NUTRISI
Jurnal ini dibuat sebagai tugas pendidikan dan pengembangan staf keperawatan
Rumah Sakit Wava Husada Kesamben
Di susun oleh:
KOMITE KEPERAWATAN
MEI 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan makanan
atau nutrisi dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat
bervariasi dan masih merupakan masalah yang serius. Walaupun demikian, secara klinis
digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum. Penentuan jenis
MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang lengkap (tinggi
badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit), dibantu dengan pemeriksaan
laboratorium.
Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki
berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual
UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak
langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Program Lembaga Pangan Dunia (WFP) dalam penelitannya pada awal tahun 2008
menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13
juta. Meski data pemerintah yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari
secara resmi menyebutkan penderita gizi buruk hingga tahun 2007 mencapai angka 4,1 juta,
atau naik tiga kali lipat dibanding jumlah penderita yang sama di tahun 2005 yakni 1,67 juta
jiwa.
Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang
kurang mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi “biasa”
dan dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat
bahwa anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit
cacingan.
Penderita malnutrisi tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan
mengenai pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami komplikasi
serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit.
pemberian terapi di tempat pelayanan kesehatan akan disesuaikan berdasarkan tingkat
keparahan penyakit,pada beberapa kasus bisa diberikan asupan nutrisi melalui
peroral,menggunakan NGT bagi yang tidak memiliki kontraindikasi,dan bisa juga secara
parenteral.
Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang
mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan
yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya
penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan
nutrien oleh tubuh.
Sebagai Contoh: Berat badan Yani adalah 58 kg dengan tinggi badan 168 cm
IMT= 50 Kg : (1,68 m x 1,68 m) = 45 : 2,82 = 20,56 (Kategori Normal).
Standar BMI Wanita
Nilai BMI Kategori
BMI < 18 Under Weight/Kurus – Sebaiknya mulai menambah berat
badan dan mengkonsumsi makanan berkarbohidrat di
imbangi dengan olah raga
3.1 Kesimpulan.
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi adalah zat dalam makanan yang menyediakan energi, membantu “membakar” nutrisi
lain menjadi energi bagi tubuh kita, dan memperbaiki jaringan. Berbagai jenis nutrisi ialah
Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin, Mineral dan Air. Malnutrisi adalah keadaan terang gizi
yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam keadaan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi dalam angka kecukupan gizi. Malnutrisi disebabkan oleh faktor luar
maupun dalam. Mengatasi masalah malnutrisi orang tualah yang harus berperan dalam
pencagahannya dengan memberikan gizi serta nutrisi yang seimbang kepada anaknya.
Hidayat, AA. 2006. Pengantar KDM dan Proses Keperawatan Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Carpenito, LJ. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Ed 13). Jakarta: EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC.
Perry & Potter. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan Buku 3 (Ed 7).
Jakarta: EGC
Taylor, Cynthia M. 2010. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan (Ed 10). Jakarta:
EGC
Uri. 2008. Apa Itu Nutrisi. http://vershescha.blogstik.com . Diakses: Tanggal 29 April 2019.
Jam 10.30 WIB
Wartonah & Tartowo. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.9 Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC