Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM PATOFISIOLOGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Patofisiologi

Oleh:

RIANITA PUTRI / P1337434118037 / D3 TLM REGULER A

PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK

ANALIS KESEHATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

SEMARANG

2019
1. Anemia
a. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana menurunnya hemoglobin (Hb), hematokrit,
dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal.
b. Gejala
 Badan terasa lemas dan cepat lelah.
 Kulit terlihat pucat atau kekuningan.
 Detak jantung tidak beraturan.
 Napas pendek.
 Pusing dan berkunang-kunang.
 Nyeri dada.
 Tangan dan kaki terasa dingin.
 Sakit kepala.
 Sulit Berkonsentrasi.
 Insomnia.
 Kaki kram.
c. Pemeriksaan laboratorium
a) SADT, hasilnya ukuran eritrosit kecil (mikrosit), tidak sama besar
(anisositosis), dan warna eritrosit pucat (hipokrom)
b) Tes haptoglobin, bilirubin, dan fungsi liver
Ketika pecah, sel darah merah melepaskan hemoglobin ke dalam aliran darah.
Hemoglobin bergabung dengan zat kimia bernama haptoglobin. Tingkat
rendah haptoglobin dalam aliran darah merupakan tanda anemia hemolitik.
Hemoglobin dipecah menjadi senyawa yang disebut bilirubin. Tingginya
kadar bilirubin dalam aliran darah mungkin merupakan tanda anemia
hemolitik.
c) Pemeriksaan darah, ditemukan : Hb, nilai hematokrit, dan eritrosit yang
rendah.
d) Pemeriksaan sum-sum tulang, pada seluleritas menunjukkan hiperseluler,
aktivitas seri eritropoietik meningkat, dan ditemukan semua seri pematangan
eritropoietik (dari rubriblast, prorubrisit, dan metarubrisit) dengan dominasi
metarubrisit.
2. Trombositopenia
a. Pengertian
Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit dalam tubuh
menurun atau berkurang dari jumlah normalnya.
b. Gejala
 Gejala trombositopenia yang seringkali muncul adalah mudah sekali
muncul bruis ( tampak lebam ) pada tubuh
 Adanya perdarahan pada kulit seperti purpura (bercak
kebiruan/ kemerahan pada kulit) dan petekie (bintik - bintik atau pinpoint
berwarna merah/ biru/ungu pada kulit)
 Perdarahan yang sukar / lama berhenti dengan sendirinya
seperti mimisan ataupun gusi berdarah sewaktu sikat gigi.
 Perdarahan internal seperti keluar darah dari urin ataupun tinja
 Perdarahan berat terutama saat periode menstruasi
 Pembesaran limpa atau splenomegali
 Lemas dan ikterik juga menjadi gejala trombositopenia yang bisa muncul

c. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap , pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa Hb
sedikit berkurang, eritrosit normositer, bila anemi berat hypochrome
mycrositer, leukosit meninggi pada fase perdarahan dengan dominasi PMN.
Pada fase perdarahan, jumlah trombosit rendah dan bentuknya abnormal.
Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada anak.
b) Aspirasi sumsum tulang. Jumlah megakarosit normal atau bertambah, kadang
morfologi megakariosit abnormal (ukuran sangat besar, inti non boluted,
sitoplasma berfakuola, dan sedikit atau tanpa granula)
c) Pemeriksaan darah tepi, hematokrit normal atau sedikit berkurang.
3. Ikterik
a. Pengertian
Ikterik adalah warna kuning yang terlihat pada sklera, selaput lendir, kulit atau
jaringan lain akibat penumpukkan bilirubin.
b. Gejala
 Dehidrasi, Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum, muntah-
muntah)
 Pucat, Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis. Ketidakcocokan
golongan darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD) atau kehilangan darah
ekstravaskular.
 Trauma lahir, Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala), perdarahan
tertutup lainnya.
 Pletorik (penumpukan darah), Polisitemia, yang dapat disebabkan oleh
keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMK.
 Letargik dan gejala sepsis lainnya.
 Petekiae (bintik merah di kulit), Sering dikaitkan dengan infeksi
congenital, sepsis atau eritroblastosis.
 Mikrosefali (ukuran kepala lebih kecil dari normal), sering berkaitan
dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hati.
 Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa).
 Omfalitis (peradangan umbilikus).
 Hipotiroidisme (defisiensi aktivitas tiroid).
 Massa abdominal kanan (sering berkaitan dengan duktus koledokus).
 Feses dempul disertai urin warna coklat, Pikirkan ke arah ikterus
obstruktif, selanjutnya konsultasikan ke bagian hepatologi.

c. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan Bilirubin Darah
Bilirubin darah dibagi menjadi dua fraksi: bilirubin direk dan indirek.
Bilirubin direk adalah bilirubin yang telah terkonjugasi di hepar dan bersifat
larut air. Bilirubin indirek adalah bilirubin yang tidak terkonjugasi atau tidak
larut air.
b) Pemeriksaan Urobilinogen Urin
Urobilinogen akan terbentuk bila bilirubin direk telah tereduksi di usus oleh
bakteri.Pada ikterus yang dapat dilihat secara inspeksi, kadar bilirubin
biasanya sudah mencapai lebih dari dua kali nilai normal (~2,0 mg/dL). Pada
pasien dewasa, nilai normal bilirubin adalah < 1 mg/dL.
4. Hepatitis A dan B
a. Pengertian
 Hepatitis A adalah peradangan organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis
A. Infeksi yang akan mengganggu kerja organ hati ini dapat menular dengan
mudah,melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi virus.
 Hepatitis B adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Infeksi ini
dapat mengakibatkan kerusakan pada hati selanjutnya dan menyebabkan kanker
hati.

b. Gejala
Selera makan, demam, lesu, sakit perut, mual, muntah, rasa sakit pada persendian,
timbulnya penyakit kuning dan buang air besar berwarna abu-abu.

c. Pemeriksaan laboratorium

Test Fungsi Hati


 SGOT, SGPT, Gamma GT, Bilirubin, Protein Total, Albumin, dan Globulin.

Test Serologi

 HBsAg, Anti HBs, dan Anti HCV


 Pemeriksaan laboratorium pada hepatitis umumnya terdiri dari test fungsi hati
dan serologi. Test fungsi hati yang sering dilakukan sebagai test penyaring
untuk mengetahui awal adanya gangguan atau kerusakan hati adalah SGOT,
SGPT, Gamma GT, dan Bilirubin. Sedangkan test fungsi hati lebih lanjut
untuk mengetahui adanya kerusakan hati yang sudah lanjut seperti sirosis
antara lain test Protein total, Albumin, Globulin, Cholinesterase dan
Protrombin Time.
5. Diabetes Militus
a. Pengertian
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit dimana kadar glukosa di dalam darah
tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
cukup.
b. Gejala

 Poliuri (peningkatan frekuensi buang air kecil karena kelebihan produksi air seni)
 Polidipsi (rasa haus berlebihan)
 Polifagi(merasa lapar berlebihan)
 Berat badan menurun
 Lemah
 Kesemutan
 Luka/ bisul tak sembuh sembuh

c. Pemeriksaan laboratorium

Anda mungkin juga menyukai