Anda di halaman 1dari 18

JURNAL KEPERAWATAN

NUTRISI

Jurnal ini dibuat sebagai tugas pendidikan dan pengembangan staf keperawatan
Rumah Sakit Wava Husada Kesamben

Di susun oleh:

1. Yuanto Ret Wihardi, S.Kep, Ns

2. Engga Villa Dia Brida, S.Kep, Ns

3. Yuliska Ilmiyatul Mufidah, Amd.Kep

4. Lusi Puspitasari, S.Kep, Ns

5. Nika Rahma Rofika, S.Kep, Ns

RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KESAMBEN

KOMITE KEPERAWATAN

MEI 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Defisiensi gizi dapat terjadi pada anak yang kurang mendapatkan masukan makanan
atau nutrisi dalam waktu lama. Istilah dan klasifikasi gangguan kekurangan gizi amat
bervariasi dan masih merupakan masalah yang serius. Walaupun demikian, secara klinis
digunakan istilah malnutrisi energi dan protein (MEP) sebagai nama umum. Penentuan jenis
MEP yang tepat harus dilakukan dengan pengukuran antropometri yang lengkap (tinggi
badan, berat badan, lingkar lengan atas dan tebal lipatan kulit), dibantu dengan pemeriksaan
laboratorium.
Malnutrisi merupakan masalah yang menjadi perhatian internasional serta memiliki
berbagai sebab yang saling berkaitan. Penyebab malnutrisi menurut kerangka konseptual
UNICEF dapat dibedakan menjadi penyebab langsung (immediate cause), penyebab tidak
langsung (underlying cause) dan penyebab dasar (basic cause).
Program Lembaga Pangan Dunia (WFP) dalam penelitannya pada awal tahun 2008
menyebutkan jumlah penderita gizi buruk dan rawan pangan di Indonesia mencapai angka 13
juta. Meski data pemerintah yang disampaikan oleh Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari
secara resmi menyebutkan penderita gizi buruk hingga tahun 2007 mencapai angka 4,1 juta,
atau naik tiga kali lipat dibanding jumlah penderita yang sama di tahun 2005 yakni 1,67 juta
jiwa.
Di Indonesia, penderita Malnutrisi terdapat di kalangan ibu dan masyarakat yang
kurang mampu ekonominya. Kondisi anak dengan gejala Malnutrisi dianggap kondisi “biasa”
dan dianggap sepele oleh orang tuanya. Masyarakat di Indonesia, para ibunya berpendapat
bahwa anak yang buncit perutnya bukan kekurngan nutrisi, melainkan karena penyakit
cacingan.
Penderita malnutrisi tanpa komplikasi dapat berobat jalan asal diberi penyuluhan
mengenai pemberian makanan yang baik; sedangkan penderita yang mengalami komplikasi
serta dehidrasi, syok, asidosis dan lain-lain perlu mendapat perawatan di rumah sakit.
pemberian terapi di tempat pelayanan kesehatan akan disesuaikan berdasarkan tingkat
keparahan penyakit,pada beberapa kasus bisa diberikan asupan nutrisi melalui
peroral,menggunakan NGT bagi yang tidak memiliki kontraindikasi,dan bisa juga secara
parenteral.
Kematian akibat Malnutrisi dapat disebabkan oleh kurangnya asupan makanan yang
mengakibatkan kurangnya jumlah makanan yang diberikan, kurangnya kualitas makanan
yang diberikan dan cara pemberian makanan yang salah. Selain itu juga karena adanya
penyakit, terutama penyakit infeksi, mempengaruhi jumlah asupan makanan dan penggunaan
nutrien oleh tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa konsep dasar pemenuhan kebutuhan nutrisi itu?
2. Bagaimana cara menghitung kebutuhan nutrisi?
3. Bagaimana edukasi diit dan nutrisi pada pasien?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Nutrisi


