DI
MUSEUM BENTENG VREDEBURG
PRAKTEK PENGENALAN LAPANGAN
DISUSUN OLEH :
Mengetahui/Mengesahkan:
Mengetahui
Kepala SMK BSJ Jatinangor
Alhamdulillah, segala puji kami panjatkan kehadirat Allah SWT yanf telah
melimpahkanrahmat dan karunia-Nya, sehingga kami siswa siswi SMK Bhakti Sejahtera
Jatinangor dapat melaksanakan serta menyelesaikan Praktek Pengenalan Lapangan (PPL) tahun
akademik 2018/2019 ini dengan baik. Tidak lupa solawat serta salam kita limpah curahkan
kepada junjungan nabi kita nabi Muhammad saw sebagai rahmatan lil’alim yang telah menuntun
kita kejalan yang benar.
Laporan ini merupakan syarat sebagai kenaikan kelas dan kelulusan disekolah SMK
Bhakti Sejahtera Jatinangor . Laporan ini disusun berdasarkan hasil observasi selama PPL di
Museum Vandeburg yang dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 19 Oktober 2018.
Selama pelaksanaan PPL sampai dengan selesai ini, kami banyak menerima bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, karena itu pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Yoyo Sunaryo Natadiputra, M.Pd sebagai Kepala Sekolah SMK Bhakti
Sejahtera Jatinangor
2. Bapak M Rifki Mubarok, M.Pd sebagai Ketua Pelaksana kegiatan PPL
3. Bapak Ibrahim Aji, S.Pd sebagai Kepala Program Analis Kimia
4. Ibu A. Randhita Prabatiwakya Artati, S.Si
5. Bapak M. Rizal, S.Pd sebagai pembimbing dalam kegiatan PPL Edukasi
6. Rekan-rekan kelompok kita yang telah menunjukkan kekompakan dan kerjasama yang
baik selama PPL
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk kita semua, Amin.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kegiatan PPL ........................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ............................................................................ 1
C. Manfaat ............................................................................................... 1
D. Tempat Kegiatan ................................................................................. 2
E. Waktu Kegiatan ........................................................................................ 2
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 15
B. Saran ............................................................................................................... 15
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................................ 17
PENDAHULUAN
C. Manfaat
1. Mendewasakan pikiran siswa dalam mengkaji setiap pemecahan masalah
2. Mengembangkan potensi siswa
3. Mengenal tempat-tempat wisata Yogyakarta
4. Mempererat keakraban dengan teman satu sekolah
5. Memupuk kebersamaan dan kerja sama antar kelompok
6. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas
Kegiatan PPL dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2018 sampai
dengan hari Sabtu tanggal 20 Oktober 2018.
VISI : Museum sebagai pusat pelestarian dan pembelajaran nilai sejarah dan perjuangan
menuju terbentuknya masyarakat Indonesia yang berkarakter dan mempunyai
rasa nasionalisme yang tinggi.
Pada zaman dahulu benteng ini digunakan sebagai tempat penahanan untuk para
pemimpin yang ada di daerah Yogyakarta yang membangkang terhadap pemerintahan
Belanda dan selanjutnya diasingkan ke luar Jawa
Pada tahun 1769 sampai 1787, Gubernur Belanda yang memerintah yaitu W.H
Ossenberg memberi usulan untuk membuat permanen Benteng Vredeburg dengan alasan
untuk menjamin keamanan rakyat. Setelah selesai penyempurnaan pembuatan benteng,
benteng tersebut diberi nama Rustenburg atau benteng peristirahatan. Lamanya
penyempurnaan ini dikarenakan adanya kesibukan dari Sultan Hamengkubuwono I pada
tahun 1775 serta adanya perpecahan Kerajaan Mataram menjadi dua yaitu Kasunanan
Surakarta dan Kasultanan Ngayogyakarta.
Pada tahun 1867 Benteng ini mengalami kerusakan karena terjadinya gempa.
Kemudian diadakan perbaikan benteng Rustenburg dan kemudian diubah dengan nama
Vredeburg yang berarti benteng perdamaian. Nama Vredeburg diambil pada saat kondisi
antara Belanda dan Kraton yang tidak pernah akur pada saat itu.
Koor.Pengkajian
Koor.Pemeliharaan
Koor.Penyajian
Koordinator museum
perjuangan
Sejak bergantinya museum ini menjadi museum negeri telah terjadi 3 kali
pergantian kepala museum,yaitu:
E. Award Penghargaan
F. Status
i) Tahun1945 – 1977
Status tanah tetap milik Kraton,setelahagresi militer Belanda ke 2 pengelolaan
benteng oleh APRI (Angkatan Perang Republik Indonesia).
