Anda di halaman 1dari 27

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Masa remaja merupakan masa yang sangat penting dalam perkembangan

seseorang. Pada umumnya remaja didefinikasi sebagai masa peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa. Peralihan masa kanak-kanak menjadi dewasa

melibatkan perubahan berbagai aspek seperti biologis, psikologis dan social

budaya (Sarwono, 2008) Seiring dengan perkembangan biologis, maka pada usia

tertentu seseorang akan mencapai tahapan kematangan organ-organ seks, yang

ditandai dengan haid pertama atau yang disebut menarche. Menstruasi pertama

(menarche) menjadi saat saat yang mendebarkan bagi remaja putri karena

mengalaminya (Ganursa, 2001)

Di Indonesia usia remaja pada waktu menarche bervariasi antara 10 hingga 16

tahun dan rata-rata menarche pada usia 12 tahun 5 bulan (Munda et all, 2013).

Remaja yang akan mengalaminya menarche membutuhkan kesiapan mental yang

baik. Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang menunjukan bahwa

seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu datangnya

menarche (Fajri dan Khairani, 2010) Remaja yang belum siap menghadapi

menarche akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis tersebut,

mereka akan merasa haid sebagai sesuatu yang kejam dan mengancam, keadaan

ini dapat berlanjut kearah yang lebih negative (Jayanti et all, 2011). Tetapi

berbeda bagi mereka yang telah siap dalam menghadapi menarche, mereka akan
2

merasa senang dan bangga, dikarenakan mereka menganggap dirinya sudah

dewasa secara biologis (Suryani dan widyasih, 2008)

Menarche adalah pembentukan atau permulaan fungsi menstruasi (Dorland,

1996). Ovarium mulai berfungsi dibawah pengaruh hormon gonadotropin dari

hipofisis dan hormon ini dikeluarkan atas pengaruh releasing faktor dari

hipotalamus. Dalam ovarium folikel mulai tumbuh walaupun folikel-folikel itu

tidak sampai menjadi matang karena sebelumnya mengalami atresia, namun

folikel-folikel tersebut sudah sanggup mengeluarkan estrogen. Sastrawinata

dalam Wiknjosastro (2007), mengemukakan bahwa pada saat yang kira-kira

bersamaan korteks kelenjar suprarenal mulai membentuk androgen dan hormon

ini memegang peranan dalam pertumbuhan.

Remaja yang akan mengalami menarche membutuhkan kesiapan mental

yang baik. Kesiapan menghadapi menarche adalah keadaan yang menunjukan

bahwa seseorang siap untuk mencapai salah satu kematangan fisik yaitu

datangnya menarche (Fajri dan Khairani, 2010). Remaja yang belum siap

menghadapi menarche akan timbul keinginan untuk menolak proses fisiologis

tersebut, mereka akan merasa haid sebagai sesuatu yang kejam dan mengancam,

keadaan ini dapat berlanjut kearah yang lebih negatif (Jayanti et all, 2011). Tetapi

berbeda bagi mereka yang telah siap dalam menghadapi menarche, mereka akan

merasa senang dan bangga, di karenakan mereka akan menganggap dirinya sudah

dewasa secara biologis (Suryani dan Widyasih, 2008). Kebanyakan remaja

mempunyai harapan yang lebih negative terhadap menstruasi pertama (menarche)

dan merespon menstruasi pertama (menarche) secara negative. Hal ini


3

dideskripsikan oleh subjek dengan perasaan secara negative seperti merasa takut,

terkejut, sedih, kecewa, malu khawatir dan bingung (Fajri dan Khairani, 2010).

Ibu yang mempunyai peran yang lebih besar dalam memberikan informasi

tentang menstruasi kepada remaja dibandingkan ayah. Oleh karena itu, ibu di

harapkan dapat memberikan dukungan emosi sehingga remaja merasa nyaman

dan tidak takut ketika mengalami menstruasi pertama (menarche). Pengetahuan

yang dapat diberikan kepada remaja tentang menstruasi pertama (menarche) dapat

berupa pengetahuan tentang proses terjadinya menstruasi secra biologis,

kebersihan pada saat menstruasi, dukungan emosional dan dukungan psikologis (

Aboyeji, dkk, 2005).

Berdasarkan beberapa hal di atas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian dengan judul Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang

menarche di SMP Kawung Surabaya

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan Uraian dalam latar belakang diatas, perumusan masalah di ambil

adalah “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang menarche

di SMP Kawung Surabaya?”

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang menarche

di SMP Kawung Surabaya.


4

2. Tujuan Khusus

Mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang

menarche di SMP Kawung Surabaya

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian

ilmiah khususnya tentang tingkat pengetahuan remaja putri tentang

menarche di SMP Kawung Surabaya

2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini dapat menambah bahan pustaka di Program Studi

DIII Keperawatan Kampus Sutopo Surabaya dan sebagai tolak ukur

untuk menilai kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian

3. Bagi Petugas Kesehatan

Dapat menambah pengetahuan dan sebagai acuan untuk meningkatkan

mutu program–program kesehatan serta untuk meningkatkan mutu

pelayanan kesehatan.
5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

1. KONSEP PENGETAHUAN

a. Pengertian

Pengertian merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, dan rasa. Sebagai besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003)

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan pengalaman itu

merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

(Notoadmojo, 2007). Tidak adanya pengetahuan atau pengalaman sama

sekali mengenai suatu objek akan cenderung membentuk sikap negative

terhadap objek dan sebaliknya adanya pengalaman atau pengetahuan yang

baik akan membentuk sikap yang positif dalam melakukan suatu aktifitas.

Pengetahuan ini dalam memperoleh memerlukan usaha yang sungguh-

sungguh melalui suatu proses pendidikan, atau yang lainya (pusparini,

2010).

b. Tingkat pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting


6

untuk terbentuknya tindakan seseorang, menurut (Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan yang dicakup di dalam dominan kognitif mempunyai enam

tingkat yaitu:

1) Tahu, diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang sepesifik dari seluruh bahan

yang di pelajari atau rangsangan yang diterima

2) Memahami, adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan

materi secara benar

3) Aplikasi, di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.

4) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi kedalam

komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi

tersebut, dan masih ada kaitanya satu sama lain.

5) Sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru.

6) Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap

suatu materi atau obyek, penilaian itu berdasarkan suatu kriteia yang

telah di tentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang

telah ada.

Menurut (Notoatmodjo, 2003) pengalaman merupakan cara untuk


7

memperoleh kebenaran tentang pengetahuan. Pengalaman sebagai sumber

pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) factor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan yaitu:

1) Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang maka proses perkembangan

mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada usia tua responden tidak

dapat menerima pengetahuan baru karena terjadinya kemunduran

kondisi fisiologis tubuh baik kondisi fisik maupun mental.

2) Intelegensia

Intelegensia diartikan sebagai kemampuan untuk belajar dan berfikir

abstrak guna menyesuaikan diri secara matang dalam situasi baru.

Intelegensia bagi seorang merupakan salah satu modal untuk berfikir

dan mengelolah berbagai informasi secara terarah sehingga mampu

menyesuaikan dengan lingkungan.

3) Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima hal-hal

baru dan mudah menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti


8

dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan

atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih

matang pada diri individu, kelompok, masyarakat, kegiatan atau

proses belajar ini terjadi dimana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja,

didalam kegiatan belajar mengajar terdapat 3 (tiga) persoalan proses

adalah pokok yaitu persoalan masukan yaitu (input). Persoalan

proses, persoalan keluaran (output). Persoalan masukan yaitu

menyangkut sasaran belajar, persoalan proses adalah mekanisme dan

interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri

subjek belajar sedagkan persoalan keluaran adalah merupakan hasil

belajar itu sendiri yaitu perubahan kemampuan atau perilaku subjek

belajar.

4) Pengalaman

Berkaitan dengan umur dan pendidikan individu, bahwa pendidikan

yang tinggi maka pengalaman akan luas, sedangkan semakin tua

umur seseorang maka pengalaman akan semakin banyak.

5) Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang.

Meskipun seseorang mempunyai pendidikan rendah, tetapi jika ia

mendapat informasi yang baik dari berbagai media misalnya,

televise, radio, surat kabar, dan lain sebagainya hal ini tentunya akan

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

6) Sosial ekonomi
9

Lingkungan social akan mendukung tingginya pengetahuan

seseorang, sedang ekonomi dikaitkan dengan pendidikan, ekonomi

baik tingkat pendidikan akan tinggi sehingga tingkat pengetahuan

akan tinggi juga

7) Budaya

Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang,

karena informasi yang baru akan disaring kira-kira sesuai tidak

dengan budaya yang ada dan agamanya yang dianut.

8) Lingkungan

Lingkungan adalah sesuatu yang berpengaruh terhadap pribadi

seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh social terutama bagi

seseorang dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik

maupun hal-hal yang buruk.

d. Kategori Tingkat Pengetahuan

a) Baik, bila subyek mampu menjawap dengan benar 76-100% dari

seluruh pertanyaan.

b) Cukup bila subyek mampu menjawap dengan benar 56-75% dari

seluruh pertanyaan.

c) Kurang, bila subyek mampu menjawap dengan benar <56% dari

seluruh pertanyaan.
10

2. KONSEP DASAR MENARCHE

a. Pengertian

Menarche merupakan menstruasi pertama yang di alami wanita

sebagai tanda kedewasaan. Kedewasaan maksudnya adalah ovarium

telah dewasa, jadi telah memiliki kemampuan untuk menghasilkan

sel telur (dalam masa oosit) untuk dilepaskan ke oviduct melalui

peristiwa ovulasi. Oleh karena tidak terjadi pembuahan dan

implantasi, maka oosit meluruh disertai meluruhnya penebalan

dinding rahim yang mengakibatkan terlukanya pembulu darah uterus

dan terjadilah menstruasi (Manuaba, 1999)

b. Usia Menarche

Sebagai seorang wanita, haid (menstruasi) sering dianggap

sebagai tanda mulai memasuki usia dewasa/puber dari segi biologis.

Haid yang pertama kali bagi seorang wanita pada usia menarche,

dikatakan normal apabila berusia 10-13 tahun dikatakan lambat jika

menarchenya berusia di atas 13 tahun, sedangkan dikatakan lambat

jika menarchenya berusia diatas 13tahun, sedangkan dikatakan cepat

apabila menarchenya berusia dibawah 10 tahun (Manuaba, 1999).

c. Perubahan fisik pada menarche

Yang dimaksud dengan perubahan fisik remaja yaitu terjadinya

perubahan secara biologis yang ditandai dengan kematangan organ

seks primer maupun organ seks sekunder, yang dipengaruhi oleh

kematangan hormone seksual. Hormon seks pada remaja wanita di


11

sebut hormone estrogen.

Kematangan hormone seks (sex hormones) akan mengubah

pola pertumbuhan seorang anak. Sebelum masa pubertas, seorang

anak rata-rata mengalami pertumbuhan sepanjang 2-3 inchi setiap

tahunnya (1 inchi = 2,5 cm). ketika mencapai pubertas, anak tumbuh

secara cepat yakni rata-rata 4-6 inchi per tahun.

Selain mempercepat perubahan fisik, hormone seks juga

mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tulang-tulang

kerangka (skeleton). Akhir pertumbuhan fisik yang dialami remaja

diperkirakan pada usia 18 tahun dan setelah masa itu diperkirakan

tidak terjadi pertumbuhan / penambahan tinggi badan lagi. Untuk

lebih jelasnya, papalia, olds dan felman (2001) mengungkapkan

karakteristik perubahan fisik remaja, yakni yang tercantum dalam

table di bawah ini.

Tabel 2.1 Karakteristik perubahan fisik

Usia Perubahan fisik


<11 Tahun 1. Pertumbuhan payudara:
Pubertas
2. Rambut pubis: Prapubertas
3. Kecepatan tumbuh:
Prapubertas (5cm / Tahun)
11-15 Tahun 1. Pertumbuhan payudara:
teraba penonjolan areola
melebar
2. Rambut pubis: pertumbuhan
rambut kemaluan (pubic hair)
3. Kecepatan tumbuh : Pacu
tumbuh
12 tahun 1. Pertumbuhan payudara:
payudara dan areola
membesar, batas tidak jelas.
12

2. Rambut pubis: Lebih hitam,


mulai ikal lebih bertambah
3. Kecepatan tumbuh : pacu
tumbuh
13 tahun 1. Menarche
2. Pertumbuhan payudara:
areola dan papilla membentuk
bukit kedua
3. Rambut pubis: Keriting,
kasar, seperti dewasa, belum
ke paha atas
4. Pertumbuhan melambat
14-15 tahun 1. Pertumbuhan payudara:
bentuk dewasa areola tidak
menonjol
2. Rambut pubis: bentuk
segitiga seperti dewasa, ke
paha atas.
3. Kecepatan tumbuh:
pertumbuhan minimal.

d. Faktor yang mempengaruhi Usia Menarche

1) Faktor internal

a) Organ Reproduksi

Faktor yang mempengaruhi usia menarche adalah vagina tidak

tumbuh dan berkembang dengan baru, rahim yang tidak tumbuh,

indung telur yang tidak tumbuh. Beberapa anak tidak mendapat haid

karena vaginanya mempunyai sekat. Tidak jarang ditemukan kelainan

lebih kompiek lagi dimana gadis tersebut tidak mempunyai rahim atau

rahim tidak tumbuh dengan sempurna yang di setai tidak mempunyai

lubang kemaluan. Kelainan ini disebut ogenises genitalis bersifat

permanen artinya tersebut tidak akan mendapatkan haid selama

lamanya.
13

b) Hormonal

alat reproduksi wanita merupakan alat akhir (end organ) yang

dipengaruhi oleh system hormonal yang kompiek. Rangsangan yang

dating dari luar masuk dipusat panca indra diteruskan melalui striae

terminalis menuju pusat yang tersebut “puberitas inhibitor” dengan

hambatan tersebut tidak terjadi rangsangan terhadap hypothalamus,

yang akan memberikan rangsangan pada “hipofise pars posterior”

sebagai “Mother of glad” (pusat kelenjar-kelenjar”). Rangsangan yang

terus menerus dating di tangkap panca indera, dengan makin selektif

dapat lolos menuju hypothalamus dan selanjutnya terus menuju

hypothalamus dan selanjutnya terus menuju hipofise anterior

mengeluarkan hormone yang dapat merangsang kelenjar untuk

mengeluarkan hormone sepesifik yaitu kelenjar tyroid memproduksi

hormone tiroksin, kelenjar indung telur memproduksi hormone

estrogen dan progesterone, sedangkan kelenjar adrenal menghasilkan

hormone adrenalin,. Pengeluaran hormone spesifik sangat penting

untuk tumbuh kembang mental fisik.

Perubahan yang berlangsung dalam diri seorang gadis pada masa

pubertas dikendalikan oleh hypothalamus yakni suatu bagian tertentu

pada otak manusia. Kurang lebih sebelum gadis itu mengalami datang

bulan atau haid, maka hypothalamus itu mulai menghasilkan zat

kimia, atau yang kitasebut sebagai “hormon” yang akan

dilepaskannya. Hormone pertama yang dihasilkan adalah perangsang


14

kantong rambut (FSH: Folikel stimulating hormon). Hormone ini

merangsang pertumbuhan folikel yang mengandung sel telur dalam

indung telur. Terangsang oleh FSH ini, maka folikel itupun

menghasilkan estrogen yang membantu pada bagian dada dan alat

kemaluan gadis.

c) Penyakit

Beberapa penyakit kronis yang menjadi penyebab terlambatnya

haid diantaranya infeksi, kanker payudara dan lain-lain kelainan ini

menimbulkan berat badan yang sangat rendah

3. Konsep Dasar Remaja

a. Pengertian remaja

Istilah adolescentia berasal dari istilah latin, adolescentia, yang berasal

dari masa muda yang terjadi antara 17-30 tahun. (Singgih D. Gunarsa,

1991) akhirnya menyimpulkan bahwa proses perkembangan psikis remaja

dimulai antara 12-22 tahun. Jadi, remaja (adolescentia) adalah masa

transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang

ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, dan psikososial. Secara

kronologis yang termasuk dalam remaja ini berkisar antara usia 12 atau

13-21 tahun (Dariyo, 2004).

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa

dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk

memasuki masa dewasa (Rumini, 2004 yang dikutip suparyanto, 2010).


15

Fase remaja adalah merupakan segmen perkembangan individu yang

sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

(seksual) sehingga mampu bereproduksi (Yusuf, 2009 yang dikutip

Suparyanto, 2010)

Kesimpulan dari pengertian remaja menurut beberapa sumber diatas

adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk

memasuki masa dewasa, yang diawali dengan matangnya organ-organ

fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

b. Penggolongan remaja

Penggolongan remaja menurut, (Thornburg yang dikutip oleh Dariyo,

2004) terbagi menjadi 3 tahap, yaitu a). remaja awal (usia 13-14 tahun),

b). remaja tengah (usia 15-17 tahun), c). remaja akhir (usia 19-21 tahun).

