Anda di halaman 1dari 3

Nama : Riska Handayani Mata Kuliah : Pengantar Manajemen

Kelas : 4B Dosen : Fahma Rianti , M.Hum


NIM : 11170251000068
Tugas Individu

Kepemimpinan Dalam Islam: Mu’awiyah bin Abu Sufyan


Muawiyah bin Abu Sufyan adalah khalifah pertama dari Bani Umayyah yang
berkuasa pada tahun 661 – 680. Terbentuknya Dinasi Umayyah dan Muawiyah
memangku jabatan resmi, menurut ahli sejarah terjadi pada tahun 661 M/41 H
menggantikan Hasan bin Ali. Dengan demikia berakhirlah masa Khulafa' al-Rasyidin
yang bersifat demokratis, dan dimulailah kekuasaan Bani Umayah dalam sejarah
politik islam yang bersifat keturunan.
Muawiyah dikenal sebagai seorang penguasa, politikus , dan administrator yag
sangat bijaksana dalam menempatkan para pejabat – pejabatnya. Umar bin Khatab
sendiri pernah menilainnya sebagai seorang yang cakap dalam urusan politik dan
pemerintahan, cerdas dan jujur.
Pengalaman politik Muawiyah bin Abi Sufyan telah memperkaya dirinya
dengan kebijakan-kebijakan dalam memerintah, mualai dari menjadi salah seorang
pemimpin pasukan di bawah komando Panglima Abu Ubaidillah din Jarrah yang
berhasil merebut wilayah Palestin, Suriah dan Mesir dari tangan Imperium romawi.
Kemudian Muawiyah menjabat sebagai kepala wilayah di Syam yang membawahi
Suriah dan Palestina. Khalifah Utsmanmenobatkannya sebagai “Amir Al-Bahr” yang
memimpin penyerbuan ke kota Konstantinopel meski belum berhasil.
Kebijakan-kebijakannya Muawiyah
Dalam bidang Siyasah Dusturiyah
1. Pemindahan pusat pemerintahan dari Madinah ke Damaskus
2. Mengubah sistem pemerintahan dari demokratis menjadi monarchiheridetis
(kerajaan turun temurun), sistem pemerintahan ini diadopsi dari Persia dan
Bizantium. Langkah awal yang diambil dalam menggunakan sistem
pemerintahan tersebut yakni dengan mengangkat Yazid putranya sebagai
putra mahkota.
3. Muawiyah memberikan penghargaan kepada orang – orang yang berjasa
dala perjuangannya mencapai puncak kekuasan.
4. Menumpas orang-orang yang beroposisi yang dianggap berbahaya jika
tidak bisa dibujuk dengan harta dan kedudukan, dan menumpas kaum
pemberontak.
5. Kelima, Khalifah-khalifah Dinasti Umayyah mengadakan pembaharuan di
bidang administrasi pemerintahan dan melengkapinya dengan jabatan-
jabatan baru yang dipengaruhi oleh kebudayaan Byzantium.
Dalam bidang siyasah kharijiyah
1. Meneruskan perluasan wilayah kekuasaan Islam baik ke Timur maupun ke
Barat.
2. Merekrut orang-orang non muslim sebagai pejabat-pejabat dalam
pemerintahan, seperti penasehat, administrator, dokter dan di kesatuan-
kesatuan tentara
3. Membangun kekuatan militer yang terdiri dari tiga angkatan, darat, laut dan
kepolisian yang tangguh dan loyal.

Dlam bidang siyasah maliyah


1. Kewajiban yang harus dibayar oleh warga negara berupa pajak. Hanya saja
mereka membedakan jumlah pajak yang dibebankan kepada umat Islam
dengan penduduk non muslim yang berada dalam negeri-negeri yang baru
ditaklukkan.
2. Adapun distribusi baitul mal diperuntukkan : [a] gaji pegawai dan tentara
serta biaya tata usaha negara; [b] pembangunan pertanian dan termasuk
irigasi; [c] ongkos bagi orang-orang hukuman dan tawanan perang; [d]
pembelian perlengkapan perang; dan [e] hadiah - hadiah kepada para
pujangga dan ulama.
Pemerintahan Muawiyah tidak lepas dari pro dan kontra, pengubahan sistem
menjadi monarki sesungguhnya bukan merupakan suatu yang bijak, dan juga telah
melanggar asas musyawarah yang diperintahkan Al – Quran, agar segala urusan di
putuskan dengan bermusyawarah. Banyak juga yang menentang pemindahan sistem
pemerintahan ke Damaskus, penentang menganggap bahwa Madinah sebagai pusat
pemerintahan merupakan sunah nabi Muhammad SAW yang harus dipertahankan.
Kesimpulan
Muawiyah bin Abu Sufyan tidak diragukan lagi merupakan seorang pemimpin
yang pandai, ia mampu menempatkan para pejabat sesuai jabatannya, ia mampu
menerapkan suatu kebijakan dan mengatasinya, walau terjadi kontra akan kebijakan
tersebut. Namun begitu sebagai pemimpin Muawiyah dianggap egois karena ia
mengambil keputusan berdasarkan pemikirannya sendiri, dan tidak mengubris
pendapat rakyat, selain kaumnya yaitu Bani Umayyah.

Daftar Pustaka
Jabir, M. (2007). Dinasti Bani Umayyah di Suriah (Pembentukan, Kemajuan, Kemunduran).
Jurnal Hunafa, 271-280.
Khairuddin. (2011). KEBIJAKAN POLITIK MUAWIYAH . Al - Fikra, 161 - 181.
Rachman, T. (2018). Bani Umayyah Dilihat dari Tiga Fase (Fase Terbentuk, Kejayaan dan
Kemunduran) . Jurnal Sejarah Peradaban Islam, 86-98.
Rasyid, S. (2011). Dinamika Politik di Dunia Islam. Jurnal Adabiyah, 217-227.

Anda mungkin juga menyukai