Anda di halaman 1dari 24

Jaringan jalan

jalan tol Jagorawi sebagai bagian jaringan jalan tol di Indonesia

Jaringan Jalan adalah satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri atas sistem jaringan primer dan
sistem jaringan Jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarkis.

Sedang sistem jaringan jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan
mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya
dalam satu hubungan hierarkis.

Sistem jaringan jalan primer


Sistem jaringan jalan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

Sistem jaringan jalan sekunder


Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan
distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

Pola Jaringan Jalan Kota


Kisi-kisi

Merupakan jaringan jalan berbenrtuk kisi-kisi atau grid yang merupakan jaringan jalan yang
banyak dikembangkan di Amerika Utara yang mempunyai aksesibilitas yang tinggi, sehingga
alternatip pilihan jalan yang dilalui banyak. Pola jaringan ini iterapkan dikota New York di
Amerika Serikat, Toronto di Canada
Radial

Yaitu jaringan jalan yang berpusat pada pusat kota yang dihubungkan dengan jalan-jalan radial,
biasnya cocok untuk kota kecil dan akan menjadi tidak layak untuk dikembangkan dikota-kota
besar.

Ring Radial

Adalah pengembangan jaringan jalan radial dengan menambahkan ring atau jalan lingkar.
Semakin besar kota dibutuhkan jaln lingkar yang lebih banyak lagi, kota Beijing di Cina sebagai
memiliki 7 buah jalan lingkar. Kota Tokyo di Jepang, kota London di Inggris juga menerapkan
pola Ring radial.

Sistem Jaringan Jalan adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan mengikat pusat-
pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya dalam satu hubungan
hierarkis. (Pasal 1 Angka 18 UU Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan).
Penerapan Geometrik Jalan Raya/Sistem
Jaringan Jalan
Sistem jaringan jalan[1] adalah satu kesatuan ruas jalan yang saling menghubungkan dan
mengikat pusat-pusat pertumbuhan dengan wilayah yang berada dalam pengaruh pelayanannya
dalam satu hubungan hierarki. Dalam pasal 6 Peraturan Pemerintah No 34 tahun 2006 bahwa:

1. Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.
2. Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan
memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan
kawasan perdesaan.

Daftar isi
 1 Sistem Jaringan Jalan Primer
o 1.1 Jalan arteri primer
 1.1.1 Karakteristik jalan arteri primer
o 1.2 Jalan kolektor primer
 1.2.1 Ciri jalan kolektor primer
 2 Sistem Jaringan Jalan Sekunder
o 2.1 Jalan arteri sekunder
 2.1.1 Ciri jalan arteri sekunder
o 2.2 Jalan kolektor sekunder
 2.2.1 Ciri jalan kolektor sekunder
 3 Referensi

Sistem Jaringan Jalan Primer


Sistem jaringan yang berada di luar daerah perkotaan (rural area)yang terderi dari jalan arteri
primer, kolektor primer

Jalan arteri primer

Jalan arteri primer menghubungkan secara berdaya guna antar pusat kegiatan nasional atau
antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah. Sistem jaringan jalan primer
disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa
distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut: menghubungkan secara menerus
pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan
lingkungan; dan menghubungkan antar pusat kegiatan nasional, sebagai contoh Jalur Pantura
yang menghubungkan antara Sumatera dengan Jawa di Merak, Jakarta, Semarang, Surabaya
sampai dengan Banyuwangi merupakan arteri primer.

Karakteristik jalan arteri primer

Karakteristik jalan arteri primer adalah sebagai berikut :

 Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 60 (enam puluh)
kilometer per jam (km/h);
 Lebar Ruang Manfaat Jalan minimal 11 (sebelas) meter;
 Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien; jarak antar jalan masuk/akses langsung minimal 500
meter, jarak antar akses lahan langsung berupa kapling luas lahan harus di atas 1000 m2,
dengan pemanfaatan untuk perumahan;
 Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan
volume lalu lintas dan karakteristiknya;
 Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu
lalu lintas, lampu penerangan jalan, dan lain-lain;
 Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat
lainnya;
 Jalan arteri primer mempunyai 4 lajur lalu lintas atau lebih dan seharusnya dilengkapi dengan
median (sesuai dengan ketentuan geometrik);
 Apabila persyaratan jarak akses jalan dan atau akses lahan tidak dapat dipenuhi, maka pada
jalan arteri primer harus disediakan jalur lambat (frontage road) dan juga jalur khusus untuk
kendaraan tidak bermotor (sepeda, becak, dll).

Jalan kolektor primer

Jalan kolektor primer adalah jalan yang dikembangkan untuk melayani dan menghubungkan
kota-kota antar pusat kegiatan wilayah dan pusat kegiatan lokal dan atau kawasan-kawasan
berskala kecil dan atau pelabuhan pengumpan regional dan pelabuhan pengumpan lokal.

