BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran apresiasi sastra bagi siswa SMA kelas XII semester 1 meliputi mendengarkan
pembacaan puisi lama, mengomentari pembacaan puisi baru, membaca puisi, membaca cerpen,
menulis resensi, dan menulis cerpen. Meskipun pembelajaran materi-materi tersebut tidak dalam
waktu bersamaan, namun siswa harus melaluinya dengan strandar kriterian ketuntasan minimum yang
telah ditentukan. Pembelajaran apresiasi sastra memberikan tekanan tersendiri bagi siswa, khususnya
siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman yang memiliki kemampuan membaca puisi rendah,
diketahui tingkat membaca puisi siswa rerata 69. Sehingga, hal tersebut harus mendapat perhatian
yang sungguh-sungguh dari dewan guru agar pembelajaran terlaksana dengan hasil yang memuaskan.
Pembelajaran materi membaca puisi, menuntut siswa untuk membacakan puisi dengan
beberapa ketentuan, antara lain kejelasan pelafalan, ketepatan intonasi, ketepatan penghayatan dan
ekspresi.Sehingga, siswa diharuskan mampu mempraktikkan, tidak hanya sebagai pembelajaran yang
berbentuk wacana. Dengan demikian, ketuntasan penilaiannya pun dapat berjalan sesuai dengan
Dari hasil analisis, teridentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan kemampuan siswa
dalam membaca puisi. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut. 1) siswa belum mampu
menyampaikan isi puisi. 2) Siswa belum mampu membaca puisi secara tepat. 3) Siswa belum dapat
menentukan lafal, intonasi, penghayatan, dan ekspresi secara tepat sesuai isi puisi. Munculnya
permasalahan tersebut disebabkan oleh 1) siswa belum mampu menjiwai isi puisi, 2) siswa belum
mampu melafalkan puisi dengan jelas, 3) siswa belum mampu memberikan lagu kalimat pada tiap
larik puisi, 4) siswa belum mampu menghayati isi puisi, dan 5) siswa belum mampu mengekspresikan
isi puisi. Dari permasalahan pokok tersebut, menimbulkan dampak bagi siswa dalam membacakan
puisi dengan teknik yang benar.Sebagian besar siswa masih membaca puisi dengan intonasi yang salah
2
yakni dengan suara yang datar. Mereka juga tidak memperhatikan kesenyapan atau penjedaan yang
seharusnya diterapkan dalam membaca puisi. Siswa juga kurang mampu menghayati puisi yang
mereka baca. Ketika membaca puisi di depan kelas, mimik mereka tidak mengesankan isi puisi yang
mereka baca. Ekspresi atau gesture juga tidak muncul saat pembacaan puisi. Padahal, dengan ekspresi
dan mimik wajah yang tepat, akan sangat mempengaruhi isi puisi yang disampaikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan penelitian tindakan kelas agar guru dapat
meningkatkan kemampuan membaca puisi siswa. Adapun teknik pemecahan yang dipilih adalah
strategi “Pemodelan”. Dalam pelaksanaannya, siswa diminta untuk memperhatikan video pembacaan
puisi. Melalui hal ini, siswa dapat meniru pembacaan puisi tersebut, sehingga siswa mampu
Dari pernyataan di atas, maka peneliti mengambil judul “Meningkatkan Kemampuan Membaca
Puisi dengan Teknik Pemodelan Berkelompok Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan guru pengampu bidang studi
Bahasa Indonesia SMA Negeri 1 Kauman agar kemampuan membaca puisi siswa kelas XII IPS 1
1. Bagaimanakah meningkatkan aktivitas membaca puisi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1
2. Bagaimana meningkatkan hasil membaca puisi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1
dipecahkan dalam penelitian ini adalah kemampuan membaca puisi siswa yang masih rendah.
Penyebab munculnya masalah tersebut adalah 1) siswa belum mampu menjiwai isi puisi,
3
2) siswa belum mampu melafalkan puisi dengan jelas, 3) siswa belum mampu memberikan
lagu kalimat pada tiap larik puisi, 4) siswa belum mampu menghayati isi puisi, dan 5) siswa
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas membaca puisi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil membaca pusi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian tindakan kelas ini antara lain:
1. Bagi siswa
puisi
puisi
2. Bagi guru
3. Bagi Sekolah
b. Hasil penelitian ini secara langsung akan dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran di
Hipotesis tindakan pada penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman Semester 1 T.A. 2015/2016
2. Penggunaan teknik pemodelan berkelompok dapat meningkatkan hasil membaca puisi siswa
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Membaca memiliki arti yang bervariasi, bergantung pada sudut pandang yang kita lihat.
Menurut Tarigan (1985:7), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata
atau bahasa tulis. Sedangkan Moeliono dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:113),
membaca yaitu melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau
tulisan).
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat diambil simpulan bahwa pengertian membaca
adalah menangkap pesan yang disampaikan lewat tulisan dan merupakan suatu kegiatan
Secara etimologi puisi berasal dari bahasa Yunani poima ‘membuat’ atau poesisi
‘pembuatan dan dalam bahasa Inggris disebut poem atau poetry. Beberapa pendapat tentang puisi
dikemukakan oleh para ahli tentang puisi, antara lain sebagai berikut.
pada banyak baris dalam tiap-tipa bait, banyak kata yang berbentuk baris, serta banyak suku kata
yang berbentuk larik. Selain itu puisi juga harus memiliki rima atau irama. Taylor (dalam
Pradopo,2000:6) berpendapat bahwa puisi adalah kata terindah dalam susunan terindah.
Sedangkan Hadson (dalam Aminudin,2000:134) menyatakan puisi adalah salah satu cabang sastra
yang menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi.
Dari pernyataan para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa puisi adalah salah satu
cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media untuk menyampaikan ilusi dan
imajinasi, yang secara fisik terikat oleh jumlah baris, jumlah kata, dan jumlah bait.
6
secara bersuara sesuai dengan aksentuasi, intonasi dan irama yang benar, selaras dengan gagasan
serta suasana penutur dalam teks yang dibaca. Muchlison membedakan teknik membaca menjadi
dua, yaitu pengajaran membaca dan pengajaran membacakan. Pengajaran membaca yang
dimaksud adalah aktivitas tersebut untuk keperluan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain,
misalnya guru atau teman lain. Sedangkan pengajaran yang tergolong membacakan, yaitu
pembaca melakukan aktivitas tersebut lebih banyak ditujukan kepada orang lain. Pembaca
bertanggung jawab atas lagu atau intonasi kalimat, lafal kata, kesenyapan, ketepatan tekanan,
Dalam kaitannya dengan membaca puisi, siswa tersebut dituntut untuk membaca puisi
sesuai dengan teknik pembacaan yang tepat dan ditujukan untuk dirinya sendiri dan orang lain tapi
Menurut Junaedi (dalam Kurniawan, 2005: 13), beberapa teknik yang harus dikuasai siswa
dalam membacakan puisi, antara lain; teknik vocal, artikulasi, mimik/ ekspresi, gesture dan
Pemodelan berasal dari kata Pemodelingan (Modeling), yang merupakan salah satu
komponen dari CTL (Cotextual Teaching And Learning). Pembelajaran kontekstual adalah konsep
belajar dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang
terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses mengkontruksi sendiri, sebagai bekal untuk
Untuk dapat menerapkan pembelajaran kontekstual, maka harus melibatkan tujuh komponen
7
tertentu, ada model yang ditiru. Sebagian guru memberi contoh tentang cara kerja sesuatu,
sebelum siswa melaksanakan tugas. Secara sederhana kegiatan pemodelan artinya ada model yang
bisa ditiru, sebelum siswa berlatih membaca puisi. Model dapat dirancang dengan melibatkan
siswa. Jika kebetulan ada sisiwa yang pernah memenagkan lomba, maka siswa tersebut ditunjuk
untuk mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas. Siswa “contoh” tersebut dapat dikatakan
sebagai model. Namun guru dapat menampilkan model pembacaan puisi tersebut secara audio-
visual melalui CD. Guru memutarkan video mengenai membaca puisi dari penyair, yang
Dalam penelitian ini guru memanfaatkan pemodelan secara audio-visual, yaitu melalui
tayangan video pembacaan puisi. Penerapan strategi pemodelan dalam membaca puisi dilakukan
sebagai berikut.
Siswa disuruh mencoba membaca puisi dalam hati, dengan tujuan agar siswa mampu menjiwai
puisi, mampu memberikan nada, tekanan, dan penjedaan pada puisi tersebut.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas dengan materi pembelajaran membaca puisi ini dilaksanakan
di SMA Negeri 1 Kauman T.A. 2015/2016 yang beralamat di Jalan Kartini, Desa Carat, Kecamatan
Kauman, Kabupaten Ponorogo. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan September sampai
dengan Oktober 2015 sesuai dengan jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pelaksanaan
penelitian dilakukan dalam dua siklus, siklus pertama dilaksanakan dalam satu kali pertemuan (2 x
45 menit), yaitu pada tanggal 19 September 2015. Siklus kedua satu kali pertemuan selama 2 x 45
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman semester I
tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian berjumlah 21 siswa yang terdiri atas 8 (delapan)
siswa laki-laki dan 14 (empat belas) siswa perempuan. Kriteria ketuntasan minimal (KKM)
Pada dasarnya penelitian tindakan ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas
yang terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, tindakan, observasi,
refleksi. Sesuai dengan penelitian ini keempat tahap tersebut diuraikan sebagai berikut.
3.3.1. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah 1) menyusun RPP sesuai
pembelajaran yang diperlukan, 4) menyusun dan menyiapkan instrument tes berupa tes
tindakan dan menyiapkan lembar kriteria penilaian tes, dan 5) menyusun dan menyiapkan
9
instrumen nontes yaitu lembar observasi, lembar catatan lapangan (jurnal), dan
dokumentasi.
pembelajaran dalam upaya membantu siswa agar terampil dalam menulis puisi.
Pelaksanaan tindakan ini tidaklah kaku, artinya dapat berubah tergantung pada situasi
empirik agar hasil yang diperoleh berupa peningkatan kinerja hasil program optimal.
3.3.3. Observasi
sesuatu hal yang berkaitan dengan pemberian tindakan yang dilakuan dalam hal ini yang
diamati adalah kegiatan guru dan siswa selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
Pada umumnya observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori, seperti
yang dikemukakan oleh Karl Popper (Hopkins, 1993:77). Kegiatan Observasi atau
pengamatan dalam penelitian ini dilakukan sendiri oleh peneliti dan kolaborator.
3.3.4. Refleksi
tindakan, disebabkan karena kegiatan refleksi akan memantapkan kegiatan atau tindakan
dengan yang terjadi di lapangan. Refleksi berfungsi sebagai sarana untuk menyamakan
data, koreksi data, dan untuk validasi data (Suyata dkk, 1995) pada penelitian ini kegiatan
refleksi dilakukan pada tiga tahap yaitu : (1) Tahap penemuan masalah, (2) Tahap merancang
kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran atau yang dialami di kelas, dan
akan digunakan untuk perbaikan pembelajaran tersebut. Hasil refleksi awal ini , dituangkan
dengan menggunakan teknik pemodelan. Dari hasil refleksi pada tahap tindakan diikuti
dengan perbaikan rancangan tindakan yang dibuat dan dapat digunakan untuk pelaksanaan
tindakan selanjutnya.
Refleksi pada tahap pelaksanaan peneliti menyimpulkan data dan informasi yang
berhasil dikumpulkan. Hasil yang diperoleh berupa temuan desain pembelajaran membaca
puisi dengan teknik pemodelan, yang dirancang dan datanya dapat dipakai sebagai dasar
PERENCANAAN TINDAKAN /
OBSERVASI
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara tes,observasi,
kuisioner, dan catatan lapangan . Data penelitian tersebut dikumpulkan dengan cara :
a. Tes
Tes akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam membaca puisi yang
b. Observasi
Observasi dilaksanakan selama tatap muka berlangsung baik oleh guru maupun
kolaborator/observer.
c. Kuisioner
Catatan lapangan digunakan untuk mengungkapkan secara deskriptif kondisi yang terjadi pada
Dalam penelitian ini guru mempersiapkan alat evaluasi yang memuat penilaian psikomotor
dan afektif. Adapun instrumen yang digunakan meliputi rubrik penilaian membaca puisi, lembar
observasi guru maupun kolaborator, lembar kuisioner siswa, dan lembar catatan lapangan.
Tabel 1
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
2. Ketepatan pelafalan
Sangat tepat 4
Cukup tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
3. Ketepatan penghayatan dengan isi puisi
12
Sangat tepat 4
Cukup tepat 3
Kurang tepat 2
Tidak tepat 1
4. Kesesuaian ekspresi dengan isi puisi
Sangat sesuai 4
Cukup sesuai 3
Kurang sesuai 2
Tidak sesuai 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Jawaban
No Pertanyaan
Selalu Kadang Tidak
1 Apakah kamu senang pembelajaran membaca
puisi dengan teknik pemodelan?
2 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan
teknik pemodelan membuat kamu lebih mudah
memahami materi?
3 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan
teknik pemodelan mempermudah kamu dalam
14
membaca puisi?
4 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan
teknik pemodelan membuat kamu lebih rileks?
5 Apakah kamu berdiskusi dengan temanmu jika
mengalami kesulitan?
6 Apakah kamu mengerjakan tugas yang diberikan
gurumu?
7 Apakah kamu merasa jenuh jika pembelajaran
membaca puisi dengan teknik pemodelan
dilaksanakan terus menerus?
Tabel 5
NO
HARI, TANGGAL URAIAN PERISTIWA
.
15
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kuantitatif dan deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa dan respon siswa terhadap metode pembelajaran
Karena jumlah aspek yang dihitung lebih dari satu, maka nilai akhir dari masing-masing
responden diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai yang diperoleh dari semua aspek lalu
dibagi dengan jumlah aspek yang telah ditentukan. Rumus yang penulis gunakan adalah:
Pedoman peningkatan diukur berdasarkan peningkatan nilai rata-rata dari siklus I dan
siklus II. Dikatakan meningkat jika jumlah nilai rata-rata siswa bertambah dari siklus I ke siklus II.
16
BAB IV
4.1.1 Siklus 1
4) Menyusun dan menyiapkan instrument tes, menyiapkan lembar kriteria penilaian tes
5) Menyusun dan menyiapkan instrument nontes yaitu lembar observasi, lembar catatan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang pembacaan puisi yang pernah
dilakukan siswa.
8) Setelah semua siswa membacakan puisi karyanya, guru menanyakan kepada siswa
pemodelan berkelompok.
17
Pada siklus I ini, pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan tindakan yang
telah disusun. Hasil prestasi belajar siklus 1, penulis kemukakan dalam tabel berikut ini.
Tabel 6
Hasil belajar pada siklus I menunjukkan bahwa yang sudah tuntas mencapai 15 siswa,
sedangkan yang belum tuntas sebanyak 6 orang. Ketuntansan secara klasikal belum tercapai
karena masih 71% siswa yang mendapat nilai tuntas. Ketuntasan klasikal adalah 85%.
Tabel 7
Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Membaca Puisi Siklus I
Kriteria
No. Aspek yang diamati
Baik Cukup Kurang
1 Siswa memberikan respon positif selama 57% 33% 9,5%
pembelajaran berlangsung.
2 Siswa memperhatikan dan menyimak 62% 29% 14%
penjelasan guru dengan baik.
3 Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan 29% 48% 24%
apabila ada permasalahan
4 Siswa menyampaikan pendapat atau tanggapan 29% 58% 14%
5 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru 33% 33% 33%
dengan serius.
6 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru 33% 52% 14%
tepat waktu
7 Siswa mengikuti pembelajaran dari awal sampai 62% 29% 14%
akhir dengan serius
Tabel 8
Jawaban
No Pertanyaan
Selalu Kadang Tidak
1 Apakah kamu senang pembelajaran membaca 86% 14%
puisi dengan teknik pemodelan?
2 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan 43% 57%
teknik pemodelan membuat kamu lebih mudah
memahami materi?
3 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan 52% 38% 9,5%
teknik pemodelan mempermudah kamu dalam
membaca puisi?
4 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan 43% 52% 4,8%
teknik pemodelan membuat kamu lebih rileks?
5 Apakah kamu berdiskusi dengan temanmu jika 47% 43% 9,5%
mengalami kesulitan?
6 Apakah kamu mengerjakan tugas yang diberikan 62% 38%
gurumu?
19
Tabel 9
Kriteria
No. Aspek yang diamati
Baik Cukup Kurang
1 Guru memberikan penjelasan materi aspek-aspek v
pembacaan puisi puisi .
2 Guru menguasai materi pembelajaran membaca v
puisi dengan baik.
3 Guru menggunakan media yang mendukung v
untuk pembelajaran membaca puisi.
4 Guru menggunakan metode yang tepat dalam v
pembelajaran membaca puisi.
5 Guru memberikan kesempatan kepada siswa v
untuk bertanya terkait dengan materi yang
disampaikan.
6 Guru memberikan kesempatan kepada siswa v
untuk mengajukan pendapat atau menanggapi
mengenai materi yang disampaikan.
7 Guru memberikan tugas sesuai dengan v
materi pembelajaran yang disampaikan.
8 Guru memperhatikan kegiatan siswa selama v
proses pembelajaran berlangsung dan membantu
mengarahkan siswa jika menemui kesulitan dalam
mengerjakan tugas atau latihan.
Hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran siklus I adalah sebagai
berikut.
1) Beberapa siswa masih kurang berani membacakan puisi seperti penyair dalam model, sehingga
siswa masih memerlukan penjelasan dan bimbingan dalam membacakan puisi karya sendiri.
2) Guru perlu memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif dalam melaksanakan tugasnya.
20
3) Siswa kurang optimal dalam membacakan puisi sehingga masih belum menampakkan hasil
yang diharapkan yaitu membacakan puisi dengan intonasi, pelafalan, penghayatan,dan ekspresi
yang tepat.
hasil refleksi yang dilakukan peneliti masih ada beberapa permasalahan yang muncul pada saat
proses pelaksanaan tindakan pada siklus I. Oleh karena itu, peneliti akan mengadakan
perbaikan pada pelaksanaan tindakan pada siklus II. Kegiatan tersebut meliputi:
puisi karya sendiri dan diharapkan siswa lebih memahami dan menerapkannya sehingga
2) Pemberian model melalui video rekaman pembacaan puisi perlu dilakukan kembali untuk
3) Guru memberikan bimbingan kepada siswa dalam membacakan puisi karya sendiri secara
4) Setiap tahap kegiatan diusahakan sesuai dengan waktu yang direncanakan supaya semua
4.1.2 Siklus 2
Perencanaan tindakan pada siklus 2 dilakukan sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I. Pada
siklus ini peneliti berupaya agar kekurangan yang ditemukan pada siklus I dapat ditekan
berikut.
1) Guru melakukan apersepsi dengan melakukan tanya jawab tentang pembacaan puisi karya
sendiri dengan teknik pemodelan berkelompok yang dilakukan oleh siswa pada siklus I.
pemodelan berkelompok.
3) Siswa kembali mengamati video pembacaan puisi oleh model sebaya dan penyair.
4) Siswa berkelompok untuk berlatih membacakan puisi karya sendiri dengan memperhatikan
intonasi, pelafalan, penghayatan, dan ekspresi yang sesuai dengan isi puisi di bawah
bimbingan guru.
5) Secara berkelompok siswa membacakan puisi karya sendiri di depan kelas dengan
6) Kelompok lain memberikan komentar tentang pembacaan puisi yang dilakukan temannya.
dialami siswa berkaitan dengan pembacaan puisi karya sendiri dengan teknik pemodelan
berkelompok.
8) Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang membacakan puisinya dengan tepat dan
memberi motivasi kepada siswa yang belum mampu membacakan puisinya dengan tepat.
Pada siklus II ini, pembelajaram sudah sesuai dengan rencana pelaksanaan yang disusun.
Tabel 10
Hasil belajar pada siklus II menunjukkan bahwa seluruh siswa sudah mencapai
ketuntasan. Sementara nilai rata-rata kelas sudah mengalami kenaikan menjadi 82. Namun,
Tabel 11
23
Siklus II
Kriteria
No. Aspek yang diamati
Baik Cukup Kurang
1 Siswa memberikan respon positif selama 62% 38%
pembelajaran berlangsung.
2 Siswa memperhatikan dan menyimak 71% 29%
penjelasan guru dengan baik.
3 Siswa aktif dalam mengajukan pertanyaan 48% 52%
apabila ada permasalahan
4 Siswa menyampaikan pendapat atau 43% 57%
tanggapan
5 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan 86% 14%
guru dengan serius.
6 Siswa mengerjakan tugas yang diberikan 90% 9,5%
guru tepat waktu
7 Siswa mengikuti pembelajaran dari awal 86% 17%
sampai akhir dengan serius
Tabel 12
Jawaban
No Pertanyaan
Selalu Kadang Tidak
1 Apakah kamu senang pembelajaran membaca 76% 24%
puisi dengan teknik pemodelan?
2 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan 52% 43% 4,8%
teknik pemodelan membuat kamu lebih mudah
memahami materi?
3 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan 38% 62%
teknik pemodelan mempermudah kamu dalam
membaca puisi?
4 Apakah pembelajaran membaca puisi dengan 29% 52% 19%
teknik pemodelan membuat kamu lebih rileks?
5 Apakah kamu berdiskusi dengan temanmu jika 57% 52%
mengalami kesulitan?
6 Apakah kamu mengerjakan tugas yang 38% 62%
diberikan gurumu?
24
Hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran siklus II adalah sebagai
berikut.
1) Beberapa siswa masih perlu penjelasan mengenai langkah-langkah yang harus dilakukan untuk
3) Siswa lebih optimal dalam membacakan puisi, sehingga performansinya sudah lebih baik
daripada siklus I.
Selama pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih aktif dan mulai tertarik
dengan teknik yang diterapkan dalam pembelajaran, terbukti kegiatan membacakan puisi
karya sendiri jauh lebih baik dari sebelumnya. Pada siklus ini hasil prestasi siswa telah
4.2 Pembahasan
Data hasil evaluasi belajar siswa menunjukkan bahwa setelah diadakan tindakan kelas nilai
rata-rata kelas membaca puisi siswa kelas XII IPS 1 pada siklus I adalah 75 . Sedangkan pada
siklus II nilai rata-rata kelas menjadi 82 berarti ada kenaikan 11%. Meskipun nilai rata-rata kelas
pada siklus I sudah mencapai KKM, namun ketuntasan belajar secara klasikal belum tercapai.
Terbukti baru 71% dari keseluruhan siswa yang tuntas, berarti masih ada 6 siswa (29%) yang
memperoleh nilai di bawah KKM (belum tuntas). Sementara pada siklus II seluruh siswa sudah
mencapai ketuntasan, artinya ketuntasan belajar secara klasikal sudah terpenuhi. Namun demikian,
masih ada 3 siswa (14%) yang memperoleh nilai hanya sebatas KKM atau nilai 75. Sementara itu,
berdasarkan hasil observasi oleh guru dan kolaborator serta tanggapan siswa, menunjukkan bahwa
tidak semua siswa menyukai penggunaan teknik pemodelan berkelompok dalam membaca puisi
karya sendiri. Akan tetapi, aktivitas membaca puisi siswa meningkat karena mereka berani
mencoba memainkan intonasi, memperjelas pelafalan, lebih menghayati, dan mengekspresikan isi
puisinya setelah dibimbing oleh guru baik secara individu maupun kelompok. Selain itu, dengan
menggunakan teknik pemodelan berkelompok, sebagian besar siswa merasa tidak jenuh dan lebih
percaya diri, sehingga lebih mudah dalam membacakan puisi karya sendiri. Artinya pembelajaran
membaca puisi karya sendiri dengan menggunakan teknik pemodelan berkelompok dapat
meningkatkan aktivitas dan kemampuan siswa dalam membaca puisi. Hal ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 14
puisi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman semester I tahun pelajaran 2015/2016.
2) Ada peningkatan kemampuan membaca puisi dengan teknik pemodelan berkelompok siswa
kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman semester I tahun pelajaran 2015/2016.
27
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil prestasi belajar membaca puisi karya sendiri dan observasi selama
pelaksanaan penelitian tindakan kelas tentang upaya peningkatan kemampuan membaca puisi
dengan teknik pemodelan berkelompok kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman semester 1 tahun
aktivitas siswa dalam membaca puisi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman semester I
tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat disimpulkan berdasarkan hasil observasi terhadap
siswa maupun guru selama pembelajaran membaca puisi berlangsung serta tanggapan sebagian
besar siswa terhadap penggunaan teknik pemodelan berkelompok dalam membaca puisi.,
kemampuan membaca puisi siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Kauman semester I tahun
pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan prestasi hasil belajar membaca puisi
baik ketuntasan klasikal maupun nilai rata-rata kelas dalam tiap-tiap siklus penelitian.
5.2 Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat mengajukan saran-saran sebagai berikut:
1) Guru hendaknya memilih dan merancang teknik pembelajaran yang lebih tepat dan cocok
dengan materi yang akan dipelajari siswa untuk mendapatkan hasil yang terbaik, karena tidak
membaca puisi oleh guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang lain karena dalam proses
28
pembelajaran melibatkan seluruh siswa untuk kerja sama membaca puisi tanpa membedakan
kemampuan siswa.
3) Guru diharapkan untuk selalu mengevaluasi diri terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah
DAFTAR PUSTAKA