menggantikan suatu kata atau frasa, misalnya mengangguk
untuk mengatakan ya.
e. Proxemik
Proxemik atau bahasa ruang, yaitu jarak yang Anda
gunakan ketika berkomunikasi dengan orang lain, termasuk
juga tempat atau lokasi posisi Anda berada.
f. Vokalik (Paralanguage)
Vokalik atau paralanguage adalah unsur nonverbal
dalam suatu ucapan, yaitu cara berbicara. Ilmu yang
mempelajari hal ini disebut paralinguistik. Contohnya adalah
nada bicara, nada suara, keras atau lemahnya suara,
kecepatan berbicara, kualitas suara, intonasi, dan lain-lain.

3. Komunikasi non-lisan
Komunikasi nonlisan/tertulis adalah proses komunikasi di
mana pesan disampaikan menggunakan perantara tulisan dan
menggunakan kata-kata yang singkat, jelas dan dapat dimengerti
oleh penerima. Pesan yang ingin disampaikan ditulis di sebuah
media yang dapat dilihat dan dibaca. Komunikasi nonlisan dapat
berupa surat-menyurat, sms, surat elektronik, dan lain sebagainya.
Komunikasi nonlisan juga dapat melalui naskah-naskah yang
menyampaikan informasi untuk masyarakat umum dengan isi naskah
yang kompleks dan lengkap seperti surat kabar, majalah, buku-buku
dan foto pun dapat menyampaikan suatu komunikasi secara lisan
namun tanpa kata -kata. Begitu pula dengan spanduk, iklan, dan lain
sebagainya.

b. Komunikasi bawah sadar


Komunikasi bawah sadar (komunikasi intuitif) adalah penyampaian
informasi antara manusia secara tidak sadar. Kadangkala komunikasi bawah
sadar merupakan komunikasi intrapersonal, misalnya bermimpi atau
kesadaran saat dihipnotis, dan belum tentu merupakan komunikasi
nonverbal. Biasanya, komunikasi bawah sadar dan perilaku bawah sadar
seseorang dipengaruhi atau bahkan didikte oleh budaya asal orang tersebut.

8
Selain itu, komunikasi bawah sadar dapat mengubah perasaan atau suasana
hati, namun untuk dapat menjadikannya efektif, seseorang harus terlebih
dahulu mempercayai tentang keberadaannya. Komunikasi bawah sadar
mempengaruhi bagaimana kita memandang diri kita sendiri, baik dalam hal
positif ataupun negatif.

D. Komponen Komunikasi
Menurut Laswell, komponen-komponen komunikasi adalah:
1. Pengirim atau komunikator (sender) : Pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain.
2. Pesan (message) : Isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu
pihak kepada pihak lain.
3. Saluran (channel) : Media di mana pesan disampaikan kepada komunikan.
Dalam komunikasi antar pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara
yang mengalirkan getaran nada/suara.
4. Penerima atau komunikan (receiver) : Pihak yang menerima pesan dari
pihak lain.
5. Umpan balik (feedback) : Tanggapan dari penerimaan pesan atas isi
pesan yang disampaikannya.
6. Aturan (speak manner) : Aturan (protokol) yang disepakati para pelaku
komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan.

9
BAB IV
TEAMWORK

A. Pengertian Teamwork
Team work (kerja tim) adalah aktivitas atau proses yang meliputi kegiatan
berbagi informasi menganai masalah yang sedang dihadapi dan bekerjasama dalam
memecahkan masalah tersebut (Kerrin & Olliver, 2002). Berbeda dengan team work
(kerja tim) sebagai suatu proses, kelompok kerja atau work team menurut Robbins
(2004) adalah kelompok yang terdiri dari dua atau lebih orang yang saling
mempengaruhi dan saling tergantung yang datang bersama – sama untuk mencapai
sasaran tertentu. Sedangkan menurut David W. Jhonson & Frank P. Jhonson, work
team adalah sekumpulan interaksi interpersonal yang terstruktur. Ciri – ciri tim kerja
menurut Robbins yaitu mempunyai tujuan kinerja bersama/kolektif, bersinergi positif,
merupakan tanggung jawab individu dan bersama, dan tiap anggota mempunyai
keahlianbyang saling melengkapi.

B. Manfaat dan Fungsi Teamwork


Bekerja dalam bentuk tim memiliki fungsi yaitu antara lain dapat merubah
sikap , perilaku dan nilai-nilai pribadi serta dapat turut serta dalam
mendisiplinkan anggota tim. Selain itu, bekerja dalam tim dapat dimanfaatkan
untuk pengambilan keputusan , merundingkan dan bernegoisasi.
1. Manfaat Bekerja Dalam Tim
a) Bagi Organisasi Tim
(1) Meningkatkan produktivitas kerja.
(2) Meningkatkan kualitas kerja.
(3) Meningkatkan mentalitas kerja.
(4) Meningkatkan kemajuan organisasi.
b) Bagi Anggota Tim
(1) Tanggung jawab atas pekerjaan ditanggung bersama.
(2) Sebagai media aktualisasi diri.
(3) Stres atau beban kerja berkurang.
2. Tujuan Bekerja Dalam Tim
a) Kesatuan Tujuan
Setiap anggota tim memiliki kesamaan visi,misi dan program kerja.
b) Efisiensi
Setiap anggota tim menyelesaikan tugas atau pekerjaan secara
cepat,cermat dan tepat tanpa pemborosan dan kecerobohan.
c) Efektif
Setiap anggota tim memiliki tujuan yang jelas, memiliki keterampilan
yang memadai, memiliki komitmen, saling percaya, memiliki komunikasi

10
yang baik, memiliki kemampuan bernegoisasi, dan memiliki kemampuan
yang tepat.

C. Jenis Teamwork
Menurut Hariandja (2006) ada tiga tipe tim, yaitu:
1. Problem Solving Team
Sebuah tim yang dibentuk untuk mengatasi berbagai masalah yang
muncul dalam upaya memperbaiki produktivitas. Pada dasarnya, kegiatan
tim ini adalah mengidentifikasikan berbagai masalah, mendiskusikan
bagaimana memecahkan masalah tersebut dan melakukan tindakan untuk
memperbaiki. Anggota tim biasanya berasal dari satu departemen yang
beranggotidakan kurang lebih sepuluh orang yang melakukan pertemuan
rutin setiap minggu.
2. Self Managed Team
Sebuah tim yang dimaksudkan untuk memperbaiki produktivitas
dengan memberikan kewenangan pada kelompok untuk mengatur kerja
mereka misalnya menjadwal kerja, menentukan metode kerja, mengawasi
anggota, memberi reward dan hukuman bagi anggota dan merekrut
anggota. Keanggotaan ini biasanya berasal dari satu departemen yang
melakukan tugas yang sama.
3. Cross Functional Team
Sebuah tim yang ditujukan untuk menyelesaikan tugas khusus,
misalnya pengembangan produk baru atau perencanaan dan perubahan
sistem kompensasi. Anggota tim ini berasal dari berbagai departemen yang
memiliki keahlian dan orientasi yang berbeda dan bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan.

11
DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai