Anda di halaman 1dari 8

ISU POSITIF DAN NEGATIF DALAM PELAYANAN DAN PRAKTIK

KEBIDANAN,EVIDANCE BASE PRAKTIK DALAM PELAYANAN


KEBIDANAN

Disusun oleh : THESSA YUNISIO PUTRI


NIM : 18212010

Dosen Pembimbing : Farida Ariani,S.SiT,M.Keb

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas akhir dari mata kuliah Hukum Acara Peradilan Agama dengan judul
“Kanker dan Pengobatannya”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada guru
Bahasa Indonesia kami Bapak Tanjun yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 30 Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II Pembahasan
2.1 Kasus isu negative dalam praktik dan pelayanan kebidanan
2.2 Kasus isu positif dalam praktik dan pelayanan kebidanan
2.3 Tanggapan mengenai isi positif dan negatif
2.4 Evidance base praktis dalam pelayanan kebidanan
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Issue adalah topik yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan
setiap orang mempunyai pendapat. Pendapat yang timbul akan bervariasi, isu muncul dikarenakan
perbedaan nilai-nilai dan kepercayaan.
Issue adalah masalah pokok yang berkembang di suatu masyarakat atau suatu lingkungan
yang belum tentu benar, yang membutuhkan pembuktian. Etik merupakan bagian dari filosofi
yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau
salah dan apakah penyelesaiannya baik atau buruk (Jones, 1994).
Issue etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan sehingga mayoritas individu
akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut sesuai dengan asas ataupun nilai yang
berkenaan dengan akhlak, nilai benar salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana contoh kasus isu negatif dalam praktik dan pelayanan kebidanan?
1.2.2 Bagaimana contoh kasus isu positif dalam praktik dan pelayanan kebidanan?
1.2.3 Apa tanggapan terhadap isu negatif dan positif dalam praktik kebidanan dan pelayanan
kebidanan?
1.2.4 Apa saja evidance base praktis dalam pelayanan kebidanan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Agar kita bisa membedakan mana isu negatif dan isu positif dalam praktik dan pelayanan
kebidanan
1.3.2 Agar kita bisa menanggapi dengan baik setiap isu posistif maupun negatif dalam praktik
dan pelayanan kebidanan
1.3.3 Agar kita bisa paham apa saja evidance base praktis dalam pelayanan kebidanan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kasus isu negative dalam praktik dan pelayanan kebidanan


Di sebuah desa, ada seorang bidan yang sudah membuka praktek kurang lebih selama satu
tahun. Pada suatu hari datang seorang klien bernama Ny ‘A’ usia kehamilan 38 minggu dengan
keluhan perutnya terasa kenceng kenceng dan terasa sakit sejak 5 jam yang lalu. Setelah dilakukan
VT, didapatkan hasil pembukaan 3 dan ternyata janin dalam keadaan letak sungsang. Oleh karena
itu bidan menyarankan agar di Rujuk ke Rumah Sakit untuk melahirkan secara operasi SC.
Namun,keluarga klien terutama suami menolak untuk di Rujuk dengan alasan tidak punya biaya
untuk membayar operasi. Tapi,bidan tersebut berusaha untuk memberi penjelasan bahwa tujuan di
Rujuk demi keselamatan janin dan juga ibunya namun jika tetap tidak mau dirujuk akan sangat
membahayakan janin maupun ibunya. Tapi,keluarga bersikeras agar bidan mau menolong
persalinan tersebut.Sebenarnya, dalam hal ini bidan tidak yakin bisa berhasil menolong persalinan
dengan keadaan letak sungsang seperti ini karena pengalaman bidan dalam hal ini masih belum
begitu mendalam. Selain itu juga dengan di Rujuk agar persalinan berjalan dengan lancar dan
bukan kewenangan bidan untuk menolong persalinan dalam keadaan letak sungsang seperti ini.
Karena keluarga tetap memaksa, akhirnya bidan pun menuruti kemauan klien serta keluarga untuk
menolong persalinan tersebut. Persalinan berjalan sangat lama karena kepala janin tidak bisa
keluar. Setelah bayi lahir ternyata bayi sudah meninggal. Dalam hal ini keluarga menyalahkan
bidan bahwa bidan tidak bisa bekerja secara profesional dan dalam masyarakatpun juga tersebar
bahwa bidan tersebut dalam melakukan tindakan sangat lambat dan tidak sesuai prosedur.

KONFLIK : keluarga terutama suami menolak untuk di rujuk ke Rumah sakit dan melahirkan
secara operasi SC dengan alasan tidak punya biaya untuk membayar operasi.
ISSU : Di mata masyarakat, bidan tersebut dalam pelayanan atau melakukan tindakan
tidak sesuai prosedur dan tidak profesioanl. Selain itu juga masyarakat menilai
bahwa bidan tersebut dalam menangani pasien dengan kelas ekonomi rendah
sangat lambat atau membeda-bedakan antara pasien yang ekonomi atas dengan
ekonomi rendah. 2
DILEMA :Bidan merasa kesulitan untuk memutuskan tindakan yang tepat untuk menolong
persalinan Resiko Tinggi. Dalam hal ini letak sungsang seharusnya tidak boleh
dilakukan oleh bidan sendiri dengan keterbatasan alat dan kemampuan medis.
Seharusnya ditolong oleh Dokter Obgyn, tetapi dalam hal ini diputuskan untuk
menolong persalianan itu sendiri dengan alasan desakan dari kelurga klien sehingga
dalam hatinya merasa kesulitan untuk memutuskan sesuai prosedur ataukah
kenyataan di lapangan.

2.2 Kasus isu positif dalam praktik dan pelayanan kebidanan

Prestasi membanggakan berhasil dirtorehkan Dona Wahyuni de Fretes, gadis pelopor


kampung warna Bobotsari Purbalingga.Bidan RSUD Goeteng Taroenadibrata ini berhasil lolos ke
tahap penjurian Lomba Pemuda Pelopor Tingkat Nasional 2018.Ia dipanggil untuk meju ke tingkat
nasional melalui surat dari Kementerian Pemuda dan Olahraga RI Nomor: 10.10.1/DII-1/X/2018
perihal Pemanggilan Peserta Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional.Sebelumnya, tim
Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional telah melakukan pencarian fakta mengenai
kepeloporan Dona di Kampung Warna, Kecamatan Bobotsari, tempat perempuan itu berkiprah, 15
September lalu.Terdapat 49 peserta dari seluruh penjuru Indonesia yang akan bersaing dalam
Pemilihan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional.49 peserta ini terbagi dalam lima bidang kepeloporan
yakni Bidang Pangan, Bidang Inovasi Teknologi, Bidang Sumber Daya Alam, Lingkungan dan
Pariwisata (SDA L dan P), bidang Agama dan Sosial Budaya serta Bidang Pendidikan.Dona akan
mewakili Purbalingga sekaligus Jawa Tengah di bidang SDA L dan P yang akan bersaing dengan
sembilan peserta dari seluruh Indonesia.Prestasi ini tentunya membuat Dona bangga karena
mampu membawa nama baik Purbalingga, sekaligus Jawa Tengah di tingkat Nasional. Dia telah
menyulap kampung kumuh menjadi bersih warna warni.“Pastinya senang dan gak percaya bisa
lolos lagi untuk ikut penjurian di tingkat nasional,” kata Dona, Jumat (12/10).Dona pun telah
menyiapkan berbagai hal untuk mengikuti penjurian yang akan berlangsung (15-18/10) di Fave
Hotel, Jakarta Pusat.Beberapa persiapan yang ia lakukan sebelum penjurian di antaranya terkait
bahan presentasi, video profil kepeloporan, dan produk kepeloporan.Ia juga akan memboyong
kerajinan pemuda dan ibu-ibu dari kampung warna untuk dipamerkan di sana.“Yang dipersiapkan
paling utama harus siap mental, karena di Jakarta nanti saya juga pemaparan di depan juri," ujarnya.
3
2.3 Tanggapan mengenai isi positif dan negatif
Tanggapan saya mengenai isu etik dalam praktik dan pelayanan kebidanan,harus di
pilih-pilih,bidan harus bisa mejadi panutan di dalam lingkungan bekerjanya,isu positif akan
kebidanan harus memang benar-benar di jalankan oleh seluruh bidan,sedang isu negatif
harus di hilang kan oleh para bidan ,agar tetap terjaga kepercayaan masyarakatan terhadap
profesi bidan.dan tanggapan saya mengenai isu negatif yang ada,bukan seutuh nya
kesalahan oleh bidan.sebab bidan bekerja juga bergantung kepada masyarakat,ibu dan
keluarga.jadi,membutuhkan kerja sama dan komunikasi yang baik dari bidan maupun dari
klien dan keluarganya.

2.4 Evidance base praktis dalam pelayanan kebidanan


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Isu merupakan suatu hal yang dapat mengubah pola berfikir seseorang bahkan masyarakat
kepada suatu profesi.baik itu isu positif maupun negatif.

Anda mungkin juga menyukai