Masa remaja awal, umumnya individu telah memasuki pendidikan di

bangku sekolah menengah tingkat pertama (SMP), sedangkan masa

remaja tengah, individu sudah duduk disekolah atas (SMA). Kemudian

mereka yang tergolong remaja akhir, umumnya sudah memasuki dunia

perguruan tinggi atau lulus SMA dan mungkin sudah bekerja.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan remaja

Menurut pandangan (Ganursa, 1991 yang dikutip Dariyo, 2004 : 14)

bahwa secara umum ada 3 faktor yang mempengaruhi perkembangan

remaja :
16

1). Faktor endogen (nature)

Dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan-perubahan

fisik maupun psikis dipengaruhi oleh faktor internal yang bersifat

herediter yaitu yang diturunkan oleh orang tuanya misalnya postur

tubuh, bakat-minat, kecerdasan, dan lain-lain.

2). Faktor exogen (nurture)

Pandangan faktor exogen menyatakan bahwa perubahan dan

perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

berasal dari luar diri individu itu sendiri. Faktor ini diantaranya

berupa lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik

berupa tersedianya sarana dan fasilitas, letak geografis, cuaca, iklim,

dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial adalah lingkungan di

mana seorang mengadakan relaksi atau interaksi dengan individu

atau kelompok di dalamnya. lingkungan sosial ini dapat berupa:

keluarga, teman, tetangga, lembaga pendidikan, dan lain-lain.

3). Interaksi antara endogen dan exogen

Kedua faktor ini sangat berpengaruh, sehingga terjadi interaksi

internal dan eksternal yang kemudian membentuk dan

mempengaruhi perkembangan individu, karena faktor internal dan

eksternal mempunyai peranan yang sama besarnya, bagi

perkembangan dan pertumbuhan individu. Oleh karena itu,

sebaiknya dalam memandang dan memprediksi perkembangan


17

seseorang harus melibatkan kedua faktor tersebut secara utuh

(holistik).

d. Perubahan fisik remaja (Dariyo, 2004 : 16)

Bila membicarakan mengenai perubahan fisik remaja, maka harus pula

menyebutkan hal-hal seperti : karakteristik fisik remaja, tanda

kematangan seksual, dan reaksi terhadap menarche atau spermarche.

1). Karakteristik perubahan fisik remaja

Yang dimaksud dengan perubahan fisik remaja yaitu terjadinya

perubahan secara biologis yang ditaindai dengan kematangan organ

sex primer maupun sekunder, yang dipengaruhi oleh kematangan

hormone seksual. Hormone sex pada remaja wanita disebut estrogen.

2). Perubahan fisik pada anak perempuan

Perubahan yang terlihat jelas pada anak perempuan saat memasuki

pubertas pertama-tama adalah payudara pada usia 7-13 tahun, sejalan

dengan pertumbuhan payudara, bagian pinggul dan paha semakin

berisi, diikuti dengan melebarnya bagian tubuh disekitar pinggul,

sebagai jalan lahirnya bayi, setelah itu tumbuh rambut disebagian

tubuh, seperti diketiak dan disekitar vagina usia 7-14 tahun. Terakir

sebagai pelengkap semuanya pada masa pubertas, seorang

perempuan akan mengalami menarche usia 10-16,5 tahun (Dariyo,

2004)

3). Tanda kematangan seksual

`Kematangan seksual pada remaja wanita mengalami


18

menstruasi pertama yaitu yang disebut dengan istilah menarche.

Menarche terjadi kira-kira pada usia 11 tahun, yakni setelah

tumbuhnya payudara, uterus, dan pertumbuhan rambut kemaluan.

Hal ini terjadi karena adanya kematangan hormone seksual dalam

diri remaja. Konsekuesinya bila terjadi pertemuan antara

sepermatozoa dan ovum pada remaja, maka akan menyebabkan

terjadinya konsepsi yakni sebagai tanda awal kehamilan (Dariyo,

2004).