G. Sumber Daya
Pengelolaan museum di Indonesia masih tertinggal jauh di banding dengan di
luar negeri. Salah satunya dikarenakan kurangnya sumber daya manusia yang kompeten
untuk mengelola museum. Hal ini terjadi karena minimnya pemahaman tentang museum
yang sebenarnya. Begitupun sumber daya manusia di Museum Benteng Vredeburg yang
masih kurang.
H. Kerjasama Ilmiah
Museum Benteng Vredeburg melakukan pengembangan internal maupun
eksternal terutama kemitraan dengan teman lain. Salah satu pengembangan eksternal
yang sudah ditempuh seperti misalnya kerjasama 3 instansi antara Benten
Vredeburg,Taman Budaya dan Taman Pintar.
Di museum benteng vredeburg sangatlah bersih dan terlihat bahwa museum itu
dirawat dengan baik. Disana banyak sekali peninggalan sejarah yang tersusun dengan
rapih. Terdapat juga tanaman kecil yang dihiasi dengan tanaman yang membuat indah
dan sejuk saat berada disana, terdapat juga beberapa patung pahlawan dan tempat duduk
untuk kita menikmati pemandangan taman museum itu.
Pada saat disana kita memiliki waktu yng bentrok dengan shalat jumat untuk para
laki laki dan semua laki laki yang berada pada tiap kelompok melaksanakan shalat jumat
terlebih dahlu di masjid terdekat. Hal tersebut tidak menghambat untuk kita semua
mencari informasi dengan catatan laki laki yang berada pada tiap tiap kelompok tidak
mengikuti perjalanan menelusuri informasi di dalam diorama.
Disana banyak sekali pengunjung dari berbagai sekolah, fakultas dan adapun
wisatawan asing yang dating ke museum benteng vredeburg.
B. Kejadian atau Kendala yang Terjadi Pada Saat PPL
Ketika kami tiba di Museum Benteng Vandeburg ksmi disana diarahkan oleh
seseorang tour guide dari Museum, kita diarahkan untuk memasuki ruang diorama 1
sampai diorama 4 untuk mencari materi dengan cara dijelaskan asal usulnya, menonton
film bersejarah tentang Museum Vandeburg dan memfoto miniatur, tulisan bersejarah,
lukisan, dan lain-lain untuk melengkapi materi dalam pembuatan laporan kami.
Terhambatnya waktu oleh shalat jumat sehingga para laki laki tidak menikuti
perjalanan pada tiap diorama yang membuat kurangnya pengetahuan yang ingin kita
ketahui. Waktu yang diberikan oleh pihak sekolah sangat sedikit sehingga kita tidak puas
untuk mencari infomasi disana dan itulah yang menjadi kendala kita.
D. Penyelesaian Masalah
Seharusnya pihak dari sekolahdapat mengganti jadwal kunjungan untuk Museum
Vandeburg dengan istirahat. Dan solusi untuk yang kita hadapi saat ada kendala di
museum dengan cara tiap siswa laki-laki berkeliling agar mendapat setidaknya sedikit
pengetahuan mengenai Museum Vredeburg.
E. Hasil Kerja
Dari kunjungan ke Museum Benteng Vredeburg Akhirnya kami dapat
mengetahui asal-usul, sejarah berdirinya, fungsi dan tugas dari Museum Benteng
Vandeburg. Selain itu menambah wawasan kami tentang sejarah Indonesia pada masa
pendudukan Jepang, Belanda, Inggris, dan Sekutu.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Museum Benteng Vredeburg adalah museum perjuangan yang dibangun pada
pemerintahan Belanda di Yogyakarta dengan tujuan untuk mengawasi kegiatan Kraton
di Yogyakarta. Museum tersebut sydah beberapa kali mengalami renovasi bahkan
pernah rubuh karena gempa besar di Yogyakarta di dalam museum tersebut terdapat
diorama 1 sampai dengan diorama 4 yang didalamnya terdapat muniatur-miniatur dalam
kaca yang menggambarkan adegan bersejarah ketika jaman perjuangan melawan
penjajah.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis menyarankan beberapa hal, diantaranya:
1. Kita sebagai siswa, harus menanamkan kesadaran dalam diri kita akan
pentingnya belajar sejarah .
2. Sebagai generasi muda kita harus dapat melestarikan warisan budaya, khusunya
Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta.
3. Pihak sekolah dan lembaga pendidikan harus memberikan dukungan penuh
terhadap pendidikan sejarah.
4. Pemerintah harus berpartisipasi aktif dalam upaya menjaga warisan budaya,
khususnya Benteng Vredeburg Yogyakarta
III IV