Nutrisi adalah elemen yang dibutuhkan untuk proses dan fungsi tubuh. Kebutuhan
energi didapatkan dari berbagai nutrisi, seperti: karbohidrat, protein, lemak, air, vitamin, dan
mineral. Makanan terkadang dideskripsikan berdasarkan kepadatan nutrisi mereka, yaitu
proporsi nutrisi yang penting berdasarkan jumlah kilokalori. Makanan dengan kepadatan
nutrisi yang rendah, seperti alkohol atau gula, adalah makanan yang tinggi kilokalori tetapi
rendah nutrisi. (Potter & Perry, 2010). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan
zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh (Hidayat, 2006). Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan
dalam makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik (Kozier dalam
Mubarak, 2007).
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nuwer, 2008). Nutrisi
berbeda dengan makanan, makanan adalah segala sesuatu yang kita makan sedangkan nutrisi
adalah apa yang terkandung dalam makanan tersebut (Uri, 2008). Nutrisi adalah zat-zat gizi
dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit, termasuk keseluruhan proses
dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya
dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas penting dalam tubuhnya serta
mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan
zat lain yang terkandung, aksi, reaksi dan keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan
dan penyakit (Tarwoto & Wartonah, 2006).
Nutrisi merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam katagori zat
makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kebutuhan energi
dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Air adalah komponen tubuh
vital dan bertindak sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam basa (Potter dan
Perry, 2010). Setiap bayi atau anak memiliki suatu potensi genetik untuk pertumbuhan fisik,
mental, dan emosionalnya. Nutrisi yang optimal tercapai dengan memberikan zat gizi yang
memenuhi semua aspek potensial pertumbuhan tersebut. Apabila nutrisi membatasi
pertumbuhan atau menyebabkan terbentuknya massa tubuh yang berlebihan, baik karena
kualitas yang tidak adekuat maupun kuantitas yang tidak sesuai, atau terjadi keadaan
malnutrisi (Neal dan Cewin, 2007).
2.2 Fungsi Zat Gizi
Berdasarkan pengertian Nutrisi itu sendiri , zat ini memang menjadi asupan utama
bagi tubuh seseorang dalam melakukan berbagai kegiatan sebagai pembentuk energi penting.
Fungsi nutrisi itu sendiri juga beragam seperti sebagai proses pengambilan zat-zat makanan
yang penting, sebagai subtansi organik yang dibutuhkan organisme untuk bergerak normal.
Namun nutrisi sangat berbeda dari makanan yang kita makan tiap harinya, nutisi adalah apa
yang terkandung dalam makanan tersebut. Nutrisi juga berperan aktif sebagai asupan
makanan yang sehat bagi tubuh, tubuh setidaknya mengkonsumsi beberapa jenis makanan
setiap harinya. Tidak lantas kita menyepelekan nutrisi, sebab tidak semua makanan memiliki
nutrisi. Menurut Tarwoto & Wartonah (2006) fungsi dari zat gizi antara lain:
a) Menghasilkan energi bagi fungsi organ, gerakan, dan kerja fisik.
b) Sebagai bahan dasar untuk pembentukan dan perbaikan jaringan sel – sel tubuh dalam
tubuh.
c) Sebagai pelindung dan pengatur suhu tubuh.
2.3 Jenis-jenis Nutrisi
Nutrisi adalah zat dalam makanan yang menyediakan energi, membantu
“membakar” nutrisi lain menjadi energi bagi tubuh kita, dan memperbaiki jaringan. Berbagai
jenis nutrisi ialah Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin, Mineral dan Air.
a. Protein
Merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam pembentukan protoplasma sel. Selain
itu, tersedianya protein dalam jumlah yang cukup pentig untuk pertumbuhan dan perbaikan
sel jaringan dan sebagai larutan untuk menjaga keseimbangan osmotik plasma. Protein terdiri
atas dua puluh empat asam amino, diantaranya sembilan asam amino esensial (seperti treonin,
valin, leusin, isoleusin, lisin, triptofan, fenilalanin, metionin, dan histidin) dan selebihnya
asam amino nonesensial. Protein tersebut dalam tubuh harus tersedia dalam jumlah yang
cukup. Jika jumlahnya berlebih atau tinggi dapat memperburuk insufisiensi ginjal. Demikian
juga jika jumlahnya kurang, maka dapat menyebabkan kelemahan, edema, bahkan dalam
kondisi lebih buruk dapat menyebabkan kwasiorkor dan marasmus. Kwasiorkor terjadi
apabila kekurangan protein dan marasmus merupakan kekurangan protein dan kalori.
Komponen zat gizi protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju,
kedelai, kacang, buncis, dan paid-padian (Pudjiadi, 2001). Protein merupakan bagian penting
dari tulang, otot, dan kulit. Bahkan dalam setiap sel dalam tubuh kita terdapat protein . Protein
mempunyai banya fungsi, antara lain adalah membantu memecah nutrisi untuk menjadi
energi, sebagai struktur bangunan dalam tubuh, dan menghancurkan racun. Protein terdiri
dari blok bangunan yang disebut asam amino. Tubuh kita dapat memproduksi beberapa asam
amino. Protein yang kita peroleh dari daging dan produk hewani lainnya mengandung semua
asam amino yang kita butuhkan. Protein dari daging dan produk hewani yang lain juga
disebut sebagai protein lengkap. Berbeda dengan dengan protein Nabati yang tidak
mengandung semua asam amino yang kita butuhkan, untuk melengkapi asam amino yang kita
butuhkan kita perlu mengkonsumsi beberapa makanan nabati agar kita memperoleh asam
amino yang lengkap yang kita butuhkan.
Beberapa Sumber protein yang sangat baik baik antara lain meliputi, Ikan, kerang,
Daging unggas, Daging merah (sapi, babi, domba), Telur, Kacang-kacangan, Selai kacang,
Biji bijian Produk dari kedelai (tahu, tempe, burger vegetarian), Susu dan produk terbuat dari
susu (keju, keju cottage, yoghurt).
b. Karbohidrat
Merupakan sumber energi yang tersedia dengan mudah di setiap makanan.
Karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar
15% dari kalori yang ada dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun.
Demikian sebaliknya, apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari karbohidrat
dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi peningkatan berat badan (obesitas).
Jumlah karbohidrat yang cukup dapat diperoleh dari susu, padi-padian, buah-buahan, sukrosa,
sirup, tepung, dan sayur-sayuran. (Hidayat, 2006). Makanan yang kita makan mengandung
berbagai jenis karbohidrat. Dari jenis jenis karbohidrat ada yang lebih baik untuk kesehatan
kita dibanding jenis karbohidrat yang lainnya. Jenis jenis kabohidrat antara lain adalah:
a) Gula. Gula secara alami dapat ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, dan susu.
Makanan seperti kue dan biskuit memiliki pemanis buatan atau juga disebut dengan gula
tambahan. Gula yang kita dapatkan secata alami maupun yang didapat dari gula
tambahan Semuanya dapat diubah menjadi glukosa, atau zat gula darah. Sel-sel kita
membakar glukosa dan menjadikan energi.
b) Zat tepung. Zat tepung di dalam tubuh kita dipecah menjadi gula. Zat tepung dapat
ditemukan dalam sayuran tertentu, seperti kentang, buncis, kacang polong, dan jagung. Ia
juga ditemukan dalam roti, sereal, dan biji-bijian.
c) Serat . Serat adalah karbohidrat yang yang tidak dapat dicerna oleh tubuh
kita. Serat melewati tubuh kita tanpa dipecah menjadi gula. Meskipun tubuh kita tidak
mendapatkan energi dari serat, kita masih perlu mengkonsumsi serat untuk tetap sehat.
Serat membantu menyingkirkan lemak berlebih dalam usus, yang membantu mencegah
penyakit jantung. Serat juga membantu mendorong makanan melalui usus, yang
membantu mencegah sembelit. Makanan tinggi serat ialahbuah-buahan, sayuran, kacang-
kacangan, kacang polong, biji-bijian, dan gandum makanan (seperti roti gandum,
oatmeal, dan beras merah).
Meskipun tubuh kita memerlukan glukosa, akan tetapi kita perlu menjaganya agar
tetap seimbang. Jika kadar glukosa dalam darah tinggi dalam rentan waktu yang lama, maka
kita berpotensi untuk terserang penyakit diabetes tipe 2 . Untuk menjaga glukosa darah, kita
perlu membatasi makanan dengan gula tambahan. Kita dapat mengetahui apakah
sebuah makanan telah menambahkan gula dengan melihat daftar bahan bahan pada kemasan
makanan tersebut. Carilah istilah-istilah seperti, Jagung, Dekstrosa, Fruktosa, Glukosa,
Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Madu, Gula,Gula merah, dan Sirup.
Sebaiknya kita mengkonsumsi karbohidrat yang sehat dan alami. Karbohidrat yang
sehat antara lain adalah Zat gula alami buah-buahan, sayuran, susu, dan produk susu,Serat dan
Zat tepung dalam makanan gandum, buncis, kacang polong, dan jagung.
c. Lemak
Agar tubuh kita tetap stabil, tubuh kita juga membutuhkan Lemak. Lemak
memiliki fungsi antara lain sebagai sumber energi, memproduksi zat zat yang dibutuhkan oleh
tubuh, serta membantu tubuh menyerap vitamin tertentu dari makanan. Tidak semua makanan
berlemak baik untuk kesehatan kita. Lemak yang baik untuk kita konsumsi adalah lemak tak
jenuh tunggal (monounsaturated) dan lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated). Dengan
mengkonsumsi lemak tak jenuh kita dapat meminimalisir akan terserang penyakit
jantung. Beberapa makanan yang mengandung lemak tak jenuh tunggal antara lain adalah,
minyak zaitun, minyak kacang, minyak canola, dan alpukat. Dan beberapa makanan yang
memiliki kandungan lemak tak jenuh jamak tinggi antara lain adalah minyak jagung, minyak
biji kapas, dan minyak kedelai.
Jenis lemak yang kurang baik untuk kesehatan kita adalah lemak jenuh dan trans
yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan menyebabkan penumpukan zat
lemak dalam arteri yang dapat menghambat aliran darah yang kaya oksigen ke jantung kita.
Lemak ini juga dapat meningkatkan risiko stroke dengan menyebabkan penumpukan zat
lemak yang sama dalam arteri yang menjadi saluran aliran darah ke otak kita. Sebuah
penelitian juga menunjukkan bahwa dengan mengkonsumsi banyak lemak trans dapat
meningkatkan risiko kanker payudara. Makanan yang memiliki kandungan lemak jenuh
tinggi antara lain Daging merah (sapi, babi, domba), Daging unggas, Mentega, Susu, Minyak
kelapa, Minyak kelapa sawit. Sedangkan lemak trans dapat kita jumpai pada beberapa
makanan yang digoreng seperti seperti kerupuk, donat, dan dan kentang goreng.
Sama halnya dengan lemak jenuh dan lemak trans. Kolesterol juga kurang baik bagi
kesehatan kita, yang juga dapat meningkatkan resiko serangan jantung. Kolesterol juga dapat
kita temukan daging merah (sapi, babi, domba) dan daging unggas. Meskipun lemak tak jenuh
tunggal dan lemak tak jenuh jamak baik untuk kesehatan kita, namun kita tetap teratur dalam
mengkonsumsi lemak tersebut. Karena jika lemak terus bertambah maka tubuh kita akan
mengalami kegemukan yang dapat beresiko terserang penyakit lain seperti diabetes dan
obesitas.
d. Vitamin
Vitamin adalah zat yang ditemukan dalam makanan yang dibutuhkan tubuh
kita untuk pertumbuhan dan kesehatan. Ada 13 vitamin yang dibutuhkan tubuh kita . Masing
masing vitamin memiliki fungsi tersendiri. Berikut adalah beberapa vitamin yang dibutuhkan
oleh tubuh kita.
Vitamin A berfungsi melindungi tubuh kita dari beberapa infeksi, serta membantu
menjaga kulit kita agar tetap sehat. Vitamin A dapat kita temukan pada makanan
seperti brokoli, bayam, wortel, labu, ubi jalar, hati, telur, susu, krim, dan keju.
Vitamin B1 berfungsi membantu tubuh kita dalam mencerna karbohidrat serta baik
dalam menjaga sistem saraf. Vitamin B1 dapat kita temukan pada makanan seperti hati,
kacang, sereal, roti, dan susu.