Ciri jalan kolektor primer

 Jalan kolektor primer dalam kota merupakan terusan jalan kolektor primer luar kota.
 Jalan kolektor primer melalui atau menuju kawasan primer atau jalan arteri primer.
 Jalan kolektor primer dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 40 (empat puluh)
km per jam.
 Lebar badan jalan kolektor primer tidak kurang dari 7 (tujuh) meter
 Jumlah jalan masuk ke jalan kolektor primer dibatasi secara efisien. Jarak antar jalan
masuk/akses langsung tidak boleh lebih pendek dari 400 meter.
 Kendaraan angkutan barang berat dan bus dapat diizinkan melalui jalan ini.
 Persimpangan pada jalan kolektor primer diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai
dengan volume lalu lintas nya.
 Jalan kolektor primer mempunyai kapasitas yang sama atau lebih besar dari volume lalu lintas
rata-rata.
 Lokasi parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak diizinkan pada jam sibuk.
 Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu lalu lintas, marka jalan, lampu
lalu lintas dan lampu penerangan jalan.
 Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya lebih rendah dari jalan arteri primer.
 Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat
lainnya.

Sistem Jaringan Jalan Sekunder


Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang
menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder
kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

Jalan arteri sekunder

Jalan arteri sekunder adalah jalan yang melayani angkutan utama dengan ciri-ciri perjalanan
jarak jauh kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi seefisien,dengan peranan
pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota. Didaerah perkotaan juga disebut sebagai
jalan protokol.

Ciri jalan arteri sekunder

 Jalan arteri sekunder menghubungkan :

1. kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu.


2. antar kawasan sekunder kesatu.
3. kawasan sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua.
4. jalan arteri/kolektor primer dengan kawasan sekunder kesatu.

 Jalan arteri sekunder dirancang berdasarkan kecepatan rencana paling rendah 30 (tiga puluh)
km per jam.
 Lebar badan jalan tidak kurang dari 8 (delapan) meter.
 Lalu lintas cepat pada jalan arteri sekunder tidak boleh terganggu oleh lalu lintas lambat.
 Akses langsung dibatasi tidak boleh lebih pendek dari 250 meter.
 Kendaraan angkutan barang ringan dan bus untuk pelayanan kota dapat diizinkan melalui jalan
ini.
 Persimpangan pads jalan arteri sekunder diatur dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan
volume lalu lintasnya.
 Jalan arteri sekunder mempunyai kapasitas same atau lebih besar dari volume lalu lintas rata-
rata.
 Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan sangat dibatasi dan seharusnya tidak dizinkan pada
jam sibuk.
 Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu
lintas, lampu jalan dan lain-lain.
 Besarnya lala lintas harian rata-rata pada umumnya paling besar dari sistem sekunder yang lain.
 Dianjurkan tersedianya Jalur Khusus yang dapat digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat
lainnya.
 Jarak selang dengan kelas jalan yang sejenis lebih besar dari jarak selang dengan kelas jalan yang
lebih rendah.

Jalan kolektor sekunder

Jalan kolektor sekunder adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan atau pembagian
dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi, dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat di dalam kota.

Ciri jalan kolektor sekunder

 Jalan kolektor sekunder menghubungkan:

1. antar kawasan sekunder kedua.


2. kawasan sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga.

 Jalan kolektor sekunder dirancang berdasarken keoepatan rencana paling rendah 20 (dua puluh)
km per jam.
 Lebar badan jalan kolektor sekunder tidak kurang dari 7 (tujuh) meter.
 Kendaraan angkutan barang berat tidak diizinkan melalui fungsi jalan ini di daerah pemukiman.
 Lokasi parkir pada badan jalan-dibatasi.
 Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup.
 Besarnya lalu lintas harian rata-rata pads umumnya lebih rendah dari sistem primer dan arteri
sekunder.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air,
kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel;

Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum;

Jalan khusus adalah jalan yang dibangun oleh instansi, badan usaha, perseorangan, atau kelompok
masyarakat untuk kepentingan sendiri;

Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan nasional
yang penggunanya diwajibkan membayar tol;

Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder.

Sistem jaringan jalan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat
nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.

Sistem jaringan jalan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk

masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan
lingkungan.

Jalan arteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk
dibatasi secara berdaya guna.

Jalan kolektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang,
dan jumlah jalan masuk dibatasi.

Jalan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.

Jalan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Jalan Arteri primer melayani angkutan utama yang merupakan tulang punggung tranasportasi nasional
yang menghubungkan pintu gerbang utama (Pelabuhan Utama dan atau bandar Udara Kelas Utama).

Jalan Kolektor I adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota propinsi.

