BAB 1 2 3 Maha Fix
BAB 1 2 3 Maha Fix
PENDAHULUAN
1
2
jantung dan denyut nadi dalam menganalisis dan mengukur jumlah energi yang
digunakan seseorang. Dengan adanya fisiologi kerja memberikan harapan
bahwa pengurangan beban kerja secara optimal dapat dilakukan. Penggunaan
display dalam pekerjaan sangat berguna dalam memudahkan menyampaikan
informasi secara verbal. Display dikaitkan dengan kemudahan agar pekerja
dapat menerima informasi baik, pemberitahun, larangan maupun peringatan
agar kemungkinan-kemungkinan dalam bekerja dapat dilaksanakan dengan
baik.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa Teknik Industri sudah seharusnya
dengan muncul berbagai kasus yang ada dalam kehidupan sehari-hari, untuk
turut serta dalam memperbaiki sistem kinerja yang lebih baik agar pekerjaan
yang dilakukan seseorang dapat berjalan dengan baik dan benar.
1.3 Tujuan
Berdasarkan beberapa uraian dari subbahasan diatas, maka dapat
diketahui tujuan praktikum, meliputi.
2
3
2.1 Antropometri
2.1.1 Pengertian Antropometri
Menurut (Bridger, 1995), Istilah anthropometri berasal dari kata
“anthropos (man)” yang berarti manusia dan “metron (measure)” yang
berarti ukuran. Secara definitive antropometri dapat dinyatakan sebagai
suatu studi yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia.
Antropometri secara luas digunakan untuk pertimbangan ergonomis
dalam suatu perancangan (desain) produk maupun system kerja yang
akan memerlukan interaksi manusia. Aspek-aspek ergonomi dalam suatu
proses rancang bangun fasilitas marupakan faktor yang penting dalam
menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi. Setiap desain produk,
baik produk yang sederhana maupun produk yang sangat komplek, harus
berpedoman kepada antropometri pemakainya.
Menurut Sanders & Mc Cormick (1987); Pheasant (1988), dan
Pulat (1992), antropometri adalah pengukuran dimensi tubuh atau
karakteristik fisik tubuh lainnya yang relevan dengan desain tentang
sesuatu yang dipakai orang.
Menurut Roebuck (1995) yang mendefinisikan antropometri
sebagai “the science of measurement and the art of esthablishes the
pyshsical geometry, mass properties, and strength capabilities of human
body”. Ada pula pendapat menurut Wignjosoebroto (2000), antropometri
berasal dari “anthro“ yang berarti manusia dan “metri” yang berarti
ukuran. Penerapan data ini adalah untuk penanganan masalah desain
maupun ruang kerja. Atau dengan kata lain antropometriadalah ilmu yang
berkaitan dengan pengukuran dimensi dan cara untuk mengaplikasikan
karakteristik tertentu dari tubuh manusia, seperti: volume, titik berat,
perangkat inersia dan masa dari bagian-bagian tubuh. Secara umum
5
6
Dimana :
K = Jumlah interval kelas
n = Jumlah data
c. Mengitung panjang kelas (P)
P=
(̅) = S2 =
2. Uji Keseragaman
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode analitik,
dengan tujuan untuk mengetahui apakah data dalam keadaan seragam
atau tidak.Adapun langkah-langkahnnya dengan menentukan BKA
(Batas Kontrol Atas) dan BKB (Batas Kontrol Bawah).
a. BKA = ̅ + Zα/2.𝜎x
b. BKB = ̅ - Zα/2.𝜎x
c. Uji Kecukupan
Pengujian ini bertujuan untuk apakah data yang dibutuhkan
untuk perhitungan telah memenuhi kebutuhan/kecukupan data atau
belum. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
12
Dimana:
N’ = jumlah data yang dibutuhkan
N = jumlah data yang telah di ambil
Xi = data ke-i
Dengan ketentuan :
Jika N’ < N maka data telah cukup
Jika N’ > N maka data tidak cukup
d. Persentil
Menurut Stevenson (1989) persentil adalah suatu nilai yang
menyatakan bahwa persentase tertentu dari sekelompok orang yang
dimensinya sama dengan atau lebih dari nilai tersebut. Atau dengan
kata lain persentil adalah nilai-nilai yang membagi segugus fungsi
pengamatan menjadi 100 bagian yang sama besar. Penggunaan
konsep Persentil dalam perancangan fasilitas;
1.) Perancangan untuk individu rata–rata yaitu menggunakan
persentil 50(P50).
2.) Perancangan untuk individu extrim yaitu persentil 95 (P95) atau
persentil 5 (P5).