4). Reaksi remaja terhadap menarche

Semenjak memasuki masa remaja, setiap individu mengalami

perubahan fisik yang cepat. Salah satu perubahan fisik yang

menandai sifat kedewasaan remaja ialah menstruasi. Ada berbagai

macam cara remaja merespon terhadap menstruasi dan (Dariyo,

2004)

a). Reaksi remaja wanita terhadap menarche (Dariyo, 2004)

(1). Reaksi Negatif

Yaitu suatu pandangan yang kurang baik dari seorang

remaja wanita ketika dirinya memandang terhadap

munculnya menstruasi. Ketika muncul menstruasi pertama,

seorang individu akan merasakan adanya keluhan-keluhan

fisiologis (sakit kepala, sakit pinggang, mual-mual,

muntah) maupun kondisi psikologis yang tidak stabil

(bingung, sedih, setress, cemas dan mudah tersinggung,


19

marah, emosional). Hal ini kemungkinan karena

ketidaktahuan remaja tentang perubahan-perubahan

fisiologis yang terjadi pada awal kehidupan seorang remaja

wanita, maka menstruasi dianggap sebagai sesuatu hal yang

tidak baik. Oleh karena itu, peran orang tua maupun guru

disekolah agar bersedia memberi informasi yang benar agar

dapat mengurangi sikap yang membingungkan bagi remaja.

(2). Reaksi Positif

Yang dimaksud dengan reaksi positif adalah

individu yang mampu memahami, menghargai, dan

menerima adanya menstruasi pertama sebagai tanda

kedewasaan seorang wanita. Umunya mereka yang dewasa

ditandai dengan konsep diri yang positif, yakni memiliki

kemampuan untuk melihat gambaran diri mengenai

kelebihan dan kekurangan diri sendiri, artinya mereka

mampu untuk mengevaluasi diri. Dari kemampuan tersebut

akan menumbuhkan perasaan untuk dapat menghargai diri

sendiri, yang pada akhirnya akan membentuk rasa percaya

diri. Orang yang percaya diri, akan memiliki rasa optimis

dan penuh harapan terhadap masa depanya


20

B. Kerangka Konsep

Remaja Putri Perubahan Hormonal Menarche

Pengetahuan Tingkatan Pengetahuan

Tentang Menarche

1. Pengertian

2. Usia

3. Perubahan

4. Faktor yang

mempengaruhi

Keterangan: menarche

: : Diteliti

: Tidak diteliti

: Menyatakan hubungan
21

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun

peneliti pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2008).

Rancangan menggunakan desain penelitian deskriptif yaitu rancangan

penelitian untuk mendeskripsikan kejadian yang terjadi pada masa sekarang

yang artinya penelitian hanya melakukan pengamatan atau survei terhadap

variabel penelitian (Nursalam,2008). Dalam penelitian ini yang akan

dideskripsikan adalah Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang

menarche di SMP Kawung Surabaya.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia, klien) yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam, 2008). Pada penelitian

ini populasi yang diambil adalah siswi kelas VII yang sudah mengalami

menarche di SMP Kawung Surabaya

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2008)


22

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel 10 siswi kelas VII yang

memiliki kriteria :

a. Remaja putri di SMP Kawung Surabaya yang bersedia diteliti.

b. Remaja putri Kelas VII dengan usia 12 tahun.

c. Remaja yang sudah mengalami menarche

3. Teknik Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk

dapat mewakili populasi (Nursalam, 2008). Teknik pengambilan sampel

secara purposive sampling yaitu suatu teknik pengambilan sampel

didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri

berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (Nursalam, 2008). Variabel dalam penelitian ini adalah

menggunakan variabel tunggal yaitu “Tingkat pengetahuan remaja putri

tentang menarche”

D. Definisi Operasional

Batasan istilah (definisi operasional) adalah konsep dalam penelitian dibuat

batasan dalam istilah yang operasional, maksudnya adalah agar tidak ada makna

ganda dari istilah yang digunakan dalam penelitian (Heriyanto,2012)


23

Tabel 3.1 Definisi Operasional Gambaran tingkat pengetahuan remaja putri

tentang menarche di SMP Kawung Surabaya

Variabel Definisi Alat Ukur Skala Skor/Kriteria


Penelitian Operasional Parameter

Pengetahuan Merupakan Tingkatan Pengetahuan Kuesioner Ordinal 1. Pengetahuan Baik


remaja putri segala bila nilai
terhadap informasi remaja putri tentang presentase 76-
menarche yang 100%
menarche
diketahui 2. Pengetahuan
oleh remaja 1. Pengertian Cukup bila nilai
putri di presentase 56-75%
SMP 2. Usia 3. Pengetahuan
Kawung Kurang bila nilai
Surabaya 3. Perubahan presentase ≤ 55%
tentang
menarche 4. Faktor yang

mempengaruhi

menarche

E. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Penelitian ini akan dilakukan di SMP Kawung Surabaya pada bulan awal

2. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2016


24

F. Etika Penelitian

1. Lembar persetujuan Penelitian (Informed Consent)

Lembar persetujuan penelitian ditujukan dan dijelaskan kepada responden

dengan tujuan responden dapat mengerti maksud dan tujuan

menandatangani lembar persetujuan dan jika tidak bersedia, peneliti akan

menghormati hak klien.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak akan

mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (kuesioner)

yang diisi oleh subyek.

3. Kerahasiaan (Confidentially)

Semua informasi akan diberikan oleh subyek maupun hasil pengamatan

peneliti dijamin kerahasiannya.

G. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam,2008). Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang

digunakan adalah kuesioner yaitu pertanyaan tertulis yang mudah tersusun

dengan baik sudah matang untuk memperoleh informasi dari responden.

H. Prosedur Pengumpulan data, Pengolahan Data, dan Analisa Data

1. Pengumpulan Data
25

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

proses pengumpulan karakteristik subyek yang diberikan. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membagi

kuesioner tertutup dan memberikan pernyataan yang telah disediakan

peneliti dengan jumlah butir pernyataan yang sesuai dengan parameter.

Kemudian responden diberi penjelasan cara pengisian kuesioner tertutup.

2. Pengelolaan Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan melalui tahap-tahap

sebagai berikut :

a. Editing

Yaitu memeriksa semua data yang telah dikumpulkan melalui

kuesioner, model closed ended, hal ini untuk mengecek kembali apakah

kuesioner telah diisi dan apabila ada ketidakcocokan meminta mengisi

kembali yang masih kosong

b. Coding

Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom-kolom

untuk merekam data secara manual (Notoatmodjo, 2010). Setelah

semua check list diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan

pengkodean (coding), yakni mengubah data berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan. Koding atau pemberian kode

ini sangat berguna dalam memasukkan data.

c. Skoring
26

Untuk penilaian tindakan dilakukan dengan menggunakan skala Likert.

Cara ini dengan menetapkan bobot jawaban terhadap tiap item atau sub

item yang ditetapkan. Masing-masing responden diminta melakukan

agreement atau disagreement-nya

Hasil pengolahan data dalam bentuk presentase diinterpretasikan

kualitatif sebagai berikut pengetahuan remaja putri terhadap menarche.

Pernyataannya berbentuk pernyataan positif dan pernyataan negatif,

untuk masing-masing point dengan skor sebagai berikut:

1) Bila pernyataan positif jawaban positif :1

2) Bila pernyataan positif jawaban negatif :0

3) Bila pernyataan negatif jawaban negatif :1

4) Bila pernyataan negatif jawaban positif :0

Dari hasil jawaban responden, kemudian dibandingkan atau dibagi dengan

jumlah maksimal lalu dikalikan 100% dengan rumus:

N = Sp x 100%
Sm

Keterangan :

N : Nilai yang didapat

Sp : Skor yang didapat responden

Sm : Skor maksimal

(Nursalam, 2008)

Kemudian pengolahan data dikelompokkan dengan cara presentase

sebagai berikut :

1) Jawaban responden dikelompokkan dengan pengetahuan remaja


27

putri terhadap menarche baik apabila nilai presentase 76-100%

2) Jawaban responden dikelompokkan dengan pengetahuan remaja

putri terhadap menarche cukup apabila nilai presentase 56-75%

pengetahuan

3) Jawaban responden dikelompokkan dengan pengetahuan remaja

putri terhadap menarche kurang apabila nilai presentase ≤ 55%

d. Tabulating

Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau

yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2010). Kemudian skore

dijumlahkan dan dikelompokkan.

3. Analisa Data

Analisa data adalah suatu pengolahan yang dilakukan oleh peneliti

dengan menggunakan tehnik tertentu dari data yang telah didapatkan

(Heriyanto, 2012). Pada penelitian ini menggunakan analisa deskriptif

dalam bentuk narasi dan tabel.

Anda mungkin juga menyukai