Vitamin B2 baik dalam menjaga kesehatan kulit kita. Untuk memenuhi kebutuhan
akan vitamin B2, kita bisa mengkonsumsi Hati, telur, keju, susu, makanan hijau, kacang
polong, dan gandum.
Vitamin B3 berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan protein, lemak dan
karbohidrat. Selain itu Vitamin B3 juga baik dalam menjaga sistem sarafdan kulit kita.
Vitamin B3 dapat kita temukan dalam makanan antara lain Hati, ragi, kacang, daging, ikan,
dan unggas.
Vitamin B5 membantu dalam proses penggunaan karbohidrat dan lemak dan
membantu dalam produksi sel darah merah. Vitamin ini dapat kita temukan dalam daging
sapi, ayam, lobster, susu, telur, kacang, kacang polong, brokoli, ragi, dan biji-bijian.
Vitamin B6 berfungsi membantu tubuh kita dalam menggunakan protein dan lemak
dan membantu dalam proses transportasi oksigen serta sangat baik untuk kesehatan saraf kita.
Vitamin ini terkandung dalam Hati, biji-bijian, kuning telur, kacang, pisang, wortel, dan ragi.
Vitamin B9 (asam folat) membantu dalam produksi sel baru dan memeliharanya,
serta dapat mencegah cacat lahir. Makanan hijau, hati, ragi, kacang, kacang polong, jeruk,
sereal dan gandum mengandung vitamin jenis ini.
Vitamin B12 dapat membantu dalam produksi sel darah merah dan sangat baik
untuk kesehatan saraf. Vitamin B12 dapat kita temukan pada Susu, telur, hati, unggas,
kerang, sarden, dan telur.
Vitamin C bermanfaat dalam menjaga kesehatan tulang, kulit dan pembuluh darah.
Makanan yang mengandung Vitamin C antara lain jeruk, tomat, kentang, pepaya, stroberi,
dan kubis.
Vitamin D sangat baik dalam menjaga kesehatan tulang. Untuk memenuhi
kebutuhan vitamin D kita cukup berjemur atau terkena sinar matahari selama 5- 30 menit
minimal 2 kali dalam seminggu. Selain itu kita juga bisa mengkonsumsi makanan antara
lain seperti Hati dan Susu.
Vitamin E dapat memelihara sel tubuh kita dari kerusakan, memperlancar aliran
darah, serta mampu memperbaiki jaringan tubuh. Makanan yang mengandung Vitamin E
antara lain kuning telur, hati sapi, ikan, susu, brokoli, dan bayam.
Vitamin H (Biotin) dapat membantu tubuh dalam menggunakan karbohidrat dan
lemak serta membantu dalam pertumbuhan sel. Kita dapat menemukan Vitamin H dalam
Hati, kuning telur, tepung kedelai, sereal, ragi, kacang polong, buncis, kacang, tomat, dan
susu.
Vitamin K membantu dalam proses pembekuan darah dan pembentukan tulang.
bayam, kubis, keju, bayam, brokoli, kubis, dan tomat. Selain itu, tubuh kita juga
memproduksi vitamin K.
e. Mineral
Sama halnya dengan vitamin, mineral adalah zat yang ditemukan dalam makanan
yang dibutuhkan tubuh kita untuk pertumbuhan dan kesehatan. Ada dua jenis mineral:
macrominerals dan jejak mineral. Macrominerals adalah mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah yang lebih besar, yaitu kalsium, fosfor, magnesium, natrium, kalium, dan
klorida. Sedangkan jejak mineral terdiri dari besi, tembaga, yodium, seng, fluorida, dan
selenium.
 Kalsium.
Kalsium membantu dalam pembentukan tulang dan gigi serta membantu
menjalankan fungsi otot dan saraf. Kalsium terkandung dalam ikan Salmon, sarden, susu,
keju, yoghurt, kubis Cina, kangkung, lobak, sawi, brokoli, dan jeruk.
 Khlorida.
Klorida berfungsi menjaga keseimbangan kadar air di seluruh tubuh kita. Klorida
terkandung dalam Garam, rumput laut, gandum, tomat, selada, seledri, buah zaitun, sarden,
daging sapi, dan keju.
 Tembaga.
Tembaga membantu melindungi sel dari kerusakan dan juga untuk membentuk
tulang dan sel darah merah. Tembaga dapat ditemukan dalam kerang (terutama tiram),
coklat, jamur, kacang, dan gandum.
 Fluoride.
Floride berfungsi memperkuak tulang dan gigi. Kopi dan dan teh merupakan
makanan yang mengandung flouride.
 Yodium.
Youdium membantu menjalankan fungsi kelenjar tiroid. Tiroid terkandung dalam
Seafood, dan garam beryodium.
 Zat Besi.
