Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM (RELATIVE POSITIONING)

Disusun guna memenuhi Tugas Mata Kuliah GDA-304 Geodesi Satelit II


Dosen : Dr. Henri Kuncoro

Disusun oleh : Fitri Amaylia (23-2016-036)

JURUSAN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2019
1. Persiapan
Pada praktikum ini dilakukan persiapan berupa persiapan teknis dan administrasi. Hal
tersebut bertujuan agar sebelum kegiatan praktikum dilaksanakan, mahasiswa (praktikan) sudah
dalam keadaan siap secara fisik maupun pengetahuan saat dilapangan.

1.1 Administrasi
Pada tahapan persiapan administrasi, praktikan diberikan surat tugas yang berfungsi
sebagai bukti legal bahwa kegiatan praktikum yang dilaksanakan sesuai dengan yang tertera dalam
surat tersebut, dan agar kegiatan praktikum dapat terlaksana dengan baik dan aman.

1.2 Teknis
Persiapan teknis merupakan persiapan yang berhubungan dengan kegiatan bersifat teknik.
Persiapan teknik merupakan hal yang penting, karena hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat
memenuhi spesifikasi teknis yang telah ditentukan. Persiapan teknis yang dilakukan pada kegiatan
ini adalah briefing mengenai kegiatan dilapangan, pengecekan alat yang akan digunakan, dan
pelatihan menggunakan alat tersebut.

1.2.1 Briefing Kegiatan


Briefing kegiatan yang dilakukan berupa pemberian penjelasan mengenai kegiatan yang
akan dilakukan seperti tujuan, tahapan pelaksanaan,pembagian kelompok disertai wilayahnya,
ketenuan teknis dan non teknis yang berlaku, dan target hasil akhir dari kegiatan.

1.2.2 Pengecekan dan Pelatihan Penggunaan Alat


Sebelum berangkat menuju lokasi pelaksanaan kegiatan, perlu dilakukan pengecekan
kondisi alat yang akan digunakan untuk meminimalisir hambatan atau kecelakaan saat kegiatan
berlangsung. Pengecekan kondisi alat dilakukan bersamaan dengan pelatihan penggunaan alat
yang melibatkan mahasiswa praktikan. Mahasiswa praktikan diberikan pelatihan dasar sekaligus
pengenalan alat, kegiatan ini dilakukan di area Gedung 18 Kampus Itenas bersama dengan Asisten
Dosen. Pelatihan yang didapatkan berupa pengenalan bagian-bagian alat, sentring alat dan statif,
cara mengaktifkan alat, dan cara melakukan perekaman data.

2. Lokasi Pelaksanaan Praktikum


Kegiatan ini dilaksanakan di wilayah sekitara kota Bandung, dengan persebaran titik dilakukan
sebanyak 4 titik dan 1 base. Empat titik tersebut berada di daerah Student Center (Kampus Itenas),
Arcamanik, Taman Hutan Raya (Tahura) Dago Bandung, dan Lapangan Puter. Kemudian Base
didirikan di ITN02, Kampus Itenas.

3. Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam praktikum ini meliputi perangkat keras (hardware)
sebagai berikut :

Tabel 3.1 Peralatan Praktikum


No. Alat Jumlah
1. Hi-target GNSS V30 dual frequency (base) 1
2. Hi-target single frequency (rover) 1
3. GPS Handheld 1
4. Meteran 2
5. Statif 2
6. Aki 2
Dan perangkat lunak (software) berupa Hi-Target Geomatics Office (HGO) dan Trimble Business
Center (TBC).

4. Tahapan Pelaksanaan Praktikum


Pelaksaan praktikum ini terdiri dari beberapa tahap yaitu pengamatan GPS dan proses
pengolahan data hasil pengamatan GPS. Kegiatan ini berlangsung selama 1 hari, pada hari Jumat,
22 Maret 2019 dengan rentang waktu 09.00 – 15.00 WIB.

4.1 Pengamatan GPS


Pengamatan GPS dilaksanakan sesuai dengan rencana pembagian wilayah yang telah
disepakati. Tim disebar ke titik-titik pengamatan, mobilisasi dilakukan dengan kendaraan pribadi
dan navigasi titik dilakukan menggunakan google maps pada smartphone. Selama pengamatan
praktikan diharuskan mengisikan form atau log sheet. Form atau log sheet tersebut berisi informasi
titik seperti lokasi pengamatan, waktu dan tanggal pengamatan, informasi alat berupa tinggi dan
metode, koordinat pendekatan serta sketsa lapangan.

4.1.1 Pengamatan GPS Metode Absolut


Pada pengamatan ini digunakan alat ukur berupa Hi-target single frequency (rover), Statif,
Aki, GPS handheld, dan meteran. Pada awal pengamatan, praktikan perlu menentukan titik
pengamatan di lapangan dengan mempertimbangkan lingkungan sekitar agar kegiatan pengamatan
tidak terganggu oleh faktor multipath. Apabila penentuan titik telah dilakukan, maka praktikan
dapat mendirikan alat di atas titik tersebut. Pengamatan ini dilakukan selama 15 menit disetiap
titiknya, dengan interval pengamatan 15 detik dan elevation mask 15˚. Selama pengamatan
berlangsung dilakukan kegiatan marking sebanyak 60 kali dengan menggunakan GPS handheld.
Kegiatan marking dilakukan dengan interval 15 detik (mengikuti bunyi yang terdengar di rover
selama 15 detik).

4.1.2 Pengamatan GPS Metode Rapid Static


Pada pengamatan ini, praktikan perlu mendirikan dan menyalakan BASE yang
ditempatkan di Kampus Itenas. Pendirian BASE menggunakan alat berupa Hi-target GNSS V30
dual frequency, Statif, Aki, Meteran. Setelah BASE berhasil dinyalakan, maka tim yang berada di
titik pengamatan dapat langsung mengatur pengaturan pengamatan. Pada pengamatan ini
digunakan Hi-target single frequency (rover), Statif, Aki, , dan meteran. Setelah didirikan rover
dititik tersebut, dilakukan pengamatan GPS selama 15 menit, dengan interval pengamatan 15 detik
dan elevation mask 15˚. Setelah itu alat dimatikan dan dihidupkan kembali untuk melanjutkan
kegiatan pengamatan GPS metode static.

4.1.3 Pengamatan GPS Metode Static


Pengamatan ini dilakukan setelah pengamtan GPS metode rapid static dilakukan, alat yang
semula dimatikan (non-aktif) lalu dinyalakan dan diatur pengaturan pengamatannya. Pengamatan
ini dilakukan selama 60 menit (± 10 menit, sebagai data lebih) disetiap titiknya (rover), dengan
interval pengamatan 15 detik dan elevation mask 15˚.

4.2 Pengolahan Data Pengamatan GPS


Pada tahap ini, data-data hasil pengamatan GPS diunduh pada bit.ly/PGSC2019. Kemudian
bagi data kedalam beberapa folder, yaitu folder “Pengamatan_Base” yang berisikan raw data
pengamatan titik base ITN01, folder “Pengamatan_RapidStatic” yang berisikan raw data
pengamatan titik rover selama ± 15’, folder “Pengamatan_Static” yang berisikan raw data
pengamatan titik rover selama ± 60’.
4.2.1 Pengolahan Data Pengamatan GPS Absolut
Pada pengolahan data pengamatan GPS metode absolut, praktikan perlu membuat projek
baru (New Project) pada software Hi-Target Geomatics Office (HGO). Selanjutnya praktikan
dapat menginput raw data dari folder “ Pengamatan_RapidStatic” ke HGO, kemudian import juga
data dari dalam folder “RINEX ITN1 & PGS2_RapidStatic” pilih ITN1R dan PGS2R. Kemudian
isi data mengenai Antenna Height (m) berdasarkan hasil pengukuran tinggi rover pada saat
pengamatan di tab Obs-Files. Selanjutnya, lakukan perhitungan posisi secara absolut, plih layer
Observation Files, kemudian pilih masing-masing titik yang akan diproses, dan proses data
menggunakan Single Point Position (menggunakan GPS saja) dengan Calculate Interval sebesar
15 detik. Selanjutnya, catat koordinat Mean Lat, Mean Lon, dan Mean Height beserta ketelitiannya
(kolom setelah ±) untuk titik yang baru saja dihitung posisi absolutnya. Kemudian transformasikan
koordinat Lat dan Lon melalui website SRGI milik BIG di srgi.big.go.id/srgi2/transformasi.
Lakukan pengolahan pada titik-titik lainnya, kemudian hitung rata-rata dari koordinat yang
diperoleh melalui marking GPS handheld lalu bandingkan.

4.2.2 Konversi Raw Data ke RINEX


Pada proses ini, data-data hasil pengamatan yang memiliki bentuk raw diubah formatnya
menjadi RINEX dengan menggunakan software to RINEX (HGO Convertor). Hasil dari proses
ini berupa file RINEX observasi (.yyO) dan navigasi (yy.N). Konversikan masing-masing data raw
untuk titik rover dari pengamatan Rapid Static dan Static.

4.2.3 Pengolahan Data Pengamatan GPS Rapid Static

Pada pengolahan data ini, digunakan software berupa TBC (Trimble Business Center).
Tahap pertama dalam pengolahan data GPS Rapid Static adalah dengan membuat projek baru (new
project) dengan setting koordinat system WGS84 zona 48S (Kota Bandung, Jawa Barat).
Selanjutnya import data Rapid Static yang telah ditransformasikan ke dalam format RINEX dan
lakukan proses data check in dengan mengisi identitas dari setiap titik hasil pengamatan seperti
informasi manufaktur dan tipe alat, ketinggian alat, metode alat, dan seri alat tersebut. Kemudian
untuk BASE, perlu diatur sesuai dengan informasi titik BASE tersebut seperti mengisi informasi
koordinat titik serta mengubah jenis titik menjadi titik control. Pada proses setelahnya, titik titik
tersebut akan saling terhubung ke BASE hasil pengamatan. Baseline kemudian diproses untuk
mengetahui solusi dari hasil pengamatan apakah fixed atau float sehingga tidak dapat digunakan.
Hasil dari proses baseline juga berupa informasi ketelitian horizontal dan vertikal, RMSE, dan juga
jarak antar titik. Jika hasil dari proses tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dapat
dilakukan pengeditan sesi dari masingmasing baseline. Pengeditan sesi ini dilakukan dengan cara
pemotongan sesi dari tiap sinyal satelit yang direkam atau dengan cara menonaktifkan sinyal dari
suatu satelit. Pemotongan sesi dilakukan kepada sesi yang terlihat terputus-putus selama
pengamatan atau bisa disebut cycle slip seperti garis-garis hitam vertikal, karena itu menunjukan
bahwa sinyal tidak direkam dengan sempurna atau mengalami gangguan. Apabila proses
pengeditan sudah dilakukan, kita dapat melihat hasil pengolahan di Baseline Processing Report
dan simpan hasil tersebut.

4.2.4 Pengolahan Data Pengamatan GPS Static


Pengolahan data pengamatan GPS Static memiliki cara/ tahapan yang sama dengan
pengolahan data pengamatan GPS Rapid Static, perbedaannya ialah data yang kita import
merupakan data pengamatan GPS Static yang telah dikonversikan kedalam bentuk RINEX.

5 Hasil Pengamatan GPS


5.2 Hasil Pengamatan GPS Absolut
Hasil dari pengamatan GPS Absolut adalah perbandingan hasil data pengamatan dengan
menggunakan alat GPS handheld, GPS Single Frequency, dan GPS Dual Frequency. Hasil dari
pengamatan tersebut dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 5.2.1 Hasil Pengamatan Absolut

PENGAMATAN ABSOLUT
No. Titik GPS Handheld GPS Single Frequency GPS Dual Frequency
E (m) N (m) H (m) E (m) N (m) H (m) E (m) N (m) H (m)
ITN1 791305,5 9276774 734,65 791304,3 9236777 740,0555
PGS1 791262,1 923694,9 719,251 791262,1 923691,9 719,2502
PGS2 789401,8 9236436 782,983 789400,5 9236436 753,1223
PGS3 790776,1 9241059 968,367 790774,2 9241066 977,1401
PGS4 797270,7 9237313 795,233 797269,7 9237325 805,3962
5.3 Hasil Pengamatan GPS Rapid Static
Hasil dari pengamatan GPS Rapid Static adalah hasil pengolahan baseline dan koordinat
baseline. Hasil tersebut dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 5.3.1 Hasil Pengolahan Baseline Rapid Static


Ketelitian
Ketelitian Panjang
Pengamatan Solusi horizontal RMS (m)
vertikal (m) baseline (m)
(m)
ITN1-PGS1R Fixed 0,009 0,024 0,002 154,099
ITN1-PGS2R Fixed 0,004 0,006 0,011 1931,020
ITN1-PGS3R Fixed 0,009 0,022 0,004 4316,008
ITN1-PGS4R Fixed 0,005 0,009 0,007 5986,768

Tabel 5.3.2 Hasil Koordinat Baseline Rapid Static


Koordinat pengamatan Rapid Static
Titik
E (m) σ ΔE (m) N (m) σ ΔN (m) H (m) σ ΔH (m)
PGS1 791264,018 0,003 9236924,302 0,002 730,715 0,012
PGS2 789402,006 0,001 9236437,715 0,001 754,087 0,003
PGS3 790774,740 0,004 9241061,204 0,002 977,587 0,011
PGS4 797270,128 0,002 9237324,160 0,001 806,655 0,005

5.4 Hasil Pengamatan GPS Static


Hasil dari pengamatan GPS Static adalah hasil pengolahan baseline dan koordinat baseline.
Hasil tersebut dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 5.4.1 Hasil Pengolahan Baseline Static

Ketelitian
Ketelitian Panjang
Pengamatan Solusi horizontal RMS (m)
vertikal (m) baseline (m)
(m)
ITN1-PGS1S Fixed 0,002 0,005 0,010 154,097
ITN1-PGS2S Fixed 0,004 0,006 0,011 1931,018
ITN1-PGS3S Fixed 0,003 0,007 0,007 4315,990
ITN1-PGS4S Fixed 0,002 0,006 0,006 5986,735
Tabel 5.4.2 Hasil Koordinat Baseline Static

Koordinat pengamatan Static


Titik
E (m) σ ΔE (m) N (m) σ ΔN (m) H (m) σ ΔH (m)
PGS1 791264,019 0,001 9236924,301 0,001 737,113 0,003
PGS2 789402,008 0,001 9236437,716 0,001 760,454 0,003
PGS3 790774,722 0,001 9241061,685 0,001 984,000 0,004
PGS4 797270,094 0,001 9237324,165 0,001 813,014 0,003

Anda mungkin juga menyukai