Jalan Kolektor II adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan ibukota propinsi dengan ibukota
kabupaten/kota.

Jalan Kolektor III adalah jalan kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota kabupaten/kota.
Jalan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Ada usul agar artikel atau bagian ini digabungkan dengan Jalan raya. (Diskusikan)

Jalan Pantura di Jawa Tengah

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.

Jalan umum adalah jalan yang diperuntukkan bagi lalu lintas umum.

Jalan khusus adalah jalan yang di bangun oleh instasi, badan usaha. Perseorangan, atau
kelompok masyarakat untuk kepentingan sendiri.

Jalan tol adalah jalan umum yang merupakan bagian sistem jaringan jalan dan sebagai jalan
nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol.

Tol adalah sejumlah uang tertentu yang dibayarkan untuk penggunaan jalan tol.

Penyelenggaraan jalan adalah kegiatan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan,


dan pengawasan jalan.

Pengaturan jalan kegiatan perumusan kebijakan perencanaan, penyusunan perencanaan umum,


dan penyusunan peraturan perundang-undangan jalan.
Pembinaan jalan adalah kegiatan penyusunan pedoman dan standar teknis, pelayanan,
pemberdayaan sumber daya manusia, serta penelitian dan pengembangan jalan.

Pengembangan jalan adalah kegiatan pemrograman dan penganggaran, perencanaan teknis,


pelaksanaan konstruksi, serta pengoperasian dan pemeliharaan jalan

Pengawasan jalan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mewujudkan tertib pengaturan,
pembinaan, dan pengembangan jalan.

Penyelenggaraan jalan adalah pihak yang melakukan peraturan, pembinaan, pembangunan, dan
pengawasan jalan sesuai dengan kewenangannya.

Jalan bebas hambatan adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan
masuk secara penuh dan tanpa adanya persimpangan sebanding serta dilengkapai dengan pagar
ruang milik jalan.

Daftar isi
 1 Pengelompokan Jalan
o 1.1 Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas
 1.1.1 Sistem jaringan jalan
 1.1.1.1 Sistem jaringan jalan primer
 1.1.1.2 Sistem jaringan jalan sekunder
 1.1.2 Jalan umum menurut fungsi
 1.1.2.1 Jalan arteri
 1.1.2.2 Jalan kolektor
 1.1.2.3 Jalan lokal
 1.1.2.4 Jalan lingkungan
 1.1.3 Jalan umum menurut status
 1.1.3.1 Jalan nasional
 1.1.3.2 Jalan provinsi
 1.1.3.3 Jalan kabupaten
 1.1.3.4 Jalan kota
 1.1.3.5 Jalan desa
 1.1.4 Jalan umum menurut kelas
 2 Bagian jalan
o 2.1 Ruang manfaat jalan
o 2.2 Ruang milik jalan
o 2.3 Ruang pengawasan jalan
 3 Pembangunan jalan
 4 Perekonomian jalan
 5 Sejarah Pembangunan Jalan
o 5.1 Jalan Mesopotamia-Mesir
o 5.2 Jalan di Eropa dan China
o 5.3 Jalan Romawi
o 5.4 Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa
 6 Sejarah Teknik Membangun Jalan
 7 Lihat pula

Pengelompokan Jalan
Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.

Jalan umum dikelompokkan menurut sistem, fungsi, status, dan kelas

Sistem jaringan jalan

Sistem jaringan jalan merupakan satu kesatuan jaringan jalan yang terdiri dari sistem jaringan
jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hierarki.

Sistem jaringan jalan disusun dengan mengacu pada rencana tata ruang wilayah dan dengan
memperhatikan keterhubungan antarkawasan dan/atau dalam kawasan perkotaan, dan kawasan
perdesaan.

Sistem jaringan jalan primer

Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan
menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai
berikut:

 menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat
kegiatan lokal sampai ke pusat kegiatan lingkungan; dan
 menghubungkan antarpusat kegiatan nasional.

Sistem jaringan jalan sekunder

Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah kabupaten/kota
dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan yang
menghubungkan secara menerus kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder
kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya sampai ke persil.

Jalan umum menurut fungsi

Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan kedalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
dan jalan lingkungan.
Jalan arteri

Jalan arteri merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna.

Jalan kolektor

Jalan kolektor merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau
pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk
dibatasi.

Jalan lokal

Jalan lokal merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

Jalan lingkungan

Jalan lingkungan merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan dengan
ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.

Jalan umum menurut status

Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten, jalan kota, dan jalan desa.

Jalan nasional

Jalan nasional merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang
menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional, serta jalan tol.

Jalan provinsi

Jalan provinsi merupakan jalan kolektor dalam sistem jaringan primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar ibukota kabupaten/kota, dan jalan
strategis provinsi.

Jalan kabupaten

Jalan kabupaten merupakan jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk
dalam jalan nasional dan jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota
kecamatan, antaribukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antarpusat
kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder dalam wilayah kabupaten,
dan jalan strategis kabupaten.
Jalan kota

Jalan kota adalah jalan umum dalam sistem jaringan sekunder yang menghubungkan antarpusat
pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antara
persil, serta menghubungkan antarpusat permukiman yang berada di dalam kota.

Jalan desa

Jalan desa merupakan jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau antarpermukiman di
dalam desa, serta jalan lingkungan.

Jalan umum menurut kelas

Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan atas
bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang, dan jalan kecil.

Menurut berat kendaraan yang Iewat, jalan raya terdiri atas: 1. Jalan Kelas I 2. Jalan Kelas IIA.
3. Jalan Kelas IIB. 4. Jalan Kelas IIC. 5. Jalan Kelas III.

Tebal perkerasan jalan itu ditcntukan sesuai dengan kelas jalan.

Makin berat kendaraan-kendaraan yang melalui suatu jalan, makin berat pula syarat-syarat yang
ditentukan untuk pembuatan jalan itu.

• Kelas I

Kelas jalan ini mencakup semua jalan utama dan dimaksudkan untuk dapat melayani lalu lintas
cepat dan berat. Dalam komposisi lalu lintasnya tak terdapat kendaraan lambat dan kendaraan tak
bermotor. Jalan raya dalam kelas ini merupakan jalan-jalan raya yang berjalur banyak dengan
konstruksi perkerasan dari jenis yang terbaik dalam arti tingginya tingkatan pelayanan terhadap
lalu lintas.

• Kelas II

Kelas jalan ini mencakup semua jalaln-jalan sekunder. Dalam komposisi Ialu lintasnya terdapat
lalu lintas lambat. Kelals jalan ini, selanjutnya berdasarkan komposisi dan sifat lalu lintasnya,
dibagi dalam tiga kelas, yaitu : IIA, IIB dan IIC.

• Kelas IIA Adalah jalan-jalan raya sekuder dua jalur atau lebih dengan konlstruksi permukaan
jalan dari jenis aspal beton (hot mix) atau yang setaraf, di mana dalam komposisi lalu lihtasnya
terdapat kendaraan lambat tapi, tanpa kendaraan tanpa kendaraan yang tak bermotor. Untuk lalu
lintas lambat, harus disediakan jalur tcrsendiri.

• Kelas IIB
Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari penetrasi
berganda atau yang setaraf di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat,
tapi tanpa kendaraan yang tak bermotor.

• Kelas IIC

Adalah jalan-jalan raya sekunder dua jalur dengan konstruksi permukaan jalan dari jenis
penetrasi tunggal di mana dalam komposisi lalu lintasnya terdapat kendaraan lambat dari
kendaraan tak bermotor.

• Kelas III

Kelas jalan ini mencakup semua jalan-jalan penghubung dan merupakan konstruksi jalan berjalur
tunggal atau dua. Konstruksi pcrmukaan jalan yang paling tinggi adalah pelaburan dengan aspal.

Bagian jalan
Ruang manfaat jalan

Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya.

Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan
kedalaman tertentu yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan
pedoman yang ditetapkan oleh departemen yang berwenang.

Ruang manfaat jalan hanya diperuntukkan bagi median, pengerasan jalan, jalur pemisah, bahu
jalan, saluran tepi jalan, trotoar, lereng, ambang pengaman, timbunan dan galian, gorong-gorong,
perlengkapan jalan, dan bangunan pelengkap lainnya.

Trotoar hanya diperuntukkan bagi lalu lintas pejalan kaki, walau pada prakteknya banyak
digunakan untuk keperluan lain semisal parkir atau tempat berjualan.

Ruang milik jalan

Ruang milik jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang
manfaat jalan. Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar,
kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milik jalan diperuntukkan bagi ruang manfaat jalan,
pelebaran jalan, dan penambahan jalur lalu lintas di masa akan datang serta kebutuhan ruangan
untuk pengamanan jalan.

Sejalur tanah tertentu dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang berfungsi sebagai
lansekap jalan.

Ruang pengawasan jalan


Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang
penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan
diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta
pengamanan fungsi jalan.

Ruang pengawasan jalan merupakan ruang sepanjang jalan di luar ruang milik jalan yang
dibatasi oleh lebar dan tinggi tertentu.

Dalam hal ruang milik jalan tidak cukup luas, lebar ruang pengawasan jalan ditentukan dari tepi
badan jalan paling sedikit dengan ukuran sebagai berikut:

 jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;


 jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;
 jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;
 jalan lingkungan primer 5 (lima) meter;
 jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter;
 jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter;
 jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter;
 jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter; dan
 jembatan 100 (seratus) meter ke arah hilir dan hulu.