Zat Besi membantu sel darah merah dan mengantarkan oksigen ke seluruh jaringan
tubuh serta membantu menjalankan fungsi otot. Untuk memenuhi kebutuhan zat besi kita
dapat mengkonsumsi Daging merah, unggas, ikan, hati, tepung kedelai, telur, kacang-
kacangan, kacang polong, bayam, lobak hijau, kerang, dan sereal.
 Magnesium
Magnesium berfungsi untuk membentuk tulang dan gigi serta untuk memeliahara
syaraf dan otot agar tetap normal. Magnesium terkandung dalam beberapa makanan
ysitu kacang-kacangan, seafood, susu, keju, dan yogurt.
 Fosfor
Fosfor sama halnya dengan magnesium yang berfungsi untuk membentuk tulang dan
gigi serta untuk memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal. Fosfor dapat kita temukan
pada makan antara lain Susu, yoghurt, keju, daging merah, unggas, ikan, telur, kacang-
kacangan, dan kacang polong.
 Kalium
Kalium berfungsi menjaga keseimbangan kadar air di seluruh tubuh kita serta
berfungsi memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal. Kalium terkandung dalam Susu,
pisang, tomat, jeruk, melon, kentang, ubi jalar, plum, kismis, bayam, lobak, kangkung, dan
kacang polong.
 Selenium
Selenium berfungsi mencega kerusakan pada sel serta membantu fungsi kelenjar
tiroid. Sayuran, ikan, kerang, daging merah, biji-bijian, telur, ayam, hati, bawang putih,
dan ragi bisa kita konsumsi untuk memeneuhi kebutuhan akan Selenium
 Sodium
Sodium sama halnya dengan kalium yang berfungsi menjaga keseimbangan kadar air
di seluruh tubuh kita serta berfungsi memeliahara syaraf dan otot agar tetap normal.
Makanan yang mengandung Sodium antara lain adalah Garam, susu, keju, bit, seledri,
daging sapi, daging babi, sarden, dan buah zaitun hijau.
 Seng (Zinc)
Seng berfungsi dalam menjaga kesehatan kulit dan membantu dalam penyembuhan
luka. Selain itu Seng juga berfungsi membantu tubuh kita untuk melawan penyakit. Seng
dapat kita temukan dalam beberapa makanan antara lain Hati, telur, makanan laut, daging
merah, tiram, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, sereal, gandum, dan biji labu.
f. Air
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai medium
untuk ion, transpor nutrien dan produk buangan, serta pengaturan suhu tubuh. Sumber air
dapat diperoleh dari air dan semua makanan. (Hidayat, 2006). Air adalah bagian penting
dari tubuh kita. Bahkan lebih dari 60 persen tubuh kita terdiri dari air.Beberapa fungsi dari
air bagi tubuh adantara lain:
 Membasahi jaringan, seperti di sekitar mulut, mata, dan hidung
 Mengatur suhu tubuh anda
 Sebagai Bantalan sendi kita
 Membantu tubuh kita mendapatkan nutrisi
Air mempunyai berbagai fungsi dalam proses vital tubuh, yaitu:
1. Pelarut dan alat angkut
Air dalam tubuh berfungsi sebagai pelarut zat-zat gizi berupa monosakarida, asam
amino, lemak, vitamin dan mineral serta bahan-bahan lain yang diperlukan tubuh seperti
oksigen, dan hormon-hormon.
2. Katalisator
Air berperan sebagai katalisator dalam berbagai reaksi biologi dalam sel, termasuk di
dalam saluran cerna.Air diperlukan pula untuk memecah atau menghidrolisis zat gizi
kompleks menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana.
3. Pelumas
Air berperan sebagai pelumas dalam cairan sendi-sendi tubuh.
4. Fasilitator Pertumbuhan
Air sebagai bagian jaringan tubuh diperlukan untuk pertumbuhan.Dalam hal ini air
berperan sebagai zat pembangun
5. Pengatur Suhu
Karena kemampuan air untuk menyalurkan panas, air memegang peranan dalam
mendistribusikan panas dalam tubuh
6. Peredam benturan
Air dalam mata, jaringan saraf tulang belakang dan dalam kantung ketuban
melindungi organ-organ tubuh dari benturan. Kebutuhan air sehari dinyatakan sebagai
proporsi terhadap jumlah energi yang dikeluarkan tubuh dalam keadaan lingkungan
rata-rata. Untuk orang dewasa dibutuhkan sebanyak 1,0-1,5 mlk/kkal, sedangkan untuk
bayi 1,5ml/kkal (Yuniasatuti. 2008).

