= 288,6435CA-2,4501CB3,9375
Tabel 4.2 Hasil Percobaan Pembuatan Resin Urea Formaldehid Perbandingan
5:4 (Katalis 25% dan Buffer 40%)
Kadar
Formaldehid Kadar
No. Waktu Densitas
-rA pH XA CA resin
sampel (menit) Bebas (gr/ml)
(%)
(g/ml larutan)
0 0 0,930 0 1,1047 11 0,9934 0,0885 -
1 0 0,696 0 1,1191 11 0,9950 0,0662 -
2 8 0,666 1,6554 1,1499 11 0,9952 0,0634 42,8
3 16 0,648 0,8278 1,1571 11 0,9954 0,0617 34,4
4 24 0,576 0,5522 1,1704 11 0,9959 0,0548 57,6
5 32 0,576 0,4141 1,2002 11 0,9959 0,0548 71,4
6 40 0,576 0,3313 1,2197 11 0,9959 0,0548 72,0
= 197,795CA1,914CB0,833
Tabel 4.3 Hasil Percobaan Pembuatan Resin Urea Formaldehid Perbandingan
5:4 (Katalis 30% dan Buffer 40%)
Kadar
Kadar
No. Waktu Densitas Formaldehid -rA pH XA CA resin
sampel (menit) (gr/ml) Bebas
(%)
(g/ml larutan)
0 0 0,9731 5,40 0 12 0,9614 0,5138 -
1 0 1,2030 5,22 0 12 0,9627 0,4966 -
2 8 1,0542 3,42 0 12 0,9755 0,3254 43,80
3 16 0,8058 3,30 0,8120 12 0,9764 0,3140 48,40
4 24 1,1476 2,94 0,5428 12 0,9790 0,2797 35,20
5 32 1,1733 2,88 0,4073 12 0,9794 0,2740 36,40
6 40 1,1784 2,88 0,3258 12 0,9794 0,2740 43,80
7 48 1,1209 2,88 0,2715 12 0,9794 0,2740 33,40
= 4,666CA-1,1369CB0,4
Tabel 4.4 Hasil Percobaan Pembuatan Resin Urea Formaldehid Perbandingan
5:4 (Katalis 35% dan Buffer 40%)
Kadar
Kadar
No. Waktu Densitas Formaldehid
-rA pH XA CA resin
sampel (menit) (gr/ml) Bebas
(%)
(g/ml larutan)
0 0 1,0106 4,32 0 12 0,9691 0,4110 -
1 0 1,0682 3,30 0 12 0,9764 0,3140 -
2 8 1,0821 3,06 1,6269 12 0,9781 0,2911 25,8
3 16 1,0950 2,76 0,8153 12 0,9803 0,2626 29,6
4 24 1,1348 2,70 0,5437 12 0,9807 0,2569 30,2
5 32 1,1408 2,70 0,4078 12 0,9807 0,2569 32,0
6 40 1,1418 2,16 0,3275 12 0,9846 0,2055 33,0
7 48 1,1418 2,16 0,2729 12 0,9846 0,2055 35,8
8 56 1,1418 2,16 0,2339 12 0,9846 0,2055 28,2
= 119,861CA-0,0101CB2,3750
Tabel 4.5 Hasil Percobaan Pembuatan Resin Urea Formaldehid Perbandingan
5:4 (Katalis 40% dan Buffer 40%)
Kadar
Kadar
No. Waktu Densitas Formaldehid
-rA pH XA CA resin
sampel (menit) (gr/ml) Bebas
(%)
(g/ml larutan)
0 0 1,0960 4,890 0 12 0,9650 0,4652 -
1 0 1,1308 4,278 0 12 0,9694 0,4070 -
2 8 1,1328 3,840 1,6177 12 0,9725 0,3653 36,8
3 16 1,1328 3,792 0,8091 12 0,9729 0,3608 37,2
4 24 1,1209 3,750 0,5396 12 0,9732 0,3568 37,6
5 32 1,1278 3,630 0,4050 12 0,9740 0,3454 37,4
6 40 1,1159 3,480 0,3244 12 0,9751 0,3311 24,4
7 48 1,1288 3,480 0,2703 12 0,9751 0,3311 29,8
8 56 1,1259 3,480 0,2317 12 0,9751 0,3311 30,2
= CA5,6609CB-2,7526
4.2 Pembahasan
4.2.1 Hubungan Perubahan Waktu Terhadap Densitas
Densitas adalah nilai yang menunjukkan bobot bahan per satuan volume.
Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan hubungan perubahan waktu terhadap
densitas.
1.400 Run I
Densitas (gram/ml)
1.200
Run II
1.00
.800 Run III
.600 Run IV
.400
Run V
.200
.00
0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Gambar 4.1 Hubungan Perubahan Waktu Terhadap Densitas
Menurut teori, laju reaksi berbanding lurus dengan konstanta kecepatan reaksi
dimana persamaan tersebut adalah :
(-rA) = k CAn (Levenspiel, 1999)
Menurut hukum Arhenius, konstanta kecepatan reaksi dipengaruhi oleh
beberapa faktor dimana salah satu faktor tersebut adalah suhu dimana persamaan
konstanta kecepatan reaksi adalah sebagai berikut:
k = (k0 ℮-E/RT) (Levenspiel, 1999)
Dari persamaan diatas dapat diperoleh hubungan densitas terhadap waktu dan
suhu yaitu:
ρ
= (k0 ℮-E/RT) (CAn)(t)
BM
Dimana:
V = volume (ml)
NA = konsentrasi zat A (mol/ml)
g = massa (gram)
BM = berat molekul (gram/mol)
ρ = densitas (gram/ml)
CA = konsentrasi zat A (M)
k = konstanta laju reaksi
T = suhu (°C)
-rA = laju pengurangan zat A (mol/ml)
t = waktu (menit)
Dari persamaan tersebut dapat disimpulkan bahwa densitas berbanding lurus
dengan waktu dan suhu.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa densitas sebanding dengan kadar
katalis yang digunakan, dimana semakin banyak katalis yang digunakan densitas
juga akan semakin meningkat dan densitas juga sebanding dengan waktu reaksi,
dimana semakin lama waktu pembuatan resin maka densitas resin juga akan
meningkat.
Dari hasil yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan
untuk run II dan run IV sudah sesuai teori dimana densitas mengalami peningkatan
selama bertambahnya waktu reaski sedangkan untuk run I, run III dan run V belum
sesuai teori dimana grafik mengalami fluktuasi. Sedangkan hasil dari percoban
terhadap pengaruh katalis belum sesuai teori dimana densitas mengalami fluktuasi
setiap penambahan jumlah katalis. Hal ini disebabkan karena suhu yang digunakan
saat pemanasan mengalami fluktuasi atau tidak konstan dan didapat pengaruh suhu
terhadap densitas berbanding lurus sehingga mempengaruhi perolehan densitas resin
yang diperoleh.
4.2.2 Hubungan Perubahan Waktu Terhadap pH
Tujuan dari analisa ini adalah untuk mengetahui kondisi reaksi yang sangat
berpengaruh terhadap reaksi atau hasil reaksi selama proses kondensasi polimerisasi
terjadi. Berikut adalah grafik yang menunjukkan hubungan perubahan waktu
terhadap pH.
14 Run I
12 Run II
10 Run III
8
pH
Run IV
6 Run V
4
2
0
0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Gambar 4.2 Hubungan Perubahan Waktu Terhadap pH
8
Kadar Formalin Bebas
7 Run I
6 Run II
5 Run III
4
3 Run IV
2 Run V
1
0
0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
1.000
.99500 Run I
.99000
Run II
.98500
.98000 Run III
XA
.97500
Run IV
.97000
.96500 Run V
.96000
.95500
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Dimana:
N A0 N A
XA
N A0
N A N A0 (1 X A )
dN A N A0 dX A ......................................... (6)
2.00
Run I
1.500 Run II
1.00 Run III
-rA
.500 Run IV
Run V
.00
0 0 0.1 0.2 0.3 0.4
-.500
CA
(-rA)dt = -dCA
(-rA)t = CA
C A (konstan)
(rA )
t
Dimana:
t = Waktu (menit)
-rA = Laju reaksi pengurangan zat A (mol/ml.menit)
CA = Konsentrasi zat A (mol/ml)
Menurut teori, konsentrasi akan semakin menurun dengan bertambahnya
waktu. Reaksi berlangsung hingga didapat kesetimbangan reaksi dimana konsentrasi
menjadi konstan dan proses dapat dihentikan.
Secara teori dimana nilai CA semakin kecil nilai –rA juga semakin kecil. Maka
dapat disimpulkan percobaan pada Run I, Run II, Run III, Run IV, dan Run V telah
sesuai teori. Namun hasil percobaan terhadap katalis belum sesuai teori dimana laju
reaksi mengalami fluktuasi setiap penambahan katalis, hal ini dapat disebabkan
karena pengukuran volume katalis yang kurang tepat.