Pembangunan jalan

Jalan di Jepang

Pada dasarnya pembangunan jalan adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi
pelbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan
jembatan dan terowongan, bahkan juga pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan
penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.

Muka bumi harus diuji untuk melihat kemampuannya untuk menampung beban kendaraan.
Berikutnya, jika perlu, tanah yang lembut akan diganti dengan tanah yang lebih keras. Lapisan
tanah ini akan menjadi lapisan dasar. Seterusnya di atas lapisan dasar ini akan dilapisi dengan
satu lapisan lagi yang disebut lapisan permukaan. Biasanya lapisan permukaan dibuat dengan
aspal ataupun semen.
Pengaliran/ drainase air merupakan salah satu faktor yang harus diperhitungkan dalam
pembangunan jalan. Air yang berkumpul di permukaan jalan setelah hujan tidak hanya
membahayakan pengguna jalan, malahan akan mengikis dan merusakkan struktur jalan. Karena
itu permukaan jalan sebenarnya tidak betul-betul rata, sebaliknya mempunyai landaian yang
berarah ke selokan di pinggir jalan. Dengan demikian, air hujan akan mengalir kembali ke
selokan.

Setelah itu retroflektor dipasang di tempat-tempat yang berbahaya seperti belokan yang tajam.
Di permukaan jalan mungkin juga akan diletakkan "mata kucing", yakni sejenis benda bersinar
seperti batu yang "ditanamkan" di permukaan jalan. Fungsinya adalah untuk menandakan batas
lintasan.

Perekonomian jalan
Jalan dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi
atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan, komoditi dapat mengalir
ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar
wilayah itu. Selain itu, jalan juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.
Contohnya, di pertengahan lintasan jalan utama yang menghubungkan bandar-bandar besar,
penduduk setempat dapat menjual makanan kepada sopir truk yang kerap lewat di situ. Satu
contoh yang baik bagi ekonomi lalu lintas dapat dilihat di pasar Machap, Johor Malaysia.
Sehubungan itu, Machap telah menjadi tempat istirahat bagi bus jarak-jauh karena adanya
fasilitas istirahat yang lengkap di situ dan juga letaknya di pertengahan Lebuh Raya Utara
Selatan. Di Machap, penumpang-penumpang bus akan membelanjakan uang untuk pelayanan
restoran dan kamar kecil.

Ekonomi Trafik-Istirihat seperti yang berlaku di Machap sebenarnya tidak hanya bergantung
kepada lokasi dan juga fasilitas. Yang lebih penting ialah hubungan pihak pemilik restoran
dengan sopir bus. Untuk menarik lebih banyak sopir bus datang ke mari bersama penumpangnya,
pemilik restoran berusaha menarik hati sopir bus dengan menyediakan makanan dan rokok gratis
kepada mereka. Tetapi cara yang paling baik ialah menghubungi langsung perusahaan bus
tersebut agar memilih suatu tempat sebagai tempat istirahat yang tetap.

Sejarah Pembangunan Jalan


Jalan sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah
menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas
dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan. Akan tetapi hampir semua
peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan tersebut.

Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa
jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan beroda padaknya diduga antara masa
itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Jalan Mesopotamia-Mesir
Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan
raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut
berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu,
disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia hingga Laut
Aegea sepanjang 2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM.

Jalan di Eropa dan China

Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany
hingga Laut Baltik.

Di Asia timur, bangsa Cina membangun jalan yang menghubungkan kota-kota utamanya yang
bila digabung mencapai 3200 km.

Jalan Romawi

"Banyak jalan menuju Roma" begitulah istilah yang umum dikenal mengenai jalan-jalan
Romawi. Istilah tersebut tidaklah keliru karena bangsa Romawi banyak membangun jalan. Di
puncak kejayaannya , bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang
dari Inggris hingga Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga
Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta
Peutinger.

Pembangunan Jalan Daendels di Pantura Pulau Jawa

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Jalan Raya Pos

Herman Willem Daendels adalah seorang Gubernur-Jendral Hindia-Belanda yang ke-36. Ia


memerintah antara tahun 1808 – 1811. Pada masa itu Belanda sedang dikuasai oleh Perancis.
Pada masa jabatannya ia membangun jalan raya pada tahun 1808 dari Anyer hingga Panarukan.
Sebagian dari jalan ini sekarang menjadi Jalur Pantura (Pantai Utara) yang membentang
sepanjang pantai utara Pulau Jawa. Pembangunan jalan ini adalah proyek monumental namun
dibayar dengan banyak pelanggaran hak-hak asasi manusia karena dikerjakan secara paksa tanpa
imbalan pantas.

Manfaat yang diperoleh dari jalan ini adalah sebagai jalan pertahanan militer. Selain itu dari segi
ekonomi guna menunjang tanam paksa (cultuur stelsel) hasil produk kopi dari pedalaman
Priangan semakin banyak yang diangkut ke pelabuhan Cirebon dan Indramayu padahal
sebelumnya tidak terjadi dan produk itu membusuk di gudang-gudang kopi Sumedang,
Limbangan, Cisarua, dan Sukabumi. Selain itu, dengan adanya jalan ini perjalanan darat
Surabaya-Batavia yang sebelumnya ditempuh 40 hari bisa dipersingkat menjadi tujuh hari. Ini
sangat bermanfaat bagi pengiriman surat yang oleh Daendels kemudian dikelola dalam dinas
pos.

Sejarah Teknik Membangun Jalan


Dalam sejarahnya, berbagai macam teknik digunakan untuk membangun jalan. Di Eropa Utara
yang repot dengan tanah basah yang berupa "bubur", dipilih jalan kayu berupa gelondongan kayu
dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui
rintangan tersebut.

Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun.
Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen
dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah
dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan,
terdapat penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal.

Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama
berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang
kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava
yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut
termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad
XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh.

Seorang skotlandia bernama Thomas Telford (1757 - 1834) membuat rancangan jalan raya, di
mana batu besar pipih diletakan menghadap ke atas atau berdiri dan sekarang dikenal dengan
pondasi jalan Telford. Konstruksi ini sangat kuat terutama sebagai pondasi jalan, dan sangat
padat karya karena harus disusun dengan tangan satu per satu. Banyak jalan yang bermutu baik
dengan konstruksi Telford, tetapi tidak praktis memakan waktu.

Oleh sebab itu ada konstruksi berikutnya oleh John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi
jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat
banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan
ditimbun dengan kerikil. Jalan Makadam sangat praktis, batu pecah digelar tidak perlu disusun
satu per satu dan saling mengunci sebagai satu kesatuan.

Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan
aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di
Champ-Elysess, Paris, Perancis.

Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Meski lebih kuat,
jalan tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat lebih
plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang
lebih tahan air.

Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia
University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan
maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan
Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877.
Pengertian sistem jaringan jalan

hasil cari-cari pengertian jalan nih...

Jaringan jalan merupakan satu kesatuan sistem terdiri dari sistem jaringan jalan
primer dan sistem jaringan jalan sekunder yang terjalin dalam hubungan hirarki.
Sistem Jaringan Jalan Primer

 Sistem jaringan jalan primer disusun mengikuti ketentuan pengaturan tata ruangdan
struktur pengembangan wilayah tingkat nasional, yang menghubungkan simpul-simpul
jasa distribusi.
 Jaringan jalan primer menghubungkan secara menerus kota jenjang kesatu, kota jenjang
kedua, kota jenjang ketiga, dan kota jenjang dibawahnya sampai ke persil dalam satu
satuan wilayah pengembangan. Jaringan jalan primer menghubungkan kota jenjang
kesatu dengan kota jenjang kesatu antar satuan wilayah pengembangan.
 Jaringan jalan primer tidak terputus walaupun memasuki kota. Jaringan jalan primer
harus menghubungkan kawasan primer. Suatu ruas jalan primer dapat berakhir pada suatu
kawasan primer. Kawasan yang mempunyai fungsi primer antara lain: industri skala
regional, terminal barang/pergudangan,pelabuhan, bandar udara, pasar induk, pusat
perdagangan skala regional/ grosir
 Jalan Arteri Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang ke satu
dengan kota jenjang ke satu yang terletak berdampingan atau menghubungkan
kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kedua.
 Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kedua dengan
kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan kota jenjang
ketiga.
 Jalan Lokal Primer adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang kesatu
dengan persil atau menghubungkan kota jenjang kedua dengan persil atau
menghubungkan kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga
dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil, atau kota
dibawah jenjang ketiga sampai persil.
 Yang dimaksud dengan kota jenjang kesatu ialah kota yang berperan melayani
seluruh satuan wilayah pengembangannya, dengan kemampuan pelayanan jasa yang
paling tinggi dalam satuan wilayah pengembangannya serta memiliki orientasi
keluar wilayahnya.
 Yang dimaksud dengan kota jenjang kedua ialah kota yang berperan melayani
sebagian dari satuan wilayah pengembangannya dengan kemampuan pelayanan
jasa yang lebih rendah dari kota jenjang kesatu dalam satuan wilayah
pengembangannya dan terikat jangkauan jasa ke kota jenjang kedua serta
memiliki orientasi ke kota jenjang kesatu.
 Yang dimaksud dengan kota jenjang ketiga ialah kota yang berperan melayani
sebagian dari satuan wilayah pengembangannya, dengan kemampuan pelayanan
jasa yang lebih rendah dari kota jenjang kedua dalam satuan wilayah
pengembangannya dan terikat jangkauan jasa ke kota jenjang kedua serta
memiliki orientasi ke kota jenjang kedua dan ke kota jenjang kesatu.
 Yang dimaksud dengan kota di bawah jenjang ketiga ialah kota yang berperan
melayani sebagian dari satuan wilayah pengembangannya, dengan kemampuan
pelayanan jasa yang lebih rendah dari kota jenjang ketiga dan terikat jangkauan
serta orientasi yang mengikuti prinsip-prinsip di atas.
 Kawasan adalah wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan lingkup
pengamatan fungsi tertentu.
 Kawasan Primer adalah kawasan kota yang mempunyai fungsi primer. Fungsi
primer (Fl) adalah fungsi kota dalam hubungannya dengan kedudukan kota sebagai
pusat pelayanan jasa bagi kebutuhan pelayanan kota, dan wilayah
pengembangannya.
Manajemen Lalu Lintas/Jaringan jalan
Dari Wikibuku Indonesia, sumber buku teks bebas berbahasa Indonesia
< Manajemen Lalu Lintas
Langsung ke: navigasi, cari

Manajemen lalu lintas

Pendahuluan

Definisi: Lalu lintas · Manajemen lalu lintas •


Permasalahan lalu lintas • Prinsip pengendalian lalu
lintas

Keselamatan lalu lintas

Penegakan hukum • Keselamatan lalu lintas •


Pembatasan Kecepatan • Pelambatan lalu lintas •
Tempat istirahat

Manajemen Prioritas

Prioritas angkutan umum

Jalur bus • Bus Rapid Transit • Fasilitas pendukung


Prioritas kendaraan tidak bermotor

Fasilitas pejalan kaki (Trotoar · Penyeberangan


pejalan kaki · Kawasan pejalan kaki) • Jalur sepeda

Manajemen Pembatasan

Pengendalian kendaraan pribadi • Retribusi


pengendalian lalu lintas • Pengendalian parkir • Sel
Lalu Lintas

Manajemen Kapasitas

Jaringan jalan • Kapasitas jalan • Kawasan lalu lintas


terpadu • Sistem satu arah • Simpang susun • Jalur
berlawanan arah • Jalan pintas

Pengembangan transportasi yang berkelanjutan

Prinsip transportasi yang berkelanjutan • Transit


Oriented Development • Transportasi hijau

Pendanaan

Pendanaan sistem transportasi • Kemitraan


pemerintah dengan swasta

Status:

l•b•s

Kaitan antara jaringan transportasi sangat erat dengan tata guna lahan di daerah sekitarnya yang
akan diberikan akses ataupun dalam kaitannya dengan hubungan antar pusat pengembangan.
Oleh karena itu jaringan yang baik sangat mempengaruhi mobilitas dan aksesibilitas pergerakan
di dalam jaringan tersebut.

Pendekatan yang biasanya digunakan untuk perencanaan jaringan adalah pendekatan ekonomi,
sosial, budaya serta pertahanan keamanan nasional dan tidak boleh melupakan hambatan phisik
yang mungkin ditemui.

Daftar isi
 1 Pengertian Jaringan Jalan
 2 Model Jaringan jalan
o 2.1 Kisi-kisi
o 2.2 Linier/radial
o 2.3 Pola Ring-Radial
 3 Aksesibilitas

Pengertian Jaringan Jalan


Jaringan merupakan serangkaian simpul-simpul, yang dalam hal ini berupa
persimpangan/terminal, yang dihubungkan dengan ruas-ruas jalan/trayek. Untuk mempermudah
mengenal jaringan maka ruas-ruas ataupun simpul-simpul diberi nomor atau nama tertentu.
Penomoran/ penamaaan dilakukan sedemikian sehingga dapat dengan mudah dikenal dalam
bentuk model jaringan jalan. Model jaringan jalan merupakan penyederhanaan dari model ikonis
jaringan jalan yang ada. Model ini dapat disederhanakan berbentuk ruas-ruas yang lurus, ataupun
mengikuti keadaan sebenarnya.

