Anda di halaman 1dari 20

ALKES UTS

JAWABAN TAHUN 2016

1. OBAT HIGH ALLERT


A. Apa yang anda ketahui dengan obat high alert
Jawab:
Adalah obat yang memiliki resiko atau potensi yang tinggi menimbulkan medication
error dan dampak yang tidak diinginkan yang disebabkan oleh penyalahgunaan obat.
Seperti obat-obat yang terlihat mirip dan kedengarannya mirip.
B. Sebutkan yang termasuk obat high alert
1) Agonis dan antagonis adrenergic
 Agonis, contoh: epinefrin
 Antagonis, contoh: propranolol
2) Anestetik
 Benzodiazepine
3) Obat inotropic
 digoksin
4) Obat penghambat neuromuscular
 suksinilkolin
5) Anti kanker
 Doksorubisin

C. Apa peran dari seorang farmasis dalam kaitan dengan obat high allert?

Jawaban : Peran dari seorang farmasis terhadap obat high allert adalah
memperhatikan dengan teliti mulai dari:

1) penerimaan resep (harus melakukan konfirmasi jika terdapat penulisan yang


tidak sesuai seperti penulisan yang tidak menggunakan huruf kapital semua;
dosis, satuan dan rute pemberian tidak tertulis dengan jelas pada resep).
2) - penyimpanan obat high allert (disimpan sesuai dengan kriteria penyimpanan
perbekalan farmasi, utamanya dengan memperhatikan jenis sediaan obat
(rak/kotak penyimpanan, lemari pendingin), sistem FIFO dan FEFO serta
ditempatkan sesuai ketentuan obat “High Alert”). Contohnya untuk elektrolit
konsentrasi tinggi harus ditempelkan stiker merah bertuliskan “High Alert” pada
setiap kemasan obat high alertdan diberikan selotip merah pada sekeliling
tempat penyimpanan obat high alert yang terpisah dari obat lain.
- Menyimpan obat dengan nama, tampilan dan ucapan mirip (look-alike,
sound-alike medication names) secara terpisah. Obat-obat dengan peringatan
khusus (high alert drugs) yang dapat menimbulkan cedera jika terjadi
kesalahan pengambilan, simpan di tempat khusus. Misalnya : menyimpan
cairan elektrolit pekat seperti KCl injeksi,heparin, warfarin, insulin,
kemoterapi, narkotik opiat,
neuromuscular blocking agents, thrombolitik, dan agonis adrenergik.
3) Pemberian label
Label untuk obat yang perlu diwaspadai dapat dibedakan menjadi dua jenis :
1) “HIGH ALERT” untuk elektrolit konsentrasi tinggi, jenis injeksi atau infus
tertentu, mis. Heparin, Insulin, dll. Penandaan obat High Alert dilakukan dengan
stiker “ High Alert Double Check” pada obat.
2) “LASA” untuk obat-obat yang termasuk kelompok LASA / NORUM
Obat kategori Look Alike Sound Alike (LASA) diberikan penanda dengan stiker
LASA pada tempat penyimpanan obat dan apabila obat dikemas dalam paket
untuk kebutuhan pasien, maka diberikan tanda LASA pada kemasan primer obat.
4) Penyiapan obat high allert sebelum diberikan ke pasien
Resep obat high alertharus diverifikasi terlebih dahulu sesuai Pedoman Pelayanan
Farmasi penanganan high alert dan diberikan garis bawah untuk setiap obat high
alert pada lembar resep dengan tinta merah.
5) Penggunaan obat
Apoteker harus berperan dalam proses penggunaan obat oleh pasien rawat inap di
rumah sakit dan sarana pelayanaan kesehatan lainnya, bekerja sama dengan
petugas kesehatan lain. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
• Tepat pasien
• Tepat indikasi
•Tepat waktu pemberian
• Tepat obat
• Tepat dosis
• Tepat label obat (aturan pakai)
• Tepat rute pemberian
6) Monitoring dan evaluasi
Apoteker harus melakukan monitoring dan evaluasi untuk mengetahui efek terapi,
mewaspadai efek samping obat, memastikan kepatuhan pasien. Hasil
monitoring dan evaluasi didokumentasikan dan ditindaklanjuti dengan
melakukan perbaikan dan mencegah pengulangan kesalahan.

Hal-hal di atas harus diperhatikan untuk mencegah agar tidak terjadi kesalahan
pemberian obat maupun penggunaan obat oleh pasien dikarenakan obat high
allert memiliki risiko tinggi menyebabkan bahaya yang besar dan cedera yang
serius pada pasien jika tidak digunakan secara tepat.
Daftar pustaka: 1. marlinaazwar.blogspot.co diakses pada minggu, 7 oktober 2018 pada pukul
14.48.

2. KESEHATAN, DITJEN BINA KEFARMASIAN DAN ALAT; RI,


DEPARTEMEN KESEHATAN. Tanggung Jawab Apoteker Terhadap
Keselamatan Pasien (Patient Safety). Direktorat Bina Farmasi Komunitas
dan Klinik, 2008, 22.

2. OBAT AUTOIMUN

A. Jelaskan bagaimana mekanisme kerja obat autoimun

Jawaban:

Pengobatan tidak dapat menyembuhkan penyakit autoimun, namun bisa


mengendalikan respon imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan.
Pengobatan utama untuk penyakit autoimun adalah dengan obat-obatan yang
memiliki mekanisme kerja dengan menurunkan peradangan dan menenangkan
respons imun yang terlalu aktif. Selain itu, perawatan juga bisa membantu
menghilangkan gejala.

Beberapa golongan obat autoimun (setiap golongan memiliki mekanisme kerja yang
berbeda sebagai obat autoimun) :

1) Obat golongan DMARD (Disease Modifying Anti-Rheumatic Drugs)

Obat golongan ini adalah obat utama yang biasa diberikan untuk penyakit autoimun
sistemik yang memberi manifestasi gejala rematik dan nyeri sendi. Obat-obatan ini
bekerja memodifikasi proses yang terjadi terlibat dengan terjadinya peradangan
pada penderita. Obat-obatan ini menekan/memperlambat progresifitas penyakit dan
kerusakan yang dapat diakibatkan oleh penyakit. Beberapa diantara obat-obatan
golongan ini digunakan juga untuk pengobatan penyakit lain seperti kanker atau
untuk menekan rejeksi transplantasi. Contoh : Methotrexate (obat golongan
DMRAD yang paling umum digunakan), Leflunomide (bekerja dengan
menghambat produksi sel-sel kekebalan tubuh yang menyebabkan terjadinya
peradangan), Cyclosporin, Azathioprine, Cyclophosphamide dll.

2) Obat golongan Corticosteroid (Anti-inflamasi/Anti-peradangan)

Obat-obatan golongan ini menekan peradangan, seperti kerja hormon steroid yang
diproduksi oleh kelenjar adrenal dalam tubuh kita. Obat-obatan ini termasuk obat
yang sangat umum digunakan, dari pengobatan kulit hingga untuk penyakit
autoimun, semua kondisi yang menyebabkan peradangan. Namun, sebetulnya
penggunaan obat ini perlu sangat diperhatikan karena risiko efek sampingnya yang
dapat berat serta efek obat ini pada kerja kelenjar adrenal yang dapat menekan
produksi hormon oleh kelenjar adrenal pada penggunaan dosis tinggi atau jangka
panjang. Oleh karenanya, jika mendapatkan obat ini harus sangat memperhatikan
dan sesuai dengan petunjuk dokter, tidak boleh sembarang menurunkan atau
menaikkan dosis apalagi menghentikan pemakaiannya secara mendadak. Jika ingin
dihentikan perlu atas petunjuk dokter dalam penurunan dosisnya hingga dihentikan
karena perlu dilakukan secara perlahan dan bertahap yang dinamakan tappering off.
Jika sudah terjadi penekanan kerja kelenjar adrenal, maka penderita mesti
tergantung pada obat-obatan golongan ini seumur hidup karena tubuh sudah tidak
lagi atau sedikit sekali memproduksinya padahal di tubuh merupakan hormon
esensial untuk pengaturan stress baik stress fisik maupun psikis. Contoh obat
golongan ini adalah:Methylprednisolone (Medrol/Medixon), Prednisone,
Dexamethasone dan Hydrocortisone.

3) Obat golongan NSAID (Non-steroidal Anti-Inflammatory Drugs)


Obat-obatan dalam golongan ini pada penyakit autoimun digunakan untuk
membantu menekan peradangan yang ringan dan membantu mengontrol nyeri.
Contoh: Aspirin (Ascardia, Aspilets), Asam mefenamat (Ponstan), Ibuprofen,
Etoricoxib (Arcoxia) dan Meloxicam.

Daftar pustaka:

 https://doktersehat.com/gejala-penegakan-diagnosis-dan-pengobatan-penyakit-autoimun/
diakses pada minggu, 7 oktober 2018 pk. 15.06.
 https://tentangautoimun.wordpress.com/2015/01/11/mengenali-obat-obatan-penyakit-
autoimun/ diakses pada minggu, 7 oktober 2018 pk. 15.17.

B. Hal yang harus diperhatikan pada penggunaan obat golongan kortikosteroid


antaralain :
a) Dosis kortikosteroid bervariasi tergantung penyakit dan kondisi pasien
b) Jika kortikosteroid dapat menyelamat kan atau memperpanjang hidup, seperti
pada penyakit exfoliative dermatitis, pemphigus, leukemia akut atau penolakan
transpalantasi akut, dosis tinggi diberikan karena komplikasi terapi yang mungkin
timbul akan relative lebih ringan dibandingkan penyakitnya sendiri.
c) Pada reaksi hipersensitif akut missal angioedema pada saluran pernapasan atas
dan syok anafilaksis, kortikostroid diindikasikan sebagai obat tambahan pada
penanganan gawat darurat dengan adrenalin (epinefrin).
d) Kortikosteroid sebaiknya digunakan secara inhalasi dalam penanganan asma,
tetapi terapi sistemik bersama dengan bronkodilator diperlukan untuk pengobatan
asma akut yang parah.
e) Kortiko steroid dapat digunakan untuk penanganan kasus peningkatan tekanan
intracranial atau edema serebral akibat keganasan, umumnya digunakan
betamethasone dan dexamethasone dosis tinggi.

1) Bagi pasien dengan resiko diabetes, kurangi asupan gula / karbohidrat.


2) Untuk mengurangi resiko osteoporosis, perlu disertai dengan suplemen Calcium
dan Vitamin D.
3) Untuk mengurangi resiko hipertensi, kurangi asupan garam dalam makanan.
4) Untuk menghindari terjadinya infeksi, hindarkan diri dari lingkungan hidup yang
kotor dan polusi. Minumlah suplemen yang dapat meningkatkan daya tahan
tubuh.
5) Untuk menghindari gangguan lambung, minumlah obat ini setelah makan

3. Informasi yang perlu diberikan kepada pasien


a) Khasiat obat : Apoteker perlu menerangkan dengan jelas apa khasiat obat yang
bersangkutan, sesuai atau tidak dengan indikasi atau gangguan kesehatan yang dialami
pasien.
b) Kontraindikasi : pasien juga perlu diberitahu dengan jelas kontra indikasi dari
obat yang diberikan, agar tidak menggunakannya jika memiliki kontra indikasi
dimaksud.
c) Efek samping dan cara mengatasinya (jikaada): pasien juga perlu diberi informasi
tentang efek samping yang mungkin muncul, serta apa yang harus dilakukan untuk
menghindari atau mengatasinya.
d) Cara pemakaian: cara pemakaian harus disampaikan secara jelas kepada pasien
untuk menghindari salah pemakaian, apakah ditelan, dihirup, dioleskan, dimasukkan
melalui anus, atau cara lain.
e) Dosis: sesuai dengan kondisi kesehatan pasien, Apoteker dapat menyarankan
dosis sesuai dengan yang disarankan oleh produsen (sebagaimana petunjuk pemakaian
yang tertera di etiket) atau dapat menyarankan dosis lain sesuai dengan pengetahuan
yang dimilikinya.
f) Waktu pemakaian: waktu pemakaian juga harus diinformasikan dengan jelas
kepada pasien, misalnya sebelum atau sesudah makan atau saat akan tidur.
g) Lama penggunaan : lama penggunaan obat juga harus diinformasikan kepada
pasien, agar pasien tidak menggunakan obat secara berkepanjangan karena penyakitnya
belum hilang, padahal sudah memerlukan pertolongan dokter.
h) Hal yang harus diperhatikan sewaktu minum obat tersebut, misalnya pantangan
makanan atau tidak boleh minum obat tertentu dalam waktu bersamaan.
i) Hal apa yang harus dilakukan jika lupa memakai obat
j) Cara penyimpanan obat yang baik
k) Cara memperlakukan obat yang masih tersisa
l) Cara membedakan obat yang masih baik dan sudah rusak
Obat pil KB (tahun 2016)

Seorang ibu yang mengkonsumsi obat PIL KB datang ke apotek “X” untuk berkonsultasi dengan
apoteker

a. Tadi malam saya lupa minum PIL KB apa yg harus saya lakukan?
Cara untuk menanggulangi lupa minum pil KB yaitu:
 Ketika lupa minum pil KB hanya beberapa jam saja dapat meminum pil KB
tersebut asal tidak lebih dari 12 jam di hari yg sama.
(contoh: biasanya minum pil KB jam 9 malam, dan baru teringat ketika sudah jam
5 pagi, maka harus meminum satu butir pil KB secepatnya. Di hari berikutnya
bisa melanjutkan minum pil KB sesuai jadwal atau waktu seperti biasanya yaitu
jam 9 malam).
 Ketika lupa minum pil KB dalam satu hari penuh ada baiknya langsung minum
dua pil KB dalam waktu yg sama.

b. Sebutkan jenis PIL KB!


Ada dua jenis pil KB yaitu:
 pil KB yg hanya berisi progesteron, umumnya diperuntukan pada ibu
pascabersalin atau yg sedang menyusui.
Keuntungan : - Dapat dikonsumsi oleh wanita yg mengidap hipertensi atau
kegemukan
- Dapat dikonsumsi oleh wanita berusia diatas 35 tahun yg
memiliki kebiasaan merokok.
Kekurangan : Dapat menyebabkan menstruasi tidak lancar.
 pil KB kombinasi yg memiliki kandungan estrogen dan progesteron, disarankan
bagi wanita pada umunya, tetapi tidak disarankan bagi ibu yg habis melahirkan
dan sedang menyusui.
Keuntungan : Mengurangi kram haid dan membuat haid menjadi lebih teratur.
Kekurangan : - Dapat menyebabkan efek samping hipertensi, nyeri payudara,
kenaikan berat badan.
- Tidak cocok untuk wanita diatas 35 tahun yg punya kebiasaan
merokok karna dapat beresiko mengalami pengumpalan darah.

c. Sebutkan satu jenis obat pil KB yang mengandung Progesteron, lengkapi contoh

Jawaban : Pil mini yaitu pil KB yang hanya mengandung progesterons aja dan diminum
sehari sekali. Berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil. Cara
pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini
lebih rendah dari pada pil kombinasi. Salah satu contoh Endometril 0,5mg/tab berisi
Lynestrenol yang merupakan sejenis hormone progestagen

d. uraikan spesialitnya.

No. Kandungan Efek samping Kontra Indikasi Dosis NamaDagang

1. Lynestrenol Kekacauan kehamilan, risiko 1 tablet setiap Endometril


pola haid; tinggi untuk hari pada jam
mual, penyakit arterial ; yang sama;
muntah, tumorhati ; porfiria; mulai pada hari
sakitkepala karsinoma pertama daur
nyeri payudara atau haid; bila
payudara, genital; perdarahan terlambat 3 jam
depresi, vagina yang belum makan pil, maka
perubahan didiagnosis; setelah harus dianggap
berat badan, pengangkatan telah "kelupaan
kelainan molahidatidosa. pil"
kulit.

2. Desogrestel Sakit kepala; Diketahui atau 1 tablet Cerazette


peningkatan didugahamil; diminum setiap
berat badan; gangguan hari selama 28
sakit pada tromboembolik hari secara
payudara; vena yang aktif; berturutan.
mual; adanya atau Kemasan
perdarahan riwayat penyakit berikutnya harus
ireguler; hati yang berat dimulai segera
amenore; dengan nilai fungsi setelah kemasan
jerawat; hati tidak bias lama habis.
perubahan kembali normal;
suasana hati; tumor yang
penurunan tergantung
libido. progesteron;
perdarahan vagina
yang tidak
terdiagnosa;
hipersensitivitas.

3. Levonorgestrel mual; Selain pada Dua tablet Microlut


muntah; kehamilan, tidak levonorgestrel
pendarahan ada kontraindikasi (1,5 mg)
uterus yang medis absolute sekaligus
tidak teratur; untuk penggunaan secepat
breast levonorgestrel mungkin,
tenderness, sebaiknya dalam
sakit kepala; 12 jam namun
pusing dan tidak boleh lebih
fatigue. dari 72 jam
setelah
intercourse.
Levonorgestrel
dapat diberikan
selama siklus
menstruasi. Jika
terjadi muntah
dalam 3 jam
setelah
pemberian, dosis
diulang kembali.
DaftarPustaka : Badan POM : http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-7-obstetrik-ginekologik-
dan-saluran-kemih/73-kontrasepsi/732-kontrasepsi-progesteron/7321
JAWABAN UTS ALKES TAHUN 2015

OBAT NEOPLASTIK

1. Jelaskan bagaimana penanganan obat neoplastik?


2. Mengapa obat neoplastik membutuhkan suatu penanganan khusus?

Jawaban :

1. Penanganan obat neoplastik :

A. PETUGAS KESEHATAN
Petugas yang diizinkan untuk memberi obat antineoplastik harus sudah mendapat
pendidikan tentang:
a. Cara menangani obat antineoplastik
b. Mengetahui kemungkinan resiko yang terjadi akibat obat antineoplastic
c. Penatalaksanaan alat-alat yang terkontaminasi
d. Pencegahan paparan terhadap petugas kesehatan
Petugas yang tidak diizinkan untuk memberikan obat antineoplastik:

a) Wanita hamil dan menyusui


b) Perawat yang tidak memakai pelindung
c) Mahasiswa yang sedang praktik

B. TINDAKAN PENCEGAHAN UNTUK PEMBERIAN OBAT KEMOTERAPI


YANG AMAN
Banyak hal yang dapat menjadi faktor terjadinya paparan obat antineoplastik terhadap
petugas kesehatan seperti kelalaian petugas, kelengkapan dan keamanan peralatan,
hingga ruangan yang digunakan. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan untuk
mencegah paparan obat antineoplastik.
1. Mencegah Paparan yang Berasal dari Petugas
a. Tidak boleh makan dan minum ditempat pencampuran obat
b. Tidak boleh mengunyah makanan dan merokok
c. Tidak boleh memakai kosmetik ditempat pencampuran
d. Tidak boleh menyimpan makanan dan minuman bersama-sama dengan obat kemoterapi
dalam suatu kulkas
e. Harus memakai teknik mencuci tangan yang baik
f. Harus menggunakan alat pelindung diri
g. Buka baju pelindung secara hati-hati untuk menghindari perluasan kontaminasi
h. Lakukan pelatihan untuk menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya keamanan dalam
menyiapkan dan memberikan obat-obatan ini

2. Mencegah Paparan Melalui Ruangan


a. Persiapan obat ini dilakukan dalam suatu tempat khusus yang ditangani oleh petugas
yang mempunyai wewenang
b. Persiapan obat ini dilakukan dalam suatu Biological Safety Cabinet (BSC) terutaama
BSC kelas II tipe B atau kelas III (Suatu BSC yang mengalirkan udara dari dalam BSC
keluar menjauhi ruangan)

3. Mencegah Paparan Melalui Alat


a. Harus memakai proteksi lengkap saat menangani alat-alat habis pakai
b. Alat-alat direndam dengan deterjen kemudian dibilas dengan air
c. Gunakan alat suntik dan set infus dengan sistem Luer-lok untuk persiapan dan pemberian
obat ini. Buang alat suntik pada wadah yang didesain untuk melindungi petugas petugas
dari cidera (tertusuk)
d. Pertimbangkan menggunakan alat untuk membawa obat dengan system tertutup dan
system tanpa jarum
e. Hindari kontak kulit. Gunakan baju pelindung disposibel yang terbuat dari bahan yang
antitembus cairan. Baju ini tertutup dibagian depannya, tangan panjang
f. Gunakan sarung tangan dan diganti secara periodik
g. Pakai plastik penutup wajah atau kacamata untuk menghindari kontak langsung dengan
obat

4. Mencegah Paparan Saat Persiapan Obat Antineoplastik


a. Pakailah pakaian pelindung
b. Gunakan topi untuk melindungi kepala
c. Mencuci tangan
d. Mencegah kebocoran pada sarung tangan
e. Menyediakan alat-alat yang diperlukan
f. Tutup troli dengan alas kertas/bahan yang menyerap
g. Hindari obat tumpah dan meninggalkan aerosol
h. Jarak antara wajah dengan ampul agak jauh saat membuka ampul
i. Sebelum membuka ampul pastikan tidak ada cairan diujung ampul
j. Gunakan kassa pada waktu membuka ampul
k. Pastikan bahwa obat yang diambil sudah cukup agar tidak mengulang dua kali
l. Gunakan kassa steril mengeluarkan kelebihan udara dari spuit
m. Buat label dengan lengkap (nama pasien, obat, dosis, tanggal pencampuran, tanggal
masuk RS)
n. Letakkan obat pada tempat yang aman (bak spuit, box tertutup)

5. Mencegah Paparan Saat Memberikan Obat Antineoplastik


a. Pakailah proteksi secara lengkap
b. Gunakan spuit/set injeksi yang telah disediakan
c. Gunakan kateter kecil, jangan mengunakan wing needle karena kaku dan merusak vena
d. Teliti dan hati-hati saat menyuntikkan obat antineoplastik dan ketika penggantian jarum
e. Pada saat penyuntikkan diberikan alas untuk menghindarkan tumpahan atau lelehan
f. Hindari obat jatuh diatas tempat tidur pasien

6. Mencegah Paparan Saat Membuang Sampah Obat Antineoplastik


a. Material/bahan-bahan yang terkontaminasi harus dibungkus dengan aman, material yang
tajam dimasukkan ke tempat yang tidak mudah bocor
b. Bahan dan sampah terkontaminasi dengan obat antineoplastic dimusnahkan di incinerator
dengan suhu >1000ºC

C. PERALATAN YANG DIGUNAKAN PETUGAS KESEHATAN DALAM


PENANGANAN OBAT KEMOTERAPI
Peralatan yang harus digunakan dalam melakukan penanganan obat antineoplastik disebut
juga APD (Alat Pelindung Diri) meliputi:
1) Baju Pelindung: sebaiknya terbuat dari bahan yang impermeable (tidak tembus cairan),
tidak melepaskan serat kain, dengan lengan panjang, bermanset dan tertutup di bagian
depan.
2) Sarung Tangan: harus memiliki permeabilitas yang minimal sehingga dapat
memaksimalkan perlindungan bagi petugas dan cukup panjang untuk menutup
pergelangan tangan, sarung tangan terbuat dari latex dan tidak berbedak dan digunakan
dua lapis.
3) Kacamata Pelindung
4) Masker Disposibel

2. Persiapan, pemberian dan pembuangan obat-obat berbahaya dapat menyebabkan


paparan pada farmasis, perawat, dokter dan tenaga kesehatan lain yang terlihat dalam proses
tersebut. Petugas kesehatan yang bekerja di rumah sakit dapat terkena paparan
obat kemoterapi melalui kontak langsung dengan kulit dan mata secara terus menerus saat
melayani pasiennya. Penelitian juga menunjukkan adanya penyimpangan atau kelainan
kromosom pada perawat yang bekerja pada waktu lama mempersiapkan obat
sitostatik. Resiko lain yang harus ditanggung petugas kesehatan saat menangani obat-obat
kemoterapi jika dilakukan tidak menggunakan standard precaution yang tepat adalah ruam
kulit (skin rash), infertilitas, keguguran, kecacatan lahir, kemungkinan leukemia dan kanker
lain.

Sumber : https://dokumen.tips/download/link/paper-antineoplastik
4. Pada pemberian kortikosteroid, informasi apa yang dapatdiberikan oleh apoteker pada pasien.
Jelaskan

Jawaban

4. Apoteker wajib memberikan informasi tentang penggunaan kortikosteroid, karena termasuk


obat yang diberikan dengan instruksi khusus (tappering down/tappering off)

Prinsip penggunaan steroid adalah “menggunakan obat dengan dosis yang paling rendah dengan
jangka waktu yang paling singkat”. Penggunaan steroid harus mempertimbangkan indikasi, efek
samping yang mungkin terjadi dan harus menimbang keuntungan dan kerugian pemakaiannya.
Pemakaian steroid jangka panjang yang tidak terkontrol dapat menyebabkan berbagai kelainan
salah satunya adalah Sindroma Cushing (kumpulan gejala yang timbul karena kelebihan kortisol,
salah satu contohnya syndrome moon face)

Steroid bekerja dengan cara menekan aksi HPA (hipotalamus pituitari adrenal). Pasien yang
mendapatkan dosis steroid di atas kadar steroid endogen (dosis fisiologis) menyebabkan risiko
penekanan aksis HPA yang lebih berat. Akibatnya, ketika terjadi penurunan dosis bertahap
steroid pasca penggunaan steroid dosis tinggi jangka panjang dapat menyebabkan sindrom
ketergantungan steroid, insufisiensi adrenal dan kambuhnya penyakit yang semula ingin diobati.

Prinsip penggunaan steroid adalah:

a. Gunakan steroid pada dosis terkecil yang memberikan efek klinis dan dalam jangka waktu yang
paling singkat.

b. Pada penggunaan jangka panjang, segera turunkan dosis setelah mencapai target terapi atau
terjadi efek samping (dosis diturunkan secara perlahan /tappering down)

c. Turunkan steroid sampai dosis paling kecil yang memberikan efekklinis.

d. Hindari penggunaan dosis ruma tanpa ada penggunaan steroid.

e. Penambahan dosis steroid mungkin diperlukan pada pasien dengan stress fisiologis misalnya
nyeri, infeksi atau trauma. Penambahan dosis steroid juga mungkin dibutuhkan pada pasien yang
baru menghentikan penggunaan steroid

Alasan penggunaan steroid menjadi factor penting untuk menentukan penghentian terapi steroid.
Bila efek klinis yang ingin dicapai sudah tercapai, maka penghentian steroid secara tappering
down dapat dilakukan. Selain itu, bila pemakaian steroid dinyatakan tidak bermanfaat dan terjadi
efek samping, penghentian steroid dapat dilakukan. Kontra indikasi untuk melanjutkan
penggunaan steroid adalah terjadinya eksaserbasi keratiris herpetik.