2.4 Menilai Status Gizi


Karakteristik status nutrisi ditentukan dengan adanya Body Mass Index (BMI) dan
Ideal Body Weight (IBW).
1. Body Mass Index (BMI)
Rumus BMI (Body Mess Index) atau biasa juga disebut IMT (Indek Massa Tubuh) sering
kali di jadiak acuan untuk mengetahui berat badan seseorang. Rumus ini memadukan
perhitungan antara tinggi dan berat badan seseorang. Sehingga hasilnya akan menjadi
berat badan ideal orang tersebut. Berukut ini rumusnya:
Berat Badan Ideal = Berat Badan (Kg) :
(Tinggi badan x Tinggi badan)

Sebagai Contoh: Berat badan Yani adalah 58 kg dengan tinggi badan 168 cm
IMT= 50 Kg : (1,68 m x 1,68 m) = 45 : 2,82 = 20,56 (Kategori Normal).
Standar BMI Wanita
Nilai BMI Kategori
BMI < 18 Under Weight/Kurus – Sebaiknya mulai menambah berat
badan dan mengkonsumsi makanan berkarbohidrat di
imbangi dengan olah raga

BMI 18 – 25 Normal Weight/Normal – Bagus, berat


badan anda termasuk kategori ideal.
BMI 25 – 27 Over Weight/Kegemukan – anda sudah masuk kategori
gemuk. sebaiknya hindari makanan berlemak dan mulailah
meningkatkan olahraga seminggu minimal 2 kali

BMI > 27 Obesitas – Sebaiknya segera membuat program


menurunkan berat badan karena anda termasuk kategori
obesitas/ terlalu gemuk dan tidak baik bagi kesehatan.
Standar BMI Laki-laki
Nilai BMI Kategori
BMI < 17 Under Weight/Kurus – Tambah konsumsi
makanan berkalori
BMI 17 – 23 Normal Weight/Normal – Selamat berat badan anda
termasuk ideal

BMI 23 – 27 Over Weight/Kegemukan – Harus waspada

BMI > 27 Obesitas – Warning, sebaiknya memulai program


menurunan berat badan agar lebih ideal.

2. Ideal Body Weight (IBW)


Merupakan perhitungan berat badan optimal dalam fungsi tubuh yang sehat. Berat badan
ideal adlh jmlah tinggi dalam sentimeter dikurangi 100 dan dikurangi 10% dari jumlah
itu.
Nilai normal pengkajian nutrisi
BMI : 19,8-26
Ketebalan lipatan kulit trisep (mm) :
Pria 12,5
Wanita 16,5
Lingkar lengan tengah (cm) :
Pria 29,3
Wanita 28,5
Lingkar otot lengan tengah (cm) :
Pria 25,3
Wanita 23,2
Albumin (g/dl) 3,5-5
Transferin (mg/dl) 230-400
Jumlah limfosit total (jumlah/mm3) 1500-4000

Nilai normal kebutuhan kalori menurut umur


Umur BB (kg) TB (cm) Energi (kkal)
0-6 bulan 5,5 60 560
7-12 bulan 8,5 71 800
1-3 tahun 12 90 1250
4-6 tahun 18 110 1750
7-9 tahun 24 120 1900
Pria
10-12 tahun 30 135 2000
13-15 tahun 45 150 2400
16-19 tahun 56 160 2500
20-59 tahun 62 165 2800 (Ringan)
3000 (Sedang)
> 60 tahun 62 165 2200
Wanita
10-12 tahun 35 140 1900
13-15 tahun 46 153 2100
16-19 tahun 50 153 2000
20-59 tahun 54 156 2050 (Ringan)
2250 (Sedang)
2600 (Berat)
> 60 tahun 54 154 1850
Hamil + 285
Menyusui
0-6 bulan + 700
7-12 bulan + 500
13-24 bulan + 400

2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi


Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi yaitu :
1. Ukuran Tubuh
Merupakan peubah utama dalam menentukan pengeluaran energi seseorang. Tubuh
yang besar memiliki kebutuhan nutrisi yang lebih besar
2. Jenis Kelamin
Laki-laki dan perempuan dengan tinggi, berat, dan umur yang sama mempunyai
komposisi tubuh yang berbeda. Perempuan memiliki banyak jaringan lemak dan lebih
sedikit otot daripada laki-laki
3. Umur
Kebutuhan nutrisi pada usia muda lebih tinggi dari pada usia tua. Waktu lahir akan
meningkat kebutuhan nutrisi hingga umur dua tahun dan akan berangsur menurun
untuk meningkat lagi pada saat remaja (Almatsier, 2004).