Model Jaringan jalan


Kawasan perkotaan mempunyai konsentrasi populasi dan intensitas tata guna tanah yang tinggi.
Tata guna tanah digunakan untuk perkantoran, pertokoan, industri, perumahan dan sekolah dan
lain-lain. Kebutuhan akan akses tinggi sehubungan konsentrasi penduduk yang tinggi. Tiga tipe
dasar bentuk jalan utama yang dikembangkan dalam kawasan di daerah perkotaan yaitu :

Kisi-kisi

Pola jaringan jalan kisi-kisi

Bentuk jalan utama ini, aslinya digunakan oleh orang Roma, diadopsi secara luas di seluruh kota-
kota di Amerika Serikat. Bentuk ini mudah dilakukan meng-gunakan garis-garis lurus dan
koordinat siku. Walaupun dapat menghasilkan jalan-jalan panjang monoton dengan sisi-sisi blok
gedung yang suram, akan tetapi mempunyai keuntungan dalam memper-mudah pergerakan lalu
lintas yang diinginkan. Menyebabkan penyebaran lalu lintas merata keseluruh petak dan sebagai
konsekuensinya pengaruhnya pada suatu lokasi tertentu berkurang.

Hal ini juga memberikan kemudahan dalam menerapkan sistem satu arah. Keuntungan utama
lainnya adalah mempermudah koordinasi alat pemberi isyarat lalu lintas dan sistem manajemen
lalu lintas.

Linier/radial
Pola jaringan jalan linier

Tipe bentuk jalan perkotaan ini berkembang sebagai hasil keadaan topografi lokal yang terbentuk
sepanjang jalur. Jalur jalan penyalur kemudian dihubungkan ke jalan utama. Lalu lintas
bervolume besar dan lalu lintas lokal sekarang dapat menggunakan jalan yang sama dan mudah
terbebani melebihi rencana dan begitu saja berkembang.

Sistem ini biasanya berkembang tanpa melalui proses perencanaan dan pengendalian ruang yang
banyak ditemukan disekitar jalan arteri primer seperti pada banyak kota-kota yang berkembang
pada jalur Pantura. Pola ini biasanya akan membentuk kota dengan pola radial.

Pola Ring-Radial

Pola jaringan jalan ring radial

Sistem transportasi berkem-bang dalam bentuk jaringan jalan menghu-bungkan pusat kota ke
pusat kota lainnya. Sebagaimana kota berkembang, mereka cenderung mengikuti arah radial dari
kawasan bisnis (CBD) sebagai pusat ke kawasan diluarnya. Beban jalan radial biasanya sangat
besar sehingga sering mengakibatkan kemacetan lalu lintas pada jalan-jalan radial ini. Sebagai
jawaban untuk mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan pembangunan jalan lingkar untuk
menghindari lalu lintas dari kawasan disekeliling pusat kota yang macet.

Pendefinisian jalan lingkar adalah jalan yang kurang lebih mengelilingi pusat kawasan kota, dan
memungkinkan lalu lintas menghindari pusat kawasan ini. Praktisnya, terdapat tiga bentuk jalan
lingkar sebagai: jalan lingkar inner (dalam), outer (luar) dan intermediate (menengah). Kawasan
perkotaan de-ngan kelompok populasi besar cenderung memiliki satu atau lebih jalan lingkar
intermediate sebagai tambahan jalan-jalan lingkar inner dan outer.
Jika kita bayangkan bentuk dasar jalan kota ini sebagai roda pedati lalu jari-jarinya sebagai rute-
rute radial. Poros dari roda pedati sebagai jalan lingkar inner. Lokasi dan perencanaan jalan
lingkar inner sangat tergantung dari: luas, layout dan penggunaan kawasan pusat. Sehingga pada
praktisnya, jalan lingkar inner dapat berupa lingkaran, kotak atau memanjang. Walaupun
biasanya digunakan untuk lalu lintas langsung yang memotong kota, kegunaan aslinya adalah
melayani lalu lintas kota itu sendiri dengan menghubungkan masyarakat dan kegiatan luar
sebagai distributor diantara radial. Jalan lingkar intermediate melayani kebutuhan lalu lintas yang
diinginkan untuk mencapai titik antara jalan-jalan lingkar inner dan outer. Kota Jakarta
mempunyai beberapa buah ring yaitu lingkar dalam (inner ring) , lingkar luar (outer ring) dan
saat ini sedang dipersiapkan satu ring lagi diluar yang sebagian besar berada dalam wilayah
Bodetabek.

Aksesibilitas
Didalam transportasi aksesibilitas adalah ukuran kemudahan untuk mencapai suatu tujuan,
sehingga dikatakan kalau aksesibilitas tinggi adalah bila alternatip rute menuju suatu tempat
banyak sehingga dapat dicapai dengan gampang dari beberapa tujuan.

Ukuran yang biasa digunakan dalam analisis lalu lintas adalah:

Dimana:

 = indeks zona asal


 = indeks zona tujuan
 = fungsi biaya perjalanan

Model aksesibilitas tersebut diatas bisa dibuat untuk pengguna kendaraan pribadi maupun
pengguna kendaraan umum. Secara lebih mudah akssesibilitas bisa dihitung atas dasar panjang
jalan per kilometer persegi, semakin panjang berarti semakin tinggi aksesibilitasnya.

Anda mungkin juga menyukai