Kondisi lain yang dapat dipertimbangkan sebagai alasan penghentian penggunaan steroid adalah
diabetes melitus yang sulit dikontrol, hipertensi berat, pseudotumorserebral, osteoporosis lumbal
yang memberat, psikosis yang diinduksi steroid dan ulkuspeptikum. Keputusan untuk
menghentikan pengunaan steroid didasarkan atas pertimbangan klinis dengan menimbang
manfaat dan risiko yang mungkin terjadi

Sumber :

http://pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_KONSELING.pdf

https://www.alomedika.com/bagaimana-cara-melakukan-penurunan-dosis-bertahap-pada-
penggunaan-steroid

OBAT PSIKOTROPIK

Seorang ibu hamil membawa resep dokter ingin membeli obat di apotek Anda

1. Apa yang perlu diperhatikan pada obat psikotropik untuk ibu hamil ?
Jawaban :

1. Mengetahui kategori obat psikotropik pada wanita hamil. Hal ini perlu diperhatikan agar
dapat memberikan pelayanan dan informasi yang sesuai. Berdasarkan kategori obat pada
ibu hamil menurut FDA, psikotropik masuk kedalam kategori C (mungkin beresiko).
Obat kategori C, pada saat dilakukan studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping pada janin ( teratogenic /emborisidal /efek samping lainnya ).
Namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya dapat diberikan jika
manfaat yang diperoleh melebih iresiko yang mungkin timbul padajanin.

Setelah mengetahui kategori obat, hal lain yang perlu diperhatikan adalah dosis /kekuatan
obat. Obat harus digunakan pada dosis efektif terkecil dalam jangka waktu sesingkat
mungkin, serta dihindari penggunaannya pada trimester pertama. Juga perlu adanya
pertimbangan penyesuaian dosis dan pemantauan pengobatan.Obat psikotropik baru
diberikan jika kemanfaatannya lebih besar dari pada resiko terhadap janin.
Sumber : http://pio.binfar.depkes.go.id/PIOPdf/PEDOMAN_IBU_HAMIL.pdf.

2. Sebutkan 1 jenis obat golongan psikotropik yang dapat digunakan untuk ibu hamil 2
bulan
 Fluoxetine

3. Lengkapi contoh dari no 2 tersebut dengan uraian specialite nya


 Nama obat : Fluoxetine
 Nama Dagang : Nopres, Deprezac, Noxetine, Elizac 20, Prestin, Andep, Ansi 20,
Courage, Antiprestin, Kalxetin, Zac, Foransi, Fluoxetine HCL, Oxipres,
Prozac
 Golongan : Antidepresan
 Kategori : Obat resep
 Bentuk obat : tablet,kapsul, larutan
 Potensi : Kapsul 10 mg, 20 mg, 40 mg
Kapsul pemberian ditunda 90 mg
Larutan 20 mg/5 mL (5 mL, 120 mL)
Tablet 10 mg, 20 mg, 60 mg
 Kategori kehamilan dan menyusui : Kategori C

Daftar Pustaka:

https://www.alodokter.com/fluoxetine

http://kebidananella.blogspot.com/2012/02/obat-obat-untuk-bumil.html

https://hellosehat.com/obat/fluoxetine/

https://id.wikibooks.org/wiki/Catatan_Dokter_Muda/Psikofarmakologi

http://ortipulang.blogspot.com/2011/06/obat-obatan-saat-kehamilan_22.html?m=1
JAWABAN UT ALKES TAHUN 2014

ANTIDOTUM

2. obat yang membutuhkan antidotum

a. apa yang menyebabkan pasien perlu diberikan antidotum

b. antidotum yang saudara ketahui untuk over dosis pada pemakaian opioid

Jawaban :

a. Pasien yang perlu diberikan antidotum adalah pasien yang keracunan. Karena antidotum
adalah tata cara yang secara khusus ditunjukkan untuk mambatasi kekuatan efek toksik
yang ditimbulkannya, sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya lebih
lanjut. Berarti, sasaran terapi antidot adalah pengurangan intensitas efek toksik.
b. Antidotum yang diberikan untuk over dosis pada pemakaian opioid adalah nalokson.
Pada saat perlu diberikan nalokson berulang dapat diberikan melalui infus intravena
secara terus-menerus, kecepatan pemberian infus disesuaikan dengan tanda vital pasien.

3.
a. Hal hal yang perlu diperhatikan saat memberikan obat yang dapat menyebab kan reaksi
fotosensitivitas :tekankan kepada pasien untuk menghindari sinar matahari langsung atau
sengaja berjemur. Jika menghindari sinar matahari tidak memungkinkan, sarankan untuk
menggunakan pakaian tertutup dan menggunakan tabir surya spectrum luas dengan SPF
setidaknya 30. Kompres dingin dan kortikosteroid topical dapat direkomendasikan untuk
sengatan matahari ringan, tetapi pasien harus berobat kedokter jika reaksinya parah.
b. Perbedaan fotosensitif dan fotoalergi :
Fotosensitivitas karena obat merupakan respon kulit terhadap interaksi antara bahan
kimia (obat) dan bahan fisik (cahaya). Bahan kimia yang dapat menimbulkan reaksi
fotosensitivitas dapat berupa bahan sistemik atau pun bahan topikal. Obat ini merupakan
senyawa di-trisiklik, dengan berat molekul 300-500 gm/mol. Spektrum kerja obat ini
adalah spectrum radiasi yang dibutuhkan oleh fotosensitizer karena obat ini berbeda,
yakni reaksi fototoksik dan reaksi fotoalergi.
Dibutuhkan pemeriksaan dan anamnesa yang teliti untuk dapat menegakkan
diagnosis. Meskipun kedua subkategori fotosensitivitas ini mungkin sulit dibedakan
karena manifestasi klinis yang serupa,terdapat beberapa perbedaan yang dapat terlihat.
Reaksi fototoksisitas dapat terjadi pada setiap pasien yang mengonsumsi sejumlah
obat tertentu dan terpapar cahaya dalam jumlah tertentu yang dapat menimbulkan reaksi.
Dibandingkan dengan reaksi fotoalergi, fototoksisitas membutuhkan dosisobat yang lebih
tinggi untuk terjadinya reaksi dan dapat muncul pada paparan obat pertama kali. Reaksi
fototoksik yang banyak terjadi yaitu sengatan matahari (sunburn) pada area kulit yang
terbuka, yang kemudian mengalami hiperpigmentasi. Reaksi fotoalergi lebih jarang
terjadi dibandingkan reaksifototoksik dan dihasilkan oleh imunitas yang dimediasi-sel.
Seperti reaksi alergilainnya, reaksi fotoalergi tidak muncul pada saat paparan obat
pertama kali sehingga membutuhkan sensitisasi. Tidak seperti fototoksisitas, reaksi
fotoalergi hanya membutuhkan sejumlah kecil agen pemicu dan kemunculannya dapat
tertunda selama beberapa hari setelah paparan terhadap cahaya dan obat. Secaraklinis,
reaksi ini menyerupai eksim dan dapat menyebar ke area kulit yang tidak terpapar oleh
cahaya

Sumber : MajalahFarmasetika, Vol.1 No.2, 2016 e-ISSN : 2528-0031


AntibiotikPemicuFotosensitivitasObat yang HarusDiketahuiApoteker
OBAT SITOTASTIKA

1. Mengapa obat sitostatika harus dipersiapkan oleh Apoteker? (Jelaskanfaktorresikonya)


2. Berikan keterangan spesialite dari doksorubisin.

Jawaban :

1. Obat sitostatika harus dipersiapkan oleh Apoteker karena obat sitostatika berbeda dengan obat
lain,tidak sederhana, dan banyak aspek yang perlu diperhatikan. Obat sitostatika memiliki
efek yang besar, dan sebelum digunakan pun obat tersebut memiliki perlakuan khusus,
apotekerlah yang dibekali keahlian untuk melakukan hal tersebut
(https://www.majalahmedisina.com/iai/?p=35RizkaAndalusia
:BerjuanguntukPenderitaKanker).

Faktor resiko :

 Genotoksik : bersifat merusak DNA ; dikatakan untuk agen bersifat radikal atau zat
kimiawi yang bersifat seperti ini sehingga menyebabkan mutasi, terkadang menyebabkan
terjadinya kanker.
 Mutagenik : menginduksi mutasi genetik.
 Onkogenik : menimbulkan tumor atau menyebabkan pembentukan tumor; khususnya
merujuk pada virus-virus yang menginduksi tumor.
 Teratogenik : setiap agen atau faktor yang menginduksi atau meningkatkan kejadian
perkembangan prenatal abnormal.
 Karsinogenik : zat yang dapat menyebabkan kanker.
(KamusSakuKedokteran Dorland Ed.29)

2. Spesialite doksorubisin (MIMS 2018 h.213, 215, 220)

NAMA PATEN SEDIAAN POTENSI


Caelyx 2 mg/mL x 10 mL x 1
Carcinocin 10 mg/5 mL x 1, 50 mg/25 mL x 1
Doxorubicin Kalbe Injeksi (Vial) 10 mg/5 mL x 1, 50 mg/25 mL x 1
Doxotil 10 mg/5 mL x 1, 50 mg/25 mL x 1
Sandobicin 10 mg/5 mL x 1, 50 mg/25 mL x 1

Anda mungkin juga menyukai