4.2.6 Hubungan Perubahan Waktu terhadap Kadar Resin
Tujuan analisa kadar resin adalah untuk mengetahui kadungan resin yang
terdapat pada resin urea formaldehid. Berikut ini adalah grafik yang menunjukkan
hubungan perubahan waktu terhadap kadar resin.
80
70
Kadar Resin (%)
60
50 Run I
40 Run II
30
20 Run III
10 Run IV
0
Run V
0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (menit)
Gambar 4.6 diatas menunjukkan grafik hubungan kadar resin yang diperoleh
pada Run I, Run II, Run III, Run IV, dan Run V. Pada Run I, Run II, Run III, Run
IV, dan Run Vdiperoleh kadar resin berfluktuasi disetiap waktunya.
Pada run I diperoleh kadar resin pada menit ke 8 sebesar 45,8%, pada menit ke
16 sebesar 27,4%, pada menit ke 24 sebesar 42,8%, pada menit ke 32 sebesar 40,4%,
dan pada menit ke 40 sebesar 39,4%. Pada run II diperoleh kadar resin pada menit
ke 8 sebesar 42,8%, pada menit ke 16 sebesar 34,4%, pada menit ke 24 sebesar
57,6%, pada menit ke 32 sebesar 71,4%, dan pada menit ke 40 sebesar 72%. Pada
run III diperoleh kadar resin pada menit ke 8 sebesar 43,8%, pada menit ke 16
sebesar 48,4%, pada menit ke 24 sebesar 35,2%, pada menit ke 32 sebesar 36,4%,
pada menit ke 40 sebesar 43,8%, dan pada menit ke 48 sebesar 33,4%. Pada run IV
diperoleh kadar resin pada menit ke 8 sebesar, 25,8%, pada menit ke 16 sebesar
29,6%, pada menit ke 24 sebesar 30,2%, pada menit ke 32 sebesar 32%, pada menit
ke 40 sebesar 33%, pada menit ke 48 sebesar 35,8% dan pada menit ke 56 sebesar
28,2%. Pada run V diperoleh kadar resin pada menit ke 8 sebesar, 36,8%, pada menit
ke 16 sebesar 37,2%, pada menit ke 24 sebesar 37,6%, pada menit ke 32 sebesar
37,4%, pada menit ke 40 sebesar 24,4%, pada menit ke 48 sebesar 29,8% dan pada
menit ke 56 sebesar 30,2%.
Resin thermosetting biasanya cairan atau padatan dimana titik leleh rendah
dalam bentuk awal mereka. Ketika digunakan untuk menghasilkan barang jadi, resin
thermosetting ini diawetkan dengan menggunakan katalis, panas atau kombinasi dari
keduanya. Setelah proses curing, resin thermosetting memadat dan tidak dapat
diubah kembali ke bentuk aslinya (Ishak, 2012).
Resin urea formaldehid ini adalah aminoplastik, istilah umumnya digunakan
untuk mewakili resin polimer yang dibentuk oleh interaksi dari amina atau amida
dengan aldehida. Pemanasan akan membentuk ikatan silang dan menjadi termoset
yang tidak dapat dicairkan kembali (Thomas, 2011). Reaksi polikondensasi dapat
berlangsung sempurna sampai membentuk rantai dan struktur senyawa itu tanpa
adanya gugus fungsional dan tidak dapat cure dengan sendirinya. Pada suasana asam,
raeksi kondensasi berjalan cepat (Rokhati dan Prasetyaningrum, 2008).
Peningkatan kadar resin pada resin urea formaldehid cenderung meningkatkan
sifat fisis dan mekanisnya. Semakin tinggi kadar resin urea formaldehid maka nilai
kadar air, daya serap air dan pengembangan tebal semakin menurun (Alghiffari,
2008).
Oleh karena itu, adanya pemanasan atau proses curing polimerisasi kondensasi
masih berlangsung dimana molkeul air terus dihasilkan sehingga sifat termoset ini
akan memadatkan resin dan kadar resin semakin besar. Maka dari percobaan yang
dilakukan belum sesuai dengan teori yang ada, yaitu semakin lama waktu curing
maka kadar resin yang terbentuk dipercobaan mengalami fluktuasi. Hal ini
disebabkan karena suhu yang digunakan saat pemanasan mengalami fluktuasi atau
tidak konstan.