2.6 Klasifikasi Gangguan Nutrisi


a. Kurang dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu, yang tidak puasa, mengalami atau berisiko mengalami
ketidakadekuatan asupan atau metabolisme nutrien untuk kebutuhan metabolisme
dengan atau tanpa disertai penurunan berat badan (Carpenito, 2012). Asupan nutrisi
tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. (Wilkinson, 2011).
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan
tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan
asupan nutrisi kebutuhan matabolisme (Hidayat. 2011).
Tanda klinis :
 Berat badan 10-20% dibawah normal
 Tinggi badan dibawah ideal
 Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
 Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
 Adanya penurunan albumin serum
 Adanya penurunan transferrin
Kemungkinan penyebab :
 Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
 Disfagia karena adanya kelainan
 Penurunan absrobsi nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi laktosa.
 Nafsu makan menurun (Hidayat. 2006).
b. Lebih dari Kebutuhan Nutrisi
Kondisi ketika individu mengalami atau berisiko mengalami kenaikan berat badan
yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan metabolik. (Carpenito,
2012). Asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik (Wilkinson, 2011).
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang
mempunyai resiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme
secara berlebih.
Tanda klinis :
 Berat badan lebih dari 10% berat ideal
 Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
 Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita
 Adanya jumlah asupan yang berlebihan
 Aktivitas menurun atau monoton.
Kemungkinan penyebab :
 Perubahan pola makan
 Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman. (Hidayat, 2006).
c. Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari
20% berat badan normal. (Hidayat, 2006). Perubahan pola makan normal yang
mengakibatkan perubahan berat badan. (Taylor, 2010).
d. Malnutrisi
Kurang nutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat
gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang
tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah
dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh,
adanya kelemahan otot, dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa,
konjungtiva, dan lain-lain (Hidayat, 2006).
e. Diabetes Melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan
adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau
penggunaan karbohidrat secara berlebihan (Hidayat, 2006).
f. Anoreksia Nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai
dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi,
dan kelebihan energi (Hidayat, 2006).
2.7 Edukasi Diit dan Nutrisi pada Pasien
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan.
Nutrisi adalah ikatan kimia yang yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan.
Nutrisi adalah zat dalam makanan yang menyediakan energi, membantu “membakar” nutrisi
lain menjadi energi bagi tubuh kita, dan memperbaiki jaringan. Berbagai jenis nutrisi ialah
Protein, Karbohidrat, Lemak, Vitamin, Mineral dan Air. Malnutrisi adalah keadaan terang gizi
yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam keadaan sehari-hari
sehingga tidak memenuhi dalam angka kecukupan gizi. Malnutrisi disebabkan oleh faktor luar
maupun dalam. Mengatasi masalah malnutrisi orang tualah yang harus berperan dalam
pencagahannya dengan memberikan gizi serta nutrisi yang seimbang kepada anaknya.

3.2 Saran dan Kritik.


Pemenuhan akan kebutuhan gizi dalam tubuh merupakan salah satu cara
meminimalisir terjadinya Malnutrisi. Cara itu dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi
makanan yang mengandung empat sehat lima sempurna.
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, AA. 2006. Pengantar KDM dan Proses Keperawatan Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika
Almatsier, Sunita. 2004. Penuntun Diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Carpenito, LJ. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan (Ed 13). Jakarta: EGC
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia : teori dan aplikasi dalam
praktik. Jakarta : EGC.
Perry & Potter. 2010. Fundamental of Nursing Fundamental Keperawatan Buku 3 (Ed 7).
Jakarta: EGC
Taylor, Cynthia M. 2010. Diagnosis Keperawatan dengan Rencana Asuhan (Ed 10). Jakarta:
EGC
Uri. 2008. Apa Itu Nutrisi. http://vershescha.blogstik.com . Diakses: Tanggal 29 April 2019.
Jam 10.30 WIB
Wartonah & Tartowo. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 3.
Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan Ed.9 Diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai