Anda di halaman 1dari 104

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT,

atas berkat dan rahmat – Nya kami dapat menyelesaikan

penyusunan panduan praktik asuhan keperawatan keluarga.


Penyusunan panduan praktik asuhan keperawatan

keluarga. ini terlaksana dengan baik berkat bantuan, bimbingan

serta saran dari berbagai pihak. Oleh karena itulah penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih Yang Terhormat :

1. Drs. H. Lamri, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur


2. Joko Sapto Pramono, S.Kep.,M.Kep, Selaku Pembantu Direktur I

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan

Timur.
3. Ismansyah, S.Kp.,M.Kesp, Selaku Ketua Jurusan Keperawatan .

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur


4. Ns. Andi Parellangi, S.Kep.,M.kep.,M.H. , Selaku Ketua Program

Studi D IV Keperawatan Jurusan Keperawatan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur


5. Bapak/Ibu Dosen pengampu kelompok keilmuan keperawatan

keluarga/ pembimbing Praktik Keperawatan Keluarga


6. Clinical Instruktur Puskesmas Lempake Samarinda
7. Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Allah SWT membalas dan selalu melimpahkan rahmat

serta hidayah-Nya atas bantuan dan dukungan yang telah

diberikan kepada penulis.

1
Buku Panduan ini tentunya belum sempurna, Penulis

sangat menyadari bahwa masih banyak keterbatasan ilmu

pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang penulis miliki,

karena kesempurnaan hanyalah milik Allah Azza wajalla. Maka

dari itu, dengan ikhlas penulis mengharapkan kritik dan saran

dari semua pihak demi kebaikan kita bersama dimasa yang akan

datang.
Akhirnya semoga buku panduan ini dapat diterima dan

bermamfaat bagi mahasiswa dan kita semua.

Samarinda, Mei 2017

Tim

Penyusun

2
I. KERANGKA ACUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA
Pendahuluan
Pengalaman Belajar Klinik (PBK) Keluarga merupakan pengalaman
belajar berbentuk praktik, yang memungkinkan Mahasiswa memperoleh
kesempatan untuk melaksanakan praktek keperawatan pada tatanan yang
nyata. Mahasiswa diberi kesempatan mengujicobakan mata ajaran bidang
Keperawatan Keluarga yang diperoleh selama mengikuti pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran klinik ini dirancang sedemikian rupa sehingga
memungkinkan mahasiswa mampu menerapkan teori-teori yang telah
didapatkan sesuai dengan kompetensi keperawatan keluarga.
Dalam Pengalaman Belajar Klinik (PBK) keperawatan keluarga ini,
Mahasiswa diberi kesempatan untuk melakukan pendekatan kepada keluarga
dengan menerapkan konsep-konsep dasar keluarga dan keperawatan keluarga
dengan pendekatan proses keperawatan keluarga serta menerapkan prinsip-
prinsip kepemimpinan dan manajemen keperawatan keluarga dalam tatanan
pelayanan kesehatan nyata di keluarga.

A. Tujuan Mata Kuliah


1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti Pengalaman Belajar Klinik Keperawatan
Keluarga ini, mahasiswa dapat menerapkan Asuhan Keperawatan
Keluarga.dengan pendekatan proses keperawatan
2. Tujuan Khusus
Kompetensi No. 28 :
a. Melakukan pengkajian pada tatanan keluarga
b. Menegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
c. Melakukan perencanaan keperawatan keluarga.
d. Mengimplementasikan rencana tindakan yang telah dibuat.

3
e. Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap asuhan keperawatan
keluarga yang telah diberikan.

B. SASARAN
Mahasiswa Tingkat III A & B Kelas reguler Prodi D III Keperawatan
Jurusan keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Kaltim
yang berjumlah 74 orang ( III A : 34 orang .& III B : 40 orang ) yang dibagi
dalam 2 tempat praktik yaitu Tingkat III A di wilayah kerja Puskesmas
Bengkuring dan Tingkat III B di wilayah kerja Puskesmas Sempaja
Samarinda

C. Strategi dan Metode Pembelajaran


Metode yang digunakan dalam Praktek Keperawatan Keluarga ini adalah :
1. Pengalaman : Penugasan Klinik
2. Observasi
3. Self Directed
4. Konferensif
5. Preceptorship
Adapun strategi Bimbingannya yaitu :
1. Pre dan post confrens dilakukan setiap hari dengan masing-masing
pembimbing.
2. Supervisi dilakukan oleh Preceptor dari institusi pendidikan (clinical
Teacher) dan Clinical Instruktur dari Puskesmas Sempaja dan
Puskesmas Bengkuring (instrumen Supervisi terlampir).

D. Kompetensi Asuhan Keperawatan keluarga ( No. 28)


Melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan menerapkan model
Friedman (2000) dengan pendekatan proses keperawatan :
a. Melakukan pengkajian pada tatanan keluarga
b. Menegakkan diagnosa keperawatan keluarga.
c. Melakukan perencanaan keperawatan keluarga.

4
d. Mengimplementasikan rencana tindakan yang telah dibuat.
e. Melakukan evaluasi dan monitoring terhadap asuhan keperawatan
keluarga yang telah diberikan.

E. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Kegiatan Praktik Keperawatan keluarga ini dilaksanakan di wilayah
kerja Puskesmas Bengkuring untuk Mahasiswa Tingkat III A dan di wilayah
kerja Puskesmas Sempaja untuk Mahasiswa Tingkat III B dengan waktu
pelaksanaan selama 1 minggu efektif mulai tanggal 03 s.d 08 Juni 2013
( Daftar nama kelompok & jadwal praktik terlampir).
.
F. Tim Pembimbing & Starategi Bimbingan
Preceptor Klinik Keperawatan Keluarga terdiri dari Preceptor dari
Institusi Pendidikan Politeknik Kesehatan Kaltim Jurusan Keperawatan
(Clinical Teacher) dan Preceptor dari Puskesmas Bengkuring & Puskesmas
Sempaja Samarinda yang telah ditunjuk oleh pihak Puskesmas.masing-
masing.

Adapun Preceptor dari Institusi pendidikan Politeknik Kesehatan


Kaltim Jurusan Keperawatan adalah :
Puskesmas Bengkuring Puskesmas Sempaja
1. Ns. Andi Parellangi, M.Kep., 1. Hj. Nurhidayah, SE., M.Kes
2. H. Siswoyo, SKM., M.Pd
M.H
3. H. Azhari, SKM., M.Kes
2. Rivan Firdaus, SST
4. Edi Purwanto, SST., M.Kes
3. Badar, SST
4. Ns. Wiayadi, S.Kep., M.Kep

Preceptor Klinik bertugas mengatur dan menggunakan strategi untuk


membantu mahasiswa dalam melaksanakan praktik keperawatan Keluarga
seperti :
a. Membantu peserta didik dalam menerapkan teori kedalam praktek.

5
b. Memberikan petunjuk untuk mengatasi kekurangan pengalaman dari
mahasiswa.
c. Menjembatani kesenjangan antara kenyataan yang ada dilahan praktek
dengan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki oleh
mahasiswa.
d. Mengorganisasikan pengalaman paraktek untuk membantu mahasiswa
dalam menghadapi situasi dan lingkungan belajar yang kompleks.
e. Melatih kemandirian mahasiswa dengan berperan sebagai pendorong.
f. Memberi umpan balik terhadap hasil yang dicapai oleh mahasiswa
Setiap mahasiswa yang praktik, hendaknya mematuhi hal sebagai
berikut :
a. Mahasiswa memakai seragam Putih coklat
b. Mahsiswa wajib melaksanaan tugas sesuai dengan program yang telah
ditentukan dan memberikan laporan pada Preceptor pendidikan. Bagi
mahasiswa yang tidak melaksanakan tugas sesuai dengan waktu akan
dikenakan sangsi yang telah ditetapkan oleh koordinator Mata Ajaran.
c. Bila mahasiswa tidak dapat hadir, wajib memberitahu ke pihak
Puskesmas/Institusi Pendidikan dengan catatan harus ada surat
keterangan sakit atau izin dari koordinator Mata Ajaran, bila tidak ada
surat keterangan dianggap absen.
d. Jumlah ketidakhadiran harus diganti pada waktu yang lain, yang akan
ditentukan kemudian.
e. Mahasiswa harus mentaati tata tertib di Institusi Pendidikan serta
peraturan–peraturan yang ada di Puskesmas masing-masing.

G. Evaluasi
Evaluasi pengalaman Belajar Klinik Keperawatan Keluarga dilakukan
oleh Preceptor Klinik dari Institusi Pendidikan dan lahan praktek.
Evaluasi terhadap pencapaian kompetensi berdasarkan :

6
1. Sikap : 20 %
2. Supervisi kompetensi : 50 %
3. Laporan Akhir + Responsif : 30 %

Mengetahui, Samarinda, 11 Mei 2013


Ketua Prodi D III Keperawatan Koordinator Keperawatan Keluarga

Sutrisno, APP., M.Kep Ns. Andi Parellangi, M.Kep., M.H


NIP 196405151586031006 NIP 197512152002121004

I. Asuhan Keperawatan Keluarga


By : Ns. Andi Parellangi, M.Kep., M.H

A. Pengertian Asuhan Keperawatan Keluarga

7
Asuhan Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk
membantu menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi
masalah kesehatannya secara mandiri.
2. Tujuan khusus
Ditingkatkannya masalah kesehatan keluarga.
a. Mengenal masalah kesehatan yang ada di dalam keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah
kesehatan keluarga.
c. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota
keluarga yang sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh, dan
atau yang membutuhkan asuhan keperawatan.
d. Memelihara lingkungan (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat
menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya :
puskesmas, puskesmas pembantu, kartu kesehatan dan
posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

C. SASARAN
Sasaran dari asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-
keluarga yang rawan kesehatan yaitu : keluarga yang mempunyai
masalah-masalah kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya
masalah kesehatan.
D. PERSIAPAN PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

8
1. Menetapkan keluarga sasaran yang akan dikunjungi serta
menentukan kasus-kasus yang perlu ditindaklanjuti di rumah,
melalui seleksi kasus di Puskesmas/Puskesmas pembantu sesuai
dengan prioritas.
2. Menetapkan jadwal kunjungan :
a. Membuat jadwal kunjungan dan nama-nama keluarga yang
akan dikunjungi.
b. Membuat kesepakatan dengan keluarga tentang waktu
kunjungan dan kehadiran anggota keluarga pengambil
keputusan.
3. Menyiapkan kelengkapan lapangan
Menyiapkan kelengkapan lapangan yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan kunjungan antara lain :
a. Mempelajari riwayat penyakit klien dari status/rekam kesehatan
keluarga dan pencatatan lain yang ada kaitannya dengan klien
tersebut.
b. Membuat catatan singkat tentang permasalahan klien dan
keluarga sebagai dasar kajian lebih lanjut di keluarga.
c. Formulir atau catatan pengkajian keluarga dan catatan lain yang
diperlukan.
d. PHN kit yang berisi antara lain
 Peralatan
 Obat-obatan sederhana
e. Alat Bantu penyuluhan
Dalam pelaksanaan kunjungan keluarga, sasaran kegiatan yang
dilaksanakan antara lain :
 Menciptakan suasana/hubungan yang baik dengan sesame
anggota keluarga.
 Menggunakan bahasa yang sederhana

9
 Memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah.
 Menginformasikan tujuan kunjungan serta meyakinkan
keluarga bahwa kedatangan perawat adalah untuk
membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada di keluarga.
E. Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :
1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga. Yang termasuk
pada pengkajian keluarga adalah :
a. Mengidentifikasi data demograf dan sosiokultural
b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan strategi koping yang digunakan keluarga.
e. Perkembangan keluarga.
Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai
anggota keluarga adalah pengkajian :
a. Fisik
b. Mental emosi
c. Sosial
d. Spiritual
2. Perumusan diagnosis
3. Penyusunan perencanaan
Perencanaan disusun dengan menyusun intervensi sesuai dengan
diagnosa yang ditemukan.
4. Pelaksanaan asuhan keperawatan
Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan mobilisasi
sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, masyarakat dan
pemerintah.
5. Evaluasi

10
Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan
yang sudah dilaksanakan.

A. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga
yang dibinanya.

Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan


metode :
1. Wawancara keluarga
2. Observasi fasilitas rumah
3. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke
ujung kaki)
4. Data sekunder, contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, Pap Smear,
dsb.

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga, antara lain :


1. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
a. Nama kepala keluarga (KK)
b. Alamat dan nomor telepon
c. Pekerjaan kepala keluarga
d. Pendidikan kepala kaluarga

e. Komposisi keluarga
No Nama JK Hub. Umur Pendi- Status Imunisasi Ket
Dgn dikan BCG Polio DPT Hepatitis Cam
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 -pak

11
Genogram :
Simbol-simbol yang biasa digunakan

X
Laki-laki Perempuan Identifikasi Klien Meninggal
Menikah

Pisah Cerai Anak angkat Aborsi

Kembar Tinggal dalam 1 rumah

f. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan tipe keluarga tersebut.
g. Suku bangsa

12
Mangkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa tersebut terkait dengan
kesehatan.
h. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
i. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi ditentukan oleh pendapatan baik kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki
oleh keluarga.
j. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu,
namun dengan menonton TV dan mendengar radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Tahap perkembangan keluarga dilakukan dengan anak tertua
dari keluarga inti.
Contoh :
Keluarga Bpk. A mempunyai 2 orang anak, anak pertama
berumur 7 tahun dan anak berumur 4 tahun, maka keluarga
Bpk. A berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan
anak usia sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

13
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang meliputi
riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap
pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari
pihak suami dan istri.