3.) Perancangan untuk individu yang dapat disesuaikan yaitu dari
persentil 5 (P5) sampai dengan persentil 95 (P95). Adapun hal-
hal yang dianggap penting dari konsep persentil dalam
perancangan fasilitas /produk adalah:
13
Dimana :
L : batas bawah kelas persentil
n : banyaknya data yang dihitung
i : persentil ke i (=1,2,3,..,99)
P : panjang kelas interval
Fp-1: frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas persentil
FP: frekuensi kelas persentil
c) Chi-Kuadrat
Langkah-langkah pengujian distribusi ini adalah sebagai
berikut :
Hipotesa H0 : Data berdistribusi normal
H 1 :Datatidak berdistribusi normal
14
Daerah penerimaan H0 :
Uji Hipotesa
Dimana :
Zlcl : Nilai batas bawah kelas interval ke-i
Zucl : Nilai batas atas kelas interval ke-i
P(Zlcl) : Peluang nilai batas bawah kelas interval ke-i
P(Zucl) : Peluang nilai batas atas kelas interval ke-i
P : Peluang Zucl - Zlcl
Oi : Frekuensi
ei : P x n2
2.2 Biomekanika Kerja
2.2.1 Pengertian Biomekanika Kerja
Menurut Caffin dan Anderson (1984), Biomekanika merupakan
ilmu yang membahas aspek-aspek biomekanika dari gerakan–gerakan
tubuh manusia. Biomekanika merupakan kombinasi antar keilmuan
mekanika, antropometri, dan dasar ilmu kedokteran (biologi dan
fisiologi). Menurut Frankel dan Nordin, biomekanika menggunakan
konsep fisika dan teknik untuk menjelaskan gerakan pada berbagai
macam bagian tubuh dan gaya yang bekerja pada bagian tubuh pada
aktivitas sehari-hari.
Menurut Chaffin dkk (2006), biomekanika adalah ilmu yang
menggunakan hukum-hukum fisika dan konsep-konsepteknik dengan
pengetahuan dari keilmuan biologi dan perilaku manusia.Biomekanika
kerja didefinisikan juga sebagai kajian ilmu yang mempelajari tentang
15
beban dari tubuhnya sendiri. Karena itu kesalahan lebih tepat bila
dinyatakan dengan “lelah” dapat dikurangi dengan :
a. Menghindarkan beban statis yaitu beban yang secara
berkesinambungan bekerja pada jaringan tanpa bergerak.
b. Menghindarkan konsentrasi beban yaitu terpusatnya beban pada
satu bagian sempit jaringan.
c. Menghindarkan beban yang terlalu berat, yang tak mampu ditahan
jaringan.
Diantara jaringan-jaringan yang rentan terhadap kelelahan jenis
ini adalah yang terdapat disekitar belikat.Karenanya dalam merancang
kursi, bagian ini hendaknya dihindarkan dari kontak yang intensif
dengan sandaran.Daerah dibawah pinggang bagian belakang juga
memiliki sifat yang serupa.Lapisan-lapisan antar ruas tulang belakang
juga merupakan salah satu titik lemah tubuh dalam bekerja.Berbeda
dengan kebanyakan jaringan lain yang memberikan isyarat dini
datangnya kelelahan, lapisan ini dapat rusak secara perlahan tanpa
tanda-tanda sampai keadaan mencapai tingkat parah, padahal peluang
konsentrasi beban disini cukup besar.
dimana :
a. LC = load constant, konstanta beban 23 kg (51 lbs)
20
𝐿𝑜𝑎𝑑 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
LI =
𝑅𝑒𝑐𝑜𝑚𝑚𝑒𝑑 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝐿𝑖𝑚𝑖𝑡
yang berlebihan sehingga saat pekerjaan berakhir setiap individu tidak hanya
dapat memulihkan diri dari kelelahan fisik tetapi dapat juga menikmati kegiatan
saat setiap individu tidak bekerja (Kodrat, 2013)
Dalam ilmu fisiologi terdapat batasan metabolic stress dan fatigue yang
berhubungan dengan beban pekerjaan angkat yang berulang-ulang. Jenis
pekerjaan angkat yang berulang-ulang membutuhkan lebih banyak energy
expenditure yang tidak boleh melebihi kapasitas energi pekerja. Batas
maksimum energy expenditure untuk pekerjaan angkat adalah 2,2-4,7
kkal/menit (Kodrat, 2013).
Fisiologi atau Ilmu Faal adalah salah satu dari cabang ilmu biologi yang
mempelajari berlangsungnya sistem kehidupan. Istilah "fisiologi" berasal dari
bahasa Belanda, physiologie, yang dibentuk dari dua kata Yunani Kuno, yaitu
physis yang berarti "asal-usul" atau "hakikat" dan logia, yang berarti "kajian".
Istilah "faal" sendiri diambil dari bahasa Arab, berarti "pertanda", "fungsi",
"kerja". Sehingga fisiologi adalah ilmu yang menggunakan berbagai metode
untuk mempelajari biomolekul, sel, jaringan, organ, sistem organ, dan
organisme secara keseluruhan menjalankan fungsi fisik dan kimiawinya untuk
mendukung kehidupan. (Astrand, 1977)
Sedangkan Fisiologi Kerja merupakan suatu studi mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kinerja dan kelelahan pekerja melakukan suatu pekerjaan.
Fisiologi Kerja adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau faal tubuh manusia
pada saat bekerja dan merupakan dasar berkembangnya ergonomi. Dengan
diketahuinya fisiologi kerja diharapkan mampu meringankan beban kerja
seorang pekerja dan meningkatkan produktivitas kerja.
23
Gambar 2.1 Relasi antara Konsumsi Energi dengan Meningkatnya Stress dan Detak
Jantung Saat Bekerja
Sumber : (Khan, 2010)
2.3.1 Beban Kerja
Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas
pekerjaan sehari hari. Adanya massa otot yang bobotnya hampir lebih
dari separuh beban tubuh, memungkinkan kita untuk dapat menggerakkan
dan melakukan pekerjaan. Pekerjaan disatu pihak mempunyai arti penting
bagi kemajuan dan peningkatan prestasi, sehingga mencapai kehidupan
yang produktif sebagai satu tujuan hidup. Dipihak lain, bekerja berarti
tubuh akan menerima beban dari luar tubuhnya. Dengan kata lain bahwa
setiap pekerjaan merupakan beban bagi yang bersangkutan.Beban
tersebut dapat berupa beban fisik maupun mental.
Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima
oleh seseorang harus sesuai atau seimbang baik dalam kemampuan fisik,
maupun kognitif, maupun keterbatasan manusia yang menerima beban
tersebut.Kemampuan kerja seorang tenaga kerja berbeda dari satu kepada
yang lainnya dan sangat tergantung dari tingkat ketrampilan, kesegaran
jasmani,usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan.
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja
24
Denyut nadi untuk mengestimasi indek beban kerja fisik terdiri dari
beberapa jenis yaitu:
a. Denyut Nadi Istirahat (DNI) adalah rerata denyut nadi sebelum
pekerjaan dimulai
b. Denyut Nadi Kerja (DNK) adalah rerata denyut nadi selama bekerja
c. Nadi Kerja (NK) adalah selisih antara denyut nadi istirahat dengan
denyut nadi kerja.
Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan seuatu
bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut yaitu sebuah
persamaan regresi kuadratis sebagai berikut:
E = 1,80411- 0,0229038 x + 4,71733 X
10-4x2
Dimana:
E = Energi (Kkal/menit)
x = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit)
Setelah melakukan perhitungan di atas, kita dapat menghitung
konsumsi energi dengan menggunakan persamaan:
K = Et - Ei
Dimana:
K = Konsumsi energi (Kkal/menit)
Et = Pengeluaran energi pada waktu kerja tertentu (Kkal/menit)
Ei = Pengeluaran energi pada waktu sebelum bekerja
Sebagai dasar rekomendasi dari KEPMENAKER No. 51 Tahun
1999 yang menetapkan kategori beban kerja menurut kebutuhan kalori
sebagai berikut:
a. Beban Kerja Ringan: 100 - 200 Kkal/jam
b. Beban Kerja Sedang: >200 - 350 Kkal/jam
c. Beban Kerja Berat : > 350 - 500 Kkal/jam
Peningkatan denyut nadi mempunyai peranan yang sangat
penting didalam peningkatan cardia output dari istirahat sampai kerja
28
% HR Reverse = x 100
% CVL = x100
𝑅=
Dimana:
R : istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery)
T : total waktu kerja dalam menit
W : konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam kkal/menit
S :pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan dalam
kkal/menit (biasanya 4 atau 5 Kkal/menit)
2. Konsumsi Energi Berdasarkan Kapasitas Oksigen Terukur Konsumsi
energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi
oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh
akan mendapatkan 4,8 kcal energi.
T(B – S)
Dimana:
R : Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery)
T : Total waktu kerja (menit)
B : Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit)
S : Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit)
1.
TW = menit
Dimana :
Tw = Waktu kerja (menit).
K = Konsumsi energi selama pekerjaan berlangsung (kkal/mnt).
2. Lamanya Waktu Istirahat
Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan
maka waktu pemulihan untuk beristirahat meningkat sejalan dengan
beban kerja. Dalam kedaan yang ekstrim, pekerja tidak memiliki
waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang
kronis. Jika
W < S, maka:
RT = 0
Jika S ≤ W , maka:
RT = [WS-1] x 100+ [T(W-S)W-BM]2
Jika W ≥ 2S, maka :
RT = T ( W- S )W-BM x 1.11
32
Dimana:
RT = Rest Time yaitu istirahat yang dibutuhkan (menit)
W = Konsumsi energi rata untuk bekerja (kcal/menit)
S = Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan (4 kcal/menit
untuk perempuan dan 5 kcal/menit untuk laki-laki)
T = Total waktu bekerja (menit) BM= Metabolisme basal (1.0
kcal/menit untuk perempuan dan 1.2 untuk laki-laki)
2.4 Display
2.4.1 PengertianDisplay
Display (alat peraga) adalah bagian dari lingkungan yang memberi
informasi pada pekerja agar tugas-tugas nya menjadi lancar. (Sutalaksana,
1979). Display berfungsi sebagai suatu “sistem komunikasi yang
menghubungkan antara fasilitas kerja maupun mesin kepada manusia
(Nurmianto,1991).
Display dapat menyajikan informasi-informasi yang diperlukan
manusia dalam melaksanakan pekerjaannya maka display harus dirancang
dengan baik. Perancangan display yang baik adalah bila display tersebut
dapat menyampaikan informasi selengkap mungkin tanpa menimbulkan
banyak kesalahan dari manusia yang menerimanya. Sedangkan menurut
Sutalaksana (1979),
34
2. Kebisingan
39
6. Radiasi
41
mulai
Studi Literatur
Melakukan pengukuran
Data sesuai?
Tidak
A B
43
44
A B
Ya
Selesai
mulai
Studi pendahuluan
Pengumpulan data
4. Perhitungan RWL
(Recommended weight limit)
5. LI (Lifting index)
Selesai
mulai
Studi pendahuluan
1. KE (konsumsi energi)
2. WT (waktu kerja)
3. RT (waktu istirahat)
Data sesuai ?
Selesai
Studi Literatur
Pengolahan data
Analisa data
Perancangan display
Pembuatan display
Selesai
n Fi. Xi 2 Fi. Xi
2
S
2
nn 1
2) Uji keseragaman data
Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode analitik,
dengan tujuan untuk mengetahui apakah data dalam keadaan
seragam atau tidak. Adapun langkah-langkahnnya dengan
menentukan BKA (Batas Kontrol Atas) dan BKB (Batas Kontrol
Bawah).
50
a. BKA = X Z / 2 .x
b. BKB = X Z / 2 .x
3) Uji kecukupan data
Pengujian ini bertujuan untuk apakah data yang dibutuhkan
untuk perhitungan telah memenuhi kebutuhan/kecukupan data atau
belum. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut:
2
Z
/2 N Xi 2 Xi 2
N'
Xi
Dimana:
N’ = jumlah data yang dibutuhkan
N = jumlah data yang telah di ambil
Xi = data ke-i
Dengan ketentuan : Jika N’ < N maka data telah cukup
Jika N’ > N maka data tidak cukup
Jika data belum sesuai dengan pengolahan data yang telah dihitung
maka diulangi kembali perhitungannya.
4) Persentil
Untuk menghitung nilai persentil, sebelumnya harus
mengetahui terlebih dahulu dimana letak persentilnya.
Adapun rumus yang digunakan :
a) Letak persentil (LPi)
in 1
LPi =
100
b) Nilai persentil (Pi)
n.i
P f p 1
Pi = L
100
fp
51
Dimana :
L : batas bawah kelas persentil
n : banyaknya data yang dihitung
i : persentil ke i (=1,2,3,..,99)
P : panjang kelas interval
f p1 : frekuensi kumulatif kelas dibawah kelas persentil
RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM
=
3) Mencari waktu istirahat (RT)
𝑅 =
Dimana :
K = konsumsi energy selama pekerjaan berlangsung (kkal/mnt)
S = pengeluaran energy cadangan yang direkomendasikan (4
atau 5 kkal/mnt)
g. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan dan saran dapat diambil setelah hasil perhitungan
pengolahan data didapatkan.
4. Deskripsi Masalah Display
a. Studi pendahuluan
Display adalah bagian dari lingkungan yang perlu memberikan
informasi kepada manusia (pekerja) agar tugas – tugasnya menjadi
lancar.
b. Menentukan Rumusan Masalah, Tujuan Dan Batasan Masalah
1) Rumusan masalah
a) Bagaimana cara mengukur pembuatan display
b) Bagaimana cara menghitung pembuatan display
2) Tujuan
55
1) Tinggi (T) =
2) Tebal huruf = x T
4) Lebar huruf =