Anda di halaman 1dari 9

AKUNTANSI KLIRING DAN

AKUNTANSI SUMBER DANA


Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Akuntansi Industri Khusus

Dosen pengampu :
Hamdani, SE, M.Si, Ak., CA

Disusun Oleh :
Erika Wulandari (1610313120017)
Fadel Muhammad Reinaldy (1610313210015)
Hasina Nurlaili (1610313120021)

PROGRAM S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2019

1
2.1. AKUNTANSI KLIRING

Dalam menjalankan fungsinya, bank komersial menggunakan sarana


kliring untuk memudahkan penyelesaian transaksi antar bank. Bank dapat saling
memperhitungkan hutang piutang yang terjadi akibat transaksi bisnis yang
dilakukan masng-masing nasabahnya. Transaksi antara nasabah bank tersebut
menggunakan alat bayar berupa cek, bilyet giro, dan surat dagang lainnya yang
lazim diterima oleh bank. Penyelesaian hutang piutang bisa saja dilakukan diluar
cara ini, namun dengan kliring akan dapat dilakukan secara cepat, aman, efektif,
dan efisien.

Kliring merupakan sarana atau cara perhitungan hutang piutang dalam


bentuk surat-surat berharga atau surat dagang dari suatu bank peserta yang
diselenggarakan oleh Bank Indonesia atau pihak lain yang ditunjuk. Dalam
perkembangannya, kliring tidak hanya dilakukan secara manual tapi juga secara
otomasi maupun elektronik. Oleh karena itu kliring didefinisikan juga sebagai
pertukaran warkat atau data keuangan elektronik antar bank atas nama bank
maupun nasabah yang hasil perhitungannya diselesaikn pada waktu tertentu.

SISTEM KLIRING

Berdasarkan sistem penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

Sistem manual, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam


pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, serta pemilahan
warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta.
Sistem semi otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam
pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara
otomasi, sedangkan pemilahan warkat dilakukan secara manual oleh setiap
peserta.

Sistem otomasi, yaitu sistem penyelenggaraan kliring lokal yang dalam


pelaksanaan perhitungan, pembuatan bilyet saldo kliring, dan pemilahan
warkat dilakukan oleh penyelenggara secara otomasi.
Sistem elektronik, yaitu penyelenggaraan kliring lokal secara elektronik yang
selanjutnya disebut kliring elektronik adalah penyelenggaraan kliring lokal

2
yang dalam pelaksanaan perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring
didasarkan pada Data Keuangan Elektronik yang selanjutnya disebut DKE
disertai dengan penyampaian warkat peserta kepada penyelenggara untuk
diteruskan kepada peserta penerima.

Pembukuan transaksi kliring ini dapat ditampung pada rekening sementara ‘


Kliring “ atau dapat langsung ke Raekening Giro pada Bank Indonesia.

A. SISTEM KLIRING MANUAL

Sistem Kliring Manual adalah sistem penyelenggaraan kliring lokal yang


dalam pelaksanaan perhitungan, pembuatan Bilyet Saldo Kliring serta pemilahan
warkat dilakukan secara manual oleh setiap peserta. Pada proses Sistem Manual,
perhitungan kliring akan didasarkan pada warkat yang dikliringkan oleh Peserta
kliring. Saat ini pengaturan mengenai sistem manual terdapat dalam Surat Edaran
Bank Indonesia No. 2/7/DASP tanggal 24 Februari 2000 perihal Penyelenggaraan
Kliring Lokal Secara Manual. Pada sistem Manual, pelaksanaan fungsi-fungsi
kliring seluruhnya dilakukan secara manual, dengan ciri-ciri sebagai berikut :

A. Perhitungan kliring dan pemilahan/penyampaian warkat dilakukan oleh semua


peserta;
B. Pembuatan dan pencocokan rincian Daftar Warkat Kliring, penyusunan Neraca
Kliring serta pembuatan Bilyet Saldo Kliring dilakukan oleh Peserta;
C. Penyusunan Neraca Kliring Penyerahan dan Pengembalian Gabungan
dilakukan oleh Penyelenggara;
D. Identitas peserta menggunakan nomor urut kelompok;

3
E. Menggunakan warkat baku, namun dapat menggunakan standar kertas sekuriti
yang lebih rendah bila dibandingkan dengan warkat baku pada sistem otomasi
dan elektronik
F. Kesalahan perhitungan lebih sering terjadi
G. Memiliki wakil peserta sekurang-kurangnya 2 (dua) orang yang mempunyai
kewenangan untuk membuat, mengubah dan menandatangani Daftar Warkat
Kliring Penyerahan/Pengembalian, Neraca Kliring Penyerahan/Pengembalian,
Bilyet Saldo Kliring serta menandatangani dan mencantumkan nama jelas
sebagai tanda terima pada Daftar Warkat Kliring Penyerahan/Pengembalian
yang diterima dari peserta lain.

B. KLIRING OTOMATIS

Pengertian Kliring Otomatis

Kliring otomatis adalah terjadinya pertukaran data secara elektronik


melalui pemrosesan dengan mesin dalam standar yang telah diformat terlebih
dahulu. Selain itu, pemrosesan elektronik juga melibatkan pengiriman media
penyimpanan data computer. Media ini merupakan media utama untuk transaksi
kliring dengan otomatis, atau lazim dikenal dengan Automatic Clearing House
(ACH). Dalam pemrosesan data secara elektronik ini, mesin akan membaca
Magnetic Ink Character Recognition, atau MICR pada setiap lembar cek nasabah.

2.2 AKUNTANSI SUMBER DANA

Pengertian Sumber – Sumber Dana Bank


Sumber – sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana
dalam rangka membiayai kegiatan operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai
lembaga keuangan di mana kegiatan sehari-harinya adalah bergerak di bidang
keuangan, maka sumber-sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan.

4
Jenis Sumber-Sumber Dana Bank
1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri
Sumber dana yang bersumber dari bank itu sendiri merupakan sumber
dana dari modal sendiri. Pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri
terdiri dari:
a. Setoran modal dari pemegang saham
Dalam hal ini pemilik saham lam dapat menyetor dana tambahan
atau membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Cadangan-cadangan bank
Maksudnya ada cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak
dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja
disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
c. Laba bank yang belum dibagi
Merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang
bersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk
sementara waktu.
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga
yang relatif lebih besar daripada jika meminjam ke lembaga lain. Kerugiannya
adalah waktu yang diperlukan untuk memperoleh dana dalam jumlah besar
memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Hal ini disebabkan untuk melakukan
penjualan saham bukanlah hal yang mudah.

2. Dana yang berasal dari masyarakat luas


Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi
suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mempu membiayai
operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling
mudah dibandingkan dengan sumber lainnya. Pencarian dan dari sumber dana ini
paling dominan asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya,
menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit.
Kegiatan penghimpunan dana ini dibagi ke dalam 3 jenis yaitu:

5
A. Giro
1. Pengertian
UU Perbankan No.10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 menjelaskan
bahwa giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat
dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana pemerintah pembayaran atau dengan
cara pemindahbukuan. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan
atau yang dapat disamakan dengan itu. Penarikan adalah diambilnya uang tersebut
dari rekening giro sehingga menyebabkan giro tersebut berkurang, yang ditarik
secara tunai maupun ditarik secara non tunai (pemindahanbukuan).
Penarikan dana giro oleh si pemilik hanya dapat dilakukan dengan cara
perintah tertulis dari si pemiliknya sebagai dasar resmi otorisasi pendebetan
rekening nasabah oleh bank. Penarikan ini dapat dilakukan sewaktu-waktu
nasabah menghendakinya, dimana bank akan menguji kebenaran nomor rekening,
tanda tangan, kecukupan saldo dan informasi lainnya yang diperlukan.
B. Tabungan
Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat
dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki. Tabungan yang dimiliki
oleh bank-bank dewasa kini berbeda dengan Tabungan Pembangunan Nasional
(Tabanas) beberapa tahun yang lampau. Produk tabungan yang sekarang dijual
oleh bank-bank memiliki suku bunga yang relatif cukup tinggi sebagai cerminan
dari adanya persaingan ketat dalam mengumpulkan dana masyarakat.
Tabungan merupakan hutang bank kepada masyarakat, dalam hal ini pemilik
tabungan dan dikelompokkan kedalam hutang jangka pendek dalam neraca. Tidak
adanya batasan jangka waktu tabungan dan penarikan yang dapat dilakukan
sewaktu-waktu menyebabkan tabungan harus digolongkan ke dalam hutang
jangka pendek.
Setiap bank memiliki jenis tabungan yang berbeda-beda. Perhitungan suku
bunga, pemberian hadiah, tata cara penyetoran dan penarikannya juga berbeda
bagi setiap bank. Produk tabungan ini dapat dijadikan alat promosi bagi yang

6
menawarkannya. Promosi dapat disalurkan dalam bentuk suku bunga, hadiah yang
menarik, kemudahan fasilitas dan lain sebagainya.
C. Tabungan Kartu Smart
Tabungan Kartu Smart adalah tabungan berkartu dimana pada kartu
tabungan tersebut diberikan suatu processor (chips) untuk menyimpan data
transaksi nasabah.

Manfaat Tabungan Smart


Karena sifatnya yang khas dimana kartu dapat dipergunakan sebagai alat
bayar, maka manfaat penggunaan tabungan smart yang berteknologi chips ini
antara lain :
1) Sebagai alat pembayaran di toko-toko atau sebagai point of sale (POS)
2) Sebagai alat untuk memperoleh diskon
3) Sebagai pengganti membawa uang tunai milik sendiri
4) Selain itu dalam chips dapat direkam juga data pribadi nasabah seperti :
5) Nomor kartu penduduk
6) Nomor NPWP
7) Nama dan alamat dokter pribadi dan rumah sakit
8) Sejarah kesehatan nasabah
9) Data lainnya yang sifatnya confidential dan pribadi
Khusus untuk pengoperasian secara off-line, nilai uang yang terekam
dalam chips akan ditentukan sendiri oleh nasabah bersangkutan. Bila
pengoperasian secara on-line, kartu tabungan akan berfungsi sebagai debit card
(langsung mendebit rekening tabungan nasabah) pada point-of-sale di mana
transaksi berlangsung.
.

7
Analisis terkait Akuntansi Sumber Dana dan Kliring
pada Bank Permata
Permata Bank dibentuk sebagai hasil merger dari 5 bank di bawah
pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN), yakni PT Bank Bali
Tbk, PT Bank Universal Tbk, PT Bank Prima Express, PT Bank Artamedia, dan
PT Bank Patriot pada tahun 2002. Di tahun 2004, Standard Chartered
Bank dan PT Astra International Tbkmengambil alih Permata Bank dan memulai
proses transformasi secara besar-besaran didalam organisasi. Selanjutnya, sebagai
wujud komitmennya terhadap PermataBank, kepemilikan gabungan pemegang
saham utama ini meningkat menjadi 89,01% pada tahun2006. Kombinasi unik
dari kedua pemegang saham strategis merupakan salah satu kekuatan utama
PermataBank. PT Astra International Tbk merupakan perusahaan Indonesia yang
besar dan memiliki pengalaman kuat di pasar domestik. Standard Chartered
Bank dengan keahlian dan pengalaman global terkemuka yang dimilikinya
menjadikan Permata Bank beradadalamposisiyanunik. Sejalan dengan
pertumbuhannya, Permata Bank berkomitmen untuk meningkatkan pangsa
pasarnya dan membangun reputasi sebagai bank dengan kualitas layanan terbaik.
Permata Bank akan melanjutkan tekadnya untuk membentuk tim manajemen yang
handal dan profesional, mendedikasikan diri pada warna kepemimpinan yang
lebih proaktif dalam rangka membangunpertumbuhanyangberkesinambungan.
Dengan 276 cabang (termasuk cabang pembantu, kantor kas dan cabang
syariah), 234 office channeling syariah, didukung oleh 549 ATM di 55 kota di
seluruh Indonesia, PermataBank yakin akan dapat meningkatkan komitmen untuk
menyediakan solusi inovatif yang dapat menjawab kebutuhan finansial nasabah
PermataBank.
PT Bank Permata Tbk (BNLI) mengandalkan pendanaan dari dana pihak
ketiga (DPK) sebagai sumber dana bagi penyaluran kredit.
Jika melihat laporan keuangan Bank Permata dua tahun terakhir, memang
bank tidak pernah mengeksekusi pinjaman dari surat utang.

8
Untuk pendanaan non DPK, sampai Juni 2018, lebih memilih opsi pinjaman
sebesar Rp 7,3 triliun. Pinjaman ini terdiri dari pinjaman yang diterima Rp 4,7
triliun dan pinjaman dari bank lain Rp 2,5 triliun.

Sebagai gambaran, sampai Juni 2018 DPK Bank Permata tercatat Rp 103,9 triliun
atau naik 11,5% year on year (yoy). Sumber dana murah menyumbang 45,7% dari
total DPK Bank Permata.

Dari laporan keuangan dapat dilihat bahwa sumber dana yang digunakan oleh
Bank Permata berasal dari beberapa Sumber . Yang pertama dari sumber dana
sendiri dimana kita dapat melihat ekuitas ada akun tambahan Modal Disetor
sebesar Rp. 17.252.901.000.000 dan beberapa cadangan-cadangan Bank . Yang
kedua sumber dana yang berasal dari masyarakat luas dapat di lihat dari simpanan
nasabah baik yang syariah maupun konvensional .

Selain itu dapat di ketahui bahwa akun Kliring pada PT Bank Permata sudah
luamyan bagus . karena kita dapat melihat pada laporan keuangan PT Bank
Permata di akun Giro Pada Bank Indonesia sebesar Rp.8.785..613.000.000

Anda mungkin juga menyukai