3. Pengkajian lingkungan
a. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasikan dengan melihat luas
rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela,
pemanfaatan ruangan, peletakan perabotan rumah tangga,
jenis septic tank, jarak septic tank dengan sumber air, sumber
air minum yang digunakan serta denah rumah.
b. Karakteristik tetangga dan keluarga RT/RW
Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan keluarga
setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, dan budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.

c. Mobilitas geografis keluarga.

14
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh
mana keluarga interaksinya dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas
mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan dari
anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.

4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota
keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c. Struktur peran
Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d. Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh
keluarga.

5. Fungsi keluarga

15
a. Fungsi efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran dari anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap angota keluarga lainnya, bagaimana
kehangatan tercipta pada anggota keluarga dan bagaimana
keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
b. Fungsi sosialisasi
Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma, budaya dan perilaku.
c. Fungsi keperawatan keluarga
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan,
pakaian, perlindungan, serta merawat anggota keluarga yang
sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sakit-sakit.
Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan perawatan
kesehatan dapat dilihat dari kemampuan keluarga dalam
melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yuaitu keluarga
mampu mengenal masalah kesehatan, keluarga mampu
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan, melakukan
perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit, menciptakan
lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga
mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
Hal-hal yang dikaji sejauh mana keluarga melakukan
pemenuhan tugas perawatan keluarga adalah :
 Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan.
- Yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga
mengetahui mengenai fakta-fakta dari masalah

16
kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,
faktor penyebab dan yang mempengaruhinya seta
persepsi keluarga terhadap masalah.
 Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal
yang perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai
sifat dan luasnya masalah.
- Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
- Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah
yang dialami.
- Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan
penyakit.
- Apakah keluarga mempunyai sikap negative terhadap
masalah kesehatan.
- Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada.
- Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga
kesehatan.
- Apakah keluarga mendapat informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
 Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang sakit, hal yang perlu dikaji
adalah :
- Sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakit
(sifat, penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara
perawatannya.
- Sejauh mana keluarga mengetahui tentang sifat dan
perkembangan keperawatan yang dibutuhkan.

17
- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang
ada dalam keluarga (anggota keluarga yang bertanggung
jawab).
 Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga dalam
memelihara ligkungan rumah yang sehat, hal yang perlu
dikaji adalah :
- Sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber
keluarga yang dimiliki.
- Sejauh mana keluarga melihat keuntungan/manfaat
pemeliharaan lingkungan.
- Sejauh mana keluarga mengetahui atas pentingnya
hygiene sanitasi.
- Sejauh mana keluarga mengetahui upaya pencegahan
penyakit.
- Sejauh mana sikap/pandangan keluarga terhadap
hygiene sanitasi.
- Sejauh mana kekompakan antara anggota keluarga.
 Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga
menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat,
hal yang perlu dikaji adalah :
- Sejauh mana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas
kesehatan.
- Sejauh mana keluarga memahami keuntungan-
keuntungan yang dapat diperleh dari fasilitas kesehatan.
- Sejauh mana tingkat kepercayaan keluarga terhadap
petugas dan fasilitas kesehatan.
- Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang
baik terhadap petugas kesehatan.

18
- Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh
keluarga.
d. Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga
adalah :
 Berapa jumlah anak
 Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
 Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya
mengendalikan jumlah anggota keluarga.
e. Fungsi ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah :
 Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang,
pangan dan papan.
 Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber daya yang
ada di masyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga.

6. Stress dan koping keluarga


a. Stesor jangka pendek dan panjang.
 Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6
bulan.
 Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi/stressor.

19
c. Strategi koping yang digunakan.
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.

d. Strategi adaptasi disfungsional


Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

7. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik

8. Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga


Diagnosa keperawatan keluarga dirumaskan berdasarkan yang
didapatkan pada pengkajian.
Tipologi dari diagnosis keperawatan keluarga :
1. Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala
dari gangguan kesehatan.
Contoh :
 Keterbatasan pergerakan pada lanjut usia (Ibu Y) keluarga
Bapak A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak
(reumatik)

20
 Perubahan peran dalam keluarga Bapak A berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat keluarga masalah peran
sebagai suami.

2. Risiko (ancaman kesehatan)


Sudah ada data yangmenunjang namun belum terjadi gangguan,
misalnya : Lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang
tidak adekuat, stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.
Contoh :
 Risiko terjadi konflik pada keluarga Bapak A berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga dengan masalah komunikasi.
 Risiko gangguan perkembangan pada balita (An. K) keluarga
Bapak A) berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
melakukan stimulasi terhadap balita.
 Risiko gangguan pergerakan pada lansia (Ibu Y) keluarga Bapak
A berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
merawat anggota keluarga dengan keterbatasan gerak.

3. Potensial (dalam keadaan sejahtera/”Wellness”)


Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan
Contoh :
 Potensial terjadi peningkatan kesejahteraan pada Ibu Hamil (Ibu
M) keluarga bapak A.
 Potensial peningkatan status kesehatan pada bayi keluarga
bapak A.
 Potensial peningkatan status kesehatan pada pasangan baru
menikah keluarga bapak A.

21
Etiologi
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil
pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga yaitu :
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan yang tepat.
3. Ketidakmampuan keluarga memberi perawatan kepada anggota
keluarga yang sakit.
4. Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
5. Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
Khusus untuk diagnosa keperawatan potensial (sejahtera/wallness)
boleh tidak menggunakan etiologi.

Skala untuk Menentukan Prioritas Asuhan Keperawatan Keluarga


(Bailon dan Maglaya, 1978)
A. KRITERIA NILAI BOBOT
a. Sifat masalah............................................................... 1
Skala
Tidak/kurang sehat.................................... 3
Ancaman kesehatan................................... 2
Keadaan sejahtera..................................... 1
b. Kemungkinan masalah dapat diubah............................. 2
Skala
Dengan mudah.......................................... 2
Hanya sebagian......................................... 1
Tidak dapat............................................... 0
c. Potensi masalah untuk dicegah..................................... 1

22
Skala
Tinggi....................................................... 3
Cukup....................................................... 2
Mudah....................................................... 1
d. Menonjolnya masalah................................................... 1
Skala
Masalah berat harus ditangani.................... 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani. . 1
Masalah tidak dirasakan............................. 0

Skoring:
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria.
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan
bobot.
Skor
X bobot
Angka tertinggi
3) Jumlahkan skor untuk semua kriteria.
4) Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh bobot.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas:
a. Sifat masalah: dalam menentukan sifat masalah bobot yang
paling besar diberikan kepada keadaan sakit atau yang
mengancam kehidupan keluarga, yaitu keadaan sakit atau
pertumbuhan anak yang tidak sesuai dengan usia, kemudian
baru diberikan kepada hal-hal yang mengancam kesehatan
keluarga dan selanjutnya kepada situasi krisis di mana
terjadi situasi yang menuntut penyesuaian dalam keluarga.
b. Kemungkinan masalah untuk diubah. Faktor-faktor yang
mempengaruhi masalah dapat diubah adalah:

23
1) Pengetahuan, teknologi dan tindakan-tindakan untuk
menangani masalah.
2) Sumber daya keluarga, diantaranya keuangan, tenaga,
sarana dan prasarana.
3) Sumber daya perawatan, diantaranya adalah
pengetahuan, keterampilan, dan waktu.
4) Sumber daya masyarakat, dapat dalam bentuk fasilitas
organisasi seperti posyandu, polindes dan lain-lain.
c. Potensi masalah untuk dicegah. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam melihat potensi pencegahan masalah
adalah:
1) Kepelikan/kesulitan masalah, hal ini berkaitan dengan
beratnya perilaku atau masalah yang menunjukkan
kepada prognosa dan beratnya masalah.
2) Lamanya masalah, berhubungan dengan jangka waktu
terjadinya masalah. Lamanya masalah berhubungan erat
dengan beratnya masalah yang menimpa keluarga dan
potensi masalah untuk dicegah.
3) Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan, adalah
tindakan untuk mencegah dan memperbaiki masalah
dalam rangka meningkatkan status kesehatan keluarga.
4) Adanya kelompok resiko tinggi dalam keluarga atau
kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk
mencegah masalah.
Untuk kriteria ke empat yaitu menonjolnya masalah perawat
perlu menilai persepsi keluarga melihat masalah kesehatan.
Nilai skor yang tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan
intervensi keperawatan keluarga.

C. Perencanaan Keperawatan Keluarga

24
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
yang mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi
dengan criteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan
pernyataan yang spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdarakan tujuan khusus yang telah
ditetapkan.

D. Tahapan Dalam Tindakan Keperawatan Keluarga


1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah kebutuhan kesehatan dengan cara :
 Memberikan informasi
 Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga memutuskan cara perawatan, dengan :
 Mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan tindakan.
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
 Mendiskusikan tentang konsekwensi tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara :
 Mendemonstrasikan cara perawatan
 Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
 Mengawasi keluarga dalam melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara :
 Menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga
 Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada dengan cara :
 Mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga.

25
 Membantu keluarga dalam menggunakan fasilitas kesehatan.

E. Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan.

Format Pengkajian Keluarga


A. Data Umum
1. Nama kepala keluarga : …………………………………………………………..

26
2. Alamat dan telepon : …………………………………………………………..
…………………………………………………………....
…………………………………………………………….
3. Pekerjaan kepala keluarga : …………………………………………………………..
4. Pendidikan kepala keluarga : …………………………………………………………..
5. Komposisi keluarga

No Nama JK Hub. Umur Pendi- Status Imunisasi Ket


Dgn dikan BCG Polio DPT Hepatitis Cam
KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 -pak

Genogram :

6. Tipe keluarga
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

27
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

7. Suku bangsa
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

8. Agama
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

9. Status sosial ekonomi keluarga


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

10. Aktivitas rekreasi keluarga

28
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

B. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

3. Riwayat keluarga inti


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

29
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

4. Riwayat keluarga sebelumnya


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

C. Pengkajian lingkungan
1. Karakteristik rumah
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
2. Karakteristik tetangga dan keluarga RT/RW
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

3. Mobilitas geografis keluarga.

30
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

5. Sistem pendukung keluarga


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

D. Struktur keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

31
………………………………………………………………………………………………
…………………………

2. Struktur kekuatan keluarga


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

3. Struktur peran
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

4. Nilai atau norma keluarga


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

E. Fungsi keluarga
1. Fungsi efektif

32
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

2. Fungsi sosialisasi
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

3. Fungsi keperawatan keluarga


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

4. Fungsi reproduksi
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

33
………………………………………………………………………………………………
…………………………

5. Fungsi ekonomi
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

F. Stress dan koping keluarga


1. Stesor jangka pendek dan panjang.
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

3. Strategi koping yang digunakan.

34
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

4. Strategi adaptasi disfungsional


………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

G. Pemeriksaan fisik
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………

35
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

36
………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………
H. Harapan keluarga
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
EVALUASI PENAMPILAN (SKALA RATING)
HUBUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA
Skala Rating
Evaluasi Penampilan
0 1 2 3 4
I. PERKENALAN

37
A. Kunjungan Pertama
Memperkenalkan diri, menanyakan nama klien, mendiskusikan kontrak
B. Kunjungan Berikut
Memberi salam dan penghargaan, mengklarifikasi tujuan kunjungan,
memperhatikan perhatian/minat terhadap masalah sekarang dan saat ini
(here and now) dan melakukan modifikasi rencana sesuai dengan
masalah yang dihadapi saat ini.
II. TEKNIK KOMUNIKASI
Berbicara dengan sikap yang menghargai, mendengar secara aktif,
mamfasilitasi respon klien, menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti,
menanyakan jika ada pernyataan yang tidak jelas dan memberi contoh.
III. PENDEKATAN KOLABORATIF (Partnership Approach)
Sertakan klien/keluarga dalam pengkajian, perencaan, implementasi dan
evaluasi asuhan, mendorong diskusi/hal yang menjadi perhatian klien,
menghargai kemampuan klien dalam diskusi/peran serta keluarga dalam
asuhan keperawatan.
IV. IDE/KREATIFITAS
Menggunakan media (leaflet, lembar balik, alat peraga, dll) untuk
memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga. Media pendidikan
kesehatan dibuat berdasarkan ide dan kreatifitas masing-masing mahasiswa.
V. TERMINASI
Klarifikasi hal yang telah didiskusikan dan disetujui, membuat rencana
yang akan datang dengan keluarga (misalnya : jadual, tujuan dan persiapan
kunjungan berikutnya).

Keterangan :
Skor 0 = Tidak ada penampilan diatas
Skor 1 = Sebagian kecil penampilan didemonstrasikan
Skor 2 = Beberapa penampilan ada, tetapi ada yang kurang adekuat
Skor 3 = Sebagian besar penampilan adekuat
Skor 4 = Semua ukuran penampilan didemonstrasikan

Mengetahui, Samarinda,………………..

Nama Pembimbing
Nama Mahasiswa

38
KERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
EVALUASI PENAMPILAN (SKALA RATING)
HUBUNGAN PERAWAT DAN KELUARGA

I. PERKENALAN
A. Kunjungan Pertama

39
Memperkenalkan diri, menanyakan nama klien, mendiskusikan kontrak
B. Kunjungan Berikut
Memberi salam dan penghargaan, mengklarifikasi tujuan kunjungan,
memperhatikan perhatian/minat terhadap masalah sekarang dan saat ini (here
and now) dan melakukan modifikasi rencana sesuai dengan masalah yang
dihadapi saat ini.
Tidak ada Sebagian kecil Beberapa penampilan ada Sebagian Semua uku
Penampilan Penampilan tetapi ada yang kurang besar penampilan
diatas didemonstrasikan adekuat penampilan didemonstrasika
adekuat
0 1 2 3

II. TEKNIK KOMUNIKASI


Berbicara dengan sikap yang menghargai, mendengar secara aktif, mamfasilitasi
respon klien, menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti, menanyakan jika
ada pernyataan yang tidak jelas dan memberi contoh.
Tidak ada Sebagian kecil Beberapa Sebagian Semua ukuran
Penampilan Penampilan penampilan ada besar penampilan
diatas didemonstrasikan tetapi ada yang penampilan didemonstrasikan
kurang adekuat adekuat
0 1 2 3 4

III. PENDEKATAN KOLABORATIF (Partnership Approach)


Sertakan klien/keluarga dalam pengkajian, perencaan, implementasi dan evaluasi
asuhan, mendorong diskusi/hal yang menjadi perhatian klien, menghargai
kemampuan klien dalam diskusi/peran serta keluarga dalam asuhan keperawatan.
Tidak ada Sebagian kecil Beberapa Sebagian Semua ukuran
Penampilan Penampilan penampilan ada besar penampilan
diatas didemonstrasikan tetapi ada yang penampilan didemonstrasikan
kurang adekuat adekuat
0 1 2 3 4

IV. IDE/KREATIFITAS
Menggunakan media (leaflet, lembar balik, alat peraga, dll) untuk memberikan
pendidikan kesehatan pada keluarga. Media pendidikan kesehatan dibuat
berdasarkan ide dan kreatifitas masing-masing mahasiswa.
Tidak ada Sebagian kecil Beberapa Sebagian Semua ukuran
Penampilan Penampilan penampilan ada besar penampilan
diatas didemonstrasikan tetapi ada yang penampilan didemonstrasikan
kurang adekuat adekuat
0 1 2 3 4

V. TERMINASI
Klarifikasi hal yang telah didiskusikan dan disetujui, membuat rencana yang akan
datang dengan keluarga (misalnya : jadual, tujuan dan persiapan kunjungan
berikutnya).
Tidak ada Sebagian kecil Beberapa Sebagian Semua ukuran

40
Penampilan Penampilan penampilan ada besar penampilan
diatas didemonstrasikan tetapi ada yang penampilan didemonstrasikan
kurang adekuat adekuat
0 1 2 3 4

Angka :
Mengetahui, Samarinda,………………..

Nama Pembimbing Nama Mahasiswa

PETUNJUK PEMBERIAN NILAI


DENGAN KASUS KELUARGA
(HUBUNGAN PERAWAT-KELUARGA/SUPERVISI)

No Nilai Kriteria
Hal Yang Dinilai

41
1. FASE PERKENALAN/ORIENTASI
a. Kunjungan Pertama 4 Semua ukuran penampilan didemonstrasi-
1). Memperkenalkan diri kan dengan baik (4 item baik)
2). Mananyakan nama klien 3 Sebagian besar penampilan adekuat
3). Menjelaskan tujuan (4 item cukup)
4). Mendiskusikan kontrak 2 Beberapa penampilan ada tetapi ada yang
b. Kunjungan Berikut kurang adekuat (3 item)
1). Memberi salam dan penghargaan 1 Sebagian kecil item didemonstrasikan
2). Mengklarifikasi tujuan kunjungan (1-2 item)
3). Memperhatikan perhatian/minat Tidak ada penampilan yang
0
terhadap masalah sekarang dan saat didemonstrasikan
ini (here and now)
4). Melakukan modifikasi rencana
sesuai dengan masalah yang dihadapi
saat ini
2. TEHNIK KOMUNIKASI
1). Berbicara dengan sikap yang 4 Semua ukuran penampilan didemonstrasi-
menghargai kan dengan baik (5 item baik)
2). Mendengarkan secara aktif 3 Sebagian besar penampilan adekuat
3). Memfasilitasi respon klien (5 item cukup)
4). Menggunakan kata-kata yang mudah 2 Beberapa penampilan ada tetapi ada yang
dimengerti kurang adekuat (3-4 item)
5). Menanyakan jika ada pernyataan yang 1 Sebagian kecil item didemonstrasikan
tidak jelas dan memberi contoh (1-2 item)
0 Tidak ada penampilan yang
didemonstrasikan
3. PENDEKATAN KOLABORATIF
(Partnership Approach) 4 Semua ukuran penampilan didemonstrasi-
1). Melibatkan klien/keluarga dalam kan dengan baik (3 item baik)
pengkajian, perencanaan, implementasi 3 Sebagian besar penampilan adekuat
dan evaluasi asuhan. (3 item cukup)
2). Mendorong diskusi/hal yang menjadi 2 Beberapa penampilan ada tetapi ada yang
perhatian klien kurang adekuat (2 item)
3). Menghargai kemampuan klien dalam 1 Sebagian kecil item didemonstrasikan
diskusi/peran seta keluarga dalam (1 item)
asuhan keperawatan. Tidak ada penampilan yang
0
didemonstrasikan
4. IDE/KREATIFITAS
1). Menggunakan media (Leaflet, lembar 4 Semua ukuran penampilan didemonstrasi-
balik, alat peraga, dll) untuk kan dengan baik (3 item baik)
memebrikan pendidikan kesehatan 3 Sebagian besar penampilan adekuat
pada keluarga (3 item cukup)
2). Media pendidikan kesehatan dibuat 2 Beberapa penampilan ada tetapi ada yang
berdasarkan ide dan kreatifitas masing- kurang adekuat (2 item)
masing mahasiswa. 1 Sebagian kecil item didemonstrasikan (1
3). Media berisi tindakan yang bersifat item)
kognitif, psikomotor, dan afektif. Tidak ada penampilan yang
0
didemonstrasikan
5. TERMINASI

42
1). Mengevaluasi hal yang telah 4 Semua ukuran penampilan didemonstrasi-
didiskusikan kan dengan baik (3 item baik)
2). Membuat rencana yang akan datang 3 Sebagian besar penampilan adekuat
dengan keluarga (misalnya jadual, (3 item cukup)
tujuan dan kunjungan berikutnya). 2 Beberapa penampilan ada tetapi ada yang
3). Melakukan klarifikasi terhadap hal-hal kurang adekuat (2 item)
yang telah disepakati/disetujui 1 Sebagian kecil item didemonstrasikan (1
item)
0 Tidak ada penampilan yang
didemonstrasikan

RENCANA KEGIATAN SEHARI-HARI


Nama Mahasiswa :
Nim :

43
Pelaksanaan
No. Tanggal Jam Kegiatan
Ya Tidak

44
II. CONTOH : ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn J
di RT 4 RW 8 DAN Tn Ja DI RT 5 RW 5 KELURAHAN
SELABATU KECAMATAN CIKOLE KOTA SUKABUMI
A. Asuhan Keperawatan pada keluarga Bpk J dengan masalah risiko tertular HIV

pada Ibu A dan Anak J di RT 4 RW 8


I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bpk J
2. Usia :55 tahun
3. Pendidikan : SMP
4. Pekerjaan : Pensiuan PNS
5. Alamat : RT 4 RW 8 Keluarahan Selabatu
Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
6. Komposisi Anggota Keluarga :

N Nama Umur L/ Agama Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaa


o P n
1 Ibu. S 53 tahun P Islam Istri SMP IRT
2 Ibu A 22 tahun L Islam Menantu SMA Swasta
3 An. J 1,5 tahun P Islam Cucu - -
Genogram 3 Generas

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan
: Anak Bpk J yaitu Tn I meninggal karena penyakit AIDS
: tinggal satu rumaH

7. Tipe Keluarga
Keluarga ini termasuk keluarga dengan tipe keluarga besar
(extended Family) yaitu keluarga yang disamping terdiri dari

45
suami, istri dan anak-anak kandung, juga ditambah dari anggota
keluarga lainnya. Pada keluarga Bpk J, ada tambahan anggota
keluarga yaitu menantu dan cucu hasil perkawinan anaknya yang
bungsu yaitu Bpk E yang sudah meninggal 5 bulan yang lalu
dengan diagnosa AIDS. Rumah Bpk J ditempati oleh Bpk J, istri,
dan menantu serta cucunya. Sedangkan anaknya yang pertama dan
yang kedua sudah menikah dan hidup mandiri memiliki rumah
sendiri.
8. Suku
Keluarga Bpk J berasal dari suku sunda
9. Agama
Kegiatan keagamaan Bpk.J. yaitu aktif melaksanakan shalat 5
waktu, dan sebagai kepala keluarga mereka kadang-kadang
melakukan shalat berjamaah di rumah.
10. Status sosial ekonomi keluarga
Ibu S mengatakan penghasilan Bpk. J tidak seperti dulu sebelum
pensiun, tetapi sudah cukup memenuhi kebutuhan keluarga, di
tambah lagi kedua anak yang sudah berkeluarga dan sudah mapan.
Menantu saya (ibu A) istri almarhum Bpk E baru 2 bulan bekerja di
Supermaket sebagai kasir.
11. Aktivitas rekreasi keluarga
Bpk J dan Ibu S sebelum pensiun jarang ada dirumah, namun
setelah pengsiun mereka sering menghabiskan waktu luang dengan
menonton TV bersama, berkebun dan mengurus ternak ayam
peliharaan mereka, Mereka tidak memiliki tempat rekreasi khusus
dan tidak menjadwalkan rekreasi khusus.
A. RIWAYAT & TAHAPAN PERKEMBANGAN KELUARGA
12. Tahapan perkembangan keluarga
Tahap Perkembangan Keluarga saat ini, yaitu tahap ke-8; Keluarga
masa pensiun dan lansia, Aging Family ( retirement to death of both
spouses )
Adapun tugas perkembangan keluarga massa pensiun dan lansia
diantaranya :

46
a. Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
Dalam kasus ini Bpk. J dan Ibu. S sebelum dia pensiun tinggal
di rumah dinas yang mereka tempati sejak pertama kali menikah
sampai pensiun bersama dengan anak-anaknya waktu kecil
sampai sebelum anaknya berkeluarga, tapi setelah pensiun
mereka pindah di rumah pribadinya sampai sekarang.
b. Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Dalam kasus Bpk J ini, karena Bpk J dan Ibu.S sudah pensiun
sehingga pendapatan yang biasanya sangat berlebih sekarang
membutuhkan proses penyesuaian karena sedikit demi sedikit
pendapatan yang diperolehnya menurun, apalagi biaya hidup
dan tabungan yang terus menerus digunakan setiap hari untuk
membiayai semua kebutuhan sehari-hari , termasuk pengeluaran
biaya Rumah Sakit Anaknya (Bpk E), yang meninggal karena
diduga penyakit AIDS. Ibu S merasa cemas bagaimana masa
depan cucunya (anak Bpk E), karena menantunya hanya beker ja
sebagai kasir yang gajinya perbulan pas-pasan.
c. Mempertahankan hubungan perkawinan.
Dalam kasus ini, Bpk.J dan Ibu.S pada akhirnya harus mengatur
kembali hubungan mereka, untuk berhubungan satu sama lain
sebagai pasangan menikah daripada hanya sebagai orang tua.
d. Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan.
Pada tahap ini, J dan Ibu.S harus bisa menerima apabila
sewaktu-waktu salah satu pasangannya dipanggil oleh Allah
SWT, dibandingkan dengan kelompok muda, lansia menyadari
kematian sebagai bagian dari proses kehidupan yang normal,
akan tetapi, kesadaran akan kematian tersebut tidak berarti
bahwa pasangan yang ditingalkan akan menemukan
penyesuaian akan kematian dengan mudah. Kehilangan
pasangan pasti akan membawa pengaruh. Ibu S mengatakan
mudah-madahan cucu saya sudah besar baru saya dipanggila
yang maha kuasa.

47
e. Mempertahankan ikatan keluarga antar generasi
Pada tahap ini Bpk J dan Ibu.S selalu menjaga keutuhan
keluarganya baik antar pasangan, anak, menantu maupun cucu-
cucu nya dan saudara-saudaranya, hal ini diperlihatkan dengan
adanya arisan bergilir di tiap rumahnya dan selalu berdiskusi
dengan seluruh anggota keluarganya ketika ada masalah.
f. Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka ( penelaahan
dan integrasi hidup ).
Bpk J dan Ibu.S selalu bercerita tentang kehidupannya bahwa ia
merasa tidak berhasil menjadi orang tua yang baik, anaknya
yang bungsu (Bpk E) sejak SMA sudah ikut-ikutan dengan
teman sebaya mereka sampai terjerumus dengan masalah
narkoba sampai kecanduan dan kehidupan anaknya menjadi
hancur. Bpk J tidak tahu kalau menggunakan narkoba suntik
bisa menimbulkan penyakit HIV sehinnga bpk J masih
menyangkal kalau anaknya meninggal karena AIDS tapi bpk S,
mengatakan anaknya meninggal karena sakit infeksi paru.
13. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
Dalam kasus keluarga sudah pensiun sehingga pendapatan semakin
menurun, sehingga Ibu.S merasa cemas Ibu S merasa cemas
bagaimana masa depan cucunya (anak Bpk E), karena menantunya
hanya bekerja sebagai kasir yang gajinya perbulan pas-pasan.

14. Riwayat keluarga inti


a. Bpk J sering mengeluh tidak puas dengan BAB nya karena sulit
BAB dan jumlahnya sedikit, tidak seperti biasanya diwaktu
muda.
b. Ibu S dan bapak J juga mengeluh nyeri pada daerah lutut, tidak
bisa jongkok, sehingga seringkali bapak dan ibu hanya duduk-
duduk, begitu juga jika melaksanakan sholat.

48
c. Bpk E meninggal 5 bulan yang lalu dengan diagnosa AIDS, tapi
oleh keluarga terutama Bpk J mengatakan anaknya meninggal
karena penyakit infeksi paru yang sudah parah.
d. Ibu A (menantu Bpk J). Bpk J . mengatakan kondisinya sehat
e. Anak J (cucu bpk J). Kondisi sehat
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Pada fihak keluarga Bp.J maupun Ibu. S tidak ada riwayat penyakit
keturunan seperti Kencing Manis, penyakit menular seperti
hepatitis dan TBC Paru serta tidak mempunyai kebiasan seperti
minum alkohol dan berjudi
B. LINGKUNGAN
16. Karakteristik rumah
Rumah yang ditempati kelurga Bp.J cukup luas berukuran + 9 x 9 m2
dan milik sendiri. Rumah terdiri 1 lantai dengan lantai keramik,
terdapat ruang tamu, ruang makan, dapur, 3 kamar tidur, dan bersih.
Penataan perlatan rumah tangga tertata rapih. Ventilasi dan
pencahayaan cukup baik. Keluarga memiliki kamar mandi sendiri
dan jamban sendiri dengan keadaan bersih. Sumber air berasal dari
PAM untuk air minum, dan kebutuhan lainnya. Air tidak berwarna,
tidak berasa, tapi kadang-kadang bau kaporit

Denah Rumah

U R.Tidur R. Tamu

R. Tngh R. Tidur 9m
Dapur
R.tidur
WC

9m

17. Karakteristik tetangga & keluarga RW

49
Karena keluarga Bpk. J tinggal di daerah yang rata-rata penduduknya
suku sunda, jadi dalam berinteraksi dengan tetangga tidak ada
masalah dan sikap kekeluargaan masih kental.
18. Mobilitas geografis keluarga
Sejak kecil Bpk J sudah tinggal dibandung. Terkadang Bpk J dan
Ibu.S suka mengunjungi anak-anaknya yang sekarang tinggal mandiri
di Jakarta dan Bandung, terkadang kebalikannya, anak dan menantu
Bpk. J dan Ibu.S datang berkunjung.
19. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat
Bpk.J dan Ibu. S dulunya rajin mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada
dilingkungannya, misalnya pengajian rutin setiap minggu, akan
tetapi sekarang sudah tidak aktif lagi karena susah untuk beraktivitas
seperti biasanya di akibatkan nyeri pada daerah persendian.
Hubungan diantara tetangga baik, terbukti ketika ada tetangga yang
sakit ataupun meniggal anaknya yang bungsu yaitu Bpk. E dan
istrinya segera menengok atau melayat.
20. Sistem pendukung keluarga
Bpk. J dan Ibu.S mengandalkan biaya kehidupanya sehari-hari dari
gaji pensiun bila sakit berobat dengan menggunakan Askes namun
keluarga ini terkenal dekat dengan tetangga mereka.

C. STRUKTUR KELUARGA
21. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi antar anggota keluarga adalah musyawarah, dimana
setiap anggota keluarga bebas mengeluarkan pendapat, Ibu.S juga
dekat dengan menantunya dan sudah dianggap sebagai anaknya
sendiri. Bpk J mengatakan saya kasihan sama menantu dan cucu saya
anaknya masih kecil tapi sudah ditinggal sama bapaknya
(meninggal).
22. Struktur kekuatan keluarga
keluarga selalu bekerjasama dan saling menghargai pendapat dari
keluarga yang lain.
23. Struktur peran
a. Peran formal :.

50
 Bpk J : sebagai kepala rumah tangga, suami, pencari nafkah,
membesarkan anak-anaknya mencapai sosialisasi dan
kemandirian.
 Ibu.S : istri dan ibu rumah tangga, mempertahankan komunikasi,
memfasilitasi kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta
memonitor hubungan keluarga, dan membesarkan anak-
anaknya..
 Ibu A : istri dari almarhm Bpk E dan menantu dalam keluarga
Bpk.J, berperan dalam mempertahankan komunikasi,
memfasilitasi kontak, pertukaran pada benda dan jasa serta
memonitor hubungan dengan keluarga besarnya.
 Anak J : cucu Bpk J berperan sebagai anak usia todler.

b. Peran Informal :
 Bpk.J : berperan sebagai motivator bagi keluarga dan penentu
dalam setiap keputusan.
 Ibu.S: seorang yang tunduk dan patuh kepada suaminya,
bertanggung jawab pada kehidupan rumah tangga dan sebagai
penyeimbang dalam keluarga..
 Ibu M: sebagai pengikut dari mertuanya
 Anak A : cucu kesayangan keluarga, penghibur bagi Bpk J dan
Ibu.S
24. Nilai atau norma keluarga
Nilai yang dianut keluarga adalah saling menghormati antar anggota
keluarga yang satu dengan yang lain, mengormati yang lebih tua dan
menyayangi yang lebih muda. Menurut Ibu S semua anggota
keluarga berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar,
nilai yang ada dikeluarga merupakan gambaran dari nilai-nilai agama
yang dianut, tidak terlihat adanya konflik dalam nilai.

51
Keluarga Bpk J. meyakini, bahwa kebersihan adalah sebagaian dari
iman, sehingga rumah Bp. J tampak bersih dan rapih.

D. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi affektif
Dukungan keluarga terhadap anggota keluarga lain sangat baik. Jika
ada anggota keluarga yang sakit maka saling membantu, atau jika
kesulitan dana maka anggota keluarga lain saling membantu sesuai
dengan kemampuannya.
26. Fungsi sosialisasi
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana
berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya dalam
kehidupan sehari-hari di rumah dan lingkungan sekitar tempat
tinggalnya.

27. Fungsi perawatan keluarga


Bp J menyatakan, saat ini yang sering mengeluh sakit adalah Ibu S.
Keluhan yang sering dirasakan adalah nyeri pada otot dan tulang
kaki. Selama ini untuk menghilangkan keluhan tersebut adalah
dengan minum obat dari puskesmas, tapi setelah beberapa hari
kemudian kambuh lagi. Ibu S menyatakan, bahwa menurut petugas
puskesmas dirinya menderita penyakit reumatik. Ibu S menyatakan,
tidak mengerti mengapa penyakitnya sering kambuh dan makanan
apa yang tidak boleh dimakan dipantang sehingga tidak menambah
parah penyakitnya. Bpk J mengatakan mudah-mudahan almarhum
Bpk E tidak menularkan kepada istri dan anaknya mengenai nfeksi
parunya
28. Fungsi reproduksi
Jumlah anak keluarga Bpk J tiga orang yang saat ini sudah
berkeluarga dan sudah tinggal terpisah dengan Bp.J, hanya tinggal
bersama dengan menantunya dan cucunya yang baru berumur 1,5
tahun.
29. Fungsi ekonomi

52
Menurut Ibu S, penghasilan Bp.J dari gaji pensiunan, dan penghasilan
menantunya Ibu A sudah cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari dan
membiayai kebutuhan cucunya.

E. STRESS & KOPING KELUARGA


30. Stressor jangka panjang & jangka pendek
Bpk. J menyatakan, yang menjadi pikiran saat ini adalah bagaimana
masa depan cucu saya yang ditinggal mati oleh bpk E, apalagi saya
sudah tua.
31. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Bila ada masalah biasanya keluarga bermusyawarah, termasuk ketika
mengeluh nyeri pada tulang dan otot kaki keluarga bermusyawarah
untuk menentukan pengobatan yang akan dilakukan, yaitu membawa
ke puskesmas
32. Strategi koping
Bp.J menyatakan, keluarga selalu menghadapi setiap masalah yang
datang dengan tenang dan melakukan musyawarah untuk mengambil
tindakan yang diperlukan
33. Strategi adaptasi disfungsional
Berdasarkan hasil pengkajian tidak ditemukan adanya cara-cara
penyelesaian masalah keluarga dengan cara yang tidak baik /
maladaptive.
F. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
Bpk. J Ibu. S Ibu. A Anak J
Fisik
Kepala Rambut Rambut Rambut Rambut
besih, besih, mulai bersih, hitam bersih, hitam
beruban beruban
Tanda Vital N : 92 N : 90 N : 85 N: 100x/mnt,
RR : 25 RR : 20 RR : 22 P: 38 x/mnt,
S : 37 S : 37 S : 37,2 S: 36,5oC
TD : 150/80 TD : 140/80 TD : 110/70
BB dan TB BB : 80 Kg BB : 75 Kg BB : 56 Kg BB : 11 Kg
TB : 165 cm TB : 155 cm TB : 160 cm TB : 91 cm

53
Mata Tidak Tidak Tidak Tidak anemis
anemis anemis anemis, agak
sembab.
Hidung Tidak Tidak Tidak Tidak
bersekret bersekret bersekret bersekret
Mulut Mukosa Mukosa Mukosa Mukosa
lembab, lembab, lembab, lembab,
menelan menelan menelan menelan tidak
tidak sulit tidak sulit tidak sulit sulit
Leher Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
benjolan, benjolan, benjolan, benjolan, dan
dan kelenjar dan kelenjar dan kelenjar kelenjar limfe
limfe tidak limfe tidak limfe tidak tidak
membesar membesar membesar membesar
Dada Bunyi Bunyi Bunyi Bunyi jantung
jantung dan jantung dan jantung dan dan paru
paru normal paru normal paru normal normal
Abdomen Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
kembung kembung kembung kembung
Genital Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
Tangan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
keluhan keluhan keluhan keluhan
Kaki Nyeri pada Nyeri pada Tidak ada Tidak ada
daerah daerah keluhan keluhan
persendian persendian
lutut dan lutut dan
kaki kaki

G. HARAPAN KELUARGA
Bpk J dan Ibu S menyatakan sangat senang dengan kedatangan perawat
ke rumahnya dan berharap dapat membantu mengatasi masalah / keluhan
penyakit yang dideritanya

54
H. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI PROBLEM
Data Subjektif Ketidak mampuan Risiko terjadi
- Bpk J dan Ibu S menyatakan anak saya keluarga infeksi penularan
(Bpk E) meninggal karena penyakit infeksi mengambil HIV pada
paru yang sudah parah keputusa untuk keluarga Bpk J
- Bpk J menyatakan kata dokter di RSUD mencegah terutama menantu
penularan HIV dan cucu Ibu J
Samsuddin anak saya (Bpk E) meninggal
AIDS Bpk J ( Ibu A &
karena penyakit AIDS tapi saya tidak Anak J)
percaya.
- Bpk J. Menyatakan anak saya korban
pengaruh lingkunga teman sebayanya
sehingga dia menyuntikan pada dirinya
obat terlarang
- Bpk J menyatakan menantu dan cucunya
sehat-sehat saja

Data Obyektif
- Ekspresi wajah Bpk J berubah jika
ditanya terkait dengan penyakit AIDS.

- Kondisi Ibu A dan Anak J dalam keadaan


sehat secara fisik.
Data Subjektif ; Ketidakmampuan Koping keluarga
 Ibu S mengatakan sudah pensiun keluarga dalam tidak efektif;
mengambil menurun pada
sehingga pendapatan semakin keputusan untuk keluarga Bpk J
menurun, sehingga Ibu .S merasa mengatasi
perubahan peran
cemas apabila dikemudian hari atas kematian
pendapatannya habis apalagi nanti anaknya (Bpk E)

sering sakit.
 Ibu S merasa cemas atas masa depan
cucunya yang ditinggal meninggal oleh

55
DATA ETIOLOGI PROBLEM
bapaknya
Data Objektif :
 Ekspresi wajah kelihatan sedih saat
mengungkapkan tentang nasib cucunya

DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA & SKORING


A. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko terjadi infeksi penularan HIV pada keluarga Bpk J terutama
menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu A & Anak J) berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusa untuk
mencegah penularan HIV AIDS
2. Koping keluarga tidak efektif; menurun pada keluarga Bpk J
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil
keputusan untuk mengatasi perubahan peran atas kematian anaknya
(Bpk E)
B. Scoring
1. Risiko terjadi infeksi penularan HIV pada keluarga Bpk J terutama
menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu A & Anak J) berhubungan
dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusa untuk
mencegah penularan HIV AIDS

No Kriteria Score Jastivikasi


1 Sifat Masalah ; Masalah ini belum terjadi namun jika
 Risiko 2/3 x 1 tidak segera ditangani akan berlanjut ke
aktual
2 Kemungkinan
masalah untuk ½x2 Kemungkinan masalah dapat diubah
diubah ; sebagian, walaupun keluarga sangat

56
 Sebagian menolak untuk membicarakan yang
berhubungan dengan AIDS tapi masih
ada sumber daya perawat yang berusaha
melakukan tindakan untuk meyakinkan
keluarga.
3 Potensial masalah Masalah dapat dicegah agar tidak
untuk dicegah ; 2/3 x 1 berlanjut ke arah aktual dengan
 Cukup memberikan pengetahuan kepada
keluarga tentang pencegahan dan
penanggulangan HIV AIDS
4 Menonjolnya Keluarga tidak merasakan sebagai suatu
masalah ; 0/2 x 1 masalah dalam keluarga yang lainnya
 Tidak dirasakan karena belum ada yang nampak tanda-
adanya suatu tanda tertular HIV AIDS
masalah

Total 2 1/3

2. Koping keluarga tidak efektif; menurun pada keluarga Bpk J


berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil
keputusan untuk mengatasi perubahan peran masa pensiun dan
kematian anaknya (Bpk E)

No Kriteria Score Jastivikasi


1 Sifat Masalah ; Masalah penuruan koping keluarga sudah
 Aktual 3/3 x 1 terjadi, ketidakmampuan keluarga dalam
mengambil keputusan untuk peubahan
peran masa pensiun dan kematian
anaknya ( Bpk E)
2 Kemungkinan Kemungkinan masalah untuk diubah
masalah untuk ½x2 masih ada, dengan pontensi kekuatan
diubah ; struktur keluarga yang dimiliki keluarga
 Sebagian Bpk J

57
3 Potensial masalah Masalah dapat dicegah, walaupun terasa
untuk dicegah ; 2/3 x 1 berat, yaitu dengan meningkatkan
 Cukup pemahaman akan masa lansia, pensiun
dan penerimaan keluarga akan saat –saat
ini.
4 Menonjolnya Masalah dirasakan oleh keluarga tapi
masalah ; 1/2 x 1 tidak pelu segera ditangani karena masih
 Dirasakan dan ada Bpk E dan Anaknya yang lain yang
tidak segera bisa membantu , walaupun Ibu .S sering
diatasi mengeluh dan mengadu pada Bpk J
mengenai keuangan, ketidakmampuan
untuk melakukan aktifitas seperti dahulu.
1
Total 3 /6

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Koping keluarga tidak efektif; menurun pada keluarga Bpk J
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengambil keputusan
untuk mengatasi perubahan peran atas kematian anaknya (Bpk E) (3 1/6)

2. Risiko terjadi infeksi penularan HIV pada keluarga Bpk J terutama


menantu dan cucu Ibu J Bpk J ( Ibu A & Anak J) berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga mengambil keputusa untuk mencegah
penularan HIV AIDS (2 1/3)

58
59
C. Rencana Keperawatan

Diagnosa Tujuan Standar Evaluasi


No Intervensi
Kep. Klg. Umum Khusus Kriteria Standar
1. Koping Setelah 4 x Setelah 4 x pertemuan, keluarga
keluarga tidak pertemuan, Tn.J dapat mencapai 5 tugas Verbal/ 1.1.1 Dengan menggunakan
keluarga J kesehatan keluarga terkait Kognitif Koping keluarga adalah respon lembar balik,
efektif;
dapat dengan koping keluarga yg positif, sesuai dgn masalah, mendiskusikan
menurun,
menggunaka (menurun) ; efektif, persepsi dan respon mengenai definisi
keluarga Bpk J n koping  Setelah 2 x 45 menit perilaku yg digunakan keluarga koping keluarga
berhubungan yang efektif. pertemuan, keluarga Bpk J 1.1.2 Tanyakan kembali
dan subsistemnya untuk
dengan dapat mengenal masalah tentang definisi koping
memecakan suatu masalah atau
ketidak- penurunan koping keluarga keluarga.
mengurangi stress yang
mampuan  Menyebutkan pengertian 1.1.3 Beri motivasi untuk
diakibatkan oleh masalah atau menyebutkan kembal
keluarga dalam koping keluarga
peristiwa. definisi koping keluarg
mengambil
keputusan
untuk  Menyebutkan tanda dari Verbal/ Menyebutkan 2 dari 4 tanda 1.2.1. Diskusikan dgn keluarg
mengatasai koping keluarga tdk Kognitif koping keluarga tidak efektif. tentang tanda koping
stressor dari efektif; menurun  Agresi / bermusuhan tidak efektif.
 Tidak saling menghargai 1.2.2. Motivasi keluarga untuk

1
peran pada saat  Memberikan dukungan menyebutkan kembali
pensiun dan tidak memuaskan tanda koping tidak efek
kematian  Peran keluarga tidak 1.2.3. Berikan reinforcement
memuaskan positif atas usaha
anaknya (Bpk
keluarga.
E)
 Setelah 2 x 45 menit
pertemuan, keluarga Tn.J Afeksi/ Akibat lanjut dari mekanisme 2.1.1. Jelaskan pada keluarga
dapat mengambil keputusan Sikap koing keluarga tidak efektif akibat lanjut dari masal
untuk menyelesaikan adalah akan memperlemah koping keluarga tak
masalah terhadap kekuatan struktur efektif.
a. Dapat memahami akibat keluarga sehingga fungsi dan
lanjut dari masalah peran keluaga terganggu. 2.1.2. Motivasi keluarga supay
koping keluarga tak dapat memahami akibat
efektif; menurun. lanjut dari masalah
koping keluarga tak
efektif.
b. Memutuskan untuk lebih Afeksi/ Keluarga membantu dan 2.2.1. Diskusikan dgn keluar
memahami dan mencari Sikap mendukung agar anak dan mengenai keinginan an
solusi agar anak (Bpk E ) menantunya bisa hidup (Bpk.J) dan menantuny
menjadi mandiri mandiri. 2.2.2. Berikan pujian pa
keluarga yang sud
memahami masalah.

c. Dapat mendukung upaya Afeksi/ Keluarga berusaha memberi 2.3.1. Diskusikan dengan
untuk mengatasi masalah Sikap dukungan pada anak Bpk J keluarga dukuangan yan
stresor dari Bpk.J dan (Bpk E) untuk hidup mandiri, akan diberikan pada ana
Ny.N dengan memberikan bantuan dewasa
dana, suport sikis, dll. 2.3.2. Berikan pujian pada

2
keluarga atas dukungan
yang tepat.

- Setelah 2 x 60 menit
pertemuan, kelurga Bpk J Verbal/ Menyebutkan 4 dari 7 cara 3.1.1 Diskusikan dengan
mampu mengelola Kognitif mengatasi masalah koping keluarga tatang cara
mekanisme koping keluarga keluarga mengatasi masalah
efektif; peningkatan;  Lebih mengembangkan koping keluarga
 Menyebutkan cara komunikasi dewasa- 3.1.2 Motivasi keluarga untuk
mengatasi masalah koping keluarga menyebutkan cara
keluarga  Mengkaji kemampuan dan mengatasi koping
kesiapan anggota keluarga keluarga
untuk belajar akan tugas 3.1.3 Berikan pujian pada
perkembangan keluarga. keluarga.
 Fleksibilitas peran dalam
keluarga.
 Memberikan dukungan
yang memuaskan antar
anggota keluarga atau
menggunakan kekuatan
kelompok keluarga
 Pemecahan masalah
keluarga secara bersama-
sama
 Mengontrol arti/ makna
dari masalah :
pembentukan kembali
kognitif dan penilaian

3
pasif.
 Minta bantuan dukungan
dari luar keluarga (orang
tua, sanak saudara,
spiritual)
- Mendemonstrasikan Psikomoto Keluarga dapat 3.2.1. Demonstrasikan pada
teknik koping keluarga r mendemonstrasikan teknik keluarga contoh teknik
efektif; peningkatan koping keluarga efektif. koping efektif.
3.2.2. Berikan kesempatan pa
klg untuk
mendemonstrasikan
kembali teknik koping
keluarga efektif;
3.2.3. Berikan pujian pada
keluarga
1. Setelah 2 x 45 menit
pertemuan, keluarga Tn.J Verbal/ Sumber lingkungan ; 41.1. Jelaskan faktor
mampu memodifikasi Kognitif  Keadaan ekonomi keluarga lingkungan yang dapat
lingkungan keluarga yang sebagian besar masih mempengaruhi kehidup
adaptif; tergantung dari gaji dalam keluarga besar.
a. Menyebutkan sumber pensiunan bapak J dan 41.2. Motivasi keluarga untuk
lingkungan yg dpt tabungan Bpk J karna memahami, mengevalu
mendukung penyelesaian anaknya Bpk E baru dan mengaplikasikan da
masalah koping keluarga meninggal. faktor lingkungan yang
tidak efektif dijelaskan
41.3. Berikan reinforcement
positif atas jawaban
keluarga

4
b. Menunjukkan cara Psikomoto Dalam kunjungan lanjutan 4.2.1. Observasi sumber
meningkatan dan r melakukan modifikasi terhadap lingkungan keluarga
memeliharaan lingkungan sumber lingkungan yang terkait koping keluarga
keluarga yg dpt menjadi penguat stressor. tidak efektif.
mendukung penyelesaian 4.2.2. Diskusikan dengan
masalah koping keluarga keluarga hal positif yan
tidak efektif sudah dilakukan keluarg
4.2.3. Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga

 Setelah 2 x 45 menit
pertemuan, keluarga Bpk J Verbal/ Fasilitas pendukung keluarga; 5.1.1. Informasikan dan
mampu menggunakan Kognitif  Dukungan informasi. diskusikan dengan
fasilitas pendukung keluarga;  Dukungan orang tua keluarga mengenai
- Mengidentifikasi fasilitas pendukung
 Memelihara hubungan aktif
keberadaan fasilitas keluarga dalam mengata
pendukung keluarga yg dengan keluarga. strssor keluarga.
dpt terjangkau untuk  Dukungan sosial 5.1.2. Motivasi keluarga untuk
mengatasi masalah (penggunaan jaringan menyebutkan kembali
dukungan sosial informal, hasil diskusi.
sistem formal, kelompok- 5.1.3. Berikan reinforcement
positif atas hasil yang
kelompok mandiri).
dicapai keluarga
 Dukungan spiritual

5
- Membuat rencana Psikomoto Keluarga memanfaatkan 5.2.1. Motivasi keluarga untuk
kunjungan ke sumber r fasilitas pendukung keluarga. memanfaatkan fasilitas
pendukung. (Verbal) pendukung keluarga yan
terjangkau.
5.2.2. Berikan reinforcement
positif atas usaha yang
dilakukan keluarga

No Diagnosa Tujuan Evaluasi Intevensi


Keperawatan TUM TUK Kriteria Standar

6
2 Risiko terjadi infeksi Setelah 3x 1. Setelah 1x 45 menit
penularan HIV pada kunjungan rumah, kunjungan rumah,
keluarga Bpk J Infeksi penularan keluarga mampu Respon HIV adalah virus yang 1.1.1 Diskusikan bersama
terutama menantu dan HIV pada keluarga mengenal masalah verbal membuat kekebalan keluarga
cucu Ibu J Bpk J ( Ibu Bpk J tidak terjadi penyakit HIV AIDS tubuh seseorang pengertian
A & Anak J) pada Bpk J dan Ibu S menjadi lemah ,penyebab, dan
berhubungan dengan Dengan cara: sehingga mudah gejalah HIVk dengan
ketidak mampuan 1.1 Menyebutkan terkena infeksi seperti menggunakan lembar
keluarga mengambil pengertian, batuk, diare, demam balik
keputusa untuk penyebab dan dan penyakit lain 1.1.2 Tanyakan kembali
mencegah penularan gejalah HIV pada
HIV AIDS keluarga.tentang
pengertian ,
penyebab dan gejala
HIV
1.1.3 Beri pujian atas
usaha yang dilakukan
keluarga
1.2 Menyebutkan cara Respon Menyebutkan 3 dari 1.2.1 Diskusikan bersama
penularan HIV verbal 4 cara penularan keluarga tentang cara
HIV. penularan HIV
dengan
menggunakan lembar
balik
1.2.2 Motivasi keluarga
untuk menyebutkan
kembali cara
penularan HIV

7
1.2.3 Beri reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
keluarga
1.3 Menyebutkan Respon Menyebutkan 6 cara 1.3.1 Diskusikan dengan
pencegahan verbal mencegah penularan keluarga tentang
penularan HIV HIV : gunakan pencegahan
kondom setiap kali penularan HIV
hub seks, hindari 1.3.2 Motivasi keluarga
menggunaan jarum untuk menyebutkan
sntik bergantian; kembali tanda-tanda
apabila pasangan reumatik
belum diketahui 1.3.3 Beri reinforcement
status HIVnya positif atas usaha
segera lakukan yang dilakukan
VCT.hindari adanya keluarga
cipratan darah
dilantai atau
ditempat lain
2. Setelah 1x 45 menit
kunjungan rumah,
keluarga mampu
mengambil keputusan
untuk mencegah Respon Menyebutkan akibat 2.1.1. Jelaskan pada
penularan HIV AIDS verbal dari tidak melakukan keluarga akibat
dengan cara: pencegahan dari tidak
2.1 Menyebutkan penularan HIV dapat melakukan
akibat dari tidak berakibat menularka pencegahan

8
melakukan kepada kelaurga penularan HIV
pencegahan sendiri terutama 2.1.2. Motivasi keluarga
penularan HIV pasangan dan anak untuk
dalam kandungan menyebutkan
serta anggota kembali akibat dari
kelaurga lain tidak melakukan
pencegahan
penularan HIV
2.1.3. Beri reinforcement
positif atas
jawaban keluarga
2.2 Memutuskan Respon sikap Keluarga 2.2.1 bantu keluarga
melakukan menyatakan setuju untuk elakukan
pemeriksaan status untuk dilakukan pemeriksaan status
HIV untuk VCT dan HIVnya
dilakukan VCT pemeriksaan 2.2.2 Beri reinforcement
pemeriksaan Laboratorium CD4 positif atas
laboratorium CD4 dalam darah keputusan
dalam darah keluarga untuk
memriksakan
dirinya terutama
Ibu A dan Anak J

9
D.IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
EVALUASI
No Diagnosa Kep. Klg. IMPLEMENTASI
1. Koping keluarga tidak efektif; S.
menurun, keluarga Bpk J Tanggal 26 Desember 2011 jam 10-11  Keluarga menjawab salam
berhubungan dengan ketidak-  Bpk J dan Ibu S menyetujui pertemuan
mampuan keluarga dalam  Mengucapkan salam saat ini selama 60 menit tentang koping
 Menvalidasi keadaan keluarga keluarga
mengambil keputusan untuk
 Mengingatkan kontrak  Bpk J menyebutkan pengertian koping
mengatasai stressor dari peran
 Menjelaskan tujuan keluarga adalah respon yg positif,
pada saat pensiun dan sesuai dgn masalah, efektif, persepsi
kematian anaknya (Bpk E) 1.1.1. mendiskusikan mengenai definisi koping dan respon perilaku yg digunakan
keluarga keluarga dan subsistemnya untuk
1.1.2. menanyakan kembali tentang definisi memecakan suatu masalah atau
koping keluarga. mengurangi stress yang diakibatkan
1.1.3. memberi motivasi untuk menyebutkan oleh masalah atau peristiwa.
kembali definisi koping keluarga.  Bpk J menyebutkan 2 dari 4 tanda
koping keluarga tidak efektif.
1.2.1. mendiskusikan dgn keluarga tentang tanda  Agresi / bermusuhan
koping tidak efektif.  Tidak saling menghargai
1.2.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan O.
kembali tanda koping tidak efektif.  Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
1.2.3. memberikan reinforcement positif atas dijelaskan
usaha keluarga.

10
 Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A.
 Bpk J dapat menyebutkan pengertian
Koping keluarga
 Bpk J dapat menyebutkan tanda dan
koping keluarga tidak efektif.
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya
2.1.1. menjelaskan pada keluarga akibat lanjut dari
masalah koping keluarga tak efektif. S
 Keluarga dapat menyebutkan akibat
2.1.2. memotivasi keluarga supaya dapat lanjut dari mekanisme koping keluarga
memahami akibat lanjut dari masalah tidak efektif adalah akan memperlemah
koping keluarga tak efektif. terhadap kekuatan struktur keluarga
sehingga fungsi dan peran keluaga
2.2.1. mendiskusikan dengan keluarga mengenai terganggu.
keinginan anak dan menantunya.
2.2.2. memberikan pujian pada keluarga yang  Keluarga berusaha memberi dukungan
sudah memahami masalah. pada anak Bpk J (Bpk E) untuk hidup
mandiri, dengan memberikan bantuan
2.3.1. mendiskusikan dengan keluarga dukuangan dana, suport sikis, dll.
yang akan diberikan pada anak dewasa  Menyebutkan 4 dari 7 cara mengatasi
2.3.2. memberikan pujian pada keluarga atas masalah koping keluarga :
dukungan yang tepat.  Lebih mengembangkan komunikasi
dewasa-keluarga
3.1.1. mendiskusikan dengan keluarga tatang cara  Mengkaji kemampuan dan kesiapan
mengatasi masalah koping keluarga anggota keluarga untuk belajar akan
3.1.2. memotivasi keluarga untuk menyebutkan cara tugas perkembangan keluarga.

11
mengatasi koping keluarga  Fleksibilitas peran dalam keluarga.
3.1.3. memberikan pujian pada keluarga.  Pemecahan masalah keluarga secara
bersama-sama
O.
 Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
dijelaskan
 Keluarga mendengarkan penjelasan
yang diberikan.
A
 Bpk J dapat menyebutkan akibat lanjut
dari mekanisme koping tidak efektif.
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

3.2.1. mendemonstrasikan pada keluarga contoh S


teknik koping efektif.  Keluarga dapat mendemonstrasikan
teknik koping keluarga efektif
3.2.2. memberikan kesempatan pada klg untuk O.
mendemonstrasikan kembali teknik koping  Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
keluarga efektif; dijelaskan
 Keluarga mendemontrasikannya
3.2.3. memberikan pujian pada keluarga A
 Bpk J dapat mendemonstrasikan teknik
koping keluarga yang efektif
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

12
S.
4.1.1. Jelaskan faktor lingkungan yang dapat Bpk J dapat menyebutkan faktor
mempengaruhi kehidupan dalam keluarga lingkunganyang dapat mempengaruhi
besar. kehidupan keluarga ;
4.1.2. Motivasi keluarga untuk memahami,  Keadaan ekonomi keluarga sebagian
mengevaluasi dan mengaplikasikan dari besar masih tergantung dari gaji
faktor lingkungan yang dijelaskan pensiunan bapak J dan tabungan Bpk J
4.1.3. Berikan reinforcement positif atas jawaban dan anaknya Bpk E baru meninggal.
keluarga  Dalam kunjungan lanjutan melakukan
4.2.1. Observasi sumber lingkungan keluarga terkait modifikasi terhadap sumber lingkungan
koping keluarga tidak efektif. yang menjadi penguat stressor.
4.2.2. Diskusikan dengan keluarga hal positif yang O.
sudah dilakukan keluarga  Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
4.2.3. Berikan reinforcement positif atas usaha yang dijelaskan
dilakukan keluarga  Keluarga menjelaskan pennjelasan
dengan baik
A
 Bpk J dapat dapat menyebutkan faktor
lingkungan yang mempengaruhi koping
keluarga

P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

S
5.1.1. Informasikan dan diskusikan dengan keluarga Bpk J dapat menyebutkan fasilitas
mengenai fasilitas pendukung keluarga dalam pendukung keluarga;
mengatasi strssor keluarga.  Dukungan informasi.
5.1.2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan

13
kembali hasil diskusi.  Dukungan orang tua
5.1.3. Berikan reinforcement positif atas hasil yang  Memelihara hubungan aktif dengan
dicapai keluarga keluarga.
5.2.1. Motivasi keluarga untuk memanfaatkan  Dukungan sosial (penggunaan jaringan
fasilitas pendukung keluarga yang terjangkau. dukungan sosial informal, sistem
formal, kelompok-kelompok mandiri).
5.2.2. Berikan reinforcement positif atas usaha yang  Dukungan spiritual
dilakukan keluarga O.
 Bpk J & Ibu S kooperatif dan aktif saat
dijelaskan
 Keluarga mendengarkan penjelasan
dengan baik
A
Bpk J dapat menyebutkan fasilitas
pendukung keluarg
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

14
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI
2 Risiko terjadi infeksi penularan 1.1.1. Mendiskusikan bersama keluarga  Keluarga menjawab salam
HIV pada keluarga Bpk J pengertian ,penyebab, dan gejalah  Bpk J dan Ibu S menyetujui
terutama menantu dan cucu Ibu J HIVk dengan menggunakan lembar pertemuan saat ini selama 60
Bpk J ( Ibu A & Anak J) balik menit tentang Pencegahan HIV
berhubungan dengan ketidak 1.1.2. Menanyakan kembali pada
mampuan keluarga mengambil keluarga.tentang pengertian , penyebab AIDS
keputusa untuk mencegah dan gejala HIV S.
penularan HIV AIDS 1.1.3. memberi pujian atas usaha yang
dilakukan keluarga  Bpk J & Ibu S dapat menyebutkan
1.2.1. mendiskusikan bersama keluarga HIV adalah virus yang membuat
tentang cara penularan HIV dengan kekebalan tubuh seseorang menjadi
menggunakan lembar balik lemah sehingga mudah terkena
1.2.2. memotivasi keluarga untuk infeksi seperti batuk, diare, demam
menyebutkan kembali cara penularan dan penyakit lain
HIV
1.2.3. memberi reinforcement positif atas  Bpk J & Ibu S dapat menyebutkan
usaha yang dilakukan keluarga 3 dari 4 cara penularan HIV.

1.3.1. mendiskusikan dengan keluarga tentang  Bpk J & Ibu J dapat menyebutkan
pencegahan penularan HIV 6 cara mencegah penularan HIV :
1.3.2. memotivasi keluarga untuk gunakan kondom setiap kali hub

15
menyebutkan kembali tanda-tanda seks, hindari menggunaan jarum
reumatik sntik bergantian; apabila pasangan
1.3.3. memberi reinforcement positif atas belum diketahui status HIVnya
usaha yang dilakukan keluarga segera lakukan VCT.hindari adanya
cipratan darah dilantai atau
ditempat lain
O.
 Bpk J & Ibu S kooperatif dan
aktif saat dijelaskan
 Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan.
A
 Bpk J dapat menyebutkan
pengertian, penyebab dan gejala
 Bpk J dapat menyebutkan cara
penularan HIV
P. Lanjutkan ke TUK berikutnya

2.1.1. menjelaskan pada keluarga akibat dari S.


tidak melakukan pencegahan  Bpk J dan Ibu S dapat
penularan HIV menyebutkan akibat dari tidak
2.1.4. memotivasi keluarga untuk melakukan pencegahan penularan
menyebutkan kembali akibat dari
HIV dapat berakibat menularka
tidak melakukan pencegahan
penularan HIV kepada kelaurga sendiri terutama
2.1.5. memberikan reinforcement positif atas pasangan dan anak dalam
jawaban keluarga kandungan serta anggota kelaurga
2.2.3 mambantu keluarga untuk elakukan lain

16
pemeriksaan status HIVnya  Bpk J & Ibu S belum menyatakan
2.2.4 memberi reinforcement positif atas setuju menantu dan anaknya
keputusan keluarga untuk untuk dilakukan VCT dan
memriksakan dirinya terutama Ibu A
pemeriksaan Laboratorium CD4
dan Anak J
dalam darah

O.
 Bpk J & Ibu S kooperatif dan
aktif saat dijelaskan
 Keluarga mendengarkan
penjelasan yang diberikan.
A
 Bpk J dapat menyebutkan akibat
jika tidak dilakukan pencegahan
HIV AIDS
 Bpk J & Ibu S belum
menyatakan setuju menantu dan
cucunya untuk dilakukan VCT
dan pemeriksaan Laboratorium
CD4 dalam darah
 P. Lanjutkan intervensi

17
18
III. CONTOH PRE PLANNING PERTEMUAN AWAL
ANTARA MAHASISWA POLTEKKES DENGAN
KELUARGA KELOLAAN ; BAPAK.S

I. Latar Belakang
Berdasarkan informasi dari Bapak Rt. 007 Rw.2 Kel. Sidodadi,
salah satu warganya mengalami gangguan dalam perkembangan dan
keluarga ini juga merupakan keluarga besar “ Extended Family”, serta
ada anggota keluarga yang lansia.
Berdasarkan informasi sementara tersebut, dirasa sangat perlu
untuk mengelola keluarga tersebut, yaitu keluarga Bapak S (65 tahun)
dengan alasan bahwa keluarga Bapak S tersebut merupakan keluarga
dengan “risiko tinggi” terhadap masalah-masalah kesehatan.
Sebagai langkah awal, maka diperlukan adanya kerjasama yang
baik antara Mahasiswa dengan anggota keluarga Bapak S. Sebelum
suatu kerjasama terjalin, hal yang terpenting yaitu membina rasa
percaya keluarga terhadap Mahasiswa. Rasa percaya keluarga inilah
yang menjadi modal dasar Mahasiswa dalam melakukan kerjasama
dalam serangkaian kegiatan untuk membina keluarga Bapak S agar
mencapai kesehatan yang seoptimal mungkin.
Data yang perlu dikaji lebih lanjut melliputi :
1. Data umum keluarga Bapak S.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga Bapak S
3. Kondisi lingkungan keluarga Bapak S.
4. Struktur keluarga Bapak S
5. Fungsi umum yang telah dilaksanakan keluarga Bapak S.
6. Pemeriksaan fisik anggota keluarga Bapak S.
7. Harapan keluarga Bapak S dengan kedatangan Mahasiswa.

1
II. Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Membina hubungan rasa saling percaya antara mahasiswa
dengan anggota keluarga Bapak S.
2. Melakukan pengkajian terhadap anggota keluarga Bapak S.

B. Tujuan Khusus
1. Setelah pertemuan awal, diharapkan keluarga dapat :
2. Menjalin kerjasama dengan Mahasiswa
3. Memberikan informasi kepada Mahasiswa tentang kesehatan
anggota keluarga.
4. Mengenal masalah kesehatan (mengungkapkan) masalah
kesehatan yang ada di dalam keluarga.

III. Rencana Tindakan


Topik : Melakukan pengkajian terhadap anggota keluarga Bapak S.
Target : Bapak S.
Sasaran : Semua anggota keluarga Bapak S.
Metode : Observasi, wawancara, mengukur data sekunder dari aparat RT
setempat.
Media : a. Alat-alat pemeriksaan fisik (tensimeter, thermometer,
timbangan, jam tangan, meteran, stetoskop)
b. Alat tulis (pulpen, pensil, buku)
6. Strategi
a. Menemui Bapak Ketua Rt. 007
b. Berkunjung ke rumah Bapak S. bersama Bapak Ketua Rt.007
c. Mengadakan perkenalan dengan keluarga
d. Penjelasan tujuan oleh Bapak Ketua Rt.
e. Bapak Ketua Rt meninggalkan Mahasiswa bersama keluarga.
f. Memperjelas tujuan kedatangan mahasiswa

2
g. Melakukan wawancara/pengkajian walaupun tidak berurutan pada format
pengkajian.
h. Melakukan pemeriksaan fisik pada anggota keluarga Bapak S.
i. Melakukan kontrak waktu kunjungan.
7. Tempat dan Waktu
a. Rumah Bapak S. yaitu di jalan Cendana II Rt.007 Rw.2 Kel Sidodadi
b. Pada hari Senin, tanggal 27 Desember 2004 pukul 13.00 WITA

IV.Kriteria Evaluasi
1. Sebagian anggota keluarga hadir
2. Keluarga siap menerima Mahasiswa
3. Keluaga mau mengungkapkan secara jujur kepada Mahasiswa
sesuai dengan masalah/hal yang diperlukan.
4. Peralatan yang dibutuhkan disiapkan dan di bawa oleh Mahasiswa.
5. Mahasiswa siap membina “Trust” dengan keluarga
6. Mahasiswa siap melakukan pengkajian terhadap keluarga

3
PRE PLANNING
PERTEMUAN KEDUA
ANTARA MAHASISWA POLTEKKES DENGAN
KELUARGA KELOLAAN ; BAPAK.S

I. Latar Belakang
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh pada pertemuan
awal, maka dirasa informasi yang diperoleh belum memadai. Dan
sesuai dengan kontrak waktu yaitu 3 x dalam seminggu melakukan
kunjungan pada keluarga Bapak S yaitu tepatnya pada hari Senin,
Rabu, dan, Jum’at, setiap pukul 13.00 s/14.00 WIB
Dengan informasi yang masih sangat dangkal atau belum
memadai tersebut, Mahasiswa merasa menemui hambatan untuk
membuat suatu rencana asuhan keperawatan yang nantinya akan
disusun bersama keluarga. Dengan demikian dirasa perlu untuk
mengkaji lebih spesifik/khusus mengenai data kesehatan/riwayat
kesehatan semua anggota keluarga, baik dari anggota keluarga yang
lansia, dewasa, remaja dan anak-anak usia sekolah.
Walaupun pada pertemuan awal, sudah direncanakan untuk
melakukan pemeriksaan fisik semua anggota keluarga, namun belum
semua anggota keluarga dapat hadir saat pertemuan awal, sehingga
pada kunjungan kedua ini mahasiswa juga merencanakan melakukan
pengkajian fisik pada anggota keluarga yang belum teridentifikasi
kondisi kesehatannya.
Data yang perlu dikaji lebih lanjut :
1. Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang belum diperiksa
pada pertemuan awal.
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga yang belum
lengkap saat pertemuan awal

4
3. Potensi yang dimiliki oleh keluarga
4. Data-data umum yang masih kurang lengkap.

II. Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Membina kerjasama antara mahasiswa dengan anggota
keluarga Bpk.S
2. Melengkapi data.
B. Tujuan Khusus
1. Setelah pertemuan kedua ini, keluarga diharapkan mampu
2. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam keluarganya.
3. Mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh keluarga.
4. Memanfaatkan potensi yang ada.
5. Menjalin kerjasama dengan mahasiswa.

III. Rencana Tindakan


1. Topik : Melengkapi data keluarga Bapak S.
2. Target/Sasaran : Anggota keluarga Bapak S yang belum bertemu pada
petemuan awal.
3. Metode : Observasi, wawancara, dan mengukur.
4. Media : a. Alat-alat pemeriksaan fisik (tensimeter,
thermometer, timbangan, jam tangan, meteran,
stetoskop)
b. Alat tulis (pulpen, pensil, buku)
5. Strategi
a. Mengunjungi keluarga Bapak S. sesuai dengan kontrak waktu yang
telah disepakati bersama.
b. Menanyakan kembali pada keluarga, kesiapan keluarga untuk
memberikan informasi kepada Mahasiswa.
c. Mengulang kembali identitas Mahasiswa terutama nama.

5
d. Mengkaji lebih dalam tentang riwayat kesehatan anggota keluarga
Bapak S.
6. Tempat dan Waktu
a. Rumah Bapak S. yaitu di Jl. Cendana Rt.007 Rw.2 Kel Sidodadi
b. Pada hari Rabu, tanggal 29 Desember pukul 13.00 – 14.00 WITA

IV.Kriteria Evaluasi
1. Keluarga mau untuk dilakukan pemeriksaan fisik.
2. Keluarga mau memberi informasi secara jujur kepada mahasiswa.
3. Peralatan dipersiapkan secara lengkap oleh mahasiswa.
4. Mahasiswa menunjukkan kesungguhan dalam melakukan
pembinaan pada keluarga Bapak S.
5. Mahasiswa memperhatikan secara seksama kondisi yang ada di
sekitar rumah.
6. Mengulangi kontrak waktu kunjungan berikutnya.

6
PREPLANNING
ASKEP KELUARGA BAPAK S. (KELUARGA KELOLAAN) DI
WILAYAH RT.007 RW.2 KEL.SIDODADI

I. LATAR BELAKANG
A. Karakteristik Keluarga
Keluarga Bapak S. tinggal di wilayah Rt.007 Rw.2 Kel.
Sidodadi. Keluarga Bapak S. merupakan keluarga besar “Extended
Family”. Bapak S. Sebagai kepala keluarga (65 tahun) dan istrinya
Ibu No (60 tahun). Mereka tinggal bersama anaknya N (30 tahun)
yang telah berkeluarga. Suami Ibu N yaitu Bapak Ab (35 tahun)
dan mempunyai dua orang anak yaitu anak F (15 tahun) dan anak
Nd (7 tahun).
Tahap perkembangan keluarga saat ini yaitu keluarga lansia.
Informasi dari Ibu N bahwa kedua anaknya mengalami hambatan
perkembangan mental. Anak F tidak bersekolah, karena dulu
pernah masuk SD saat usia 8 tahun, namun sangat lambat dalam
penerimaan pelajaran dan sulit memahami pelajaran, maka keluar
dari sekolah dan sampai sekarang tidak sekolah lagi.
Begitu pula dengan An. Nd, usia 7 tahun, Ibu N belum mau
menyekolahkan, karena menganggap An. Nd sama dengan
kakaknya, lambat dalam penerimaan atau merespon pembicaraan
orang lain dan bicara tidak jelas. An. Nd jarang keluar rumah,
karena Ibu N takut nanti memukul anak tetangga, bahkan Ibu N
pernah berselisih dengan tetangga, gara-gara An. Nd. Saat kontak
awal mahasiswa melihat An. Nd meludahi temannya dan tidak
merespon sapaan dari mahasiswa, An. Nd Hyperaktif, bicara 2 atau
3 kata tetapi kurang jelas (cadel).

7
Keluarga merupakan keluarga Jawa asli. Saat ini kondisi
ekonomi dibebankan pada Bp. Ab yang bekerja sebagai buruh
bangunan. Pendidikan terakhir Bp. Ab ialah SD. Sedangkan Ibu N hanya
sampai kelas 2 SD, namun sudah bisa membaca dan menulis. Keluarga
mempunyai kartu sehat dan dari keterangan Ibu N, bila keluarga sakit
selalu dibawa ke Puskesmas Jelita. Namun hingga saat ini belum
pernah memeriksakan keadaan mental kedua anaknya ke
Puskesmas. Karena merasa takut, bila nanti diperiksakan, maka
biayanya akan banyak dan keluarga merasa tidak sanggup.
Untuk keadaan lingkungan rumah. Rumah berukuran kira-
kira 2 x 6 m2 terdiri dari kamar tamu berukuran 2x2 m 2, ada pintu
serta jendela nako serta kaca. Kemudian ada kursi tamu serta
meja. Ruangan selanjutnya, ada lemari pakaian dua buah, meja
tempat meletakkan makanan, dapur, kompor dan pompa air
(kamar mandi) hanya disekat dengan tembok setinggi 1,5 m,
rumah permanen, dinding dari triplek. Kemudian kamar atas
merupakan tempat tidur berukuran 2x3m2 ditambah jendela.
Sinar matahari cukup, penerangan cahaya dari PLN, sumber
air pompa tangan, ventilasi cukup, kebersihan rumah kurang,
pembuangan air limbah menggunakan pipa paralon yang dialirkan
ke sungai (parit besar). Sedangkan sampah dibuang di tas
(kantongan plastik) dan diangkut oleh petugas. Untuk kakus
menggunakan fasilitas WC umum.
Sosialisasi, Ibu N rutin mengikuti pengajian setiap malam
Rabu di Mushola. Sedangkan Ibu No tidak mengikuti karena sudah
lanjut usia.
Harapan Ibu N agar dengan kedatangan mahasiswa
POLTEKKES ini, mengharapkan agar anaknya terutama An. Nd,
agar dapat berobat dan dapat bersekolah, seperti anak lain.

8
B. Data Yang Dikaji Lebih Lanjut
1. Riwayat kesehatan terdahulu An. F dan anak Nd.
2. Riwayat kehamilan Ibu N.
3. Perkembangan mental An. F dan An. Nd.
4. Pertumbuhan fisik An. F dan An. Nd.
5. Riwayat kesehatan lansia secara komprehensif.
6. Keadaan umum semua anggota keluarga
7. Tugas dan fungsi keluarga
8. Nilai, norma atau budaya keluarga.
9. Karakteristik lingkungan sosial (tetangga)
10. Riwayat genetik keluarga.

C. Masalah Keperawatan
1. Gangguan perkembangan mental pada anggota keluarga Bpk. S
terutama pada anak F dan anak Nd. Semakin memburuk
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang mengalami gangguan perkembangan
mental.
2. Risiko gangguan psikologis pada anggota keluarga Bpk. S
terutama pada Ibu. N berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan psikologis.
3. Risiko gangguan fisik pada anggota keluarga Bapak S. terutama
Bapak S sendiri dan Ibu No berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang lansia.
4. Risiko gangguan psikologis pada anggota keluarga Bapak S terutama
Bapak S sendiri dan Ibu. No berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat lansia.
5. Potensial meningkatnya derajat kesehatan anggota keluarga
Bapak S berhubungan dengan adanya kesadaran dan

9
kemampuan anggota keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada.

II. Perencanaan
A. Diagnosa Keperawatan 1 yaitu gangguan perkembangan mental
pada anggota keluarga Bpk. S terutama pada anak F dan anak Nd.
Semakin memburuk berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga yang mengalami
gangguan perkembangan mental.

B. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada keluarga Bp. S, maka
perkembangan mental An. F dan An. Nd dapat dioptimalkan sesuai dengan
kemampuannya.
C. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada keluarga Bp. S, maka
keluarga mampu :
1. Mengenal gangguan mental yang sedang dialami oleh An. F dan
An. Nd.
2. Mengambil keputusan dalam mengatasi masalah yang sedang
dialami.
3. Merawat An. F dan An. Nd yang mengalami gangguan
perkembangan mental.
4. Memanfaatkan fasilitas kesehatan semaksimal mungkin.
D. Rencana tindakan :
1. Diskusikan dengan anggota keluarga mengenai pengertian
gangguan perkembangan mental (Retardasi mental).

10
2. Informasikan pada keluarga tentang penyebab terjadinya
gangguan perkembangan mental (Retardasi mental).
3. Jelaskan tingkatan/klasifikasi gangguan perkembangan mental
(Retardasi mental).
4. Jelaskan gejala-gejala gangguan perkembangan mental
(Retardasi mental).
5. Jelaskan cara penatalaksanaan anak dengan gangguan
perkembangan mental (Retardasi mental).
6. Informasikan pula cara pencegahan selanjutnya agar tidak ada
lagi anggota keluarga yang mengalami gangguan
perkembangan mental (Retardasi mental).
7. Beri kesempatan pada keluarga untuk mengulang keterangan
yang diberikan oleh mahasiswa.
8. Berikan reward positif pada anggota keluarga.
9. Kolaborasi dengan petugas pelayanan kesehatan yang ada di
wilayah Puskesmas setempat.
10. Libatkan aparat setempat (kader, ketua Rt, atau tokoh
masyarakat) yang ada.
11. Bila mungkin jalin kerjasama lintas sektoral.
12. Kaji lebih lanjut riwayat tumbuh kembang An. F dan An. Nd.
13. Kaji lebih lanjut riwayat genetik keluarga.
14. Libatkan semua anggota keluarga dalam perawatan.
E. Kriteria standar
1. Untuk dapat mengenal masalah, diharapkan keluarga mampu :
a. Menyebutkan kembali pengertian retardasi mental dengan
bahasa sederhana.
b. Menjelaskan kembali 5 faktor penyebab dari faktor-faktor
penyebab yang dijelaskan.

11
c. Menjelaskan klasifikasi dari retardasi mental secara singkat
dan tipe retardasi mental.
d. Menjelaskan tipe retardasi mental yang dialami oleh
anaknya.
e. Menjelaskan penatalaksanaan secara sederhana.
2. Untuk dapat mengambil keputusan dalam mengatasi masalah,
diharapkan keluarga mampu :
a. Menyebutkan akibat yang akan timbul pada retardasi mental.
b. Menyebutkan cara pencegahan agar anggota keluarga lain
tidak mengalami retardasi mental.
3. Untuk dapat merawat, maka diharapkan anggota keluarga
mampu :
a. Menyebutkan cara mengatasi (penatalaksanaan), masalah
yang sedang dialami (retardasi mental )
b. Mengungkapkan (mendiskusikan) bersama mahasiswa cara
untuk mengobatkan (perawatan) lebih lanjut terhadap
anaknya yang mengalami retardasi mental.
c. Memutuskan untuk membawa anaknya ke puskesmas dalam
rangka pemeriksaan.

Salah satu rencana tindakan yaitu Health education.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


Topik : Retardasi Mental
Sub Pokok Bahasan : Perawatan anak dengan Retardasi Mental
Tempat : Kediaman rumah Bpk. S

12
Waktu : Kamis, 30 Desember 2004 (45 menit)
Pukul : 13.00 – 13.45 WIB
Sasaran : Anggota keluarga Bpk. S
A. TIU
Setelah dilakukan tindakan keperawatan pada keluarga Bpk. S,
anggota keluarga Bpk. S terutama Ibu N, memahami tentang cara
perawatan anak dengan retardasi mental.
B. TIK
Setelah menyelesaikan proses belajar mengajar, anggota keluarga
Bp. S terutama Ibu, mampu :
1. Menjelaskan pengertian retardasi mental secara sederhana.
2. Menjelaskan 5 faktor penyebab terjadinya retardasi mental :
3. Menjelaskan klasifikasi dari retardasi mental secara singkat :
4. Menjelaskan tipe retardasi mental yang dialami anaknya.
5. Menyebutkan gejala-gejala retardasi mental yang terjadi pada
anaknya.
6. Menjelaskan penatalaksanaan anak dengan Retardasi Mental .
7. Demonstrasi cara berkomunikasi dengan anak.
C. Analisa situasi
1. Anggota keluarga
a. Peserta adalah anggota keluarga yaitu : Ibu N, Ibu No, dan
Bp. S, An. F dan An. Nd.
b. Peserta siap mengikuti penjelasan mahasiwa.
2. Penyuluh
a. Mahasiswa POLTEKKES yang praktek keperawatan keluarga
dan bertanggung jawab di Rt. 07.
b. Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan.
D. Materi
1. Pengertian Retardasi Mental
2. Faktor-faktor penyebab retardasi mental

13
3. Klasifikasi dari retardasi mental.
4. Gejala-gejala retardasi mental.
5. Penatalaksaan retardasi mental.
E. MEtode
1. Ceramah
2. Demonstrasi/Role Play.
F. Media
1. Gambar
2. Lembar balik
G. Kegiatan belajar mengajar
No Tahap Wkt Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1. Pembukaan 3 mnt  Mengucapkan salam  Menjawab salam.
 Menyampaikan topic dan  Mendengarkan/
tujuan yang akan dicapai. memperhatikan.
2. Pengembanga 27  Menanyakan pendapat  Menjawab/
n Mnt peserta tentang RM merespon.
 Memberi Reward pada  Merespon.
peserta (anggota
Keluarga).  Mendengar/memperhati
 Menjelaskan pengertian kan
RM.  Mendengar
 Menjelaskan faktor-faktor  Merespon/
penyebab RM. mengulang
 Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
mengulang penjelasan.
 Memberi reward positif.  Mendengar/memperhati
 Menjelaskan klasifikasi RM. kan
 Memberi kesempatan  Merespon/bertanya
kepada peserta untuk

14
bertanya.  Mendengar/
 Menjelaskan mengenai memperhatikan
gejala-gejala RM.  Menjawab
 Menanyakan kembali
kepada peserta.
 Memberikan reward  Mendengar/memperhati
3.  Menjelaskan mengenai kan
Penutup 15 penatalaksanaan RM.
Mnt
 Merangkum materi yang  Merangkum materi
dijelaskan bersama bersama penyuluh
peserta (anggota
keluarga).  Bertanya
 Memberikan kesempatan
kembali kepada keluarga
untuk bertanya.  Merespon.
 Memberikan reward..  Menjawab
 Menanyakan hal
perting/tujuan perawatan
RM.  Merespon
 Memberikan reward.
 Melakukan kontrak waktu
untuk pertemuan
selanjutnya.
 Menutup dengan
mengucapkan terima  Menjawab salam
kasih.
 Memberi salam.

H. Evaluasi

15
Dilakukan secara lisan selama proses belajar mengajar secara
langsung.
I. Materi penyuluhan terlam

PRE PLANNING
PERTEMUAN KE-5 ANTARA MAHASISWA POLTEKKES
DENGAN KELUARGA KELOLAAN ; BAPAK.S

16
I. Latar Belakang
Terkait dengan diagnosa keperawatan 1 yaitu masalah
gangguan perkembangan pada anak F dan Nd, terutama sekali
pada kegiatan tugas keluarga yaitu melakukan perawatan pada
anak dengan RM yang menurut Ibu N keluarga telah membimbing
anak untuk belajar seperti mengaji, menulis. Namun anaknya
kurang memiliki kemauan untuk belajar dengan alasan lelah,
padahal anak, terutama anak Nd, tidak mau istirahat bila lelah.
Sehingga dan mahasiswa merencanakan untuk mengajarkan
kemampuan motorik halus seperti menulis (mewarnai gambar).
Dengan demikin mahasiswa dapat mengetahui batas kemampuan
motorik halus pada anak Nd saat ini. Dan merencanakan bersama
keluarga cara untuk mengoptimalkan kemampuan intelektual anak.
Data yang perlu dilengkapi
1. Kesiapan keluarga untuk memberikan bimbingan pada anak.
2. Sistem pendukung yang dimiliki keluarga
3. Kesiapan anak sendiri untuk belajar.
4. Kondisi kesehatan anak secara fisik.

II. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengoptimalkan kemampuan intelektual anak sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki anak.

17
2. Tujuan Khusus, setelah pertemuan kedua ini, keluarga
diharapkan mampu :
a. Memberikan bimbingan pada anak
b. Memberikan motivasi belajar pada anak.
c. Mencurahkan perhatian, kasih sayang secara positif pada
anak.

III. Rencana Tindakan


1. Topik : Memberi stimulasi belajar pada anak.
2. Target/Sasaran : An. Nd/Ibu N, Sdri U
3. Metode : Mengajarkan/demonstrasi
4. Media : alat tulis/kertas bergambar.
5. Strategi
a. Kontrak waktu dengan keluarga pada pertemuan sebelumnya.
b. Mengkaji kesiapan keluarga.
c. Mendemonstrasikan cara memberi rangsangan belajar pada
anak.
d. Meminta keluarga untuk mengulang/redemonstrasi kembali.
c. Memberi reward dan motivasi pada keluarga.

IV.Kriteria Evaluasi
1. Keluarga mampu menyediakan alat tulis yaitu buku dan pensil.
2. Mahasiswa menyediakan buku gambar dan pensil berwarna.
3. Keluarga siap dan punya waktu khusus untuk menstimulasi anak
untuk belajar.

18
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN SAMARINDA
KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
PETUNJUK KUNJUNGAN

I. Persiapan Untuk Kegiatan Sebelum Kunjungan Dan Pada


Waktu Kunjungan
A. Kumpulkan informasi tentang keluarga dari catatan (status/File)
keluarga, di Puskesmas, formulir rujukan dan sumber-sumber lain.
B. Tentukan tujuan kunjungan. :
1. Antisipasi kebutuhan dan sumber-sumber kesehatan keluarga
yang mungkin didiskusikan.
2. Tentukan tindakan keperawatan yang mungkin dilakukan.
3. Kumpulkan informasi dan material yang akan dipakai selama
kunjungan.

II. Aktivitas Selama Kunjungan


A. Pembukaan
Perkenalankan diri saudara dan jelaskan tujuan kunjungan dan
pelayanan keperawatan.

B. Pengkajian
1. Siapa (Who). Menetapkan komposisi keluarga dan setiap orang
yang ada di keluarga : Hubungannya dengan kepala keluarga;
umur, jenis kelamin, aktivitas setiap hari misalnya sekolah,
bekerja, dll.
2. Apa (What). Apa faktor-faktor resiko ; Apakah sumber-sumber
berhubungan dengan status kesehatan keluarga misalnya
kebiasaan, kebersihan, makanan (penyediaan, penyimpanan,
pengolahan), kondisi rumah, karakteristik tetangga, dll.

19
3. Kaji interaksi dan komunikasi dalam keluarga. Bagaimana
pengambilan keputusan dan oleh siapa ?
4. Kaji kesehatan setiap anggota keluarga.
5. Identifikasi prioritas kesehatan sehubungan dengan kebutuhan
dari pandangan keluarga.
6. Rumuskan dari pandangan keluarga.

C. Perencanaan
Kontrak dengan keluarga atas persetujuan kedua belah pihak untuk
mencapai Goal dan Objektif.

D. Implementasi
Memakai metode pengajaran yang tepat, seperti partisipasi
keluarga, tehnik penyelesaian masalah, demonstrasi pemakaian alat
bantu penglihatan

E. Evaluasi
1. Saling bertukar persepsi tentang hasil dengan keluarga
2. Menyimpulkan area atau hal-hal yang perlu dikembangkan
3. Bersama-sama menentukan rencana yang memerlukan tindak lanjut.

III.Aktivitas Setelah Kunjungan


A. Catat kunjungan : Tulis semua informasi yang didapat melalui
observasi, tindakan keperawatan dan respon keluarga, perencanaan.
B. Komunikasikan pada disiplin lain yang berkepentingan dan
mempunyai minat terhadap kesehatan keluarga.
C. Kaji sumber-sumber di masyarakat untuk mendapatkan
kebutuhan keluarga.
D. Lakukan proses rujukan jika diperlukan.

20
PRE PLANNING
PADA PERTEMUAN KEDUA
DENGAN KELUARGA BAPAK ………
I. Latar Belakang

21
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh pada pertemuan
awal, maka dirasa informasi yang diperoleh belum memadai. Dan
sesuai dengan kontrak waktu, yaitu ……… melakukan kunjungan pada
keluarga Bapak……yaitu tepatnya pada hari…….. pukul ……..
Dengan informasi yang masih sangat dangkal atau belum
memadai tersebut, mahasiswa merasa masih menemui hambatan
untuk membuat suatu rencana asuhan keperawatan yang nantinya
akan disusun bersama dengan anggota keluarga, baik dari anggota
keluarga yang lansia, dewasa, remaja, dan anak-anak usia sekolah.
Walaupun pada pertemuan awal sudah direncanakan untuk
melakukan pemeriksaan fisik semua anggota keluarga, namun belum
semua anggota keluarga dapat hadir saat pertemuan awal, sehingga
pada kunjungan kedua ini mahasiswa juga merencanakan melakukan
pengkajian fisik pada anggota keluarga yang belum teridentifikasi
kondisi kesehatannya.
Data yang perlu dikaji lebih lanjut :
1. Pemeriksaan fisik pada anggota keluarga yang belum diperiksa
pada pertemuan awal.
2. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga yang belum lengkap
saat pertemuan awal.
3. Potensi yang dimiliki oleh keluarga.
4. Data-data umum yang masih kurang lengkap
II. Tujuan
A. Tujuan Umum
1. Membina kerjasama antara mahasiswa dan keluarga bapak…….
2. Melengkapi data-data.
B. Tujuan khusus
Setelah pertemuan kedua ini keluarga diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam keluarganya.

22
2. Mengetahui potensi-potensi yang dimiliki oleh keluarga
3. Memanfaatkan potensi yang ada.
4. Menjalin kerjasama yang baik dengan mahasiswa
III. Rencana Tindakan
1. Topik : Melengkapi data keluarga Bapak……
2. Target/sasaran : Anggota keluarga bapak… yang belum bertemu
saat pertemuan awal.
3. Metode, wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik.
4. Media : alat tulis, tensi meter, thermometer, timbangan, meteran
dan stetoskop.
5. Strategi :
a. Mengunjungi keluarga Bapak …….sesuai dengan kontrak waktu
yang telah disepakati awal.
b. Menanyakan kembali kepada keluarga kesiapan keluarga untuk
memberikan informasi kepada mahasiswa.
c. Mengulang kembali identitas mahasiswa terutama nama
d. Mengkaji lebih dalam tentang riwayat kesehatan keluarga
bapak………
6. Tempat dan waktu
a. Rumah Bapak……
b. Tanggal…., waktu……….
IV.Kriteria Evaluasi
1. Keluarga mau untuk dilakukan pemeriksaan fisik
2. Keluarga mau memberi informasi secara jujur kepada mahasiswa.
3. Peralatan dipersiapkan secara lengkap oleh mahasiswa
4. Mahasiswa menunjukkan kesungguhan dalam melakukan
pembinaan kepada keluarga bapak …
5. Mahasiswa memperhatikan secara seksama kondisi yang ada
disekitar rumah.

23
6. Mengulangi kontrak waktu kunjungan berikutnya.

OUTLINE HEALTH EDUCATION/PENKES

Topik :
Sub pokok bahasan :

24
Tempat :
Waktu :
Sasaran :
A. T I U
B. T I K
C. Analisa Situasi
1. Anggota keluarga
2. Penyuluh
D. Materi
E. Metode
F. Media
G. Kegiatan belajar mengajar

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta


1. Pembukaan

2. Pengembangan

3. Penutup

H. Evaluasi

I. Materi Penyuluh Terlampir

DAFTAR PUSTAKA

Barbara KoJier, at all, 1991, Fundamental of Nursing, Canada Addison-Wesley,


Publishing Company

Bailon, S.G. & Maglaya, A. 1978, Perawatan Kesehatan Keluarga : Suatu


pendekatan proses (terjemahan), Jakarta : Pusdiknakes.

25
Effendi Nasrul, 1998, Keperawatan kesehatan masyarakat, Jakarta : EGC

Friedman, M. Marilyn, 1988, Family Nursing Research, Theory and Practice, 4th
ed.Coonecticut : Century-Cropts

Friedman, M.M, 1998, Keperawatan Keluarga; teori dan pratik, Jakarta : EGC

Haroen H. 2011, Perawatan Mandiri orang dengan HIV/AIDS, Bandung : Tidak


dipublikasikan

Haroen Hartiah, dkk. (2011).Modul Asuhan Keperawatan Keluarga dengan


nggota keluarga terinfeksi HIV/AIDS, Bandung : Tidak dipublikasikan

Janice Rider Ellis, EliJabeth Ann Nowlis, 1994, Nursing A Human Needs
Approach, Philadelphia, J.B. Lippincott Company

Mubaraq W. I 2009, Ilmu Keperawatann Keluarga Pengantar dan Teori, Jakarta :


Salemba Medika,

Notoatmodjo. S., 1997, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka Cipta

Parellangi, 2012. Laporan Residensi Asuhan Keperawatan Keluarga. Sukabumi :


Tidak dipublikasikan

Santun S, 2008, Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta : Trans Info Media

Suprajitno, 2004, Asuhan Keperawatan Keluarga, Jakarta : EGC

26
27

Anda mungkin juga menyukai